FILSAFAT PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Drs. Demmu karo-karo, M. Pd.
Winara, S. Si., M. Pd.
OLEH :
JONSON KRISMON BUTAR-BUTAR
(6193111042)
PJKR C 2019
PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa. Atas segala limpahan rahmad
dan karunianya serta terima kasih kepada Bapak dosen pembimbing bidang study Filsafat
Pendidikan yang telah membimbing saya dalam menyusun CBR pelajaran ini, sehingga saya dapat
menyelesaikan CBR dengan pembelajaran “ filsafat pendidikan ” dengan baik. Semoga CBR
pembelajaran ini dapat menjadi salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi para pembaca.
Saya menyadari bahwa critical book review pembelajaran ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Dan tidak lupa saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar menjadi
lebih sempurna pembelajaran bagi saya dan menyusun CBR pembelajaran yang selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan …………………………………………………….. 29
2. Rekomendasi …………………………………………..………29
1. Buku I
2. Buku II
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II.
1. RINGKASAN ISI BUKU I
BAB I
Pengertian filsafat antara satu ali filsafat atau filsuf dan ahli filsafat
lainnya selalu berbeda dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu
sendiri.
Pengertian filsafat secara etimologis kata filsafat dalam bahasa inggris
philosophy, dan dalam bahasa arab falsafah, yang keduanya berasal dari
bahasa yunani filsaftat adalah ilmu ( pengetahuan) tentang alam, wujud
bagaimana hakikat yang sebenarnya.
Pengertian filsafat secara terminology sangat beragam. Para filsuf
merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran
kefilsafatan yang dimilikinya.
Pengertian filsafat pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses,
dimana pendidikan merupakan usaha dasar dan penuh tanggung jawab dari
orang dewasa yang membimbing, memimpin, dan menngarahkan peserta
didik dengan berbagai problema atau persoalan dan pernyataan yang
mungkin timbul dalam pelaksanaanya.
BAB II
Filsafat pendidikkan sebagaimana cabang filsafat lainnya mencakup
sekurang kurangnya 3 cabang utama dari filsafat yakni
Ontlogi yangmembicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti
yang luas. Atas dasar pengertian dari ontology tersebut, maka pandangan
ontology dari pendidikan adalah manusia, makhluk mulia, potensi interaksi,
budaya dan lingkungan.
Epistemology menyelidiki secara kritis hakikat, landasan, batas batas,
dan patokan kesahihan pengetahuan. Epistemology pendidikan
dimaksudkan mencari sumber sumber pengetahuan dan kebenaran dalam
praktek pelaksanakan pendidikan.
Landasan aksiologis dalam praktek pelaksanaan pendidikan didasarkan
pada nilai nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan uud 45 dan
undang undang pendidikan
BAB III
Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, yang berarti bahwa
filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan
menggunakan hasil hasil dari kajian filsafat.
Idealisme berpendirian bahwa kenyataan tersusun atas gagasan gagasan
( ide) atau spirit.
Realism dalam bernagai bentuk menarik garis pemisah yang tajam
anatara yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada umumnya
cenderung kearah dualism atau monisme materialistic
Aliraan aterialisme adalah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang
ajaran kebendaan, dimana benda merupakan sumber segalanya, sedangkan
yang dikatakan aterialistis memntingkan kebendaan menurut materialism.
Pragmatisme berasal dari kata “pragma” yang berarti praktik atau aku
berbuat hal ini mengandung arti bahwa makna dari segaa sesuatu
tergantung dari hubungnnya dengan apa yang dapat dilakukan.
Progresivisme menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia
berkembang terus menerus dalam satu arah yang positif.
Parenialisme aliran ini berbeda dengan progresivisme yang menekankan
perubahan dan suseatu yang baru. Untuk memperbaiki keadaan ini adalah
dengan kembal kepada nilai nilai atau prinsip prinsip umum yang telah
menjadi pandangan hidup yang kuat pada zaman dahulu dan pada abad
pertengahan.
Essensialisme bukan merupakan aliran filsafat tersendiri, yang
mendirikan suatu bangunan filsafat tersendiri , melainkan suatu gerakan
dalam pendidikan yang memprotes pendidikan prosgresivisme.
BAB IV
Pandangan filsafat pancasila tentang manusia, pancasila sebagai
dasardan nlai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan negra
Indonesia, memandang bahwa manusia makhluk tertinggi ciptaan tuhan
yang maha esa yang dianugrahi atau potensi untuk bertumbuh dan
berkembang.
Pandangan filsafat pancasila tentang masyarakat, nilai nilai yang
terkandung dalam pancasila mulai dari sila 1-silake5 akan terwujud dalam
laku dan perilaku setiap warga masyarakat bangsa dan negra Indonesia
sesuai dengan perkembangan dan kemajuanyang telah dicapai.
Pandangan filsfat pancasila tentang pendidikan, dalam undang undang
sistem pendidikan nasional no 20 tahun2003 dijelaskan bahwa pendidikan
adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan, spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara.
Pandangan filsafat pedidikan tentang nilai, pembanguan nasional adalah
upaya abngsa untuk mencapai tujuan nasional sebgaimana yang sudah
dinyatakan dalam pembukaan uud1945.
BAB V
Hakekat ilmu pendidikan paedagogiek berasal dari bahasa yunani yaitu
paedagogia, terdiri dari kata paedos yang artinya anak, dan agoge artinya
ppemimpin, paedagogiek dapat diartikan pergalan dengan anak anak.
Paedagogiek atau ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang
menyelidiki, merenungkan tentang gejala gejala perbuatan mendidik.
Paedagogie artinya adalah pendidikan.
BAB III
Ontlogi yangmembicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti
yang luas. Atas dasar pengertian dari ontology tersebut, maka pandangan
ontology dari pendidikan adalah manusia, makhluk mulia, potensi interaksi,
budaya dan lingkungan.
Epistemology menyelidiki secara kritis hakikat, landasan, batas batas,
dan patokan kesahihan pengetahuan. Epistemology pendidikan
dimaksudkan mencari sumber sumber pengetahuan dan kebenaran dalam
praktek pelaksanakan pendidikan.
Landasan aksiologis dalam praktek pelaksanaan pendidikan didasarkan
pada nilai nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan uud 45 dan
undang undang pendidikan
BAB IV
Idealisme berpendirian bahwa kenyataan tersusun atas gagasan
gagasan ( ide) atau spirit.
Realism dalam bernagai bentuk menarik garis pemisah yang tajam
anatara yang mengetahui dan yang diketahui, dan pada umumnya
cenderung kearah dualism atau monisme materialistic
Aliraan aterialisme adalah suatu aliran filsafat yang berisikan tentang
ajaran kebendaan, dimana benda merupakan sumber segalanya, sedangkan
yang dikatakan aterialistis memntingkan kebendaan menurut materialism.
Pragmatisme berasal dari kata “pragma” yang berarti praktik atau aku
berbuat hal ini mengandung arti bahwa makna dari segaa sesuatu
tergantung dari hubungnnya dengan apa yang dapat dilakukan.
Progresivisme menurut penganut aliran ini bahwa kehidupan manusia
berkembang terus menerus dalam satu arah yang positif.
Parenialisme aliran ini berbeda dengan progresivisme yang menekankan
perubahan dan suseatu yang baru. Untuk memperbaiki keadaan ini adalah
dengan kembal kepada nilai nilai atau prinsip prinsip umum yang telah
menjadi pandangan hidup yang kuat pada zaman dahulu dan pada abad
pertengahan.
Essensialisme bukan merupakan aliran filsafat tersendiri, yang
mendirikan suatu bangunan filsafat tersendiri , melainkan suatu gerakan
dalam pendidikan yang memprotes pendidikan prosgresivisme.
BAB V
Perbandingan pendidikan barat versus Indonesia dari perspektif filsafat
pendidikan paham atau aliran filsafat pendidikan yang ada pada umumnya
berlaku didunia barat terutama amerika serikat dan eropa. Paham paam
tersebut ialah paham idealisme, realism, parenialisme, essensialisme,
eksistensialisme, pragmatism, dan rekontruksionisme. Dan diindonesia dua
aliran pokok pendidikan di Indonesia itu dimaksudkkan adalah perguruan
kebangsaan taman siswa dan ruang pendidikan ins kayu taman.
BAB VI
Filsafat pancasila sebagai referensi filsafat pendidikan pancasial adalah
falsafah bangsa yang digali dari bumi Indonesia. Ia lahir melalui proses yang
panjang dan sebagai cita cita bersama seluruh bangsa Indonesia. Pancasila
juga merupakan hasil perenungan jiwa yang dalam dari para pendahlu kita
terutama para pendiri bangsa Indonesia. Demikian juga pancasila sebagai
suatu filsafat memilliki dasar ontologism, dasar epistemologis, dan dasar
aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat bangsa
lain.
BAB VII
Permasalahan pendidikan dari perspektif filsafat pendidikan, masalah
adalah ketidak sesuaian antara harapan dengan kenyataan. Masalah
pendidikan adalah harapan harapn yang telah ditetapkan tidak dapat
terwujud sebagaimana mestinya, tentunya banyak factor yang empengaruhi
ketidakketercapaian harapan dimaksud. Bisa disebabkan oleh karena
manajemen yang kurang baik, dapat juga di implementasi yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan kondisi lapangan, atau juga masalah yang
terjadi pada personil yang kurang berkompoten, baik ditingkat pusat
maupun tingkat satuan pendidikan, dan masih banyak hal lain yang dapat
mempengaruhinya seperti pembiayaan pendidikan, sumber dan
pengalokasian keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku I
Purba,E.2017.filsafatpendidikan.unimedpres.medan
Buku II
Yusnadi.2019.filsafatpendidikan.halamanmoeka.jakarta
Lampiran-Lampiran
1. Cover
2. Halamanjudul
3. Halamanpenerbit
4. KataPengantar
5. Daftarisi
6. BiografiPenulis