Anda di halaman 1dari 11

PERAN GURU DI SEKOLAH DAN DI MASYARAKAT

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Sosiologi Pendidikan
Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab 2 Semester 3

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
SITTI NAJMIANTI RAHMA BASIT
02182033
MUH. RIJAL
02182043
WAHYUNI
02182048

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


IAIN BONE
2019
A. Pengertian Guru
Hal yang terbayangkan ketika kita mendengar istilah guru adalah sosok
orang yang sedang mengajarkan sesuatu kepada anak-anak atau muridnya.
Pertanyaannya adalah apakah masih seperti itu pemahaman kita tentang guru jika
dikaitkan dengan perkembangan teknologi saat ini? Dalam berbagai tulisan, kita
sering membaca atau melihat melalui media elektronik proses pembelajaran
melalui media tanpa kehadiran seorang guru. Sudah bergeserkah makna guru yang
dalam kegiatan pembelajaran? Untuk itu, diperlukan pemahaman tentang makna
guru yang sebenarnya.
Secara umum, guru adalah pendidik dan pengajar untuk pendidikan anak
usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, dasar, dan menengah. Guru-guru ini
harus memiliki kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang
yang mengajarkan hal yang baru dapat dianggap sebagai guru.1
B. Peran Guru di Sekolah
Dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di tingkat operasional, guru
merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tingkat
institusional, instruksional, dan eksperiensil. Sejalan dengan tugas utamanya
sebagai pendidik di sekolah, guru melakukan tugas-tugas kinerja pendidikan dalam
bimbingan, pengajaran, dan latihan. Semua kegiatan itu sangat terkait dengan
upaya pengembangan para peserta didik melalui keteladanan, penciptaan
lingkungan pendidikan yang kondusif, membimbing, mengajar, dan melatih
peserta didik. Dengan perkembangan dan tuntutan yang berkebang dewasa ini,
peran-peran guru mengalami perluasan yaitu sebagai: pelatih, konselor, manajer
pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih,
guru memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi peserta didik untuk
mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sebagai latihan untuk
mencapai hasil pembelajaran optimal. Sebagai konselor, guru menciptakan satu

1
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas guru dalam pembelajaran: Aspek yang
memengaruhi (Cet. I; Jakarta: PT. Budi Aksara, 2016), h. 1
situasi interaksi dimana pesrta didik melakukan perilaku pembelajaran dalam
suasana psikologis yang kondusif dengan memoerhatikan kondisi setiap peserta
didik dan membantunya kea rah perkembangan optimal. Sebagai manajer
pembelajaran, guru mengelola keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan
mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai
partisipan, guru tidak hanya berprilaku mengajar, akan tetapi juga berprilaku
belajar melalui interaksinya dengan peserta didik. Sebagai pemimpin, guru
menjadi seseorang yang menggerakkan peserta didik dan orang lain untuk
mewujudkan perilaku pembelajaran yang efektif. Sebagai pebelajar guru secara
terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta
meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru secara kreatif dan
inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan
tugasnya.2 Selain peran-peran guru yang dikemukakan di atas ada juga beberapa
peran guru di sekolah yaitu:
1. Peran guru dalam Proses Belajar Mengajar
Perkembangan baru terhadap pandangan belajar mengajar membawa
konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya karena
proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh
peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola
kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal.
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi
banyak hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Adams & Decey dalam Basic
Principles of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas,
pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor,
motivator, dan konselor. Yang akan dikemukakan di sini adalah peranan yang
dianggap paling dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut.

2
Moh. Nor, Guru Profesional dan Berkualitas (Semarang: Alprin, 2019), h. 11-12
a. Guru sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat
menentukan hasil belajar yng dicapai oleh siswa.
Salah satu yang harus diperhatikan oleh guru bahwa ia sendiri adalah
pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus. Dengn cara demikian
ia akan memperkaya dirinya dengn berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal
dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga
mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya agar
apa yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh anak didik.
Juga seorang guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan
TPK (tujuan pembelajaran khusus), memahami kurikulum, dan dia sendiri sebagai
sumber belajar terampil dalam memberikan informasi kepada kelas. Sebagai
pengajar ia pun harus membantu perkembangan anak didik untuk dapat menerima,
memahami, serta menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu guru hendaknya mampu
memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dalam berbagai kesempatan. Akhirnya
seorang guru akan dapat memainkan peranannya sebagai pengajar dengan baik
bila ia menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan-keterampilan
mengajar.3
b. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Dalam peranannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu
mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari
lingkungan sebagai lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan ini
diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan

3
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Cet. I; Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 9
pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut menentukan sejauh
mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungna yang
baik ialah yang bersifat menantang dan meramgsang siswa untuk belajar,
memberikan rasa aman dan kepuasan dalam mencapai tujuan.
Kualitas dan kuantitas belajar siswa di dalam kelas bergantung pada
banyak faktor, antara lain ialah guru, hubungan pribadi antara siswa di dalam
kelas, serta kondisi umum dan suasana di dalam kelas.
Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan
fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar
mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengbangkan
kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-
kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa
untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Sebagai manajer guru bertanggung jawab memelihara lingkungan fisik
kelasnya agar senantiasa menyenangkan untuk belajar dan mengarahkan atau
membimbing proses-proses intelektual dan sosial di dalam kelasnya. Dengan
demikian guru tidak hanya memungkinkan siswa belajar, tetapi juga
mengembngkan kebiasaan bekerja dan belajar secara efektif dikalngan siswa.
Tanggung jawab yang lain srbagai manajer yang penting bagi guru ialah
membimbing pengalaman-pengalaman siswa sehari-hari ke arah self director
behavior. Salah satu menajemen kelas yang baik ialah menyediakan kesempatan
bagi siswa untuk sedikit demi sedikit mengurangi kebergantungannya pada guru
sehingga mereka mampu membimbing kegiatannya sendiri. Siswa harus belajar
melakukan self control dan self actibity melalui proses bertahap. Sebagai manajer,
guru hendaknya mampu memimpin kegiatan belajar efektif dan efisien dengan
hasil optimal. Sebagai manajer lingkungn belajar, guru hendaknya mampu
mempergunakan pengetahuan tentang teori belajar mengajar dan teori
perkembangan sehingga kemungkinan untuk menciptakan situasi belajar mengajar
yang menimbulkan kegiatan belajar pada siswa akan mudah dilaksanakan dan
sekaligus memudahkan pencapaian tujuan yang diharapkan.4
c. Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat
komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Dengan
demikian media pendidikan merupakan dasar yng sangat diperlukan yang bersifat
melengkapi dan merupakan bagian integral demi berhasilnya proses pendidikan
dan pengajaran di sekolah.
Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang media pendidikan,
tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta
mengusahakan media itu dengan baik. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-
latihan praktik secara kontinyu dan sistematis, baik melalui pre-service maupun
melalui inservise training. Memilih dan menggunakan media pendidikan harus
sesuai dengn tujuan, materi, metode, evaluasi, dan kemampun guru serta minat dan
kemampuan siswa.
Sebagai mediator guru pun menjadi perantara dalam hubungan
antarmanusia. Untuk keperluan itu guru harus terampil menggunakan pengetahuan
tentang bagaimana orang berinteraksi dan berkomunikasi. Tujuannya agar guru
dapat menciptakan secara maksimal kualitas lingkungan yang positif dengan para
siswa.
Sebagai fasilitstor guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar
yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar
mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar.5
d. Guru Sebagai Evalator
Kalau kita perhatikan dunia pendidikan, akan kita ketahui bahwa setiap
jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu

4
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 10
5
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 11
periode pendidikan orang selalu mengadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu
tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian terhadap
hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun oleh pendidik.
Demikian pula dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya
menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
mengetahuin apakah tujuan yang telah dirumuskan itu tercapai atau belum, dan
apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan
dapat dijawab melalui kegiatan evaluasi.
2. Peran Guru dalam Pengadministrasian
Dalam hubungannya dengan pengadministrasian, seorang guru dapat
berperan sebagai berikut.
a. Pengambilan inisiatif, pengaruh,dan penilaian kegiatan-kegiatan pendidikan.
Hal ini berarti guru turut serta memikirkan kegiatan-kegiatan pendidikan
yang direncanakan serta nilainya.
b. Wakil masyarakat, yang berarti dalam lingkungan sekolah guru menjadi
anggota suatu masyarakat. Guru harus mencerminkan suasana dan kemauan
masyarakat dalam arti baik.
c. Orang yang ahli dalam mata pelajaran. Guru bertanggung jawab untuk
mewariskan kebudayaan kepada generasi muda yang berupa pengetahuan.
d. Penegak disiplin, guru harus menjaga agar tercapai suatu disiplin.
e. Pelaksana administrasi pendidikan, di samping menjadi pengajar guru pun
betanggung jawab akan kelancaran jalannya pendidikan dan ia harus
mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan administrasi.
f. Pemimpin generasi muda, masa depan generasi muda terletak di tangan
guru. Guru berperan sebagai pemimpin mereka dalam mempersiapkan diri
untuk anggota masyarakat dewasa.
g. Penerjemah kepada masyarakat, artinya guru berperan untuk
menyampaikann segala perkembangan kemajuan dunia sekitar kepada
masyarakat, khususnya masalah-masalah pendidikan.6
3. Peran Guru secara Psikologis
Peran guru secara Psikologis, dipandang sebagai berikut
a. Ahli psikologi pendidikan, yaitu petugas psikologi dalam pendidikan yang
melaksanakan tugasnya atas dasar prinsip-prinsip psikologi.
b. Seniman dalam hubungan antarmanusia, yaitu orang yang mampu membuat
hubungan antarmanusia untuk tujuan tertentu, khususnya dalam kegiatan
pendidikan.
c. Pembentuk kelompok sebagai jalan atau alat dalam pendidikan.
d. Catalytic agent, yaitu orang yang mempunyai pengaruh dalam menimbulkan
pembaharuan. Seiring pula peranan ini disebut sebagai inovator (pembaharu)
e. Petugas kesehatan mental yang bertanggung jawab terhadap pembinaan
kesehatan mental khususnya kesehatan mental siswa.7
C. Peran Guru di Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara secara
keseluruhan, guru merupakan unsur strategis sebagai anggota, agen, dan pendidik
masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, guru berperan sebagai teladan bagi
masyarakat di sekitarnya baik kehidupan pribadinya maupun kehidupan
keluarganya. Sebagai agen masyarakat, guru berperan sebagai mediator
(penengah) antara masyarakat dengan dunia pendidikan khususnya di sekolah.
Dalam kaitan ini, guru akan membawa dan mengembangkan berbagai upaya
pendidikan di sekolah ke dalam kehidupan masyarakat, dan juga membawa
kehidupan di masyarakat ke sekolah. Selanjutnya sebagai pendidik masyarakat,

6
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 12
7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 13
bersama unsur masyarakat lainnya guru berperan mengembangkan berbagai upaya
pendidikan yang dapat menunjang pencapaian hasil pendidikan yang bermutu.8

8
Moh. Nor, Guru Profesional dan Berkualitas, h. 12
DAFTAR REFERENSI
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai