Anda di halaman 1dari 34

JAWABAN TUGAS LEMBAR KERJA

PEMANTAUAN IMPLEMENTASI 8 SNP


PELATIHAN CALON PENGAWAS MADRASAH
ANGKATAN IV

Disusun Oleh :
Nama : H. CHAIRUL, M. Pd.
N I P. : 19680309 200710
Pangkat / G0ol : Penata / III.c
Tempat Tugas : MAN 18 Jakarta

PUSDIKLAT TENAGA TEKNIS PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN


BADAN LITBANG DAN DIKLAT
KEMENTERIAN AGAMA RI
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini membahas tentang pemantauan implementasi pelaksanaan standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar sarana dan prasarana,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiyaan di Madrasah
B. Kompetensi
Setelah mengikuti mata pelatihan ini peserta diharapkan mampu melakuan pemantauan
implementasi standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar
sarana dan prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiyaan di Madrasah.
C. Indikator Kompetensi
Pada akhir pembelajaran peserta pelatihan diharapkan dapat memahami pemantauan implementasi
8 Standar Nasional pendidikan, yaitu:
1. standar kompetensi lulusan,
2. standar isi,
3. standar proses,
4. standar penilaian,
5. standar sarana dan prasarana,
6. standar pendidik dan tenaga kependidikan,
7. standar pengelolaan,
8. standar pembiyaan
D. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan
1. Pemantauan implementasi standar kompetensi lulusan,
2. Pemantauan implementasi standar isi,
3. Pemantauan implementasi standar proses,
4. Pemantauan implementasi standar penilaian,
5. Pemantauan implementasi standar sarana dan prasarana,
6. Pemantauan implementasi standar pendidik dan tenaga kependidikan,
7. Pemantauan implementasi standar pengelolaan,
8. Pemantauan implementasi standar pembiyaan Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
A. Deskripsi Singkat
Berikut di bawah ini berisi jawaban Tagihan / LK ( Lembar Kerja ) Materi / Mata Pelatihan
Pemantauan Implementasi 8 SNP (Standar Nasional Pendidikan). Akan tetapi di sini kami
ditugaskan untuk mengisi 3 dari 8 SNP. Penulis memilih mengisi format Standar Proses, Standar
Kompetensi Lulusan, dan Standar Sarana & Prasarana.

DASAR HUKUM
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI
8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah ditetapkannya
delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun 2014 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Madrasah Dan Angka Kreditnya, menyebutkan
bahwa Tugas pokok Pengawas Madrasah adalah melaksanakan pengawasan akademik dan
manajerial pada madrasah yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan
pelatihan profesional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan
tugas pengawasan di daerah khusus.

TUGAS LK.1 : Membuat Laporan Pelaksanaan Pemantauan Implementasi 3 Standar Nasional


Pendidikan :
A. Pemantauan Implementasi Standar Proses
B. Pemantauan Implementasi Standar Kompetensi Lulusan
C. Pemantauan Implementasi Standar Sarana & Prasana
A. Pemantauan Implementasi Standar Proses
Keterca Kesimpula Tindak
No. Aspek Kegiatan Sasaran Target Metode Hambatan
paian n Lanjut
1. Pemant -Memantau -Kepala Siswa -observasi / Seluruh 100 % Dari hasil -Mendorong
auan Siswa Madrasah menggu pemantau- siswa Siswa pemantaua Kepala
Standa menggunak , nakan an belum sudah n:Seluruh Madrasah
r an buku Wakabid buku -studi terpenuhi bisa siswa untuk
Proses teks Kurikulu teks dokumen dalammeng menggu belum mengupayak
pelajaran m, Guru pelajara - diskusi gunakan nakan semua an agar
dalam Mapel, n dalam - buku teks buku terpenuhi seluruh
proses Siswa proses wawancara pelajaran teks dalam siswa dapat
pembelajar pembel -refleksi dalam pelajara mengguna menggunaka
an. ajaran proses n dalam kan buku n buku teks
- Melihat pembelajar proses teks pelajaran
pencantum an pembela pelajaran dalam
an buku jaran dalam proses
teks mata proses pembelajara
pelajaran pembelajar n
dalam RPP an
Guru; -
-Melihat Pemantauan
daftar buku berkelanjuta
teks n.
pelajaran.
Menanyaka
n kepada
beberapa
siswa
tentang
ketersediaa
n dan
penggunaa
n buku teks
pelajaran
dalam
bentuk
cetak
maupun
eBook

B. Pemantauan Implementasi Standar Kompetensi Lulusan

Keterca Kesimpula Tindak


No. Aspek Kegiatan Sasaran Target Metode Hambatan
paian n Lanjut
2. Pemant -Memantau -Kepala perilaku -observasi Seluruh 100 % Dari hasil -Mendorong
auan perilaku Madrasah Siswa / siswa Siswa pemantaua Kepala
Standa Siswa yang , yang pemantau- belum sudah n:Seluruh Madrasah
r mencermink Wakabid mencer an terpenuhi berperil siswa untuk
Kompe an sikap Kurikulu minkan -studi dalammeng aku belum mengarahka
tensi sehat m, Guru sikap dokumen gunakan yang semuanya n para guru,
Lulusa jasmani dan Mapel, sehat - diskusi buku teks mencer berperilak terutama
n rohani Siswa jasmani - pelajaran minkan u yang para
melalui dan wawancar dalam sikap mencermi pembimbing
keterlibatan rohani a proses sehat nkan sikap Ekskul
dalam melalui -refleksi pembelajar jasmani sehat untuk
kegiatan keterlib an dan jasmani memberntuk
kesiswaan. atan rohani dan kebiasan
-Melakukan dalam melalui rohani siswa agar
wawancara kegiata keterlib melalui dapat
dengan n atan keterlibata berperilaku
kepala kesiswa dalam n dalam yang
madrasah, an, kegiatan kegiatan mencermink
Wakakur, kesiswa kesiswaan an sikap
para guru, an sehat
dan sebagian jasmani dan
Siswa rohani
- melalui
Mengagenda keterlibatan
kan Rencana dalam
Program semua
Pembinaan kegiatan
- kesiswaan.
Melaksanala
n
ProgramPem
binaan

C. Pemantauan Implementasi Standar Sarana & Prasana


Keterca Kesimpula Tindak
No. Aspek Kegiatan Sasaran Target Metode Hambatan
paian n Lanjut
3. Standa - Kepala Keterca observasi -Sekolah 100 % Kesimpulan : -Mendorong
r Melakukan Madrasah paian /pemantau- belum Keterca Secara kepala
Sarana wawancara / Sarpras an memiliki paian umum : madrasah
dan dengan Wakabid terpenu prasarana Sarpras a. untuk
Prasara kepala Sarpras,P hi / -studi yang terpenu pemanfaatan, menyusun
na madrasah, etugas terpelih dokumen lengkap hi / pemeliharaan proposal
MAN Waka Kebersih ara sesuai terpelih , dan guna
18 Sarpras, an (OB) dengan - diskusi ketentuan ara perencanaan memperoleh
Jakarta para guru baik. dengan dengan gedung dana untuk
/karyawan - kondisi baik. belum tertatapengadaan
wawancara baik / dgn baik. ruang
- standar, gedung yang
Menginven seperti b.Kelemahan memenuhi
tarisir Ruang Sarpras tida standar
permasalah Konselling, k hanya pada
an Ruang aspek b.Mengupay
- Kegiatan pendanaan, akan
Menagenda OSIS, UKS tetapi juga peningkatan
kan pada masalah efektivitas
langkah- pemeliharaan pemeliharaa
langkah , perawatan, n sarana
perbaikan dan prasarana
kebersihan
perawatan
yang kurang
baik.

Mengetahui, Jakarta, 07 Agustus 2020


Kepala Madrasah Pengawas Madrasah

Hj. Rifqiati, M. Pd H. Chairul, M. Pd,.


NIP. 197001111997032002 NIP. 196803092007101002
Lampiran 1 :

INSTRUMEN PEMANTAUN 8 SNP SMA/MA IS - MA - 04


( 1. STANDAR PROSES )
1. Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 18 JAKARTA
2. Kecamatan : DUREN SAWIT
3. Kota : JAKARTA TIMUR
4. Hari, Tanggal Supervisi : JUMAT, 26 JUNI 2020
5. Materi Pembinaan : STANDAR PROSES

SKOR KONDISI NYATA/


NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN

10. Sekolah mengembangkan silabus yang memuat komponen: (1)


identitas mata pelajaran, (2) identitas Sekolah, (3) kompetensi inti, (4)
kompetensi dasar, (5) materi pokok, (6) kegiatan pembelajaran, (7)
penilaian, (8) alokasi waktu, (9) sumber belajar.
Dibuktikan dengan kelengkapan komponen dan isi silabus yang dimiliki
Sekolah untuk semua mata pelajaran.
Skor 4 jika memuat 9 komponen dalam silabus 4
Skor 3 jika memuat 8 komponen dalam silabus
Skor 2 jika memuat 7 komponen dalam silabus
Skor 1 jika memuat 6 komponen dalam silabus
Skor 0 jika memuat kurang dari 6 komponen dalam silabus
11. Sekolah mengembangkan RPP dari silabus, secara lengkap dan
sistematis.
Dibuktikan dengan menelaah isi RPP yang disusun oleh guru di Sekolah.
Skor 4 jika 100% mata pelajaran
Skor 3 jika 95%-99% mata pelajaran 4

Skor 2 jika 90%-94% mata pelajaran


Skor 1 jika 85%-89% mata pelajaran
Skor 0 jika kurang dari 85% mata pelajaran
12. Sekolah mengalokasikan waktu dan beban belajar sesuai ketentuan:
(1) durasi 1 jam pembelajaran, (2) beban belajar per minggu, (3)
beban belajar per semester, (4) beban belajar per tahun pelajaran.
Dibuktikan dengan:
1) Jadwal pembelajaran dan kalender akademik.
2) Pembagian tugas guru dan tugas tambahan lainnya.
3) Dokumen Silabus Mata pelajaran.
4
Skor 4 jika sesuai 4 ketentuan
Skor 3 jika sesuai 3 ketentuan
Skor 2 jika sesuai 2 ketentuan
Skor 1 jika sesuai 1 ketentuan
Skor 0 jika tidak ada yang sesuai ketentuan
13. Sekolah melaksanakan proses pembelajaran dengan jumlah siswa per
rombongan belajar maksimum 36 orang.
Dibuktikan dengan melihat data siswa atau absensi siswa per kelas.
Skor 4 jika jumlah siswa per rombongan belajar maksimum 36 orang.
Skor 3 jika jumlah siswa per rombongan belajar sebanyak 37 – 38 orang. 4

Skor 2 jika jumlah siswa per rombongan belajar sebanyak 39 – 40 orang.


