Anda di halaman 1dari 19

PROJEK

ANALISIS MANAJEMEN KEUANGAN PADA USAHA KECIL MENENGAH


WEDANG COFFEE DI KOTA SIDIKALANG KABUPATEN DAIRI

Makalah dikerjakan untuk memenuhi mata kuliah

“MANAJEMEN KEUANGAN“

Dosen Pengampu : Drs. La Ane.,M.Si

Oleh : Kelompok 1

Crisyen Daniel F. Purba (7192520005)

Indri Oktavia Harahap (7193220015)

Maharani Sinurat (7193220027)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nya lah tugas Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih


kepada Bapak Drs. La Ane.,M.Si yang telah memberikan pengarahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas Projek ini.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan seputar


penerapan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan semoga melalui makalah ini
menambah pengalaman bagi para pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah ini agar lebih sempurna.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman yang penulis miliki


tentunya masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tatanan
bahasa dalam makalah ini. Oleh karena penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Desember 2020

Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A.Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B.Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

C.Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 3

BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................................ 6

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................................ 8

BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 14

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 14

B. Saran .................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Meskipun UKM itu usahanya masih belum menjanjikan penghasilan yang
layak, namun usaha ini menjadi tulang punggung perekonomian bangsa ini dan
bahkan usaha ini juga pernah mengharumkan nama baik bangsa pada era krisis
ekonomi. Dewasa peranan sektor usaha kecil ini peranan usaha kecil dan menengah
tampak semakin signifikan. Hal ini dikarenakan UKM mampu bertahan dibandingkan
dengan usaha besar lainnya yang cenderung mengalami keterpurukan. Pada tahun
2018, Data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Badan Pusat Statistik, dan
United Nation Population Fund, memprediksi total eksekutor usaha kecil serta
menengah (UKM) di Indonesia sebanyak 58,97 juta unit usaha
Kontribusi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) terhadap perekonomian
memang telah terbukti, namun disisi lain pelaku skala ini juga masih banyak
menghadapi masalah, yaitu salah satunya adalah dalam pengelolaan/managemen
keuangan. Untuk menghasilkan kinerja yang baik pelaku UKM harus tahu bagaimana
cara mengelola keuangan usahanya.
Dalam mengelola sebuah usaha perlu manajemen keuangan yang baik agar
menghasilkan kinerja yang baik pula. Jika aspek keuangan semakin baik maka kinerja
UMKM akan semakin naik (Wahyudiati & Isroah, 2018). Demikian halnya dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Suindari dan Ni Made Rai Juniarian dalam
jurnalnya “Managemen Keuangan, Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Strategi
Pemasaran Dalam Mengukur Kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen keuangan, kompetensi sumber daya
manusia dan strategi pemasaran berpengaruh positif pada kinerja UMKM.
Manajemen keuangan merupakan salah satu hal yang sering di abaikan oleh
pelaku UKM. Keterbatasan pengetahuan mereka tentang akuntansi menyebabkan
mereka tidak mampu untuk mengelola keuangan dengan baik dan hal itu akan
mempengaruhi kinerja usaha mereka. Menurut Anggraeni (2015) bahwa

1
profesionalisme dalam manajemen pengelolaan keuangan akan membantu pelaku
usaha terkait dengan pengelolaan usaha di mulai dari anggaran, perencanaan
simpanan dana usaha serta pengetahuan dasar atas keuangan untuk mencapai tujuan
keuangan usaha. khususnya berkaitan dengan penerapan kaidah-kaidah manajemen
keuangan dan akuntansi yang benar. \
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian
“Analisis Manajemen Keuangan UKM Wedang Coffee di Kota Sidikalang Kabupaten
Dairi”.

B. Rumusan Masalah
Banyak permasalahan di UKM yang berkaitan dengan aspek keuangan antara
lain perkembangan perusahaan tidak signifikan, kinerja keuangan buruk, laba
perusahaan sulit meningkat, ketidakmampuan dan ketidakmauan sumber daya untuk
menggunakan akuntansi, dan lain-lain. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan manajemen keuangan pada UKM Wedang Coffee?


