Anda di halaman 1dari 7

A.

Tugas Pendidik Dalam Islam

Dalam pandangan islam, guru yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan islam, dan guru ini juga
mempunyai peran penting terhadap berlangsungnya pendidikan. Oleh karena itu, baik buruknya guru
berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan islam dikemudian hari. Guru juga merupakan sebuah public figure
yang akan dijadikan panutan pelajarnya, maka guru harus memiliki akhak yang luhur. Pembinaan dan
pembimbingan murid dari guru yang berakhlak luhur sangat menentukan terbentuknya perilaku sebagai
pencerminan dari akhlakul karimah. Dalam Undang-undang sistem pendidikan Nasional pasal 27 ayat 3, ada tiga
peranan guru. 1. Sebagai pengajar, 2. Sebagai pembimbing dan 3. Sebagai administrator kelas.

Menurut Al-Ghazali, tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan serta
membimbing hati manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal tersebut karena tujuan pendidikan
islam yang utama adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Jika pendidik belum mampu membiasakan
diri dalam peribadatan kepada peserta didik, berarti ia mengalami kegagalan di dalam tugasnya, sekalipunpeserta
didik memiliki prestasi akademis yang luar biasa. Hal tersebut mengandung arti akan keterkaitan antara ilmu dan
1
amal shaleh. Pendapat yang lain juga mengatakan, tugas pendidik adalah mendidik dengan mengupayakan
pengembangan seluruh potensi peserta didik, baik aspek kognitif, efektif, maupun psikomotoriknya. Potensi
peserta didik ini harus berkembang secara seimbang sampai ke tingkat keilmuan tertinggi dan mengintegrasi
dalam diri peserta didik. Upaya pengembangan potensi anak didik tersebut dilakukan untuk penyucian jiwa-
mental, penguatan metode berfikir, penyelesaian masalah kehidupan, mentransfer pengetahuan dan
keterampilannya melalui tehnik mengajar, memotivasi, memberi contoh, memuji, dan mentradisikan keilmuan. 2

Tugas Pendidik. Secara umum tugas pendidik adalah mendidik. Disamping itu pendidik juga
bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam proses belajar mengajar, sehingga seluruh potensi peserta
didikdapat teraktualisasi secara baik dan dinamis. Menurut Hasan Langgulung, dengan paradigma ini, seorang
pendidik harus dapat memotivasi dan memfasilitasi peserta didik agar dapat mengaktualisasikan sifat-sifat
Tuhan yang baik, sebagai potensi yang perlu dikembangkan. Dalam melakukan tugas profesinya, pendidik
bertanggung jawab sebagai seorang pengelola belajar (manager of learning), pengarah belajar (director of
learning), dan perencana masa depan masyarakat (planner of the future society). Dengan tanggung jawab ini,
pendidik memiliki tiga fungsi, yaitu (1) fungsi instruksional yang bertugas melaksanakan pengajaran; (2) fungsi
edukasional yang bertugas mendidik peserta didik agar mencapai tujuan pendidikan; (3) fungsi manajerial yang
bertugas memimpin dan mengelola proses pendidikan. 3 Sebagai “warasat al-anbiya”, yang pada hakikatnya
mengemban misi rahmatal li al-alamin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada
hukum-hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia akhirat.Kemudian misi ini dikembangkan kepada
pembentukan kepribaian yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal shaleh dan bermoral tinggi. Selain itu tugas yang
utama adalah, menyempurnakan, membersihkan, menyucikan hati manusia untuk bertaqarrub kepada Allah.

1
Umar, Ilmu Pendidikan Islam, hlm.87
2
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam ,(Yogyakarta:PT LKIS Sprinting,2008),hlm 50
3
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, hlm,170
Fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai pengajar (intruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan
program yang telah disusun serta melaksanakan penilaian setelah program dilakukan.
2. Sebagai pendidik (aducator) yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan kepribadian
kamil seiring dengan tujuan Allah SWT menciptakannya.
3. Sebagai pemimpin (managerial) yang memimpin, mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat
yang terkait terhadap berbagai masalah yang menyangkut upaya pengarahan, pengawas, perorganisasian,
pengontrolan dan partisipasi atas program pendidikan yang dilakukan.4

