Anda di halaman 1dari 36

PROSEDUR PENILAIAN (ASESMEN DIAGNOSTIK,

FORMATIF DAN SUMATIF) DALAM KURIKULUM


MERDEKA
(TOT IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA PADA MADRASAH KORWAS MI
DAN MTS POKJAWAS MADRASAH PROVINSI JAWA BARAT 2-3 September 2022)

Oleh
: Mohamad Fauzan
Widyaiswara BDK Bandung

BALA DIKLAT KEAGAMAAN


BANDUNG JAWA BARAT
Indikator Pembelajaran

Peserta mengidentifikasi prinsip-prinsip pembelajaran dan assesmen

Peserta menganalisis paradigma asesmen pembelajaran

Peserta menganalisis teknik dan jenis serta prosedur asesmen

Peserta merancang asesmen pembelajaran


Understanding By Design
Bertujuan membangun kemampuan learning transfer atau penerapan pengetahuan dalam
kehidupan sehari-hari dengan menetapkan tujuan terlebih dahulu

Merancang
Menentukan
Bukti-Bukti Kegiatan Belajar
Identifikasi Hasil
dan Instruksi
Yang
Pemahaman Yang Tepat
Diinginkan
Yang
Dapat
Diterima
• CP (terberi) • Penilaian Awal/ Asesmen • Modul Ajar
• TP Diagnostik • RPP
• ATP • Asesmen Formatif • Buku
• Asesmen Sumatif • Diferensiasi
• Instrumen dan Indikator
Kerangka
Kurikulum
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Tema-Tema Pokok dalam Kurikulum merdeka

□ Kebijakan Pengembangan Kurikulum Merdeka di Madrasah


□ Asesmen Diagnostik
□ Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
□ Konsep Tujuan Pembelajaran
□ Prinsip dan Prosedur Alur Tujuan Pembelajaran
□ Implikasi Kurikulum Merdeka Bagi Guru
□ Panduan Pengembangan kurikulum operasional sekolah
□ Penguatan Profil Pelajar Pancasila
□ Desain Capaian Pembelajaran
□ Pengantar Komponen Modul Ajar
□ Analisis SKL Kurikulum Merdeka
Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
• Nilai-nilai yang melandasi kebijakan dan praktik
terkait pembelajaran dan asesmen di kelas.
• Bukan pendekatan atau teknik konkrit

Mengapa dalam mengajar dan melakukan asesmen.


• Penerapannya bisa beragam sesuai dengan kondisi atau
konteks.

“prinsip”? • Guru perlu memahami prinsip-prinsip yang melandasi


pembelajaran dan asesmen, bukan sekadar perilaku
yang diharapkan; misalnya ketika menggunakan rubrik,
guru perlu tahu mengapa instrumen tersebut digunakan
dalam asesmen.
Prinsip Pembelajaran
Untuk mencapai profil pelajar Pancasila, perlu terwujud pembelajaran yang:
3. mendukung
1. dirancang dengan 2. dirancang dan
mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif
dilaksanakan dan karakter peserta
pencapaian peserta didik saat
untuk didik secara
ini, sesuai kebutuhan belajar,
membangun kapasitas belajar
serta mencerminkan karakter berkelanjutandan
dan perkembangan mereka peserta didik dan
holistik.

.
4. relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang
sesuai konteks kehidupan dan
5. berorientasi pada masa depan
budaya peserta didik, serta
yang berkelanjutan
melibatkan orang tua dan
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta
didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan
perkembangan mereka.
• Mendukung terbentuknya kesejahteraan (well being) peserta didik
• Peserta didik diberikan penanaman karakter, pengetahuan, dan kompetensi sebagai
bekal hidup di masyarakat dan sukses/sejahtera dalam hal yang berarti untuk
mereka.
• Selain itu, dengan peserta didik belajar sesuatu yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan pencapaian mereka, maka:
• tidak akan mudah merasa cemas karena mereka tahu mereka bisa
memenuhi tuntutan pembelajaran dari guru.
• merasa aman dan nyaman belajar di sekolah.
• Kesejahteraan psikologis yang baik berbanding lurus dengan keberhasilan
akademik peserta didik dan semangat mereka untuk bersekolah.
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta
didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan
perkembangan mereka.
• Menghargai dan menghormati hak peserta didik untuk belajar
• Setiap peserta didik memiliki hak untuk belajar dan mendapatkan pengajaran
yang layak □ baik anak yang masih kurang baik hasil belajarnya maupun
anak yang cerdas dan berbakat memiliki hak yang sama untuk mendapatkan
pendidikan yang bermutu di sekolah.
• Dengan menyusun pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik, kita menghargai,
menghormati, dan memenuhi hak mereka untuk belajar.
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta
didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan
perkembangan mereka.
• Menyenangkan dan bermakna
• Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang dipahami utuh oleh
peserta didik (memahami keterhubungan antar tiap potongan pengetahuan ke
dalam keseluruhan konsep yang utuh) dan dapat menghubungkannya dengan
kehidupannya sehingga akan terus bermanfaat bagi mereka.
• Menyertakan kegiatan bermain dalam pembelajaran (gamification) adalah
salah satu cara meningkatkan motivasi belajar peserta didik, membuat
pembelajaran lebih bermakna dan menyenangkan bagi mereka, dan
meningkatkan pencapaian akademik mereka.
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta
didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakter dan
perkembangan mereka.

• Inklusif
• Mempertimbangkan tingkat perkembangan dan kebutuhan setiap peserta
didik berarti tidak ada satu pun anak yang tertinggal.
• Baik mereka yang masih kurang hasil belajarnya, maupun mereka yang
cerdas sama-sama mendapatkan manfaat pedagogis dari proses
pembelajaran di kelas.
• Baik mereka yang aktif di kelas maupun mereka yang pasif sama-sama
mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dan berekspresi di
kelas.
• Begitu pula dengan peserta didik yang berkebutuhan khusus.
• Singkatnya, semua anak dari latar belakang apapun mendapatkan
kesempatan yang sama untuk belajar dan meningkatkan kemampuan
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun
kapasitas belajar peserta didik dan kapasitas mereka untuk menjadi
pemelajar sepanjang hayat.

• Menanamkan growth-mindset
• Peserta didik yang memiliki growth mindset yang kuat akan terus
berupaya untuk bisa menguasai apa yang sedang dipelajari, bukan
sekedar mendapatkan nilai yang baik.
• Dengan growth mindset yang kuat, peserta didik akan mengatribusikan
kegagalan mereka pada kurangnya upaya mereka, bukan pada kurangnya
bakat mereka.
• Selain itu, growth mindset berbanding lurus dengan motivasi belajar. Semakin
kuat growth mindset mereka, semakin tinggi motivasi mereka untuk terus
belajar, dan semakin tangguh mereka saat mereka menghadapi berbagai
tantangan akademik.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun
kapasitas belajar peserta didik dan kapasitas mereka untuk menjadi
pemelajar sepanjang hayat.

• Mendorong kemampuan pelajar mengelola pembelajarannya


secara mandiri (self-regulated)
• Guru menerapkan berbagai strategi pengajaran yang bisa melibatkan semua
siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang
harus diterapkan oleh guru adalah mendorong peserta didiknya untuk terus
menemukan cara untuk belajar mereka sendiri agar bisa mengelola
pemelajaran mereka secara mandiri (self- regulated learning).
• Dalam konsep belajar mandiri, peserta didik bertanggung jawab untuk
mengelola upaya, pendekatan dan strategi belajarnya agar bisa mencapai
tujuan mereka.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun
kapasitas belajar peserta didik dan kapasitas mereka untuk menjadi
pemelajar sepanjang hayat.
• Adanya self dan peer assessment
• Guru perlu memberitahu sejak awal apa yang diharapkan dari para peserta didik
beserta pencapaian belajar seperti apa yang diharapkan ketika mereka mempelajari
suatu bahan pelajaran.
• Pencapaian belajar murid diukur melalui asesmen. Guru perlu sejak awal
memberitahu peserta didik asesmen seperti apa yang akan dilakukan dan kriteria
apa yang dipakai. Dengan melakukan ini, guru memberi kesempatan pada peserta
didik untuk mengatur strategi pemelajaran mereka agar bisa mendapatkan capaian
pemelajaran yang mereka harapkan.
• Kemampuan mengelola pemelajaran secara mandiri seperti ini adalah satu cara
membentuk peserta didik menjadi pemelajar sepanjang hayat dan merupakan tujuan
utama bagi semua orang, baik guru maupun peserta didik.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun
kapasitas belajar peserta didik dan kapasitas mereka untuk menjadi
pemelajar sepanjang hayat.
• Adanya self dan peer assessment
• Asesmen perlu berisi keterangan-keterangan yang jelas tentang apa yang peserta didik
telah capai dan apa yang mereka belum berhasil lakukan.
• Peserta didik juga didorong untuk memberi penilaian atas hasil kerja mereka sendiri dan hasil
kerja teman-teman mereka. Ini akan memajukan pemahaman peserta didik
atas pemelajaran mereka dan memberi mereka kesempatan untuk menganalisis secara
kritis upaya mereka.
• Kemudian, guru memberikan masukan tentang apa yang perlu peserta didik lakukan untuk
terus meningkatkan hasil belajar mereka. Selain itu, guru mengajak peserta didik beserta
orangtua atau wali mereka untuk berdiskusi tentang tujuan-tujuan pembelajaran mereka dan
strategi-strategi yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Dalam
melakukan ini, guru berupaya mengembangkan rasa
positif atas jati diri peserta didik.
• Dmeenmgbanuadtemmeikeriakna, spemsearktani dmideikngmgeermasaairtbeermaloajtriv. asi dan percaya diri
untuk terus maju dan juga merasa terus tertantang dalam proses pemelajaran mereka. Ini juga
akan
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun
kapasitas belajar peserta didik dan kapasitas mereka untuk menjadi
pemelajar sepanjang hayat.
• Peserta didik merasakan ownership (kepemilikan) terhadap proses
belajar, dan guru sebagai pendorong dan fasilitator

