LATAR BELAKANG
Anak merupakan investasi yang sangat penting bagi penyiapan sumber daya
berkualitas untuk masa depan, pendidikan merupakan salah satu hal yang
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari
belajar tinggi dan ada pula siswa yang memiliki motivasi belajar rendah.
kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang
1
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya”.2
Motivasi belajar sering dikenali sebagai daya dorong untuk mencapai hasil
yang baik yang biasanya diwujudkan dalam bentuk tingkah laku belajar
pelajaran di dalam kelas saja, akan tetapi harus bisa memberikan motivasi
kepada siswa. Untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang tinggi, maka
peranan guru dan siswa sangatlah dibutuhkan, sebab hanya seorang gurulah
dan siswa itu sendiri yang mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa
pada saat berada di dalam kelas. Menurut Sardiman A.M, guru adalah “salah
bidang pembangunan”.3 Peran guru yang baik akan terlihat dari sejauh mana
maka perlu di dukung oleh seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh
bahwa: kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi guru
Mengacu pada pengertian tersebut, maka dalam hal ini kompetensi guru
dapat diartikan sebagai gambaran tentang apa yang dapat dilakukan seorang
2
guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga akan
yang dimilikinya.5
teknologi. Untuk itu guru harus memotivasi siswa agar senantiasa belajar
perannya sebagai motivator dalam proses belajar mengajar bila guru itu
dengan situasi dan kondisi para siswa. Dengan demikian siswa dapat
menyerap apa yang telah diajarkan oleh guru dan besar pengaruhnya
Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara
3
Penggunaan metode yang bervariasi dapat meningkatkan semangat siswa.
menyerap bahan pelajaran. Motivasi belajar dari anak didik akan bangkit
dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri yang memiliki nilai-nilai
yang baik sehingga dapat terlihat dari perilakunya sehari-hari. Fungsi dari
siswanya.
Dalam hal ini motivasi yang digunakan adalah dengan memberi pujian.
Dalam kegiatan belajar, apabila ada siswa yang sukses yang berhasil
4
menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. “Pujian ini adalah
pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, bidang studi yang
dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan proses belajar mengajar dan
Disini guru harus berperan sebagai pendidik, guru harus menguasai ilmu
pelajaran
serta ilmu-ilmu yang bertalian dengan mata pelajaran atau bidang studi yang
sebagainya. Motivasi yang dapat diberikan kepada siswa dalam hal ini adalah
memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka
sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru
Dalam hal ini, peran guru diharapkan dapat menciptakan hubungan yang
serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas, dalam
sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada
Kerjasama dilakukan dalam metode proyek akan tetapi dalam mata pelajaran
yang sehat.
Dari keempat kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki oleh seorang guru
menekuni profesinya secara utuh, hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang
6
bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
dalam kinerjanya. Hal ini dapat dilihat dari melemahnya motivasi kerja guru
dalam bekerja yang bisa dilihat antara lain gejala-gejala guru yang masuk
kelas tidak tepat waktu atau terlambat masuk ke sekolah, guru yang
persiapannya mengajarnya yang kurang lengkap, tugas guru yang rutin dalam
lanjut.
Dalam penelitian ini saya memilih Ibu Nini Yuliati, SE selaku guru IPS
sebagai obyek penelitian karena Ibu Nini ini adalah guru yang terkenal
dikalangan siswa/i dan sekaligus guru favorit bagi siswa/i di sekolah tersebut.
Kelas yang akan saya amati adalah kelas dengan siswa/i yang nilai IPS nya
masih ada di bawah KKM. Materi IPS yang akan disampaikan pada saat saya
memenuhi kebutuhan.
Dari hasil pengamatan saya, kemampuan guru bidang studi IPS Terpadu di
SMP PGRI 2 sangatlah bagus namun pada waktu belajar sering kali siswa-
siswi dalam satu kelas ada yang giat dan ada pula yang bermalas-malasan
untuk belajar, sering berbuat gaduh di dalam kelas dan mengantuk ketika
di dalam kelas dan ada juga yang tidak serius mengikuti pelajaran yang
7
Mungkin siswa tidak memahami apa yang di terangkan oleh guru, atau siswa
kemampuan guru IPS Terpadu tersebut dalam mengajar dan juga sebagai
pembelajaran yang tepat pada saat mengajar, serta guru memahami benar
perannya sebagai seorang pendidik. Selain itu, motivasi belajar siswa dalam
mata pelajaran IPS Terpadu dapat terangsang jika seorang guru terus-
menerus memberikan rangsangan atau motivasi yang tinggi pada siswa itu
sendiri.
Dengan dasar itulah, penulis memandang perlu untuk membahas masalah ini
B. PERUMUSAN MASALAH
berikut: Bagaimana pola pelayanan Gereja terhadap para lansia dijemaat Reveil
8
Kemiri.