Skor 1 jika jumlah siswa per rombongan belajar sebanyak 41 – 42 orang.
Skor 0 jika jumlah siswa per rombongan belajar lebih dari 42 orang.
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN

14. Siswa menggunakan buku teks pelajaran dalam proses pembelajaran.


Dibuktikan dengan: 1) Melihat pencantuman buku teks mata pelajaran
dalam RPP. 2) Melihat daftar buku teks pelajaran.
Menanyakan kepada beberapa siswa tentang ketersediaan dan penggunaan
buku teks pelajaran dalam bentuk cetak maupun eBook
Skor 4 jika 100% menggunakan buku teks 3
Skor 3 jika 95%-99% menggunakan buku teks
Skor 2 jika 90%-94% menggunakan buku teks
Skor 1 jika 85%-89% menggunakan buku teks
Skor 0 jika kurang dari 85% menggunakan buku teks
15. Guru melakukan pengelolaan kelas yang baik dengan: (1) keteladanan
dalam sikap spiritual, (2) keteladanan dalam sikap sosial, (3)
pengaturan tempat, (4) pengaturan suara, (5) penggunaan kata-kata
santun, lugas, dan mudah dimengerti, (6) kemampuan belajar siswa,
(7) ketertiban kelas, (8) penguatan dan umpan balik, (9) keaktifan
siswa, (10) berpakaian sopan, bersih, dan rapi, (11) menjelaskan
silabus mata pelajaran pada tiap awal semester, (12) ketepatan
penggunaan waktu.
Dibuktikan dengan: 1) Mengamati proses pembelajaran di 1-2 kelas, yang
dipilih oleh asesor dengan memerhatikan keterlaksana-an enam hal di atas. 2) 4
Melihat rekap hasil supervisi kelas oleh kepala Sekolah.
Skor 4 jika melakukan 12 kriteria
Skor 3 jika melakukan 10 – 11 kriteria
Skor 2 jika melakukan 8 – 9 kriteria
Skor 1 jika melakukan 6 – 7 kriteria
Skor 0 jika melakukan kurang dari 6 kriteria
16. Guru memulai pembelajaran dengan 5 langkah pendahuluan berikut:
(1) menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti
pembelajaran, (2) memberi motivasi belajar siswa, (3) mengajukan
pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari, (4) menjelaskan tujuan pembelajaran, (5)
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
Dibuktikan dengan: 1) Mengamati pelaksanaan langkah pendahuluan
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. 2) Melihat kesesuaian antara RPP
4
dengan pelaksanaan pembelajaran.
3) Melihat rekap hasil supervisi kelas oleh kepala Sekolah.
Skor 4 jika 91% -100% guru melakukan 5 langkah pendahuluan
Skor 3 jika 81% - 90% guru melakukan 5 langkah pendahuluan
Skor 2 jika 71% - 80% guru melakukan 5 langkah pendahuluan
Skor 1 jika 61% - 70% guru melakukan 5 langkah pendahuluan
Skor 0 jika kurang dari 61% guru melakukan 5 langkah pendahuluan
17. Guru menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik siswa dan mata pelajaran.
Dibuktikan dengan: 1) Menelaah ragam model pembelajaran yang
digunakan guru dalam: a) RPP. b) proses pembelajaran di 1-2 kelas, yang
dipilih oleh asesor. 2) Wawancara dengan guru dan siswa.
Skor 4 jika 91%-100% guru menggunakan model yang sesuai
4
Skor 3 jika 81%-90% guru menggunakan model yang sesuai
Skor 2 jika 71%-80% guru menggunakan model yang sesuai
Skor 1 jika 61%-70% guru menggunakan model yang sesuai

Skor 0 jika kurang dari 61% guru menggunakan model yang sesuai
18. Guru menggunakan metode pembelajaran yang sesuai karakteristik
3
siswa dan mata pelajaran.
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN

Dibuktikan dengan: 1) Menelaah ragam metode pembelajaran yang


digunakan guru dalam: a) RPP. b) Proses pembelajaran di 1-2 kelas, yang
dipilih oleh asesor. 2) Wawancara dengan guru dan siswa.

Skor 4 jika 91%-100% guru menggunakan metode yang sesuai


Skor 3 jika 81%-90% guru menggunakan metode yang sesuai
Skor 2 jika 71%-80% guru menggunakan metode yang sesuai
Skor 1 jika 61%-70% guru menggunakan metode yang sesuai
Skor 0 jika kurang dari 61% guru menggunakan metode yang sesuai
19. Guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai karakteristik
siswa dan mata pelajaran.
Dibuktikan dengan: 1) Menelaah ragam media pembelajaran yang
digunakan guru dalam: a) RPP. b) Proses pembelajaran di 1-2 kelas, yang
dipilih oleh asesor. 2) Wawancara dengan guru dan siswa.
Skor 4 jika 91%-100% guru menggunakan media yang sesuai 4
Skor 3 jika 81%-90% guru menggunakan media yang sesuai
Skor 2 jika 71%-80% guru menggunakan media yang sesuai
Skor 1 jika 61%-70% guru menggunakan media yang sesuai
Skor 0 jika kurang dari 61% guru menggunakan media yang sesuai
20. Guru menggunakan sumber belajar yang sesuai karakteristik siswa
dan mata pelajaran.
Dibuktikan dengan: 1) Menelaah ragam sumber belajar yang digunakan
guru dalam: a) RPP. b) Proses pembelajaran di 1-2 kelas, yang dipilih oleh
asesor. 2) Wawancara dengan guru dan siswa.
Skor 4 jika 91%-100% guru menggunakan sumber belajar yang sesuai 4
Skor 3 jika 81%-90% guru menggunakan sumber belajar yang sesuai
Skor 2 jika 71%-80% guru menggunakan sumber belajar yang sesuai
Skor 1 jika 61%-70% guru menggunakan sumber belajar yang sesuai
Skor 0 jika kurang dari 61% guru menggunakan sumber belajar yang sesuai
21. Guru menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai
karakteristik siswa dan mata pelajaran.
Dibuktikan dengan: 1) Menelaah ragam pendekatan pembelajaran yang
digunakan guru dalam: a) RPP. b) Proses pembelajaran di 1-2 kelas, yang
dipilih oleh asesor. 2) Wawancara dengan guru dan siswa.
Skor 4 jika 91%-100% guru menggunakan pendekatan yang sesuai 4
Skor 3 jika 81%-90% guru menggunakan pendekatan yang sesuai
Skor 2 jika 71%-80% guru menggunakan pendekatan yang sesuai
Skor 1 jika 61%-70% guru menggunakan pendekatan yang sesuai
Skor 0 jika kurang dari 61% guru menggunakan pendekatan yang sesuai
22. Guru bersama siswa mengakhiri pembelajaran dengan lang-kah
penutup berikut: (1) mengevaluasi seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran, (2) memberikan umpan balik terha-dap proses dan
hasil pembelajaran, (3) melakukan kegiatan tindak lanjut, (4)
menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran berikutnya.
Dibuktikan dengan: 1) Mengamati pelaksanaan langkah penutup an
pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. 2) Melihat kese-suaian antara 4
RPP dengan pelaksanaan pembelajaran. 3) Melihat rekap hasil supervisi kelas
oleh kepala Sekolah
Skor 4 jika 91%-100% guru melakukan 4 langkah penutup
Skor 3 jika 81%-90% guru melakukan 4 langkah penutup
Skor 2 jika 71%-80% guru melakukan 4 langkah penutup
Skor 1 jika 61%-70% guru melakukan 4 langkah penutup
Skor 0 jika kurang dari 61% guru melakukan 4 langkah penutup
23. Guru menggunakan pendekatan penilaian otentik dalam penilaian
4
proses pembelajaran.
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN

Dibuktikan dengan: 1) Memeriksa dokumen: a) Instrumen penilaian otentik.


b) Bukti pelaksanaan penilaian otentik. c) Hasil penilaian otentik. 2)
Wawancara dengan guru
Skor 4 jika 91%-100% guru menggunakan pendekatan penilaian otentik
Skor 3 jika 81%-90% guru menggunakan pendekatan penilaian otentik
Skor 2 jika 71%-80% guru menggunakan pendekatan penilaian otentik
Skor 1 jika 61%-70% guru menggunakan pendekatan penilaian otentik
Skor 0 jika kurang dari 61% guru menggunakan pendekatan penilaian
otentik
24. Guru memanfaatkan hasil penilaian otentik untuk merencanakan
program: (1) remedial, (2) pengayaan (3) pelayanan konseling, (4)
perbaikan proses pembelajaran.
Dibuktikan dengan dokumen perencanaan program:
1) Remedial. 2) Pengayaan. 3) Pelayanan konseling. 4) Perbaikan proses
pembelajaran.
Skor 4 jika 91%-100% guru memanfaatkan untuk 4 kegiatan 4
Skor 3 jika 81%-90% guru memanfaatkan untuk 4 kegiatan
Skor 2 jika 71%-80% guru memanfaatkan untuk 4 kegiatan
Skor 1 jika 61%-70% guru memanfaatkan untuk 4 kegiatan
Skor 0 jika kurang dari 61% guru memanfaatkan untuk 4 kegiatan
25. Kepala Sekolah melakukan pengawasan proses pembelajaran dengan
objektif dan transparan guna peningkatan mutu secara berkelanjutan.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen bukti perencanaan dan pelaksanaan
pengawasan yang dilakukan oleh kepala Sekolah, serta tindak lanjut hasil
pengawasan dalam peningkatan mutu secara berkelanjutan. 2)
Mewawancarai beberapa guru tentang pelaksanaan pengawasan yang
dilakukan kepala Sekolah
Skor 4 jika dilakukan secara objektif dan transparan, dan digunakan untuk
peningkatan mutu 4
Skor 3 jika dilakukan secara objektif dan transparan, tetapi tidak digunakan
untuk peningkatan mutu
Skor 2 jika dilakukan secara objektif dan tertutup, dan tidak digunakan
untuk peningkatan mutu
Skor 1 jika dilakukan secara subjektif dan tertutup, dan tidak digunakan
untuk peningkatan mutu
Skor 0 jika Tidak melakukan pengawasan
26. Kepala Sekolah melakukan supervisi proses pembelajaran terhadap
seluruh guru setiap tahun.
Dibuktikan dengan memeriksa dokumen bukti pelaksanaan supervisi proses
pembelajaran yang dilakukan oleh kepala Sekolah atau guru senior yang
diberi wewenang oleh kepala Sekolah
Skor 4 jika supervisi 91%-100% guru 4
Skor 3 jika supervisi 81%-90% guru
Skor 2 jika supervisi 71%-80% guru
Skor 1 jika supervisi 61%-70% guru
Skor 0 jika supervisi kurang dari 61% guru
27. Kepala Sekolah memantau proses pembelajaran melalui: (1) diskusi
kelompok terfokus, (2) pengamatan, (3) pencatatan, (4) perekaman,
(5) wawancara, (6) pendokumentasian.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen bukti pemantauan proses pembelajaran
yang dilakukan kepala Sekolah. 2) Wawancara dengan guru tentang 4
pelaksanaan pemantauan. 3) Wawancara dengan siswa tentang pelaksanaan
pemantauan.
Skor 4 jika melalui 5 atau lebih cara pemantauan
Skor 3 jika melalui 4 cara pemantauan
Skor 2 jika melalui 3 cara pemantauan 4
Skor 1 jika melalui 2 cara pemantauan
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN

Skor 0 jika kurang dari 2 cara pemantauan


28. Kepala Sekolah menindaklanjuti hasil supervisi proses pembelajaran
dengan cara: (1) pemberian contoh, (2) diskusi, (3) konsultasi, (4)
pelatihan.
Dibuktikan dengan: 1) Memeriksa dokumen bukti tindak lanjut supervisi
proses pembelajaran yang dilakukan kepala Sekolah.
2) Wawancara dengan guru tentang tindak lanjut hasil supervisi.
Skor 4 jika menindaklanjuti dengan 4 cara 4
Skor 3 jika menindaklanjuti dengan 3 cara
Skor 2 jika menindaklanjuti dengan 2 cara
Skor 1 jika menindaklanjuti dengan 1 cara
Skor 0 jika tidak menindaklanjuti
29. Kepala Sekolah menyusun: (1) laporan pemantauan, (2) laporan
supervisi, (3) laporan evaluasi proses pembelajaran, (4) program
tindak lanjut.
Dibuktikan dengan: 1) Laporan hasil pemantauan, supervisi, dan evaluasi
proses pembelajaran yang dilakukan kepala Sekolah. 2) Dokumen program
tindak lanjut hasil pengawasan.
Skor 4 jika menyusun laporan 3 kegiatan dan program tindak lanjut 4
Skor 3 jika menyusun laporan 3 kegiatan dan tidak merencanakan program
tindak lanjut
Skor 2 jika menyusun laporan 2 kegiatan
Skor 1 jika menyusun laporan 1 kegiatan
Skor 0 jika tidak menyusun laporan kegiatan
30. Kepala Sekolah melakukan tindak lanjut terhadap hasil pengawasan
proses pembelajaran, minimal 1 tahun terakhir.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen bukti pelaksanaan tindak lanjut
pengawasan yang dilakukan kepala Sekolah berupa: a) Bukti keikutsertaan
guru dalam program PKB. b) Bukti pemberian penguatan dan penghargaan.
2) Wawancara dengan guru tentang tindak lanjut hasil pengawasan.
Skor 4 jika menindaklanjuti 91%-100% hasil pengawasan 4
Skor 3 jika menindaklanjuti 81%-90% hasil pengawasan
Skor 2 jika menindaklanjuti 71%-80% hasil pengawasan
Skor 1 jika menindaklanjuti 61%-70% hasil pengawasan
Skor 0 jika menindaklanjuti kurang dari 61% hasil pengawasan
Jumlah Skor Perolehan 82

Keterangan :

Skor Maksimal = Jumlah Komponen x 4 = 21 x 4 = 84


Ketercapaian :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 91 – 100 % = A (Unggul)
Nilai = 𝑥 100
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 81 – 90% = B (Baik)
𝟖𝟐
71 – 80% = C (cukup)
Nilai = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 = 97 61 – 70% = D (Kurang)
𝟖𝟒
Dibawah 60% = E (Sangat
KESIMPULAN : Kurang)
Kekuatan :
.................................................................................................................................................................................................................
Kelemahan :
.................................................................................................................................................................................................................

SARAN PEMBINAAN :
.................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui, Jakarta, 26 Juni 2020
Kepala Madrasah Pengawas Madrasah

Hj. Rifqiati, M. Pd
Drs. M. Saleh
NIP. 197001111997032002
NIP. 196108031996031001
INSTRUMEN PEMANTAUN 8 SNP SMA ALIYAH
( 2. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN )
1. Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 18 JAKARTA
2. Kecamatan : DUREN SAWIT
3. Kota : JAKARTA TIMUR
4. Hari, Tanggal Supervisi : JUMAT, 26 JUNI 2020
5. Materi Pembinaan : STANDAR KOMPETENSI LULUSAN

SKOR KONDISI NYATA/


NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN
31. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, sesuai dengan perkembangan siswa
yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran melalui pembiasaan:
(1) integrasi pengembangan sikap beriman dan bertakwa kepada
Tuhan YME dalam kegiatan pembelajaran, (2) berdoa setiap memulai
dan mengakhiri kegiatan, (3) santun dalam berbicara dan
berperilaku, (4) berpakaian sopan sesuai aturan Sekolah, (5)
mengucapkan salam saat masuk kelas, (6) melaksanakan kegiatan
ibadah, (7) mensyukuri setiap nikmat yang diperoleh, (8)
menumbuhkan sikap saling menolong/berempati, (9) menghormati
perbedaan, (10) antre saat bergantian memakai fasilitas Sekolah.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen: a) Program Sekolah melalui Rencana
Kerja dan Pelaksanaan Program. b) Foto-foto kegiatan yang mencerminkan 4
sikap religius siswa. 2) Observasi lingkungan tentang aktivitas yang
dilakukan oleh siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. 3) Wawancara dengan kepala Sekolah, guru, tenaga
kependidikan, pengurus OSIS, dan komite Sekolah.
Skor 4 jika melaksanakan 9 kegiatan pembiasaan atau lebih
Skor 3 jika melaksanakan 7-8 kegiatan pembiasaan
Skor 2 jika melaksanakan 5-6 kegiatan pembiasaan
Skor 1 jika melaksanakan 3-4 kegiatan pembiasaan
Skor 0 jika melaksanakan kurang dari 3 kegiatan pembiasaan
32. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sosial dengan
karakter: (1) jujur dan bertanggung jawab, (2) peduli, (3) gotong-
royong dan demokratis, (4) percaya diri, (5) nasionalisme yang
diperoleh melalui kegiatan pembelajaran dan pembiasaan.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen: a) Rencana dan laporan pelaksanaan
kegiatan. b) Dokumentasi kegiatan. c) Catatan konselor/guru BK. d) Jurnal
siswa dan guru. 2) Observasi aktivitas siswa terkait dengan pengembangan
karakter melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
3) Wawancara dengan wali kelas, guru BK, dan siswa. 4
Skor 4 jika melaksanakan 5 kegiatan atau lebih
Skor 3 jika melaksanakan 4 kegiatan
Skor 2 jika melaksanakan 3 kegiatan
Skor 1 jika melaksanakan 2 kegiatan
Skor 0 jika melaksanakan kurang dari 2 kegiatan
33. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap pembelajar sejati
sepanjang hayat sesuai dengan perkembangan anak, yang diperoleh
dari pengalaman pembelajaran dan pembiasaan melalui gerakan
literasi sekolah/Sekolah, meliputi: (1) perencanaan dan penilaian
program literasi, (2) waktu yang cukup untuk kegiatan literasi, (3)
membaca buku, (4) lomba terkait literasi, (5) memajang karya tulis, 4
(6) Penghargaan berkala untuk siswa, (7) Pelatihan literasi.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen: a) Rencana dan laporan pelaksanaan
kegiatan literasi. b) Dokumentasi kegiatan. 2) Observasi aktivitas siswa
terkait dengan pelaksanaan gerakan literasi. 3) Wawancara dengan kepala
Sekolah, guru, tenaga kependidikan, pengurus OSIS, dan komite Sekolah.
Skor 4 jika melaksanakan 6 kegiatan atau lebih
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN

Skor 3 jika melaksanakan 5 kegiatan


Skor 2 jika melaksanakan 4 kegiatan
Skor 1 jika melaksanakan 3 kegiatan
Skor 0 jika melaksanakan kurang dari 3 kegiatan
34. Siswa memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sehat jasmani dan
rohani melalui keterlibatan dalam kegiatan kesiswaan, berupa: (1)
Olah raga, (2) Seni, (3) Kepramukaan, (4) UKS, (5) Keagamaan, (6)
Lomba yang terkait dengan kesehatan jasmani dan rohani.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen: a) Program, laporan, dan dokumentasi
kegiatan kesiswaan. b) Kehadiran siswa dalam pembelajaran. c) Kegiatan
ekstrakurikuler wajib maupun pilihan. d) Kegiatan UKS yang meliputi kantin
sehat, bina mental untuk pencegahan NAPZA (Narkotika, Alkohol,
Psikotropika, dan Zat Adiktif) , HIV/AIDS, tindak kekerasan, dan lain-lain. e)
Prestasi dalam bidang olah raga dan seni. f) Catatan perkembangan siswa
dari guru PJOK, wali kelas, guru BK, dan kepala Sekolah. 2) Wawancara: a)
3
Wakil kepala Sekolah bidang kesiswaan, pembina dan pengurus OSIS. b)
Siswa. c) Komite Sekolah. 3) Observasi lingkungan sekolah yang meliputi
kantin, UKS, dan aktivitas lain yang relevan.
Skor 4 jika melaksanakan 6 kegiatan atau lebih
Skor 3 jika melaksanakan 5 kegiatan

Skor 2 jika melaksanakan 4 kegiatan


Skor 1 jika melaksanakan 3 kegiatan
Skor 0 jika melaksanakan kurang dari 3 kegiatan
35. Siswa memiliki pengetahuan: (1) faktual, (2) konseptual, (3)
prosedural, (4) metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan
kegiatan.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen: a) Silabus setiap mata pelajaran. b) RPP
setiap mata pelajaran. c) Portofolio dan laporan kegiatan. d) Penilaian. 2)
Observasi: a) Proses kegiatan pembelajaran di kelas atau di luar kelas. b)
Sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. 3)
Wawancara: 4
Skor 4 jika semua mata pelajaran memuat 4 aspek pengetahuan
Skor 3 jika 11-12 mata pelajaran memuat 4 aspek pengetahuan
Skor 2 jika 9-10 mata pelajaran memuat 4 aspek pengetahuan
Skor 1 jika 7-8 mata pelajaran memuat 4 aspek pengetahuan
Skor 0 jika kurang dari 7 mata pelajaran memuat 4 aspek pengetahuan
36. Siswa memiliki keterampilan berpikir kreatif, produktif, dan kritis,
melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan dari yang
dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri, yang
diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan kegiatan, meliputi: (1) 4
kegiatan di dalam/luar kelas, (2) praktik di laboratorium, (3)
penelitian sederhana, (4) studi wisata, (5) seminar atau workshop, (6)
peragaan atau pameran (7) pementasan karya seni.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen: a) Program pembelajaran. b)Laporan
praktik. c) Laporan penelitian. d) Laporan pelaksanaan studi wisata,
seminar, workshop, peragaan, pameran, dan pementasan karya seni, dll. 2)
Observasi: a) Proses pembelajaran baik kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler. b) Proses pembelajaran di Laboratorium. 3)
Wawancara: a) Guru. b) Siswa.
Skor 4 jika melaksanakan 7 kegiatan atau lebih
Skor 3 jika melaksanakan 6 kegiatan
Skor 2 jika melaksanakan 5 kegiatan
Skor 1 jika melaksanakan 4 kegiatan
Skor 0 jika melaksanakan kurang dari 4 kegiatan
37. Siswa memiliki keterampilan bertindak secara mandiri, kolaboratif, 3
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN
dan komunikatif, melalui pendekatan ilmiah sebagai pengembangan
dari yang dipelajari pada satuan pendidikan dan sumber lain secara
mandiri, yang diperoleh dari pengalaman pembelajaran dan kegiatan,
meliputi: (1) penugasan individu, (2) penugasan kelompok, (3)
pelaporan tugas/kegiatan, (4) mempresentasikan hasil penugasan,
(5) keterlibatan dalam kepanitiaan, (6) keterlibatan dalam berbagai
lomba karya ilmiah.
Dibuktikan dengan: 1) Dokumen: a) RPP yang memuat penugasan individu
dan kelompok. b) Laporan tugas dan kegiatan oleh siswa. c) Bahan dan
dokumentasi presentasi tugas. d) SK Kepanitiaan dan laporan kegiatan.
e) Surat Tugas/SK tentang penyusunan program Sekolah. 2) Observasi: a)
Proses pembelajaran di dalam dan luar kelas. b) Proses pembelajaran di
laboratorium. 3) Wawancara: a) Guru. b) Siswa.
Skor 4 jika melaksanakan 6 kegiatan atau lebih
Skor 3 jika melaksanakan 5 kegiatan
Skor 2 jika melaksanakan 4 kegiatan
Skor 1 jika melaksanakan 3 kegiatan
Skor 0 jika melaksanakan kurang dari 3 kegiatan
Jumlah Skor Perolehan 26
Keterangan :

Skor Maksimal = Jumlah Komponen x 4 = 7 x 4 = 28 Ketercapaian :


91 – 100 % = A (Unggul)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
Nilai = 𝑥 100 81 – 90% = B (Baik)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
71 – 80% = C (cukup)
𝟐𝟔 61 – 70% = D (Kurang)
Nilai = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 = 92 Dibawah 60% = E (Sangat
𝟐𝟖
Kurang)
KESIMPULAN :
Kekuatan :
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................

Kelemahan :
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................

SARAN PEMBINAAN :
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................

Mengetahui, Jakarta, 26 Juni 2020


Kepala Madrasah Pengawas Madrasah

Hj. Rifqiati, M. Pd
Drs. M. Saleh
NIP. 197001111997032002
NIP. 196108031996031001
INSTRUMEN PEMANTAUN 8 SNP SMA ALIYAH IS - MA - 07
( 3. STANDAR SARANA DAN PRASARANA )
1. Nama Madrasah : MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 18 JAKARTA
2. Kecamatan : DUREN SAWIT
3. Kota : JAKARTA TIMUR
4. Hari, Tanggal Supervisi : JUMAT, 26 JUNI 2020
5. Materi Pembinaan : STANDAR SARANA DAN PRASARANA

