Anda di halaman 1dari 13

MICRO TEACHING

TOPIK 2 : PERAN DAN TUGAS GURU

Di Susun Oleh :
Insyari Syafa Nurzalawa (200405501008)
Muh. Afdal Mashar (200405500001)
Silvi Nur Hunafa (200405501035)

KELAS PENDIDIKAH KHUSUS A 20

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih telah melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat, bagi kita semua.
Besar harapan penulis agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi pembaca. Penulis mengakui masih terdapat banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini.
Oleh karena itu, penyusun berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Makassar, Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus.
Jenis profesi ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan,
tetapi pada kenyataannya sekarang ini banyak yang bukan lulusan kependidikan menjadi
guru yang seharusnya profesi guru dipegang oleh orang dari lulusan pendidikan. Hal ini
dikarenakan orang yang dari non-kependidikan dapat mengambil akta empat dengan
leluasa sehingga dapat mengajar disuatu lembaga pendidikan, itu sebabnya sekarang jenis
profesi guru ini paling mudah terkena pencemaran karena sembarang orang dapat menjadi
guru dan mengajar.
Guru memiliki tugas yang beragam yang diimplementasikan dalam bentuk pengabdian.
Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan, melatih
berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
Tetapi fakta dilapangan tugas dan peran guru lebih berat. Terdapat setumpuk laporan
administrasi yang perlu diselesaikan. Dari sini tantangan menjadi seorang guru yang
professional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud peran guru?
2. Apa yang dimaksud tugas guru?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud peran guru.
2. Untuk mengetahui yang dimaksud tugas guru.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Guru
Guru memilki satu kesatuan peran dan fungsi yang tak terpisahkan, antara kemampuan
mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih. Keempat kemampuan tersebut merupakan
kemampuan integrativ, yang satu sama lain tak dapat dipisahkan dengan yang lain.4 Secara
terminologis akademis, pengertian mendidik, membimbing, mengajar, dan melatih dapat
dijelaskan dalam table berikut ini.
Tabel 1
Perbedaan antara Mendidik, Membimbing, Mengajar, Dan Melatih.
No Aspek Mendidik Membimbing Mengajar Melatih

1. Isi Moral dan Norma dan tata tertib Bahan ajar berupa Keterampilan
kepribadian ilmu pengetahuan atau kecakapan
dan teknologi hidup (life skills)
2. Proses Memberikan Menyampaikan Memberikan Menjadi
motivasi untuk atau mentransfer contoh kepada contoh dan
belajar dan bahan ajar yang siswa atau teladan dalam
mengikuti berupa ilmu mempraktikkan hal moral dan
ketentuan atau pengetahuan, keterampilan kepribadian.
tata tertib yang teknologi dan seni tertentu atau
telah menjadi dengan menerapkan konsep
kesepakatan menggunakan yang telah
bersama strategi dan diberikan kepada
metode mengajar siswa menjadi
yang sesuai kecakapan yang
dengan perbedaan dapat digunakan
siswa. dalam kehidupan
sehari-hari
3. Strategi Keteladanan, Motivasai dan Ekspositori dan Praktek kerja,
dan pembiasaan pembinaan enkuiri simulasi, dan
metode magang.

Secara komprehensif sebenarnya guru harus memiliki keempat kemampuan tersebut


secara utuh. Meskipun kemampuan mendidik harus lebih dominan dibandingkan dengan
kemampuan yang lainnya.
Dari sisi lain, guru sering dicitrakan memiliki peran ganda yang dikenal dengan
EMASLIMDEF ( educator, manager, administrator, supervisor, leader, innovator,
dinamisator, evaluator, dan fasilitator). EMASLIM lebih merupakan peran kepala sekolah.
Akan tetapi, dalam skala mikro di kelas, peran itu juga harus dimiliki oleh para guru. Berikut
peran guru dijelaskan dibawah ini :
1. Guru sebagai demonstrator, guru hendaknya menguasai bahan atau materi pelajaran
yang akan diajarkan, serta senantiasa mengembangkan dalam arti meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini sangat menentukan
hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2. Guru sebagai pengelola kelas. Dalam peran sebagai pengelola kelas, guru hendaknya
mampu mengolah kelas sebagai lingkungan sekolah yang perlu di organisir.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar mengajar terarah kepada tujuan
pendidikan. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang menantang danmerangsang
siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai lingkungan.
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator. Mediator ini dapat diartikan sebagai penengah
dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya saja menengahi atau memberikan jalan keluar
atau solusi ketika diskusi tidak berjalan dengan baik. Mediator juga dapat diartikan
sebagai penyedia media pembelajaran, guru menentukan media pembelajaran mana
yang tepat digunakan dalam pembelajaran.Guru wajib memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses belajar mengajar misalnya dengan menciptakan susana
kegiatan pembelajaran yang kondusif, seerasi dengan perkembangan siswa, sehingga
interaksi belajar mengajar berlangsung efektif dan optimal.
4. Guru sebagai evluator Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati
perkembangan prestasi belajar peserta didik. Guru memiliki otoritas penuh dalam
menilai peserta didik, namun demikian evaluasi tetap harus dilaksanakan dengan
objektif. Evaluasi yang dilakukan guru harus dilakukan dengan metode dan prosedur
tertentu yang telah direncanakan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
5. Peran guru dalam pengadministraasian. Guru sebagai administrator. Seorang guru
tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada
bidang pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara
administrasi teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat
rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang
berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
6. Peran guru secara pribadi. Sebagai dirinya sendiri guru harus berperan sebagai:
Petugas sosial, Pelajar dan ilmuwan, Orang tua, Teladan, Pengamat.
7. Peran guru secara psikologis. Sabri (2010: 74). Guru dipandang sebagai ahli
psikologi pendidikan, seniman dalam hubungan antara manusia, membentuk kelompok
sebagai jalan atau alat pendidikan, catalytic, dan petugas kesehatan mental.
8. Sebagai Motivator, Djamarah (2010: 43) guru hendaknya dapat mendorong peserta
didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisi motifmotif yang melatarbelakangi peserta didik malas belajar dan
menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator,
karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di Antara peserta didik yang malas
belajar dan sebagainya
B. Tugas Guru
Keberadaan guru bagi suatu bangsa amatlah penting, apalagi suatu bangsa yang sedang
membangun, terlebih bagi kehidupan bangsa ditengah-tengah pelintasan zaman dengan
teknologi yang kian canggih dan segala perubahan serta pergeseran nilai yang cendrung
memberi nuansa kehidupan yang menuntut ilmu dan seni dalam kadar dinamik untuk dapat
mengadaptasikan diri.
Guru memiliki tugas, baik yang terikat dengan dinas maupun diluar dinas, dalam bentuk
pengabdian. Apabila kita kelompokkan ada tiga jenis tugas guru, yakni :
a. Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai . nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan
melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.
b. Tugas guru dalam bidang kemanusian, di sekolah harus menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua, ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola
para siswanya.
c. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, masyarakat menempatkan guru pada
d. tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan
dapat memperoleh ilmu pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan
bangsa menuju Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila.
Dalam Undang . Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 39 ayat 1 dan 2 dinyatakan bahwa :
1) Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan,
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta penelitian dan pengabdian pada masyrakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
Menurut Hamdani Bakran ADz-Dzakiey ada beberapa hal mendasari dari tugas dan
tanggung jawab seorang guru, khususnya dalam proses pendidikan dan pelatihan
pengembangan kesehatan ruhani (ketakwaan), antara lain :
a. Sebelum melakukan proses pelatihan dan pendidikan, seorang guru harus benar . benar
telah memahami kondisi mental, spiritual, dan moral, atau bakat, minat, maka proses
aktivitas pendidikan akan dapat berjalan dengan baik.
b. Membangun dan mengembangkan motivasi anak didiknya secara terus . menerus tanpa
ada rasa putus asa. Apabila motovasi ini selalu hidup, maka aktivitas pendidikan atau
pelatihan dapat berjalan dengan dengan baik dan lancar.
c. Membimbing dan mengarahkan anak didiknya agar dapat senantisa berkeyakinan,
berfikir, beremosi, bersikap dan berprilaku, positif yang berparadigma pada wahyu
ketuhanan, sabda, dan keteladanan kenabian.
d. Memberikan pemahaman secara mendalam dan luas tentang materi pelajaran sebagai
dasar pemahaman teortis yang objektif, sistematis, metodologis, dan argumentatif.
e. Memberikan keteladanan yang baik dan benar bagaimana cara berfikir, berkeyakinan,
beremosi, bersikap, dan berprilaku yang benar, baik dan terpuji baik di hadapan
Tuhannya maupun dilingkungan kehidupan sehari-hari.
f. Membimbing dan memberikan keteladanan bagaimana cara melaksanakan ibadah-
ibadah vertical dengan baik dan benar, sehingga ibadah . ibadah itu akan mengantarkan
kepada perubahan diri, pengenalan, dan perjumpaan dengan hakikat diri, pengenalan
dan perjumpaan dengan Tuhannya serta menghasilkan kesehatan ruhaninya.
g. Menjaga, mengontrol, dan melindungi anak didik secara lahiriah maupun batiniah
selama proses pendidikan dan pelatihan, agar terhindar dari berbagai macam
gangunaan.
h. Menjelaskan secara bijak (hikmah) apa . apa yang ditanyakan oleh anak didiknya
tentang persoalan . persoalan yang belum dipahaminya.
i. Menyediakan tempat dan waktu khusus bagi anak didik agar dapat menunjang
kesuksesan proses pendidikan sebagaimana diharapkan.
Sesengguhnya tugas guru dalam pedidikan sangatlah penting, seorang guru adalah kunci
yang akan membukakan hakikat pengetahuan dan ilmu baik secara teoritis, praktis, maupun
empiris.
Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta
didik untuk mencapai tujuan hidup secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia
adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangan senantiasa membutuhkan orang lain,
sejak lahir, bahkan pada saat meninggal.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi
tersebut banyak sekali factor yang mempengaruhi baik internal maupun eksternal.
Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan
agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan
pembelajaraan mencangkup tiga hal yaitu :
1. Pre Tes ( Tes Awal )
Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaraan dimulai dengan pre tes. Pre tes ini
mempunyai banyak kegunaan dalam menjajaki proses pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Oleh karena itu pre tes memegang peranan yang cukup penting dalam
proses pembelajaran.
2. Proses
Proses pembelajaran perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan. Hal tersebut
tentu saja menurut aktifitas dan kreatifitas guru dalam menciptakan lingkungan yang
kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat
secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya. Kualitas pembelajaran dapat dilihat
dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dapat dikatakan
berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak . tidaknya sebagian besar (75%)
peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun social dalam pembelajaran,
disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar
dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran
dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilakunya yang positif pada diri peserta
didik seluruhnya atau setidak . tidaknya sebagaian besar (75%). Lebih lanjut proses
pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabial masukan merata, menghasilkan
output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan, perkembangan
masyarakat dan pembangunan.
3. Post Tes
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post tes. Sama halnya dengan
pre tes, post tes juga memiliki banyak kegunaan, terutama dalam melihat proses
pembelajaran. Fungsi post tes antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah
ditentukan, baik secara individu maupun kelompok.
b. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan . tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta
didik, serta kompetensi dan tujuan . tujuan yang belum dikuasainya.
c. Untuk mengetahui peserta didik . peserta didik yang perlu remedial, dan peserta
didik yang mengikuti pengayaan, serta untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam
mengerjakan modul (kesulitan belajar).
d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perubahan terhadap komponen modul dan
proses pembelajaran yang telah dilakuakn baik terhadap perencanaan, pelaksanaan
maupun evaluasi.
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar
bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam
hal ini, guru harus kreatif, professional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri
sebagai berikut :
1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didik.
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai
minat, kemampuan, dan bakatnya.
4. Memberikan sumbangan pemikiran pada orang tua untuk dapat mengetahui
permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6. Membiasakan peserta didik untuk selalu berhubungan (silaturahmi) dengan orang lain
secara wajar.
7. Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan
lingkungannya.
8. Mengembangkan kreativitas.
9. Menjadi pembantu ketika diperlukan.
Untuk mengembangkan tuntutan diatas, guru harus mampu memaknai pembelajaran,
serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan
kualitas pribadi peserta didik.
C. Aktivitas Guru Dalam Membelajarkan Peserta Didik
Guru harus mampu memahami kondisi-kondisi yang memungkinkan dirinya berbuat
salah, dan yang paling penting adalah mengendalikan diri serta menghindari dari kesalahan-
kesalahan. Ada enam kesalahan yang sering dilakukan guru dalam permbelajaran, yaitu ;
1. Mengambil Jalan Pintas Dalam Pembelajaran
Tugas guru paling utama adalah mengajar, dalam pengertian menata lingkungan agar
terjadi kegiatan belajar pada peserta didik. Berbagai kasus menunjukan bahwa diatara
para guru banyak yang merasa dirinya sudah dapat mengajar dengan baik, meskipun
tidak dapat menunjukan alasan yang mendasari asumsi itu. Asumsi keliru tersebut
seringkali menyesatkan dan menurunkan kreatifitas, sehinga banyak guru yang suka
mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan,
maupun evaluasi.
Agar tidak tergiur untuk mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, guru hendaknya
memandang pembelajaran sebagai suatu system, yang jika salah satu komponennya
terganggu, maka akan menggangu seluruh system tersebut. Sebagai contoh, guru harus
selalu membuat dan melihat persiapan setiap mau melakukan kegiatan pembelajaran.,
serta merevisi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan perkembangan zamannya.
Harus selalu diingat mengajar tampa persiapan merupakan jalan pintas, dan tindakan
yang berbahaya, yang dapat merugikan perkembangan peserta didik, dan mengancam
kenyamanan guru.
2. Menunggu Peserta Didik Berperilaku Negatif
Dalam pembelajaran di kelas, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik yang
semuanya ingin diperhatikan. Peserta didik akan berkembang secara optimal melalui
perhatian guru yang positif , sebaliknya perhatian yang negative akan menghambat
perkembangan peserta didik. Mereka senang jika mendapat pujian dari guru dan merasa
kecewa jika kurang diperhatikan.
Namun sayang kebanyakan guru terperangkap dengan pemahaman yang keliru tentang
mengajar, mereka menganggap mengajar adalah menyampaikan maateri kepada peserta
didik, mereka juga menganggap mengajar adalah memberika pengetahuan kepada
peserta didik. Tidak sedikit guru yang sering mengabaikan perkembangan kepribadian
peserta didik, serta lupa memberikan pujian kepada mereka yang berbuat baik, dan tidak
membuat masalah.
Biasanya guru baru memberikan perhatian kepada peserta didik ketika rebut, tidur
dikelas, tidak memperhatikan pelajaran, sehingga menunggu peserta didik berperilaku
buruk. Kondisi tersebut sering kali mendapatkan tanggapan yang salah dari peserta didik,
mereka beranggapan bahwa untuk mendapatkan perhatian dari guru harus berbuat salah,
burbuat gaduh, menganggu atau melakukan tindakan tidak disiplin lainnya. Seringkali
terjadi perkelahian pelajar hanya karena mereka tidak mendapatkan perhatian, dan
meluapkannya melalui perkelahian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan
peserta didik tidak tahu bagaimana cara yang tepat untuk mendapatkan perhatian dari
guru, orang tua, dan masyarakat sekitarnya, tetapi mereka tahu cara menggangu teman,
membuat keributan, serta perkelahian, dan ini kemudian yang mereka gunakan untuk
mendapatkan perhatian.
Guru perlu belajar untuk menangkap perilaku positif yang ditunjukan oleh para peserta
didik, lalu segera memberi hadiah atas prilaku tersebut dengan pujian dan perhatian.
Kedengarannya hal ini sederhana. tetapi memerlukan upaya sungguh-sungguh untuk
tetap mencari dan member hadiah atas perilaku-perilaku positif peserta didik, baik secara
kelompok maupun individual. Menghargai perilaku peserta didik yang postif sungguh
memmberikan hasil nyata. Sangat efektif jika pujian guru langsung diarahkan kepada
perilaku khusus dari pada hanya diekspresikan dengan pernyataan positif yang sifatnya
sangat umum. Sangat efektif guru berkata “termakasih kalian telah mengerjakan
pekerjaan rumah dengan sungguhsungguh” daripada “kalian sangat baik hari ini.”
3. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Kesalahan berikutnya yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran adalah
mengabaikan perbedaan individu peserta didik. Kita semua mengetahui setiap peserta
didik memiliki perbedaan yang sangat mendasar yang perlu diperhatikan dalam
pembelajaran. Peserta didik memiliki emosi yang sangat bervariasi, dan sering
memperlihatkan sejumlah perilaku yang tampak aneh. Pada umumnya perilaku-perilaku
tersebut cukup normal dan dapat ditangani dengan menciptakan pembelajaran yang
kondusif. Akan tetapi karena guru disekolah dihadapkan pada sejumlah peserta didik,
guru seringkali sulit untuk membedakan mana perilaku yang wajar atu normal dan mana
perilaku yang indisiplin dan perlu penanganan khusus.
Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan,
kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar
belakang social ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam
aktifitas, kreatifitas, intlegensi, dan kompetensinya. Guru seharusnya dapat
mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik, dan menetapkan karakteristik
umum yang menjadi cirri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang menjadi karakteristik
umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga harus
memahami ciri-ciri peserta didik yang harus dikembangkan dan yang harus diarahkan
kembali.
4. Merasa Paling Pandai
Kesalahan lain yang sering dilakukan guru dalam pembelajaran adalah merasa paling
pandai dikelas. Kesalahan ini berangkat dari kondisi bahwa pada umumnya para peserta
didik disekolahnya relative lebih muda dari gurunya, sehingga guru merasa bahwa
peserta didik tersebut lebih bodoh disbanding dirinya, peserta didik dipandang sebagai
gelas yang perlu di isi air ke dalamnya. Perasaan ini sangat menyesatkan karena dalam
kondisi seperti sekarang ini peserta didik dapat belajar melalui internet dan berbagai
media massa, yang mungkin guru belum menikmatinya.
5. Diskriminatif
Pembelajaran yang baik dan efektif adalah yang mampu memberi kemudahan belajar
secara adil dan merata (tidak diskriminatif), sehingga peserta didik dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Keadilan dalam pembelajaran meupakan
kewajiban guru dan hak peserta didik untuk memperolehnya. Dalam prakteknya banyak
guru yang tidak adil, sehingga merugikan perkembangna peserta didik, dan ini
merupakan kesalahan guru yang sering dilakukan , terutama dalam penilaian. Penilaian
merupakan upayakan untuk memberikan penghargaan kepada peserta didik sesuai
dengan usaha yang dilakukannya selama proses pembelajaran.
6. Memaksa hak peserta didik
Memaksa hak peserta didik merupakan kesalahan yang sering dilakukan guru, sebagai
akubat dari kebiasaan guru berbisnis dalam pembelajaran, sehingga menghalalkan segala
cara untuk mendapatkan keuntungan. Guru boleh saja memiliki pekerjaan sampingan,
memperoleh penghasilan tambahan, itu sudah menjadi haknya, tetapi tindakkan
memaksa bahkan mewajibkan peserta didik untuk membeli buku tertentu sangat fatal
serta kurang bisa digugu dan ditiru. Sebatas menawarkan boleh saja, tetapi kalau
memaksa kasihan bagi orangtua yang tidak mampu.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru merupakan pemegang peran yang sangat penting,
kepada gurulah tugas dan tanggung jawab, merencanakan dan melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajar. Pengelolaan kelas merupakan wujud kreatifitas guru untuk
mengadakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Dalam menjalankan tugas, guru harus memiliki seperangakat kemampuan baik dalam
bidang yang akan disampaikan, maupun kemampuan untuk menyampaikan bahan itu agar
mudah diterima oleh peserta didik. Adapun kemampuan yang harus dimiliki kaitannya
dengan membina anak didik meliputi kemampuan mengawasi, membina, dan
mengembangkan kemampuan siswa baik personil, profesional maupun sosial.
B. Saran
Guru merupakan figur sentral dalam penyelenggaraan pendidikan, karena guru adalah
sosok yang sangat diperlukan untuk memacu keberhasilan peserta didiknya. Betapapun
baiknya kurikulum yang dirancang, namun pada akhirnya keberhasilan para siswa sangat
tergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Perkembangan
ilmu pengetahuan dalam kehidupan masyarakat penuh dengan tuntutan dari berbagai sektor
sangat berpengaruh pada kehidupan sekolah. Untuk melaksanakan profesinya guru sangat
memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan guru yang memadai sesuai dengan
tuntutan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Sanjani M. 2020. Tugas Dan Peranan Guru Dalam Proses Peningkatan Belajar Mengajar.
Binjai. STKIP Budidaya Binjai.
Undang-Undang Sisdiknas Th 2003, (Jogjakarta: Media Wacana, 2003) Bab XI Pasal 39 Ayat
1 & 2.
Sopian A. 2016. Tugas, Peran dan Fungsi Guru Dalam Pendidikan. Salatiga. STIT Raudhatul
Ulum.

Anda mungkin juga menyukai