Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pengawas madrasah berdasarkan keputusan Menteri Agama Nomor 2 Tahun
2012, adalah Guru Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dalam jabatan
fungsional pengawas satuan pendidikan yang tugas, tanggungjawab, dan
wewenangnya melakukan pengawasan akademik dan manajerial pada
Madrasah

Merujuk kepada Keputusan Menteri tersebut, dapat dikatakan bahwa


pengawas pendidikan adalah pejabat fungsional yang memberikan layanan
bantuan kepada personil dan lembaga pendidikan. Melalui proses dan
prosedur kinerjanya, patut diduga akan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap proses manajerial dan pembelajaran di lingkungan
madrasah.

Pengawas pendidikan, dalam konteks perubahan pendidikan adalah elemen


yang dapat memberikan pencerahan. Pencerahan itu bersifat komprehensif
di lingkungan madrasah. Kinerja pengawas, walaupun adakalanya bersifat
teknis, tetapi memiliki kedudukan strategis dalam menciptakan situasi yang
kondusif bagi pencapaian kinerja setiap elemen yang ada di madrasah, baik
itu kepala madrasah, guru, laboran, pustakawan, tenaga administrasi,
peserta didik dan siapa saja yang terlibat secara langsung terhadap proses
pembelajaran.

Sebagaimana diketahui bahwa tahun 2020, Indonesia berada pada masa


Pandemi Covid-19. Pemerintah menyatakan 94% sekolah di seluruh
Indonesia yang masih berada di zona merah, oranye, dan kuning dilarang
melakukan pembelajaran tatap muka, hanya 6% sekolah di Indonesia yang

1
berada di zona hijau dan boleh melakukan pembelajaran tatap muka dengan
menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kebijakan pendidikan di masa
pandemi Covid-19 ini dikeluarkan dengan memprioritaskan kesehatan dan
keselamatan dari peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga,
dan juga masyarakat. Demi memutus rantai penularan COVID-19, diterapkan
‘Belajar dari Rumah’ untuk siswa dan ‘Mengajar dari Rumah’ untuk guru
serta Work From Home (WFH) untuk kepala madrasah dan pengawas
madrasah, sehingga kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Berdasarkan kondisi di atas, seperti halnya pembelajaran, pandemi Covid-19


mengharuskan pengawas madrasah melaksanakan tugas supervisi secara
jarak jauh. Pengawas madrasah melakukan tugas pokoknya menggunakan
tekonologi dan instrumen yang disusun sesuai dengan kondisi di masa
pandemi Covid-19. Pengawas madrasah berkewajiban membuat laporan
kepengawasannya di lingkungan madrasah baik sebagai supervisor akademik
maupun sebagai supervisor manajerial sesuai dengan data dan informasi
yang diperoleh selama masa pandemi Covid-19. Bagi pengawas yang
bersangkutan, laporan hasil pengawasan dapat dimanfaatkan sebagai
landasan dalam penyusunan program kerja pengawasan tahun berikutnya
(masa adaptasi normal baru); mengetahui keterlaksanaan program, sebagai
dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan dalam satu periode pengawasan,
dan sebagai bukti pertanggungjawaban pengawas yang bersangkutan atas
tugas dan fungsinya dalam penilaian, pembinaan dan pemantauan,
pembimbingan dan pelatihan dan evaluasi hasil pelaksanaan kepengawasan
madrasah yang dibina pada masa pandemi Covid-19.

B. Fokus Masalah
Berdasarkan identifikasi, dan analisis hasil pengawasan tahun sebelumnya,
maka kegiatan pengawasan difokuskan pada evaluasi hasil bimbingan dan

2
pelatihan professional guru dan/atau kepala madrasah di wilayah kecamatan
Paiton Kabupaten Probolinggo di masa pandemi Covid-19.

C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan


Tujuan dari penyusunan laporan evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan
professional guru dan/atau kepala madrasah di masa pandemi Covid-19 ini
adalah untuk memberikan gambaran mengenai.
1. Keterlaksanaan setiap butir kegiatan evaluasi hasil bimbingan dan
pelatihan professional guru dan/atau kepala madrasah pada madrasah
yang menjadi binaannya di masa pandemi Covid-19;
2. Berbagai faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan setiap
butir kegiatan evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan professional guru
dan/atau kepala madrasah di masa pandemi Covid-19;
3. Kinerja kepala madrasah setelah memperoleh bimbingan dan pelatihan
professional guru dan/atau kepala madrasah di masa pandemi Covid-19;
4. Kinerja guru setelah memperoleh bimbingan dan pelatihan professional
guru dan/atau kepala madrasah di masa pandemi Covid-19;
5. Sebagai landasan dalam penyusunan program kerja setelah
memperoleh bimbingan dan pelatihan professional guru dan/atau
kepala madrasah tahun berikutnya;
6. Sebagai dokumentasi kegiatan yang telah dilakukan dalam satu periode
pengawasan di masa pandemi Covid-19;
7. Sebagai bukti pertanggungjawaban pengawas yang bersangkutan atas
tugas dan fungsinya dalam mengevaluasi hasil bimbingan dan pelatihan
professional guru dan/atau kepala madrasah di masa pandemi Covid-19.

Sedangkan sasaran evaluasi hasil bimbingan dan pelatihan professional guru


dan/atau kepala madrasah adalah 8 madrasah binaan yang terdiri dari 8
(delapan) kepala madrasah dan seluruh guru madrasah binaan.

3
D. Ruang Lingkup Pengawasan
Kegiatan bimbingan dan pelatihan professional guru dan/atau kepala
madrasah adalah pengawasan manajerial dan pengawasan akademik. Ruang
lingkup evaluasi hasil pengawasan dalam bentuk bimbingan dan pelatihan
professional diberikan kepada kepala madrasah dalam mengelola tugas
manajerial dan guru dalam aktivitasnya di MGMP/KKM, di masa pandemi
Covid-19.

4
BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN MASALAH

Kualitas lulusan sebuah institusi pendidikan tentunya tidak dapat dilepaskan dari
penjaminan mutu (quality control) selama proses pembelajaran. Dalam hal ini
pengawas madrasah adalah pihak yang bertanggung jawab dalam melakukan
pengawasan terhadap terpenuhinya 8 standar pendidikan seperti yang telah
digariskan oleh pemerintah pusat. Berdasarkan Permenpan No 21 Tahun 2010,
pengawas madrasah bertugas untuk melaksanakan pengawasan akademik dan
manajerial pada satuan pendidikan. Pengawasan akademik tersebut meliputi
pengawasan terhadap proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
guru baik dikelas dan laboratorium maupun berkaitan dengan hasil belajar siswa.
Sedangkan pengawasan manajerial berkenaan dengan kinerja manajemen
madrasah yang dalam hal ini dikomandoi oleh kepala madrasah.

Begitu juga dengan kepala madrasah selaku supervisor pembelajaran dalam


usahanya memberikan bantuan atau pelayanan profesional kepada guru, selalu
menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap aspek-aspek yang dapat
mengganggu tugas guru dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, kepala
madrasah senantiasa mempelajari secara obyektif dan terus menerus masalah-
masalah yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugasnya. Dengan demikian
kepala madrasah yang efektif adalah kepala madrasah yang mengetahui
kompetensinya sebagai supervisor, yaitu memahami permasalahan yang
dihadapi guru, selanjutnya memberikan bantuan dan pelayanan yang sesuai
dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi itu, baik secara individu maupun
kelompok. Kemudian memberi kesempatan kepada guru - guru untuk
mengembangkan kreativitas dan mendorong guru ke arah ide-ide yang baik bagi
perbaikan tugasnya.