SKOR KONDISI NYATA/


NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN
57. Sekolah memiliki luas lahan sesuai ketentuan luas minimum.
Dibuktikan dengan dokumen yang memuat luas lahan bangunan Sekolah.
Bandingkan luas lahan tersebut dengan luas lahan minimum sesuai jumlah
Rombel dan jumlah lantai. 4
Skor 4 jika memiliki luas lahan sesuai ketentuan
Skor 3 jika memiliki lahan seluas 91% -99% dari ketentuan
Skor 2 jika memiliki lahan seluas 81%-90% dari ketentuan
Skor 1 jika memiliki lahan seluas 71%-80% dari ketentuan
Skor 0 jika memiliki lahan seluas kurang dari 71% dari ketentuan
58. Lahan Sekolah memenuhi ketentuan: (1) terhindar dari potensi
bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, (2)
memiliki akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat, (3)
terhindar dari pencemaran air, (4) terhindar dari kebisingan, (5)
terhindar dari pencemaran udara.
Dibuktikan dengan: 1) Mengamati lingkungan Sekolah terkait dengan: a) 4
Potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa. b)
Ketersediaan akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat. c)
Pencemaran air. d) Kebisingan. e) Pencemaran udara. 2) Wawancara
dengan berbagai pihak yang terkait dengan sarana dan prasarana.
Skor 4 jika Memenuhi 5 ketentuan
Skor 3 jika Memenuhi 4 ketentuan
Skor 2 jika Memenuhi 3 ketentuan
Skor 1 jika Memenuhi 2 ketentuan
Skor 0 jika Memenuhi kurang dari 2 ketentuan
59. Sekolah memiliki luas lantai bangunan sesuai ketentuan
Dibuktikan dengan: 1) Pengamatan langsung. 2) Dokumen yang berisi
4
tentang luas lantai bangunan.
Skor 4 jika memiliki luas lantai sesuai ketentuan
Skor 3 jika memiliki lantai seluas 91% -99% dari ketentuan
Skor 2 jika memiliki lantai seluas 81%-90% dari ketentuan
Skor 1 jika memiliki lantai seluas 71%-80% dari ketentuan
Skor 0 jika memiliki lantai seluas kurang dari 71% dari ketentuan
60. Bangunan Sekolah memenuhi persyaratan keselamatan, meliputi:
(1) konstruksi yang stabil, (2) konstruksi yang kukuh, (3) sistem
pencegahan bahaya kebakaran, (4) fasilitas ramah anak, (5)
penangkal petir. 4
Dibuktikan dengan: 1) Mengamati kondisi bangunan Sekolah dan
prasarana yang ada, meliputi: a) Konstruksi yang kukuh dan stabil. b)
Perangkat pencegahan bahaya kebakaran. c) Fasilitas ramah anak. d)
Penangkal petir. 2) Wawancara dengan berbagai pihak yang terkait
dengan sarana dan prasarana.
Skor 4 jika Memenuhi 4 persyaratan
Skor 3 jika Memenuhi 3 persyaratan
Skor 2 jika Memenuhi 2 persyaratan
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN
Skor 1 jika Memenuhi 1 persyaratan
Skor 0 jika Tidak Memenuhi semua persyaratan keselamatan
61. Bangunan Sekolah memenuhi persyaratan kesehatan yang meliputi:
(1) ventilasi udara, (2) pencahayaan, (3) sanitasi, (4) tempat
sampah, (5) bahan bangunan yang aman.
Dibuktikan dengan: 1) Mengamati kondisi bangunan Sekolah dan 4
prasarana yang ada, meliputi: a) Ventilasi. b) Pencahayaan. c) Sanitasi. d)
Tempat sampah. e) Bahan bangunan yang aman. 2) Wawancara dengan
berbagai pihak yang terkait dengan sarana dan prasarana
Skor 4 jika Memenuhi 5 persyaratan
Skor 3 jika Memenuhi 4 persyaratan
Skor 2 jika Memenuhi 3 persyaratan
Skor 1 jika Memenuhi 2 persyaratan
Skor 0 jika Memenuhi kurang dari 2 persyaratan
62. Bangunan Sekolah memiliki instalasi listrik dengan daya yang
mencukupi kebutuhan.
Dibuktikan dengan: 1) Melihat ketersediaan penerangan listrik di semua
ruangan. 2) Rekening pembayaran listrik. 4
Skor 4 jika memiliki daya lebih dari 2200 Watt
Skor 3 jika memiliki daya 2200 Watt
Skor 2 jika memiliki daya 1300 Watt
Skor 1 jika memiliki daya 900 Watt
Skor 0 jika memiliki daya kurang dari 900 Watt
63. Sekolah melakukan pemeliharaan berkala 5 tahun sekali, meliputi:
pengecatan ulang, perbaikan jendela dan pintu, lantai, penutup atap,
plafon, instalasi air, dan listrik.
Dibuktikan dengan: 1) Melihat kondisi fisik. 2) Dokumen pelaksanaan
pemeliharaan Sekolah.
Skor 4 jika Melakukan perawatan berkala kurang dari 5 tahun
Skor 3 jika Melakukan perawatan berkala 5 tahun
Skor 2 jika Melakukan perawatan berkala 6 tahun
Skor 1 jika Melakukan perawatan berkala 7 tahun
Skor 0 jika Melakukan perawatan berkala lebih dari 7 tahun
64. Sekolah memiliki prasarana yang lengkap sesuai ketentuan dengan
kondisi baik.
Dibuktikan dengan melihat ketersediaan dan kondisi prasarana yang
dimiliki Sekolah. Khusus untuk perpustakaan dan laboratorium dibuktikan
dengan adanya jadwal dan laporan kegiatan.
Skor 4 jika Memiliki 18 atau lebih jenis prasarana yang dipersyaratkan 3
Skor 3 jika Memiliki 14-17 jenis prasarana yang dipersyaratkan
Skor 2 jika Memiliki 10-13 jenis prasarana yang dipersyaratkan
Skor 1 jika Memiliki 6-9 jenis prasarana yang dipersyaratkan
Skor 0 jika memiliki kurang dari 6 jenis prasarana yang dipersyaratkan
65. Sekolah memiliki ruang kelas dengan jumlah, ukuran, dan sarana
sesuai ketentuan
Dibuktikan dengan hasil pengamatan/observasi di lokasi dan wawancara
dengan berbagai pihak (wakil sarana dan prasarana).
Skor 4 jika Memiliki ruang kelas dengan jumlah, ukuran, dan sarana sesuai 4
ketentuan.
Skor 3 jika Memiliki ruang kelas dengan jumlah dan ukuran sesuai
ketentuan.
Skor 2 jika Memiliki ruang kelas dengan jumlah sesuai ketentuan.
Skor 1 jika Memiliki ruang kelas dengan ukuran sesuai ketentuan.
Skor 0 jika Memiliki ruang kelas dengan jumlah, ukuran, dan sarana tidak
sesuai ketentuan.
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN
66. Sekolah memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai
dengan ketentuan dan pendayagunaannya secara maksimal,
kondisinya terawat dengan baik, bersih serta nyaman.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang dan pemanfaatan perpustakaan,
katalog/e-katalog, perabot, media pembelajaran, dan perlengkapan lain.
Skor 4 jika Memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana sesuai
dengan ketentuan dan pendayagunaannya secara maksimal, kondisinya
4
terawat dengan baik, bersih serta nyaman
Skor 3 jika Memiliki ruang perpustakaan dengan sarana sesuai ketentuan
Skor 2 jika Memiliki ruang perpustakaan dengan luas sesuai ketentuan
Skor 1 jika Memiliki ruang perpustakaan dengan luas dan sarana tidak
sesuai ketentuan
Skor 0 jika Tidak memiliki ruang perpustakaan
67. Sekolah memiliki ruang laboratorium biologi sesuai ketentuan: (1)
menampung minimum satu rombongan belajar, (2) luas minimum,
(3) sarana yang lengkap, (4) didayagunakan secara maksimal, (5)
kondisinya terawat dengan baik, (6) bersih dan nyaman
Dibuktikan dengan memeriksa ruang dan pemanfaatan laboratorium
biologi, perabot, peralatan pendidikan, media pembelajaran, dan
perlengkapan lain. 4
Skor 4 jika Memenuhi 6 ketentuan
Skor 3 jika Memenuhi 5 ketentuan
Skor 2 jika Memenuhi 4 ketentuan
Skor 1 jika Memenuhi 3 ketentuan
Skor 0 jika Memenuhi kurang dari 3 ketentuan
68. Sekolah memiliki ruang laboratorium fisika sesuai ketentuan: (1)
dapat menampung minimum satu rombongan belajar, (2) luas
minimum, (3) sarana yang lengkap, (4) didayagunakan secara
maksimal, (5) kondisinya terawat dengan baik, (6) bersih dan
nyaman.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang dan pemanfaatan laboratorium
fisika, perabot, peralatan pendidikan, media pembelajaran, dan 4
perlengkapan lain.
Skor 4 jika Memenuhi 6 ketentuan
Skor 3 jika Memenuhi 5 ketentuan
Skor 2 jika Memenuhi 4 ketentuan
Skor 1 jika Memenuhi 3 ketentuan
Skor 0 jika Memenuhi kurang dari 3 ketentuan
69 Sekolah memiliki ruang laboratorium kimia sesuai ketentuan: (1)
dapat menampung minimum satu rombongan belajar, (2) luas
minimum, (3) sarana yang lengkap, (4) didayagunakan secara
maksimal, (5) kondisinya terawat dengan baik, (6) bersih dan
nyaman.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang dan pemanfaatan laboratorium
kimia,, perabot, peralatan pendidikan, media pembelajaran, dan 4
perlengkapan lain.
Skor 4 jika Memenuhi 6 ketentuan
Skor 3 jika Memenuhi 5 ketentuan
Skor 2 jika Memenuhi 4 ketentuan
Skor 1 jika Memenuhi 3 ketentuan
Skor 0 jika Memenuhi kurang dari 3 ketentuan
70. Sekolah memiliki ruang komputer/TIK yang memenuhi ketentuan:
(1) berfungsi sebagai alat bantu untuk mendukung kegiatan
pembelajaran, (2) mengakses berbagai sumber belajar sesuai
ketentuan dan pendayagunaannya secara maksimal, (3) kondisinya
terawat dengan baik, (4) bersih dan nyaman. 4
Dibuktikan dengan memeriksa ruang dan pemanfaatan laboratorium
komputer, perabot, peralatan pendidikan, media pembelajaran, dan
perlengkapan lain.
Skor 4 jika Memenuhi 4 ketentuan
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN
Skor 3 jika Memenuhi 3 ketentuan
Skor 2 jika Memenuhi 2 ketentuan
Skor 1 jika Memenuhi 1 ketentuan
Skor 0 jika tidak memiliki ruang komputer / TIK
71. Sekolah memiliki ruang laboratorium bahasa sesuai ketentuan: (1)
dapat menampung minimum satu rombongan belajar, (2) luas
4
minimum, (3) sarana memadai, (4) didayagunakan secara maksimal,
(5) kondisinya terawat dengan baik, (6) bersih dan nyaman
