PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup pasti tidak terlepas dari suatu pendidikan. Manusia
sebagai suatu usaha untuk membina kepribadian sesuai dengan nilai-nilai yang
didalamnya pasti ada atau sedang berlangsung proses pendidikan. Hal ini
penting sebagai ujung tombak dalam menentukan masa depan bangsa. Bangsa
tanpa pendidikan tidak akan ada penerus cita-cita luhur untuk mencapai
kesejahteraan.
mempunyai beberapa jenjang dan jenis pendidikan. Salah satu nya yaitu
1
pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau
berkualitas bisa dilihat dari hasil belajar peserta didiknya. Sehingga, dapat
dikatakan bahwa belum maksimalnya hasil belajar peserta didik pada mata
pembelajaran dengan Model tutor sebaya, antara lain : 1) hasilnya lebih baik
bagi beberapa anak yang memiliki perasaan takut atau enggan kepada guru,
mendalam dan melatih diri untuk mengemban tanggung jawab dan kesabaran,
seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas
mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa, salah satu cara untuk
2
menjawab perubahan zaman. Salah satu peningkatan mutu pendidikan
menjawab perubahan zaman. Salah satu faktor peningkatan mutu dilihat dari
proses pembelajaran.
berkualitas, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti
luhur dan berdaya saing tinggi. Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional
agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Kurikulum.
3
Perubahan Kurikulum di Indonesia telah terjadi beberapa kali. Kurikulum
2013 yang terbaru saat ini merupakan kurikulum yang ditetapkan Pemerintah
diharapkan dapat selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan peran
pembelajaran yang menarik, kreatif dan efektif sesuai dengan kurikulum 2013.
proses pokok yang harus dilalui oleh seorang pendidik atau guru. Berhasil
mengajar dirancang dan disajikan. Proses pembelajaran akan berimbas pada hasil
belajar siswa. Proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan hasil belajar
yang baik dan sebaliknya, jika proses pembelajaran kurang berjalan dengan baik
nilai hasil belajar yang dicapai siswa belum optimal. Maka dari itu, salah satu
alternatif cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah dengan menerapkan Model yang dapat menarik perhatian & minat belajar
siswa, melibatkan siswa secara langsung, menuntut peran serta siswa untuk aktif
dan terlebih lagi dapat meminimalisir kesenjangan hasil belajar diantara siswa
4
tutor sebaya adalah pembelajaran dimana siswa yang lebih pandai dari
temanya membantu dan mengajari teman lain yang belum bisa terhadap
komunikasi antar siswa. Dalam Model pembelajaran ini siswa akan memiliki
Model Tutor Sebaya adalah cara yang digunakan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dimana sumber belajar dalam Model ini ialah
kesulitan dalam belajar sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Teman
sebaya ini dipilih oleh guru atas dasar berbagai pertimbangan, seperti siswa
yang memiliki prestasi akademik yang baik dan hubungan sosial yang memadai.
Siswa yang ditunjuk sebagai tutor ditugaskan membantu siswa lain yang
oleh guru.
tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau
sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya. Dengan cara demikian,
siswa yang menjadi tutor dapat mengulang dan menjelaskan kembali materi
sehingga menjadi lebih memahaminya dan siswa lain yang bukan tutor juga
5
akan lebih memahami materi karena tidak ada rasa malu atau takut dalam diri
siswa untuk bertanya kepada tutor yang tidak lain adalah teman sebayanya..
pembelajaran ini adalah peserta didik yang nantinya akan dijadikan tutor.
didik tersebut tergolong prestasi atau motivasi belajarnya baik, Peserta didik
Prinsip pembelajaran tutor sebaya ada 4 kriteria untuk menjadi seorang tutor
sebaya antara lain, tutor membantu murid atau siswa yang kesulitan
berdasarkan petunjuk guru, murid atau siswa yang dipilih sebagai tutor
sesuai petunjuk guru, tutor dapat berperan sebagai pemimpin dalam kegiatan
kegiatan kelompok, dalam hal tertentu dia dapat berperan sebagai pengganti guru.
pengajaran klasikal dengan kelas yang terlampau besar dan padat sehingga guru
atau tenaga pengajar tak dapat memberikan bantuan individual, bahkan sering
tidak mengenal para pelajar seorang demi seorang. Selain itu para pendidik
6
Pengajaran klasikal yang menggunakan proses belajar-mengajar yang sama
bagi semua siswa tidak akan sesuai bagi kebutuhan dan kepribadian setiap
Kelebihan tutor sebaya dalam pendidikan yaitu dalam penerapan tutor sebaya,
anak-anak diajar untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan yang tinggi.
Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap pintar bisa
mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai atau ketinggalan.
Peran guru dalam hal ini hanya sebagai fasilitator atau pembimbing saja.
terjadi antara siswa yang hasil belajarnya rendah dengan siswa yang hasil
belajarnya lebih tinggi dalam suatu kelas. Selain itu kelebihan Model tutor sebaya
yaitu dalam penerapannya, siswa diajarkan untuk mandiri, dewasa dan punya rasa
setia kawan yang tinggi. Artinya, siswa yang dianggap pandai bisa mengajari atau
menjadi tutor bagi temannya yang kurang pandai atau ketinggalan materi
Kelebihan lain dari Model tutor sebaya adalah dapat mengatasi masalah
klasikal dalam kelas. Masalah klasikal adalah masalah yang terjadi karena
kondisi dimana siswa dalam satu kelas terlalu banyak, tetapi guru hanya satu.
perbedaan tingkat pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan oleh guru
7
karena guru tidak dapat memberikan bantuan secara individual pada setiap siswa.
selanjutnya, sehingga siswa yang seperti ini merasa malas untuk mengikuti lagi.
Kelemahan Model tutor sebaya yaitu siswa yang dibantu sering kali kurang
memuaskan.
kepada siswa kurang pandai (tutor sebaya). Demikian juga, siswa kurang
pandai dianjurkan untuk bertanya kepada atau meminta penjelasan dari siswa
pandai terlebih dahulu sebelum kepada gurunya. Hal ini untuk menanamkan
kesan bahwa belajar itu bisa dari siapa saja, tidak selalu dari guru yang
menjelaskan dan yang diberi penjelasan dapat membuktikan bahwa dia telah
berikut :
satu orang siswa yang memiliki kemampuan tinggi dalam hal akademik
8
2. Guru menjelaskan tentang tata cara penyelesaian tugas melalui belajar
Adapun hasil belajar peserta didik pada materi pelajaran Microsoft Excel
banyak mendapatkan nilai dibawah KKM terlihat pada tabel di bawah ini:
9
Tabel 2.1 Daftar Nama dan Nilai Harian Peserta Didik Kelas XA TKJ
3. Bagus R 75 80 Tuntas
4. Bagas R 75 76 Tuntas
6. M. Ikhsan M 75 85 Tuntas
Tabel 2.1 Daftar Nama dan Nilai Harian Peserta Didik Kelas XA TKJ
10
Di SMK Amaliyah Tanjung Tiga.
KKM, dengan jumlah peserta didik 32 orang yang tuntas 22 orang dan yang
11
karena berdasarkan pengamatan sementara (observasi) siswa pada materi
Microsoft Excel masih tergolong dalam kategori rendah. Maka dari permasalahan
Siswa Kelas X A
TKJ Pada Mata Pelajaran Microsoft Excel di SMK Amaliyah
Tanjung Tiga”.
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
peserta didik pada mata pelajaran Microsoft Excel di SMK Amaliyah. Oleh
12
karena itu perlu diterapkan Model pembelajaran yang berbeda. Dalam penelitian
mampu meningkatkan hasil belajar dan keaktifan peserta d kelas X A TKJ SMK
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Masalah
Tutor Sebaya?
F. Manfaat Penelitian
13
1. Bagi Sekolah Model pembelajaran tutor sebaya dapat dijadikan
peserta didik.
14
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
(2016: 20), mengatakan “belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku
mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”. Hal yang sama juga
diutarakan oleh Slameto (2015: 2), dimana beliau mendefinisikan belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
Sardiman dan Slameto di atas, dapat diambil suatu konsep bahwa inti dari belajar
adalah perubahan tingkah laku. Yang membedakan hanyalah cara atau usaha
terjadi perubahan tingkah laku maka perlu adanya serangkaian kegiatan misalnya
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang guna menghasilkan
15
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak kompeten menjadi berkompeten
dan dari cara sikapnya memandang suatu masalah yang mengalami peningkatan
tingkah laku maka perlu adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya
yang didalamnya terjadi serangkaian Belajar yaitu proses, aktifitas dan kegiatan
yang dilakukan untuk menambah ilmu sehingga terjadi perubahan dalam pola
a) Tujuan
b) Subjek Belajar
karena berperan sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai subjek karena peserta
didik adalah individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai objek
16
c) Materi Pelajaran
d) Strategi Pembelajaran
pelajaran
e) Media Pembelajaran
f) Penunjang Komponen
2. Hasil Belajar
Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan
seseorang akibat belajar. Menurut Suprijono (2015:5-6) hasil belajar adalah pola
17
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan.