1. Tujuan Penelitian
Gereja terhadap para lansia di Jemaat GK.I Reveil Kemiri Sentani, Klasis Sentani.
2. Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini sangat berguna bagi peneliti sendiri untuk dapat mengetahui
b. Berguna bagi gereja dalam pembinaan yang ada relefansinya dengan bidang
PAK
pendidikan.
D. METODOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskritif.
Metode deskritif merupakan suatu cara dan usaha penelitian dengan tujuan untuk
memecahkan masalah masalah secara obyektif tanpa ada suatu maksud yang lebih
mendalam. Pendekatan deskritif adalah menuturkan dan menafsirkan data yang ada,
misalnya tentang situasi yang dialami serta hubungan . pandangan, sikap yang
9
nampak atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang
Yang dimaksud dengan metode deskritif adalah suatu cara untuk menyelesaikan
tersebut sampai pada pengaruh maupun kecenderungan yang ada di sekitarnya clan
Dikaitkan dengan permasalahan yang dihadapi, maka penulis dalam penulisan karya
ilmiah atau skripsi ini, maka penluis akan meneliti, menganalisa, dan memecahkan
masalah-masalah. Maka pengertian rang lebih jelas tentang deskritif menurut Hadari
masyarakat lain). Pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak sebagaimana
B. Variabel Penelitian
Menurut Huseini Husman dan Pumomo, variabel bebas ialah ubahan yang menjadi
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya pengaruh Independen
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah variabel ganda yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Yang menjadi variabel bebas adalah pelayanan
yang terdiri dari sub sub variabel yaitu: Aspek kerohanian, Aspek kesehatan, Aspek
kesempatan kerja. Varj.abel te1ikat adanya kebutuhan para lanjut usia dengan sub-
10
sub variabel antara lain: dari segi jasmani dan dari segi rohani.
1. Populasi Penelitian
Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan obyek yang terdiri dari manusia,
penulis maksudkan yaitu yang menjadi obyek penelitian penulis . adalah seluruh
lanjut usia yang terdaftar di jemaat GKI Reveil Kemiri Sentani berjumlah 110
2. Sampel
populasi
populasi di bawah 1000 dapat digunakan sampel 50% dan diatas 1.000, sebesar 15%.
Untuk menjamin ada baiknya sampel ditambah sedikit darijumlah matematis tadi. (
Sedangkan enurut DR. Irawan S. Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang
akan diteliti dan yan dianggap dapat menggambarkan populasinya (Dr. Irawan, S.
1995:57).
lanjut usia yang ad.a di jemaat GKl _Reveil Kemiri Sentani berjumlah 110
50
100
Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan atau menjaring data dalam
1. Observasi (pengamatan)
mendapatkan informasi atau data dari populasi penelitian baik itu berupa subyek
2. Wawancara
cara tan.ya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewancara dengan
12
si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
Manase Malo menyatakan bahwa wawancara adalah suatu cara yang digunakan
secara lisan seorang responden, dengan wawancara tatap muka (face to Face).
muka dengan obyek penelitian untuk mendapat infonnasi yang sesuai dengan
3. Angket ( Questioner )
pertanyaan tertuli_s, untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Hadari
adalah suatu teknik pengumpulan data melalui daftar pertanyaan yang di isi oleh para
4. Studi Kepustakaan
majalah atau brosur untuk memperoleh data sekunder guna memperoleh data primer
13
Kartini-Kartono :giengatakan bahwa studi kepustakaan adalah suatu studi yang
dilakukan dengan cara mempelajari atau membaca literatur yang ada kaitannya
dengan penulisan yaitu antara lain ensiklopedi, buku literature, dan referensi,
5. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah suatu studi yang dilakukan dengan cara membaca dan .
1960:65). Jadi dokumen yang penulis ambil melalui jemaat GKI Reveil Kemiri
Teknik analisa yang dilakukan dalam penulisan karya ilmiah atau skripsi ini
adalah teknik kualitatif yaitu suatu analisa deskritif tentang kehidupan manusia
1. Reduksi Data
14
Diartikan sebagai proses pemilihan, perumusan, perhatian pada pensederhanaan,
2. Pengujian Data
Dari pendapat di atas, maka penulis menyajikan data hasil penelitian ini dengan
kata-kata yang disusun dalam bentuk uraian yang mudah dipahami berdasarkan
Michael, 1992:19). Ketiga macam analisa di atas itu saling berhubungan satu
sama lainnya dan berlangsung secara terns menerus selama penelitian itu
berlangsung dari awal sampai akhir perielitian. Dari kegiatan penelitian maka
data-data yang telah dikumpulkan itu kemudian diproses dan diolah lebih lanjut
Data yang diperoleh sebagai hasil seJeksi akan disusun kedalam tabel-tabel,
15
Data-data yang telah diolah dan disusun sedemikian rupa itu, dimaksudkan untuk
membahas kaitan antara data yang satu. dengan data yang lainnya, kemudian
dapat dianalisis dengan suatu teknik analisis yang dipilih sesuai dengan jenis data
yang ada.