5
Bila pengawas, kepala madrasah dan guru, memahami tugas dan fungsinya
masing-masing dan bergerak seperti roda, maka akan dihasilkan guru yang
berkualitas. Guru yang berkualitas dihasilkan karena kepemimpinan kepala
madrasah yang berkualitas, dan kepala madrasah yang berkualitas dihasilkan
karena pelaksanakanan pengawasan yang berkualitas. Gerakan roda yang
bergerak dan saling mempengaruhi satu sama lain, dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 1. Roda kerjasama antara pengawas madrasah, kepala madrasah dan guru

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa majunya madrasah tidak lepas dari
pengawasan yang dilakukan oleh pengawas madrasah. Keberhasilan suatu
madrasah tidak lepas dari kepemimpinan pengawas madrasah. Sebagai
supervisor, pengawas madrasah harus mampu membawa madrasah binaanya
menjadi madrasah yang berdaya saing baik di daerah maupun pusat, sehingga
tujuan pendidikan secara umum pada akhirnya akan tercapai.

BAB III

6
PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK PENGAWASAN
PADA MASA PANDEMI COVID-19

Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pengawasan di


masa pandemi Covid-19 yaitu pendekatan direktif, pendekatan non-direktif dan
pendekatan kolaboratif. Berikut penjelasan ketiga pendekatan tersebut:

1. Pendekatan Direktif (Langsung)


Yang dimaksud dengan pendekatan direktif adalah cara pendekatan
terhadap masalah yang bersifat langsung. Pengawas memberikan arahan
langsung, dengan tujuan agar guru yang mengalami problem perlu diberi
rangsangan langsung agar ia bisa bereaksi. Adapun langkah-langkah
pendekatan direktif  yaitu: menjelaskan, menyajikan, mengarahkan,
memberi contoh, menetapkan tolok ukur, dan menguatkan. Pengawas
menjadi sentral yang menentukan perbaikan pada guru, untuk itu pengawas
harus aktif, kreatif, dan inovatif dalam memperbaiki cara mengajar guru,
sehingga guru tidak merasa di dikte dalan mengembangkan kemampuannya
dan kreativitasnya.

2. Pendekatan Non-Direktif (Tidak Langsung)


Yang dimaksud pendekatan non-direktif yaitu cara pendekatan terhadap
permasalahan yang bersifat tidak langsung. Pengawas tidak secara langsung
menunjukkan permasalahan, tapi terlebih dahulu mendengarkan secara aktif
apa yang dikemukakan guru. Peranan pengawas disini adalah
mendorong/membangkitkan kesadaran guru itu sendiri. Pendekatan non-
direktif ini guru menjadi pusat yang menentukan perbaikan pada dirinya
sendiri. Pengawas hanya membantu, mendorong guru agar mampu
mengembangkan kemampuannya dan kreativitasnya. Adapun langkah-
langkah pendekatan non-direktif  yaitu: mendengarkan, memberikan
penguatan, menjelaskan, menyajikan dan memecahkan masalah.

7
3. Pendekatan Kolaboratif (Campuran)
Pendekatan kolaboratif adalah cara yang memadukan antara pendekatan
direktif dan non-direktif. Pada pendekatan ini pengawas dan guru bersama-
sama, bersepakat untuk menetapkan struktur, proses dan kriteria dalam
melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi.
Pendekatan kolaboratif ini mengunakan komunikasi dua arah, dari atas ke
bawah dan dari bawah ke atas. Pada pendekatan kolaboratif ini, yang
berperan adalah pengawas dan guru. Keduanya saling mengisi untuk
menentukan perbaikan  dan pengembangan kemampuan dan kreativitas
guru.

Sedangkan metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang


ditempuh oleh pengawas pendidikan guna merumuskan tujuan yang hendak
dicapai baik oleh sistem perorangan maupun kelembagaan pendidikan itu
sendiri. Adapun teknik adalah langkah-langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh
seorang supervisor, dan teknik yang dilaksanakan dalam supervisi dapat
ditempuh melalui berbagai cara, yakni pada prinsipnya berusaha merumuskan
harapan-harapan menjadi sebuah kenyataan.

