Disusun Oleh:
Kelompok 2:
1.Gia Cinta Sari Manik (7223341008)
2.Elisabeth Fitryany Manik (7223341009)
3.Pitri Aulia Usman Lubis (7221141009)
4.Suhendra (7222441006)
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya,
kami dapat menyelesaikan tugas Critical Jurnal Review (CJR) ini. Laporan ini disusun
dalam rangka memenuhi tagihan tugas KKNI yaitu Critical Jurnal Review pada mata
kuliah filsafat pendidikan. Kami berusaha semaksimal mungkin dalam membuat Critical
Jurnal Review ini, sekiranya dapat diterima dengan baik oleh dosen pengampu ataupun
para pembaca.
Dengan penyajian yang sistematis, kami sebagai penulis berharap agar pembaca dapat
mengambil hal yang baik di dalamnya. Atas kekurangan dalam laporan ini, kami mohon
maaf sebesar-besarnya. Oleh karena itu, semua kritikan dan saran yang membangun sangat
kami harapkan untuk menjadi lebih baik dalam membuat laporan ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga Critical Jurnal Reviw ini dapat
menambah wawasan para pembaca.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. PENDAHULUAN ................................................................................4
B. DESKRIPSI ISI.......................................................................................4
BAB IV PENUTUP.......................................................................................11
A. KESIMPULAN...................................................................................11
B.SARAN................................................................................................11
Dalam kurikulum KKNI yang berlaku sekarang ini, terdapat 6 tugas yang harus
dipenuhi mahasiswa. Salah satunya tugas CJR (Critical Jurnal Review). Critical Jurnal
Review (CJR) adalah sarana untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam hal me-review
sebuah jurnal, tidak hanya isi jurnal yang dikritik tetapi juga bagian cover hingga tata tulis
dan penggunaan bahasa. Pembuatan Critical Jurnal Review ini bertujuan untuk melatih dan
mengasah kemampuan menganalisis buku yang satu dengan buku lainnya dengan cara
membaca buku tersebut, meringkasnya, dan mencari kelemahan dan kelebihan jurnal serta
membandingkan isi jurnal satu dengan jurnal lainnya yang sejenis tetapi berbeda penerbit
atau pengarangnya. Dengan begitu, kita dapat mendapatkan suatu informasi ataupun dapat
menggabungkan informasi dari jurnal pembanding. Dengan melakukan CJR, kita dilatih
untuk berpikir kritis.
C. Manfaat CJR
Agar mahasiswa dapat memilih dan memberi saran tentang isi jurnal yang dibaca serta
CJR juga melatih mahasiswa agar berpikir secara kritis dalam memilih referensi bacaan
bukan asal-asal baca saja tetapi mahaswa juga harus melihat apakah isi jurnal yang di baca
sudah benar keakuratannya atau belum. Serta CJR juga melatih mahasiswa dalam menulis
dan mengarang kata kata yang bias di salurkan.
D. Identitas Jurnal
Jurnal Utama
1. Judul Artikel : Pendidikan Karakter Menurut Kemendikbud
2. Nama Journal : Jurnal Pendidikan
3. Tahun Terbit : 2019
4. Pengarang Artikel : 1. Achmad Dahlan Muchtar, 2. Aisyah Suryani
5. Penerbit : STKIP Muhammadiyah Enrekang
6. Kota Terbit : Indonesia
7. Nomor ISSN : 2580-0469
8. Alamat Situs : https://doi.org/10.33487/edumaspul.v3i2.142
9. Volume : 3 NO.2
Jurnal Pembanding 1
Jurnal Pembanding 2
Pada dasarnya istilah ‘pendidikan karakter’ ini berasal dari dua buah kata yang
terpisah, yaitu “pendidikan” dan “karakter”. Pendidikan itu adalah suatu proses yang
dilakukan secara sengaja dalam rangka menumbuhkan potensi- potensi peserta didik,
sebagai bekal hidupnya. Proses tersebut bisa berupa transfer ilmu pengetahuan,
menumbuh-kembangkan keterampilan, dan pemberian teladan, sikap, agar peserta
didik nantinya siap untuk hidup di tengah- tengah masyarakat, berbangsa, bernegara
dan beragama. Sedangkan karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan
mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Kebajikan
tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak,
dapat dipercaya, hormat kepada orang lain. Jadi, pendidikan karakter adalah suatu
sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa dengan
komponen aspek pengetahuan (cognitive), sikap perasaan (affection felling), dan
tindakan, baik terhadap Tuhan Yang Mahaesa (YME) baik untuk diri sendiri,
masyarakan dan bangsanya.
Setiap orang diduga akan memiliki karakter hasil belajar yang berbeda yang berbeda,
disebakan
Oleh karena mereka mengalami proses belajar di lingkungan yang berbeda. Sehingga,
dapat dikaitkan
Bahwa dominasi lingkungan memiliki pengaruh kuat pada pendidikan karakter.
B. DESKRIPSI ISI
Jurnal Utama
Pada dasarnya istilah ‘pendidikan karakter’ ini berasal dari dua buah kata yang
terpisah, yaitu “pendidikan” dan “karakter”. Pendidikan itu adalah suatu proses
yang dilakukan secara sengaja dalam rangka menumbuhkan potensi- potensi
peserta didik, sebagai bekal hidupnya. Proses tersebut bisa berupa transfer ilmu
pengetahuan, menumbuh- kembangkan keterampilan, dan pemberian teladan,
sikap, agar peserta didik nantinya siap untuk hidup di tengah- tengah masyarakat,
berbangsa, bernegara dan beragama. Sedangkan karakter adalah watak, tabiat,
akhlak, atau juga kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai kebajikan yang diyakini dan mendasari cara pandang, berpikir, sikap,
dan cara bertindak orang tersebut. Kebajikan tersebut terdiri atas sejumlah nilai,
moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat kepada
orang lain. Jadi, pendidikan karakter adalah suatu sistem pendidikan dengan
penanaman nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa dengan komponen aspek
pengetahuan (cognitive), sikap perasaan (affection felling), dan tindakan, baik
terhadap Tuhan Yang Mahaesa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakan dan
bangsanya. Pemerintah Indonesia telah merumusan kebijakan dalam rangka
pembangunan karakter bangsa. Dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter
Bangsa Tahun 2010-2025 ditegaskan bahwa karakter merupakan hasil keterpaduan
empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa. Olah
hati terkait dengan perasaan sikap dan keyakinan/keimanan, olah pikir berkenaan
dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis,
kreatif, dan inovatif, olah raga terkait dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan,
manipulasi, dan penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas, serta olah rasa dan
karsa berhubungan dengan kemauan dan kreativitas yang tecermin dalam
kepedulian, pencitraan, dan penciptaan kebaruan. Dari empat bagian tersebut
kemudian di dalam sekolah diturunkan menjadi 24 nilai dasar pendidikan karakter.
Strategi implementasi pendidikan karakter mencakup: (1) sosialisasi,
(2)
Pada dasarnya pendidikan karakter sudah sedikit dterapkan pada Sebelum Indonesia
merdeka, soekarno menyatakan bahwa tidak ada kemerdekaan jika dalam mentalitas
bangsa tidak ada semangat dan kemauan merdeka, membangun karakter bangsa untuk
meraih Indonesia Merdeka. Pemikiran Soekarno berlanjut dengan mendasari Negara
Kesatuan Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika ini dengan faksafah Pancasila. Jika
dilihat esensi dari berbagai definisi karakter terdapat kesamaan bahwa karakter itu
mengenai sesuatu yang adala dalam diri seseorang, yang menyebabkan orang tersebut
disifati. Karakter adalah sesuatu yang sangat penting dan vital bagi tercapainya tujuan
hidup. Karakter merupakan dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam
hidup. Sebagai bangsa Indonesia dorongan atau pilihan itu arus dilandasi oleh pancasila.
Dalam penerapan pendidikan karakter khusunya di Indonesia perlu adanya pemahaman
tentang filosofi pendidikan karakter itu sendiri. Karena pada dasaranya Negara Kesatuan
Republik Indonesia mempunyai falsafah khusu yakni Pancasila, ketika berbicara masalah
Implementasi sekurang-kurangnya harus mengacu pada Pancasilan tersebut.
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai dalam diri siswa dan
pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu. Tujuan
jangka panjangnya tidak lain adalah mendasarkan diri pada tanggapan aktif kontekstual
individu atas impuls natural sosial yang diterimanya, yang pada gilirannya semakin
mempertajam visi hidup yang akan diraih lewat proses pembentukan diri secara terus-
menerus (on going formation). Penerapan pendidikan di sekolah setidaknya dapat
ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu. Pertama, mengintegrasikan
konten pendidikan karakter yang telah dirumuskan kedalam seluruh mata pelajaran.
Kedua, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan sehari-hari di sekolah.
Ketiga, mengintegrasikan pendidikan karakter kedalam kegiatan yang diprogamkan atau
direncanakan. Keempat, membangun komunikasi kerjasama antar sekolah dengan orang
tua peserta didik.
.Jurnal Pembanding 2
Pendidikan merupakan suatu proses sadar yang dilakukan kepada peserta didik guna
menumbuhkan dan mengembangkan jasmani maupun rohani secara optimal untuk
mencapai tingkat kedewasaan. Diskursus tentang pendidikan senantiasa dikaitkan
dengan upaya pembentukan karakter. Pada sisi lain, karakter akan terbentuk oleh
berbagai faktor yang ada, dan di antaranya adalah prinsip, desain, strategi, dan model
belajar yang dipengaruhi lingkungannya.
Belajar pada hakekatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan.
Lingkungan menyediakan ransangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya
individu memberikan respons terhadap lingkungan dalam proses interaksi itu dapat
terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku. Dapat juga terjadi
individu menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan, baik positif atau bersifat
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi lingkungan merupakan faktor yang penting
dalam proses belajar mengajar.
Setiap orang diduga akan memiliki karakter hasil belajar yang berbeda yang berbeda,
disebabkan oleh karena mereka mengalami proses belajar di lingkungan yang berbeda.
Sehingga, dapat dikaitkan bahwa dominasi lingkungan memiliki pengaruh kuat pada
pendidikan karakter.
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
Pada jurnal utama istilah ‘pendidikan karakter’ ini berasal dari dua buah kata
yang terpisah, yaitu “pendidikan” dan “karakter”. Pendidikan itu adalah suatu proses yang
dilakukan secara sengaja dalam rangka menumbuhkan potensi- potensi peserta didik,
sebagai bekal hidupnya. Proses tersebut bisa berupa transfer ilmu pengetahuan,
menumbuh-kembangkanketerampilan, dan pemberian teladan, sikap, agar peserta didik
nantinya siap untuk hidup di tengah- tengah masyarakat, berbangsa, bernegara dan
beragama. Sedangkan karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau juga kepribadian
seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan
mendasari cara pandang, berpikir, sikap, dan cara bertindak orang tersebut. Kebajikan
tersebut terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma seperti jujur, berani bertindak, dapat
dipercaya, hormat kepada orang lain. Jadi, pendidikan karakter adalah suatu sistem
pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai dengan budaya bangsa dengan komponen
aspek pengetahuan (cognitive), sikap perasaan (affection felling), dan tindakan, baik
terhadap Tuhan Yang Mahaesa (YME) baik untuk diri sendiri, masyarakat dan bangsanya.
Sedangkan dalam jurnal pembanding pertama Pendidikan adalah salah satu upaya
yang dilakukan secara sistematis (Kamaruddin, 2012; Juhji & Suardi, 2018) dan penuh
kesadaran senada dengan yang tercantum di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Pendidikan karakter merupakan sebuah istilah yang
semakin hari semakin mendaptkan pengakuan dari masyarakat Indonesia saat ini.
Terlebih, dengan dirasakannya berbagai ketimpangan berbagai hasil pendidikan dilihat
dari perilaku lulusan pendidikan formal saat ini, semisal korupsi, perkembangan seks
bebas padamkalangan remaja, narkoba, tawuran, pembunuhan, perampokan oleh pelajar.
Semuanya terasa lebih kuat ketika negara ini dilanda krisis dan tidak kunjung beranjak
dari krisis yang dialami.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah bawaan, hati, jiwa,
kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.
Sedangkan dalam jurnal pembanding 2 Pendidikan merupakan suatu proses sadar yang
dilakukan kepada peserta didik guna menumbuhkan dan mengembangkan jasmani
maupun rohani secara optimal untuk mencapai tingkat kedewasaan. Dan Karakter
dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu, baik dalam
lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi, Pendidikan karakter merupakan
upaya pembentukkan karakter yang dipengaruhi oleh lingkungan. Hal ini selaras dengan
pernyataan Samani & Hariyanto (2013: 43) yang mengungkapkan bahwa karakter
sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh
hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang lain, serta
diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Kekurangan dalam jurnal ini pada jurnal utama penulis sedikit memaparkan materi
dan tidak terlalu banyak menggunakan pendapat para ahli.
Sedangkan dalam jurnal pembanding juga sedikit memaparkan Dan tidak begitu
banyak nya memaparkan contoh dan implementasi cara pengkerjaannya.
2. Dalam kedua jurnal ini mendapatkan kelemahan pada tulisan jurnal yang begitu rapat
dalam spasinya.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat Pendidikan adalah suatu sistem pendidikan dengan penanaman nilai-nilai sesuai
dengan budaya bangsa dengan komponen aspek pengetahuan (cognitive), sikap perasaan
(affection felling), dan tindakan, baik terhadap Tuhan Yang Mahaesa (YME) baik untuk
diri sendiri, masyarakan dan bangsanya. Pemerintah Indonesia telah merumusan kebijakan
dalam rangka pembangunan karakter bangsa. Dalam Kebijakan Nasional Pembangunan
Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 ditegaskan bahwa karakter merupakan hasil
keterpaduan empat bagian, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa.
Olah hati terkait dengan perasaan sikap dan keyakinan/keimanan, olah pikir berkenaan
dengan proses nalar guna mencari dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif,
dan inovatif, olah raga terkait dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan, manipulasi, dan
penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas, serta olah rasa dan karsa berhubungan dengan
kemauan dan kreativitas yang tecermin dalam kepedulian, pencitraan, dan penciptaan
kebaruan. Dari empat bagian tersebut kemudian di dalam sekolah diturunkan menjadi 24
nilai dasar pendidikan karakter.
B. SARAN
Semoga para mahasiswa/ mahasiswi menjadi lebih giat dalam membaca jurnal-jurnal
serta mencari informasi-informasi tentang pendidikan karakter serta dengan membaca
jurnal ini juga di harapkan kepada para mahasiswa/mahasiswi dapat menggali informasi
yang terdapat di dalam jurnal yang telah di baca ini dan menambah wawasan tentang
pendidikan karakter.