Anda di halaman 1dari 46

Pembelajaran Paradigma Baru

Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran


untuk berpusat pada peserta didik.

Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus


Apakah yang berawal dari pemetaan standar kompetensi, perencanaan
pembelajaran proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk
paradigma memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai
baru? kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi


pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

Pada pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila


berperan menjadi penuntun arah yang memandu segala kebijakan
dan pembaharuan dalam sistem pendidikan Indonesia, termasuk
pembelajaran, dan asesmen.
Prinsip Pembelajaran
Pembelajaran dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip pembelajaran sebagai
berikut:
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan
dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik.
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat
sebagai mitra.
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
1

Prinsip Pembelajaran Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Hal-Hal yang Perlu Ditinggalkan

Pembelajaran dirancang • Melakukan analisis terhadap • Langsung menerapkan


dengan kondisi, latar belakang, tahap modul ajar tanpa melihat
mempertimbangkan tahap perkembangan dan kebutuhan peserta didik
perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik • Mengabaikan tahap
pencapaian peserta didik sebelumnya dan melakukan perkembangan maupun
saat ini, sesuai kebutuhan pemetaan pengetahuan yang dimiliki
belajar, serta • Melihat tahap perkembangan peserta didik sebelumnya
mencerminkan karakteristik sebagai kontinum yang • Menyamaratakan metode
dan perkembangan yang berkelanjutan sebagai dasar pembelajaran.
beragam sehingga merancang pembelajaran dan • Melihat segala sesuatu dari
pembelajaran menjadi asesmen kepentingan pejabat sekolah
bermakna dan • Menganalisis lingkungan sekolah, atau pendidik
menyenangkan. sarana dan prasarana yang • Pembelajaran terlalu sulit
dimiliki peserta didik, pendidik sehingga menurunkan
dan sekolah untuk mendukung motivasi peserta didik
kegiatan pembelajaran. • Pembelajaran terlalu mudah
• Menurunkan alur tujuan sehingga tidak menantang
pembelajaran sesuai dengan dan membosankan
tahap perkembangan peserta
2

Prinsip Pembelajaran Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Hal-Hal yang Perlu Ditinggalkan
Pembelajaran • Mempertimbangkan berbagai stimulus • Pendidik hanya selalu
dirancang dan yang bisa digunakan dalam memberikan pemaparan dalam
dilaksanakan untuk pembelajaran bentuk ceramah dan instruksi
membangun • Memberikan kesempatan kolaborasi, tugas
kapasitas peserta memberikan pertanyaan pemantik • Memberikan pertanyaan selalu
didik untuk menjadi dan mengajarkan pemahaman dalam bentuk soal dan dinilai
pembelajar bermakna benar atau salah, tanpa umpan
sepanjang hayat. • Pembelajaran yang sarat dengan balik
umpan balik dari pendidik dan • Memberikan porsi paling banyak
peserta didik ke peserta didik pada asesmen sumatif atau
• Pembelajaran yang melibatkan ujian/ tes akhir
peserta didik dengan menggunakan
kekuatan bertanya, dengan
memberikan pertanyaan yang
membangun pemahaman bermakna
3

Prinsip Pembelajaran Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Hal-Hal yang Perlu


Ditinggalkan
Proses pembelajaran • Menggunakan berbagai metode • Menggunakan satu metode
mendukung pembelajaran mutakhir yang yang itu-itu saja tanpa
perkembangan mendukung terjadinya melakukan evaluasi
kompetensi dan perkembangan kompetensi seperti terhadap metode yang
karakter peserta didik belajar berbasis inkuiri, berbasis digunakan.
secara holistik projek, berbasis masalah, berbasis • Menggunakan hanya satu
tantangan, dan metode perspektif misalnya hanya
pembelajaran diferensiasi. melihat kemampuan kognitif
• Melihat berbagai perspektif yang peserta didik, tanpa melihat
mendukung kognitif, sosial emosi, faktor lain seperti sosial emosi
dan spiritual. atau spiritual.
• Melihat profil Pancasila sebagai • Melihat profil Pancasila
target tercermin pada peserta didik sebagai sesuatu yang harus
diajarkan dan dihafal.
4

Prinsip Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Hal-Hal yang Perlu Ditinggalkan


Pembelajaran
Pembelajaran • Pembelajaran yang berhubungan • Pembelajaran dengan konteks
yang relevan, yaitu dengan konteks dunia nyata dan yang tidak relevan dan tidak
pembelajaran menjadi daya tarik peserta didik menarik untuk peserta didik.
yang dirancang untuk belajar. • Komunikasi dengan orang-tua
sesuai konteks, • Melibatkan orang-tua dalam proses murid satu arah, dan hanya
lingkungan dan belajar dengan komunikasi dua arah menagih tugas.
budaya peserta dan saling memberikan umpan balik. • Interaksi dengan murid hanya
didik, serta • Memberdayakan masyarakat sekitar memberikan dan menagih tugas.
melibatkan orang sebagai narasumber primer maupun • peserta didik tidak punya akses
tua dan sekunder dalam proses langsung untuk terlibat ataupun
masyarakat pembelajaran. melibatkan masyarakat setempat.
sebagai mitra.
5

Prinsip Pembelajaran Hal-Hal yang Perlu Dilakukan Hal-Hal yang Perlu


Ditinggalkan
Pembelajaran • Umpan balik yang terus menerus dari • Proses belajar bertujuan tes
berorientasi pada pendidik untuk peserta didik maupun atau ujian akhir.
masa depan yang dari peserta didik untuk peserta didik. • Pembelajaran dengan
berkelanjutan. • Pembelajaran yang membangun kegiatan yang sama dari
pemahaman bermakna dengan tahun ke tahun dengan soal
memberi dukungan lebih banyak di tes dan ujian yang sama.
awal untuk kemudian perlahan • Hanya mengetes atau
melepas sedikit demi sedikit menilai keterampilan abad
dukungan tersebut untuk akhirnya 21 tanpa mengajarkan
menjadi pelajar yang mandiri dan keterampilannya.
merdeka.
• pendidik melakukan berbagai
inovasi terhadap metode dan
strategi pengajarannya.
• Mengajarkan keterampilan abad 21.
Perencanaan dan Pelaksanaan
Pembelajaran dan Asesmen Intrakurikuler

Menganalisi Capaian Pembelajaran untuk menyusun Tujuan pembelajaran dan Alur Tujuan
Pembelajaran

Perencanaan dan Pelaksanaan Asesmen Diagnotis

Mengembangkan Modul Ajar

Penyesuaian Pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik Peserta Didik

Perencanan, Pelaksanaan dan Pengolahan asesmen formatif dan Sumatif

Pelaporan Hasil Belajar

Evaluasi Pembelajaran dan Asesmen


Menganalisi Capaian Pembelajaran (CP) untuk Menyusun Tujuan
Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran

Capaian Pembelajaran (CP) adalah kompetensi Tujuan kegiatan analisis


pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada capaian pembelajaran
untuk menyusun Tujuan
setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran Pembelajaran dan Alur
pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan Tujuan Pembelajaran:
pendidikan menengah. Capaian pembelajaran memuat Mendapatkan peta
kompetensi yang akan
sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun menjadi rujukan untuk
secara komprehensif dalam bentuk narasi. Menyesuaikan pelaksanaan
pembelajaran.
tahap perkembangan peserta didik pemetaan capaian
pembelajaran dibagi dalam fase usia.
Tujuan Pembelajaran yang ideal terdiri dari dari 2 komponen
berikut:
• Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik yang
menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapaitujuan pembelajaran.
• Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu
dipahami di akhir satu unit pembelajaran.
Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran:
• Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik
• Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaranyang linear dari awal hingga akhir fase.
• Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan
cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi antarfase dan jenjang.
Prosedur Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran
1. Melakukan analisis CP mata pelajaran pada faseyang akan dipetakan.
2. Identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan kompetensi-kompetensi sebelumnya yang perlu
dikuasai peserta didik sebelum mencapai kompetensi di akhir fase.
3. Melakukan analisis setiap elemen dan atau sub-elemen Profil Pelajar Pancasila yang sesuai dengan
mata pelajaran dan CP pada Fase yang akan dipetakan.
4. Berdasarkan identifikasi kompetensi-kompetensi inti di akhir fase dan peta kompetensi sebelumnya,
rumuskan tujuan pembelajaran dengan mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai,
pemahaman bermakna yang akan dipahami dan variasi keterampilan berpikir apa yang perlu dikuasai
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, susun tujuan pembelajaran secara linear sebagaimana
urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari hari ke hari.
6. Tentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan pembelajaran (setiap tujuan pembelajaran
dapat memiliki lebih dari satu lingkup materidan materi utama)
7. Tentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan.
Langkah Perumusan dan Pemetaan Alur Tujuan Pembelajaran

Capaian
Pembelajaran Tujuan Mapel
Mapel A

Lakukan pemetaan
Analiasi elemen Identifikasi Unit berdasarkan urutan
Profil Pelajar Kompetensi logis/ SOP
Pancasila

Tujuan Tujuan Tujuan


Pembelajaran Unit Pembelajaran Unit Pembelajaran Unit
Kompetensi 1 Kompetensi 22
Kompetensi Kompetensi n

Lingkup Materi

Modul Ajar
Jumlah jam per
materi
2. Perencanaan dan Pelaksanaan
Asesmen Diagnostik

Kapan asesmen Asesmen diagnostik bertujuan untuk


diagnostik mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan
dilakukan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai
dan untuk apa? rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar
belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi
belajar, minat pesertadidik, dll, dapat dipakai
sebagai bahan pertimbangan dalam
merencanakan pembelajaran.
Contoh Tahapan Asesmen Diagnostik

Menganalisis Menyusun instrumen


laporan hasil asesmen antara lain:
Mengidentifikasi • Tes tertulis/lisan
belajar (rapor)
kompetensi yang dan/atau
peserta didik • Keterampilan
akan diajarkan.
tahun (produk, praktik)
sebelumnya. • Observasi

Hasil diagnosis
menjadi Menggali
data/informasi untuk informasi peserta
merencanakan Pelaksanaan
didik: latar
pembelajaran sesuai Asesmen dan
belakang kel,
tahap capaian dan pengolahan hasil.
motivasi, sarana
karakteristik peserta
didik.
belajar
Catatan
Waktu Pelaksanan 1. Pendidik diberi keleluasaan untuk menentukan
Pendidik dapat melaksanakan instrumen asesmen sesuai dengan karakteristik
asesmen diagnostik sesuai kompetensi dan tujuan asesmen.
kebutuhan, misalnya: 2. Contoh tahapan asesmen diagnostik ini dapat
1. Pada awal tahun pelajaran digunakan untuk asesmen pada awal tahun
2. Pada awal lingkup materi pelajaran dan sebelum menyusun modul mandiri.
3. Sebelum menyusun modul ajar 3. Untuk asesmen pada awal lingkup materi,
secara mandiri
3. Mengembangkan Modul Ajar

Tujuan pengembangan modul ajar:


Mengembangkanperangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan
pembelajaran.
Catatan:
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk
mengembangkan modul ajar selama modul ajar yang dihasilkan memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan dan aktivitas pembelajaran dalam modul ajar sesuai dengan
prinsippembelajaran dan asesmen.
Modul ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria
berikut ini:
1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar
dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat untuk belajar dan
melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta
didik berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase
belajar peserta didik.

Komponen Modul Ajar


Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan
kebutuhannya. Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut:
Informasi Umum
• Identitas penulis modul
• Kompetensi awal
• Profil Pelajar Pancasila
• Sarana dan prasarana
• Target peserta didik
• Model pembelajaran yang digunakan
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Komponen Inti
• Tujuan pembelajaran
• Asesmen
• Pemahaman bermakna
• Pertanyaan pemantik
• Kegiatan pembelajaran
• Refleksi peserta didik dan pendidik
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang
dikembangkan oleh pendidik. Pendidik disatuan pendidikan diberi kebebasan
untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan
kontekslingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
4. Penyesuaian Pembelajaran dengan Tahap Capaian
dan Karakteristik Peserta Didik

Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik, Karena itu, pembelajaran
ini disesuaikan dengan tahapan pencapaian dan karakteristik peserta didik. Bagaimana
cara pendidik melakukan hal tersebut?
Dalam melakukan penyesuaian pembelajaran peran pendidik secara umum adalah
sebagai berikut:
1. Aktif mencari dan mendengarkan pendapat, pertanyaan, sudut pandang, aspirasi
dari peserta didiknya.
2. Membuka kesempatan untuk eksplorasi diri dan dunia dengan memberikan
pertanyaan dan tugas ‘terbuka’.
3. Memberikan pertolongan dan juga tantangan bagi peserta didik yang
membutuhkan.
4. Memberikan umpan balik dan kesempatan bagi peserta didik untuk memberikan
umpan balik kepada diri dan satu sama lain
5. Melibatkan peserta didik untuk mengambil keputusan untuk apa, mengapa, bagaimana
mereka belajar. Peserta didik berlaku sebagai kolaborator dalam komunitas belajarnya.
6. Mengkomunikasikan ekspektasi dengan jelas kepada peserta didik. Pemahaman yang
ingin dipelajari, keterampilan yang ingin dimiliki, dan profil pelajar yang dituju.
7. Membuat kesepakatan bersama dengan peserta didik agar saling menghormati dan
membangun rasa percaya dengan satu sama lain.
8. Membangun rutinitas keseharian dengan membiasakan budaya positif, dan konsisten
menjadi teladan bagi peserta didik.
: Penyesuaian ruang lingkup pembelajaran

Peserta didik yang belum


menguasai kompetensi Peserta didik yang memiliki
prasyarat atau belum siap Peserta didik yang sudah tingkat penguasaan yang
untuk belajar di suatu lingkup siap belajar diberikan
materi, diberikan kesempatan tinggi dapat diminta untuk
kesempatan untuk menyelesaikan tugas
untuk mempelajari
kompetensi pada tingkat mempelajari seluruh lingkup dengan
yang lebih rendah atau materi dengan penugasan tingkat kesulitan yang lebih
dengan cakupan lingkup yang sesuai. tinggi atau menantang.
materi yang lebih sederhana.
Menyesuaikan Proses Pembelajaran
Tujuan: Pendidik melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bermakna terkait
materi yang dipelajari untuk memperkaya pengalaman belajarnya.
Strategi:
• Pendidik mengidentifikasi kesiapan belajar, minat, dan tingkat penguasaan kompetensi
peserta didik dengan melakukan asesmen diagnosis.
• Menyesuaikan lingkup materi yang akan dipelajari oleh peserta didik berdasarkan
kesiapan, minat dan tingkat penguasaan kompetensi peserta didik.
• Merancang strategi bagaimana lingkup materi dipelajari oleh peserta didik.

Kesiapan Minat Kebutuhan Belajar

• Diskusi kelas dengan • Diskusi kelas dengan • Diskusi Kelas dengan


pertanyaan yang pertanyaan yang chating di media on
berbeda berbeda sesuai minat line, podcast, talk show
level kesulitannya. peserta didik. • Tutor sebaya di
• Tutor sebaya • Tutor sebaya yang kelompok besar, kecil
menjelaskan teman memiliki minat yang dan individu lewat
yang kesulitan. sama. video, gambar, lagu
Menyesuaikan Produk Hasil Belajar

Tujuan: Agar peserta didik bisa menunjukkan pemahaman dan penerapannya,


memperlihatkan kepemilikan akan produknya, merasa termotivasi serta bertanggung jawab
dengan produk yang dibuat.

Ketika pendidik ingin menerapkan penyesuaian produk, perlu memahami prinsip sebagai
berikut:
1 Terlihat secara fisik. Contoh: brosur, presentasi, poster.
2 Mencerminkan tingkat pemahaman peserta didik.
3 Dapat digunakan sebagai bentuk asesmen sumatif maupun formatif.

Contoh Penyesuain produk

Untuk kelompok peserta Untuk kelompok yang yang Untuk kelompok peserta
didikyang gemar menulis gemar bercerita tugas didik yang kinestetik, bisa
danvisual, bisa dengan berupa membuat rekaman melakukan presentasi
tugas menulis laporan sandiwara radio atau dalam bentuk drama
dengan ilustrasi rekaman siaran tentang singkat atau gerakan yang
atau infografis. siklus air. menunjukkan siklus air.
Mengondisikan Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar meliputi susunan kelas secara personal, sosial, dan fisik.
Lingkungan belajar juga harus disesuaikan dengan kesiapan dan minat peserta didik
dalam belajar, agar memiliki motivasi yang tinggi.
Tujuan:
Memberikan dukungan untuk keleluasaan, kenyamanan dan keamanan belajar
bagi peserta didik dari segi fisik dan psikis.
Strategi:
• Mengubah tata letak ruang kelas secara fleksibel untuk menyesuaikan
denganaktivitas pembelajaran.
• Memanfaatkan lingkungan sekolah untuk memfasilitasi pembelajaran seperti
perpustakaan, laboratorium, kantin, kebun sekolah dan fasilitas lainnya.
• Menyepakati aturan bersama peserta didik dalam
pelaksanaan pembelajaran.
5. Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengolahan
Asesmen Formatif dan Sumatif
A. Prinsip Asesmen
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah
selanjutnya.
4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan
informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi
yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.
5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Prinsip Asesmen Hal-Hal yang Perlu Hal-Hal yang Perlu
Diperhatikan Dihindari