Dengan demikian dalam analisa data penulis menggunakan analisa data secara
non statistik atau analisis kualitatif untuk membaca data yang telah diolah.
F
_____
Rumus : P= X 100%
Keterangan : P -- Prosentase
16
F= Frekuensi
N= Responden
E. HIPOTESIS
Pengetahuan yang dapat digunakan dalam membuat hipotesis dapat berasal dari
pertimbangan yang masuk akal, atau berasal dari hasil penelitian eksploratif yang
dilakukan diri sendiri. Namun yang paling penting adalah bahwa sebelum
yaitu:
masalah. Mencari landasan bempa teori atau sejenisnya yang berkaitan dengan
17
Pengujian Hipotesis
peneliti dapat menggunakan data sampel guna menarik kesimpulan tentang suatu
populasi. Langkah ini menentukan apakah hipotesis dapat diterima atau tertolak.
data dan fakta. Kerangka pengujian hams ditetapkan terlebih dahulu sebelum
Peneliti atau penguji hipotesis hams memiliki pengetahuan yang luas terkait
teori, kerangka teori, penggunaan teori secara logis, statistik, dan teknik
pengujiannya.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
18
G. LANDASAN TEORITIS /KAJIAN TEORITIS
A. Lansia
1. Defenisi Lanjut Usia
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Dalam
Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terns menerus, yang ditandai dengan menurunnya <la.ya tahan
· Secara ekonbmi, penduduk lanjut usia lebih dipandang sebagai beban dari
pada sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa
tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, babkan ada yang sampai beranggapan
bahwa kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai beban
Dari aspek sosial, penduduk lanjut usia merupakan satu kelompok sosial sendiri. Di
Negara Barat, penduduk lanjut usia menduduki strata sosial di bawah kaum
muda. Hal ini dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi,
semakin menurun. Akan tetapi di Indonesia penduduk lanjut usia menduduki kelas
sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh warga muda (Suara Pembahaman 14
Maret 1997).
19
Disamping itu untuk mendefinisikan lanjut usia dapat ditinjau dari pendekatan
kronologis.
Menurut Supardjo (1982) usia kronologis merupakan usia seseorang ditinjau dari
hitungan umur dalam angka. Dari berbagai aspek pengelompokan lanjut usia yang
paling mudah digunakan adalah usia kronologis, karena batasan usia ini mudah
untuk diimplementasikan, karena informasi tentang usia hampir selalu tersedia pada
yaitu : Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun, Lanjut usia (elderly) 60 -74
tahun, lanjut usia tua (old) 75 - 90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90
tahun. Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan bahwa setiap
orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun ke
atas, tidak mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk
bahwa pada usia 55 sampai 65. tahun mempakan kelompok umur yang mencapai
tahap pensium pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan
tersebut menyatakan bahwa lanjut usia adalah yang bemmur 56 tahun ke atas.
Namun demikian masih terdapat perbedaan dalam menetapkan batasan usia seseorang
untuk dapat dikelompokkan ke dalam penduduk lanjut usia. Dalam penelitan ini
20
digunakan batasan umur 60 tahun untuk menyatakan or g lanjut usia.
2. Perubahan Lansia
Secara perlahan tetapi pasti, orang yang masuk dalam kategori lansia akan
mengalami perubahan fisik. Kulit mulai kering, sehingga berkeriput dan kasar,
tampak pada beberapa anggota tubuh, mata kurang jelas melihat, apalagi di tempat
yang kurang terang, adaptasi dengan terang juga berlangsung lambat, kemampuan
mendengar merosot, alat pencium dan alat perasa menurun fungsinya, daya ingat
Dalam bagian motorik juga mengalami degradasi, sehingga pergerakan menjadi lebih
lambat, daya reaksi juga lambat. Sejalan dengan peningkatan usia seseorang,
makajumlah dan je,nis penyakit yang diidap oleh seseorang juga dapat bertambah
banyak dan apabila ada orang tua yang sakit, kemungkinan proses penyembuhan
juga akan memakan waktu yang lebih panjang dibanding orang yang lebih
muda.· Dengan kesehatan yang menurun, tentu keadaan ini memberi pengaruh
terhadap kehidupan orang yang bersangkutan, baik yang menyangkut aspek sosial,
penyesuaian diri dalam banyak hal, yang bagi kebanyakan lansia maupun
keluarganya bukanlah hal yang mudah. Hal ini ditandai dengan keluhan yang sering
berkepanjangan, rasa fruslrasi, bahkan juga dapat menjadi pemicu konflik dengan
keluarga. Oleh karena itu dibutuhkan satu aksi pelayanan dari komunitas kristen,
21
2.2 Perubahan Status dan Peran
Masyarakat pada umumnya menaruh hormat kepada kaum lansia, namun tidak dapat
disangkal bahwa di mana-mana juga muncul sikap age-ism,10 yaitu suatu sikap yang
mendiskriminasikan orang yang sudah lansia, dimana mereka dianggap sebagai orang
yang sudah tidak mampu lagi melakukan pekerjaan atau tindakan yang produktif.
