Anda di halaman 1dari 3

TEACHING AT THE RIGHT LEVEL (TaRL)

Teaching at The Right Level (TaRL) merupakan pendekatan pembelajaran yang


mengacu pada tingkat capain atau kemampuan peserta didik. Pendekatan
pembelajaran ini tidak mengacu pada tingkat kelas peserta didik. Namun,
pembelajaran disesuaikan dengan capain, tingkat kemampuan, kebutuhan peserta
didik, untuk mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan.

TaRL ini adalah bentuk implementasi yang sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara. Dengan memperhatikan capaian, tingkat kemampuan,
kebutuhan peserta didik sebagai acuan untuk merancang pembelajaran, maka kita
melakukan segala upaya kita untuk berpusat pada peserta didik.

Tujuan pengajaran dengan menggunakan pendekatan ini adalah penguatan


kemampuan numerasi dan literasi pada peserta didik, serta pengetahuan pada mata
pelajaran yang menjadi capaian pembelajaran. Peserta didik tidak terikat pada
tingkat kelas. Namun dikelompokkan berdasarkan fase perkembangan ataupun
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik yang sama.

Setiap fase ataupun tingkatan tersebut mempunyai capaian pembelajaran yang


harus dicapai. Proses pembelajaran peserta didik akan disusun mengacu pada
capaian pembelajaran tersebut. Namun disesuaikan dengan karakteristik, potensi,
kebutuhan peserta didiknya. Kemajuan hasil belajar akan ditentukan berdasarkan
evaluasi pembelajaran. Peserta didik yang belum mencapai capaian pembelajaran
di fasenya, akan mendapatkan pendampingan oleh pendidik untuk bisa mencapai
capaian pembelajarannya.

Pendekatan ini sudah digunakan di beberapa negara, antara lain: India, Kenya,
Australia, dan sebagainya. Pada penelitian hasil studi di India, dari 200 sekolah yang
mengikuti program melatih kemampuan membaca, terdapat peningkatan 19%
jumlah peserta didik yang mampu membaca paragraf singkat atau cerita. Peserta
didik pada awalnya dikelompokkan sesuai dengan tingkat kemampuannya terlebih
dahulu, lalu diberikan pengajaran sesuai dengan tingkat kemampuannya terlebih
dahulu, lalu diberikan pengajaran selama satu jam setiap hari, sesuai dengan
tingkatan kemampuan mereka. Hal serupa juga terjadi pada studi lainnya di India,
484 sekolah dan hanya dalam 50 hari terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang
mampu membaca paragraf singkat atau cerita sebanyak 33%.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dengan mengetahui capaian atau


tingkatan kemampuan peserta didik sebagai acuan untuk penyusunan
pembelajaran, pendidik mampu mengembangkan peserta didik dengan lebih baik.
Pembelajaran disusun sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik,
karena itu tentunya akan lebih tepat guna untuk peserta didik sendiri. Tahapan untuk
menerapkan pendekatan TaRL dibagi menjadi Tiga, yaitu Asesmen, Perencanaan,
dan Pembelajaran.

Asesmen adalah tahapan pertama yang perlu dilakukan untuk menerapkan


pendekatan TaRL. Untuk bisa membuat pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik maka asesmen diagnosis perlu dilakukan. Asesmen ini bertujuan untuk
mengenali peserta didik secara lebih mendalam. Dengan dilakukannya asesmen
diagnostik, pendidik dapat mengetahui banyak hal tentang peserta didik, seperti
potensi, karakteristik, kebutuhan, tahapan perkembangan peserta didik, tahapan
capaian pembelajaran, dan gaya belajar peserta didik.

Setelah memiliki data awal dari hasil asesmen diagnostik, tahapan selanjutnya
adalah perencanaan. Data yang diperoleh dijadikan oleh pendidik untuk
merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan capaian peserta
didik. Perencanaan ini juga termasuk pengelompokkan peserta didik dalam tingkat
yang sama. Dengan penyusunan pembelajaran yang sesuai dengan capaian
ataupun tingkat kemampuan peserta didik ini, maka kita menempatkan peserta didik
sebagai pusat utama pembelajaran, sesuai filosofi Ki Hadjar Dewantara.

Selama proses pembelajaran, perlu dibuat adanya asesmen-asesmen berkala


untuk melihat proses pemahaman peserta didik, kebutuhan, kemajuan selama
proses pembelajaran. Proses berkala ini dapat dilakukan dengan asesmen formatif.
Sedangkan untuk melihat ketercapaian proses tujuan pembelajaran di akhir suatu
pembelajaran dapat dilakukan asesmen sumatif (Pengajaran yang Sesuai Capaian
dan Tingkat Kemampuan - Sekolah Penggerak 2021).

Sebagai salah salah satu contoh asesmen diagnostik non-kognitif tentang gaya
belajar peserta didik, Anda dapat melakukan test kecil untuk mengetahui gaya
belajar masing-masing pada link berikut:

https://www.proprofs.com/quiz-school/story.php?title=mtywntezmqz871

Setelah mengikuti uji coba tes gaya belajar tersebut, mari kita lakukan refleksi.

1. Apakah Anda seorang Auditori? Kinestetik? Visual?


2. Apakah Anda pernah menemukan peserta didik yang memiliki gaya belajar
yang sama dengan Anda?
3. Apakah Anda pernah menemukan peserta didik yang memiliki gaya belajar
berbeda dengan Anda?
4. Apakah semua peserta didik memiliki gaya belajar yang sama? Mengapa?
5. Apakah semua peserta didik memiliki karakteristik yang sama?

Berdasarkan hasil refleksi ini, Anda telah memahami bahwa karakteristik dan
gaya belajar peserta didik berbeda satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan capaian karakteristik
dan capaian peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai