Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KOPETENSI GURU PAI

Pengembangan Kopetensi Guru PAI

KELOMPOK 1

1) Ahmad Hamin Jazuli


2) Achmad Syahid Al Fahmi
3) Adi Ario Kuncoro
4) Agus Ariyanto
5) Ahmad Abdurrohman
6) Ahmad Fuad Ghozali
7) Ahmad Ribut Efendi
8) Ahmat Asrofi
9) Arfin Ma’ruf
10) Armihim
11) Asih Yunengsih
12) Beni Susilo
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan hal yang penting dalam pendidikan,guru membantu pertumbuhan dan
perkembangan murid.selain sebagai pengajar dimana guru menjadi panutan guru juga berperan
dalam pembimbing dalam hal ini menyangkut fisik dan mental.Guru juga berfungsi sebagai
pendorong kreativitas oleh karena iti guru harus berusaha melayani peserta didik agar murid
semakin kreatif.tentunyaa hal ini berkaitan dengan proses pembelajaran, terutama mengacu pada
kurikulum saat ini yaitu kurikulum 2013. Guru harus bisa menyesuaikan dengan perubahan
dalam hal pendidikan yang sangat cepat ,dengan menyesuaikan kondisi murid dan tuntutan
perubahan dimasa depan, untuk membentuk kepribadian murid demi menyiapkan dan
mengembangkan SDM. Maka dari itu diperlukan peran dari semua yang berkaitan dengan
pendidikan,khususnya guru selaku pendidik.

B. Rumusan Masalah

1. Apa peran Guru PAI.


2. Apa yang dimaksud Pengembangan Guru PAI?
3. Bagaimana Cara Pengembangan Guru PAI?

C. Tujuan

1. Mengetahui Peran Guru PAI.


2. Mengetahui Pengembangan Guru PAI.
3. Mengetahui Cara Pengembangan Guru PAI.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI
Berbicara mengenai pengembangan profesionalisme guru PAI,tidak terlepas dari tugas
dan tanggung jawab seorang guru. Tugas dan tanggung jawab guru meliputi banyak hal, yaitu
guru dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan
belajar, perencana pembelajaran, supervisor, motivator, evaluator, inovator, serta tugas lainnya.
Sejalan dengan pendapat Oliva, Sardiman AM, menyatakan bahwa peran guru adalah sebagai
informator, organisator, motivator, direktor, inisiator, transmitter, fasilitator, mediator dan
evaluator.[1]
a. Informator berarti guru harus melaksanakan cara-cara mengajar informatif, laboratorium,
studi lapangan dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
b. Organisator berarti guru diharapkan mampu mengorganisasikan ,berarti guru memiliki
kegiatan pengelolaan aktivitas akademik, menyusun tata tertib kelas, menyusun kalender
akademik dan sebagainya. Semua diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektivitas dan
efisiensi dalam belajar pada diri siswa.
c. Motivator, berarti guru harus memberikan informasi tentang perkembangan sains dan
teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan
oleh guru. Informasi ini harus baik sehingga sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
Motivator berarti guru harus memotivasi siswa agar bergairah dan aktif dalam belajar. Untuk itu
motif-motif yang melatar belakangi siswa dalam belajar harus dipacu sedemikian rupa sehingga
mereka mampu belajar secara mandiri sesuai dengan kebutuhannya.
d. Inisiator berarti guru menjadi pencetus ide-ide progresif dalam pendidikan sehingga
prosesnya tidak ketinggalan zaman dan mengalami perkembangan yang lebih baik dari keada an
sebelumnya.
e. Fasilitator, berarti guru menyediakan fasilitas belajar sehingga dapat tercipta lingkungan
belajar yang menyenangkan siswa dan memudahkan aktivitas belajar mereka.
f. Pembimbing, berarti kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing siswa menjadi
manusia dewasa yang berprilaku secara mandiri, awalnya siswa tergantung pada bantuan guru
karena kekurangmampuannya. Namun dengan bimbingan guru, rasa ketergantungan tersebut
semakin berkurang dikarenakan tingkat kedewasaan telah berkembang sehingga nantinya
mampu berdiri sendiri (mandiri) dalam belajar.
g. Demonstrator berarti guru harus memperjelas penjelasannya melelui peragaan alat dan
gerak-gerak ritme tubuh sehingga memudahkan pemahaman siswa, dengan demikian guru dapat
membantu memperjelas pemahaman siswa sehingga diharapkan adanya kesejalanan antara
keinginan guru dan pemahaman siswa dan diantara mereka tidak terjadi salah pengertian.
h. Pengelolaan kelas, berarti guru berperan dalam mengelola proses pembelajaran. Ia
hendaknya mengatur penempatan masing-masing siswa sesuai dengan proporsinya, menjadi dari
kegaduhan dan membuat suasana kelas semakin menyenangkan sehingga aktivitas mengajar
semakin optimal.
i. Mediator, berarti guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup terhadap
penggunaan berbagai jenis media pendidikan sebagai alat komunikasi yang efektif dalam proses
belajar mengajar (PBM) sehingga dapat membantu memperjelas eksplanasi dan sebagai jalan
pemecahan masalah.
j. Supervisor, berarti guru harus membantu memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap
proses pembelajaran. Untuk itu teknik-teknik supervisi harus dikuasai oleh guru sehingga akan
membantu memperbaiki situasi dan kondisi belajar mengajar. Teknik-teknik tersebut dapat
diperoleh melalui jabatan, pengalaman, pendidikan, kecakapan dan ketrampilan-ketrampilan
yang dimilikinya serta sifat-sifat kepribadian yang menonjol.
k. Evaluator, berarti guru bertugas menilai aspek-aspek instrinsik (kepribadian) dan ekstrinsik
yang mengarah kepada pencapaian prestasi verbal siswa. Keduanya bermanfaat bagi
perkembangan jiwa dan prilaku mereka dalam pencapaian prestasi yang optimal.
Jadi peranan guru bukanlah bertindak yang hanya bertindak mengajar, tetapi haruslah
sanggup bertindak sebagai korektor, inspirator, informator, motivator, fasilitator, pembimbing,
demosntrator, pengelola kelas, mediator, supervisor, organisator, direktor ini sintora trans mitter,
dan evaluator. Hal ini diperlukan sebagai bekal untuk pengabdian dirinya dalam meraih cita-cita
mulia yaitu mencapai tujuan pendidikan universal.
B. Pengertian Pengembangan Guru PAI
Guru merupakan suatu profesi,yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang diluar bidang
pendidikan.[2]
Maka dari itu guru PAI harus dibina untuk mengembangkan profesionalismenya agar mutu
pendidikan meningkat.
Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah memiliki sertifikat
pendidik dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan atau olah raga. Pembinaan dan
pengembangan profesi dan karir guru (P3KG) meliputi pembinaan kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Pembinaan dan
pengembangan karir meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi. Upaya pembinaan dan
pengembangan karir ini harus sejalan dengan jenjang jabatan fungsional para guru.[3]
Berikut penjelasan tentang fokus P3KG dengan empat kompetensi utama yang harus
dimiliki oleh seorang guru.[4] Pertama, kompetensi pedagogik. Kompetensi ini terdiri atas lima
subkompetensi yaitu: memahami peserta didik secara mendalam; merancang pembelajaran,
termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran; melaksanakan
pembelajaran; merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran; dan mengembangkan
peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya. Lima subkompetensi ini memiliki
sedikitnya empatbelas indikator.
Kedua, kompetensi kepribadian. Kompetensi ini terdiri atas empat subkompetensi yaitu:
kepribadian yang mantap dan stabil; kepribadian yang arif; kepribadian yang berwibawa;
berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Empat subkompetensi ini memiliki sedikitnya enam
indikator.
Ketiga, kompetensi sosial. Kompetensi ini terdiri atas tiga subkompetensi yaitu: mampu
berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik; mampu berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan; mampu berkomunikasi dan bergaul
secara efektif dengan orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Tiga subkompetensi
ini memiliki sedikitnya lima indikator.
Keempat, kompetensi profesional. Kompetensi ini terdiri atas dua subkompetensi yaitu:
menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi; menguasai struktur dan metode
keilmuan. Dua subkompetensi ini memiliki sedikitnya enam indikator.
Guru harus memiliki karakteristik profesional. Pertama, komitmen terhadap profesionalitas yang
melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja (produk),
dan sikap continous improvement (improvisasi berkelanjutan). Kedua, menguasai dan mampu
mengembangkan serta menjelaskan fungsi ilmu dalam kehidupan, mampu menjelaskan dimensi
teoretis dan praktisnya. Dengan kata lain, mampu melakukan transformasi, internalisasi, dan
implementasi ilmu kepada peserta didik. Ketiga, mendidik dan menyiapkan peserta didik yang
memiliki kemampuan berkreasi, mengatur dan memelihara hasil kreasinya supaya tidak
menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat, dan lingkungannya. Keempat, mampu
menjadikan dirinya sebagi model dan pusat anutan (centre of self- identification), teladan, dan
konsultan bagi peserta didiknya. Kelima, mampu bertanggung jawab dalam membangun
peradaban di masa depan (civilization of the future).[5]
Yang dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam.[6]
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi, pembelajaran secara
luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Adapun ruang lingkup
kompetensi profesional sebagai berikut :[7]
a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis,
sosiologis, dan sebagainya
b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik
c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya
d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang
relevan
f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik
C. Jenis Pengembangan Guru PAI
Dalam mewujudkan visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan indonesia cerdas dan
kompetitif diperlukan ketersediaan tenaga guru yang profesionl dalam menjalankan tugas pokok
dan fungsinya oleh sebab itu penghargaan terhadap profesi guru harus terus dilakukan dan
ditingkatkan sebagai profesi yang bermatabat sebagaimana diamanatkan dakam UU No 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen.[8]Adapun jenis-jenis kegiatan pengembangan profesionalisme
guru dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat)
maupun bukan diklat antara lain;[9]
1. Pendidikan dan pelatihan
a. In Hause Training (IHT); pelatihan yang dilaksanakan secara internal di kelompok guru,
sekolah atau tempat lain yang ditetapkan untuk menyelenggarakan pelatihan.
b. Program magang; pelatihan yang dilaksanakan di dunia kerja atau industri yang relevan
dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional guru.
c. Kemitraan sekolah; kegiatan ini bisa dilaksanakan antara sekolah dengan alasan bahwa
terdapat keunikan atau kelebihan yang dimiliki oleh mitra.
d. Belajar jarak jauh; kegiatan ini bisa dilaksanakan tanpa menghadirkan instruktur dan
peserta pelatihan dalam ruang atau tempat tertentu, melainkan dengan sistem pembelajaran
melalui internet dan sejenisnya.
e. Pelatihan berjenjang dan pelatihan khusus; pelatihan ini dilaksanakan oleh lembaga-
lembaga yang diberi wewenang di mana program disusun secara berjenjang, mulai dari jenjang
dasar, menengah, lanjut dan tingggi.
f. Kursus singkat di perguruan tinggi atau tempat lainnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan guru dalam seperti kemampuan untuk penelitian tindakan kelas,
menyusun karya tulis ilmiah, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran,
dan lain-lain.
g. Pembinaan internal sekolah; dilakukan oleh kepala sekolah dan guru-guru yang memiliki
kewenangan membina, melalui rapat dinas, rotasi tugas mengajar, pemberian tugas-tugas interal,
dan lain-lain.
h. Pendidikan lanjut; kegiatan ini bisa dilaksanakan melalui tugas belajar ataupun izin belajar.
Outputnya adalah untuk menghasilkan guru-guru pembina yang dapat membantu guru-guru yang
lain untuk meningkatkan profesionalisme guru.
2. Kegiatan selain pendidikan dan pelatihan
a. Diskusi fokus pendidikan; kegiatan ini bisa dilakukan secara berkala dengan topik diskusi
sesuai dengan maslah yang berkembang di sekolah.
b. Seminar; kegiatan seminar juga bisa digunakan untuk memperbaharui pengetahuan para
guru terkait peningkatan profesionalismenya.
c. Workshop; kegiatan ini akan lebih efektif kalau diarahkan untuk menghasilkan produk
yang bermanfaat bagi pembelajaran, peningkatan kompetensi maupun pengembangan karir.
Workshop ini bisa berupa kegiatan menyusun KTSP, analisis kurikulum, pengembangan silabus,
penyususnan RPP, dan lain-lain.
d. Penelitian; kegiatan ini bisa berupa penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen dalam
rangka peningkatan mutu pembelajaran.
e. Penulisan buku atau bahan ajar; kegiatan ini bisa memupuk munculnya budaya ilmiah
pada diri setiap guru yang diharapkann bisa ditransformasi kepada guru lain atau peserta didik.
f. Pembuatan media pembelajaran; hal ini bisa berupa alat peraga, alat praktikum sederhana,
maupun bhan ajar elektronik atau animasi pembelajaran.
g. Pembuatan karya teknologi atau karya seni; karya teknologi atau karya seni bisa berupa
karya yang bermanfaat bagi masyarakat atau karya yang memiliki nilai estetika yang diakaui
masyarakat.

3. PPG
Yaitu program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 PGSD
dan S1/DIV kependidikan non PGSD dan S1 Psikologi yang memiliki bakat dan minat menjadi
guru agar menguasai kompetensi guru secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan
sehingga dapat memperoleh sertifikat pendidik profesional pada pendidikan sekolah dasar.
Terjadinya perubahan-perubahan yang sangat cepat dalam segala aspek kehidupan akibat dari
gelombang globalisasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan
serangkaian tantangan baru yang perlu disikapi dengan cermat dan sistematis. Perubahan
tersebut secara khusus berdampak terhadap tuntutan akan kualitas pendidikan secara umum, dan
kualitas pendidikan guru secara khusus untuk menghasilkan guru yang profesional melalui
Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Calon guru harus disiapkan menjadi guru profesional melalui Pendidikan Profesi Guru
(PPG). Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan
mahasiswa didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.
4. PLPG.
PLPG singkatan dari Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru. PLPG ini diadakan bagi
guru yang sudah memenuhi syarat untuk menerima tunjangan profesi (sertifikasi) agar dapat
meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru sebagai pengganti diharapkan. PLPG sendiri
hadir sebagai ganti dari porptofolio yang dinilai kurang maksimal dalam menjaring guru agar
lulus sertifikasi.
Manfaat PLPG bagi peserta antara lain :
a. Memperdalam ilmu dan wawasan mata pelajaran
b. Penguasaan ICT meningkat
c. Performa /penampilan di depan kelas semakin baik
d. Menambah teman
e. Semakin menghargai peserta didik dengan keberagamannya
f. Dapat membuat perangkat pembelajaran yang baik dan benar
g. Dapat menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif
h. Menambah motivasi dalam mengajar di kelas
i. Semakin dapat mengelola kelas dengan baik
j. Semakin menyadari kelemahan dan kekurangan sebagai seorang guru yang baik.
Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan profesionalisme merupakan proses yang harus
ditempuh para guru. Kegiatan ini diarahkan dengan tujuan untuk meningkatkan komptensi,
ketrampilan, sikap, pemahaman, dan performansi yang dibutuhkan oleh guru saat ini dan di masa
mendatang.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Membahas mengenai pengembangan profesionalisme guru PAI,tidak terlepas dari tugas dan
tanggung jawab seorang guru. Tugas dan tanggung jawab guru meliputi banyak hal, yaitu guru
dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar,
perencana pembelajaran, supervisor, motivator, evaluator, inovator, serta tugas lainnya.
Guru merupakan suatu profesi,yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang diluar bidang
pendidikan.Maka dari itu guru PAI harus dibina untuk mengembangkan profesionalismenya agar
mutu pendidikan meningkat. Pengembangan dan peningkatan kompetensi bagi guru yang sudah
memiliki sertifikat pendidik dilakukan dalam rangka menjaga agar kompetensi keprofesiannya
tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya.
Dalam mewujudkan visi pendidikan 2025 yaitu menciptakan insan indonesia cerdas dan
kompetitif diperlukan ketersediaan tenaga guru yang profesionl dalam menjalankan tugas pokok
dan fungsinya oleh sebab itu penghargaan terhadap profesi guru harus terus dilakukan dan
ditingkatkan sebagai profesi yang bermatabat sebagaimana diamanatkan dakam UU No 14 tahun
2005 tentang guru dan dosen. Adapun jenis-jenis kegiatan pengembangan profesionalisme guru
dilaksanakan melalui berbagai strategi dalam bentuk pendidikan dan pelatihan (diklat) maupun
bukan diklat.

Anda mungkin juga menyukai