Dibuktikan dengan memeriksa ruang dan pemanfaatan laboratorium
bahasa, perabot, peralatan pendidikan, media pembelajaran, dan
perlengkapan lain.
Skor 4 jika Memenuhi 6 ketentuan
Skor 3 jika Memenuhi 5 ketentuan
Skor 2 jika Memenuhi 4 ketentuan
Skor 1 jika Memenuhi 3 ketentuan
Skor 0 jika Memenuhi kurang dari 3 ketentuan
72. Sekolah memiliki ruang pimpinan dengan luas minimum 12 m 2
dengan sarana meliputi: (1) kursi pimpinan, (2) meja pimpinan, (3)
kursi dan meja tamu, (4) lemari, (5) papan statistik, (6) simbol
kenegaraan, (7) tempat sampah, (8) jam dinding.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang pimpinan, perabot, dan
perlengkapan lain.
Skor 4 jika Memiliki ruang pimpinan dengan luas 12 m2 atau lebih dan
4
sarana sebanyak 5-8
Skor 3 jika Memiliki ruang pimpinan dengan luas 12 m2 atau lebih dan
sarana sebanyak 1-4
Skor 2 jika Memiliki ruang pimpinan dengan luas kurang dari 12 m2 dan
sarana sebanyak 5-8
Skor 1 jika Memiliki ruang pimpinan dengan luas kurang dari 12 m2 dan
sarana sebanyak 1-4
Skor 0 jika Tidak memiliki ruang khusus untuk pimpinan
73. Sekolah memiliki ruang guru dengan rasio minimum 4 m /guru dan
luas minimum 40 m , dengan sarana: (1) kursi kerja, (2) meja kerja,
(3) lemari, (4) kursi tamu, (5) papan statistik, (6) papan
pengumuman, (7) tempat sampah, (8) tempat cuci tangan, (9) jam
dinding.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang guru, perabot, dan perlengkapan
lain.
Skor 4 jika Memiliki ruang guru dengan luas sesuai ketentuan dan
memiliki 7-9 sarana 4
Skor 3 jika Memiliki ruang guru dengan luas sesuai ketentuan dan
memiliki kurang dari 7 sarana
Skor 2 jika Memiliki ruang guru dengan luas tidak sesuai ketentuan dan
memiliki 7-9 sarana
Skor 1 jika Memiliki ruang guru dengan luas tidak sesuai ketentuan dan
memiliki kurang dari 7 sarana
Skor 0 jika Tidak memiliki ruang khusus untuk guru
74. Sekolah memiliki ruang tenaga administrasi dengan rasio minimum
4 m/staf dan luas minimum 16 m , dengan sarana: (1) kursi kerja, (2)
meja kerja, (3) lemari, (4) papan statistik, (5) tempat sampah, (6)
komputer, (7) filing kabinet, (8) brankas, (9) telepon, (10) jam
dinding, (11) kotak kontak, (12) penanda waktu.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang tenaga administrasi, perabot, dan 4
perlengkapan lain.
Skor 4 jika Memiliki ruang tenaga administrasi dengan luas sesuai
ketentuan dan memiliki 10-12 sarana
Skor 3 jika Memiliki ruang tenaga administrasi dengan luas sesuai
ketentuan dan memiliki kurang dari 10 sarana
Skor 2 jika Memiliki ruang tenaga administrasi dengan luas tidak sesuai
ketentuan dan memiliki 10-12 sarana
Skor 1 jika Memiliki ruang tenaga administrasi dengan luas tidak sesuai
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN
ketentuan dan memiliki kurang dari 10 sarana
Skor 0 jika Tidak memiliki ruang khusus untuk tenaga administrasi
75. Sekolah memiliki tempat beribadah bagi warga Sekolah dengan luas
minimum 12 m dan sarana berupa: (1) perlengkapan ibadah, (2)
lemari, (3) jam dinding.
Dibuktikan dengan memeriksa tempat ibadah, perabot, dan perlengkapan
lain.
Skor 4 jika Memiliki tempat beribadah dengan luas sesuai ketentuan dan
memiliki 3 sarana atau lebih
Skor 3 jika Memiliki tempat beribadah dengan luas sesuai ketentuan dan 4
memiliki kurang dari 3 sarana
Skor 2 jika Memiliki tempat beribadah dengan luas tidak sesuai ketentuan
dan memiliki 3 sarana atau lebih
Skor 1 jika Memiliki tempat beribadah dengan luas tidak sesuai ketentuan
dan memiliki kurang dari 3 sarana
Skor 0 jika Tidak memiliki tempat beribadah
76. Sekolah memiliki ruang konseling dengan luas minimum 9 m,
dengan sarana: (1) meja kerja, (2) kursi kerja, (3) kursi tamu, (4)
lemari, (5) papan kegiatan, (6) instrumen konseling, (7) buku
sumber, (8) media pengembangan kepribadian, (9) jam dinding.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang konseling, perabot, peralatan
konseling, dan perlengkapan lain.
Skor 4 jika Memiliki ruang konseling dengan luas sesuai ketentuan dan
memiliki 8-9 sarana
3
Skor 3 jika Memiliki ruang konseling dengan luas sesuai ketentuan dan
memiliki kurang dari 8 sarana
Skor 2 jika Memiliki ruang konseling dengan luas tidak sesuai ketentuan
dan memiliki 8-9 sarana
Skor 1 jika 1-3 mata pelajaran menggunakan buku teks pelajaran yang
telah ditetapkan dengan Permendiknas
Skor 0 jika Tidak ada mata pelajaran menggunakan buku teks mata
pelajaran yang telah ditetapkan dengan Permendiknas
77. Sekolah memiliki ruang UKS dengan luas minimum 12 m , dengan
sarana: (1) tempat tidur, (2) lemari, (3) meja, (4) kursi, (5) catatan
kesehatan siswa, (6) perlengkapan P3K, (7) tandu, (8) selimut, (9)
tensimeter, (10) termometer badan, (11) timbangan badan, (12)
pengukur timbangan badan, (13) tempat sampah, (14) tempat cuci
tangan, (15) jam dinding.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang UKS, perabot, dan perlengkapan
lain.
Skor 4 jika Memiliki ruang UKS dengan luas sesuai ketentuan dan 3
memiliki 12-15 sarana
Skor 3 jika Memiliki ruang UKS dengan luas sesuai ketentuan dan
memiliki kurang dari 12 sarana
Skor 2 jika Memiliki ruang UKS dengan luas tidak sesuai ketentuan dan
memiliki 12-15 sarana
Skor 1 jika Memiliki ruang UKS dengan luas tidak sesuai ketentuan dan
memiliki kurang dari 12 sarana
Skor 0 jika Tidak memiliki ruang UKS
78. Sekolah memiliki ruang organisasi kesiswaan dengan luas minimum
9 m , dengan sarana: (1) meja, (2) kursi, (3) papan tulis, (4) lemari,
(5) jam dinding.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang organisasi kesiswaan dan perabot.
Skor 4 jika Memiliki ruang organisasi kesiswaan dengan luas sesuai
ketentuan dan memiliki 4-5 sarana
3
Skor 3 jika Memiliki ruang organisasi kesiswaan dengan luas sesuai
ketentuan dan memiliki kurang dari 4 sarana
Skor 2 jika Memiliki ruang organisasi kesiswaan dengan luas tidak sesuai
ketentuan dan memiliki 4-5 sarana
Skor 1 jika Memiliki ruang organisasi kesiswaan dengan luas tidak sesuai
ketentuan dan memiliki kurang dari 4 sarana
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN
Skor 0 jika Tidak memiliki ruang organisasi kesiswaan
79. Sekolah memiliki jamban dengan ketentuan: (1) jumlah minimum,
(2) luas minimum per jamban, (3) tersedia air, (4) bersih, (5) sarana
lengkap
Dibuktikan dengan memeriksa jamban dan perlengkapan lain.
Skor 4 jika Memenuhi ketentuan (1), (2), (3), (4) dan (5)
4
Skor 3 jika Memenuhi ketentuan (1), (2), (3), dan (4)
Skor 2 jika Memenuhi ketentuan (1), (2), dan (3)
Skor 1 jika Memenuhi ketentuan (1) dan (3)
Skor 0 jika Tidak memenuhi ketentuan
80. Sekolah memiliki gudang dengan ketentuan: (1) luas minimum 21 m
, (2) memiliki perabot, (3) dapat dikunci, (4) tertata dengan baik
Dibuktikan dengan memeriksa ruang simpan/gudang dan perabot
Skor 4 jika Memenuhi 4 ketentuan
Skor 3 jika Memenuhi 3 ketentuan 4
Skor 2 jika Memenuhi 2 ketentuan
Skor 1 jika Memenuhi 1 ketentuan
Skor 0 jika Tidak Memenuhi ketentuan
81. Sekolah memiliki tempat bermain, berolahraga, berkesenian,
keterampilan, dan upacara dengan ketentuan: (1) luas minimum, (2)
memiliki bendera dan tiang bendera, (3) memiliki peralatan
olahraga, (4) memiliki peralatan seni budaya, (5) memiliki peralatan
keterampilan.
Dibuktikan dengan memeriksa keberadaan dan kemanfaatan tempat
bermain/tempat olah raga, peralatan pendidikan, dan perlengkapan lain 3
Skor 4 jika Memenuhi 5 ketentuan
Skor 3 jika Memenuhi 4 ketentuan (1), (2), (3), dan (4)
Skor 2 jika Memenuhi 3 ketentuan (1), (2), dan (3)
Skor 1 jika Memenuhi 2 ketentuan (1), dan (2)
Skor 0 jika Memenuhi ketentuan (1)
82. Sekolah memiliki ruang sirkulasi yang memenuhi ketentuan: (1)
luas minimum (2) kualitas (3) terawat dengan baik, (4) bersih, (5)
nyaman.
Dibuktikan dengan memeriksa ruang sirkulasi
Skor 4 jika Memenuhi 5 ketentuan
4
Skor 3 jika Memenuhi 4 ketentuan
Skor 2 jika Memenuhi 3 ketentuan
Skor 1 jika Memenuhi 2 ketentuan
Skor 0 jika Tidak Memenuhi kurang dari 2 ketentuan
83. Sekolah memiliki kantin yang memenuhi ketentuan: (1) area
tersendiri, (2) luas minimum 12 m , (3) ruangan bersih, (4) sanitasi
yang baik, (5) menyediakan makanan yang sehat dan bergizi.
Dibuktikan dengan memeriksa kantin.
Skor 4 jika Memenuhi semua ketentuan
3
Skor 3 jika Memenuhi ketentuan (1), (3), (4), dan (5)
Skor 2 jika Memenuhi ketentuan (1), (3), dan (5)
Skor 1 jika Memenuhi ketentuan (1), (4), dan (5)
Skor 0 jika Tidak memenuhi ketentuan (1)
84. Sekolah memiliki tempat parkir kendaraan yang memenuhi
ketentuan: (1) area khusus parkir, (2) luas memadai, (3) memiliki
sistem pengamanan, (4) memiliki rambu-rambu parkir, (5) memiliki
petugas khusus. 4
Dibuktikan dengan memeriksa tempat parkir
Skor 4 jika Memenuhi semua ketentuan
SKOR KONDISI NYATA/
NO KOMPONEN PEMBINAAN
PEROLEHAN KETERANGAN
Skor 3 jika Memenuhi ketentuan (1), (2), (3), dan (5)
Skor 2 jika Memenuhi ketentuan (1), (2), dan (3)
Skor 1 jika Memenuhi ketentuan (1) dan (2)
Skor 0 jika Tidak memenuhi ketentuan (1)
JUMLAH SKOR PEROLEHAN 

