Anda di halaman 1dari 31

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

ASESMEN DIAGNOSTIK UNTUK ANAK


BERKEBUTUHAN KHUSUS
BIMTEK PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DALAM MELAKUKAN
ASESMEN DIAGNOSTIK UNTUK ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2022

Oleh:
RATNA DJUWITA RINI, S.Pd, M.Pd
PA-PSP-1/Pengawas Pendidikan Khusus
Provinsi Kalimantan Selatan
Tujuan:

Peserta memiliki pemahaman tentang


Asesmen Diagnostik untuk Anak
Berkebutuhan khusus
MULAI DARI DIRI

1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang


Asesmen Diagnostik?

2. Kapan asesmen diagnostik dilakukan?

3. Apa manfaat Asesmen Diagnostik


dalam Pembelajaran?
Asesmen Diagnostik
Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnostik
“Kapan Asesmen diagnostik dilakukan dan untuk apa?”

 Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi,


kekuatan, kelemahan peserta didik.

 Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam


merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran peserta didik.

 Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar belakang keluarga,


kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta didik, dll, dapat
dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan
pembelajaran.
Waktu Pelaksanaan Asesmen Diagnostik

Pendidik dapat melakukan asesmen diagnostik


sesuai dengan kebutuhan, misalnya:
 Pada Awal tahun pelajaran

 Pada awal lingkup materi

 Sebelum menyususn modul ajar secara mandiri


Asesmen diagnostik pada pendidikan khusus sebelumnya
dikenal dengan istilah Asesmen.

Asesmen diagnostik harus dilakukan karena:


karakteristik dan jenis kebutuhan khusus yang beragam,
sehingga program pembelajaran yang dirancang sesuai
dengan kondisi peserta didik berkebutuhan khusus.
Asesmen Diagnostik dilakukan untuk mencari berbagai
informasi mengenai kondisi peserta didik seperti :
 apa yang sudah dikuasai
 apa yang belum dikuasai
 dan apa yang dibutuhkan

Asesmen diagnostik meliputi: Kemampuan Akademik

Non Akademik
Asesmen akademik terkait dengan kemampuan:
membaca, menulis, berhitung dan/atau materi pelajaran yang lain.

Asesmen non akademik berkaitan dengan perkembangan (seperti bahasa/komunikasi,


sosial, emosi, dan motorik), bakat, dan minat serta gaya belajar (Auditori, visual,
kinestetik)

Hasil dari asesmen diagnostik dijadikan dasar untuk:


 menentukan kedudukan peserta didik pada fase dalam CP yang sesuai dengan
kemampuannya,
 Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),
 Modul Ajar (MA)
 Menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI),
 dan Program Kebutuhan Khusus.
Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam TP dan ATP

Asesmen Alur Tujuan


Capaian Pembelajaran Tujuan Pembelajaran
Diagnostik Pembelajaran
Bahasa Indonesia Fase A: Kelas 1 dan 2
Kesimpulan Asesmen Usia mental ≤7 Tahun
Diagnostik
Pada akhir fase A, peserta didik mampu
Melani adalah peserta berbahasa sederhana untuk berkomunikasi,
memahami instruksi lisan sederhana, kata-
didik kelas 7, Fase A, kata yang ditemui dalam kehidupan sehari-
memiliki diagnosa hari dan kata-kata baru yang dibacakan
Tunagrahita. Dapat dengan atau tanpa bantuan gambar. Peserta
bicara dengan jelas. didik mampu melafalkan kata dan dapat
dipahami, bertanya jawab berdasarkan topik
Ia masih dalam tahap sederhana.
membaca permulaan,
sudah mengenal huruf, Peserta didik mampu memahami teks cerita
sederhana (tiga kata) dan teks deskripsi
tetapi belum konsisten sederhana serta melakukan kegiatan
dalam membaca pola pramenulis seperti: memegang alat tulis,
kata KVKV. menggambar, membuat coretan yang
bermakna, menulis di udara, menebalkan
huruf, menyalin huruf, menyalin suku kata
dan kata sederhana.

Cuplikan CP, TP, dan ATP


Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam TP dan ATP

Asesmen Capaian Tujuan Pembelajaran Alur Tujuan


Pembelajaran
Diagnostik Pembelajaran
Fase A
Kelas 1 Kelas 2 Alur Tujuan Pembelajaran
1.1. Menirukan ucapan atau 2.1. Melafalkan atau
mengisyaratkan kata-kata yang mengisyaratkan kata dari
kartu kata dan gambar yang Awal Tujuan Tujuan Tujuan Akhir
diucapkan pendidik dengan
Fase A Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Fase A
benar tersedia 1. 1.2
Kelas 1 1.3 Kelas 1
1

1.2.Menyebutkan atau 2.2. Menyebutkan atau


mengisyaratkan nama benda mengisyaratkan kata dari
berdasarkan gambar yang benda yang ada di sekitar
ditunjukkan oleh pendidik
kelas Awal Akhir
dengan benar Tujuan Tujuan Tujuan
Fase A Pembelajaran Pembelajaran Pembelajaran Fase A
1.3. Melakukan percakapan 2.3.Melakukan percakapan Kelas 2 2. 2.2 2.3 Kelas 2
dengan menjawab pertanyaan sederhana untuk 1

berkaitan dengan gambar dan mengungkapkan keinginan


nama benda yang dikaitan tentang sesuatu yang diinginkan
dengan kegiatan keseharian Alur tersebut dilakukan hingga Akhir Capaian
Fase ... Pembelajaran
1.4. Menceritakan Kembali isi teks 2.4. Menceritakan isi teks Fase A
cerita bergambar sederhana cerita bergambar
dengan bahasanya sendiri dengan bahasa yang
dibantu dengan isyarat. dikuasai dibantu
dengan isyarat

Cuplikan CP, TP, dan ATP


Contoh Cuplikan ATP
Bahasa Indonesia

Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F


Kelas 1-2 Kelas 3-4 Kelas 5-6 Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12
Usia Usia mental ±10 Usia mental ±10 tahun
Usia mental ±7 tahun Usia mental ±8 tahun Usia mental ±8 tahun Usia mental ±9 tahun
tahun

Menyebutkan makna kata- Mengulang kembali Mengidentifikasi tokoh Mengidentifikasi bagian- Menemukan potongan Menemukan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita dalam cerita berdasarkan bagian dalam surat teks wawancara dalam pikiran dari teks aural dan
kalimat sederhana dengan pengalaman. teks cerita sederhana pribadi. paragraf naratif. visual.
gambar. dengan bantuan gambar.

Menyebutkan makna kata- Menjelaskan kembali Menceritakan kembali isi Membuat surat pribadi Mengidentifikasi ide pokok Mengembangkan gagasan
kata baru dalam konteks informasi dari teks cerita cerita sesuai dengan sesuai dengan bagian- teks wawancara. pikiran teks aural dan
kalimat sederhana tanpa pengalaman dengan teks cerita sederhana bagian surat dengan visual ke dalam 2 kalimat
gambar. bahasa sendiri. dengan bahasa menggunakan bahasa sederhana.
sederhana. sederhana.

Contoh ATP Diksus Bahasa Indonesia https://s.id/ContohATPDiksusBahasaIndonesia


Analisa
Asesmen
Diagnosis
Capaian Pembelajaran
Langkah dalam menentukan fase CP siswa

1. Lakukan kerjasama dengan psikolong untuk mengetahui usia mental siswa.


2. Tentukan CP siswa sesuai dengan usia mentalnya.
3. Jika tidak memungkinkan kerjasama dengan Psikolog, Team asesemen sekolah dan guru kelas
bisa melakukan asesmen diagnostik kemampuan akademik dengan cara:
memperkirakan/memprediksikan kemampuan siswa berdasarkan pada CP per fase yang sesuai
dengan kemampuan anak tersebut. (lihat kompetensi CP setiap elemen pada fasenya)

4. Lakukan asesmen diagnostik kemampuan siswa dengan dimulai dari hasil usia mental dari
psikolog bagaimana kemampuan akademiknya dengan membuat instrumen kemampuan yang
harus dicapai pada akhir fase 1 atau mungkin 2 tingkat di bawahnya. Minimal pada numerasi dan
literasi.
5. Deskripsikan hasil asesmen tersebut pada profil karakteristik siswa di kelas.
TUGAS SECARA KELOMPOK

1. Ambil/bayangkan 1 murid bapak/ibu dikelas.


2. Cermati/Analisis Capaian Pembelajaran per fase untuk setiap elemen
fasenya.
3. Tentukan/analisis/buat perkiraan, siswa bpk/ibu berada di fase mana
untuk setiap mapelnya.
4. Masukkan data hasil asemen diagnostik kemampuan akademik
kesiapan belajar siswa di kelas Bpk/Ibu pada profil kerakteristik siswa.
5. Selamat mencoba!
Wassalamu’alaikum Wr Wb.

Semoga bermanfaat

Terima Kasih.

Anda mungkin juga menyukai