Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MILDA DESYANA

NIM : 223125915588

KONEKSI ANTAR MATERI


TOPIK 3 FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA
Mahasiswa membuat sebuah kesimpulan dan pesan kunci dengan mengaitkan pemahaman
dari Topik III dengan Topik I dan Topik II. Sejauh mana topik tentang identitas manusia
Indonesia menjadi sebuah pemahaman yang berkesinambungan dalam proses belajar.
Mahasiswa membangun perspektif kritis dengan mengacu pada Mata Kuliah Sosio-Kultural
dan Mata Kuliah Psikologi Perkembangan untuk melihat bagaimana latar belakang sosial
budaya dan pola asuh serta Mata Kuliah Pendidikan di Daerah Khusus.

Manusia Indonesia sebagai Manusia Pancasila

Manusia Indonesia sebagai manusia Pancasila artinya menjadikan Pancasila


sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Sikap dan perilaku manusia
Indonesia tercermin dalam butir-butir Pancasila. Pada sila pertama, Ketuhanan Yang
Maha Esa, Manusia Indonesia percaya dan
taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Jika dikaitkan
dengan nilai-nilai pendidikan Indonesia yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara,
guru sebagai tauladan memberikan contoh sikap dan perilaku yang berpedoman
pada nilai-nilai beragam seperti bersikap toleransi, taat beribadah, mengikuti
kegiatan keagamaan maupun berdoa sebelum kegiatan pembelajaran.

Pada sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, manusia Indonesia
mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai mahkluk Tuhan Yang Maha Esa. Jika dikaitkan dengan nilai-nilai pendidikan
yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah guru sebagai tauladan dan
penggerak bagi peserta didik. Guru bisa memberikan tauladan untuk bersikap saling
menghormati dan menghargai antar warga sekolah, sikap saling tolong-menolong.
Sebagai penggerak guru bisa memperlakukan peserta didik secara adil, mampu
mewadahi bakat minat siswa.

Pada sila ketiga, Persatuan Indonesia, manusia Indonesia mampu menempatkan


persatuan, kesatuan serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepetingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Jika
dikaitkan dengan nilai-nilai pendidikan Ki Hajar Dewantara, guru memberikan contoh
sikap rukun antar warga sekolah, mengembangkan sikap kerja sama antar warga
sekolah, mengembangkan pembelajaran dengan mengutamakan kolaborasi peserta
didik. Selain itu, guru dan kepala sekolah berkolaborasi untuk mengadakan kegiatan
yang mempererat rasa persatuan peserta didik, contohnya kompetisi olahraga dan
pameran budaya.
Pada sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebjiaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, manusia Indonesia mengutamakan musyawarah
dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Artinya sebagai guru, kita
membiasakan dari dalam diri untuk saling menghargai dan menghormati dalam
berpendapat, mengutamakan kepentingan bersama dan membiasakan peserta didik
untuk mengutamakan mufakat dalam mengambil keputusan terkait kepentingan
kelas. Mengembangkan sikap menghargai dan menghormati dalam diri peserta didik
melalui kegiatan pembelajaran diskusi kelas.

Pada sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, manusia
Indonesia tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan
gaya hidup mewah, suka bekerja keras, menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Dikaitkan dengan nilai-nilai
pendidikan Ki Hajar Dewantara, guru memberikan contoh untuk hidup sederhana,
melatih peserta didik untuk gemar menabung, memotivasi peserta didik untuk giat
belajar, mewadahi bakat minat melalui kegiatan ekstrakulikuler maupun rutin
memberi apresiasi atas capaian peserta didik, baik secara sikap, prestasi akademik
dan non akademik.

Anda mungkin juga menyukai