Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

PROFESI KEGURUAN

Oleh :

Detri Gusvira : 1714040012

Dosen Pembimbing :

Prof. Dr. H. Syafruddin Nurdin, M.Pd

Rilci Kurnia Illahi, S.Pd, M.Pd

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1441 H / 2019 M
Tugas, Peran dan Tanggung Jawab Seorang Guru

A. Tugas Guru

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebutkan bahwa guru adalah


pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah.

Tugas guru secara umum adalah mendidik. Dalam oprasionalisasinya, mendidik


adalah rangkaian proses mengajar, memberikan dorongan, memuji, menghukum,
membentuk contoh dan membisakan.

Tugas khusus seorang guru antara lain sebagai berikut:

1. Sebagai pengajar (Intruksional)


Sebagai pengajar (intruksional), guru bertugas merencanakan progam pengajaran,
melaksanakan progam yang telah disusun dan melaksanakan penilaian setelah
progam itu dilaksanakan
2. Sebagai pendidik (Edukator)
Sebagai pendidik (edukator) guru bertugas mengarahkan peserta didik pada tingkat
kedewasaan yang berkepribadian sempurna.
3. Sebagai pemimpin (Managerial)
Sebagai pemimpin, guru bertugas memimpin dan mengendalikan diri sendiri,
peserta didik dan masyarakat yang terkait, menyangkut upaya pengarahan,
pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas progam yang
dilakukan.

Menurut Debdikbud, tugas utama seorang guru antara lain:

1. Tugas bidang profesi/Tugas professional


Guru merupakan profesi/jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai
guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar
bidang kependidikan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup/kepribadian.
Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan
pada peserta didik.
2. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan
Di sekolah, guru harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia
harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para peserta didiknya.
Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi peserta
didiknya dalam belajar.Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak
menarik, maka kegagalan pertama adalah Ia tidak akan dapat menambahkan benih
pengajarannya itu kepada para peserta didiknya. Para peserta didik akan enggan
menghadapi guru yang tidak menarik. Pelajaran itu tidak dapat diserap sehingga
setiap lapisan (homoludens, homopuber, dan hompsapiens)dapat mengerti bila
menghadapi guru.
3. Tugas dalam bidang kemasyarakatan
Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat
dilingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat
memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan
bangsa menuju pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan
Pancasila.
Tugas guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada
hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting
dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru
merupakan faktor condisosinequanom yang tidak mungkin digantikan oleh
komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era
kontemporer ini.
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi bagi suatu
bangsa yang sedang membangun, terlebih-lebih bagi keberlangsungan hidup
bangsa ditengah-tengah lintasan perjalanan zaman dengan teknologi yang kian
canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cenderung memberi
nuansa kepada kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk
dapat mengadaptasikan diri.
Semakin akurat para guru melaksanakan tugasnya, semakin terjamin tercipta
dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangunan.
Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa di masa depan tercermin dari potret
diri para guru masa kini, dan gerak maju dinamika kehidupan bangsa berbanding
lurus dengan citra para guru di tengah-tengah msyrakat.
Sejak dulu, guru menjadi panutan masyarakat. Guru tidak hanya diperlukan
oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat
lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi
masyarakat.
Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat
dalam kehidupan masyarakat, yakni di depan memberi suri teladan, di tengah-
tengah membangun, dan di belakang memberi dorongan dan motivasi. Ing ngarso
sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwurihandayani.