Sikap negatif ini diperparah lagi karena banyak orang yang memasuki usia lanjut itu
sendiri terpengaruh oleh sikap semacam ini, sehingga dia tidak dapat menghargai
waktu yang a a, bahkan melihat diri sebagai kelompok manusia yang sudah tidak lagi
berarti. Sikap semaca:D?- ini akhirnya membuat lansia tidak melakukan sesuatu yang
sungguh sudah tidak berguna lagi. Banyak sebab lain lagi yang dapat membuat
kehidupan social terganggu, seperti kematian pasangan hidup, pension yang berarti
kesulitan keuangan. Hal yang lain lagi, yaitu kematian teman-temannya, yang akan
menambah rasa kesendirian. Ini semua lebih menyadarkan bahwa dia sedang
bergerak Memasuki satu status kehidupan yang barn. Ini situasi yang tidak sederhana
bagi yang mengalaminya, sehingga biarpun ada lansia yang dapat dengan cepat
kesulitan. Bahkan ada yang tidak dapat menerima status barn tersebut. Bila hal
ini yang terjadi, maka ini adalah kondisi krisis yang berarti suatu masalah barn baik
bagi yang bersangkutan maupun orang lain, khususnya orangorang yang dekat
dengannya, seperti keluarga. Ekspresi yang dinyatakan bisa dalam banyak bentuk,
seperti: menyendiri, suka marah, selalu merasa sedih, sulit tidur dan sebagainya.
22
menolong mereka dalam mengatasi kesulitan tersebut (Yak. 1:27).
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berht1bungan
kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat
steroid, tranquilizer.
•
a) Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/ll/psikologi-lansia/
cekatan. Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/l l/psikologi-lansia/
Pada urirnmnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Mesk:ipun tujuan ideal
pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua,
status dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuk:i masa pensiun lebih tergantung
dari model kepribadiannya seperti yang telah diuraikan pada point tiga di atas.
Bagaimana menyiasati pensiun agar tidak merupakan beban mental setelah lansia?
Jawabannya sangat tergantung pada sikap mental individu dalam menghadapi masa
pensiun. Dalam kenyataan ada menerima, ada yang takut k hilangan, ada yang
merasa senang memiliki jaminan hari tua dan adajuga yang seolah-olah acuh
dampak bagi masing-masing individu, baik positif maupun negatif. Dampak positif
kesejahteraan hidup lansia. Agar pensiun lebih berdampak positif sebaiknya ada
24
masa persiapan pensiun yang benar-benar diisi dengan kegiatan-kegiatan tmtuk
mempersiapkan diri, bukan hanya diberi waktu untuk maSli.k kerja atau tidak dengan
Persiapan tersebut dilakukan secara berencana, terorganisasi dan terarah bagi masing-
masing orang yang akan pensiun. Jika perlu dilah.-ukan assessment untuk
menentukan arah minatnya agar tetap memiliki kegiatan yang jelas dan positif. Untuk
merencanakan kegiatan setelah pensiun dan memasuki masa lansia dapat dilakukan
macamnya.
Model pelatihan hendaknya bersifat praktis dan langsung terlihat hasilnya sehingga
menumbuhkan keyakinan pada lansia bahwa disamping pekerjaan yang selama ini
ditekuninya, masih ada altematif lain yang cukup menjanjikan dalam menghadapi
masa tua, sehingga lansia tidak membayangkan bahwa setelah pensiun mereka
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/11/psikologi-lansia/
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia.
25
Hal itu sebaiknya dicegah dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas,
selama yang bersangkutan masih sanggup, agar tidak merasa terasing atau
berkomunikasi dengan orang lain dan kdang-kadang terns muncul perilaku regresi
berguna serta merengek-rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga
seperti anak, cucu, cicit, sanak saudara bahkau kerabat umumnya ikut membantu
memelihara (care) dengan penuh kesabarali dan pengorbanan. Namun bagi mereka
yang tidak punya keluarga atau sanak saudara karena hidup membujang, atau punya
pasangan hidup namun tidak punya anak dan pasangannya sudah meninggal, apalagi
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/11/psikologi-lansia/
Manusia harus mengakui bahwa kehidupannya di dunia ini ada akhirnya, yang
berarti kematian; bagi lansia pengakuan ini sangat penting. Ia hams mempersiapkan
diri untuk menuju ke masa depan tersebut. Meski demikian boleh saja bahkan perlu
bagi mereka untuk melihat kembali ke belakang, kepada apa saja yang telah terjadi
26
pasangan hidup, kematian temanteman dekatnya, ketiadaan pekerjaan yang biasa
27
dilak:ukannya sebelum pensiun, kemunduran kesehatan fisik dan banyak hal lain
yang sudah lewat itu. Tetapi ini semua hams menjadi bahan yang merangsang
maut tiba, di mana masih banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu yang
yang mudah bagi kebanyakan orang, banyak hal yang dipikirkan dan
dikuatirkan.(www.ital.ac.id/jurnal/JTA%20Vol.6%20No.1l%20September
%202004.pdf).
Pertama;· berkenaan dengan bagaimana nasib dari segala sesuatu yang menjadi
miliknya. Kekuatiran ini lebih menyolok bagi mereka yang mempunyai harta
milik yang besar. Kedua, ia merasa tidak rela harus terpisah dari orang-orang
yang dikasihi dan teman-temannya. Ket ga, merasa kehidupan tidak bennakna,
perasaan ini lebih besar bagi yang mengangga tujuan yang ingin diraih belum
tercapai. Keempat, merasa belum siap masuk dalam realita kehidupan setelah
kematian, hal ini akan menimbulkan·rasa tidak adanya kepastian dan ketakutan
yang hebat.
Kata pastoral berasal dari pastor dalam bahasa latin atau dalam bahasa yunani
disebut " poimen yang artinya gembala. Secara tradisional dalam kehidup¥Il
gerejawi kita hal ini merupakan. tugas poendeta yang hams menjadi gembala
bagi jemaat atau domba-Nya. Pengistilah ini dihubungkan dengan diri Yesus
Kristus sebagai pastor sejati atau gembala yang baik ( Yohanes 10). Ungkapan ini
mengacu pada pelayanan Yesus yang tanpa pamri bersedia memberi pertolongan
yang teramat mulia. Dan pengikut-Nya diharapkan dapat mengam.bil sikap dan
pelayanan-Nya Yesus ini dalam kehiduapn praktis mereka. Oleh sebab itu,
tugas pastor bukan hanya tugas resmi atau monopoli para pastor/pendeta saja,
tetapi juga setiap orang yang menjadi pengikut-Nya ( Yakub susabda: 1988, 4)
terjadi interaksi dan komunikasi timbal balik dan mendalam antara konsefor dan
tingkah laku. Dari hal di atas, kita dapat melihat beberapa point penting :
mengajak berpikir, mencari alternative solusi, dan mendorong adanya sikap dan
perbuatan yang positif. Komunikatif artinya : percakapan itu berjalan lancer, baik dan
nyaman. Timbal balik artinya : saling bersambutan dan saling member di sini ada
kerja sama yang baik antara konselor dan konseli. Mendalam artinya : tidak hanya
menyemtuh sisi-sisi yang dangkal dari persoalan, tetapi masuk sampai ke akar
persoalan.
Ketiga : Mengarahkan, melalui percakapan itu konselor mendampingi, membimbing,
hanya untuk meminta nasehat dan jawaban. Seharusnya konseli diajak untuk
Keempat : Pernbahan sikap dan tingkah laku. Hasil terbaik sebuah konseling diukur
dari pernbahan konseli. Artinya, ada kesaciaran muncul bahwa problem terjadi karena
adanya sikap, pandangan, pemahaman, perilaku dan perbuatan yang perlu diubah.
2007 : 22 - 24)
relationship).
Antara Hamba Tuhan ( Pendeta, Penginjil, dsb) sebagai konselor dengan konselinya
( klien, atau orang yang meminta bimbingan), dalam mana konselor mencoba
dan mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri, persoalannya, kondisi
hidupnya dalam relasi dan tanggung jawabnya pada Tuhan dan cobamencapai tujuan
itu dengan takaran , kekuatan dan kemampuan seperti yang sudah diberikan Tuhan
kepadanya. Rumusan ini sangat luas. Namun dalam perjelasannya Yakub Susabda
menegaskan dan menekankan empat hal penting dari rnmusan itu. eempat hal itu
antara lain : hubungan timbal balik, Hamba Tuhan sebagai Konselor, suasana per
· Konseling Pastoral adalah pelayanan yang dilakukan gereja dengan merawat dan
mencari satu persatu jemaat yang sedang pergumul dalam hidupnya. Pencarian dan
perawatan itu dilakukan untuk menolong mereka yang melalui suatu percakapan
yang interatif, timbal balik, dan mendalam. Melalui percakapan itu konselor
1. Konseling pastoral merupakan tugas yang sangat penting dilaksanakan oleh gereja.
Jemaat yang bermasalah adalah domba-domba milik Kristus. Sebagai orang yang
2. Konseli yang bergumul perlu dikunjungi, dicari, dan diperhatikan agar mereka
per,cakan biasa tetapi sangat spesifik. Respon konselor sangat khas dengan
4. Percakapan ini berlangsung timbal balik, mendalam dan terarah. Percakapan ini
5. Perubahan terjadi karena Iman dan Ketaatan pada Firman Tuhan. Hasil akhir
konseling adalah perubahan sikap dan perilaku konseli. Hal itu dapat terjadi karena
Tuhan.