A. Kepengawasan Manajerial
1. Monitoring dan Evaluasi
a. Monitoring/Pengawasan
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan madrasah, apakah
sudah sesuai dengan rencana, program, dan/atau standar yang
telah ditetapkan, serta menemukan hambatan-hambatan yang
harus diatasi dalam pelaksanaan program. Monitoring lebih
berpusat pada pengontrolan selama program berjalan dan lebih
bersifat klinis. Melalui monitoring, dapat diperoleh umpan balik

8
bagi madrasah atau pihak lain yang terkait untuk menyukseskan
ketercapaian tujuan. Aspek aspek yang dicermati dalam monitoring
adalah hal-hal yang dikembangan dan dijalankan dalam Rencana
Pengembangan Madrasah (RPM). Dalam melakukan monitoring ini
tentunya pengawas harus melengkapi diri dengan parangkat atau
daftar isian yang memuat seluruh indikator madrasah yang harus
diamati dan dinilai.

b. Evaluasi
Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengetahui sejauhmana
kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan madrasah atau
sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam kurun waktu
tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk (a) mengetahui
tingkat keterlaksanaan program, (b) mengetahui keberhasilan
program, (c) mendapatkan bahan/masukan dalam perencanaan
tahun berikutnya, dan (d) memberikan penilaian (judgement)
terhadap madrasah.

2. Refleksi dan Focused Group Discussion


Focused Group Discussion (FGD), melibatkan unsur-unsur stakeholder
madrasah. Diskusi kelompok terfokus ini dapat dilakukan dalam beberapa
putaran sesuai dengan kebutuhan.Tujuan dari FGD adalah untuk
menyatukan pandangan stakeholder mengenai realitas kondisi (kekuatan
dan kelemahan) madrasah, serta menentukan langkah-langkah strategis
maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan madrasah.
Peran pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus menjadi
narasumber untuk memberikan masukan berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman.
3. Metode Delphi

9
Metode Delphi dapat digunakan dalam membantu pihak madrasah
merumuskan visi, misi dan tujuannya. Sesuai dengan konsep MBM, dalam
merumuskan Rencana Pengembangan Madrasah (RPM) sebuah madrasah
harus memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang jelas dan realistis yang
digali dari kondisi madrasah, peserta didik, potensi daerah, serta
pandangan seluruh stakeholder.

4. Workshop
Workshop atau lokakarya merupakan salah satu metode yang ditempuh
pengawas dalam melakukan supervisi manajerial. Metode ini tentunya
bersifat kelompok dan dapat melibatkan beberapa kepala madrasah,
wakil kepala madrasah dan/atau perwakilan komite madrasah.
Penyelenggaraan workshop ini tentu disesuaikan dengan tujuan atau
urgensinya, dan dapat diselenggarakan bersama dengan Kelompok Kerja
Kepala Madrasah (K3M) atau organisasi sejenis lainnya. Sebagai contoh,
pengawas dapat mengambil inisiatif untuk mengadakan workshop
tentang pengembangan KTSP, sistem administrasi, peran serta
masyarakat, sistem penilaian dan sebagainya.

B. Kepengawasan Akademik
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual diberikan kepada guru tertentu yang
mempunyai masalah khusus dan bersifat perorangan. Supervisor di sini
hanya berhadapan dengan seorang guru yang dipandang memiliki
persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi yang dikelompokkan sebagai
teknik individual meliputi: kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan
individual, kunjungan antarkelas, dan menilai diri sendiri.

2. Teknik Supervisi Kelompok

10
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang
diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau
kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka
diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan
yang mereka hadapi. Ada tiga belas teknik supervisi kelompok, sebagai
berikut:
a. Kepanitiaan-kepanitiaan
b. Kerja kelompok
c. Laboratorium kurikulum
d. Baca terpimpin
e. Demonstrasi pembelajaran
f. Darmawisata
g. Kuliah/studi
h. Diskusi panel
i. Perpustakaan jabatan
j. Organisasi profesional
k. Buletin supervisi
l. Pertemuan guru
m. Workshop/lokakarya/konferensi kelompok

Satu hal yang perlu ditekankan di sini bahwa tidak ada satupun di antara teknik-
teknik supervisi di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua pembinaan
di madrasah. Artinya, akan ditemui oleh pengawas adanya satu teknik tertentu
yang cocok diterapkan untuk membina seorang guru tetapi tidak cocok
diterapkan pada guru lain. Oleh sebab itu, seorang pengawas harus mampu
menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu mencapai tujuan yang
diharapkan.

