Anda di halaman 1dari 16

MINI RISET

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DOSEN PENGAMPU: Prof.Dr.ANITA YUS, M.Pd

DISUSUN OLEH:

NAMA : FRANSISKUS MANDALAHI

NIM : 4182121011

KELAS : FISIKA DIK C 2018

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

2018
DAFTAR ISI

Daftar isi..........................................................................................2

Bab 1.................................................................................................3

1.1 latar belakang ...............................................................................................3


1.2 rumusan masalah ..........................................................................................3
1.3 tujuan ............................................................................................................3
1.4 tabulasi data...................................................................................................4

Bab 2..................................................................................................5

2.1 kajian teori....................................................................................................5

Bab 3 .................................................................................................9

3.1 metode penelitian..........................................................................................9

Bab 4 pembahasan.............................................................................13

Bab 5 penutup...................................................................................15

5.1 keesimpulan..................................................................................................15

5.2 saran..............................................................................................................15

Daftar pustaka................................................................................... 16

2
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG

Sebagai calon guru ataupun tenaga pengajar, kita harus mengetahui perkembangan
peserta didik kita. Perkembangan peserta didik penting untuk diperhatikan oleh guru agar
proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Untuk mengetahui berbagai
permasalahan perkembangan yang dialami oleh peserta didik kami melakukan mini riset ke
salah satu kelas yang ada di SMA st THOMAS 3 Medan, setelah kami memeriksa angket
yang berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai perkembangan yang peserta didik
alami,sebagian peserta didik mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan
baru dan juga kurang percaya akan diri mereka sendiri. Hasil akhir dari pendidikan seseorang
individu adalah bagaimana ia dapat menyesuaikan dirinya di lingkungan dan dalam
kehidupan bermasyarakat, oleh sebab itu perkembangan penyesuaian diri sangat perlu untuk
diperhatikan. Begitu pula dengan perkembangan konsep diri, konsep diri berarti mengetahui
diri sendiri, dengan mengetahui diri kita sendiri kita dapat memajukan segala kompetensi diri
yang ada pada kita,oleh sebab itu perkembangan konsep diri peserta didik sangat perlu untuk
diperhatikan.

Oleh sebab itu sebagai calon guru atau tenaga pendidik perlu untuk menumbuh kembangkan
sikap penyesuaian diri yang baik dan juga cara untuk mengetahui konsep diri pada peserta
didik agar peserta didik dapat menjalani kehidupan nya sehari-hari sesuai dengan
kemampuannya. Dari pemaparan diatas dapat kami rumuskan beberapa masalah yang terkait
dengan perkembangan penyesuaian diri dan konsep diri.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Mengapa anak remaja/peserta didik sulit untuk menyesuaikan diri?


2. Bagaimana dampaknya jika peserta didik tidak dapat menyesuaikan diri?
3. Mengapa peserta didik/remaja sulit untuk mengetahui konsep diri?
4. Bagimana dampaknya jika peserta didik tidak percaya diri atau tidak tahu konsep
dirinya?

1.3 TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta
didik yang termasuk ke dalam tugas mini riset. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk

3
mengetahui bagaimana penyesuaian diri dan konsep diri dari siswa/i SMA st Thomas 3
Medan.

1.4 TABULASI DATA

Dari angket yang kami bagikan kepada 24 orang siswa kami memperoleh data sebagai
berikut:

N FISIK INTELE BAHAS EMOSI BAKAT T.PERKE KONS.DI PENY.DI


O K A M RI RI
S B K S B K S B K S B K S B K S B K S B K S B K
B B B B B B B B
1 X X X X X X X X
2 X X X X X X X X
3 X X X X X X X X
4 X X X X X X X X
5 X X X X X X X X
6 X X X X X X X X
7 X X X X X X X X X
8 X X X X X X X X
9 X X X X X X X X
1 X X X X X X X X
0
1 X X X X X X X X
1
1 X X X X X X X X
2
1 X X X X X X X X
3
1 X X X X X X X X
4
1 X X X X X X X X
5
1 X X X X X X X X
6
1 X X X X X X X X
7
1 X X X X X X X X
8
1 X X X X X X X X
9
2 X X X X X X X X
0
2 X X X X X X X X X
1
2 X X X X X X X X
2
2 X X X X X X X

4
3
2 X X X X X X X X
4
TO 4 9 1 8 9 7 1 1 9 9 1 1 13 3 2 2 16 6 0 10 14 8 7 9
T 1 3 1 1
% 45,83% 29,16% 37,5% 45,83% 8,33% 25% 58,33% 37,5%

Dari data diatas dapat dilihat dari jenis perkembangannya, kebanyakan siswa bermasalah
dalam konsep diri yaitu sekitar 58,33%, karena dari 24 jumlah siswa hampir setengah dari
mereka belum memahami konsep diri mereka sendiri,sedangkan pada permasalahan
penyesuaian diri ada 37,5% bisa dikatakan lumayan banyak juga yang mengalami kesulitan
dalam penyesuaian diri. Dan terdapat pula siswa yang mengalami kekurangan dalam
perkembangan emosi dan fisik sebanyak 45,83%.

BAB II

2.1 Kajian Teori

A. Penyesuaian Diri

Penyesuaian diri adalah suatu proses yang mencakup respons-respons mental dan
berhavoral yang diperjuangkan individu agar dapat berhasil memenuhi kebutuhan-kebutuhan
internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk menghasilkan kualitas keselarasan antar

5
tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dari dunia luar atau linkungan tempat
individu berada. (Rahmulyani,2018)

Aspek-aspek Penyesuaian Diri 

Menurut Alberlt & Emmons dalam Pramadi (1996) ada empat aspek dalam
penyesuaian diri, yaitu:

a. Aspek self knowledge dan self insight, yaitu kemampuan mengenal


kelebihan dan kekurangan diri. Kemampuan ini harus ditunjukkan dengan
emosional insight, yaitu kesadaran diri akan kelemahan yang didukung
oleh sikap yang sehat terhadap kelemahan tersebut
b. Aspek self objectifity dan self acceptance, yaitu apabila individu telah
mengenal dirinya, ia bersikap realistik yang kemudian mengarah pada
penerimaan diri.
c. Aspek self development dan self control, yaitu kendali diri berarti
mengarahkan diri, regulasi pada impuls-impuls, pemikiran- pemikiran,
kebiasaan, emosi, sikap dan tingkah laku yang sesuai. Kendali diri bisa
mengembangkan kepribadian kearah kematangan, sehingga kegagalan
dapat diatasi dengan matang.
d. Aspek satisfaction, yaitu adanya rasa puas terhadap segala sesuatu yang
telah dilakukan, menganggap segala sesuatu merupakan suatu pengalaman
dan bila keinginannya terpenuhi maka ia akan merasakan suatu kepuasan
dalam dirinya. (Kumalasari,2012)

Bentuk-bentuk Penyesuaian Diri

Menurut Gunarsa (dalam Sobur, 2003:529) bentuk-bentuk penyesuaian diri ada dua antara
lain:

a.  Adaptive

Bentuk penyesuaian diri yang adaptive sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk
penyesuaian diri ini bersifat badani, artinya perubahan-perubahan dalam proses badani untuk
menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan. Misalnya, berkeringat adalah usaha tubuh
untuk mendinginkan tubuh dari suhu panas atau dirasakan terlalu panas.

6
b.  Adjustive

Bentuk penyesuaian diri yang lain bersifat psikis, artinya penyesuaian diri tingkah laku
terhadap lingkungan yang dalam lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma. Misalnya,
jika kita harus pergi ke tetangga atau teman yang tengah berduka cita karena kematian salah
seorang anggota keluarganya, mungkin sekali wajah kita dapat diatur sedemikian rupa,
sehingga menampilkan wajah duka, sebagai tanda ikut menyesuaikan terhadap suasana sedih
dalam keluarga tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyesuaian Diri

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain (Enung dalam Nofiana) :

- Faktor Fisiologis. Struktur jasmani merupakan kondisi yang primer dari tingkah laku
yang penting bagi proses penyesuaian diri
- Faktor Psikologis. Banyak faktor psikologis yang mempengaruhi penyesuaian diri
antara lain pengalaman, aktualisasi diri, frustasi, depresi, dsb. (Rahmadhani,2012)

B. Konsep Diri

Konsep Diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang
kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat
digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli
psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga
terdapat beberapa pengertian. Konsep Diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang
merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan
untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya.
Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri
individu yang bersangkutan.

Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal


segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas
kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang
dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk
diselesaikan. Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki
mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah

7
untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan
lingkungannya.

Beberapa ahli merumuskan definisi konsep diri, menurut Burns konsep diri adalah
suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat,
mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep Diri adalah
pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang
diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu. Pendapat tersebut
dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi,
pendapat, penilaian atau evaliasi dari orang lain mengenai dirinya. Individu akan mengetahui
dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya.
Sebaliknya individu tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada informasi atau
masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak
langsung individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi
watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang
berpenampilan menarik, cantik atau tidak.

Menurut William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan


perasaan kita tentang diri kita. Sedangkan Centi mengemukakan konsep diri (self-
concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari
bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri
sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita
harapkan.( Fahroruzhi,2014)

BAB III

A. METODELOGI PENELITIAN
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi SMA SW ST.
THOMAS 3 MEDAN. kelas X IPA yang berjumlah 24 orang. Dan akan diambil sesuai
dengan karakteristik untuk pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling dan observasi yaitu siswa
diberikan angket kemudian mereka mengisi angket tersebut sesuai dengan karakteristik
masing-masing. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

8
menggunakan teknik kuantitatif yaitu dengan cara menghitung data yang berdasarkan hasil
dari angket yang dibagikan kepada siswa.

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 3 November 2018 di SMA SW ST.
THOMAS 3 MEDAN.

Tahap Pelaksanaan

 Tahap Persiapan

Pada tahap ini kami mempersiapkan segala sesuatu, seperti surat izin dari universitas,
mengidentifikasi dan merumuskan masalah, membuat daftar pertanyaan, menentukan
sekolah yang dituju, jadwal melakukan penelitian dan segala alat pendukung yang akan
digunakan pada saat pelaksanaan, seperti, buku dan alat tulis, laptop, kamera, infocus.

 Tahap Pelaksanaan

Tahap selanjutnya para peneliti akan melakukan pengumpulan dan pengolahan data.
Tahapan pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan observasi
Membagikan angket kepada siswa dan siswi SMA SW ST. THOMAS 3 MEDAN.
2. Mendokumentasikan proses penelitian
3. Mengumpulkan data

Pada saat data yang dibutuhkan sudah didapatkan secara lengkap, maka tahap
selanjutnya adalah mengolah data dengan cara mengelompokkan yaitu menghitung angket
dan membuat presentasi dari setiap permasalahan yang ada. Kemudian memilih
permasalahan pada perkembangan peserta didik yang akan dibahas.

 Tahap Penyusunan Laporan

Tahap terakhir adalah menyusun laporan hasil penelitian yang telah dilakukan. Para
peneliti akan menyajikan data-data yang telah dikatagorikan, menyajikan dokumentasi
penelitian, mendeskripsikan hasil analisis dan menarik suatu kesimpulan tehadap hasil
penelitian.

9
B. Penyebab Permasalahan
Adapun beberapa penyebab permasalahan penyesuaian diri dan konsep diri peserta
didik dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut
a. Faktor internal
 Rasa percaya diri yang kurang, menyebabkan para peserta didik tidak berani
mengemukakan pendapatnya didepan orang banyak.
 Memiliki rasa kurang nyaman disekitarnya, sering sekali peserta didik saat melakukan
diskusi dengan teman sebaya tidak berani menyampaikan pendapatnya karena ia
menganggap pendapat atau hasil pemikirannya tidak akan diterima.
 Faktor kepribadian, tipe kepribadian ekstrovert akan lebih lentur dan dinamis sehingga
lebih mudah melakukan penyesuaian diri disbanding tipe kepribadian introvert yang
lebih kaku dan statis.
 Faktor konsep diri remaja, yaitu dimana remaja memandang dirinya sendiri, remaja
dengan konsep diri tinggi akan lebih memiliki kemampuan untuk melakukan
penyesuaian diri dibanding remaja dengan konsep diri rendah, pesimis ataupun kurang
yakin terhadap dirinya.
 Rasa rendah diri
 Penyebab seseorang sulit bergaul yang selanjutnya adalah rasa rendah diri. Rasa rendah
diri atau minder akan membuat seseorang merasa dirinya lebih rendah dari orang lain.
Akibatnya ia tidak memiliki keberanian untuk bergaul atau berteman dengan orang lain.
 Memiliki gangguan emosional menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam
mengontrol dan mengendalikan emosi yang pada akhirnya membuat seseorang dijauhi
orang lain dan kesulitan dalam bergaul.

b. Faktor eksternal
 Faktor keluarga terutama pola asuh orang tua, orang tua yang terlalu mengekang anaknya
akan membuat anaknya memiliki sifat introvert.
 Faktor lingkungan tempat tinggal peserta didik, umumnya seorang anak yang tinggal di
lingkungan yang ramai kemungkinan akan lebih mudah bergaul terhadap lingkungan
yang baru. Lingkungan yang tertutup menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk
bergaul dengan orang-orang disekitar. Lingkungan yang tertutup inilah yang pada

10
akhirnya bisa menyebabkan seseorang yang seharusnya pandai bergaul menjadi kesulitan
dalam bergaul.
 faktor kegagalan. Orang bekerja untuk mencapai sukses dalam hidupnya dan saat mereka
gagal setelah bekerja keras, mereka memperlakukan kegagalan tersebut sebagai
kenyataan pahit yang menyebabkan hilangnya rasa percaya diri Dan merasa bahwa diri
mereka tidak mampu.
 Anak yang tumbuh tanpa mendapatkan cinta dan kasih sayang yang cukup akan merasa
terabaikan dan bersikap Tak perduli saat mereka dewasa. Mereka akan merasa kesulitan
untuk mempercayai dan bergaul dengan orang lain.

C. DAMPAK PERMASALAHAN

a. Dampak Masa Kini

 Jika konsep diri peserta didik bermasalah maka peserta didik tidak akan memiliki
keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya di hadapan orang banyak sehingga ia
menyetujui pendapat orang lain meskipun ia tidak setuju. Serta peserta didik tidak akan
memiliki persiapan untuk masa depannya.
 Kesulitan bergaul, seperti kesulitan bila berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengemukakan pendapat.
 Minder, yaitu tidak punya keberanian, takut salah jika individu tersebut berkomunikasi
dengan orang lain
 Tertutup, jika sudah menjadi minder maka ia akan cenderung menjadi minder atau
tertutup dengan orang lain.
 Terabaikan, sehingga ia merasa bahwa dirinya tidak pentibg dimata orang lain.

b. Dampak Masa Depan

 Pesimis terhadap segala sesuatu yang bersifat kompetisi, enggan bersaing dan berprestasi
serta tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
 kurang diperhitungkan oleh masyarakat/organisasi untuk menjalankan peranan-peranan
sosial, Kegiatan sosial

11
 Mengalami Kegagalan. Karena tidak yakin akan kemampuan atau keahlian yang dimiliki
dirinya dalam melakukan suatu tindakan maupun mengambil suatu keputusan dalam
memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapinya.
 Akan selalu mengeluh dan merasa tidak nyaman setiap kali diminta untuk melakukan
suatu pekerjaan, sikap seperti ini terjadi karena menganggap bahwa dirinya itu tidak
mampu, dan merasa terbebani bila mengerjakan tugas atau pekerjaan yang dilakukannya.
 Menyesal Dikemudian Hari. Saat Kita merasa tidak memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang di dapatkan, hanya merasa gelisah dan putus
asa tanpa berusaha sesuai kemampuan, maka pastinya akan merasa menyesal saat tugas
dan pekerjaan itu sudah tidak di tangani lagi. Itu semua terjadi karena merasa kurang
percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari angket yang kami berikan kepada peserta didik hasil dari angket tersebut adalah
sebanyak 58,33% siswa yang berada di kelas X IPA 1 SMA st Thomas 3 Medan mengalami
permasalah dalam konsep diri,adapun permasalan yang dialami disebabkan oleh factor
eksternal dan internal yang telah dibahas pada bab tiga. Untuk itu kita sebagai calon pendidik
tentu harus mengetahui bagaimana cara mengatasi konsep diri ini. Hal-hal yang bisa
dilakukan sebagai berikut:

1. Membuat siswa merasa mendapat dukungan dari guru. Dalam mengembangkan


konsep diri yang positif, siswa perlu mendapat dukungan dari guru. Seperti dukungan
emosional, pemberian penghargaan dan dorongan untuk maju
2. Membuat siswa merasa bertanggung jawab. Memberi kesempatan terhadap siswa
untuk membuat keputusan sendiri atas perilakunya dapat diartikan sebagai upaya guru
untuk memberi tanggung jawab terhadap siswa.

12
3. Membuat siswa merasa mampu. Ini dapat dilakukan dengan cara menunjukan sikap
dan pandangan yang positif terhadap kemampuan yang dimiliki siswa.
4. Mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan yang realistis. Dalam upaya meningkatkan
konsep diri siswa, guru harus menetapkan tujuan yang hendak dicapai serealistis
mungkin, yaknni tujuan yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
5. Membantu siswa menilai dirinya secara realistis. Pada saat mengalami kegagalan,
adakalanya siswa menilai secara negative, dengan memandang dirinya sebagai orang
yang tidak mampu.
6. Mendorong siswa agar bangga dengan dirinya secara realistis. Upaya lain yang harus
dilakukan guru dalam membantu mengembangkan konsep diri peseta didik aalah
dengan memberikan dukungan dan dorongan agar mereka bangga dengan prestasi
yang telah dicapai.
Dari angket yang telah diberikan kepada peserta didik, hasil dari angket tersebut
adalah sebanyak 45,83% siswa yang berada didalam kelas X IPA 1 SMA SW ST. THOMAS
3 MEDAN mengalami permasalahan perkembangan emosi. Untuk itu kita sebagai calon
pendidik tentu harus mengetahui bagaimana cara mengatasi perkembangan emosi ini. Hal-hal
yang bias dilakukan sebagai berikut:
1. Mengenali emosi diri siswa, mengenali perasaan siswa sewaktu persaan yang
dirasakan terjadi merupakan dasar kecerdasan emosional. Kemampuan untuuk
memantau peranan dari waktu ke waktu merupakan hal yang penting bagi
pemahaman siswa.
2. Mengelola emosi, menangani persaan siswa agar dapat terungkap dengan tepat
kemampuan untuk menghibur anak, melepaskan kecemasan kemurungan atau
ketersinggungan, atau akibat-akibat muncul karena kegagalan.
3. Memotivasi anak, penataan emosi sebagai alat untuk mencapat tujuan adalah hal yang
sangat penting dalam keterkaitan memberi perhatian dan kasih saying untuk
memotivasi anak dalam melakukan kreasi secara bebas.
4. Memahami emosi siswa.
5. Membina hubungna dengan siswa, setelah kita melakukan identifikasi kemudian kita
mampu mengenali, hal lain yang perlu dilakukan untuk dapat mengembangkan
kecerdasan emosional yaitu dengan memelihara hubungan.
6. Menciptakan hubungan komunikasi yang hangat, membentuk kebiasaan-kebasaan
yang positif, memberlakukan aturan dalam keluarga, menyikapi kesalahan siswa, dan
mengambil hati siswa dan mencuri perhatian siswa.

13
BAB V

PENUTUP

5.1 kesimpulan

Bidang pendidik sangat kuat pengaruhnya pada perkembangan peserta didik


khususnya melalui proses pembelajaran, guna mengembangkan konsep diri dan
perkembangan emosi setiap peserta didik harus dipupuk dan dikembangkan agar potensi
yang dimiki setiap individu terwujud sesuai dengan perbedaan masing-masing. Pendidik juga
berperan penting pada perkembangan peserta didik agar dapat mengetahui bagaimana cara
membuat konsep diri maupun mengendalikan emosi dari peserta didik.

Guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi saja didalam Pendidikan terutama
disekolah. Namun guru juga harus mementingkan moral para peserta didiknya. Kalau guru
hanya mengedepankan prestasi dan pemahaman materi saja kepada siswa tidak akan
menjamin setiap siswa mempunyai kepribadian yang baik. Disisi lain beljar tidak hanya
untuk pandai menuntut ilmu yang harus dikuasai oleh siswa, tetapi belajar juga mendalami
cara bermoral baik.

14
5.2 saran

Untuk calon guru harus dapat memahami karakter siswa dan dapat membantu siswa
agar dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Calon guru harus dapat membantu siswa
dalam menyesuaikan diri kepada lingkungan barunya. Biasanya hal ini terjadi pada siswa
yang baru memasuki sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA, atau juga siswa pindahan.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmulyani,Nasrun, dkk.,(2018), perkembangan peserta didik, medan : Unimed pers

Rahmadhani, Deswita.,(2012), masalah yang di hadapai siswa dalam awal memasuki sekolah,

jurnal pendidikan, vol3(4) :45-56

fahroruzhi, Ahmad.,(2014), cara-cara siswa dalam beradaptasi dengan lingkunannya, jurnal

psikologi, vol8(12) : 98-112

kumalasari,fani.,(2012), hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di

panti asuhan, jurnal psikologi pitutur, vol1(1) : 21-31

15
16

Anda mungkin juga menyukai