dilihat dari segi proses dan hasil belajar. Sebagaimana yang diungkapkan
Sudjana” hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
pengalaman belajarnya.
hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Sejalan dengan
itu, Nana Sudjana (2017: 22) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup bidang
kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Suharsimi Arikunto (2016: 32), hasil
belajar yang baik dapat dilihat dari proses pembelajaran yang baik.
Mudjiono serta Nana Sudjana di atas, dapat diambil suatu konsep bahwa inti dari
hasil belajar adalah hasil dari proses pembelajaran. Menurut dimyati dan
Mudjiono, hasil dari proses pembelajaran ini adalah hasil dari suatu interaksi,
sedangkan menurut Nana Sudjana hasil dari proses pembelajaran ini adalah
perubahan tingkah laku. Definisi hasil belajar menurut Nana Sudjana lebih
sesuai dengan definisi belajar yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga
definisi hasil belajar yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah definisi
hasil belajar menurut Nana Sudjana. Jadi, berdasarkan pendapat para ahli di
18
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku
mempengaruhi hasil belajar siswa merupakan hal yang sangat penting. Karena
dengan memahami faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar siswa,
guru bisa menganalisa faktor apa saja yang mungkin dapat diubah untuk
kematangan, kesiapan.
c. Faktor kelelahan.
a. Faktor keluarga, antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,
19
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiyono (2015: 237-253), faktor-
1. Faktor Internal Siswa (faktor dalam diri siswa), yaitu keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa. Ada 11 faktor internal siswa, antara lain:
b) Motivasi belajar.
c) Konsentrasi belajar.
j) Kebiasaan belajar.
k) Cita-cita siswa.
c) Kebijakan penilaian.
e) Kurikulum sekolah.
20
Dalam penelitian ini, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
yang akan diubah untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah faktor
dari Model ceramah dan penugasan menjadi Model tutor sebaya dengan alasan
bahwa Model pembelajaran tutor sebaya ini dianggap paling tepat untuk
hasil belajar yang terjadi di SMK Amaliyah Tanjung Tiga. Jadi, berdasarkan
pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, ada 2
faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari
lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisaasi dan
yang menyatakan bahwa: Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang
21
didik dan diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif dan
perlu dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menyerap dari
proses belajar yang telah dilaksanakan. Hasil belajar yang terdiri dari tiga
berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang
sikap (afektif) dan perilakunya (psikomotor). Jadi dalam penilaian hasil belajar
maka harus dinilai ketiga ranah tersebut. Ranah kognitif paling mudah dinilai
karena berupa nilai prestasi siswa, sedangkan ranah afektif dan psikomotor
belajar dalam tiga domain perilaku kejiwaan, melalui test dan nontest sebagai
berikut:
1) Ranah kognitif, yang diukur berdasarkan hasil tes yang dilakukan tiap
22
partisipasi siswa pada saat diskusi kelompok dan partisipasi siswa pada
saat diskusi kelas. Diukur melalui nontes yaitu, observasi secara langsung
suatu rencana atau pola yang dapat di gunakan untuk membentuk kurikulum
pembelajaran dan dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu
jalan atau cara yang teratur untuk melakukan pembelajaran . sedangkan model
kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif
dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran adalah cara yang digunakan
23
4. Model Pembelajaran Tutor Sebaya
kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif
dapat diambil kesimpulan bahwa Model pembelajaran adalah cara yang digunakan
kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif
dapat diambil kesimpulan bahwa Model pembelajaran adalah cara yang digunakan
bahwa Model tutor sebaya adalah adalah cara yang digunakan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dimana sumber belajar dalam Model ini ialah
Agar proses dengan model tutor sebaya dapat berjalan dengan efektif,
24
1) memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata siswa satu kelas
yang terbaik
1) Tahap Persiapan
dalam bentuk sub pokok bahasan. Setiap sub pokok bahasan berisi tentang
c. Mengadakan latihan bagi para tutor. Latihan diadakan dengan cara latihan
kelompok kecil dimana dalam hal ini yang mendapatkan latihan hanya
25
d. Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri atas
siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk di sebar pada masing-
guru..
satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan bantuan jika ada
rumah.