1. Asesmen merupakan • Asesmen merujuk • Asesmen pada ranah


bagian terpadu dari proses pada kompetensi yang sikap, pengetahuan dan
pembelajaran, memfasilitasi didalamnya tercakup ranah keterampilan dilakukan
pembelajaran, dan sikap, pengetahuan, dan secara terpisah-pisah.
menyediakan informasi yang keterampilan.
holistik sebagai umpan balik • Asesmen dilakukan terpadu • Asesmen dilakukan secara
untuk pendidik, peserta dengan pembelajaran. terpisah dari pembelajaran.
didik, dan orang tua, agar • Melibatkan peserta didik dalam • Asesmen hanya dilakukan
dapat memandu mereka melakukan asesmen, melalui oleh pendidik.
dalam menentukan strategi penilaian diri (self assessment),
pembelajaran selanjutnya. penilantarteman (peer
assessment), refleksi diri, dan
pemberian umpan balik
antarteman (peer feedback).
• Pemberian umpan balik • Umpan balik berupa kalimat
dilakukan dengan pujian yang pendek, misal
mendeskripsikan usaha terbaik bagus, keren, pintar, pandai,
untuk menstimulasi pola pikir cerdas, dan sebagainya.
bertumbuh, dan memotivasi
Prinsip Asesmen Hal-Hal yang Perlu Hal-Hal yang Perlu
Diperhatikan Dihindari
Asesmen dirancang dan • Membangun komitmen dan • Berfokus pada asesmen
dilakukan sesuai dengan menyusun perencanaan sumatif.
fungsi asesmen tersebut, asesmen yang berfokus pada
asesmen formatif.
dengan keleluasaan
• Menggunakan beragam jenis, • Tidak menggunakan instrumen
untuk menentukan teknik teknik dan instrument penilaian penilaian atau menggunakan
dan waktu pelaksanaan formatif dan sumatif sesuai instrument asesmen, namun
asesmen agar efektif dengan karakteristik mata tidak sejalan dengan dengan
mencapai tujuan pelajaran, capaian karakteristik mata pelajaran,
pembelajaran. pembelajaran, tujuan capaian pembelajaran, tujuan
pembelajaran dan kebutuhan pembelajaran dan kebutuhan
peserta didik. peserta didik.
• Asesmen dilakukan dengan • Asesmen dilakukan mendadak.
alokasi waktu yang terencana.
• Mengkomunikasikan kepada • Jenis, teknik, dan instrumen
peserta didik tentang jenis, asesmen hanya dipahami oleh
teknik, dan instrument penilaian pendidik, sehingga peserta
yang akan digunakan. didik tidak memiliki gambaran
Harapannya, peserta didik kriteria terbaik yang dapat
akan berusaha mencapai dicapai.
kriteria yang terbaik sesuai
dengan kemampuannya.
Prinsip Asesmen Hal-Hal yang Perlu Hal-Hal yang Perlu
Diperhatikan Dihindari

Asesmen dirancang • Asesmen dilakukan dengan • Asesmen lebih menguntungkan


secara adil, memenuhi prinsip keadilan tanpa peserta didik karena latar
proporsional, dipengaruhi oleh latar belakang belakang tertentu.
valid, dan dapat peserta didik. • Adanya unsur subjektivitas dalam
dipercaya (reliable) • Menerapkan moderasi asesmen, asesmen.
untuk yaitu berkoordinasi antar pendidik • Menggunakan instrument asesmen
menjelaskan kemajuan untuk menyamakan persepsi yang tidak sesuai dengan tujuan
belajar dan kriteria, sehingga tercapai prinsip dan aktivitas pembelajaran.
menentukan keadilan.
keputusan tentang • Menggunakan instrument
langkah asesmen yang mampu mengukur
selanjutnya. capaian kompetensi dengan
tepat.
Prinsip Asesmen Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Hal-Hal yang Perlu Dihindari