2. Apa kendala UKM dalam membuat manajemen keuangan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan manajemen keuangan pada UKM
2. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami UKM ketika melakukan
manajemen keuangan.
3. Untuk memenuhi tugas Projek mata kuliah Manajemen Keuangan.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Krisis moneter yang pernah melanda Indonesia ditahun 1996 lalu


mengakibatkan terpuruknya kondisi ekonomi kita yang masih terasa dampaknya
hingga saat ini. Meskipun secara perlahan bangsa kita terus melakukan pemulihan
ekonomi, namun hal tersebut tidak serta merta mampu mengembalikan kondisi
ekonomi kita seperti sebelum krisis tersebut terjadi. Belum lagi efek pasar global
yang belakangan ini “memaksa” kita untuk membuka pintu terhadap masuknya
semua produk-produk yang berasal dari negara tetangga, hal ini membuat tingkat
persaingan antara produk luar dengan produk lokal semakin ketat.
Sebenarnya Dari sisi internal sendiri, masih banyaknya praktek-praktek
penyelundupan produk- pemerintah sebagai pemegang kebijakan memiliki fungsi
vital dalam mengatasi permasalahan ini, pemberian sanksi yang tegas kepada
pengusaha-pengusaha nakal dan memberi fasilitas bagi para pengusaha lokal
tentunya akan membuat pemulihan kondisi ekonomi Indonesia semakin cepat.
Tentunya dengan catatan semua kebijakan yang diambil tersebut harus dilaksanakan
secara fokus dan berkelanjutan karena dampak dari penerapan sebuah kebijakan baru
akan terlihat beberapa waktu kedepan.
Menjadikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai basis ekonomi bangsa
dapat menjadi alternatif pilihan guna mengangkat perekonomian kita dari
keterpurukan. Disaat banyak pengusaha-pengusaha besar yang kolaps akibat krisis
moneter yang terjadi, justru para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang
banyak tersebar di seluruh kepulauan Indonesia masih tetap mampu bertahan dari
terjangan krisis yang melanda pada saat itu. Jumlah sumber daya manusia (SDM)
yang dibarengi dengan jumlah sumber daya alam (SDA) yang melimpah menjadikan
negara kita memiliki potensi yang luar biasa untuk mengembangkan ekonomi
berbasis Industri Kecil Menengah (IKM). Terkadang birokrasi pemerintahan yang
berbelit-belit malah akan menambah daftar faktor-faktor penyebab sulitnya Usaha
Kecil dan Menengah (UKM) berkembang di Indonesia.

3
1. Definisi UKM
Menurut Hubeis (2009), UKM didefinisikan dengan berbagai cara yang
berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan tinjauan khusus terhadap definisi-definisi tersebut agar diperoleh
pengertian yang sesuai tentang UKM, yaitu menganut ukuran kuantitatif yang sesuai
dengan kemajuan ekonomi.

2. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan usaha
untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut.
Pelaksana dari manajemen keuangan adalah manajer keuangan. (Riyanto, 2011).
Menurut Prof. Dr. Bambang Riyanto manajemen keuangan adalah semua
aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha mendapatkan dana yang
dibutuhkan oleh perusahaan dan usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien
mungkin.
Secara konseptual pengelolaan keuangan merujuk kepada konsep manajemen
keuangan, dimana Handoko (2011) menjelaskan bahwa konsep manajemen lebih
diarahkan bagaimana mencapai tujuan organisasi dengan menerapkan cara
memperhatikan masalah rencana usaha, kemudian badan organisasi, SDM, juga
mengenai pengerahan sumber daya dan leadeship dalam pengawasan.
Dalam rangka menggunakan keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
beberapa proses penting, sebagaimana dijelaskan oleh Kusnadi (2005) bahwa
keuangan dengan analisa yang tepat menjadi sebuah pondasi keuangan dalam
perusahaan. Analisa ini dapat memberikan penglihatan mengenai sehat atau tidaknya
keuangan perusahaan dan juga hal ini dapat dilihat dari empat hal utama dalam
konsep pengelolaan keuangan perusahaan, antara lain: pertama perencanaan
keaungan, kedua pencatatan keuangan, ketiga pelaporan keuangan dan keempat
pengendalian keuangan.

4
Menurut Adisaputro (2011) bahwa anggaran dalam sebuah perusahaan menjadi
sebuah dasar dalam pembiayaan perusahaan baik untuk tujuan operasional maupun
tujuan investasi.
Perencanaan itu sendiri adalah bagaimana para pengelola menemukan cara
terbaik dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan juga dijelaskan oleh Kuswadi
(205) bahwa melalui perencanaan bidang keuangan ini maka dapat dilakukan dengan
cara melakukan penganggaran keuangan dan dilanjutkan dengan mengalokasikan
anggaran sesuai dengan rencana yang dibuat.
Kedua berkenaan dengan usaha melakukan pencatatan keuangan dijelaskan
oleh Adisaputro (2011) bahwa melalui usaha mencatat berbagai bentuk transaksi
yang dilakukan perusahaan maka akan dijadikan dasar dalam melakukan pelaporan
keuangan, pentingnya pencatatan ini lebih diarahkan dalam rangka melakukan rekam
keuangan yang seharusnya memang dilakukan, sehingga pemasukan dan pengeluaran
keuangan akan semakin jelas.
Ketiga adalah kegiatan pelaporan keuangan, hal ini dilakukan dalam usaha
memberikan penilaian dari sebuah pelaksanaan dari kegiatan keuangan kepada pihak
yang berkepentingan sebagaimana dijelaskan oleh Adisaputro (2011) bahwa kegiatan
usaha harus dilaporkan dengan baik sehingga informasi mengenai kesehatan
keuangan diperoleh.
Terkhir yakni yang keempat, pengendalian keuangan dapat dijelaskan bahwa
sistem pengelolaan keuangan lebih mengarah kepada bagaimana mengendalikan
keuangan untuk mampu membiayai semua keperluan perusahaan dalam rangka
mendapatkan keuntungan. Hal ini dijelaskan oleh Adisaputro (2011) bahwa
pengendalian keuangan ini dimulai dari awal, saat berjalan dan umpan balik dari
penggunaan keuangan itu sendiri.

5
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis data deskriptif kualitatif, yang
akan memberikan informasi kepada peneliti sebuah gambaran detail tentang aspek
yang relevan dengan fenomena mengenai perhatian dari perspektif seseorang
(Suharso,2009:8). Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana proses
Manajemen Keuangan yang diterapkan Pada Usaha Kecil Menengah Wedang
Coffee.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah penelitian
deskriptif. Menurut Nazir (1988 : 63) dalam buku Contoh Mteodologi penelitian,
metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran atapun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah Weddang Coffee di Kota
Sidikalang Kabupaten Dairi. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2020 sampai
selesainya pengambilan data untuk penyusunan penelitian.

D. Jenis Data
Jenis data yang dalam penelitian ini ada dua yaitu :
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber datanya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Sugiyono, 2007). Data primer
dalam penelitian ini diperoleh langsung dari hasil wawancara terhadap pemilik
UKM.
b. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh tidak langsung (Sugiyono, 2007).
Data tersebut diperoleh penulis dari jurnal, internet dan buku-buku literature

6
yang memberikan informasi tentang penerapan manajemen keuangan pada
UKM.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data penelitian ini yaitu dengan cara Observasi,
Wawancara, Dokumentasi dan Kepustakaan.

7
BAB IV
PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan selama bulan Desember 2020 di Usaha Kecil


Menengah Wedang Coffee Kota Sidikalang. Data penelitian tentang Manajemen
Keuangan diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam hal ini
peneliti ingin memaparkan bahwa manajemen keuangan pada penelitian ini dinilai
dari empat indikator yaitu indikator penggunaaan anggaran, pencatatan keuangan,
pelaporan keuangan dan pengendalian keuangan.
Hasil penelitian yang dilakukan mengenai manajemen keuangan yang
dijalankan oleh UKM Wedang Coffee dapat dikatakan belum memenuhi standar
manajemen keuangan dan akuntansi pada umumnya, karena manajemen keuangan
pada UKM Wedang Coffee belum memiliki regulasi tentang bagaimana cara
mengatur uang masuk atau cash flow dan uang keluar atau cash out flow, sehingga
mekanisme keluar masuknya keuangan menjadi tidak jelas.
Demikian juga sistem administrasi keuangan belum sepenuhnya mengacu pada
sistem akuntansi. Karena menurut sistem akuntansi pengelolaan administrasi
keuangan di mulai dari pencatatan uang masuk dan uang keluar melalui buku kas
harian kemudian dicatat dalam buku jurnal selanjutnya di catat dalam buku besar dan
terakhir menerbitkan laporan keuangan berupa neraca dan rugi laba. Adapun yang
melatar belakangi hal ini karena perusahaan tidak memiliki pengetahuan yang cukup
tentang pengelolaan keuangan yang baik dan benar.
Menurut Agustinus (2014), dalam melaksanakan semua program dengan tepat
dan penggunaan keuangan yang tepat juga maka akan tercapai pengelolaan keuangan
yang efektif dan efisien. Peneliti akan membahas mengenai managemen keuangan
UKM Wedang Coffee melalui 4 indikator, sebagai berikut:

(1) Penggunaan Anggaran


Dalam wawancara dengan pemilik usaha mengenai perolehan modal yang
dimiliki oleh perusahaan, didapatkan dari tabungan pribadi dan pinjaman. Setelah

8
memiliki cukup modal, maka keputusan investasi mengenai modal yang telah
dimilikinya adalah menggunakan sebagian modal untuk pembelian aset tetap seperti
membangun tempat produksi yang lebih layak dan sebagian lagi untuk modal kerja
seperti pembelian bahan baku dan gaji karyawan.

Menurut Layinna dan Waode (2017:91) setiap bisnis mutlak perlu memiliki
pengelolaan manajemen modal kerja yang baik. Manajemen modal kerja itu sendiri
memiliki fungsi sebagai pembiayaan operasional perusahaan sehari-hari seperti
pembayaran gaji dan upah bagi karyawan, pembelian bahan baku, pembayaran
ongkos angkutan, pembayaran hutang yang telah jatuh tempo, dan lain sebagainya.
Modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk
dalam perusahaan dalam waktu yang singkat melalui hasil penjualan produksinya.
Modal kerja yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi
untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya. Modal kerja ini akan terus
berputar setiap periodenya di dalam perusahaan. Dalam penggunaan anggaran
pemilik usaha juga memisahkan uang pribadi dengan modal usaha, dalam perputaran
kas perusahaan sangat baik untuk memisahkan uang pribadi dengan modal usaha
kedalam masing-masing post atau rekening berbeda, agar pemilik usaha dapat
mengetahui dengan baik keuangan perusahaan sebenarnya.

Menurut Hidayat (2019:20) menahan batas antara uang pribadi dan modal
usaha akan memberi pemilik usaha perhitungan yang lebih mudah dan tepat pada
akhir tahun keuangan. Ini juga akan menghilangkan situasi krisis uang kas dalam
bisnis disebabkan oleh penarikan pengeluaran pribadi misalnya kebutuhan rumah
tangga, gaya hidup, biaya asuransi atau biaya pendidikan anak. Menurut Ucig (2020)
perencanaan produksi yang tepat akan membantu perusahaan untuk menerapkan
efisiensi. Semakin tinggi efisiensi, maka semakin besar profit yang di terima oleh
perusahaan. UKM Wedang Coffee telah memiliki perencanaan produksi yang dibuat
oleh pemilik usaha dan menjadi prosedur tetap perusahaan. Ini menjadi suatu poin
plus dalam menjalankan produksi sehingga perusahaan jadi tidak kebingungan lagi
mengenai produksi dan biayanya. Seperti yang telah diceritakan oleh pemilik usaha

9
perencanaan produksi sendiri dimulai dari melihat permintaan jumlah produk oleh
pasar setelah mengetahui jumlah yang hendak diproduksi maka perusahaan akan
menyiapkan dana produksinya dan biaya pemasaran. Untuk harga produk sendiri
telah menjadi ketetapan perusahaan hanya akan ditambah dengan biaya pemasaran
jika tempat penjualan akan jauh, jadi harga penjualan akan berbeda tergantung jauh
wilayah pasar dengan tempat produksi. Perencanaan jumlah penjualan produk
dilakukan pemilik usaha setiap bulan dimulai dari memprediksi jumlah penjualan
dan berakhir pada jumlah penjualan sebenarnya. Prediksi penjualan yang dilakukan
pemilik usaha terbentuk dari pembelian rutin oleh pasar modern dan pembelian oleh
toko pembeli secara kredit.

(2) Pencatatan Keuangan


Pada wawancara dengan pemilik usaha mengatakan bahwa hanya melakukan
pencatatan sederhana secara manual kas masuk dan kas keluar karena keterbatasan
pengetahuan pemilik usaha mengenai pencatatan keuangan SAK namun pemilik
merasa catatan sederhana tersebut sudah cukup karena catatan hanya akan digunakan
oleh pemilik saja. Ini menguatkan bahwa UKM Wedang Coffee belum memiliki
pencatatan keuangan yang sesuai standar akuntansi.Dari hasil analisis data dapat
disimpulkan bahwa pemilik UKM masih kurang dalam pemahaman pencatatan
keuangan dan model pencatatannya masih sederhana hanya sebatas pada pencatatan
cash flow saja. Karena keterbatasan waktu dan Sumber Daya Manusia (SDM), dan
kurangnya pengetahuan yang dimiliki pelaku usaha. Adapun untuk pengelolaan
pencatatan laporan keuangan yang diterapkan pelaku usaha masih belum optimal,
karena tidak semua tidak semua pelaku usaha menerapkan pencatatan dan membuat
laporan keuangan. Demikian halnya dengan penelitian Sabiq (2019) yang berjudul
“Pengelolaan Keuangan Dan Pengembangan Usaha Pada Usaha Mikro Kecil
Menengah (Studi Kasus Pada UMKM Madu Hutan Lestari Sumbawa)” menemukan
perilaku manajemen keuangan yang diterapkan oleh UMKM masih sangat sederhana
yakni hanya ada pencatatan uang masuk dan uang keluar dan masih belum
menggunakan kaidah-kaiadah pencatatan arus kas yang baik dan benar. Menurut
Muniya (2012) menyebutkan bahwa perspektif managemen usaha kecil relatif sedikit

10
berbeda dari manajemen usaha skala besar. Perbedaan yang di maksud antara lain
pada perusahaan besar dan mapan antara fungsi dan tugas manager telah dipilah
sedemikian rupa sesuai strategi dan struktur organisasi. Pada usaha kecil dimana
seluruh sumbernya sangat terbatas, fungsi dan tugas manager berbaur menjadi satu
karena keterbatasan sumber daya. Manager pada usaha kecil seringkali merupakan
pendiri atau pemilik. Pada UKM Wedang Coffee, pemilik usaha masih rangkap
sebagai pengelola keuangan sehingga membuat pemilik terlalu banyak merangkap
dan mengerjakan tugas dalam menjalani usaha padahal jika ada staf keuangan dan
administrasi maka pencatatan keuangan perusahaan akan menjadi rutin dan baik.
Pencatatan yang rutin dan rapi akan membuat pemilik bisa mengevaluasi keuangan
perusahaannya sehingga pemilik bisa mengendalikan, mengambil keputusan juga
merancang perencanaan kedepan untuk perusahaannya. Untuk mengefektifkan
berbagai fungsi dalam managemen keuangan terdapat tugas administrasi yang perlu
dilaksanakan oleh pelaku UMKM. Ketertiban pencatatan administrasi dan keuangan
juga bermanfaat sebagai alat perencanaan pengembangan usaha. Pencatatan
keuangan umumnya mengacu pada standar akutansi. Pencatatan yang bisa dilakukan
selain mencatat secara manual kas masuk dan keluar adalah membuat jurnal umum
dan buku besar.

(3) Pelaporan keuangan


Laporan keuangan merupakan hasil akhir proses akuntansi. Kinerja sebuah
UMKM dapat di nilai berdasarkan laporan yang dibuat secara periodik. Pengertian
laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah sebagai
berikut: laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan
informasi keuangan dari suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dengan eksistensi perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah penyajian informasi
mengenai posisi keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial
performance) dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk
membuat keputusan ekonomis dari para penggunanya (IAI, 2012:5). Menurut

11
Layinna dan Waode (2018) Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan
mengenai informasi kinerja keuangan selama periode tertentu serta posisi kekayaan,
hutang dan modal perusahaan pada waktu tertentu. Informasi tersebut digunakan oleh
pihak intern dan pihak ekstern perusahaan.
Bagi pihak intern, laporan keuangan berguna untuk menilai kinerja keuangan
perusahaan selama satu periode pencatatan yang kemudian dijadikan dasar dalam
pengambilan keputusan untuk pengembangan bisnis berikutnya. Keputusan ini
mencakup, misalnya, pengembangan pasar, efisiensi biaya dan pembelian,
menambah sarana produksi, dan lain-lain. Sedangkan bagi pihak ekstern, laporan
keuangan digunakan salah satunya untuk menilai kelayakan usaha sebagai dasar
pemberian kredit pinjaman modal untuk perusahaan. Perusahaan yang baik, minimal
akan membuat laporan keuangan minimal secara bulanan. Laporan keuangan utama
yang biasanya dibuat oleh suatu bisnis adalah laporan laba rugi, neraca, dan laporan
arus kas. Menurut Myer dalam Munawir (2002) mengatakan bahwa laporan
keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk
suatu perusahaan. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input
(informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Kedua daftar itu adalah
daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba.
Pada UKM Wedang Coffee tidak melakukan pelaporan keuangan sesuai standar
akuntansi dikarenakan tidak memiliki staf bagian keuangan dan administrasi dalam
struktur perusahaan. Keterbatasan sumber daya manusia dalam UKM Wedang
Coffee menjadi salah satu masalah utama laporan keuangan tidak dilakukan, juga
pemilik usaha tidak merasa perlu dengan laporan keuangan tersebut.

(4) Pengendalian
Dalam Pengendalian keuangan peneliti mendapati bahwa UKM Wedang
Coffee tidak memiliki regulasi keuangan yang jelas dan tidak melakukan audit
keuangan. Namun yang dilakukan oleh pemilik usaha dalam pengendalian keuangan
adalah mengarsipkan nota penjualan, memiliki prosedur penagihan kredit dan
memiliki prosedur pengembalian barang, namun pengarsipan nota keluar (kas keluar)

12
tidak dijalan oleh pemilik dikarenakan sebagian kas keluar mengandalkan ingatan
pemilik usaha dan berujung lupa. Seperti telah dikatakan oleh pemilik usaha dalam
wawancara bahwa tidak memiliki aturan tertentu dalam keuangan maka perusahaan
ini tidak memiliki prosedur penarikan kas keluar dikarenakan tidak ada bagian
keuangan dan administrasi dalam struktur perusahaan. Pada saat wawancara pemilik
usaha juga mengatakan tidak merasa perlu adanya aturan tertentu karena semua
mengenai administrasi karena keuangan dipegang sendiri. Ini menunjukkan
pengendalian keuangan UKM Wedang Coffee masih belum maksimal dilakukan.
Pentingnya pengarsipan nota penjualan ini akan berpengaruh terhadap usaha yang
dijalankan karena itu sebagai bukti transaksi yang sudah berjalan sehingga bisa di
masukkan kedalam pembukuan Jika pemilik mempertimbangkan dan merekrut staf
bagian keuangan maka beberapa masalah dalam pencatatan, pelaporan dan
pengendalian keuangan akan bisa diatasi dengan lebih baik kedepannya.

13
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa
UKM Wedang Coffee telah menerapkan managemen keuangan namun hanya
sebagian. Hasil dari kesimpulan tersebut berdasarkan hasil berikut ini
1. Pada indikator pengunaan anggaran UKM Wedang Coffee telah melaksanaan
dengan baik seperti pemisahan uang pribadi dan modal usaha, Perencaan produksi
telah dijalankan dengan baik oleh perusahaan, Perencanaan Penjualan Produk,
namun pada perencanaan keuangan untuk masa depan belum sepenuhnya
dilaksanakan dengan tidak adanya rancangan untuk perihal tersebut.
2. Pada indikator pencatatan keuangan, UKM Wedang Coffee hanya melakukan
pencatatan kas masuk dan kas keluar secara manual, namun pemilik usaha sudah
merasa terbantu dengan memiliki catatan tersebut. Jika saja pencatatan keuangan
yg dilakukan UKM Wedang Coffee dapat sesuai standar akutansi maka
pencatatannya akan memberikan manfaat lebih banyak dari sekedar mengetahui
laba perusahaan.
3. Pada indikator pelaporan keuangan tidak bisa dilaksanakan oleh UKM Wedang
Coffee dikarenakan terbatasnya pengetahuan perusahaan yang mengakibatkan
perusahaan tidak bisa melakukan evaluasi secara menyeluruh kondisi
keuangannya. Terbatasnya pengetahuan yang peneliti sebut dikarenakan tumpang
tindih tugas yang dikerjakan oleh pemilik usaha dan tidak adanya staf yang
mengurusi bagian keuangan secara penuh.
4. Pada indikator pengendalian, UKM Wedang Coffee tidak memiliki regulasi
keuangan dan tidak melakukan audit keuangan namun telah melaksanakan
pengarsipan nota penjualan langsung dan penjualan kredit serta melaksanakan
prosedur penarikan barang mendekati expired. Untuk pengarsipan nota keluar dan
prosedur penarikan kas keluar tidak dilaksanakan karna pemilik usaha langsung
yang menangani dan memegang keuangan tunggal.

14
B. Saran
1. Kepada Pemilik UKM Wedang Coffee akan lebih baik lagi untuk perusahaan jika
pencatatan, pelaporan dan pengendalian keuangan diterapkan sepenuhnya sesuai
standar managemen keuangan dan akutansi. Apabila ada tumpang tindih tugas
dalam mejalankan perusahaan sebaiknya pemilik usaha melakukan pengrekrutan
karyawan baru untuk menempati bagian keuangan tentunya karyawan yang sudah
memahami tupoksi administrasi dan keuangan, sehingga managemen yang
dijalankan akan lebih teratur dan baik.
2. Bagi usaha Wedang Coffee agar mengikuti pelatihan di dinas perindustrian dan
perdagangan kota Barabai, untuk berlatih mengenai managemen keuangan dan
pelaporan keuangan kepada UMKM, UKM, dan UM di kota Sidikalang.
3. Bagi peneliti selanjutnya, memperluas wilayah penelitian dengan menambah
jumlah responden dan mengkaji ulang indikator yang hendak diteliti dalam
managemen keuangan, lebih baik jika bahasa dalam wawancara disesuaikan
dengan kondisi responden nantinya, agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih
handal, detail dan akurat

15
DAFTAR PUSTAKA

Keown J. Arthur, Jonh D. Martin, J.Wiliam Petty, David F. Scott. 2008. Manajemen
Keuangan : Prinsip dan Penerapan. Jakarta : Penerbit Indeks.

Wild, John J, dkk. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8. Jakarta : Salemba
Empat

Sabrina, Eka Ayu, dkk. (2020). “Analisis Manajemen Keuangan Pada Usaha Kecil
Menegah Kacang Jaruk Hj. Ati Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan
Selatan”. Skripsi. Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad. Al Banjari
Banjarbaru

Wardi, Jeni, dkk. (2020). Pentingnya Penerapan Pengelolaan Keuangan Bagi


UMKM. Jurnal Ilmiah Ekonomi dan Bisinis, 17 (56-62).

16

Anda mungkin juga menyukai