Anda di halaman 1dari 48

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BIMTEK ASESMEN DIAGNOSTIK

ASESMEN DAN PEMBELAJARAN


BAGI GURU ABK

Drs. H. ABDUL RIVAI, M.AP


PA PSP ANGKATAN 1
Banjarmasin, 09 Juni 2022
POTENSI
KOMPETENSI

MOTIVASI
KOMITMEN

KEP
SEK

KONTRIBUSI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA


John Hettie, 2011
Pernahkah Bapak/Ibu?

Peserta didik Anda


mengalami kesulitan saat
mengerjakan tugas yang
harusnya sudah dikuasai
olehnya?
Mengapa hal tersebut
terjadi?
• Tentunya jawaban untuk pertanyaan tadi, memiliki banyak
faktor masalah. Namun salah satu yang bisa menjadi akar
masalah dari kejadian tersebut adalah level/ tingkat capaian
ataupun kemampuan dari peserta didik tersebut yang
belum tepat dengan capaian belajar yang diharapkan

• Pembelajaran yang tepat untuk peserta didik harus


disesuaikan dengan tingkat kemampuan dari peserta didik
tersebut
PENGAJARAN SESUAI DENGAN CAPAIAN ATAU TINGKAT KEMAMPUAN

• Merupakan sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan


capaian atau kemampuan peserta didik. Seringkali disebut juga sebagai
Teaching at the Right Level (TaRL)
• Pendekatan pembelajaran ini tidak mengacu pada tingkatan kelas
• Pembelajaran dibuat disesuaikan dengan capaian, tingkat kemampuan,
kebutuhan peserta didik, untuk mencapai capaian pembelajaran yang
diharapkan.
• Ini adalah bentuk implementasi yang sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki
Hadjar Dewantara. Dengan memperhatikan capaian,tingkat kemampuan,
kebutuhan peserta didik sebagai acuan untuk merancang pembelajaran,
maka kita melakukan segala upaya kita untuk berpusat pada peserta
didik.
SEKILAS MENGENAI PENGAJARAN SESUAI DENGAN CAPAIAN ATAU TINGKAT KEMAMPUAN

1. Tujuan pengajaran dengan 3. Setiap fase, ataupun tingkatan tersebut


menggunakan pendekatan ini adalah mempunyai capaian pembelajaran yang
penguatan kemampuan numerasi harus dicapai. Proses pembelajaran
dan literasi pada peserta didik, serta peserta didik akan disusun mengacu
pada capaian pembelajaran tersebut,
pengetahuan pada mata pelajaran namun disesuaikan dengan
yang menjadi capaian pembelajaran. karakteristik, potensi, kebutuhan
2. Peserta didik tidak terikat pada peserta didiknya.
tingkatan kelas. Namun 4. Kemajuan hasil belajar akan ditentukan
dikelompokkan berdasarkan fase berdasarkan evaluasi pembelajaran.
perkembangan ataupun sesuai Peserta didik yang belum mencapai
dengan tingkat kemampuan peserta capaian pembelajaran di fasenya, akan
didik yang sama. mendapatkan pendampingan oleh
pendidik untuk bisa mencapai capaian
pembelajarannya
TAHAPAN