Keterangan :
Skor Maksimal = Jumlah Komponen x 4 = 27 x 4 = 108 Ketercapaian :
91 – 100 % = A (Unggul)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 81 – 90% = B (Baik)
Nilai = 𝑥 100 71 – 80% = C (cukup)
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
61 – 70% = D (Kurang)
𝟏𝟎𝟐
Nilai = 𝒙 𝟏𝟎𝟎 = 94 Dibawah 60% = E (Sangat Kurang)
𝟏𝟎𝟖

KESIMPULAN :
Kekuatan :
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................
Kelemahan :
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................
SARAN PEMBINAAN :
.................................................................................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................................................................................
Mengetahui, Jakarta, 26 Juni 2020
Kepala Madrasah Pengawas Madrasah

Hj. Rifqiati, M. Pd
Drs. M. Saleh
NIP. 197001111997032002
NIP. 196108031996031001
BAB II
PEMANTAUAN IMPLEMENTASI
8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

A. Latar Belakang
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah ditetapkannya
delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagaimana dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun 2014 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Madrasah Dan Angka Kreditnya, menyebutkan
bahwa Tugas pokok Pengawas Madrasah adalah melaksanakan pengawasan akademik dan
manajerial pada madrasah yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan
pelatihan profesional Guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan
tugas pengawasan didaerah khusus.
Penerapan standar sebagai kondisi yang dinamis. Idealnya target yang ditetapkan makin
lama, makin tinggi. Dalam beberapa waktu belakangan ini masalah yang sedang madrasah hadapi
makin jelas. Ternyata, menerapkan standar nasional pendidikan di Indonesia bukan perkara
mudah. Sebagian madrasah, pendidik dan tenaga kependidikan memiliki keterbatasan
pemahaman dan keterampilan menerapkan standar. Dengan bergulirnya kebijakan untuk
menerapkan standar mutu sumber daya pendidikan tidak berkembang dengan sendirinya
Pemantauan adalah proses, cara, perbuatan memantau atau pengamatan. Jika dikaitkan
dengan implementasi 8 standar Nasional Pendidikan, maka yang dimaksud dengan pemantauan
adalah proses pengamatan pelaksanaan 8 standar nasional pendidikan yang dilaksanakan di
madrasah, baik standar standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian,
standar sarana dan prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan
Sebagai pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan, seorang pengawas,
khususnya pengawas Ahli madya dan Ahli Utama wajib melakukan pemantauan pelaksanaan
kegiatam yang berkaitan langsung dengan tugas guru, yaitu: pemantauan standar isi, standar
proses, standar kompetensi lulusan, dan standar penilaian di Madrasah.
Pengawas juga wajib melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan
lembaga dan manajemen kepala Madrasah, yaitu pemantauan pelaksanaan standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar sarana dan prasarana, dan standar pembiayaan.
Dalam Rangka menjamin perluasan dan pemerataan akses peningkatan mutu dan inovasi,
serta tata kelola pendidikan yang baik dan akutantabilitas pendidikan yang mampu menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global perlu dilakukan
pemberdayaan dan peningkatan mutu dan profesionalisme pengawas madrasah yang merupakan
kepanjangan tangan dari kebijakan Kepala Kementerian Agama dan Kepala Kantor Wilayah
kementerian Agama untuk memberikan layanan teknis terhadap keberhasilan pendidikan di
Tingkat MI/MTs/MA secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.
Pengawas madrasah mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan. Hal ini disebabkan karena tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) pengawas
madrasah adalah melakukan penilaian, pemantauan dan pembinaan terhadap madrasah binaannya
masing-masing baik mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan unsur manajerial maupun unsur
akademik.
Hasil pengawasan dan pembinaan yang dilakukan oleh pengawas madrasah agar mempunyai
manfaat sebesar-besarnya tentunya selain harus dijadikan acuan untuk penyusunan program
pengawasan dan pembinaan pengawas madrasah itu sendiri juga harus diinformasikan kepada
berbagai instansi terkait seperti kepada kepa dinas pendidikan kabupaten bengkalis melalui
koordinasi dengan kepala bidang pendidikan menengah. Hal inilah yang melatar belakangi
penyusunan laporan ini.
Dalam kegiatan pelaksanaan pemantauan pelaksanaan delapan Standar Nasional Pendidikan
yang dipantau yaitu: Standar Isi, Standar Proses, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian,
Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan. Untuk itu diperlukan berbagai cara yang dilakukan oleh
seorang pengawas Pembina di madrasah binaan seperti kegiatan pembinaan, pemantauan,
pelaksanaan dan penilaian, sehingga terciptanya informasi yang akurat dan bisa dijadikan acuan
bagi madrasah binaan atau oleh dinas pendidikan untuk membuat suatu program pengembangan
madrasah sesuai dengan kebutuhan yang di landasi dengan delapan standar nasional pendidikan.
Optimalisasi pencapaian program madrasah dapat terwujud jika seluruh proses kegiatan
yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporannya dapat
terlaksana secara intens, komprehensif, dan terjadwal secara akurat.. Madrasah seyogyanya
memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran,
dengan memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity) yang dimiliki seta
menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi faktor penghambat.
Karenanya setiap madrasah haruslah memiliki team work yang kompak, cerdas, dan
dinamis, serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh warga madrasah. Setiap mereka wajib
membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan (skill), baik akademik maupun manajerial
yang dapat mereka peroleh melaui pendidikan dn latihan, workshop, maupun pengkajian pustaka,
dan dokumentasi.
Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga madrasah memiliki kemauan
dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud. Bagitu pula dalam hal upaya
pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun ternyata belum dapat diharap banyak dan
masih membutuhkan motivasi eksternal.
Dari realita di atas, maka peran pengawas madrasah dalam membina, membimbing, dan
memotivasi pendidik dan tenaga kependidikan memiliki arti yang amat urgen. Pemberian
bimbingan, pembinaan, dan dorongan yang dilakukan secara intensif berkesinambungan
merupakan solusi logis pencapaian program dan acuan dalam upaya mewujudkan target secara
maksimal. Pelaksanaan kegiatan pemantauan terhadap madrasah-madrasah binaan di dasarkan
pada profil dan situasi kondisi masing-masing madrasah dengan focus pembahasan pada
pencapaian 8 standar nasional pendidikan yang telah disebutkan terdahulu.
Pemantauan Pelaksanaan Delapan SNP yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan dilakukan dengan
beberapa langkah penting.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemantauan pelaksanaan Delapan SNP adalah sebagai
berikut. 1) Mencermati RPA/RPM untuk kegiatan pada program pemantauan pelaksanaan SNP, 2)
Melaksanakan pemantauan keterlaksanaan dan ketercapaian SNP sesuai dengan skenario kegiatan
yang telah direncanakan dalam RPA/RPM, 3) Membuat surat keterangan pelaksanaan pemantauan
pelaksanaan SNP dari kepala sekolah atau ketua KKG/MGMP dan/atau pelaksanaan pembinaan
kepala sekolah dari kepala sekolah atau ketua KKKS/MKKS yang dilampiri dengan daftar hadir
(lihat lampiran), 4) Mengolah nilai kinerja sekolah dari hasil pemantauan SNP, sesuai dengan
RPA/RPM 5), Membuat laporan pelaksanaan pemantauan SNP dalam bentuk matriks dan narasi
yang memuat aspek, kegiatan, sasaran, target, metode, hambatan, ketercapaian, kesimpulan, tindak
lanjut seperti tertera pada Format sebagai berkut:
No Aspek Kegiatan Sasaran Target Metode Hambatan Ketercapaian Kesimpulan Tindak
Lanjut
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
. …….. …….. …….. …… ……. ……… ………… ……….. ……

A. Pemantauan Implementasi Standar Proses


Proses Pembelajaran pada madrasah seharusnya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap madrasah melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran
untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak
bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh
melahirkan kualitas pribadi yang sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,
perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP
disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; memberi
motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari, dengan memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang peserta didik; mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari; d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Kegiatan Inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau
inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan
jenjang pendidikan. Salah satu alternatif sikap yang dipilih adalah proses afeksi mulai dari
menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik untuk
melakuan aktivitas tersebut.
Pengetahuan dapat dimiliki peserta didik melalui aktivitas mengetahui, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam
domain pengetahuan ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam domain
keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu, dan tematik sangat
disarankan untuk menerapkan belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual, baik
individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji,
dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari
keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses pengamatan hingga
penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang
menerapkan modus belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi: seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan
manfaat langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan
menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan
penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar
peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada aspek
pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada aspek sikap. Hasil penilaian otentik
digunakan guru untuk merencanakan program perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan
(enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai
bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
Gambaran proses pembelajaran di Madrasah dapat dilihat dari berapa persen mata pelajaran
yang diajarkan yang sudah memiliki Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP) dan pedoman yang
digunakan dalam menyusun RPP serta menggunakan silabus mata pelajaran sebagai dasar
penyusunan RPP yang menggunakan Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang standar proses
dalam menyusun RPP.
Selain pemantauan dalam menyusun RPP dalam pembelajarannya, kepala madrasah juga
harus melakukan pemantauan pada masing-masing tahapan pembelajaran. Pada tahap perencanaan
pembelajaran, kepala madrasah melakukan supervise administrasi atau perangkat pembelajaran.
Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, kepala madrasah mengaku melihat kesesuaian antara
perangkat atau administrasi pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajarannya atau melakukan
supervise akademik. Terakhir, pada tahap penilaian, kepala madrasah melihat tahap-tahap
penilaian yang dilakukan oleh guru. Tahapan penilaian ini dapat dilihat melalui supervisi
administrasi. Dalam melakukan supervisi, terdapat kepala madrasah membuat catatan terhadap
Temuan-temuan terhadap pemantauan pembelajaran. Selain pemantauan, kepala madrasah
juga melakukan evaluasi terhadap masing-masing tahapan pembelajaran yang dilakukan oleh para
guru. Pada tahap perencanaan, kepala madrasah menilai kesesuaian antara keterampila dasar (KD)
dengan indikator. ) Pada tahap pelaksanaan, kepala madrasah menilai ketercapaian antara KD,
indikator, dan tujuan pembelajaran. Pada tahap penilaian, kepala madrasah menilai kesesuaian
instrumen penilaian yang digunakan. Dalam melakukan evaluasi pembelajaran, sebagian kepala
madrasah juga memberikan tindak lanjut hasil temuannya dengan cara memberikan arahan sesuai
dengan prosedur yang seharusnya. Sebagai akuntabilitas madrasah, kepala madrasah juga
menyampaikan hasil pengawasan proses pembelajaran kepada pemangku kepentingan seperti
komite madrasah, pengawas, dan dinas pendidikan
Pemantauan implementasi standar proses dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap
pertama dalam pemantauan adalah mengidentifikasi kriteria dari standar proses, mengidentifikasi
apakah kelengkapan program ke- efektifan standar proses pendidikan di madarash,
membandingkan antara kriteria atau standar dengan kenyataan atau pelaksanaan standar proses
pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan di madrasah dengan kriteria, memperoleh
hasil kesenjangan (discrepancy) berupa persentase kesenjangan hasil capaian program, dan
menyajikan hasil dari nilai kesenjangan (discrepancy) yang dihasilkan selama pemantauan
berdasarkan Standar Nasional Pendidikan di madrasah.
Tahapan lain yang sering dilakukan oleh pengawas dalam pemantauan Standar Nasional
Pendidikan, khususnya standar proses adalah: (1) menentukan sasaran implementasi, yaitu
madrasah-madrasah yang menjadi binaan seorang pengawas. (2) target yang akan dicapai dalam
implementasi, yaitu kemampuan optimal yang akan diraih. Umumnya target yang dirumuskan
mencapai 100% atau di bawahnya. (3) Metode yang digunakan untuk mengetahui bagaimana cara
memenatau pelaksanaan standar proses yang dilakukan oleh guru, (4) Hambatan yang dialami oleh
guru dalam melaksaakan implementasi pembelajaran, baik persiapan mengajar, proses
pembelajaran, proses penilian mauapun kegiatan lain yang berkaitan dengan standar proses. (5)
ketercapaian antara pelaksanaan proses pembelajaran jika dibandingkan dengan kriteria yang
ditentukan (6) menyimpulkan hasil pemantauan berdasarkan target, hambatan dan ketercapaian
impmenetasi stanrad proses. (7) merumuskan tindak lanjut yang seharusnya dilaksanakan oleh
guru dalam rangka mengimplementsikan standar proses di madrasah.
Hasil pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan tersebut kemudian digunakan
untuk memastikan ketercapaian ke- efektivan standar proses pendidikan yang diterapkan dan
kesenjangan dengan kriteria keberhasilan. Sasaran pemantauan adalah guru-guru yang mengajar di
Madrasah.
Hasil pemantauan implementasi standar proses sebaiknya disaajikan dalam bentuk table atau
matrik untuk mempermudah memahami gambaran pemantauan secara utuh dan
berkesinambungan. Lebih jelas dapat dicermati table contoh hasil pemanauan standar proses
seperti di bawah ini.
B. Pemantauan Implementasi Standar Kompetensi lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan, yang digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan.
Kepala madrasah mempunyai tugas dan fungsi mengimplementasikan standar sikap terhadap
peserta didik sehingga Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: 1). beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME, 2). berkarakter, jujur, dan peduli, 3). bertanggungjawab, )4. pembelajar sejati
sepanjang hayat, dan 5). sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional, bahkan internasional.
Dalam dimensi pengetahuan, kepala madrasah wajib melakukan pendidikan dan
pembelajaran kepada peserta didik, sehingga Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan, 2. teknologi, 3. seni, 4. budaya, dan 5. humaniora. Mampu mengaitkan
pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, serta kawasan regional dan internasional.
Dalam dimensi keterampilan kepala madrasah wajib melakukan pendidikan dan
pembelajaran kepada peserta didik, sehingga mampu berpikir dan bertindak: kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif melalui pendekatan ilmiah
Terlaksananya implementasi standar kompetensi lulusan (SKL), dapat dilihat adanya mutu
madrasah yang baik. Hal ini tampak dari persen kelulusan setiap tahunnya, dan prestasi baik
akademik maupun non akademik. Persentase kelulusan di madrasah pada umumnya kurang 100
persen setiap tahunnya. Sementara untuk prestasi akademik, pada umumnya memiliki banyak
prestasi seperti juara olimpiade matematika, olimpiade fisika, lomba bahasa Inggris. Juara yang
diperoleh di madrasah meliputi juara tingkat madrasah, kabupaten/kota, propinsi dan nasional.
Selanjutnya, prestasi non akademik meliputi kegiatan yang biasanya diberikan dalam
kegitaan ekstra kurikuler. Midsalnya juara olah raga, kegiatan kepemudaan, dan seni daerah. Olah
raga meliputi catur, dan seni bela diri seperti taekwondo, karate, seni daerah serta, dan kegiatan
pramuka.
Tahapan penting yang sering dilakukan oleh pengawas dalam pemantauan standar
kompetensi lulusan adalah: (1) menentukan sasaran implementasi standar kompetensi lulusan,
yaitu madrasah-madrasah yang menjadi binaan seorang pengawas. (2) memantau target yang akan
dicapai dalam implementasi standar kompetensi lulusan, yaitu kemampuan optimal yang akan
diraih. Umumnya target yang dirumuskan mencapai 100% atau di bawahnya. (3) memantau
Metode yang digunakan untuk mengetahui bagaimana cara memntau pelaksanaan standar
kompetensi lulusan yang dilakukan oleh madrasah, (4) memantau hambatan yang dialami oleh
guru atau madrasah dalam melaksaakan implementasi standar kompetensi lulusan, baik prestasi
akademik mupun prestasi non akademik. (5) memantau ketercapaian pelaksanaan konten
kurikulum tiap semester atau tiap akhir akhir tahun pelajaran atau tiap akhir tingkat jenjang
pendidikan, yaitu kelas 6 untuk MI, kelas 9 utuk MTs, dan kelas 12 untuk MA, 6) menyimpulkan
pelaksanaan implementasi Standar kompetensi lulusan berdasarkan hasil pemantauan (7)
memberikan rekomendasi tentang peningkatan implementasi pelaksanaan Standar kompetensi
lulusan untuk ditindaklanjuti oleh Kepala Madrasah.
Hasil pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan tersebut kemudian digunakan
untuk memastikan ketercapaian ke-efektivan standar kompetensi lulusan yang diterapkan dan
kesenjangan dengan kriteria keberhasilan. Sasaran pemantauan adalah kepala madrasah dan guru-
guru yang mengajar di Madrasah.
Hasil pemantauan implementasi standar proses sebaiknya disaajikan dalam bentuk table atau
matrik untuk mempermudah memahami gambaran pemantauan secara utuh dan
berkesunambungan. Lebih jelas dapat dicermati table contoh hasil pemanauan standar proses.

