Anda di halaman 1dari 27

MERDEKA BELAJAR

DWI CAHYO WIDODO


BGP BANTEN
TUJUAN PEMBELAJARAN:
• Menjelaskan makna merdeka belajar
bagi siswa.
• Mengidentifikasi gaya belajar.
• Menjelaskan makna diferensiasi
pembelajaran.
Merdeka Belajar
Globalisasi telah menggeser Pendidikan tidak sepenuhnya
sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan proses
pemerdekaan manusia.
Untuk itu konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara mampu
menghapus distorsi-distorsi pelaksanaan Pendidikan di
Indonesia.

Hakekat Pendidikan menurut KHD: sebagai usaha untuk


menginternalisasikan nilai-nilai budaya ke dalam diri anak,
sehingga anak menjadi manusia yang utuh jiwa dan rohaninya.
MERDEKA BELAJAR
Tujuan dari merdeka belajar yaitu menciptakan pendidikan yang
menyenangkan bagi siswa dan guru, karena selama ini sistem
pendidikan di indonesia masih memiliki permasalahan yang
kompleks.
Merdeka belajar menekankan juga pada aspek pengembangan
karakter yang sesuai dengan nilai-nilai bangsa indonesia.
Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan sebagai
pendorong bagi perkembangan siswa yaitu pendidikan
mengajarkan untuk mencapai perubahan dan kebermanfaatan
bagi lingkungan sekitar.
Merdeka belajar merupakan salah satu bentuk implementasi nilai-nilai
pembentuk karakter bangsa dimulai yang dari pembenahan sistem pendidikan
PENGAJARAN YANG SESUAI
DENGAN CAPAIAN DAN
TINGKAT KEMAMPUAN
Pernahkah Anda
menghadapi kejadian
berikut ini?

• Peserta didik Anda mengalami


kesulitan saat mengerjakan
tugas yang harusnya sudah
dikuasai olehnya?
• Mengapa hal tersebut
terjadi?
• Tentunya jawaban untuk pertanyaan tadi, memiliki banyak faktor
masalah. Namun salah satu yang bisa menjadi akar masalah dari
kejadian tersebut adalah level/ tingkat capaian ataupun
kemampuan dari peserta didik tersebut yang belum tepat
dengan capaian belajar yang diharapkan

• Pembelajaran yang tepat untuk peserta didik harus


disesuaikan dengan tingkat kemampuan dari
peserta didik tersebut
PENGAJARAN SESUAI DENGAN CAPAIAN ATAU TINGKAT KEMAMPUAN

• Merupakan sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan


capaian atau kemampuan peserta didik. Seringkali disebut juga sebagai
Teaching at the Right Level (TaRL)
• Pendekatan pembelajaran ini tidak mengacu pada tingkatan kelas
• Pembelajaran dibuat disesuaikan dengan capaian, tingkat kemampuan,
kebutuhan peserta didik, untuk mencapai capaian pembelajaran yang
diharapkan.
• Ini adalah bentuk implementasi yang sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara. Dengan memperhatikan capaian,tingkat kemampuan,
kebutuhan peserta didik sebagai acuan untuk merancang pembelajaran,
maka kita melakukan segala upaya kita untuk berpusat pada peserta didik.
SEKILAS
SEKILAS MENGENAI
MENGENAI PENGAJARAN
PENGAJARAN SESUAI
SESUAI DENGAN
DENGAN CAPAIAN
CAPAIAN ATAU ATAU TINGKAT
TINGKAT KEMAMPUAN
KEMAMPUAN

1. Tujuan pengajaran dengan 3.Setiap fase, ataupun tingkatan tersebut


menggunakan pendekatan ini adalah mempunyai capaian pembelajaran yang
penguatan kemampuan numerasi dan harus dicapai. Proses pembelajaran
literasi pada peserta didik, serta peserta didik akan disusun mengacu pada
capaian pembelajaran tersebut, namun
pengetahuan pada mata pelajaran disesuaikan dengan karakteristik, potensi,
yang menjadi capaian pembelajaran. kebutuhan peserta didiknya.
2. Peserta didik tidak terikat pada 4.Kemajuan hasil belajar akan
tingkatan kelas. Namun ditentukan berdasarkan evaluasi
dikelompokkan berdasarkan fase pembelajaran. Peserta didik yang belum
perkembangan ataupun sesuai dengan mencapai capaian pembelajaran di
tingkat kemampuan peserta didik fasenya, akan mendapatkan
yang sama. pendampingan oleh pendidik untuk bisa
mencapai capaian pembelajarannya
PENGAJARAN SESUAI DENGAN CAPAIAN ATAU TINGKAT
KEMAMPUAN

• Pendekatan ini sudah digunakan di beberapa negara, antara lain: India, Kenya,
Australia, dsb.
• Pada penelitian hasil studi India, dari 200 sekolah yang mengikuti program
melatih kemampuan membaca, terdapat peningkatan 19% jumlah peserta didik
yang mampu membaca paragraph singkat atau cerita. Peserta didik pada
awalnya dikelompokkan sesuai dengan tingkat kemampuannya terlebih dahulu,
lalu diberikan pengajaran selama 1 jam setiap hari, sesuai dengan tingkatan
kemampuan mereka.Hal serupa juga terjadi pada studi serupa lainnya di India,
484 sekolah, dan hanya dalam 50 hari, terjadi peningkatan jumlah siswa yang
mampu membaca paragraph singkat atau cerita sebanyak 33%.
• Hal ini menunjukkan dengan mengetahui capaian atau tingkatan kemampuan
didik sebagai acuan untuk penyusunan pembelajaran, mampu mengembangkan
peserta didik lebih baik. Pembelajaran disusun sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan peserta didik, karena itu tentunya akan lebih tepat guna untuk
peserta didik itu sendiri.
Tahapan Teaching at The Right Level