Pastoral adalah pelayanan gereja dan memberi perhatian bagi seluruh jemaat. Jadi
kegiatannya dapat berupa kunjungan biasa dan kunjungan khusus. Kunjungan itu
digaris bawahi disini, adalah bahwa meraih usia panjang tidak hanya persoalan
untuk menjaga fisik pada lansia, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana
lansia adalah suatu pro es tatap muka dimana seorang konselor membantu klienya
Keterampilan dalam konseling yaitu membina suasana yang aman, nyaman clan
saling percaya dan komunikasi interpersonal yang baik yaitu : komunikasi dua
arah, perhatian aspek verbal dan non verbal, penggunaan pertanyaan untuk
berlebihan. Komunikasi non verbal melalui bentuk : ekspresis wajah, nada suara,
gerakkan anggota tubuh, kontak mata. (www. Konseling kesehatan lansia, i.d.
com).
Mendengar yang efektif cara yang dilakukan : jaga kontak mata ( sesuaikan
sambut dengan ramah, tawarkan bantuan, kesan ada waktu, lalu tanyakan apa
ulangi hal-hal yang perlu dingat. (www. Konseling kesehatan lansia, i.d. com)
Konseling yang dilakukan pada lansia bergantung pada tipe psikologis lansia
5. Tipe kepriba9,ian kritik diri (Self Hate Personality), konseling disini berguna
untuk membei-µcan support bagi lansia, yang mana konseling bertujuan untuk
blogspot.com/2011/05/konseling-pada-lanjut-usia-lansia.html)
Mencoba memberikan pelayanan yang tepat untuk lansia adalah salah satu cara
untuk membantu lansia agar dapat menerima keadaannya yang sesungguhnya ia
jalani, dengan begitu jika lansia dapat memahami clirinya maka ia akan berusaha
menerima diri.
kesehatan secara umum maupun kesehatan secara khusus, baik kesehatan fisik
maupun kesehatan jiwa. Oleh karena itu diperlukan penyuluhan kepada lansia
agar dapat menerima keadaan dengan mencari sisi positif dari kemampuan dan
pengalaman yang ada pad.a konseli (lansia), agar ia berpikir bahwa ia masih
ada,melaink:an juga mengenai emosi dan sikap yang bisa mempengaruhi dalam
tertentu yang akan memberikan makna dan nilai terhadap aktifitas pelayanan.
menghindari pemberian stigma. Cap kepada lanut usia yang dapat melemahkan
menganggap lanjut usia sebagai orang yang tidak berguna dan mengharapkan
belas kasihan.
menghormati.
maupun potensinya.
g. Penentuan diri. Petugas membantu lanjut usia dalam membuat pilihan dan
h. Akses terhadap sumber. Petugas gereja mengusahakan agar lanjut usia dapat
tentang lanjut usia yang diperkirakan dapat merendahkan harkat dan martabat
lanjut usia.
j. Pelayanan Cepat. Pelayanan gereja bagi lanjut usia luar panti dilakukan
52).
proses alamiah, sehingga lansia juga harus dilihat dan dimengerti sebagai bagian
dari kehidupan itu sendiri. Tujuan refleksi teologis ini adalah agar orang kristen
Juga jangan terjebak dalam pengalaman emosional belaka, sehingga kaum lansia
bertanya tentang masa lalu, s rta mungkin hidup dalam penyesalan atau
memandang rendah kehidupannya di masa yang lalu ter'sebut. Maka sangat
Sebenamya usia lanjut adalah proses pergerakan dari permulaan sampai ke akhir
tua dan usia lanjut (Yer. 6:11); juga tahapan kehidupan yang dilukiskan oleh Musa,
yaitu bayi menyusu, dara/taruna dan orang ubanan (ill. 32:25). Masing-
masing··tahapan mempunyai hubungan satu dengan yang lain dan tidak ada
tahapan yang dianggap lebih baik atau lebih buruk. Semua itu sama baiknya dan
harus dilihat sebagai satu kehidupan yang utuh. Allcitab mengingatkan bahwa usia
manusia itu singkat, ''Manusia sama sepert i angin, hari harinya seperti bayang-
.
bayang yang lewat" (Maz.144:4). Jadi hidup manusia itu bersifat sementara. Proses
penuaan seseorang menjadi pernyataan yang paling jelas dari kehidupan secara fisik
yang bersifat sementara·itu. Namun juga diingatkan bahwa manusia diciptakan bukan
hanya untuk hidup di dunia ini saja, tetapi untuk masuk ke dalam kekekalan bersama
Allah. Oleh sebab itu, apabila kehidupan manusia dipahami dan dilihat secara utuh,
hal ini akan menciptakan kedamaian dalam diri seseorang dengan sejarah
indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka" (Pengk.
3:11).