B. Peran Guru
1. Peran Guru dalam Proses Belajar-Mengajar
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar-mengajar membawa
konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya.
Karena pada dasarnya proses belajar-mengajar dan hasil belajar peserta didik
sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar peserta didik berada pada
tingkat optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi
banyak hal sebagaimana dikemukakan oleh Adams&Decǝy dalam Basic
PrinciplesofStudentTeachingantara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas,
pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor,
motivator, dan konselor. Bebera paperanan yang dianggap paling dominan dan
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Guru Sebagai Organisator
Guru berperan untuk menciptakanproses edukatif yang dapat
dipertanggungjawabkan,baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan
menugaskannya) maupun secara moral(kepada sasaran didik,serta Tuhan yang
menciptakannya).
b. Guru sebagaiDemonstrator
Sebagaidemonstrator, lectureratau pengajar, guru hendaknya senantiasa
menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan serta senantiasa
mengembangkan danmeningkatkan kemampuan yang dimilikinya.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah
pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus-menerus. Dengan cara demikian
ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator serta mampu
memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis sehingga apa yang
disampaikan itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
c. Guru sebagai Pengelola kelas
Guru dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learningmanager),
hendaknya mampu mengelola kelassebagai lingkungan belajar
sertamengorganisasikanlingkungan sekolah. Lingkungan ini diatur dan diawasi
agar kegiatan-kegiatan belajar terarah pada tujuan-tujuan pendidikan. Pengawasan
terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana lingkungan tersebut
menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan yang baik bersifat menantang
dan merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan
dalam mencapai tujuan.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar
mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Sebagai manajer guru harus memelihara lingkungan fisik kelasnya agar
senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau membimbing
proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya. Dengan demikian guru
tidak hanya memungkinkan siwa belajar, tetapi juga mengembangkan kebiasaan
bekerja dan belajar secara efektif di kalangan peserta didik.
Selain sebagai manajer, guru juga harusmembimbing pengalaman-
pengalaman peserta didik sehari-hari ke arah selfdirectedbehavior. Salah satu
manajemen yang baik adalah menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk
sedikit demi sedikit mengurangi kebergantungannya pada guru sehingga mereka
mampu membimbing kegiatannya sendiri. Peserta didik harus belajar
melakukan selfcontrol  dan  selfactivitymelalui proses bertahap.
d. Guru Sebagai Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru mamberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses
belajar-mengajar.
e. Guru Sebagai Mediator
Sebagai mediator,guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar-mengajar. Media
pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan
merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.
Untuk menjadi guru perlu mengalami latihan-latihan praktik secara kontinu
dan sistematis, baik melalui pre-service maupun inservicetraining. Pemilihan dan
penggunaan media pendidikan harus sesuai dengan tujuan, materi, metode,
evaluasi, kemampuan guru serta minat dan kemampuan peserta didik.
f. Guru Sebagai Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus memberikan inspirasi bagi kemajuan belajar
peserta didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik, guru harus dapat
memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
g. Guru Sebagai Motivator
Sebagai motivator, guru dapat mendorong anak didik agar semangat dan
aktif belajar.
h. Guru Sebagai Klimator
Sebagai klimator, guru berperan untuk menciptakan iklim belajar yang
kondusif dan menyenangkan.
i. Guru Sebagai Inisiator
Sebagai inisiator,guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam
pendidikan dan pengajaran.
j. Guru Sebagai Informator
Sebagai informator, guru harus bisa menjadi sumber informasi kegiatan
akademik maupun umum
k. Guru Sebagai Evaluator
Setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan, pada waktu tertentu selama
satu periode pendidikan, guru selalu mengadakan evaluasi atau penilaian terhadap
hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
l. Guru sebagai Kulminator
Sebagai kulminator,Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar
secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta
didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap
peserta didik bisa mengetahui kemajuan belajarnya. Di sini peran kulminator
terpadu dengan peran sebagai evaluator.
2. Peran Guru dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan pengadministrasian, seorang guru dapat
berperan sebagai berilkut:
a. Pengambilan inisiatif, pengarah, dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan.
Hal ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan yang
direncanakan serta nilainya.
b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi anggota
suatu masyarakat. guru harus mencerminkan suasana dan kemauan masyarakat
dalam arti yang baik.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggungjawab untuk
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
d. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu  disiplin.
e. Pelaksana administrasi pendidikan,. Di samping menjadi pengajar, guru pun
bertanggungjawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus mampu
melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.
f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan guru.
Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri untuk
anggota masyarakat yang dewasa.
g. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk menyampaikan
segala perkembanmgan kemajuan dunia sekitar kepada masyarakat, khususnya
masalah-masalaha pendidikan.
3. Peran Guru Secara Pribadi
Dilihat dari segi dirinya sendiri (self oriental), seorang guru harus berperan
sebagai berikut:
a. Petugas sosial, yaitu seorang yang harus membantu untuk kepentingan
masyarakat. dalam kegiatan-kegiatan masyarakat guru senantiasa sebagai
petugas-petugas yang dapat dipercaya untuk berpartisipasi di dalamnya.
b. Pelajar dan ilmuwan, yaitu senantiasa menuntut ilmu pengetahuan. Dengan
berbagai cara setiap guru senantiasa belajar untuk mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan.
c. Orang tua, yaitu mewakili orang tua murid di sekolah dalam pendidikan
anaknya. Sekolah merupkan lembaga pendidikan sesudah keluarga sehingga
dalam arti luas sekolah merupakan keluarga, guru berperan sebagai orang tua
bagi peserta didik-peserta didiknya.
d. Pencari teladan, yaitu yang senantiasa mencarikan teladan yang baik untuk
peserta didik bukan untuk seluruh masyarakat. guru menjadi ukuran bagi
norma-norma tingkah laku.
e. Pencari keamanan, yaitu yang senantiasa mencarikan rasa aman bagi peserta
didik. Guru menjadi tempat berlindung bagi peserta didik-peserta didik untuk
memperoleh rasa aman dan puas di dalamnya.
4. Peran Guru Secara Psikologis
Peran guru secara psikologis, guru dipandang sebagi berikut:
a. Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan, yang
melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi.
b. Seniman dalam hubungan antar manusia (artist in human relation), yaitu orang
yang mampu membuat hubungan antar manusia untuk tujuan tertentu dengan
menggunakan teknik tertentu khususnya dalam kegiatan pendidikan.
c. Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan.
d. Cattalyticagent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan
pembaharuan. Sering pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu)
e. Petugas kesehatan mental (mental hugieneworker) yang bertanggungjawab
terhadappembinaan kesehatan mental khusunya kesehatan mental peserta didik.

