Anda di halaman 1dari 10

CASE METHOD

PROFESI PENDIDIKAN
Mengidentifikasi Peranan Guru Bidang Studi Pada Setiap Subtansi Manajemen
Pendidikan Di Sekolah
Dosen Pengamou : Drs.Robenhart Tamban m,pd

DISUSUN OLEH
PUTRI RAHMADANI LUBIS ( 6211121007 )
RIZKY TRI WIBOWO ( 6211121025 )
GABE SIRINGORINGO ( 6211121006 )
RIO RASMANA TARIGAN ( 6211121013 )

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas Rahmat serta Hidayah-
Nya sehingga tugas CASE METHOD dalam bentuk makalah dengan topic profesi
pendidikan” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Drs.Robenhart Tamban m,pd selaku
dosen pengampu yang telah memberikan banyak bimbingan. Saya berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua baik pembaca maupun penulis dalam hal menambah wawasan
mengenai Peranan Guru Bidang Studi Pada Setiap Subtansi Manajemen Pendidikan Di
Sekolah.
Demikian yang dapat saya sampaikan, Saya menyadari bahwa makalah ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca untuk kesempurnaan pada makalah ini.

MEDAN.12 APRIL 2022

KELOMPOK 3
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah pokok yang dihadapi guru, baik pemula maupun yang sudah berpengalaman
adalah pengelolaan kelas.Aspek yang paling sering didiskusikan oleh para penulis
professional dan oleh para pengajar adalah juga pengelolaan kelas. Mengapa demikian ?
Jawabannya sederhana. Pengelolaan merupakan masalah tingkah laku yang kompleks, dan
guru menggunakannya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian
rupa sehingga anak didik dapat mencapai tujuan pengejaran secara efisien secara dan
memungkinkan mereka untuk belajar.Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah
syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama yang paling sulit bagi guru adalah
pengelolaan kelas, lebih-lebih tidak ada satu pun pendekatan yang dikatakan paling baik.
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur anak
didik dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan
untuk mencapai tujuan pengajaran.Juga hubungan interpersonal yang baik antara guru dan
anak didik, merupakan syarat pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan
prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai beberapa hal yang berkaitan
dengan peran guru dalam pengelolaan pembelajaran. Adapaun pokok bahasannya mengenai,
pengertian pengelolaan pembelajarann, peran dan tugas guru dalam pengelolaan
pembelajaran, dan usaha preventif masalah pengelolaan kelas.
BAB II
PENYAJIAN KASUS
Profesi guru memiliki peranan penting dalam suatu manajemen pendidikan. Tidak
hanya memiliki tugas menjadi pengajar yang baik dalam mendidik siswanya, namun seorang
guru juga harus dapat menjalin kerja sama yang baik dalam penerapan kurikulum dan
hubungan terhadap peserta didik, tenaga personalia kependidikan lainnya, sarana dan
prasarana, administrasi keuangan, layanan khusus, ketatausahaan, serta mitra sekolah dengan
masyarakat. Pelasanaan peranan guru pada kedelapan substansi manajemen pendidikan
tersebut dengan baik akan menghasilkan suatu manajemen sekolah yang baik dapat mencapai
didik.
Sebaliknya penerapan yang tidak baik terhadap setiap substansi manajemen
pendidikan akan berdampak negatif bagi sekolah serta para peserta didik. melaksanakan
penelitian tentang implementasi peranan guru dalam administrasi dan manajemen pendidikan,
atau supervise pendidikan dalam survey terbatas sesuai panduan terhadap setiap substansi
manajemen pendidikan akan berdampak negatif bagi sekolah serta para peserta didik.
melaksanakan penelitian tentang implementasi peranan guru dalam administrasi dan
manajemen pendidikan, atau supervise pendidikan dalam survey terbatas sesuai panduan.
Peranan guru dalam pengelolaan pembelajaran
a. Guru sebagai Pendidik.
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungan. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas
pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Berkaitan tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma
moral, dan sosial, serta berusaha berprilaku dan berbuat sesuai dengan nilai dan
norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya
dalam pembelajaran di sekolah, dan di dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Guru sebagai pengajar.
Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dan dengan guru, kemampuan verbal,
tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. Jika
faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar
dengan baik.
c. Guru sebagai pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan yang berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu.
Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan
mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dan kompleks.
Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu
perjalanan, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang
ditempuhmenggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesui dengan
kebutuhan dan kemampuan peserta didik.
d. Guru sebagai pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan baik
intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih.
Pelatihan dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi
standar, juga harus mampu memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan
lingkungan.Untuk itu, guru harus banyak tahu, merskipun tidak mencakup semua hal
secara sempurna, kerena hal itu tidaklah mungkin.
e. Guru sebagai penasehat.
Guru adalah sebagai penasehat bagi peserta didiknya. Bahkan bagi orang tua,
meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat khusus sebagai
penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang.
Peserta didik senantiasa berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan,
dan dalam prosesnya akan lari kepada gurunya. Peserta didik akan menemukan
sendiri dan secara mengherankan, bahakan mungkin menyalahkan apa yang
ditemukannya, serta akan mengadukan kepada guru sebagai orang kepercayaannya.
f. Guru sebagai pembeharu.
Guru memerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang
lebih bermakna bagi peserta didik.
Unsur yang hebat dari manusia adadal kemampuan untuk belajar dari pengalaman
orang lain. Kita menyadari bahwa manusia normal dapat menerima pendidian, dengan
memiliki kesempatan yang cukup, ia dapat mengambil bagian dari pengalaman yang
bertahun-tahun, proses belajar serta prestasi manusia dan mewujudkan yang terbaik
dalam suatu kepribadian yang unik dalam jangka waktu tertentu.
g. Guru sebagai model dan teladan
Sebagai teladan, tentu saja peribadi dan apa yang dilakukan guru akan
mendapat sorotan pesrta didik serta oarang di sekitar lingungannya yang menganggap
atau mengakuinya sebagai guru. misalnya seperti :
1) Sikap dasar; postur yang aan nampak dalam masalah-masalah penting, keberhasilan,
kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antara manusia, agama pekerjaan
permainan dan diri.
2) Bicara dan gaya bicara; penggunaan bahasa sebagi alat berfikir.
3) Kebiasaan bekerja ; gaya seseorang yang dipakai seseorang dalam bekerja yang iut
mewarnai kehidupannya.
4) Sikap melalui pengalaman dan kesalahan ; pengertian hubungna antara luasnya
pengalaman dan nilai serta tidak munginnya mengelak dari kesalahan.
BAB III
PEMECAHAN KASUS
1) Penyajian Data
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik profesional sesungguhnya sangat
kompleks, tidak terbatas pada saat berlangsungnya interaksi edukatif didalam kelas,
yang lazim disebut proses belajar mengajar. Guru juga bertugas sebagai
administrastor, evalator, konselor, dan lain-lain sesuai dengan sepuluh kompetensi
(kemampuan) yang dimilkinya. Namun uraian kali ini kami batasi masalah proses
belajar mengajar sebagaimana telah tertuang dalam topik bahasan.
Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan disekolah.
agar tujuan pendidikan dan pengajaran berjalan dengan benar, maka perlu
pengadministrasian kegiatan-kegiatan belajar mengajar, yang lazim disebut
administrasi kurikulum.Bidang pengadministrasian ini sebenarnya merupakan pusat
dari semua kegiatan di sekolah (M. Moh. Rifai, 1986: 114). Menurut James B. Brow
seperti yang dikutip oleh Sardiman A.M. (1990:142), mengemukakan bahwa tugas
dan peranan guru antara lain: menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,
merencanakan dan mempersiapkan pelajaran sehari-hari, mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan siswa.
Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi tugas paedagogis dan
tugas administrasi. Tugas paedagogis adalah tugas membantu, membimbing dan
memimpin.(Moh. Rifai, 1989:135) mengatakan bahwa:
di dalam situasi pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh
atas kepemimpinan yang dilakukan itu.Ia tidak melakukan instruksi-instruksi dan
tidak berdiri dibawah instruksi manusia lain kecuali dirinya sendiri. Setelah masuk
dalam situasi kelas.
Jadi setelah masuk kelas tugas guru adalah sebagai pemimpin dan bukan
semata-mata mengontrol atau mengkritik.
Mengenai tugas guru dalam pengelolaan pengajaran dalam buku Petunjuk
Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Kurikulum 1984 Pendidikan Kejuruan
disebutkan sebagai berikut:
a. Membuat program pengajaran.
b. Mengorganisasi kelas dan siswa, meliputi:
1) Mengetur ruangan dan perabot pelajaran di kelas.
2) Mengatur siswa dalam belajar.
3) Memilih metode belajar mengajar.
2). Pengajuan Gagasan
Guru profesional hendaknya memiliki empat kompetensi guru yang telah ditetapkan
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
yaitu, kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. Oleh karena itu, selain
terampil mengajar, seorang guru juga memiliki pengetahuan yang luas, bijak, dan dapat
bersosialisasi dengan baik. Kitapun tentunya ingin menjadi guru profesional, akan tetapi
banyak kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yang profesional. Adapun kriteria-
kriteria tersebut diantaranya;
 Mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur sehingga mampu memberikan contoh
yang baik pada anak didik.
 Mempunyai kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan baik.
 Menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar
mengajar
 Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas.
 Menguasai berbagai adminitrasi kependidikan ( RPP, Silabus, Kurikulum, KKM, dan
sebagainya )
 Mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk mengabdikan ilmu yang
dimiliki pada peserta didik.
 Tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya.
 Mengikuti diklat dan pelatihan untuk menambah wawasan dan pengalaman.
 Aktif, kreatif, dan inovatif untuk mengembangkan pembelajaran dan selalu up to date
terhadap informasi atau masalah yang terjadi di sekitar.
 Menguasai IPTEK (komputer, internet, blog, facebook, website, dsb).
 Gemar membaca sebagai upaya untuk menggali dan menambah wawasan.
 Tidak pernah berhenti untuk berkarya (membuat PTK, bahan ajar, artikel, dsb)
 Mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orangtua murid, teman sejawat dan
lingkungan sekitar dengan baik.
 Aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi kependidikan (KKG, PGRI, Pramuka)
 Mempunyai sikap cinta kasih, tulus dan ikhlas dalam mengaja
BAB IV
PERUMUSAN SOLUSI

Berbagai upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru telah ditempuh oleh


pemerintah, instansi pendidikan dan para guru tentunya. Adapun upaya untuk
meningkatkannya adalah sebagai berikut:
1. Menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi sesuai kualifikasi
akademik Hal ini berdasarkan Undang-Undang Guru Dosen bahwa guru untuk
mendapatkan kompetensi profesional harus melalui pendidikan profesi dan
guru juga dituntut untuk memiliki kualifikasi akademik minimal S-1 atau
D4.Apalagi pada saat sekarang ini, perkembangan dunia pendidikan dan
sistem pendidikan semakin meningkat.Dengan melanjutkan tingkat pendidikan
diharapkan guru dapat menambah pengetahuannya dan memperoleh
informasi-informasi baru dalam pendidikan sehingga guru tersebut
mengetahui perkembangan ilmu pendidikan.
2. Melalui Program Sertifikasi Guru
Salah satu upaya untuk meningkatkan profesionalisme guru adalah melalui
sertifikasi dimana dalam sertifikasi tercermin adanya suatu uji kelayakan dan
kepatutan yang harus dijalani seseorang, terhadap kriteria-kriteria yang secara
ideal telah ditetapkan. Dengan adanya sertifikasi akan memacu semangat guru
untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ilmu, dan profesionalisme
dalam dunia pendidikan.
3. Memberikan Diklat dan pelatihan bagi guru
Diklat dan pelatihan merupakan salah satu teknik pembinaan untuk menambah
wawasan / pengetahuan guru.Kegiatan diklat dan pelatihan perlu dilaksanakan
oleh guru dengan diikuti usaha tindak lanjut untuk menerapkan hasil – hasil
diklat dan pelatihan.
4. Gerakan Guru Membaca ( G2M )
Guru hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya membaca untuk
mengembangkan wawasan dan pengetahuannya. Tidak lucu bukan kalau guru
menyuruh murid-muridnya rajin membaca sedangkan gurunya enggan untuk
membaca.Kita sebagai guru harus lebih serba tahu dibandingkan peserta
didik.Untuk itu perlu digalakkan Gerakan Guru Membaca.Dalam hal ini guru
bisa memanfatkan buku-buku atau media masa yang tersedia diperpustakaan,
sekolah ataupun toko buku, atau bisa juga dengan mengakses internet tentang
hal-hal yang berhubungan dengan spesialisasinya ataupun pengetahuan umum
yang dapat menambah wawasannya.
5. Melalui organisasi KKG (Kelompok Kerja Guru)
Salah satu wadah atau tempat yang dapat digunakan untuk membina dan
meningkatkan profesional guru sekolah dasar di antaranya melalui KKG.
KKG adalah wadah kerja sama guru – guru dan sebagai tempat mendiskusikan
masalah yang berkaitan dengan kemampuan profesional, yaitu dalam hal
merencanakan, melaksanakan dan menilai kemajuan murid.
6. Senantiasa produktif dalam menghasilkan karya-karya di bidang
pendidikan.Guru hendaknya memiliki kesadaran untuk lebih banyak menulis,
terutama mengenai masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. Hal ini
termasuk salah satu metode untuk dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam menuangkan konsep-konsep dan gagasan dalam bentuk tulisan. Setiap
guru harus sadar dan mau melatih diri jika ia benar-benar ingin menumbuhkan
kreativitas dirinya melalui karya tulis (Misaknya; PTK, bahan ajar, artikel,
dsb).
Dengan semakin banyaknya guru yang profesional diharapkan pendidikan di
Indonesia mengalami peningkatan dan kemajuan. Mau diapakan siswa dan
seperti apa siswa kelak, itu semua ada di tangan para guru. Hendaknya kita
sadar akan pentingnya profesi guru. Guru tidak hanya sekedar memberi ilmu
saja, akan tetapi mampu mendidik akhlak siswa, mampu membimbing siswa
untuk menemukan bakat dan kemampuannya, mengajari siswa untuk
bersosialisasi dan bisa mengarahkan siswa untuk mencapai cita-citanya.
Seperti yang diungkapkan Ki Hajar Dewantara bahwa seorang guru hendaknya
“ ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani,“
dimana guru harus dapat menempatkan diri sebagai teladan, penasihat,
pembimbing dan motivator bagi anak didiknya. Tugas guru bukanlah tugas
yang ringan karena di tangan kitalah nasib generasi penerus bangsa
dipertaruhkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan oleh
guru/pengajar yang melibatkan peserta didik dalam mengelola pembelajaran guna mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Peranan guru dalam pengelolaan pembelajaran, antar lain: guru sebagai pendidik,
guru sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru sebagai pelatih, guru sebagai
penasehat, guru sebagai pembeharu, guru sebagai model dan teladan, guru sebagai pribadi,
guru sebagai peneliti, guru sebagai pendorong kreativitas, guru sebagai pembangkit
pandangan, guru sebagai rutin, guru sebagai pemindah kemah , guru sebagai pembawa cerita,
guru sebagai aktor, guru sebagai emancipator, guru sebagai evaluator, guru sebagai
pengawet, dan guru sebagai kulminator.
Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terutama bagi
pendidik pada perguruan tinggi.
Pendidik bertugas menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan,
kreatif, dinamis, dan dialogis.Untuk itu, pendidik harus memiliki komitmen professional
untuk menngkatkan mutu pendidikan. Sebagai pendidik ia harus member teladan dan
menjaga nama baik lembaga , profesi, dan kedudukan, sesuai dengankepercay

Anda mungkin juga menyukai