• Peserta didik merasakan manfaat yang besar ketika guru bertindak sebagai
fasilitator yang membuat proses pembelajaran menjadi mudah. Sebagai fasilitator,
guru hadir untuk menyediakan sumber belajar, memantau perkembangan peserta
didik, mendorong mereka untuk menyelesaikan
permasalahan terkait pelajaran, dan memberikan dukungan dan saran ketika
diperlukan.
• Guru juga menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas, di mana peserta didik
saling bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan.
• Guru menekankan bahwa sesama teman bahkan siapa saja bisa menjadi guru bagi
kita dan di mana saja adalah kelas. Dengan kata lain, peserta didik
didorong untuk memandang siapa saja di mana pun sebagai seseorang yang mampu
memberikan pelajaran hidup kepada mereka.
3. Kegiatan belajar mendukung perkembangan kognitif dan karakter peserta didik
secara berkelanjutan dan holistik.

• Keseimbangan antara kognitif dan non-kognitif, kompetensi dan karakter


• Pembelajaran yang baik tidak terus menerus berfokus pada perkembangan kognitif peserta
didik. Dengan menjadi fasilitator dan memberikan bimbingan kepada peserta didik, guru juga
menumbuhkembangkan kemampuan non kognitif mereka seperti motivasi dan afeksi.
• Menerapkan nilai-nilai yang sesuai untuk mengembangkan karakter dan
kompetensi yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila
• Pembelajaran juga mempertimbangkan perkembangan karakter dan kompetensi peserta
didik seperti yang termaktub dalam Profil Pelajar Pancasila.
• Karakter dan kompetensi tersebut adalah (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia, (2) berkebhinekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri, (5)
bernalar kritis, dan (6) kreatif.
3. Kegiatan belajar mendukung perkembangan kognitif dan karakter peserta didik
secara berkelanjutan dan holistik.

• Keseimbangan antara kognitif dan non-kognitif, kompetensi dan karakter


• Pembelajaran yang baik tidak terus menerus berfokus pada perkembangan kognitif peserta
didik. Dengan menjadi fasilitator dan memberikan bimbingan kepada peserta didik, guru juga
menumbuhkembangkan kemampuan non kognitif mereka seperti motivasi dan afeksi.
• Menerapkan nilai-nilai yang sesuai untuk mengembangkan karakter dan
kompetensi yang terkandung dalam Profil Pelajar Pancasila
• Pembelajaran juga mempertimbangkan perkembangan karakter dan kompetensi peserta
didik seperti yang termaktub dalam Profil Pelajar Pancasila.
• Karakter dan kompetensi tersebut adalah (1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia, (2) berkebhinekaan global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri, (5)
bernalar kritis, dan (6) kreatif.
3. Kegiatan belajar mendukung perkembangan kognitif dan karakter peserta didik
secara berkelanjutan dan holistik.