C. Pemantauan Implementasi Standar Sarana Prasarana


Standar sarana dan prasarana pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan,
laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar
lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (Depdiknas, 2005: 3).
Dalam implementasinya, standar sarana dan prasarana terkadang mengalami kendala sesuai
dengan kondisi dan kemampan/potensi madrasah. Factor kendala yang dominan ditentukan oleh
pembiayaan dan regulasi pengadaan. Oleh karena itu diperlukan pemantauan oleh pihak eksternal
tentang keberlangsungan kegiatan implementasi standar sarana dan prasarana di madrasah. Salah satu
pihak ekternal yang mempunyai tugas dan kewajiban untuk melakukan pemantauan adalah pengawas
madrasah.
Tahapan yang sering dilakukan oleh pengawas dalam pemantauan Standar Nasional Pendidikan,
khususnya Standar Sarana Prasarana adalah: (1) menentukan sasaran implementasi, yaitu madrasah-
madrasah yang menjadi binaan seorang pengawas. (2) target yang akan dicapai dalam implementasi,
yaitu kemampuan kepala madrasah dalam melaksanakan pemantauan terhadap guru dan pegawai
secara optimal yang akan diraih. Umumnya target yang dirumuskan mencapai 100% atau di bawahnya.
(3) Metode yang digunakan untuk mengetahui bagaimana cara memantau pelaksanaan standar Sarana
Prasarana yang dilakukan oleh kepala madrasah dan pihak madrasah, (4) Hambatan yang dialami
oleh kepala madrasah dalam melaksanakan penilaian dan pemantauan terhadap perencanaan,
pengadaan, pehggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana di madrasah. (5) ketercapaian
pelaksanaan implementasi standar Sarana Prasarana yang dilakukan oleh kepala Madrasah (6)
menyusun kesimpulan berdasarkan target, hambatan dan ketercapaian (7) merumuskan tindak lanjut
dalam rangka perbaikan implementasi di tahun berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 143 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Madrasah Dan Angka Kreditnya
Surya, Aldwin 2006, Perubahan Sosial Masyarakat Kota Metropolitan, Medan:Kopertis Wilayah I
NAD-SUMUT.
Depdiknas.2005. Renstra Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. Jakarta:
Depdiknas.
Direktorat Pembinaan Madrasah Menengah Pertama. 2008. Panduan Pelaksanaan Pembinaan SMP
Standar Nasional. Jakarta: Dit. PSMP.
Sekretaris Negara. 2005. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Jakarta: Sekretaris Negara.
Fathurrohman, P., & Suryana, A.A. 2011. Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan
ProsesPengajaran. Bandung: PT Reflika Aditama
Pemantauan Pelaksanaan Standar NasionalPendidikan (Panduan bagi Pengawas Madrasah).
Bekasi: Binamitra Publishing.
Supervisi Profesional Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajarandi Era Otonomi Daerah.
Bandung: Alfabeta
Peraturan Pemerintah No.32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas PP No. 19
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 21
Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Madrasah dan Angka Kreditnya.Jakarta:
Kemeneg PAN-RB.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Madrasah Dasar dan Menengah.
Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Dasar
TAHUN 2020 / 2021

Nama : H. CHAOIRUL. M. Pd.


NIP : 196803092007101002
NUPTK : 4641746649200042
NRG : 3680290023027
Jabatan : Calon Pengawas Sekolah Muda
Pangkat/Gol : Peata / III.c

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA


KOTA JAKARTA TIMUR
2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pemantauan Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan ini telah


diperiksa dan disetujui oleh
Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Timur Tahun
Pelajaran 2020/2021

Identitas Penyusun

Nama : H. Chairu. M.Pd.


Jenjang Pengawasan : Calon Pengawas Sekolah Madya NIP
: 196803092007101002

Pangkat/Golongan : Penata / III.c

NUPT : 464176649200042
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/tgl lahir : Jakarta, 09 Maret 1968

Pendidikan Terakhir : S-2


Jumlah Sekolah Binaan : 1 sekolah

Ketua Pokjawas Disahkan di : Jakarta


Kantor Kemenag Pada Tanggal : 30 April 2020
Kota Jakarta Timur Calon Pengawas Sekolah,

Dr., Hadi Wijaya, M.Pd H. Chairul, M.Pd.


NIP. ............................... NIP.196907031999031002

Mengetahui ,
Kepala Kantor Kemenag
Kota Jakarta Timur

............................................
NIP. .....................................
KATA PENGANTAR

Puji dan ayukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat


petunjuk, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
“Laporan Praktik Pelaksanaan Pemantauan Pemenuhan Standar Nasional
Pendidikan”.
Laporan praktik ini merujuk kepada Permnedikbud No.. 143 tahun 2014
tentang Petunujuk Teknis Jabatan Fungsional Pengawas sekolah dan angka
kreditnya dan Pelaksanaan Penyusunan Laporan Kinerja Pengawas Sekolah
Pada Madrasah yang telah diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia
Tahun 2016, serta Buku Kerja Pengawas Sekolah Tahun 2015 dan 2017.
Dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan pemenuhan SNP ini telah
melibatkan banyak pihak, sehingga Penulis patut menghaturkan terima kasih
kepada Kepala Kantor KemenagKota Jakarta Timur , Ketua Pokjawas, rekan-
rekan Calon Pengawas serta para kepala madrasah binaan di wilayah Jakarta
Timur.
Harapan Penulis semoga laporan praktik ini bermanfaat untuk dijadikan
bahan acuan dalam pemenuhan SNP pada tahun berikutnya. Selain itu semoga
dapat meningkatkan mutu pendidikan madrasah.

Jakarta, Agustus 2020


Penulis,

H. Chairul, M.Pd.
NIP.196803092007101002

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Fokus Masalah Pengawasan ............................................................. 2
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan ...................................................... 2
D. Tugas Pokok/Ruang Lingkup Pemantauan ....................................... 3
BAB II KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH ............................. 5
BAB III PENDEKATAN DAN METODE ......................................................... 6
BAB IV HASIL PENGAWASAN PADA SEKOLAH BINAAN
A. Hasil Pelaksanaan dan Pengolahan Pemantauan Pelaksanaan
delapan SNP ...................................................................................... 8
B. Pembahasan Hasil Pengawasan ....................................................... 10
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................... 24
B. Rekomendasi ................................................................................... 26
LAMPIRAN
1. Surat tugas pengawasan dari kepala dinas pendidikan atau
Korwas Kabupaten/Kota
2. Surat keterangan pelaksanaan pemantauan pelaksanaan
delapan SNP dari kepala madrasah binaan
3. Jadwal pelaksanaan pemantauan pelaksanaan delapan SNP
dilaksanakan sesuai rencana
4. Daftar hadir berisi daftar madrasah binaan yang dipantau
dalam pelaksanaan delapan SNP ditandatangani kepala
Madrasah
5. Instrumen pemantauan yang telah diisi
6. Hasil pengolahan pemantauan berisi rekapitulasi nilai tiap SNP
Iii
Lampiran :

1. Surat tugas pengawasan dari kepala dinas pendidikan atau


Korwas Kabupaten/Kota
2. Surat keterangan pelaksanaan pemantauan pelaksanaan delapan
SNP dari kepala madrasah binaan
3. Jadwal pelaksanaan pemantauan pelaksanaan delapan SNP
dilaksanakan sesuai rencana
4. Daftar hadir berisi daftar madrasah binaan yang dipantau dalam
pelaksanaan delapan SNP ditandatangani kepala Madrasah
5. Instrumen pemantauan yang telah diisi
6. Hasil pengolahan pemantauan berisi rekapitulasi nilai tiap
SNP

Jawaban LK.1 Pemantauan Implementasi 8 SNP 34

Anda mungkin juga menyukai