Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Manajemen Koperasi & UKM
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 .Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 . Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3 . Tujuan Masalah.....................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................................3
2.1. Pengertian UMKM................................................................................................................3
2.2 Kriteria UMKM......................................................................................................................4
2.3 Fungsi UMKM........................................................................................................................4
2.4. Kondisi UMKM di Indonesia pada Masa Pandemi................................................................5
2.5 Perkembangan UMKM di Era Digital.....................................................................................7
2.6. Peran UMKM Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran Masyarakat...............................11
2.7. Strategi Penggerak UMKM Dalam Mempertahankan Posisi di Masyarakat........................11
BAB III...........................................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA.......................................................................................................................14
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul” Perkembangan Koperasi Dan
UKM Di Indonesia Pada Era Digital Dan Strategi Menghadapi Perubahan Zaman” tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Terima kasih kepada Bapak Nur Azis,S.E.,S.H.,M,.M dan Bapak Ajib Eka Purnama
selaku dosen mata kuliah manajemen koperasi dan ukm dan dosen
pembimbing.Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Siti Maesari
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berjuang untuk bersaing dalam lingkungan
bisnis yang sangat dinamis. Menanggapi tekanan yang kompetitif, banyak wirausaha
UMKM menggunakan platform digital untuk meningkatkan strategi bisnis mereka (Li,
Liu, Belitski, Ghobadian & O’Regan, 2016). Platform digital adalah teknologi yang
memungkinkan perusahaan untuk mengedit dan mendistribusikan data pada skala yang
belum pernah terjadi sebelumnya (Yoo, Henfridsson & Lyytinen, 2010). Dengan adanya
platform digital perusahaan dapat membangun keunggulan yang lebih kompetitif.
Faktanya, platform digital memainkan peran dalam hal meningkatkan informasi (Cenamor
& Parida, 2017).
1
1.2 . Rumusan Masalah
1. Apa itu UMKM ?
2. Bagaimana UMKM di Indonesia pada masa pandemi ?
3. Bagaimana Perkembangan UMKM di Era Digital ?
4. Bagaimana Peran UMKM Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran Masyarakat?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.)Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
2)Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3)Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
4)Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari UsahaMenengah,
yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha
asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
5)Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar
yang melakukan kegiatan ekonomi diIndonesia dan berdomisili di Indonesia.
3
2.2 Kriteria UMKM
Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kreteria UMKM dalam
bentuk permodalan adalah sebagai berikut:
i.memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
ii.memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
i.memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau
ii.memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
i.memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
ii.memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
Karena dekat dengan masyarakat dan dijalankan oleh masyarakat Indonesia sendiri, setiap
usaha bisa memenuhi berbagai kebutuhan serta permintaan mereka. Bahan baku yang
digunakan pelaku usaha umumnya juga berasal dari masyarakat sekitar. Sehingga, sistem
usaha tersebut sangat ramah dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan perputaran ekonomi yang terus berkembang di antara sela-sela masyarakat, usaha
ini juga mampu menciptakan sistem ekonomi yang lebih sejahtera dan merata.
4
Usaha-usaha yang berjalan di masyarakat Indonesia, meskipun berskala mikro, kecil,
ataupun menengah, bisa menyerap para calon pekerja yang membutuhkan pekerjaan.
Usaha ini mampu membuka peluang serta lapangan pekerjaan yang baru.
Devisa merupakan pendapatan negara dan salah satu faktor signifikan yang ada dalam
sistem perekonomian sebuah negara. Tak terkecuali Indonesia. Jika nilai devisa tinggi,
maka dapat disimpulkan bahwa negara tersebut memiliki sistem perekonomian yang sehat
dan mensejahterakan rakyatnya.Salah satu fungsi usaha tersebut adalah mampu
meningkatkan devisa/pendapatan negara Indonesia. Misalkan, UMKM terpadu dan
memiliki sistem yang baik mampu memproduksi barang berkualitas tinggi dan menjualnya
ke pelanggan mancanegara. Aktivitas ekspor tersebut dapat memberikan devisa terhadap
negara.
Pada tahun 1997, saat krisis moneter terjadi di negeri ini, usaha mikro, kecil, dan
menengah tersebut berhasil menjadi pahlawan karena terus berkembang dan memperbaiki
kondisi perekonomian Indonesia. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut juga
mampu mendukung ekonomi Indonesia ketika situasi krisis.
