Anda di halaman 1dari 3

Nama : Novia Anggraini

Tugas : Koneksi antar Materi


Mata Kuliah : Proyek Kepemimpinan I

Visi Guru Profesional


Pendidikan dan pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala
kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya. Pendidikan
adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. Pendidikan menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup
dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.
Guru seperti seorang petani (dalam hakikatnya sama kewajibannya dengan seorang
pendidik). Budi pekerti, watak, karakter adalah bersatunya (perpaduan harmonis) antara gerak
pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat.Bermain
adalah kodrat anak, Pikiran-Perasaan-Kemauan-Tenaga (Cipta-Karsa-Karya-Pekerti) sudah ada
pada diri anak, dan permainan anak dapat menjadi bagian pembelajaran di sekolah. Bebas dari
segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, bukan untuk meminta sesuatu hak, melainkan
untuk berhamba pada sang anak. Kemudian tentang visi, visi berkaitan dengan “want to be
seseorang”, suatu organisasi atau kelompok. Visi berarti gambaran masa depan yang diharapkan
akan terwujud, mulai dari input, proses, maupun outputnya. Visi berupa gambaran mental masa
depan yang dipengaruhi oleh kenyataan yang diharapkan, kepercayaan serta keyakinan terhadap
nilai-nilai, dan ketertarikan akan prestasi, capaian, atau keunggulan.
Seorang calon guru penggerak diharapkan mampu mengembangkan dan
mengkomunikasikan visi yang berpihak pada murid, kolaborasi dengan para guru dan pemangku
kepentingan.Visi seorang guru merupakan gambaran tujuan yang ingin dicapai oleh seorang guru,
yang memuat nilai-nilai yang diyakininya. Visi menentukan tujuan, sedangkan nilai-nilai
menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut
Nilai guru penggerak terdiri atas mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada
murid, sedangkan peran guru penggerak terdiri dari menjadi pemimpin pembelajaran,
menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain,
dan mewujudkan kepemimpinan murid.
Visi Guru penggerak haruslah sejalan dengan filosofi KHD, sebagai contoh pendidikan
haruslah bertumpu pada dua hal, yaitu kodrat alam dan kodrat zamannya murid, sehingga ketika
menyusun suatu visi, maka Guru Penggerak haruslah mengutamakan atau berfokus pada
kepentingan murid, karena tujuan pendidikan adalah agar murid mendapatkan keselamatan dan
kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Diharapkan apabila Guru Penggerak sudah menerapkan Nilai dan Peran tersebut, maka Guru
Penggerak akan mampu juga mewujudkan visinya. Visi guru penggerak akan terealisasi apabila
visi yang dimiliki tersebut terukur, konkret, dapat direncanakan, dan juga dilaksanakan secara
sistematis. Maka dari itu, untuk mencapai hal tersebut, Guru Penggerak menerapkan suatu
pendekatan yang disebut Inkuiri Apresiatif. IA adalah pendekatan manajemen perubahan yang
kolaboratif dan berbasis kekuatan. Konsep IA ini pertama kali dikembangkan oleh David
Cooperrider (Noble & McGrath, 2016) dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi positif dan
pendidikan positif.
Inkuiri Apresiatif mengedepankan usaha, prakarsa perubahan dengan memaksimalkan
potensi, kekuatan, dan segala hal positif yang telah ada dan dimiliki. Inkuiri Apresiatif diterapkan
dengan alur BAGJA, yakni B = Buat Pertanyaan Utama untuk menentukan arah penelusuran
dengan membuat pertanyaan-pertanyaan kemudian didiskusikan dan pilih salah satu pertanyaan. A
= Ambil Pelajaran fokus satu pertanyaan utama yang disepakati, kemudian menuntun untuk
mengambil pelajaran dari pengalaman positif individu atau kelompok. komunitas sekolah
menjawab pertanyaan lanjutan dari pertanyaan utama. G = Gali Mimpi yaitu menggali mimpi
sebagai keadaan ideal yang diinginkan melalui narasi berdasarkan kondisi yang ada, dengan
menyusun pertanyaan pemandu. J = Jabarkan Rencana yaitu dengan mengidentifikasi tindakan
yang diperlukan dan mengambil keputusan berdasarkan pertanyaan yang telah disusun agar lebih
konkret. A= Atur eksekusi membantu transformasi rencana menjadi nyata yang mampu
memutuskan peran-peran dalam pelaksanaan
Strategi untuk menumbuhkan potensi siswa yakni dengan :
1. Menciptakan pembiasaan untuk menumbuhkan karakter baik, siswa yang berbudi luhur
menuju perwujudan Profil Pelajar Pancasila, dimulai dari pembiasaan yang terlihat remeh
dan sepele yakni 5 S (senyum, sapa, salam, sopan, santun untuk mewujudkan karakter siswa
yang berbudi luhur, berakhlak mulia)
2. Menciptakan pembelajaran yang asyik, seru, menyenangkan yang berpusat pada murid
3. Melaksanakan pembelajaran berbasis collaborative team work learning, inquiry learning,
discovery, problem based learning, project based learning, cooperatif learning
4. Menyediakan wadah/forum bagi siswa dalam menuangkan ide, gagasan, dengan bebas
5. Membangun relasi dengan pihak atau komunitas lain
6. Mendorong siswa dalam mengembangkan bakat dan minatnya agar terdeteksi potensi yang
dimiliki
Dengan mengaitkan filosofi pemikiran KHD, memegang teguh nilai dan peran Guru
Penggerak, serta visi yang dilandasi keyakinan positif, maka diharapkan tujuan akhir akan
tercapai,menuju merdeka belajar, mengantar anak didik pada bahagia dan keselamatan yang
setinggi-tingginya.

Anda mungkin juga menyukai