Namun dari sumber yang lain dikatakan tugas pendidik dalam proses
pembelajaran secara berurutan adalah:
1. Menguasai materi pembelajaran
2. Menggunakan metode pembelajaran agar peserta didik mudah menerima dan memahami pelajaran
3. Melakukan evaluasi pendidikan yang dilakukan
4. Menindak lanjuti hasil evaluasinya. Tugas seperti ini secara keilmuan mengharuskan pendidik menguasai
ilmu-ilmu bantu yang dibutuhkan, seperti ilmu pendidikan, psikologi pendidikan/pembelajaran, media
pembelajan, media pembelajaran, evaluasi pendidikan dan lainnya. 5

Menurut Ag. Soejono yang dikutip Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Prespektif Islam
mengatakan tugas guru dapat dirinci sebagai berikut:
1. Wajib menemukan pembawaan yang ada pada anak-anak didik dengan berbagai cara seperti
observasi,wawancara, melaluipergaulan,angket dan sebagainya.
2. Berusaha menolong anak didik mengembangkan pembawaan yang baik dan menekan perkembangan
pembawaan yang buruk agar tidak berkembang.
3. Memperlihatkan kepada anak didik tugas orang dewasa dengan cara memperkenalkan berbagai bidang
keahlian, keterampilan agar anak didikmemilihnya dengan tepat.
4. Mengadakan evaluasi setiap waktu untuk mengetahui apakah perkembangan anak didik berjalan dengan
baik.
5. Memberikan bimbingan dan penyuluhan tatkala anak didik menemui kesulitan dalam mengembangkan
potensinya.6

Syaiful Bahri Djamarah melengkapi beberapa pendapat diatas dengan mengatakan bahwa peran guru adalah
sebagai korektor, inspirator,informator, organisator, motifator, inisiator, fasilitator, pengelolah kelas,

4
Umar, Ilmu Pendidikan Islam,hlm 88
5
Besse Tantri, Muhammad Hasan,2018,Pendidik Dalam Perspektif Pendidikan Islam, Jurnal Ilmu Pendidikan,Vol 2 No.2
6
Ahamad Tafsir, Loc., Cit,h.79
mediator, supervisior dan evaluator. 7 Lebih lanjut Djamarah memperjelas keterangan dengan memberikan
penjelasan pada masing-masing peran tersebut yaitu:

1. Korektor,berarti guru berhak menilai dan mengoreksi sikap,tingkah laku dan perbuatan siswa, sikap perilaku
dan perbuatan inidipengaruhi oleh nilai-nilai yang melekat pada diri siswa. Olehkarena itu guru harus dapat
membedakan antara nilai yang baik dan nilai yang buruk, nilai yang baik guru harus mempertahankan dan
nilai yang buruk harus direduksi dari jiwa dan watak siswa.
2. Inspirator, berarti guru dituntut untuk memberikan petunjuktentang bagaimana cara belajar yang baik,
petunjuk tersebut dapat bertolak dari pengalaman atau pengetahuan yang telah didapat oleh guru sehingga
mampu untuk memecahakan problematika yang dihadapi siswa.
3. Informator, berarti guru harus memeberikan informasi tentang perkembangan sains dan teknologi, selain
sejumlah bahan pelajaran untuksetiap mata pelajaran yang telah diprogramkan oleh guru. Informasi ini harus
baik sehingga sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
4. Organisator, berarti guru memiliki kegiatan pengelolahan aktifitas akademik. Menyusun tata tertib kelas,
menyusun kalender akademik dan sebagainya. Semua diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektivitas
dan efisiensi dalam belajar siswa.
5. Motivator, berarti guru harus memotivasi siswa agar bergairah dan aktif dalam belajar. Untuk itu motif-motif
yang melatarbelakangi siswa dalam belajar harus dipacu sedemikian rupasehingga mereka mampu belajar
secara mandiri sesuai dengan kebutuhannya.
6. Inisiator berarti guru menjadi pencetus ide-ide progresif dalampendidikan sehingga prosesnya tidak
ketinggalan zaman dan mengalami perkembangan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
7. Fasilitator, berarti guru menyediakan fasilitas belajar sehingga dapat tercipta lingkungan belajar yang
menyenangkan siswa dan memudahkan aktivitas belajar mereka.
8. Pembimbing, berarti kahadiran guru di sekolah untuk membimbing siswa menjadi manusia dewasa yang
berperilaku secara mandiri,awalnya siswa tergantung pada bantuan guru karena kekurangmampuannya.
Namun dengan bimbingan guru, rasa ketergantungan tersebut semakin berkurang dikarenakan tingkat
kedewasaan telah berkembang sehingga nantinya mampu berdiri sendiri (mandiri) dalam belajar.
9. Demonstrator, berarti guru harus memperjelas penjelasannya malalui peragaan alat dan gerak-gerak ritme
tubuh sehingga memudahkan pemahaman siswa, dengan demikian guru dapat membantu memperjelas
pemahaman siswa, sehingga diharap adanya kesejalanan antara keinginan guru dan pemahaman siswa.
10. Pengelolaan kelas, berarti guru berperan dalam mengelolah proses pembelajaran. Ia hendaknya mengatur
penempatan masing-masing siswa sesuai dengan proporsinya, menjauhi dari kegaduhan danmembuat
suasana kelas semakin menyenangkan sehingga aktivitasmengajar semakin optimal.
11. Mediator, berarti guru harus memiliki pengetahuan danpemahaman yang cukup terhadap penggunaan
berbagai jenis media pendidikan sebagai alat komunikasi yang efektif dalam proses belajar mengajar
sehingga dapat membantu memperjelas eksplanasi dan sebagai jalan pemecahan masalah.
12. Supervisior, berarti guru harus membantu memperbaiki danmenilai secara kritis terhadap proses