• Sequence pembelajaran yang logis dan relevan dengan tingkat


kesulitan yang sesuai untuk peserta didik
• Bahan pelajaran beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran tidak ada yang terlalu
gampang dan tidak ada yang terlalu susah untuk peserta didik.
• Proses di mana guru memberikan keteladanan (ing ngarso sung
tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan
mengembangkan kreativitas peserta didik (tut wuri handayani)
• Guru menjadi teladan bagi peserta didik (ing ngarso sung tulodo),
membangun kemauan mereka (ing madyo mangun karso), memberikan
dukungan kepada mereka agar mereka bisa mengembangkan kreativitas mereka
(tut wuri handayani).
• Menstimulasi kemampuan berpikir tahap tinggi
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks
kehidupan, menghargai budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan
komunitas sebagai mitra.
• Berpusat pada anak, di mana kehidupan dan latar belakang keluarga peserta didik menjadi
pertimbangan guru dalam merancang pembelajaran dan asesmen
• Menguatkan identitas anak sebagai bagian dari lingkungannya
• Keselarasan antara pembelajaran yang berlangsung di sekolah, rumah, dan di lingkungan
masyarakat
• Mengembangkan kemampuan untuk hidup bermasyarakat
• Peka, menghargai, dan responsif terhadap perbedaan setiap individu peserta didik dan latar
belakang sosial ekonomi budaya mereka
• Lingkungan belajar dengan iklim yang positif untuk semua peserta didik, sehingga setiap individu
merasa aman untuk berada di lingkungan belajar
• Pembelajaran yang lepas dari diskriminasi SARA, tidak meninggalkan pelajar manapun serta
memberikan pengembangan ruang untuk identitas, kemampuan, minat, bakat, serta
kebutuhan pelajar
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks
kehidupan, menghargai budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan
komunitas sebagai mitra.
• Pembelajaran mencerminkan dan merespon keragaman budaya Indonesia dan menjadikannya sebagai kekuatan
untuk merefleksikan pengalaman kebhinekaan serta menghargai nilai dan budaya bangsa.
• Proses belajar yang sinergi antara sekolah dan di rumah, termasuk penerapan bentuk disiplin positif yang konsisten,
dilandasi kesadaran bersama bahwa keberhasilan pendidikan tidak cukup mengandalkan peran sekolah atau keluarga
saja, tetapi perlu keduanya
• Terbangunnya saling percaya antara pihak guru dan orang tua bahwa kedua pihak berupaya semaksimal mungkin
untuk memastikan peserta didik dapat belajar dengan optimal
• Orangtua dilibatkan dalam proses belajar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan belajar peserta didik
• Sebagai mitra, posisi orangtua dan masyarakat dalam pendidikan anak relatif setara dengan guru. Dengan kata lain, orangtua
dan masyarakat dilibatkan dalam proses-proses pengambilan keputusan terkait pembelajaran dan asesmen
• Kepala Sekolah dan guru peka pada latar belakang sosial ekonomi orangtua/wali, sehingga pelibatan orang tua disesuaikan
kemampuan mereka
• Pihak sekolah bersedia untuk membantu orangtua yang membutuhkan dukungan dalam mendampingi anak
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan
• Pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengeksplorasi isu dan kebutuhan masa depan
(kebutuhan dirinya, lingkungannya, dan dunia yang lebih baik)
• Prinsip pembelajaran ini menerapkan pendekatan yang bertujuan memperlengkapi peserta didik, sekolah, dan
masyarakat dengan nilai-nila dan motivasi untuk mengambil tindakan nyata dalam menjaga keberlangsungan
kehidupan baik sekarang maupun sampai masa depan.
• Pembelajaran berlandaskan prinsip ini memperkenalkan kepada peserta didik isu-isu yang mengancam
pembangunan dan masa depan yang berkelanjutan seperti pemborosan energi, polusi, pelanggaran hak- hak asasi
manusia, dan sebagainya
• Membangun wawasan tentang pembangunan berkelanjutan di mana peserta didik peka akan masalah-
masalah global dan belajar untuk membudayakan gaya hidup yang berkelanjutan ( sustainable lifestyle)
• Guru kemudian membangun wawasan peserta didik tentang isu-isu ini dalam tingkat global dan
menumbuhkembangkan rasa peka mereka terhadap masalah-masalah ini dan kesadaran akan kebutuhan diri sendiri,
lingkungan, dan dunia yang lebih baik.
• Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan asesmen
kehidupan lingkungan sekitarnya, masyarakat, bangsa, dan dunia.
• Mendorong atau memotivasi peserta didik untuk terus terinspirasi dan memiliki aspirasi memajukan
Prinsip Asesmen
Untuk mencapai profil pelajar Pancasila, perlu terwujud asesmen yang:
3. dirancang secara adil, valid dan
1. merupakan bagian terpadu dari dapat dipercaya, memberikan
proses pembelajaran, memfasilitasi informasi yang kaya bagi guru,
pembelajaran, menyediakan 2. perlu dirancang dan peserta didik dan orang tua mengenai
informasi sebagai dilakukan sesuai kemajuan dan pencapaian
umpan balik untuk guru, peserta didik, dengan tujuan. pembelajaran, serta
keputusan tentang langkah
selanjutnya
4. sebaiknya meliputi berbagai bentuk 5. laporan kemajuan belajar dan
tugas, instrumen, dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif, memberikan
teknik yang sesuai dengan tujuan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang
pembelajaran yang ditargetkan. berguna untuk penjaminan dan peningkatan
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta
didik, dan orang tua.
• Hasil asesmen digunakan untuk kepentingan belajar peserta didik, di mana guru
merancang pembelajaran berdasarkan hasil asesmen
• Asesmen dikembangkan sejak awal perencanaan pembelajaran, sehingga kegiatan asesmen
terintegrasi dan berkaitan erat dengan pembelajaran
• Rangkaian antara asesmen - perencanaan pembelajaran - kegiatan belajar adalah suatu siklus
yang berkelanjutan
• Keterkaitan antara tujuan pembelajaran dengan asesmen yang dirancang
• Termasuk dengan kriteria penilaian hasil belajar siswa
• Asesmen yang targeted, tidak menyasar ke mana-mana dan sesuai kebutuhan belajar
• Dengan demikian, asesmen memberikan pengaruh pada apa dan bagaimana peserta didik
belajar, dan juga sebaliknya.
2. Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
• Sebagai contoh, asesmen dapat digunakan untuk mendorong proses belajar
(asesmen formatif); untuk menjadi bagian dari pembelajaran (yakni
mengembangkan kemampuan metakognitif dan refleksi diri peserta didik); untuk
menilai hasil belajar dan mengambil keputusan di akhir suatu tahapan (asesmen
sumatif); dan untuk menentukan kebutuhan belajar dan membentuk program
pembelajaran individual peserta didik (asesmen diagnosis).
• Mengacu pada Capaian Pembelajaran
3. Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang kaya bagi
guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian pembelajaran, serta keputusan
tentang langkah selanjutnya.