26
Dengan diterapkannya Model tutor sebaya, siswa yang kurang aktif
menjadi aktif karena tidak perlu merasa canggung, malu lagi untuk bertanya dan
sebaya, rasa saling menghargai dan mengerti dapat dibina antar siswa yang
bekerja sama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada 3 tahap dalam penggunaan
Model tutor sebaya, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi dimana
peran guru dalam Model tutor sebaya adalah hanya sebagai fasilitator dan
pembimbing terbatas
4) Mempererat persahabatan.
27
4. Tidak semua siswa pandai dapat jadi tutor
neraca, laporan laba-rugi dan sebagainya. Microsoft Excel atau Microsoft Office
Excel adalah sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang dibuat oleh
Microsoft Corporation untuk sistem operasi Microsoft Windows dan Mac OS.
Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi dan pembuatan grafik yang, dengan
spreadsheet yang mereka inginkan seperti: font, atribut karakter, dan tampilan
yang ditawarkan sangat beragam dan dapat digunakan untuk membantu dalam
kerja elektronik karena terdiri dari lajur kolom dan lajur baris. Microsoft excel
28
Microsoft Excel mempunyai keunggulan dalam mengolah data angka dan
juga dapat digunakan sebagai analisis data. Beberapa kelebihan Microsoft Excel
Ma’arif 2 Sleman” yang dilakukan oleh Retno Sapto Rini Sudiasih tahun
menjadi 45 pada siklus pertama, dan siklus II meningkat 12% menjadi 48.
29
7. Kerangka Konseptual
Hasil belajar siswa jurusan TKJ SMK Amaliyah Tanjung Tiga pada
hasil belajar disebabkan oleh beberapa faktor yaitu masih kurangnya sarana
dan prasarana yang mendukung dan belum dipakainya media pembelajaran yang
sehingga berakibat pada hasil belajar para siswa menjadi kurang. Untuk mengatasi
masalah tersebut perlu digunakan model dan media pembelajaran yang sesuai
8. Hipotesis
H0 Hasil belajar siswa kelas XA TKJ SMK Amaliyah pada pokok bahasan
Excel lebih tinggi dari siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode
konvensional.
30
pembelajaran dengan model Tutor Sebaya.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Amaliyah Tanjung Tiga. Yang beralamat di Jln. KH. Ahmad Dahlan No.1
Provinsi Sumatra Utara Kode Pos 20855. Subjek penelitian adalah Kelas X A TKJ
dengan Jumlah 32 Siswa. Alasan pemilihan tempat dan subjek penelitian adalah
SMK Amaliyah Tanjung Tiga adalah sekolah tempat peneliti melaksanakan tugas
mengajar sehari-hari.
2. Waktu Penelitian
1 Penyusunan
Proposal
2 Pengambilan
sampel
3 Pembuatan Bab 1
dan 2
32
4 Pembelajaran
siklus I
5 Pembelajaran
Siklus II
6 Analisis Data
7 Penyusunan
Laporan
33
Diagram Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Refleksi
Observasi Silkus 1
Tindakan Perencanaan
Refleksi
Observasi Siklus 2
Tindakan Perencanaan
(Sumber Suharmisi Arikunto,2010)
Gambar 3.1Siklus Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Adapun penjelasan lebih rinci tentang keempat tahap di atas adalah
sebagai berikut:
1. Pra Tindakan (Studi Pendahuluan)
Studi pendahuluan dilaksanakan untuk mengetahui kondisi lapangan
sebenarnya, mengumpulkan informasi mengenai keadaan dalam kelas dan
mencari permasalahan selama proses belajar-mengajar berlangsung. Dalam
Pra Tindakan ini, peneliti sudah berkolaborasi dengan guru pengampu mata
pelajaran Microsoft Excel untuk menentukan kompetensi dasar yang akan
digunakan pada saat penelitian yaitu kompetensi dasar memahami perangkat
pengolah angka. Selain itu, dalam Pra Tindakan ini peneliti juga sudah
menentukan kelas yang akan diberikan tindakan yaitu kelas XA TKJ Di SMK
Amaliyah Tanjung Tiga.