Laporan kemajuan belajar • Jelas dan mudah dipahami oleh • Bahasa yang kompleks dan
dan pencapaian peserta semua pihak. terlalu ilmiah.
didik bersifat sederhana • Ketercapaian kompetensi • Penggunaan kata atau
dan informatif, memberikan dituangkan dalam bentuk angka kalimat negatif.
informasi yang bermanfaat dan deskripsi.
tentang karakter dan • Laporan kemajuan belajar • Ketercapaian kompetensi
kompetensi yang dicapai hendaknya didasarkan pada bukti dituangkan hanya dalam
serta strategi tindak dan pencatatan perkembangan bentuk angka.
lanjutnya. kemajuan belajar peserta didik.
• Laporan kemajuan belajar • Laporan kemajuan belajar
digunakan sebagai dasar tidak didasarkan pada bukti
penerapan strategi tindak lanjut dan pencatatan
untuk pengembangan kompetensi perkembangan kemajuan
peserta didik. belajar atau didasarkan hanya
pada bukti yang tidak
mencukupi.
Prinsip Asesmen Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Hal-Hal yang Perlu Dihindari

Hasil asesmen digunakan Satuan pendidikan memiliki Hasil asesmen hanya


oleh peserta didik, pendidik, strategi agar hasil asesmen dijadikan data dan tidak
tenaga kependidikan, dan digunakan sebagai refleksi ditindaklanjuti untuk
orang tua sebagai bahan oleh peserta didik, pendidik, meningkatkan mutu
refleksi untuk meningkatkan tenaga kependidikan, pembelajaran.
mutu pembelajaran. dan orang tua untuk
meningkatkan mutu Hasil asesmen dijadikan
pembelajaran. perbandingan antar peserta
didik.
B. Jenis, Karakteristik, dan Fungsi Asesmen
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup:
• asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as Learning),
• asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for Learning), dan
• asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).
Asesmen SEBAGAI Asesmen UNTUK Asesmen PADA AKHIR
Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran Proses Pembelajaran
(Assessment AS Learning) (Assessment FOR Learning) (Assessment OF Learning)

• Asesmen untuk • Asesmen untuk


• Asesmen untuk refleksi
perbaikan proses evaluasi pada akhir
proses pembelajaran
pembelajaran proses pembelajaran
• Berfungsi sebagai
• Berfungsi sebagai • Berfungsi sebagai
asesmen formatif
asesmen formatif asesmen sumatif
Karakteristik asesmen formatif dan sumatif dijelaskan
sebagai berikut:

Asesmen Formatif Asesmen Sumatif


• Dilakukan setelah pembelajaran berakhir,
• Terintegrasi dengan proses pembelajaran yang misalnya satu lingkup materi, akhir
sedang berlangsung, sehingga asesmen semester,atau akhir tahun ajaran;
formatif dan pembelajaran menjadi suatu • Pelaksanaannya bersifat formal sehingga
kesatuan. Demikian pula perencanaan membutuhkan perancangan instrumen yang
asesmen formatif dibuat menyatu dengan tepat sesuai dengan capaian kompetensi yang
perencanaan pembelajaran; diharapkan dan proses pelaksanaan yang
• Melibatkan peserta didik dalam sesuai dengan prinsip-prinsip asesmen;
pelaksanaannya (misalnya melalui penilaian • Sebagai bentuk pertanggungjawaban sekolah
diri, penilaian antarteman, dan refleksi kepada orang tua dan peserta didik,
metakognitif terhadap proses belajarnya); pemantauan kepada pemangku kepentingan
• Memperhatikan kemajuan penguasaan dalam (stakeholder);
berbagai ranah, meliputi sikap,pengetahuan, • Digunakan pendidik atau sekolah untuk
dan keterampilan, motivasi belajar, sikap mengevaluasi efektivitas program
terhadap pembelajaran,gaya belajar, dan pembelajaran.
kerjasama dalam proses pembelajaran,
sehingga dibutuhkan metode/strategi
pembelajaran dan teknik/instrument penilaian
yang tepat.
C. Paradigma Asesmen
1. Penerapan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset)
Penerapan pola pikir bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses
pencapaian tujuan pembelajaran, lebih penting daripada sebatas hasil akhir. pendidik diharapkan
mampu menerapkan ide penerapan pola piker bertumbuh,
Ide-ide penerapan pola piker bertumbuh
• Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan jalan keluar,
maka kesalahan akan menstimulasi perkembangan otak peserta didik.
• Belajar bukan tentang kecepatan, tetap tentang pemahaman, penalaran, penerapan, serta
kemampuan menilai dan berkarya secara mendalam.
• Ekspektasi pendidik yang positif tentang kemampuan peserta didik akan sangat mempengaruhi
performa peserta didik.
• Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan belajar yang berbeda, dan tidak perlu
dibandingkan dengan teman-temannya.
• Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan psikis) di sekolah dan rumah akan mempengaruhi
pencapaian hasil belajar.
• Melatih dan membiasakan peserta didik untuk melakukan asesmen diri (self assessment),
asesmen antarteman (peer assessment), refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman
(peerfeedback).
• Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik.
2. Terpadu
Asesmen dilaksanakan terpadu dengan pembelajaran mencakup kompetensi pada ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang saling terkait. Rumusan capaian pembelajaran
telah mengakomodasi tiga ranah tersebut.
3. Keleluasaan dalam Menentukan Waktu Asesmen

Asesmen diagnostik • Awal pembelajaran


• Awal lingkup materi

Asesmen formatif • Selama proses pembelajaran

Asesmen sumatif • Selesai 1 lingkup materi (terdiri beberapatujuan


pembelajaran)
• Pada akhir fase
• Jika diperlukan untuk menguatkan konfirmasi capaian hasil
belajar, asesmen sumatif dapat dilakukan pada
akhir semester, berfokus pada kompetensi yang dipelajar
selama satu semester.
4. Keleluasaan dalam Menentukan Jenis Asesmen
Dalam pembelajaran intrakurikuler, pendidik diberikan keleluasaan dalam
merencanakan dan menggunakan jenis asesmen dengan mempertimbangkan:
karakteristik mata pelajaran, karakteristik dankemampuan peserta didik, capaian
pembelajaran, dan tujuan pembelajaran, serta sumber daya pendukung yang tersedia.
5. Pendidik diberikan keleluasaan dalam menggunakan teknik dan instrumen penilaian.
Contoh teknik dan instrumen asesmen sebagaimana uraian di bawah ini:eleluasaan
dalam Menggunakan Teknik dan Instrumen Asesmen
Teknik Asesmen

Observasi Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara


keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam
tugas atau aktivitas rutin/harian.
Performa Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan
produk, melakukan projek, dan membuat portofolio.
Tes Bentuk tes tertulis/lisan dan kuis adalah bentuk yang paling
tertulis/lisan dikenal dari teknik asesmen ini.
Instrumen Asesmen

Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas capaian kinerja peserta
didik, sehingga pendidik dapat menyediakan bantuan yang diperlukan peserta didikuntuk
meningkatkan kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk memusatkan
perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. Capaian kinerja dituangkan
dalam bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari
kurang sampai terbaik.
Eksemplar Contoh hasil karya yang dijadikan sebagai standar pencapaian dan pembanding.
Pendidik dapat menggunakan contoh hasil karya peserta didik sebagai acuan indikator
penilaian.
Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang dituju.
Catatan Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Catatan difokuskan pada performa
Anekdotal dan perilaku peserta didik yang penting, disertai latar belakang kejadian dan hasil analisa
dari observasi yang telah dilakukan.
Grafik Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan belajar peserta didik.
Perkembangan
Peserta Didik
(Kontinum)
Khusus SMK, terdapat juga bentuk asesmen khas yang membedakan
dengan jenjang yang lain, yaitu:
a. Asesmen Praktik Kerja Lapangan
• Asesmen/pengukuran terhadap Capaian Pembelajaran peserta didik
selama melaksanakan pembelajaran di dunia kerja, meliputi substansi
kompetensi ataupun budaya kerja.
• Asesmen dilakukan oleh pembimbing/instruktur dari dunia kerja.
• Hasil asesmen disampaikan pada rapor dengan mencantumkan keterangan
Industri tentang kinerja peserta didik secara keseluruhan berdasarkan
jurnal praktik kerja lapangan, sertifikat, atau surat keterangan praktik kerja
lapangan dari dunia kerja.
• Mendorong peserta didik berkinerja baik saat melakukan pembelajaran di
dunia kerja serta memberikan kebanggaan pada peserta didik.
b. Uji Kompetensi Kejuruan
• Asesmen terhadap pencapaian kualifikasi jenjang 2 (dua) atau 3 (tiga)
pada KKNI yang dilaksanakan di akhir masa studi oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP-P1/LSP-2/LSP-3) atau satuan pendidikan terakreditasi
bersama DUDI.
• Dapat memperhitungkan paspor keterampilan (Skills Passport) yang
diperoleh peserta didik pada tahap pembelajaran sebelumnya.
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, dan/atau
portofolio.
• Membekali peserta didik sertifikat keahlian untuk menghadapi dunia kerja.
c. Ujian Unit Kompetensi
• Asesmen terhadap pencapaian satu atau beberapa unit kompetensi yang
dapat membentuk 1 (satu) Skema Sertifikasi Profesi, dilaksanakan setiap
tahun oleh satuan pendidikan terakreditasi. Unit Kompetensi terdiri atas 1
(satu) atau beberapa Kompetensi (Capaian Kompetensi) untuk mencapai
kemampuan melaksanakan satu bidang pekerjaan spesifik.
• Dapat berupa observasi, demonstrasi, tes lisan, tes tulis, dan/atau
portofolio.
• Mendorong pendidik melaksanakan pembelajaran tuntas (mastery
learning) pada materi kejuruan.
• Membekali peserta didik skill passport sebelum menghadapi Uji Kompetensi
Keahlian di akhir masa pembelajaran.
6. Keleluasaan dalam Menentukan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Setiap satuan pendidikan dan pendidik akan menggunakan alur tujuan pembelajaran dan
modul ajar yang berbeda, oleh sebab itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan
pembelajaran pendidik akan menggunakan kriteria yang berbeda, baik dalam bentuk
angka kuantitatif atau data kualitatif sesuai dengan karakteristik tujuan pembelajaran,
aktivitas pembelajaran dan asesmen yang dilaksanakan. Kriteria ini disebut dengan kriteria
ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran tidak menjadi standar minimum yang harus
dicapai setiap peserta didik. Setiap peserta didik mungkin berada pada kriteria pencapaian
yang berbeda, dengan demikian kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran menjadi
sumber informasi atau data bagi pendidik untuk menentukan tindak lanjut penyesuaian
pembelajaran sesuai kondisi peserta didik.
7. Keleluasaan dalam Mengolah Hasil Asesmen
Pengolahan hasil asesmen dilakukan dengan memanfaatkan hasil formatif dan sumatif.
Terdapat 2 jenis data yaitu data hasil asesmen yang berupa angka (kuantitatif) serta data
hasil asesmen yang berupa narasi (kualitatif).
Tujuan pengolahan data:
• Memperoleh informasi hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta didik dalam kurun
waktu tertentu yang akan disajikan pada laporan kemajuan belajar.
• Memetakan kekuatan dan kelemahan peserta didik untuk selanjutnya digunakan
sebagai dasar pemberian umpan balik.

Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk mengolah hasil asesmen, dengan


mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, capaian pembelajaran, alur tujuan
pembelajaran, dan aktivitas pembelajaran.
8. Keleluasaan dalam Menentukan Kriteria Kenaikan Kelas
• Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kebijakan kenaikan kelas.
• Pendidik diharapkan mampu menjalankan fungsi asesmen secara optimal sehingga
mampu mendiagnostik perkembangan peserta didik. Hasil diagnostik digunakan sebagai
rujukan untuk melakukan tindak lanjut pembelajaran. Demikian juga asesmen formatif
dan sumatif diharapkan berjalan dengan baik, sehingga pada akhir fase, semua peserta
didik naik kelas karena telah mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan.
• Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria
kenaikan kelas, dengan mempertimbangkan:
- Laporan Kemajuan Belajar
- Laporan Pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
- Portofolio peserta didik
- Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
- Tingkat kehadiran
Nilai asesmen kinerja yang diperoleh dapat dihitung dengan
cara:
Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal

Contoh Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengolahan Asesmen Formatif dan Sumatif


1. Gunakan alur tujuan pembelajaran yang telah disusun, kemudian identifikasi tujuan
pembelajaran yang menjadi kompetensi yang diinginkan. → misalnya
menyajikan,menggeneralisasi, membandingkan, memperkirakan, mengukur, mengobservasi,
dan lain-lain.
2. Identifikasi bentuk asesmen yang hendak dilakukan untuk mengukur pembelajaran
secara formatif maupun sumatif
3. Buat instrumen asesmen formatif dan sumatif bersamaan dengan modul ajar
4. Pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif
5. Mengolah hasil asesmen

Anda mungkin juga menyukai