Anda di halaman 1dari 22

REKAYASA IDE

PENGANTAR EKONOMI MIKRO


INOVASI UNTUK PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI UMKM
Dosen Pengampu: Munzir Phonna, S. pd, M. Si

DiSusun Oleh : Kelompok 5

 Pitri Aulia Usman (7221141009)


 Fitri Novi Yanti Munthe (7221141003)
 Nur Adawiyah Harahap (7223141025)
 Sumila Sari (7223341001)
 Karina Zahra (7223141006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat dan rahmat yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
REKAYASA IDE ini. REKAYASA IDE ini kami susun sebagai memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam
penulisan dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agara dapat
menyempurnakan tugas REKAYASA IDE ini.

Akhir kata penulis ucapakan terima kasih dan semoga REKAYASA IDE ini dapat
bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.

Medan, November 2022

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I RINGKASAN.........................................................................................................1

BAB II PENDAHULUAN.................................................................................................2

A. Latar Belakang...............................................................................................................2
B. Tujuan............................................................................................................................3
C. Manfaat..........................................................................................................................3
BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................4
A. Kondisi Kekinian...........................................................................................................4
B. Solusi.............................................................................................................................4
C. Langkah-Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Pengimpletasian Suatu Gagasan....4
BAB IV PENUTUP............................................................................................................5
A. Kesimpulan..................................................................................................................5
B. Saran ............................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................6
BAB I
RINGKASAN

Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu, membuat usaha kecil


menengah menjadi wahana yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif,
karena proses produksi dalam industri-industri berskala kecil dan menengah pada umumnya
bersifat padat karya. Keberadaan UKM harus didukung dan didorong kemampuannya agar
tetap eksis, sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas
lapangan pekerjaan. UKM mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan
ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju.
Tujuan penulisan ini dilakukan salah satunya untuk mencari bukti apakah
pelakuUMKM membuat laporan keuangan untuk usaha yang dijalankan.
Metode penulisan ini menggunakan metode observasi atau teknik
pengamatan langsung, dan teknik wawancara. Saya juga mencari bahan dan sumber-sumber
dari media masa elektronik yang berjangkauan Internasional yaitu, internet
Dari penelitian yang dilakukan, ternyata diketahui banyak pelaku UMKM yang
tidakmembuat laporan keuangan. Adapun yang membuat hanya sebatas yang ia tahu saja.
Tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Padahal laporan keuangan adalah suatu
hal yang penting bagi pengusaha. Seorang pengusaha pasti membutuhkan dana tambahan.
Sedangkan dana tambahan hanya bisa di dapat dari kreditur. Agar bisa mendapatkan dana
tambahan,banyak syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah mencantumkan laporan
keuangan perusahaan. Apabila perusahaan tidak mencantumkan laporan keuangan, maka
akan sulit bagi pelaku UMKM mendapat dana tambahan. Setelah diselidiki ternyata
pelaku UMKM kesulitan dalam membuat laporan keuangan. Setelah ditanya apa
kesulitannya, mereka menjawab tidak tau sama sekali membuat laporan keuangan.
Ditambah istilah akuntansi sulit dimengerti bagi mereka pelaku UMKM yang tidak pernah
menimba ilmu disekolah.
Dari kasus ini, tercetuslah ide untuk mengajarkan ke salah satu pelaku UMKM cara
membuat laporan keuangan. Dengan mengajarkan secara langsung teknik penulisan laporan
keuangan. Mengenalkan istilah akuntansi terlebih dahulu agar pelaku UMKM bisa
membedakan yang mana laba atau rugi. Dengan diajarkan secara langsung, saya berharap
pelaku UMKM terus menjalankan pembuatan laporan keuangan selama usaha berlangsung.
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu, membuat usaha kecil
menengah menjadi wahana yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang
produktif, karena proses produksi dalam industri-industri berskala kecil dan menengah
pada umumnya bersifat padat karya. Keberadaan UKM harus didukung dan didorong
kemampuannya agar tetap eksis, sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan
memperluas lapangan pekerjaan. UKM mempunyai peran penting dan strategis bagi
pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju.
Data dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2014,
terdapat sekitar 57,8 juta pelaku UMKM di Indonesia. Di tahun 2017 serta beberapa tahun ke
depan diperkirakan jumlah pelaku UMKM akan terus bertambah. Selama ini UMKM telah
memberikan kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 57-60% dan tingkat
penyerapan tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional (Profil Bisnis
UMKM oleh LPPI dan BI tahun 2015).
Tidak jauh berbeda dengan catatan Kadin (Kamar Dagang Indonesia), kontribusi
sektor UMKM terhadap produk domestik bruto meningkat 57,84% menjadi 60,34% dalam
lima tahun terakhir. Serapan tenaga kerja di sektor ini juga meningkat dari 96,99% menjadi
97,22% pada periode yang sama.
Sampai saat ini, UMKM masih memegang peranan penting dalam perbaikan
perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan
lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional. UKM adalah salah satu
kunci agar bangsa ini keluar dari krisis.

UMKM tersebar di seluruh


Indonesia. Contohnya di
Medan. Di Medan masih
banyak dijumpai pedagang
kecil yang membuka usaha
dan mempekerjakan orang lain
untuk membantu. UKM ini
pun memerlukan bantuan dana
untuk kelanjutan usahanya.
Banyak UKM yang ketika
mengajukan pinjaman, ditolak
untuk dipinjami dana. Hal
ini disebabkan UKM yang
mengajukan pinjaman dana
tidak memenuhi syarat
peminjaman. Salah satu syarat
peminjamannya adalah
melampirkan laporan
keuangan
tahunan dari UKM tersebut.
Banyak pelaku UKM ini yang
tidak membuat laporan
keuangan. Kendala lain yang
perlu diperhatikan adalah
kurangnya pengetahuan para
pelaku UKM akan sistem
akuntansi (Hussein, 2012).
Banyak pelaku UKM yang
kurang paham manfaat
memiliki pembukuan sehingga
mengalokasikan sebagian
besar
sumber daya yang terbatas
hanya untuk kegiatan
operasional.
UMKM tersebar di seluruh
Indonesia. Contohnya di
Medan. Di Medan masih
banyak dijumpai pedagang
kecil yang membuka usaha
dan mempekerjakan orang lain
untuk membantu. UKM ini
pun memerlukan bantuan dana
untuk kelanjutan usahanya.
Banyak UKM yang ketika
mengajukan pinjaman, ditolak
untuk dipinjami dana. Hal
ini disebabkan UKM yang
mengajukan pinjaman dana
tidak memenuhi syarat
peminjaman. Salah satu syarat
peminjamannya adalah
melampirkan laporan
keuangan
tahunan dari UKM tersebut.
Banyak pelaku UKM ini yang
tidak membuat laporan
keuangan. Kendala lain yang
perlu diperhatikan adalah
kurangnya pengetahuan para
pelaku UKM akan sistem
akuntansi (Hussein, 2012).
Banyak pelaku UKM yang
kurang paham manfaat
memiliki pembukuan sehingga
mengalokasikan sebagian
besar
sumber daya yang terbatas
hanya untuk kegiatan
operasional.
UMKM tersebar di seluruh
Indonesia. Contohnya di
Medan. Di Medan masih
banyak dijumpai pedagang
kecil yang membuka usaha
dan mempekerjakan orang lain
untuk membantu. UKM ini
pun memerlukan bantuan dana
untuk kelanjutan usahanya.
Banyak UKM yang ketika
mengajukan pinjaman, ditolak
untuk dipinjami dana. Hal
ini disebabkan UKM yang
mengajukan pinjaman dana
tidak memenuhi syarat
peminjaman. Salah satu syarat
peminjamannya adalah
melampirkan laporan
keuangan
tahunan dari UKM tersebut.
Banyak pelaku UKM ini yang
tidak membuat laporan
keuangan. Kendala lain yang
perlu diperhatikan adalah
kurangnya pengetahuan para
pelaku UKM akan sistem
akuntansi (Hussein, 2012).
Banyak pelaku UKM yang
kurang paham manfaat
memiliki pembukuan sehingga
mengalokasikan sebagian
besar
sumber daya yang terbatas
hanya untuk kegiatan
operasional.
UMKM tersebar di seluruh
Indonesia. Contohnya di
Medan. Di Medan masih
banyak dijumpai pedagang
kecil yang membuka usaha
dan mempekerjakan orang lain
untuk membantu. UKM ini
pun memerlukan bantuan dana
untuk kelanjutan usahanya.
Banyak UKM yang ketika
mengajukan pinjaman, ditolak
untuk dipinjami dana. Hal
ini disebabkan UKM yang
mengajukan pinjaman dana
tidak memenuhi syarat
peminjaman. Salah satu syarat
peminjamannya adalah
melampirkan laporan
keuangan
tahunan dari UKM tersebut.
Banyak pelaku UKM ini yang
tidak membuat laporan
keuangan. Kendala lain yang
perlu diperhatikan adalah
kurangnya pengetahuan para
pelaku UKM akan sistem
akuntansi (Hussein, 2012).
Banyak pelaku UKM yang
kurang paham manfaat
memiliki pembukuan sehingga
mengalokasikan sebagian
besar
sumber daya yang terbatas
hanya untuk kegiatan
operasional.
UMKM tersebar di seluruh
Indonesia. Contohnya di
Medan. Di Medan masih
banyak dijumpai pedagang
kecil yang membuka usaha
dan mempekerjakan orang lain
untuk membantu. UKM ini
pun memerlukan bantuan dana
untuk kelanjutan usahanya.
Banyak UKM yang ketika
mengajukan pinjaman, ditolak
untuk dipinjami dana. Hal
ini disebabkan UKM yang
mengajukan pinjaman dana
tidak memenuhi syarat
peminjaman. Salah satu syarat
peminjamannya adalah
melampirkan laporan
keuangan
tahunan dari UKM tersebut.
Banyak pelaku UKM ini yang
tidak membuat laporan
keuangan. Kendala lain yang
perlu diperhatikan adalah
kurangnya pengetahuan para
pelaku UKM akan sistem
akuntansi (Hussein, 2012).
Banyak pelaku UKM yang
kurang paham manfaat
memiliki pembukuan sehingga
mengalokasikan sebagian
besar
sumber daya yang terbatas
hanya untuk kegiatan
operasional.
UMKM tersebar di seluruh Indonesia. Contohnya di Medan. Di Medan masih
banyak dijumpai pedagang kecil yang membuka usaha dan mempekerjakan orang lainuntuk
membantu. UKM ini pun memerlukan bantuan dana untuk kelanjutan usahanya.Banyak
UKM yang ketika mengajukan pinjaman, ditolak untuk dipinjami dana. Halini disebabkan
UKM yang mengajukan pinjaman dana tidak memenuhi syarat peminjaman. Salah
satu syarat peminjamannya adalah melampirkan laporan keuangan tahunan dari UKM
tersebut. Banyak pelaku UKM ini yang tidak membuat laporankeuangan. Kendala lain yang
perlu diperhatikan adalah kurangnya pengetahuan para pelaku UKM akan sistem
akuntansi (Hussein, 2012).
Padahal dengan adanya laporan keuangan akan memungkinkan pemilik
memperoleh data dan informasi yang tersusun secara sistematis. Dengan adanya
laporan keuangan, pemilik dapat memperhitungkan keuntungan yang
diperoleh,mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui
bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Sehingga setiap keputusan
yang diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada
kondisi konkret keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada
asumsi semata.
Karena itulah akhirnya pemerintah Medanpun membuat pelatihan akuntansi
keuangan dan perpajakan bagi pelaku UKM Kota Medan di Hotel Syariah GrandJamee,
Senin 18 September 2017 lalu. Dari pelatihan itu diharapkan masyarakat yang membuka
UKM membuat laporan keuangan agar pelaku UKM tahu berapa banyak keuntungan yang ia
dapatkan.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai solusi terbaik dalam mengatasi
kesulitan menyusun laporan keuangan bagi usaha mikro kecil menengah. Dengan
penyusunan laporan keuangan yang baik, dapat membantu menstabilkan pengeluaran oleh
pemilik UKM.

B. TUJUAN
1. Untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.
2. Untuk meningkatkan kemampuan penulisa dalam menciptakan sebuah ide untuk
meningkatkan efisiensi UMKM.
3. Menambah pengetahuan penulis mengenai permintaan dan cara meningkatkan
efisiensi UMKM.

C. MANFAAT
1. Untuk mengetahui manfaat membuat laporan keuangan bagi UMKM.
2. Untuk membantu memberikan solusi agar UMKM mau membuat laporan
keuangan.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Kondisi Kekinian
Pada saat ini banyak ditemui UMKM yang hasil produksinya kurang efisien, hal ini
disebabkan karena kurangnya pengetahuan pemilik cara menjalankan usaha mereka secara
efisien, kurangnya kepedulian mereka terhadap usaha yang mereka jalankan. Saat ini banyak
usaha yang memiliki ciri khas tersendiri, jika seorang pemilik tidak memiliki sebuah ide dan
tidak mengerti cara menjalankan usahanya secara efisien maka usaha tersebut akan tertinggal
jauh bahkan usaha tersebut bisa berhenti di tengah jalan.

B. Solusi
Solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah menganalisis apa saja yang
menjadi kebutuhan utama para kosumen, pendapatan konsumen, dari setiap kalangan, melihat
usaha pesaing disekitar usaha. Dengan melakukan beberapa hal tersebut pemilik bisa
membuat suatu ide atau gagasan yang didapat setelah melakukan analisis tersebut. Pemilik
juga bisa langsung mengadakan penelitian secara langsung kepada konsumen untuk
mengetahui selera mereka.

D. Langkah-Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Pengimpletasian Suatu Gagasan


Seseorang yang memiliki usaha juga harus bisa membuat laporan keuangan dengan
baik, karena dari laporan keuangan pemilik bisa mengambil sebuah keputusan, karena
didalam laporan telah tertera secara jelas apa saja biaya yang mereka keluarkan, berapa
pendapatan kotor mereka, berapa pendapatan pendapatan bersih mereka, berapa modal awal
mereka, dan mereka juga bisa mengetahui apakah usaha mereka mendapatkan laba atau rugi.
Pemilik juga harus bisa merencanakan sesuatu untuk mengatasi masalah di masa depan,
sehingga disaat ada masalah, masalah tersebut bisa diselesaikan. Setelah itu pemilik bisa
membuat sebuah promosi untuk menarik perhatian pelanggan dengan cara memberikan
potongan harga misalnya, dengan cara itu maka permintaan akan suatu barang akan
meningkat dan pemilik akan mendapatkan keuntungan.

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari 10 UMKM yang kami ketahiu, kami akan memilih salah satu UMKM untuk
mencontohkan atau mengajari secara langsung bagaimana pembuatan laporan
keuangan dengan baik dan benar. Sesuai dengan gagasan kami yang ingin mengajari UMKM
secara langsung pembuatan laporan keuangan. Kami akan memaparkan manfaat apabila
UMKM membuat laporan keuangan. Bahwa ia akan tahu dan melihat secara langsung
pendapatan atau rugi dari usaha yang ia bangun. Melihat bagaimana biaya yang ia keluarkan
untuk melengkapi usahanya. Agar pelaku UMKM juga bisa membatasi pengeluaran yang
bisa banyak menghabiskan uang dari perusahaan.
Apabila UMKM tetap menjalankan pembuatan laporan keuangan, maka itu
akan berdampak baik bagi usaha dan pemilik. Karena dari laporan keuangan inilah pemilik
dapat memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan
modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan
kewajiban yang dimiliki. Sehingga setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam
mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi konkret keuangan yang dilaporkan
secara lengkap bukan hanya didasarkan pada asumsi semata.
Strategi untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah, (UMKM) di
Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit. Saat ini skim
kredit yang sangat familiar di masyarakat adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang khusus
diperuntukkan bagi UMKM dengan kategori usaha layak, tanpa agunan. Selain itu penguatan
Lembaga pemdamping UMKM dapat dilakukan dengan kemudahan akses serta peningkatan
capacity building dalam bentuk pelatihan dan kegiatan penenlitian yang menunjang
pemberian kredit kepada UMKM.

B. SARAN
Seseorang yang memiliki usaha harus mampu membuat laporan keuangan dengan
baik agar mengetahui secara detail mengenai pengeluaran dan pemasukan mereka, dan juga
keuntungan yang mereka dapat, seorang pemilik UMKM juga harus mampu mengatasi setiap
masalah yang datang agar usaha bisa berjalan terus.

DAFTAR PUSTAKA

Sukirno Sadono. Mikro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta : PT RajaGrafindo


Persada, 2013 Edisi Ketiga
https://books.google.co.id/books

https://books.google.co.id/
books?
id=oBesco6H3iUC&pg=PA44
&lpg=PA44&dq=solusi+outso
urcing+bagi+ukm&sourc
e=bl&ots=dk48ZRE0os&sig=
v12C-zqSeleyX4zzm0Nr6w1-
0Cw&hl=id&sa=X&redir_esc
=y
https://books.google.co.id/
books?
id=oBesco6H3iUC&pg=PA44
&lpg=PA44&dq=solusi+outso
urcing+bagi+ukm&sourc
e=bl&ots=dk48ZRE0os&sig=
v12C-zqSeleyX4zzm0Nr6w1-
0Cw&hl=id&sa=X&redir_esc
=y
https://www.wartaekonomi.co.id/read154464/dinas-kominfo-medan-berikan-
https://www.wartaekonomi.co.id/read154464/dinas-kominfo-medan-berikan-
http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/

Anda mungkin juga menyukai