11
Pada masa pandemi Covid-19 ini, pengawas madrasah dituntut untuk mampu
mendesain kegiatan supervisi dengan menggunakan berbagai pendekatan,
metode dan teknik kepengawasan dengan situasi nontatap muka nyata (virtual).
Pengawas madrasah melakukan supervisi jarak jauh memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) melalui berbagai cara seperti memanfaatkan
daring yaitu menggunakan aplikasi Google Classroom, Zoom Meeting, WhatsApp
Group (WAG), e-learning madrasah, Microsoft Teams dan lainnya. Pengawas
madrasah juga mampu membuat daftar hadir daring dengan Zoho, Kelas Maya
dengan Google Classroom, Membuat Video Pembelajaran Sederhana dengan
Powerpoint, Penilaian Online dengan Google Form dan Penilaian Interaktif
dengan Quizizz dan Kahoot.

12
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN TAHUN 2020

A. Laporan Evaluasi Hasil Bimbingan dan pelatihan Guru Pada Masa Pandemi Covid-19

Tabel 4.1 Laporan Evaluasi Hasil Bimbingan dan pelatihan Guru Pada Masa Pandemi Covid-19

Hasil Yang Alternatif


No Program Materi Kegiatan Target Yg Dicapai Kesenjangan Kesimpulan Tindak Lanjut
dicapai Pemecahan Masalah
1. Evaluasi hasil Evaluasi hasil 138 guru pada 100% (Semua 0% Bimbingan tidak Hasil Melakukan
pembimbingan kegiatan model semua madrasah guru mengikuti saja dalam pelaksanaan workshop di
dan pelatihan Pembelajaran binaan, baik MTs kegiatan workshop tetapi bimbingan madrasah masing-
guru di Jarak jauh (PJJ) Negeri maupun bimbingan dan dilanjutkan dalam dan pelatihan masing dan
KKG/MGMP menggunakan MTs Swasta pelatihan) bentuk bimbingan guru dalam bimbingan individu
pada masa aplikasi daring berkelanjutan kegiatan menggunakan
pandemi Covid- (fasilitas kepada semua guru model metodel yang lebih
19 Breakout Room binaan Pembelajaran interaktif dan
Zoom Meeting) Jarak Jauh aplikasi
pada masa rata-rata pembelajaran daring
pandemi Covid- memperoleh yang bervariatif
19 hasil baik untuk meningkatkan
rata-rata hasil
sangat baik

13
B. Laporan Evaluasi Hasil Bimbingan dan pelatihan Kepala Madrasah Pada Masa Pandemi Covid-19

Tabel 4.2 Laporan Evaluasi Hasil Bimbingan dan pelatihan Kepala Madrasah Pada Masa Pandemi Covid-19

Alternatif
Target Yg Hasil Yang
No Program Materi Kegiatan Kesenjangan Pemecahan Kesimpulan Tindak Lanjut
Dicapai dicapai
Masalah
1. Evaluasi hasil Evaluasi hasil 8 kepala Semua kepala 0% Bimbingan tidak Hasil Melakukan workshop di
pembimbingan kegiatan madrasah madrasah hadir saja dalam pelaksanaan madrasah masing-
dan pelatihan pembingan dan binaan (walaupun 2 workshop tetapi bimbingan dan masing dan bimbingan
kepala madrasah pelatihan tentang orang dilanjutkan dalam pelatihan kepala individu menggunakan
pada masa supervisi diwakilkan) bentuk bimbingan madrasah metodel yang lebih
pandemi Covid- pembelajaran individu pada tentang supervisi interaktif dan aplikasi
19 melalui kelas maya semua kepala pembelajaran pembelajaran daring
di masa pandemi madrasah binaan melalui kelas yang bervariatif untuk
Covid-19 maya rata-rata meningkatkan rata-rata
memperoleh hasil sangat baik
hasil baik

14
C. Pembahasan Evaluasi Hasil Bimbingan dan pelatihan Pada Masa Pandemi
Covid-19
Evaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan guru di MGMP dalam kegiatan
pengembangan keprofesian berkelanjutan berjalan dengan baik, hal ini
100% dapat dibuktikan dengan keikutsertaan semua guru dalam kegiatan
bimbingan dan pelatihan. Bimbingan dan pelatihan tidak saja dalam bentuk
workshop tetapi dilanjutkan dalam bentuk bimbingan individu pada semua
kepala madrasah binaan. Hasil pelaksanaan bimbingan dan pelatihan kepala
madrasah tentang supervisi pembelajaran melalui kelas maya rata-rata
memperoleh hasil baik. Untuk meningkatkan rata-rata hasil menjadi sangat
baik dilakukan workshop di madrasah masing-masing dan bimbingan
individu menggunakan metode yang lebih interaktif dan aplikasi
pembelajaran daring yang bervariatif.

Sedangkan pelaksanaan program bimbingan dan pelatihan professional


kepala madrasah dalam menyusun program pengawasan atau supervisi
akademik secara umum tidak ada hambatan yang berarti, pelaksanaan
program berjalan lancar. Bimbingan tidak saja dalam workshop tetapi
dilanjutkan dalam bentuk bimbingan individu pada semua kepala madrasah
binaan. Hasil pelaksanaan bimbingan dan pelatihan kepala madrasah
tentang supervisi pembelajaran melalui kelas maya rata-rata memperoleh
hasil baik. Untuk meningkatkan rata-rata hasil menjadi sangat baik,
dilakukan workshop di madrasah masing-masing dan bimbingan individu
menggunakan metode yang lebih interaktif dan aplikasi pembelajaran
daring yang bervariatif.

15
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil evaluasi hasil pelaksanaan program bimbingan dan
pelatihan professional yang dilakukan pada delapan madrasah binaan di
masa pandemi Covid-19, sebagai berikut:
1. Evaluasi hasil pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan guru
dan/atau kepala madrasah dalam bentuk workshop berjalan lancar, hal
ini dibuktikan dengan partisipasi peserta yang menunjukkan angka
100%.
2. Evaluasi hasil pelaksanaan program pembimbingan dan pelatihan guru
dan/atau kepala madrasah dalam bentuk workshop rata-rata
memperoleh hasil baik. Untuk meningkatkan rata-rata hasil menjadi
sangat baik akan dilakukan workshop di madrasah masing-masing dan
bimbingan individu menggunakan metode yang lebih interaktif dan
aplikasi pembelajaran daring yang bervariatif.
3. Pelaksanaan program pembimbingan pengawas sekolah muda dan/atau
pengawas sekolah madya dalam melaksanakan supervisi pembelajaran
terbagi menjadi dua, yang familiar dengan TIK cepat dalam menguasai
materi yang disampaikan, sedangkan pengawas yang tidak terbiasa
menggunakan TIK lambat dalam menguasai materi yang diberikan.
Tindak lanjut yang diberikan kepada pengawas yang lambat adalah
bimbingan berkelanjutan dan lesson study di antara pengawas.

B. Rekomendasi
1. Kepada pengawas yang melaksanakan kegiatan evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan dianjurkan untuk mempelajari teknik
mengevaluasi program pendidikan terhadap kegiatan pengawasan agar

16
tidak menemukan kesulitan ketika melakukan evaluasi program
pengawasan di madrasah binaannya di masa pandemi Covid-19.
2. Kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Probolinggo dan Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur agar lebih intens
meningkatkan kompetensi pengawas madrasah khususnya kompetensi
evaluasi pendidikan yang salah satu indikatornya pengawas melakukan
evaluasi keberhasilan program pendidikan, khususnya evaluasi hasil
pelaksanaan program di masa pandemi Covid-19.

17

Anda mungkin juga menyukai