• Asesmen yang berkeadilan, berarti penilaian tidak menguntungkan atau


merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar
belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
• Asesmen memiliki validitas yang tinggi sehingga informasi yang
dihasilkan terpercaya
• Reliabel, dapat diperbandingkan hasilnya karena konsisten
• Adil dan objektif, menggunakan kriteria dan prosedur yang logis, sistematis,
dan jelas, dengan pengaruh subjektivitas penilai yang rendah
4. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan.

5. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang
tua, dan data yang berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu
pembelajaran.
• Hasil penilaian memberikan makna yang relatif sama untuk semua mata pelajaran (misalnya
nilai 100 bermakna sama antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya)
Paradigma
Asesmen
Penerapan Pola Pikir Sekolah diberikan
Bertumbuh (Growth Yang Harus keleluasaan untuk
Mindset Diperhatikan menentukan teknik dan
Dalam jenis asesmen.
Menentukan
Asesmen
Terpadu dimana Asesmen Khusus SMK, terdapat juga bentuk
mencakup kompetensi pada asesmen khas yang membedakan
ranah sikap, pengetahuan, dan dengan jenjang yang lain, yaitu
keterampilan yang saling Asesmen Praktek Kerja Lapangan,
terkait. Uji Kompetensi Kejuruan dan uji
Keleluasaan dalam unit kompetensi
menentukan kriteria
ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Asesmen Awal
Pembelajaran
Pendidik dapat melaksanakan
Asesmen awal Asesmen pada awal pembelajaran
asesmen awal pembelajaran sesuai
pembelajaran dapat diharapkan tidak memberatkan
kebutuhan, misalnya pada awal pendidik atau satuan pendidikan.
dilakukan untuk
tahun pelajaran, pada awal Namun demikian jika pendidik atau
mengidentifikasi semester, sebelum memulai satu
kebutuhan belajar satuan pendidikan memiliki
lingkup materi (dapat berupa 1 kemampuan, dapat melengkapi data
peserta didik, dan atau beberapa TP), atau sebelum tambahan dengan melakukan
hasilnya digunakan menyusun modul ajar secara asesmen non kognitif yang
untuk merancang mandiri. Dengan demikian, mencakup, kesiapan belajar, minat,
pembelajaran yang asesmen awal pembelajaran tidak profil belajar, latar belakang
sesuai dengan tahap perlu dilakukan setiap mengawali keluarga, riwayat tumbuh kembang,
capaian peserta didik. tatap muka. dll.
Asesmen Pembelajaran

o Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi


pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan
strategi pembelajaran selanjutnya.
o Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
o Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
o Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai
serta strategi tindak lanjutnya.
o Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Alur Asesmen

1. Menentukan tujuan pembelajaran (sesuai alur perkembangan dimensi).


2. Merancang indikator (memastikan kedalaman tujuan, membuat indikator
yang mencakup aspek kognisi, sikap, dan keterampilan)
3. Menyusun strategi asesmen
4. Menyiapkan alat ukur atau instrumennya (rubrik)
5. menyiapkan instruksi atau panduan untuk murid (Lembar kerja)
6. Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian peserta didik untuk
membuat inferensi (kesimpulan) mengenai pencapaian peserta didik
terhadap tujuan pembelajaran
7. Menyusun rapor
Acuan yang digunakan
untuk melaksanakan
asesmen pembelajaran
:
o JENIS
ASESMEN
Contoh Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif

DISKUSI KELAS
- Mengembangkan kemampuan PRODUK
berkomunikasi dan berinteraksi antar Bentuk - Mengembangkan kkreatifitas
siswa. - Meningkatkan ketelitian dan jiwa
- Belajar berdemokrasi, menghargai Asesmen
seni.
pendapat orang lain serta berani Formatif dan
berpendapat.
Sumatif
DRAMA
TES LISAN
- Melatih kepercayaan diri dan - Meningkatkan kemampuan
jiwa seni. berbicara
- Belajar bekerjasama, komunikasi - mengkonfirmasi pemahaman.
serta berfikiri kritis. PRESENTASI - Menerapkan umpan balik

- Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi.
- Belajar memahami topik secara
mendalam, berfikir dan bernalar
kritis.
(Infografis)

o Pelaksanaan Asesmen Sumatif dan Formatif


Pelaksanaan dapat dilakukan
Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
dengan memperhatikan hal berikut: oasesmen
Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi
o Dilaksanakan bersamaan untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki
dalam proses pembelajaran, yang,
kemudian ditindaklanjuti sumatif
dalam tujuan pembelajaran dan pada
untuk memberi akhir semester.
kebutuhan peserta didikperlakuan berdasarkan
serta perbaikan proses o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik
pembelajaran. seperti portofolio, performa (kinerja,
o Pendidik dapat berbagai produk, portofolio), maupun tes.
proyek,
menggunakan seperti o Hasil dapat ditindak lanjuti dengan
observasi,
proyek, portofolio),performa
maupun tes. teknik sumatif umpan balik atau
o Tindak lanjut yang dilakukan(kinerja, produk,
bisa dilakukan memberikan
intervensi kepada peserta melakukan
didik maupun proses
langsung dengan memberikan umpan balik atau pembelajaran yang telah dilakukan
melakukan intervensi.
o Pendidik dapat berbagai
Penting bagi para guru untuk
instrumen mempersiapkan seperti
memegang rubrik penilaian sebagai
lembar ceklist untukrubrik, anekdotal,
mencatat informasi yang
dasar penilaian pada siswa.
catatan
terjadi selama pembelajaran berlangsung
REFLEKSI
3 Hal Yang
Didapat Dari Sesi
Ini 2 Hal Yang Ingin
Diubah/ Dilatih
Setelah Sesi Ini
1 Kata Mengenai
Sesi Hari Ini

Anda mungkin juga menyukai