Asesmen Perencanaan Pembelajaran


• Untuk bisa membuat • Setelah berhasil mengidentifikasi • Selama proses pembelajaran ini,
pembelajaran yang berpusat potensi, karakteristik, tingkat capaian,
perlu dibuat adanya
pada peserta didik, maka kemampuan, maka bagian berikutnya
adalah menyusun proses pembelajaran
asesmen-asesmen berkala untuk
asesmen menjadi tahap yang sesuai dengan data asesmen kita. melihat proses pemahaman
pertama yang harus kita • Perencanaan ini juga termasuk murid, kebutuhan, kemajuan
lakukan pengelompokkan peserta didik selama pembelajaran atau biasa
• Asesmen ini biasa disebut juga dalam tingkat yang sama. disebut asesmen formatif.
asesmen diagnostik • Dengan penyusunan pembelajaran yang • Adapun asesmen sumatif, sebagai
• Yang perlu dikenali antara lain: sesuai dengan capaian ataupun tingkat proses evaluasi ketercapaian tujuan
potensi, karakteristik, kemampuan peserta didik ini, maka
pembelajaran di akhir suatu
kita menempatkan peserta didik
kebutuhan, tahap sebagai pusat utama pembelajaran juga diperlukan
perkembangan peserta didik, pembelajarannya, sesuai dengan untuk membantu pendidik
tahap capaian pembelajaran filosofi Ki Hadjar Dewantara merancang projek berikutnya
anak, dll
Untuk menerapkan
pendekatan pengajaran ini,
apa hal pertama yang harus
kita lakukan?
APA HAL PERTAMA YANG PERLU DILAKUKAN UNTUK
MENERAPKAN PENGAJARAN YANG SESUAI DENGAN CAPAIAN
ATAU TINGKAT KEMAMPUAN PESERTA DIDIK?
ADALAH MENGENAL PESERTA DIDIK….

Bapak/Ibu BENAR!!
Sebelum kita bisa membuat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, kita harus
mengenali peserta didik kita terlebih dahulu.
Kitabisa mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, keunikan siswa (ingat
bagian asesmen) dengan berbagai cara. Salah satunya dengan cara di bawah ini.
Sebelum kita bisa membuat pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
kita harus mengenali peserta didik kita terlebih dahulu.

Kita bisa mengenali potensi, karakteristik, kebutuhan, keunikan siswa


(ingat bagian asesmen) dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan cara di bawah ini.
ASESMEN DIAGNOSTIK
UNIT MODUL ASESMEN
AGENDA SESI

Tujuan Asesmen Diagnostik


Asesmen Diagnostik

Non-Kognitif Asesmen

Diagnostik Kognitif
AGENDA SESI

Tujuan Asesmen Diagnostik

Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Asesmen Diagnostik Kognitif


Tujuan Asesmen Diagnostik
Secara umum, sesuai namanya asesmen diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar
siswa dan mengetahui kondisi awal siswa.
Asesmen diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis kognitif.
Tujuan dari masing-masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:
Tujuan Asesmen Diagnostik
Non-kognitif Kognitif
• Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
emosi siswa • Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan
• Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah kompetensi rata-rata siswa
• Mengetahui kondisi keluarga siswa • Memberikan kelas remedial atau pelajaran
• Mengetahui latar belakang pergaulan siswa tambahan kepada siswa yang kompetensinya di
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta bawah rata-rata
minat siswa
AGENDA SESI

Tujuan Asesmen Diagnostik

Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Asesmen Diagnostik Kognitif


Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran
dilakukan untuk menggali hal-hal seperti berikut:
• Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi
sisiwa Tips:
• Aktivitas siswa selama belajar di rumah Ketrampilan bertanya dan
membuat pertanyaan penting
• Kondisi keluarga dan pergaulan siswa pada asesmen ini!
• Gaya belajar, karakter, serta minat siswa
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif
adalah:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan persiapan

1. Siapkan alat bantu berupa


2. Buat daftar pertanyaan kunci
gambar-gambar yang
mengenai aktivitas siswa
mewakili
emosi

Siapkan pertanyaan kunci seperti


Siapkan pertanyaan berikut:
panduan seperti
berikut: 1. Apa saja kegiatanmu selama belajar di
rumah?
1. Apa yang sedang kamu rasakan 2. Apa hal yang paling menyenangkan
saat ini? dan tidak menyenangkan ketika
2. Bagaimana perasaanmu saat belajar di rumah?
belajar di rumah? 3. Apa harapanmu?
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Contoh kegiatan pelaksanaan

