Anda di halaman 1dari 4

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

KONEKSI ANTAR MATERI


TOPIK 5
Telaah Praktik Baik Pendidikan yang Memerdekakan

Disusun Oleh

ERJUN. D
2221804009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE
1. Keterkaitan antara topik II dan topik III :

1) Pada topik I kita akan mempelajari serta menghayati perjuangan pendidikan Indonesia
dari zaman penjajahan hingga kemerdekaan. Kita akan melihat perbedaan antara
pendidikan sebelum kemerdekaan yaitu pada tahun 1854 pendidikan hanya
dikhususkan untuk orang-orang tetentu dalam rangka mendukung usaha dana
pemerintah Hindia-Belanda yang hanya diajarkan sebatas membaca dan menulis. Pada
tahun yang sama lahirlah sekolah bumi putera yang mengajarkan membaca, menulis,
dan berhitung secukupnya. Hingga pada 20 mei 1908 lahirlah organisasi Boedi
Oetomo. Dan pada tahun 1922 lahirlah taman siswa di Yogyakarta sebagai gerbang
emas pendidikan nasional. Pendidikan pada zaman ini masih terpaku pada ideologi
bangsa Belanda yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia masyarakat
Indonesia yang siap bekerja bagi pemerintahan Belanda. Walaupun begutu rakyat
Indonesia memiliki semangat yang tinggi untuk mengenyam pendidikan.Sedangkan
berbeda dengan pendidikan sesudah kemerdekaan. pada saat ini, Indonesia lebih
leluasa dan lebih mudah mendapatkan layanan pendidikan tanpa ada intervensi dari
bangsa lain. Bukan hanya layanan pendidikan yang sekarang ini mudah diakses tetapi
terdapat banyak jenis-jenis pelajaran yang ada di setiap penyedia pendidikan di
Indonesia. Begitupun dengan media pembelajaran yang digunakan lebih bervariatif.
Pembelajaran pada abad ini mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan penguasaan terhadap teknologi.
2) Pada topik IV kita akan mempelajari tentang Pancasila sebagai entitas dan identiotitas
bangsa Indonesia yang memiliki keragaman baik dari agama, suku, ras, kebudayaan,
etnis, sosisial, dan bahasa. Selain itu wujud dari nilai-nilai pancasila yang diterapkan
dalam lingkungan sekolah yaitu profil pelajar pancasila yang memiliki enam elemen
dalam Profil Pelajar Pancasila, yaitu: berakhlak mulia, berkebinekaan global, mandiri,
bergotong royong, bernalar kritis, dan kreatif.
3) Topik IV dan I memiliki keterkaitan yaitu menumbuhkan kesadaran calon guru
Profesional terkait perjuangan bangsa Indonesia dari masa ke masa demi terciptanya
pendidikan Indonesia yang lebih baik dari masa ke masa. Selain itu, ada pun bapak
pendidikan Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara yang melahirkan pemikiranpemikiran
yang masih di pakai hingga saat ini. Salah satunya adalah pendidikan yang berdasarkan
Profil Pelajar Pancasila. Setiap siswa tentunya datang dari latar belakang sosial,
budaya, dan ekonomi yang berbeda-beda sehingga kita sebagai seorang guru harus
mampu menyikapi perbedaan tersebut dengan berbegai strategi dan metode agar
pembelajaran dalam berpusat pada peserta didik dan tetap mengutamakan profil pelajar
Pancasila.

2. Keterkaitan antara topik II dan topik III :

1) Pada topik II kita akan mempelajari tentang dasar-dasar pemikiran Ki Hajar


Dewantara. Pemikiran- pemikiran beliau menjadi acuan para guru, pemangku
kebijakan, orang tua dan pejuang pendidikan untuk menyelenggarakan pendidikan
yang mencerminkan “Merdeka Belajar”. Dalam pandangannya pendidikan dan
pengajaran dalam memahami tujuan pendidikan. Menurutnya onderwij atau pengajaran
adalah bagian dari pendidikan. Pengajaran yang dimaksud adalah proses pendidikan
yang bertujuan untuk memberikan ilmu atau faedah untuk bekal sesorang dalam
menjalani kehidupan baik secara lahir maupun batin. Sedangkan Pendidikan
(Opvoeding) memberi tuntunan (menuntun) terhadap segala kekuatan kodrat yang
dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggitingginya, baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Jadi menurut KHD (2009), “Pendidikan dan Pengajaran merupakan usaha persiapan
dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup
bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Oleh sebab
itu, pendidikan dan pengajaran adalah 2 hal yang tidak dapat dipisahkan karena hal
tersebut merupakan usaha persiapan dan persedian untuk membekali seseoran dalam
segala kepentingan kehidupannya baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya. KHD juga menegaskan bahwa kita medidik siswa harus sesuai dengan
tunyutan alam dan zamannya sendiri. artinya, cara belajar dan interaksi murid abad ke-
21 tentunya sangar berbeda dengan para peserta didik pertengahan dan akhir abad ke
20.
2) Pada topik III kita akan mempelajari tentang identitas manusia Indonesia. Hal tersebut
termuat dalam Pancasila. Pancasila intisari yang merangkum nilai-nilai, jiwa dan
semangat yang dihidupi oleh masyarakat Indonesia yang selalu menjunjung tinggi nilai
saling tolong menolong (gotong royong). Ditengah keberagaman, diharapkan
pendidikan menjadi tempat untuk pelestarian keberagaman, menemukan nilai-nilai
yang menyatukan keberagaman, dan melawan segala bentuk yang merongrong
kesatuan.
3) Topik II dan topik III memiliki keterkaitan yaitu dasar pemikiran Ki Hajar Dewantara
yang mengutamakan nilai-nilai pancasila serta mendorong siswa agar tetap bersatu
walaupun banyak perbedaan.

3. Kesimpulan :
Pendidikan indonesia sudah mengalami perubahan dari zaman ke zaman. Tugas
kita sebagai calon guru di abad-21 adalah melanjutkan perjuangan para pejuang
pendidikan Indonesia. Walaupun pendidikan di zaman sekarang dapat diakses tanpa
intervensi dari negara lain, kita sebagai calon guru profesionel harus mendidik anak-anak
sesuai dengan tuntutan zaman tanpa meninggalkan identitas bangsa Indonesia. Pada
pendidikan di abad ini dikenal dengan merdeka belajar. Hal itu berarti kita sebagai guru
harus menciptakan lingkungan belajar yang memerdekakan peserta didik. Salah satunya
adalah dengan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Pembelajaran yang berpihak pada
siswa salah satunya dengan memberi kesempatan siswa untuk mengemukakan pendapat.
Kemudian memberi kebebasan membangun sendiri pengetahuannya, tidak selalu
mengikuti keinginan gurunya.

Anda mungkin juga menyukai