2. Siklus Pertama
a. Rencana
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap rencana ini adalah sebagai
berikut:
1) Berkolaborasi dengan guru pengampu mata pelajaran SDKD untuk
menyiapkan materi yang akan disampaikan kepada siswa.
34
2) Menggunakan metode tutor sebaya sebagai solusi pemecahan masalah
pembelajaran.
3) Membuat skenario pembelajaran yang meliputi: RPP, Handout materi
teknologi Informasi Dan Komputer tentang kompetensi dasar yang akan
disampaikan dan alat evaluasi (soal pre test dan post test).
4) Menyiapkan power point sebagai media pembelajaran.
5) Memilih dan menetapkan 4 orang tutor.
6) Membagi kelas menjadi 4 kelompok belajar saat proses pembelajaran,
masing-masing kelompok terdiri dari 6 siswa dan 1 tutor yang sekaligus
menjadi ketua kelompok. Sambil mengkondisikan kelas menjadi
kelompok-kelompok, guru mengecek kesiapan tutor.
7) Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatan
selama proses pembelajaran berlangsung, seperti kamera dan ldkd.
Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan ptk,
antara lain sebagai berikut:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
b. Menguraikan solusi yang akan diterapkan dalam pemecahan masalah
c. Membuat lembar kerja siswa
d. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus ptk e) Menyusun
alat evaluasi pembelajaran
b. Tindakan
Pada tahap tindakan ini kegiatan pembelajaran siklus pertama dan
siklus berikutnya sampai siklus terakhir menggunakan metode tutor sebaya.
Tindakan dilakukan oleh guru dan tutor sebaya. Guru memberikan pengantar
dan tutor sebaya mengajari serta mendampingi anggota kelompoknya masing-
masing.
c. Observasi
Pada tahap ini observasi dilakukan oleh peneliti dengan bantuan 4
orang observer. Observasi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan tindakan serta hasil belajar siswa setelah tindakan dilakukan.
d. Refleksi
35
Pada tahap ini refleksi dilakukan oleh peneliti berkolaborasi dengan guru
pengampu mata pelajaran Microsoft Excel. Refleksi dilakukan terhadap hasil
observasi yang telah dilakukan pada siklus pertama, yaitu menganalisis kelebihan
dan kekurangan tindakan serta hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran.
Hasil kesimpulan yang didapat berupa tingkat keefektifan rancangan
pembelajaran yang dibuat dan daftar permasalahan yang dihadapi di lapangan.
Hasil ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan perencanaan pada siklus
berikutnya.
3. Siklus kedua
Siklus II Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II sama dengan
langkah-langkah yang dilakukan dalam siklus I, meliputi perencanaan,
pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Refleksi dilakukan berdasarkan
hasil observasi dan hasil tes prestasi belajar yang dilaksanakan pada akhir siklus
II. Jika aktivitas dan hasil belajar matematika siswa pada siklus II telah meningkat
dan telah memenuhi standar minimal yang diberlakukan sesuai kurikulum di
sekolah tersebut, maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya atau
dengan kata lain bahwa penelitian dihentikan pada siklus II. Namun, berdasarkan
refleksi belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa maka perlu dilakukan
tindakan siklus III. Pada akhir siklus III telah meningkat dan telah memenuhi
standar minimal yang diberlakukan serta mencapai ketuntasan secara klaksikal ,
maka tindakan penelitian dapat dihentikan.
D. Instrumen Penilaian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
lembar evaluasi berupa angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab
dengan responden). Suharsimi Arikunto (2010: 194) menjelaskan bahwa angket
adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan untuk menilai
kelayakan media pembelajaran Microsoft Excel berbasis multimedia. Data yang
diperoleh dari angket ini adalah data kuantitatif. Bentuk angket yang digunakan
36
adalah skala bertingkat yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan (Suharsimi Arikunto, 1993: 195).
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan angket
mengacu pada pendapat Suharsimi Arikunto (2007: 135), yaitu :
1. Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada dalam
rumusan judul penelitian atau yang tertera dalam problematika penelitian.
2. Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
3. Mencari indikator dari setiap sub variabel.
4. Menderetkan diskriptor dari setiap variabel.
5. Membuat kisi-kisi angket penelitian. 6. Melengkapi instrumen dengan
pedoman atau instruksi dan kata pengantar.
Berikut ini akan diberikan kisi-kisi instrumen untuk masing-masing responden.
37
1. Instrumen untuk Ahli Meteri
Kisi-kisi instrumen untuk ahli materi dapat ditinjau dari aspek kualitas
materi dan kemanfaatan materi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Table 3. Kisi-kisi Instumen Untuk Ahli Materi
No. Aspek Indikator
1. Menu Ikon - Pengenalan program Microsoft Excel
- Menu-menu dalam Microsoft Excel
- Fungsi ikon-ikon
- Membuat lembar kerja
2. Mengolah data - Mengolah data dalam lembar kerja
- Rumus dasar pada Microsoft Excel
3. Mengedit tampilan lembar - Menyisipkan gambar
kerja dalam Microsoft - Menyisipkan grafik
Exce
4 Kemanfaatan - Konsistensi letak tombol
- Mempunyai fungsi tombol dengan
benar
- Mempunyai fungsi fasilitas link
dengan benar
- Membatu siswa lebih fokus dalam
belajar Microsoft Excel
- Mempermudah siswa dalam praktik
Microsoft Excel
2. Instrumen untuk Ahli Media
Kisi-kisi instrumen untuk ahli media dapat ditinjau dari aspek tampilan
design, konsistensi, navigasi dan kemanfaatan, dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut.
Table 4. Kisi-kisi Instumen Untuk Ahli Media
No Aspek Indikator
1 Tampilan design - Pemilihan font
- Komposisi warna
- Kualitas gambar
2 Konsistensi - Tata letak tombol
- Penggunaan warna yang konsisten
- Pemilihan font yang konsisten
3 Navigasi - Fungsi tombol
- Fungsu link
4 Kemanfaatan - Membatu siswa lebih fokus dalam
belajar Microsoft Excel
- Mempermudah siswa dalam praktik
Microsoft Excel
38
3. Uji coba Instrumen
Sebelum Instrumen digunakan dalam penelitian, maka instrumen harus
diuji cobakan terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan guna bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai sudah atau belum terpenuhinya persyaratan.
Instrumen memunuhi syarat sebagai alat pengumpulan data yang valid dan
reliabel. Pengujian dilakukan di SMK Amaliyah Tanjung Tiga dengan subjek
yang digunakan untuk uji coba adalah siswa kelas XA TKJ sebanyak 3 Siswa.
E. Teknik Analisis Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
suatu penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
(Sugiyono, 2010: 308). Agar data yang data yang diperoleh dalam penelitian ini
merupakan data yang valid yaitu data yang diperoleh merupakan gambaran
sebenarnya dari kondisi yang ada.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi dan
dokumentasi, dengan tujuan untuk menentukan kelayakan media pembelajaran
Microsoft Excel berbasis multimedia. Observasi dilaksanakan pada saat uji ahli
media pembelajaran, uji ahli materi dan uji coba produk, sedangkan teknik
pengumpulan data dengan dokumentasi digunakan saat uji coba pemakaian
produk. Menurut Suharsimi Arikunto (1992: 307), data kuantitatif yang berwujud
angka-angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses dengan cara
dijumlah, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase.
Persentase ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
39
Pencarian persentase kjdimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang
dipersentasekan dan disajikan tetap berupa persentase, tetapi dapat juga persentase
kemudian ditafsirkan dengan kalimat yang bersifat kualitatif, misalnya Sangat
baik (76% - 100%), baik (56% - 75%), cukup (40% - 55%), kurang baik (0 –
39%). Adapun keempat skala tersebut dapat ditulis sebagai berikut :
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data PTK. . Data PTK dari
hasil observasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi dasar otomotif
akan dianalisis dan dipersentase. Teknik analisis data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Teknik analisis data hasil belajar siswa
a. Dihitung nilai rata-rata
∑ xi
Me =
n
Keterangan :
Me = Mean (rata-rata)
∑ = Epsilon (baca jumlah)
Xi = Nilai X ke i sampai n
N = Jumlah individu
b. Dipresentasikan ketuntasan hasil belajar siswa
40
41