Meminta siswa mengekspresikan perasaannya selama


belajar di rumah serta menjelaskan aktivitasnya

Bercerita Menulis Menggambar


Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Strategi tanya jawab
1. Pastikan pertanyaan jelas dan mudah dipahami
2. Menyertakan acuan atau stimulus informasi yang dapat membantu siswa menemukan
jawabannya
3. Memberikan waktu berpikir pada siswa sebelum menjawab pertanyaan
Saat siswa Saat siswa Saat siswa
menjawab pertanyaan balik bertanya menjawab pertanyaan

• Berikan penguatan • Langsung menjawab • Mencoba mengarahkan


• Berikan pertanyaan lanjutan pertanyaan siswa kembali pertanyaan
untuk menggali lebih dalam • Membantu siswa untuk • Memparafrasekan
• Mengembalikan fokus jika dapat menjawab pertanyaan agar lebih mudah
jawaban mulai menyimpang pertanyaannya sendiri dipahami
• Menunggu beberapa saat
Asesmen Diagnostik Non-Kognitif
Tindak Lanjut

1. Identifikasi siswa dengan ekspresi emosi negatif dan ajak


berdiskusi empat mata

2. Menentukan tindak lanjut dan mengomunikasikan dengan siswa


serta orang tua bila diperlukan

3. Ulangi pelaksanaan asesmen non-kognitif pada awal


pembelajaran
AGENDA SESI

Tujuan Asesmen Diagnostik

Asesmen Diagnostik Non-Kognitif

Asesmen Diagnostik Kognitif


Asesmen Diagnostik Kognitif
Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis
kemampuan dasar siswa dalam topik sebuah mata pelajaran.
Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan secara rutin
yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal Penting!
pembelajaran, akhir setelah guru selesai menjelaskan dan Guru melakukan asesmen
membahas topik, dan waktu lain. diagnosis kognitif untuk
Asesmen Diagnostik bisa berupa Asesmen Formatif menyesuaikan tingkat
maupun Asesmen Sumatif. pembelajaran dengan
kemampuan siswa, bukan untuk
Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah: mengejar target kurikulum.
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Diagnosis dan Tindak Lanjut
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan persiapan & pelaksanaan
1. Buat jadwal pelaksanaan asesmen
2. Identifikasi materi asesmen berdasarkan penyederhanaan kompetensi dasar yang disediakan oleh
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Susun pertanyaan sederhana yang meliputi:
• 2 pertanyaan sesuai kelasnya, dengan topik capaian pembelajaran baru
• 6 pertanyaan dengan topik satu kelas di bawah
• 2 pertanyaan dengan topik dua kelas di bawah
(sesuaikan pertanyaan dengan topik yang menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti pembelajaran di jenjang
sekarang)

Berikan asesmen untuk semua siswa di kelas, baik yang belajar tatap muka di sekolah maupun yang belajar
di rumah
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh kegiatan tindak lanjut
1. Lakukan pengolahan hasil
asesmen
• Buat penilaian dengan kategori “Paham utuh”, “Paham sebagian”, dan “Tidak Penting!
paham”
Guru menyesuaikan
• Hitung
2. Bagi rata-ratatiga
siswa menjadi kelas aktivitas dan materi
• Siswa dengan nilai rata-rata kelas akan mengikuti pembelajaran dengan ATP
kelompok: belajar di kelas
sesuai fasenya dengan peningkatan
• Siswa dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan rata-rata semua
diberikan pendampingan pada kompetensi yang belum terpenuhi murid di kelas
• Siswa dengan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan
3. Lakukan penilaian pembelajaran topik yang sudah diajarkan sebelum memulai topik
pembelajaran baru, untuk menyesuaikan pembelajaran sesuai dengan rata-rata
kemampuan siswa
4. Ulangi proses diagnosis ini dengan melakukan asesmen formatif (dengan bentuk dan
strategi yang variatif), sampai siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh perencanaan soal hingga tindak lanjut
Asesmen awal Matematika kelas III SD

Soal
Tujuan Pembelajaran yang dites:
Menjelaskan dan menentukan panjang
(termasuk jarak), berat, dan waktu dalam
satuan baku yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari

Prasyarat dari Tujuan Pembelajaran:


Mendeskripsikan dan menentukan
hubungan antar satuan baku untuk
panjang, berat, dan waktu yang
umumnya
Asesmen Diagnostik Kognitif
Contoh perencanaan soal hingga tindak lanjut
Asesmen awal Matematika kelas III SD
Soal Jawaban Skor Tindak Lanjut

Pembelajaran dapat dilanjutkan pada KD


Paham
A utuh
berikutnya tentang Hubungan Antarsatuan Baku
Panjang, Berat, dan Waktu, serta Data dan
Penyajiannya dalam Diagram Gambar di Kelas III.

Paham
B sebagian Memberikan pembelajaran remedial dengan
menekankan pada cara mengukur panjang benda
dengan menggunakan alat ukur baku panjang,
seperti mistar, meteran, dll.
Tidak
C paham
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

Strategi
Pembelajaran
Diferensiasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

Menurut Tomlinson (2000)


Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk
menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk
memenuhi kebutuhan belajar individu
setiap peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

Bagan Keterlibatan Guru dan Peserta Didik

Keterlibatan Guru
1. Merencanakan konten –
Keterlibatan
berhubungan dengan akses belajar peserta didik
dan materi
2. Merencanakan proses – 1. Kesiapan belajar
berhubungan dengan bagaimana cara
peserta didik memahami sesuatu 2. Minat belajar
3. Merencanakan produk – 3. Profil belajar
berhubungan apa yang dihasilkan
peserta didik setelah belajar
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

Bentuk Nyata Strategi Diferensiasi


Guru Ani adalah guru kelas 1 SD yang ingin mengajarkan materi penjumlahan. Guru Ani
membagi peserta didiknya menjadi tiga kelompok. Guru Ani telah melakukan analisis
pemetaan kebutuhan peserta didik sebelumnya. Kelompok 1 adalah peserta didik
yang masih memerlukan bantuan benda konkrit dalam belajar penujmlahan,
kelompok 2 sudah bisa mengerjakan soal penjumlahan dengan mandiri, lalu kelompok
3 yaitu peserta didik yang memerlukan bantuan visual dalam memahami
penjumlahan.
Guru Ani kemudian menyiapkan 3 jenis aktivitas yaitu kelompok 1 dimana peserta
didik menggunakan kancing dan manik untuk menyelesaikan soal penjumlahan,
kelompok 2 yaitu peserta didik menggunakan komik atau soal cerita bergambar untuk
menyelesaikan soal dalam bentuk gambar dan kelompok 3 yaitu menggunakan soal
angka seperti biasa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

Kapan waktu yang tepat untuk


melakukan diferensiasi ?
Strategi diferensiasi dapat diterapkan pada waktu
kapanpun sesuai dengan perencanaan dan
tujuan pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

Pemetaan Kebutuhan Peserta Didik

Kesiapan Belajar Minat peserta didik Profil Belajar Peserta Didik


Penyesuaian Pembelajaran
dengan Tahap Capaian
Dan Karakteristik Peserta Didik
Pembelajaran paradigma baru
berpusat pada peserta didik,
Karena itu, pembelajaran ini
disesuaikan dengan tahapan
pencapaian dan karakteristik 01
peserta didik.

Seperti apa penyesuaian


pembelajaran yang dapat
KETERANGAN 02 dilakukan pendidik?

Ketika melakukan pembelajaran sesuai tahap capaian dan


karakteristik peserta didik, tidak berarti pendidik harus menyusun
beberapa modul ajar atau RPP untuk mengakomodasi kebutuhan
belajar yang berbeda, pendidik cukup menyusun satu modul ajar
atau RPP dengan kegiatan pembelajaran yang dilengkapi petunjuk
penyesuaian terhadap tahap capaian dan karakteristik peserta
didik.
8 LANGKAH PENYESUAIAN PEMBELAJARAN
PERAN PENDIDIK SECARA UMUM

Aktif mencari dan mendengarkan Membuka kesempatan


pendapat, pertanyaan, sudut untuk eksplorasi diri dan
01 02
pandang, aspirasi dari peserta dunia dengan memberikan
didiknya. pertanyaan dan tugas
‘terbuka’.