C. Tanggung Jawab Guru


1. Hakekat Tanggungjawab Guru
Tanggung Jawab Guru adalah perbuatan yang merupakan perwujudan dari
kewajiban guru.
2. Tanggungjawab Guru
Tanggung jawab para guru  dan unsur pendidikan lainnya bukan hanya
sekedar dalam hal mengajar atau memajukan dunia pendidikan di sekolah
di tempatnya bertugas, tetapi juga bertangggung jawab untuk mengajak masyarakat
di sekitarnya masing-masing untuk ikut berpartisipasi dalam memajukan
pendidikan di wilayahnya. Maju mundurnya pendidikan di daerah tergantung
kinerja para dewan guru, pengawas ekolah dan komite sekolah, karenanya
diharapkan semuanya biasa menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya yang
disertai keikhlasan hati dalam mengemban amanah yang diberikan.
Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tugas-
tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Selain itu
juga ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh
pengabdiannya. Guru yang professional hendaknya mampu memikul dalam
melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,
masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
Tanggungjawab seorang Guru(professional) antara lain:
a. Tanggungjawab Intelektual
Tanggungjawab intelektual guru diwujudkan melalui penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya.
b. Tanggungjawab Profesi/Pendidikan
Tanggungjawab profesi/pendidikan diwujudkan melalui pemahaman guru
terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil
belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
c. Tanggungjawab Sosial
Tanggungjawab sosial gurudiwujudkan melalui kemampuan guru untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
d. Tanggungjawab Moral dan Spiritual
Tanggung jawab spiritual dan moral diwujudkan melalui penampilan guru
sebagai makhluk beragama yang perilakunya senantiasa tidak menyimpang dari
norma agama dan moral.
e. Tanggungjawab Pribadi
Tanggung jawab pribadidiwujudkan melalui kemampuan untuk memahami
dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan dirinya dan menghargai serta
mengembangkan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai