Aksi Nyata
Sekolah sebagai wadah pengembangan diri bagi peserta didik tentu harus dapat memberikan
kontribusi bermakna secara maksimal. Demi mewujudkan hal tersebut, berbagai upaya perlu
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia agar dapat bersaing di kancah
internasional. Dukungan pemerintah dengan pengembangan Kurikulum Merdeka diharapkan
mampu mengatasi tuntutan zaman dan mampu memfasilitasi kebutuhan peserta didik di era
sekarang ini.
Disamping itu, ada tantangan tersendiri bagi guru dalam perannya sebagai pendidik untuk
dapat menciptakan proses pembelajaran yang berpihak pada peserta didik. Guru juga harus dapat
memposisikan diri dan meningkatkan kapasitasnya sesuai tuntutan zaman. Pada situasi ini, satu
hal yang dapat guru lakukan yaitu adanya visi diri sebagai motivasi internal untuk dapat menjadi
guru yang profesional. Visi yang dimiliki seorang guru akan mendorong diri untuk memiliki
integritas kerja, meningkatkan motivasi diri yang berimbas pada meningkatnya produktivitas
kinerja, serta sebagai pedoman pemahaman tujuan dalam hal ini terkait perannya sebagai penuntun
dalam proses belajar peserta didik. Sebagai pendidik, guru harus memiliki sebuah visi diri dalam
menjalankan tugas di sekolah. Visi tersebut seyogyanya bersifat jelas dan memiliki keterkaitan
dengan nilai serta norma yang berkembang pada suatu masyarakat dalam menggambarkan jati diri.
Visi tersebut akan menjadi satu tolak ukur guru untuk memberikan fasilitas belajar dengan tetap
memerhatikan kesesuaian dengan tujuan pendidikan nasional.
Integritas akan terbangun dengan bantuan visi tersebut, guru akan terpacu untuk
meningkatkan kualitas diri kaitannya dengan pembelajaran yang ia lakukan dari waktu ke waktu.
Hal ini akan berimbas pada penguatan kolaboratif guru dalam proses pendidikan sebagai upaya
perbaikan yang berkesinambungan dan terarah. Dalam hal visi, penulis memiliki contoh visi diri
yaitu “Menciptakan pelaksanaan pembelajaran yang mampu menumbuhkan iman dan taqwa,
akhlak mulia, dan budi perkerti, serta mampu memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhan
serta minatnya”. Visi tersebut berkaitan dengan nilai dan peran pendidik sebagai Tri Pusat
Pendidikan (keluarga, masyarakat, sekolah). Profesi seorang guru tentu tidak sebatas berada di
instansi sekolah, tetapi juga berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat tempat guru
berinteraksi. Sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab di dalam keluarga, seorang guru
harus bisa memotivasi diri untuk dapat menjadi teladan bagi keluarga terutama anak-anaknya.
Sehingga visi sebagai seorang guru sangat dapat diterapkan pada kehidupannya di lingkungan
keluarga.
Selain itu, visi tersebut juga dapat diterapkan dalam kehidupan seorang guru pada kegiatan
bermasyarakat. Profesi guru sangat erat kaitannya dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat.
Sering dijumpai seorang guru mendapat peran di masyarakat dalam acara-acara tertentu misalnya
acara keagamaan, acara adat, pernikahan, atau menjadi pemuka masyarakat dengan menjadi ketua
RT di lingkungannya. Pendidikan bagi peserta didik terhubung dengan lingkungan tempat
tinggalnya. Lingkungan tersebut yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan lingkungan
budaya. Bersumber dari ketiga lingkungan tersebut peserta didik mendapat pengaruh
perkembangan dan pengetahuan baru. Disinilah kaitan antara visi seorang guru dengan proses
belajar peserta didik menjadi penting. Guru tidak hanya dapat mengembangkan pembelajaran di
kelas melalui instansi sekolah, tetapi juga dari kegiatannya dalam bersosial kemasyarakatan.
Perwujudan visi guru sebagai penunjang keberhasilan guru dalam mendidik dapat dilakukan
dengan berbagai hal. Perwujudan dari pentingnya seorang guru memiliki visi yaitu terciptanya
sebuah inisiatif peningkatan pembelajaran. Inisiatif tersebut diukur melalui tujuan pembelajaran
dan didukung oleh visi yang dimiliki seorang guru berdasarkan pengalaman pembelajaran
menggunakan sebuah asesmen.