Memberikan umpan balik dan Memberikan pertolongan


kesempatan bagi peserta didik dan juga tantangan bagi
untuk memberikan umpan balik 04 03 peserta didik yang
kepada diri dan satu sama lain membutuhkan.
Melibatkan peserta didik
untuk mengambil keputusan Mengkomunikasikan
untuk apa, mengapa, ekspektasi dengan jelas
05 06
bagaimana mereka belajar. kepada peserta didik.
Peserta didik berlaku sebagai Pemahaman yang ingin
kolaborator dalam komunitas dipelajari, keterampilan yang
belajarnya. ingin dimiliki, dan profil
pelajar yang dituju.

Membangun rutinitas
keseharian dengan
08 07
membiasakan budaya positif,
dan konsisten menjadi
Membuat kesepakatan
teladan bagi peserta didik.
bersama dengan peserta
didik agar saling menghormati
dan membangun rasa
percaya dengan satu sama lain.
Penyesuaian pembelajaran
dapat dilakukan meliputi
hal-hal berikut ini:
Strategi :
• Pendidik mengidentifikasi kesiapan belajar,
minat, dan tingkat penguasaan kompetensi
peserta didik dengan melakukan asesmen
diagnosis.
Ruang lingkup materi pembelajaran • Menyesuaikan lingkup materi yang akan
adalah apa yang akan diajarkan oleh pendidik
di kelas atau apa yang akan dipelajari oleh dipelajari oleh peserta didik berdasarkan
peserta didik di kelas. kesiapan, minat dan tingkat penguasaan
kompetensi peserta didik.
Tujuan: Untuk memfasilitasi pembelajaran bagi
peserta didik yang memiliki kesiapan, minat dan • Merancang strategi bagaimana lingkup
tingkat penguasaan kompetensi yang berbeda. materi dipelajari oleh peserta didik.
Peserta didik yang belum menguasai kompetensi prasyarat atau
01 belum siap untuk belajar di suatu lingkup materi, diberikan
kesempatan untuk mempelajari kompetensi pada tingkat yang
lebih rendah atau dengan cakupan lingkup materi yang lebih
sederhana.

Peserta didik yang sudah siap belajar diberikan kesempatan


02 untuk mempelajari seluruh lingkup materi dengan penugasan
yang sesuai.

Peserta didik yang memiliki tingkat penguasaan yang tinggi


03 dapat diminta untuk menyelesaikan tugas dengan tingkat
kesulitan yang lebih tinggi atau menantang.

Contoh penyesuaian ruang


lingkup pembelajaran:
Strategi :
Dalam penyesuaian produk, aspek yang perlu
diperhatikan yaitu pertama menyediakan tantangan yang
berbeda dalam bentuk penugasan untuk peserta didik,
kedua menyediakan ragam pilihan tugas untuk diambil
oleh peserta didik, sesuai dengan keterampilan mereka,
ketiga, pendidik memberikan kebebasan bagi peserta didik
untuk menunjukkan pemahaman melalui cara yang sesuai
Tujuan: Agar peserta didik bisa menunjukkan dengan ketertarikan dan keahliannya,
pemahaman dan penerapannya, memperlihatkan misal: membuat poster, bermain peran dll.
Ketika pendidik ingin menerapkan penyesuaian produk,
kepemilikan akan produknya, merasa termotivasi
perlu memahami prinsip sebagai berikut:
serta bertanggung jawab dengan produk yang 1. Terlihat secara fisik. Contoh: brosur, presentasi, poster.
dibuat.
2. Mencerminkan tingkat pemahaman peserta didik.
3. Dapat digunakan sebagai bentuk asesmen
sumatif maupun formatif.
Untuk kelompok peserta didik yang gemar menulis dan
01 visual, bisa dengan tugas menulis laporan dengan
ilustrasi atau infografis.

Untuk kelompok yang yang gemar bercerita tugas


02
berupa membuat rekaman sandiwara radio atau
rekaman siaran tentang siklus air.

Untuk kelompok peserta didik yang kinestetik, bisa


03 melakukan presentasi dalam bentuk drama singkat
atau gerakan yang menunjukkan siklus air.
KETERANGAN
Contoh Penyesuaian Catatan: Diterapkan pada aktivitas belajar yang mensyaratkan
Produk : peserta didik menghasilkan produk. Penyesuaian disesuaikan
dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran.
Menyesuaikan Proses
Pembelajaran
Strategi :
• Pendidik menyediakan ragam pilihan
materi yang sesuai dengan jenjang
kemampuan membaca dan minat peserta
Menyesuaikan proses pembelajaran dan didik
penugasan dengan kesiapan, kebutuhan, dan • Pendidik memodelkan strategi memahami
kompetensi peserta didik. bacaan atau menyelesaikan tugas secara
individual atau kelompok kecil.
Tujuan: memberikan pilihan strategi • Pendidik memberikan penugasan yang
kepada peserta didik agar mereka dapat berbeda sesuai dengan kesiapan
menyelesaikan tugas dan kompetensi peserta didik.
bertanggungjawab dengan bertahap.
Strategi :
Lingkungan belajar meliputi susunan kelas secara • Mengubah tata letak ruang kelas secara
personal, sosial, dan fisik. Lingkungan belajar juga fleksibel untuk menyesuaikan dengan
harus disesuaikan dengan kesiapan dan minat aktivitas pembelajaran.
peserta didik dalam belajar, agar memiliki motivasi
yang tinggi. • Memanfaatkan lingkungan sekolah untuk
memfasilitasi pembelajaran seperti
perpustakaan, laboratorium, kantin, kebun
Tujuan: Memberikan dukungan untuk sekolah dan fasilitas lainnya.
keleluasaan, kenyamanan dan keamanan belajar
bagi peserta didik dari segi fisik dan psikis. • Menyepakati aturan bersama peserta didik
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Contoh Pengondisian
Lingkungan Belajaar:

1 2 3
Menyiapkan meja dan kursi Sediakan sudut baca kelas Buat jam kunjung perpustakaan,
peserta didik yang mudah untuk untuk mendekatkan peserta agar peserta didik dapat
dipindah tempatkan dan diatur didik pada buku sebagai salah meluangkan waktu secara khusus
tata letaknya untuk menyesuaikan satu sumber belajar. mengakses informasi dalam buku
dengan aktivitas pembelajaran. tanpa terganggu tugas atau
aktivitas lainnya.
Contoh Pengondisian
Lingkungan Belajaar:

5
4
Melibatkan peserta didik untuk membantu
Gunakan semua tempat di sekolah mengatur, menata, menyusun tempat yang
untuk memfasilitasi pembelajaran, aman dan nyaman dimana mereka bisa
misal: kantin untuk mengajarkan dan mengakses dan memilih sumber belajar
mencontohkan gaya hidup sehat, kebun sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan
sekolah untuk pembelajaran IPAS, dll. berani mencoba aktivitas belajar baru.
Catatan:
1. Ingat bahwa semua anak itu unik. Tidak ada satupun anak yang sama.
Anak kembar pun mempunyai DNA yang berbeda. Tentunya masing-
masing anak mempunyai pendekatan yang berbeda pula dalam belajar.
2. Apa yang dikenali terkait peserta didik pun juga beragam. Tidak hanya
terkait dengan gaya belajarnya saja. Bisa berupa sesuatu yang sifatnya
non-kognitif (Contoh: kesejahteraan Psikologi) ataupun kognitif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset dan Teknologi

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai