Anda di halaman 1dari 23

Social Emotional Learning

SCHOOL WELL-BEING
Kelompok 5:
Retno Markuranti
Rizki Anisa Ra'fatillah
Roro Royatal Ilah
Suwartiani Larasati
Zusri Aminatun
APA YANG DIMAKSUD
SCHOOL WELL-BEING?
APA ITU SCHOOL WELL-BEING?
Diener (1984) menjelaskan bahwa well-being atau kesejahteraan kita
akan berdampak pada sikap dan emosi.
Well-being diartikan sebagai keadaan yang memiliki rasa bahagia,
kepuasan, tingkat stres yang rendah, sehat secara fisik dan mental serta
menjaga kualitas hidup yang baik.
Bila individu merasa bahagia, sejahtera dalam kondisinya, maka ia dapat
menunjukkan sikap dan emosi yang positif. Demikian pula sebaliknya, bila
individu tidak merasa bahagia dengan kondisinya maka yang bersangkutan
akan merasa cemas, dapat memiliki sikap dan emosi negatif.
APA ITU SCHOOL WELL-BEING?
Konsep well-being ini kemudian dikonstruksi oleh Konu dan
Rimpela (2002) dalam konteks sekolah (school well-being). School
well-being adalah kondisi dimana individu dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya baik materiil maupun non-materiil di sekolah
yang terdiri atas empat dimensi yaitu
(1) having (kondisi/situasi sekolah)
(2) loving (mengarah pada hubungan sosial)
(3) being (pemenuhan diri)
(4) health (kesehatan siswa/guru secara umum).
APA ITU SCHOOL WELL-BEING?
Lingkungan sekolah memiliki peranan penting dalam suatu proses
keberhasilan belajar siswa disekolah. Program school well-being
sangat penting diterapkan karena siswa akan bahagia dan sejahtera
saat mengikuti pembelajaran disekolah, selain itu siswa dapat
berkontribusi aktif di sekolah.

School Well-Being adalah penilaian siswa terhadap kondisi dan


keadaan yang ada di sekolah yang mempengaruhi siswa dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya di sekolah.
DIMENSI
SCHOOL WELL-BEING
DIMENSI SCHOOL WELL-BEING

Hascher (dalam Jarvela, 2011) menjelaskan 6 dimensi school


well-being, yaitu:
1. sikap dan emosi positif terhadap situasi sekolah secara
keseluruhan baik dari siswa atau pun guru.
2. siswa memiliki konsep diri yang positif dalam hal
akademik. Dalam hal ini siswa di sekolah percaya diri dan
termotivasi untuk berprestasi.
3. guru dan siswa menikmati aktivitas sekolah
4. guru dan siswa bebas dari kecemasan untuk pergi
bersekolah
5. guru dan siswa bebas dari berbagai keluhan mengenai
kondisi sekolah
6. tidak ada masalah/konflik yang berat di sekolah
DIMENSI SCHOOL WELL-BEING
Konu dan Rimpela (2002)

HAVING LOVING
bagaimana persepsi dan
mengacu pada lingkungan

perasaan individu
sosial saat pembelajaran

terhadap kondisi sekolah (hubungan sosial)

BEING HEALTH
bagaimana individu di sekolah
mengacu pada kesehatan fisik

menghargai keberadaan
dan mental siswa/peserta

mereka (pemenuhan diri) didik dan guru (status

kesehatan)
FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI
SCHOOL WELL-BEING
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

SCHOOLWELL-BEING
*Keyes & Waterman (2008)

Hubungan Sosial Peran Sosial

Kontrol dan Optimisme Karakteristik Kepribadian

Teman dan Waktu Luang Tujuan dan Aspirasi

Volunteering
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

SCHOOLWELL-BEING
Hubungan Sosial Kontrol dan Optimisme
Manusia memiliki kebutuhan untuk Optimisme dianggap sebagai suatu
menjadi bagian dari kelompok sosial. pertimbangan yang memiliki
Sejumlah penelitian mengungkapkan kecenderungan untuk mempengaruhi
bahwa bahwa terdapat hubungan perasaan, sikap cara berpikir dan
positif yang signifikan antara perilaku seseorang dalam situasi
dukungan sosial dengan psychological tertentu. Kondisi optimisme pada
well-being pada remaja (Hardjo & mahasiswa dapat memberikan hasil
Novita, 2015). yang baik pada school well-being
(Alwi & Arifin, 2017)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

SCHOOLWELL-BEING
TEMAN DAN WAKTU LUANG

Myers (dalam Keyes & Waterman, 2008) menjelaskan bahwa individu yang
mendapatkan dukungan dari teman akan lebih merasakan kebahagiaan. Dukungan
sosial yang diperoleh remaja erat kaitannya dengan fungsi teman sebaya, remaja
memiliki perasaan yang senang apabila diterima oleh teman sebayanya (Santrock,
2007b). Teman sebaya (peer group) merupakan anak anak dengan tingkat
kematangan atau usia yang kurang lebih sama. Salah satu fungsi terpenting dari
kelompok teman sebaya adalah untuk memberikan sumber informasi dan
komparasi tentang dunia di luar keluarga.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

SCHOOLWELL-BEING
TEMAN DAN WAKTU LUANG

Melalui kelompok teman sebaya remaja menerima umpan balik dari


teman-teman mereka tentang kemampuan mereka. Scanlan, dkk (dalam
Mahoney, Larson & Eccles, 2005) mengungkapkan aktivitas waktu luang
seperti olahraga yang diikuti siswa dapat menciptakan mood positif,
menurunkan tingkat stress yang dimiliki dan menimbulkan perasaan
bahagia.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SCHOOLWELL-BEING
Volunteerig Peran Sosial
Erikson (dalam Hurlock, 1980)
Keyes & Ryff (dalam Keyes &
menyebutkan bahwa remaja memiliki
Waterman, 2008) mengemukakan bahwa
kebutuhan untuk menjelaskan siapa
kegiatan sukarela dapat menumbuhkan
dirinya dan apa peranannya dalam
hubungan positif dengan individu lain
masyarakat. Lingkungan sekolah menjadi
dan meningkatkan integrasi sosial.
salah satu tempat bagi siswa untuk
Banyak sekolah memiliki program
menjalani peran sosial melalui
layanan masyarakat yang memberi
kegiatan-kegiatan yang ada. Keyes
kesempatan remaja untuk terlibat dalam
(dalam Keyes & Waterman, 2008)
sejumlah kegiatan (Santrock, 2007b).
mengungkapkan peran sosial di
Partisipasi dalam kegiatan yang bermakna lingkungan individu berada dapat
berkaitan dengan tingginya kepuasan hidup meningkatkan well-being individu
di kalangan remaja. tersebut.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
SCHOOLWELL-BEING
KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN TUJUAN DAN ASPIRASI
Kepribadian ekstrovert dan neurotis Komitmen individu untuk mengatur tujuannya
berhubungan dengan emosi dan perasaan. akan membantunya memahami makna hidup
Ekstroversi adalah dimensi kepribadian yang dan mungkin membantu mengatasi masalah.
berhubungan dengan kebahagiaan karena Kesuksesan untuk mencapai tujuan dan
individu yang ekstrovert lebih berpartisipasi aspirasi yang dimiliki meningkatkan well-
aktif dalam aktivitas sosial yang being individu. (Diener, dkk. dalam Keyes &
menimbulkan perasaan positif (Keyes & Waterman, 2008). Bagi siswa sekolah,
Waterman (2008). Huebner (dalam Konu et pencapaian serta penghargaan terhadap
al, 2003) menjelaskan faktor kepribadian prestasi yang dimiliki dapat meningkatkan
seperti harga diri, internal locus of control, kepuasan mereka terhadap kehidupan sekolah
dan kecenderungan ekstraversi yang dijalani (Konu & Rimpela, 2002).
mempengaruhi well-being siswa di sekolah.
IKLIM
RUANG KELAS
IKLIM RUANG KELAS
Iklim kelas berarti suasana yang terjadi dalam kelas meliputi interaksi

yang terjadi antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa dan

antara siswa dengan unsur fisik lainnya dari kelas yang dapat
mempengaruhi hasil pencapaian prestasi siswa.
ASPEK PADA IKLIM RUANG KELAS
Hubungan Orientasi guru
Teman Sebaya terhadap pembelajaran

Interaksi Lingkungan fisik


Guru dan Murid
TIPE IKLIM RUANG KELAS
Borich menjelaskan empat tipe iklim dalam ruang kelas yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan di sekolah.

Sangat berorientasi pada tugas.


Menggunakan hukuman atau membuat malu.
High Control
Jarang/tidak pernah memberikan pujian.
Low Warmth Guru yang memiliki inisiatif.
Lebih berpusat pada guru, guru lebih banyak

berbicara. 
Memberikan hadiah/pujian bagi perilaku yang

diinginkan.
High Control
Menanggapi siswa.
High Warmth Berfokus pada tugas.
Kebanyakan inisiatif dari guru.
Guru banyak menjadi fokus/lebih banyak berbicara.
TIPE IKLIM RUANG KELAS
Seringkali memberikan pujian.
Low Control
Peraturan yang informal.
High Warmth Siswa dapat menanggapi dengan spontan.
Guru berperan sebagai moderator atau partisipan.
Guru seringkali membentak.
Sedikit peraturan di kelas.
Low Control

Guru berbicara untuk meminimalisir perilaku

Low Warmth 
siswa.
Kurang adanya kegiatan atau tugas. 
CIRI – CIRI IKLIM KELAS DALAM MEMBANGUN

KONDISI SEKOLAH YANG EFEKTIF


1. Hubungan yang terjalin dalam
kelas berlangsung baik
2. Tata tertib dimodifikasi dengan baik dan tertera dengan

jelas
3. Guru menyampaikan pembelajaran dengan baik,
4. Seluruh warga kelas merasa puas dengan iklim kelas yang

ada di dalamnya.
5. Lingkungan kelas yang mendukung pembelajaran seperti

memperhatikan temperatur kelas, sirkulasi udara, posisi

tempat duduk, pencahayaan yang cukup, dll.


SIMPULAN
Sekolah perlu memperhatikan keempat indikator school well-being di
atas, seperti dalam penanggulangan permasalahan bullying yang ada di
sekolah, sehingga hal ini memberikan kemudahan dalam peningkatan
kualitas pembelajaran dan berujung pada capaian prestasi siswa yang
gemilang. Pendidik harus diberi pembekalan mengenai metode
pembelajaran yang menyenangkan dan memperhatikan aspek-aspek
kesejahtraan siswa di sekolah, sehingga “sekolah impian” yaitu sekolah
yang menyenangkan dengan memperhatikan aspek-aspek psikologis dapat
terwujud secara nyata dan berkelanjutan.
BERANG-BERANG BELI SELASIH
CUKUP SEKIAN, TERIMA KASIH

@reallygreatesite Marceline Anderson


www.reallygreatesite.com/marceline_anderson 123 Anywhere St., Any City, ST 12345

Anda mungkin juga menyukai