Usia lanjut merupakan kemunduran kekuatan secara fisik, tetapi keadaan ini dapat
dikatakan oleh Fred Van Tatenhove: The aging experience, in spite of a diminishing
physical vitality and health, can include an increasing spiritual maturity and readiness
for a life after death. This is the biblical message and the hope of every Christian.
apa itu kekudusan dan masuk lebih dalam terhadap isu-isu kehidupan, serta makna
eksistensinya di dunia ini. Hidup dengan pemusatan pada diri sendiri berkurang
dengan mereduksi sikap defensif, sehingga energi dapat disalurkan pada sesuatu
yang lebih dalam dan menyentuh kehidupan kekal. Omar Brubaker dan Robert.E.
Clark memberikan dua alternatif bagi seseorang di masa lansia yang disebut sebagai
"masa uj1an" "Masa ujian hidup" dapat menjadi puncak perkembangan rohani yang
menunjukkan watak kristen yang indah, atau menjadi kehilangan minat sama sekali
terhadap hal-hal rohani. Orang lanjut usia dapat lebih menyerupai Kristus tahun
demi tahun atau sebaliknya hatinya akan menjadi keras terhadap Injil dan tuntutan
Kristus. Perkembangan rohani dapat terjadi ke arah yang positif, tetapi juga tidak
tertutup kemungkinan terjadi ke arah yang sebaliknya. Oleh sebab itu perhatian dan
pelayanan yang baik dari gereja terhadap mereka hams benar-benar diwujudkan dan
mempunyai hidup dan menpunyai dalam segala kelimpahan" (Yoh. 10:10). Memang
Tuhan mengatakan itu dengan menunjuk pada diri-Nya sebagai Gembala yang baik,
terjadi dalam komunitas orang percaya. Dimana secara umum ada dua hal utama
yang sangat ditakuti oleh lansia dalam menjalani kehidupan masa tuanya:
Pertama, takut terbuang; kedua, takut hidup dalam ketergantungan. Oleh sebab itu,
gereja mempunyai kewajiban untuk melayani lansia sebaik baiknya agar sungguh-
sungguh dapat membuat kaum lansia hidup dengan penuh kelimpahan, yang· berarti,
penuh dengan makna. Maka gereja perlu melayani para lansia seperti melayani
mereka yang masih muda. Perlu diingatkan bahwa dalam Alkitab, usia tua diakui
sebagai karunia dari Allah (I Raj. 3:14; Maz. 91:16; Ams. 10:27), dimana orang yang
hadir di tengah-tengah umat-Nya yang bemsia lanjut (Yes. 46:4), namun di samping
itu Alkitab juga menghendaki para orang tua untuk menjalani kehidupan yang layak
dan konstmktif. Oleh karena itu gereja perlu melaksanakan aktivitas pelayanan yang
baik bagi mereka dengan merancang program pelayanan yang memang menjadi
kebutuhan bagi para lansia, yaitu memberi makna pada hidup mereka, baik bagi diri
sendiri, keluarga dan gereja. Ada beberapa bentuk pelayanan yang dapat
diketengahkan di sini: memelihara mereka yang lebih tua (Im. 19:32; Ams. 23:22; I
Tim. 5:1,2). Ban.yak lansia yang merasa diabaikan, hal ini tampak dari perencanaan
program gereja yang lebih banyak berkaitan dengan kepentingan orang muda.
mencatat:
Dalam kaitan dengan kondisi tersebut, gereja perlu memberi perhatian yang
emosi, bentuk kelompok diskusi, dan khotbah yang dapat membantu mereka
lebih mudah membuat penyesuaian diri dengan situasi yang barn yang memang
akrab dengan usia lansia. Disamping itu gereja perlu membuat program
pelayanan yang mempersiapkan mereka yang sudah masuk usia paruh baya,
sebagai antisipasi ke depan pada saat mereka juga masuk dalam usia lanjut,
dengan harapan nantinya akan terjadi penyesuaian diri yang berjalan lebih niulus
hatinya akan menjadi keras terhadap Injil dan tuntutan Kristus." Oleh sebab itu
mereka yang secara fisik dan kesehatan terns melemah, serta yang menghadapi
masa krisis atau problem di masa tua. Hal ini kecuali untuk membentuk watak
yang indah, juga perlu untuk mempersiapkan mereka agar mampu dan berani
memasuki masa tahapan yang terakhir dati hidup mereka, tennasuk kematian.
Orang lanjut usia biasanya cenderung untuk mengenang masa lalu, maka mereka
pengharapan ke masa depan. Bagi orang kristen, hal ini berarti bahwa mereka
tetap menjadi murid Kristus dengan memiliki harapan untuk bertemu Tuhan,
karena pengharapan tertinggi orang percaya adalah bertemu dengan Tuhan dan
masuk ke rumah kekal yang telah dipersiapkan oleh Kristus bagi umat-Nya
(Yoh.14:1-6).
Semua orang selalu membutuhkan tempat dan hubungan sosial di mana mereka
sungguh sungguh diterima dengan baik. Oleh sebab itu, program pelayanan perlu
dirancang untuk dapat mengisi kebutuhan terjadinya kontak sosial yang akrab
tujuan diatas, atau aktivitas yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk
daftar berbagai macam aktivitas yang dapat dipertimbangkan agar lansia dapat
5. Membantu hal yang kecil tetapi penting, seperti menyiapkan makanan untuk
pertemuan sosial, memberi perhatian bagi mereka yang tidak hadir dalam
gereja.
bimbingan.
Daftar tersebut di atas dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan dan situasi kondisi
setempat. Hal ini dilakukan gereja bukan hanya karena gereja sangat membutuhkan
pelayanan mereka (biarpun· kebutuhan ini pasti ada), tetapi lebih kepada pelayanan
gereja bagi mereka. Dimana kaum lansia sangat membutuhkan untuk merasa bahwa
hidupnya masih bermakna, masih mempunyai manfaat yang jelas dan tidak merasa
sebagai orang yang terbuang, tetapi mereka juga perlu mendapat tantangau bahwa
kegiatan persekutuan dau pelayanan. Hal ini sekaligus merupakan pengakuan serta
penghargaan akan pengalaman dan kemampuau mereka, yaitu s_esuatu yang sangat
dibutuhkan oleh kaum lansia untuk bisa tetap survive dengan sehat. Maka aktivitas
lansia tidak boleh hanya terfokus dari lansia untuk lansia saja, tetapi harus mencakup
lingkup yang lebih luas, yaitu siding jemaat. Dengau demikian bukan saja tidak
terjadi eksklusifisme, tetapi juga membuat kehadiran lansia dalam gereja mempunyai
Otak harus selalu diberi stimulasi agar dapat tetap sehat. Maka salah satu cara yang
dapat dilakukan gereja adalah tnemberikan edukasi agar memberi kemampuan lebih
kesehatan daya pikir mereka. Dengan demikian pendidikan bagi lansia mempakan
hal yang urgen, sehingga harus diadakan dau gereja perlu mencari upaya untuk
pemahaman yang salah baik dalam masyarakat umum maupun sidang jemaat, yaitu
para lansia itu sudah tidak berharga lagi, di mana ukurunnya adalah kemampuan
secara fisik, intelektual yang dinilai sudah merosot drastis. Kemerosotan yang
drastis ini memang benar untuk sebagian kecil lansia, tetapi tidak merupakan gejala
lansia secara keseluruhan, maka pendidikan berkenaan dengan lansia juga perlu
diberikan kepada anggota gereja secara keseluruhan. Upaya ini diharapkan akan
memberikan kebaikan bukan hanya bagi lansia itu sendiri, tetapi juga bagi jemaat
secara keseluruhan. Bila kaum yang lebih muda dapat memberikan respek kepada
yang lebih tua dan memahami keberadaan orang yang lebih tua, hal ini membuat
pelayanan yang terjadi akan lebih baik, kehidupan bersama yang lebih baik serta
mereka yang· membutuhkan secara fisik (Yak. 1:27). Maka fasilitas untuk lansia
hams disediakan, seperti transportasi ke clan dari gereja, mang ibadah yang mudah
dijangkau, clan lain-lain; yang pada intinya pembuatan program aktivitas gereja
supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyai dalam segala kelimpahan" (Yoh.
10:10). Memang Tuhan mengatakan itu dengan menunjuk pada diri-Nya sebagai
Gembala yang baik. Namun hal itu merupakan satu prinsip yang hams terjadi dalam
komunitas orang percaya, dimana secara umum ada dua hal utama yang sangat
ditakuti oleh lansia dalam menjalani kehidupan masa tuanya: Pertama, takut terbuang;
berkembang akan memberi pengaruh yang sangat buruk terhadap diri mereka secara
Pelayanan keagamaan clan mental spiritual bagi lanjut usia dimaksudkan untuk
mempertebal rasa keimanan dan ketagwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Pelayanan Kesehatan.
kesehatan dan kemampuan lanjut usia, agar kondisi fisik, mental dan sosialnya
Usia ,2002) ·
D. KERANGKA PEMIKIRAN.
landasan berpijak yang akan memberikan aral1 yang sistimatis untuk dapat
yang· dikemukakan oleh pendeta DR. Yakob B. Susabda adalah sebagai berikut :
konselinya (Klien orang yang minta bimbingan), dalam mana konselor mencoba
ideal (Condisive Atmosphere) yang memungkinkan konseli itu betul betul dapat
mengenal dan mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya sendiri,
tujuan hidupnya dalam relasi dan tanggung jawab pada Tuhan dan mencoba
mencapai tujuan itu dengan takaran dan kemampuan seperti yang sudah diberikan
Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kerangka berpikir yang adalah sebagai
berikut:
a. Input.
b. Proses.
c. Output
Pelayanan terhadap lanjut usia dilihat dari segi rohani dan segi jasmani. Ini dapat
Kerangka Pemikiran.