Asesmen Perencanaan Pembelajaran


Asesmen

• Untuk bisa membuat pembelajaran yang berpusat


pada peserta didik, maka asesmen menjadi tahap
pertama yang harus kita lakukan
• Asesmen ini biasa disebut juga asesmen diagnostik
• Yang perlu dikenali antara lain: potensi, karakteristik,
kebutuhan, tahap perkembangan peserta didik,
tahap capaian pembelajaran anak, dll
Perencanaan

• Setelah berhasil mengidentifikasi potensi, karakteristik, tingkat


capaian, kemampuan, maka bagian berikutnya adalah
menyusun proses pembelajaran yang sesuai dengan data
asesmen kita.
• Perencanaan ini juga termasuk pengelompokkan peserta didik
dalam tingkat yang sama.
• Dengan penyusunan pembelajaran yang sesuai dengan capaian
ataupun tingkat kemampuan peserta didik ini, maka kita
menempatkan peserta didik sebagai pusat utama
pembelajarannya, sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara
Pembelajaran
• Selama proses pembelajaran ini, perlu dibuat adanya
asesmen-asesmen berkala untuk melihat proses
pemahaman murid, kebutuhan, kemajuan selama
pembelajaran atau biasa disebut asesmen formatif.
• Adapun asesmen sumatif, sebagai proses evaluasi
ketercapaian tujuan pembelajaran di akhir suatu
pembelajaran juga diperlukan untuk membantu pendidik
merancang projek berikutnya
Untuk menerapkan
pendekatan pengajaran ini,
apa hal pertama yang harus
kita lakukan?
JIKA ANDA MERASA BAHWA HAL PERTAMA YANG PERLU DILAKUKAN
UNTUK MENERAPKAN PENGAJARAN YANG SESUAI DENGAN CAPAIAN
ATAU TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA DIDIK ADALAH MENGENAL
PESERTA DIDIK….

ANDA BENAR!!

Sebelum kita bisa membuat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
kita harus mengenali peserta didik kita terlebih dahulu.
Kita bisa mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, keunikan siswa (ingat
bagian asesmen) dengan berbagai cara. Salah satunya dengan cara di bawah
ini.
https://akupintar.id/tes-gaya-belajar
Setelah Anda mengisi kuesioner barusan, mari berefleksi sejenak.

1. Apakah Anda seorang yang visual? Auditori? Atau kinestetik?


2. Apakah Anda pernah menemukan peserta didik dengan gaya
belajar yang sama dengan Anda?
3. Apakah Anda pernah menemukan peserta didik dengan gaya
belajar yang
berbeda dengan Anda?
4. Apakah semua peserta didik mempunyai gaya belajar
yang sama? Mengapa?
5. Apakah semua peserta didik mempunyai karakteristik
yang sama?
6. Apa yang Anda pelajari dari aktivitas ini?
Catatan:
1. Ingat bahwa semua anak itu unik. Tidak ada satupun
anak yang sama. Anak kembar pun mempunyai DNA
yang berbeda. Tentunya masing- masing anak
mempunyai pendekatan yang berbeda pula dalam
belajar.
2. Apa yang dikenali terkait peserta didik pun juga
beragam. Tidak hanya terkait dengan gaya
belajarnya saja. Bisa berupa sesuatu yang sifatnya
non-kognitif (Contoh: kesejahteraan Psikologi)
ataupun kognitif.
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, hal yang
harus dilakukan oleh guru antara lain:

1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek,


yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa
dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan
angket, dll)
2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil
pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi,
maupun cara belajar)
3. Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;

1. Direfensiasi konten, guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai


dengan kebutuhan belajar murid.
2. Diferensiasi proses, diferensiasi proses dapat dilakukan dengan
cara: a. menggunakan kegiatan berjenjang, b. meyediakan
pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di
sudut-sudut minat, c. membuat agenda individual untuk murid
(daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil
untuk menyelesaikan tugas, d. mengembangkan kegiatan
bervariasi
3. Diferensiasi produk, Produk yang diberikan meliputi 2 hal:
a. memberikan tantangan dan keragaman atau variasi,
b. memberikan murid pilihan bagaimana mereka dapat
mengekspresikan pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran berdiferensiasi (differentiated instruction) adalah proses
atau filosofi untuk pengajaran efektif.

Pengajaran dilakukan dengan beragam cara agar siswa memahami


informasi baru dalam komunitas ruang kelasnya yang beraneka ragam.

Selain informasi baru, pengajaran juga dilakukan untuk mendapatkan


konten, mengolah, membangun, atau menalar gagasan; dan
mengembangkan produk pembelajaran serta ukuran penilaian.

Diharapkan semua siswa di dalam suatu ruang kelas yang memiliki latar
belakang kemampuan beragam bisa belajar dengan efektif.

Proses mendiferensiasikan pelajaran dilakukan untuk menjawab


kebutuhan, gaya, atau minat belajar dari masing-masing siswa.
Tujuan pembelajaran berdiferensiasi untuk
membantu setiap murid tumbuh semaksimal
mungkin sesuai kemampuannya. Dengan
demikian guru akan berusaha mengetahui
perkembangan setiap muridnya dan
perkembangan kelasnya secara keseluruhan.
Murid juga akan belajar memaknai pertumbuhan
mereka sendiri.
Diskusi
 Apa yang dimaksud dengan Merdeka Belajar?

 Mengapa Merdeka Belajar menjadi hal yang sangat penting dalam dunia
pendidikan Indonesia?

 Bagaimana menerapkan Merdeka Belajar di sekolah bapak ibu?

Anda mungkin juga menyukai