5
Berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC) yang dilakukan terhadap 206
pelaku UMKM di Jabodetabek, mayoritas UMKM sebesar 82,9% merasakan dampak
negatif dari pandemi ini dan hanya 5,9% yang mengalami pertumbuhan positif. Kondisi
Pandemi ini bahkan menyebabkan 63,9% dari UMKM yang terdampak mengalami
penurunan omzet lebih dari 30%. Hanya 3,8% UMKM yang mengalami peningkatan
omzet. Survei KIC tersebut juga menunjukkan para UMKM melakukan sejumlah upaya
untuk mempertahankan kondisi usahanya. Kendala lain yang dialami UMKM, antara lain
sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan
produksi terhambat. Selain itu, perubahan Perilaku Konsumen dan Peta Kompetisi Bisnis
juga perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha karena adanya pembatasan kegiatan.
Konsumen lebih banyak melakukan aktivitas di rumah dengan memanfaatkan teknologi
digital. Dari kondisi tersebut, dapat terlihat bahwa sektor UMKM yang mayoritas
pelakunya adalah warga kelas menengah ke bawah terdampak besar akibat pandemi
Covid-19 .
“Di tengah pandemi Covid-19, koperasi diharapkan dapat terus kreatif dan responsif
dalam menjalankan bisnis usahanya. Melalui modernisasi koperasi dengan memanfaatkan
teknologi digital menjadi salah satu strategi inovasi untuk mencapai efisiensi dan aktivitas
layanan koperasi tanpa harus meninggalkan jati diri koperasi,”. Salah satu solusi penting
pemulihan UMKM adalah insentif bagi UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) pemerintah pusat di 2020 dan dilanjutkan di 2021. Hasilnya adalah
sebagian sektor informal dan UMKM dapat bertahan menghadapi dampak pandemi Covid-
19. Artinya tidak mengalami krisis yang sangat berat dibandingkan beberapa industri
besar. Selain itu, program ini diharapkan dapat membantu menekan penurunan pemutusan
hak kerja (PHK) pada UMKM. Pasalnya, berdasarkan data BPS per Agustus 2020,
6
terdapat penciptaan kesempatan kerja baru dengan penambahan 760 ribu orang yang
membuka usaha dan kenaikan 4,55 juta buruh informal (CNBC Indonesia, 28 April 2021).
UMKM merupakan salah satu roda penggerak ekonomi Indonesia, bahkan salah satu
sektor yang menjadi unggulan karena selalu tumbuh dan meningkat jumlahnya dari tahun
ke tahun. Di masa perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini, upaya
transformasi pada bentuk digital merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh
pemerintah untuk membantu para pelaku UMKM untuk beradaptasi dan tetap bertahan di
masa saat ini. Terlebih setelah masuknya revolusi industri 4.0, pemerintah berharap pelaku
UMKM dapat bersaing pada skala besar dengan upaya transformasi digital pada bisnis
UMKM meskipun nyatanya banyak kendala yang dihadapi oleh pelaku bisnis mikro dan
menengah.
“Sudah saatnya koperasi mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan melakukan
transformasi digital. Saudara-saudara harus mengubah citra koperasi menjadi modern baik
dalam pengelolaan usaha, pelayanan anggota, serta akses pembiayaan,” tegas Wakil
Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin pada acara Peresmian Koperasi Modern, UMKM
Tangguh dan Pariwisata Bangkit secara virtual di kediaman resmi Wakil Presiden, Jalan
Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Sabtu (02/10/2021).
“Koperasi Indonesia harus meninggalkan budaya lama yang serba menghambat serta
wajib bertransformasi guna merubah dalam kondisi yang serba sulit agar tetap eksis
sebagai penggerak ekonomi utama di Indonesia dalam kerangka ekonomi Pancasila,”
imbuhnya.Sejalan dengan Sahala, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten
Masduki, menegaskan bahwa koperasi harus terus meningkatkan layanan yang diberikan
kepada anggotanya dan masyarakat luas, salah satunya dengan melakukan transformasi
7
digital. Sehingga, koperasi dapat mengubah citra ‘jadul’ atau ketinggalan zaman menjadi
terdepan dan terus up to date.
1.E-Commerce
8
commerce ini.Di Era revolusi industri 4.0 para pelaku usaha seharusnya memang
sudah bergerak ke perdagangan secara e-commerce karena pola pedagangan dan
pembelanjaan dr konsumen yang sudah mulai bergeser, ditambah lagi adanya
pandemik covid-19 yang menjadikan perdagangan e-commerce sudah menjadi pilihan
yang baik untuk para pelaku UMKM untuk bisa tetap bertahan bahkan berpotensi
untuk dapat menjangkau pangsa pasar baru.
Tujuan utama dari penggunaan e-commerce oleh pelaku UMKM tentunya untuk
dapat meningkatkan keuntungan mereka, tapi selain itu terdapat tujuan lain
yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha diantaranya dapat menjangkau pangsa
pasar yang lebih luas yang sebelumnya hanya terbatas melakukan penjualan hanya di
daerah tertentu saja, dengan adanya e-commerce dapat menjangkau konsumen baru.
Pelaku UMKM tidak hanya dapat menjadikan e-commerce sebagai portal
berjualan,namun dapat membangun relasi dan membangun konsep pasar baru dan
menggunakan system pemasaran yang lebih efektif dan menjadikan e-commerce juga
sebagai media pembelajaran.Pelaku UMKM juga dapat melihat dan melakukan
observasi penjualan yang dilakukan oleh pesaing dan mengadopsinya.
2.Digital Marketing
Digital marketing adalah adalah kegiatan promosi dan pencarian pasar melalui
media digital secara online dengan memanfaatkan berbagai sarana misalnya jejaring
sosial.(Purwana et al., 2017). Cara pemasaran secara digital yang sering dimanfaatkan
oleh pelaku usaha adalah dengan menggunakan media sosial seperti memasarkan
produk melalui instagram, facebook, twitter dan masih banyak lagi.Selain itu
pemasaran digital juga bisa dilakukan pada e-commerce dan banyak media
lainnya.Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga menjadikan digital
marketing harus dapat dipahami dan dipelajari oleh UMKM.
Ada beberapa bentuk pemasaran digital yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM
untuk dapat melakukan pemasaran produk adalah sebagai berikut :
(1) Publikasi video dan foto produk di akun sosial media secara intensif.
Penggunaan sosial media juga disesuaikan dengan segmen produk yang kita
miliki.
9
(2) Memanfaatkan facebook ads, instagram ads, twitter ads, google disply
networkdll yang dapat dengan mudah diakses melalui sosial media dan dapat
menjangkau konsumen dengan kriteria yang sudah kita tentukan sebelmnya.
(3) Membuat video produk pemasaran yang ditayangkan melalui sosial media
atau melakukan livepromosi produk. Strategi ini jika dilakukan dengan benar
akan berpengaruh positif terhadap bisnis.
Dalam melakukan digital marketing, pelaku UMKM dituntuk untuk selalu belajar
dan berfikir terbuka terhadap teknologi yang semakin berkembang. Tentunya
pemasaran secara digital juga mempertimbangkan menggunakan media yang cocok
dan cara komunikasi yang tepat yang disesuaikan dengan segmen atau pangsa pasar
yang dipilih. Sehingga pemasaran akan lebih efektif dan tidak salah sasaran.
Dimasa Pandemi ini, pelaku UKM sebaiknya tidak hanya berfokus pada
menjaring pelangan baru tapi harus mempertahankan produk dan menjaga pelangan
10
yang sudah ada, menciptakan kepuasan pelanggan hingga akhirnya menciptakan
loyalitas pelanggan. Pelangan yang loyal tidak akan berpindah ke yang lain karena
sudah memiliki kepercayaan terhadap produk kita. Salah satu cara pelaku UMKM
untuk dapat bertahan di tengah menurunnya geliat bisnis adalah dengan
melakukan pemasaran hubungan pelanggan (customer relationship marketing).
Customer relationship marketingadalah sebuah konsep strategi pemasaran yang
berupaya menjalin hubungan jangka panjang dengan para pelanggan, yaitu
mempertahankan hubungan yang kokoh dan saling menguntungkan antara penyedia
jasa dan pelanggan yang dapat membangun transaksi ulangan dan menciptakan
loyalitas pelanggan.
11
(3) pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat,
(4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta
(5)kontribusinya terhadap neraca pembayaran.
Efendi Ishak, (2005) sebagai pilar perekonomian nasional, UMKM ternyata bukan sektor
usaha yang tanpa masalah. Dalam perkembangannya, sektor ini justru menghadapi banyak
masalah yang sampai saat ini belum mendapat perhatian serius untuk mengatasinya. Selain
masalah permodalan yang disebabkan sulitnya memiliki akses dengan lembaga keuangan
karena ketiadaan jaminan (collateral), salah satu masalah yang dihadapi dan sekaligus
menjadi kelemahan UMKM adalah kurangnya akses informasi, khususnya informasi pasar.
Hal tersebut menjadi kendala dalam hal pemasaran, karena dengan terbatasnya akses
informasi pasar mengakibatkan rendahnya orientasi pasar dan lemahnya daya saing di
tingkat global. Miskinnya informasi mengenai pasar tersebut, menjadikan UMKM tidak
dapat mengarahkan pengembangan usahanya secara jelas dan fokus, sehingga jalannya
lambat kalau tidak dikatakan stagnan.
Dalam menghadapi mekanisme pasar yang makin terbuka dan kompetitif, penguasaan
pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing UMKM. Agar dapat
menguasai pasar, maka UMKM perlu mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat,
baik informasi mengenai pasar produksi maupun pasar faktor produksi.
Langkah dalam menghadapi masyarakat EKonomi ASEAN salah satunya adalah
dengan terwujudnya manajemen yang baik, pengelolaan pengeluaran dan pemasukan
dalam akuntansi yang sesuai serta adanya nilai tambah dalam inovasi produk merupakan
salah satu langkah dalam persaingan pasar global, untuk menyambut masyarakat ekonomi
ASEAN (Aribawa 2016). Dalam realitas sosial yang berkembang, masyarakat dihadapkan
dengan banyak pilihan, terkait inovasi-inovasi baru yang menyusul seiring perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, begitu pula dalam hal berwirausaha. Tak jarang, beberapa
usahawan beralih profesi akibat tak bisa menyesuaikan perkembangan IPTEK dalam
merancang sebuah inovasi dan strategi yang baik, sehingga para pekerja dibawahnya juga
merasakan imbas yang berujung pada pengurangan jumlah tenaga kerja, dan yang terburuk
adalah penutupan usaha atau pabrik. Diperlukan Inovasi–inovasi terbaru dalam rangka
peningkatan daya saing UMKM, agar usaha tersebut dapat bertahan dalam waktu yang
panjang, sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimal (Suci 2017).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Semua keberhasilan yang telah dicapai oleh UMKM memiliki titik kelemahan
yang harus segera diselesaikan meliputi kurangnya permodalan baik jumlah maupun
sumbernya, kurangnya kemampuan manajerial dan minimnya keterampilan pengoperasi
dalam mengorganisir dan terbatasnya pemasaran merupakan hal yang mendasar selalu
dihadapi oleh semua UMKM dalam merintis sebuah usaha bisnis untuk dapat
berkembang. Pandemic covid-19 yang terjadi di Indonesia berdampak pada
ketidakstabilan dalam perekonomian terutama pada UMKM.Pelaku UMKM ini
merasakan dampak langsung berupa penurunan omset penjualan dikarenakan adanya
himbauan pemerintah dan penerapan PSBB yang menghimbau masyarakat untuk
tetap dirumah sehingga cukup banyak UMKM yang harus berenti beroperasi
untuk sementara waktu.Untuk itu pelaku UMKM harus memiliki trategi untuk
dapat bertahan di tengah pandemi kini dan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
terhadap kondisi yang terjadi.Ada beberapa strategi bertahan yang di
rekomendasikan yang dapat di lakukan UMKM untuk dapat mempertahankan
bisnisnya, yaitu
3.2 Saran
Adapun saran yang bisa direkomendasikan adalah sebagai berikut :1.Pelaku
UMKMdapat mengadopsi strategi bertahan yang sudah dijelaskan dan diharapkan
dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan bisnis di masa
pandemik ini maupun dimasas yang akan datang, karena pelaku usaha yang dapat
bertahan adalah yang responsif terhadap perubahan sekitar dan mampu
menyesuaikan diri baik dari segi produk, sistem pemasaran dan penjualan
maupun penggunaan teknologi yang mendukung bisnis. 2.Pemerintahyang berwenang,
diharapkan terus memberikan edukasi dalam bentuk sosialisasi atau pelatihan
kepada pelaku usaha. Membentuk jaringan komunikasi bagi UMKM sehingga mudah
dipantau dan keterampilan UMKM akan semakin meningkat. 3.Penelitiberikutnya
dapat memperluas penelitian dan melihat efektifitas strategi bertahan yang
sudah di rumuskan terhadap UMKM.
13
DAFTAR PUSAKA
KOMINFO, P. (2021, March 10). Hadapi Perubahan zaman, Koperasi Harus Lakukan
Transformasi digital. Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika
RI. https://www.kominfo.go.id/content/detail/37314/hadapi-perubahan-zaman-koperasi-
harus-lakukan-transformasi-digital/0/berita
Amanda, N. J. (2020, August 26). Bagaimana Perjuangan UMKM Di era digital? - Vutura
blog. Blog vutura. https://vutura.io/blog/perjuangan-umkm-di-era-digital/
Pengertian UMKM, Kriteria, Dan Perannya dalam Ekonomi RI. (2021, April 7). OCBC
NISP | With You. https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/04/07/pengertian-umkm
Yuli Rahmini Suci. (2017). PERKEMBANGAN UMKM (USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH) DI INDONESIA. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1), 51–58. Retrieved
from https://journal.upp.ac.id/index.php/cano/article/view/627
https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XIII-10-II-
P3DI-Mei-2021-1982.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/78477-ID-strategi-penguatan-usaha-mikro-
kecil-men.pdf
14