7
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta: Reneka Cipta, 2000), hlm 43
pembelajaran. Untuk itu teknik-teknik supervisi harus dikuasai oleh guru sehingga akanmembantu
memperbaiki situasi dan kondisi belajar mengajar.Teknik-teknik tersebut dapat diperoleh melalui
jabatan,pengalaman, pendidikan, kecakapan dan keterampilan yangdimilikinya serta sifat-sifat kepribadian
yang menonjol.
13. Evaluator, berarti guru bertugas menilai aspek-aspek intinsik(kepribadian) dan ekstrinsik yang mengarah
pada pencapaian prestasi verbal siswa. Keduanya bermanfaat bagi perkembangan jiwa dan perilaku mereka
dalam pencapaian prestasi yang optimal.

Pendidik dalam menjalankan tugasnya dituntut memiliki beberapa kompetensi guna menunjang kesuksesan
tugas-tugasnya. Oleh karena tanggung jawabnya, guru dituntut untuk memiliki kompetensi
profesional,pedagogik,social,kepribadian dan kepemimpinan. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan melaksanakan tugas
profesionalannya. Oleh karena itu, akan dijelaskan beberapa kompetensi yakni:

1. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar
nasional pendidikan. Di dalam islam, seorang pendidik dituntut agar bersifat professional sebab jika guru
tersebut tidak professional, tujuan pendidikan tidak dapat dicapai.
2. Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang
sekurang-kurangnya meliputi:
a. Memahami wawasan atau landasan kependidikan
b. Pemahaman terhadap peserta didik
c. Pengembangan kurikulum dan silabus
d. Perancangan pembelajaran
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran
g. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 8
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial ialah kemamapuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dan efisien dengan peserta didik, tenaga kependidikan, wali peserta didik dan masyarakat.
kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi hal-hal berikut:
a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat
b. Menggunakan teknologi informasi komunikasi secara fungsional
c. Bergaul secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
pimpinan satuan pendidikan, wali peserta didik dan masyarakat

8
Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendifikan Islam, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2012), hlm 102
d. Bergaul secara santuan dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta sistem nilai yang
berlaku.
e. Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. 9
4. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian adalah kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, berwibawa dan berakhlak mulia serta
menjadi teladan bagi peserta didik. Menurut Zakiyah Daradjat, kompetensi sosial dan kepribadian merupakan
kompetensi yang terpenting. Dalam hal ini, ada korelasi yang erat antara kompetensi sosial dan kompetensi
kepribadian. Dari kompetensi kepribadian guru dapat dievaluasi apakah ia seorang guru yang baik atau tidak.
Kepribadian yang utuh meliputi tingkah laku maupun tata bahasanya. Sebab kepribadian guru akan mudah
diperhatikan dan ditiru oleh peserta didiknya, termasuk budi. Persyaratan ini penting dipenuhi oleh guru sebab
guru menjadi symbol personifikasi bagi subjek didiknya. Lebih lanjut, Athiyah-al-Abrasyi memberikan syarat
kepribadian seorang pendidik sebagai berikut:
a. Zuhud dan ikhlas
b. Bersih latir dan batin
c. Pemaaf, sabar dan mampu mengendalikan diri
d. Bersifat kebapakan dan keibuan (dewasa)
e. Mengenal dan memahami peserta didik dengan baik

Guru yang baik tetap berproses untuk meningkatkan kualitas ilmu, strategi pembelajaran, maupun
kepribadiannya. Guru yang merasa sudah baik berarti ia bukan guru yang baik karena hal tersebut merupakan
pertanda bahwa ia enggan menjadi lebih baik. Guru yang ideal adalah guru yang pada saat bersamaan siap
menjadi peserta didik.

Pendapat lain juga mengatakan paling tidak, ada tiga kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, yaitu sebagai
berikut.

1. Kompetensi personal-religius, yaitu memiliki kepribadian berdasarkan Islam. Di dalam dirinya melekat
nilai-nilai yang dapat ditransinternalisasikan kepada peserta didik, seperti jujur, adil, suka musyawarah,
disiplin, dan lain-lain.

2. Kompetensi sosial-religius, yaitu memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah sosial yang selaras
dengan Islam. Sikap gotong-royong, suka menolong, egalitarian, toleransi, dan sebagainya merupakan
sikap yang harus dimiliki pendidik yang dapat diwujudkan dalam proses pendidikan.

3. Kompetensi profesional-religius, yaitu memiliki kemampuan menjalankan tugasnya secara profesional,


yang didasarkan atas ajaran Islam.10

9
Ibid
10
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam,170
Seorang pendidik dengan berbagai kompetensinya diharapkan dapat menjalankan tugas profesinya dengan baik,
ibarat seorang rasul menyampaikan risalah kepada umatnya.11

Pendapat lain mengatakan bahwa, Kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, diantara adalah:
1. Mengajarkan sesuai dengan kemampuan (bidang keilmuan)-nya, dalam arti pendidik harus memahami dan
menguasai ilmu yang diajarkan serta peta konsep dan fungsinya agar tidak menyesatkan dan harus selalu
belajar untuk mendalami ilmu.
2. Berperilaku rabbani, takwa dan taat kepada Allah.
3. Memiliki integritas moral sebagaimana rasul bersifat shidiq (jujur), amanah (memegang tugas dengan baik),
tabligh (selalu menyampaikan informasi dengan kebenaran), dan fathanah (cerdas dalam bersikap).
4. Mencintai dan bangga terhadap tugas-tugas keguruan dan melaksanakan dengan penuh gembira, kasih
sayang, tenan dan sabar.
5. Memiliki perhatian yang cukup dan adil individualitas dan kolektivitas peserta didik.
6. Sehat rohani, dewasa menjaga kemuliaan diri (wara’), humanis, bewibawa dan penuh keteladanan.
7. Menjalin komunikasi yang harmonis dan rasional dengan peserta didik dan masyarakat.
8. Menguasai perencanaan, metode dan strategi mengajar dan juga mampu melakukan pengelolaan kelas
dengan baik.
9. Menguasai perkembangan fisik dan psikis peserta didik serta menghormatinya.
10. Eksploratif, apresiatif, responsif, dan inovatif terhadap perkembangan zaman, seperti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang komunikasi dan informasi.
11. Menekankann pendekatan student centered, learning by doing, dan kontekstual-integral.
12. Melakukan promosi wacana dan pembentukan watak dan keilmuan yang otonom.12

DAFTAR PUSTAKA

11
Toto Suharto,2011,Filsafat Pendidikan Islam,( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media)
12
Umar, Pendidikan Islam,hlm 51
Besse Tantri, Muhammad Hasan,2018,Pendidik Dalam Perspektif Pendidikan Islam, Jurnal Ilmu Pendidikan,Vol

2 No.2

Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam ,(Yogyakarta:PT LKIS Sprinting,2008)

Novan Ardy Wiyani dan Barnawi, Ilmu Pendifikan Islam, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2012)

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak dalam Interaksi Edukatif, ( Jakarta: Reneka Cipta, 2000), hlm 43

Toto Suharto,2011,Filsafat Pendidikan Islam,( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media)

Anda mungkin juga menyukai