Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Perkembangan Koperasi Dan UKM Di Indonesia Pada Era


Digital Dan Strategi Menghadapi Perubahan Zaman “

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Manajemen Koperasi & UKM

Dosen Mata Kuliah : Nur Azis,S.E.,S.H.,M,.M

Disusun Oleh : Siti Maesari 4191210181

UNIVERSITAS TANGERANG RAYA


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................................1
1.1 .Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 . Rumusan Masalah.................................................................................................................2
1.3 . Tujuan Masalah.....................................................................................................................2
BAB II..............................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................................3
2.1. Pengertian UMKM................................................................................................................3
2.2 Kriteria UMKM......................................................................................................................4
2.3 Fungsi UMKM........................................................................................................................4
2.4. Kondisi UMKM di Indonesia pada Masa Pandemi................................................................5
2.5 Perkembangan UMKM di Era Digital.....................................................................................7
2.6. Peran UMKM Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran Masyarakat...............................11
2.7. Strategi Penggerak UMKM Dalam Mempertahankan Posisi di Masyarakat........................11
BAB III...........................................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................13
3.2 Saran.....................................................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA.......................................................................................................................14

i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul” Perkembangan Koperasi Dan
UKM Di Indonesia Pada Era Digital Dan Strategi Menghadapi Perubahan Zaman” tepat
pada waktu yang telah ditentukan.

Terima kasih kepada Bapak Nur Azis,S.E.,S.H.,M,.M dan Bapak Ajib Eka Purnama
selaku dosen mata kuliah manajemen koperasi dan ukm dan dosen
pembimbing.Terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini,oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk
membangun makalah ini lebih baik lagi.Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Tangerang,24 januari 2022

Siti Maesari

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berjuang untuk bersaing dalam lingkungan
bisnis yang sangat dinamis. Menanggapi tekanan yang kompetitif, banyak wirausaha
UMKM menggunakan platform digital untuk meningkatkan strategi bisnis mereka (Li,
Liu, Belitski, Ghobadian & O’Regan, 2016). Platform digital adalah teknologi yang
memungkinkan perusahaan untuk mengedit dan mendistribusikan data pada skala yang
belum pernah terjadi sebelumnya (Yoo, Henfridsson & Lyytinen, 2010). Dengan adanya
platform digital perusahaan dapat membangun keunggulan yang lebih kompetitif.
Faktanya, platform digital memainkan peran dalam hal meningkatkan informasi (Cenamor
& Parida, 2017).

Di jaman modern ditandai dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih


memebuat segala aktivitas kehidupan juga berubah secara drastis. Ini mempengaruhi salah
satunya dunia usaha. Perkembangan ini memunculkan persaingan yang sangat ketat
diantara pelaku usaha. Setiap usaha memiliki strategi dalam memajukan maupun
mempertahankan usahanya. Strategi yang dimiliki setiap pelaku usaha membuat daya
saingnya semakin kuat diantara pelaku usaha tersebut. Salah satunya Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM), dalam perkembangan UMKM terus mengalami peningkatan yang
pesat kemunculan usaha dalam Industri UMKM. Dimana industri UMKM mampu
menciptakan lapangan pekerjaan yang besar dan mampu mendorong pembangunan suatu
negara. UMKM secara bertahap menjadi kekuatan besar dalam mempromosikan
pembangunan ekonomi. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memiliki peranan
yang sangat vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-
negara berkembang seperti Indonesia tetapi juga di negara-negara maju. Di Indonesia
peranan UMKM selain berperan dalam pertumbuhan pembangunan dan ekonomi, UMKM
juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatasi masalah pengangguran.
Tumbuhnya usaha mikro menjadikannya sebagai sumber pertumbuhan kesempatan kerja
dan pendapatan. Dengan banyak menyerap tenaga kerja berarti UMKM juga punya peran
strategis dalam upaya pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

1
1.2 . Rumusan Masalah
1. Apa itu UMKM ?
2. Bagaimana UMKM di Indonesia pada masa pandemi ?
3. Bagaimana Perkembangan UMKM di Era Digital ?
4. Bagaimana Peran UMKM Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran Masyarakat?

1.3 . Tujuan Masalah


1. Mendeskripsikan Pengertian UMKM .
2. Mendeskripsikan UMKM di Indonesia pada masa pandemi .
3. Mendeskripsikan Perkembangan UMKM di Era Digital.
4. Mendeskripsikan Peran UMKM Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran
Masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian UMKM


Berdasarkan yang tertuang dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang usaha
mikro, kecil dan menengah, pengertian UMKM adalah sebuah bisnis yang dioperasikan
oleh pelaku usaha secara individu, rumah tangga, ataupun badan usaha berskala kecil.

Menurut UUD 1945 kemuadian dikuatkan melalui TAP MPR


NO.XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi Ekonomi,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian integral
ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis untuk
mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang,dan
berkeadilan. Selanjutnya dibuatklah pengertian UMKM melalui UU No.9 Tahun
1999 dan karena keadaan perkembangan yang semakin dinamis dirubah ke Undang-
Undang No.20Pasal 1 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah maka
pengertian UMKM adalah sebagai berikut :

1.)Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.

2)Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3)Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.

4)Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari UsahaMenengah,
yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha
asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

5)Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar
yang melakukan kegiatan ekonomi diIndonesia dan berdomisili di Indonesia.

3
2.2 Kriteria UMKM
Menurut Pasal 6 UU No.20 Tahun 2008 tentang kreteria UMKM dalam
bentuk permodalan adalah sebagai berikut:

1.Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

i.memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

ii.memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).

2.Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

i.memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha; atau

ii.memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

3.Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

i.memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

ii.memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).

2.3 Fungsi UMKM


1.Memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat secara tepat

Karena dekat dengan masyarakat dan dijalankan oleh masyarakat Indonesia sendiri, setiap
usaha bisa memenuhi berbagai kebutuhan serta permintaan mereka. Bahan baku yang
digunakan pelaku usaha umumnya juga berasal dari masyarakat sekitar. Sehingga, sistem
usaha tersebut sangat ramah dengan kebutuhan masyarakat.

2.Menciptakan kondisi ekonomi yang lebih sejahtera dan merata

Dengan perputaran ekonomi yang terus berkembang di antara sela-sela masyarakat, usaha
ini juga mampu menciptakan sistem ekonomi yang lebih sejahtera dan merata.

3.Membuka peluang dan lapangan pekerjaan baru

4
Usaha-usaha yang berjalan di masyarakat Indonesia, meskipun berskala mikro, kecil,
ataupun menengah, bisa menyerap para calon pekerja yang membutuhkan pekerjaan.
Usaha ini mampu membuka peluang serta lapangan pekerjaan yang baru.

4. Meningkatkan devisa Indonesia

Devisa merupakan pendapatan negara dan salah satu faktor signifikan yang ada dalam
sistem perekonomian sebuah negara. Tak terkecuali Indonesia. Jika nilai devisa tinggi,
maka dapat disimpulkan bahwa negara tersebut memiliki sistem perekonomian yang sehat
dan mensejahterakan rakyatnya.Salah satu fungsi usaha tersebut adalah mampu
meningkatkan devisa/pendapatan negara Indonesia. Misalkan, UMKM terpadu dan
memiliki sistem yang baik mampu memproduksi barang berkualitas tinggi dan menjualnya
ke pelanggan mancanegara. Aktivitas ekspor tersebut dapat memberikan devisa terhadap
negara.

5.Mendukung ekonomi Indonesia ketika situasi kritis

Pada tahun 1997, saat krisis moneter terjadi di negeri ini, usaha mikro, kecil, dan
menengah tersebut berhasil menjadi pahlawan karena terus berkembang dan memperbaiki
kondisi perekonomian Indonesia. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa usaha tersebut juga
mampu mendukung ekonomi Indonesia ketika situasi krisis.

2.4. Kondisi UMKM di Indonesia pada Masa Pandemi


Berdasarkan data resmi pemerintah pertanggal 07 Mei 2020, jumlah kasus
covid-19 di Indonesia yang sudah terkonfirmasi adalah sebanyak 12.438
kasus(covid19.go.id). Dengan adanya himbauan dan peraturah pemerintah untuk
tidakkeluar rumah, tentu saja berpengaruh terhadap banyak hal termasuk
UMKM.Pemerintah melalui situs resmi kementrian koperasi dan UMKM
menyatakan Penyebaran covid-19 berpotensi berdampak secara langsung
terhadap ekonomi termasuk keberlangsungan koperasi, usaha mikro, kecil dan
menengah (KUMKM).(depkor.go.id)Kini Kementrian Koperasi dan UMKM tengah
mendata kondisi UMKM yang mengalami kesulitan bahan baku, kendala proses
produksi dan permintaan pasar yang turun drastis dan kemudian memetakan dampak
covid-19 ini terhadap UMKM. Berdasarkan dari hasil observasi, rata-rata UMKM
merasakan penurunan omset selama adanya covid-19. Hal ini terjadi karena mulai
berkurangnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah, kesulitan dalam memperoleh
bahan baku karena terjadi kendala transportasi, serta mulai turunnya kepercayaan
masyarakat terhadap produk yang ada di luar terutama bidang kuliner. UMKM
yang merupakan salah satu penopang perekonomian karena juga banyak
menyediakan lapangan pekerjaan, dengan adanya covid-19 ini, juga mulai
ada yang melakukan PHK atau merumahkan karyawan sementara karena
perusahaan/usaha mereka harus tutup sementara waktu.

5
Berdasarkan hasil survei Katadata Insight Center (KIC) yang dilakukan terhadap 206
pelaku UMKM di Jabodetabek, mayoritas UMKM sebesar 82,9% merasakan dampak
negatif dari pandemi ini dan hanya 5,9% yang mengalami pertumbuhan positif. Kondisi
Pandemi ini bahkan menyebabkan 63,9% dari UMKM yang terdampak mengalami
penurunan omzet lebih dari 30%. Hanya 3,8% UMKM yang mengalami peningkatan
omzet. Survei KIC tersebut juga menunjukkan para UMKM melakukan sejumlah upaya
untuk mempertahankan kondisi usahanya. Kendala lain yang dialami UMKM, antara lain
sulitnya memperoleh bahan baku, permodalan, pelanggan menurun, distribusi dan
produksi terhambat. Selain itu, perubahan Perilaku Konsumen dan Peta Kompetisi Bisnis
juga perlu diantisipasi oleh para pelaku usaha karena adanya pembatasan kegiatan.
Konsumen lebih banyak melakukan aktivitas di rumah dengan memanfaatkan teknologi
digital. Dari kondisi tersebut, dapat terlihat bahwa sektor UMKM yang mayoritas
pelakunya adalah warga kelas menengah ke bawah terdampak besar akibat pandemi
Covid-19 .

UMKM di Indonesia telah menjadi bagian penting dari sistem perekonomian di


Indonesia. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan unit-unit usaha yang lebih
banyak jumlahnya dibandingkan usaha industri berskala besar dan memiliki keunggulan
dalam menyerap tenaga kerja lebih banyak dan juga mampu mempercepat proses
pemerataan sebagai bagian dari pembangunan.Berdasarkan kenyataan ini sudah
selayaknya UMKM dilindungi dengan UU dan peraturan yang terkait dalam kegiatan
oprasional dan pengembanganya. Beberapa peraturan telah dikeluarkan oleh pemerintah
untuk melindungi UMKM diantaranya UUD 1945 merupakan pondasi dasar
hukum di indonesia Pasal 5 ayat(1), Pasal 20, Pasal 27 ayat (2), Pasal 33, UU
No.9 Tahun 1995, Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor XVI/MPR-RI/1998 tentang Politik Ekonomi dalam rangka Demokrasi
Ekonomi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah perlu diberdayakan sebagai bagian
integral ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran, dan potensi strategis
untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang,
dan berkeadilan, Peraturan Presiden No.5 Tahun 2007 mengenai program Kredit
Usaha Kecil bagi pembiayaan oprasional UMKM, UU No.20 Tahun 2008 tentang
perberdayaan UMKM bagi prekonomian di Indonesia.

“Di tengah pandemi Covid-19, koperasi diharapkan dapat terus kreatif dan responsif
dalam menjalankan bisnis usahanya. Melalui modernisasi koperasi dengan memanfaatkan
teknologi digital menjadi salah satu strategi inovasi untuk mencapai efisiensi dan aktivitas
layanan koperasi tanpa harus meninggalkan jati diri koperasi,”. Salah satu solusi penting
pemulihan UMKM adalah insentif bagi UMKM melalui program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN) pemerintah pusat di 2020 dan dilanjutkan di 2021. Hasilnya adalah
sebagian sektor informal dan UMKM dapat bertahan menghadapi dampak pandemi Covid-
19. Artinya tidak mengalami krisis yang sangat berat dibandingkan beberapa industri
besar. Selain itu, program ini diharapkan dapat membantu menekan penurunan pemutusan
hak kerja (PHK) pada UMKM. Pasalnya, berdasarkan data BPS per Agustus 2020,

6
terdapat penciptaan kesempatan kerja baru dengan penambahan 760 ribu orang yang
membuka usaha dan kenaikan 4,55 juta buruh informal (CNBC Indonesia, 28 April 2021).

2.5 Perkembangan UMKM di Era Digital


Koperasi memiliki peran strategis untuk mengembangkan potensi serta kemampuan
ekonomi anggota dan UMKM di sekitarnya. Melalui koperasi, UMKM dapat memperoleh
akses untuk modal usaha serta kesempatan untuk mengikuti pelatihan pengembangan
usaha. Oleh karena itu, agar dapat terus mengoptimalkan peran strategis ini, koperasi
dituntut untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, salah satunya melalui
transformasi digital.

UMKM merupakan salah satu roda penggerak ekonomi Indonesia, bahkan salah satu
sektor yang menjadi unggulan karena selalu tumbuh dan meningkat jumlahnya dari tahun
ke tahun. Di masa perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini, upaya
transformasi pada bentuk digital merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh
pemerintah untuk membantu para pelaku UMKM untuk beradaptasi dan tetap bertahan di
masa saat ini. Terlebih setelah masuknya revolusi industri 4.0, pemerintah berharap pelaku
UMKM dapat bersaing pada skala besar dengan upaya transformasi digital pada bisnis
UMKM meskipun nyatanya banyak kendala yang dihadapi oleh pelaku bisnis mikro dan
menengah.

“Sudah saatnya koperasi mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan melakukan
transformasi digital. Saudara-saudara harus mengubah citra koperasi menjadi modern baik
dalam pengelolaan usaha, pelayanan anggota, serta akses pembiayaan,” tegas Wakil
Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin pada acara Peresmian Koperasi Modern, UMKM
Tangguh dan Pariwisata Bangkit secara virtual di kediaman resmi Wakil Presiden, Jalan
Diponegoro Nomor 2, Jakarta, Sabtu (02/10/2021).

“Rebranding koperasi modern itulah yang menjadi tantangan terbesar dalam


perkembangan koperasi Indonesia. Bersama kita harus buktikan bahwa koperasi itu keren,
koperasi itu bisa berbasis teknologi, dan koperasi bisa digemari generasi milenial,” urai
Sahala.Selain itu, Sahala juga melihat terjadinya tiga disrupsi secara bersamaan saat ini
(disrupsi digital, disrupsi pandemi Covid-19, dan disrupsi milenial) merupakan
perkembangan zaman yang tidak bisa dihindari. Sehingga, urgensi untuk melakukan
transformasi digital ini, ke depannya diharapkan dapat semakin memperkuat posisi
koperasi sebagai salah satu penggerak roda perekonomian nasional.

“Koperasi Indonesia harus meninggalkan budaya lama yang serba menghambat serta
wajib bertransformasi guna merubah dalam kondisi yang serba sulit agar tetap eksis
sebagai penggerak ekonomi utama di Indonesia dalam kerangka ekonomi Pancasila,”
imbuhnya.Sejalan dengan Sahala, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten
Masduki, menegaskan bahwa koperasi harus terus meningkatkan layanan yang diberikan
kepada anggotanya dan masyarakat luas, salah satunya dengan melakukan transformasi

7
digital. Sehingga, koperasi dapat mengubah citra ‘jadul’ atau ketinggalan zaman menjadi
terdepan dan terus up to date.

Temuan yang lain berdasarkan Observasi, tidak semua UMKM merasakan


penurunan omset penjualan dan harus menutup usahanya, ada UMKM yang masih
stabil dan mengalami peningkatan omzet penjualannya karena mereka
melakukan penyesuaian diri dalam hal produk dan melakukan beberapa strategi
pemasaran untuk bertahan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh UMKM
termasuk memilih membuka lini produk baru atau memperbaharui sistem
pemasaran mereka, karena bisnis yang mampu bertahan adalah bisnis yang resposif
terhadap perubahan lingkungan mereka. Adapun beberapa hal yang bisa
dilakukan oleh UMKM adalah sebagai berikut :

1.E-Commerce

Ditengah covid-19 ini, penjualan secara langsung umumnya mengalami


penurunan dikarenakan pola masyarakat yang lebih banyak berdiam dirumah. Selain
itubanyak UMKM yang memilih tidak membuka toko atau usaha mereka karena
adanya pembatasan jam operasional atau pemberlakukan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah. Salah satu cara untuk tetap
menjalankan usaha dan menjangkau lebih banyak konsumen dan memperluas
pangsa pasar yang dapat dilakukan oleh UMKM adalah memperluas jaringan
dengan memanfaatkan penjualan e-commerce. E-commerce merupakan suatu proses
membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan
dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi
bisnis.(Laudon & Traver, 2016).E-commerce yang pada awalnya sebuah mekanisme
penjualan ritel online, sekarang sudah memiliki makna yang lebih luas. Menurut
(Laudon & Traver, 2016)e-commerce telah menciptakan pasar digital baru dengan
harga yang lebih transparant, kemudahan akses, pasar global dengan pergadagan
yang sangat efisien. Meski belum sempurna, e-commerceini memiliki dampak
langsung pada hubungan perusahaan atau pelaku usaha dengan pemasok,
pelanggan, pesaing dan dapat dengan mudah melakukan pemasaran produk maupun
mengadopsi cara pemasaran pelaku bisnis lainnya. Beberapa e-commerceyang bisa
dimanfaatan oleh Pelaku UMKM di Indonesia seperti shopee, tokopedia, buka
lapak, OLX, gojek,lazada dll.

Penelitian (Helmalia & Afrinawati, 2018)dan (Setyorini et al., 2019)menyatakan


bahwa e-commerce berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatan kinerja
dan pendapatan UMKM. Namun hasil yang berbeda di peroleh dalam penelitian
(Hardilawati, 2019) terkait usaha kecil, e-commerce memiliki pengaruh positif
namun tidak signifikan dalam meningkatkan kinerja pemasaran. Dalam hal
ini, pelaku usaha disarankan untuk dapat melakukan perdagangan secara e-
commerce namun perlu adanya bantuan bagi pemerintah atau praktisi dan
pendidikan untuk dapat melakukan pembimbingan kepada pelaku usaha agar mereka
memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat dengan maksimal menggunakan e-

8
commerce ini.Di Era revolusi industri 4.0 para pelaku usaha seharusnya memang
sudah bergerak ke perdagangan secara e-commerce karena pola pedagangan dan
pembelanjaan dr konsumen yang sudah mulai bergeser, ditambah lagi adanya
pandemik covid-19 yang menjadikan perdagangan e-commerce sudah menjadi pilihan
yang baik untuk para pelaku UMKM untuk bisa tetap bertahan bahkan berpotensi
untuk dapat menjangkau pangsa pasar baru.

Tujuan utama dari penggunaan e-commerce oleh pelaku UMKM tentunya untuk
dapat meningkatkan keuntungan mereka, tapi selain itu terdapat tujuan lain
yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha diantaranya dapat menjangkau pangsa
pasar yang lebih luas yang sebelumnya hanya terbatas melakukan penjualan hanya di
daerah tertentu saja, dengan adanya e-commerce dapat menjangkau konsumen baru.
Pelaku UMKM tidak hanya dapat menjadikan e-commerce sebagai portal
berjualan,namun dapat membangun relasi dan membangun konsep pasar baru dan
menggunakan system pemasaran yang lebih efektif dan menjadikan e-commerce juga
sebagai media pembelajaran.Pelaku UMKM juga dapat melihat dan melakukan
observasi penjualan yang dilakukan oleh pesaing dan mengadopsinya.

2.Digital Marketing

Ditengah Pandemi covid-19 yang dialami di Indonesia khususnya, banyak


menurunkan omset penjualan UMKM.Berkurangnya jumlah konsumen dibeberapa
sektor dan industri menuntut pelaku UMKM untuk dapat memasarkan produk
secara maksimal dan berfikir kreatif dan inovatif.Penggunaan internet pada masa
pandemik covid-19 ini sudah seperti keharusan termasuk dalam menjalankan
bisnis dan salah satu upaya dalam memasakan produk yang dapat di adopsi
oleh pelaku UMKM adalah dengan melakukan digital marketing.Era digital yang
berkembang pesat saat ini tidak mungkin untuk dihindari. Pakar pemasaran
Yuswohadi mengungkapkan bahwa jika ingin bertahan, maka pelaku UMKM
harus mampu memaksimalkan manfaat perkembangan digital (Purwana et al., 2017).

Digital marketing adalah adalah kegiatan promosi dan pencarian pasar melalui
media digital secara online dengan memanfaatkan berbagai sarana misalnya jejaring
sosial.(Purwana et al., 2017). Cara pemasaran secara digital yang sering dimanfaatkan
oleh pelaku usaha adalah dengan menggunakan media sosial seperti memasarkan
produk melalui instagram, facebook, twitter dan masih banyak lagi.Selain itu
pemasaran digital juga bisa dilakukan pada e-commerce dan banyak media
lainnya.Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga menjadikan digital
marketing harus dapat dipahami dan dipelajari oleh UMKM.

Ada beberapa bentuk pemasaran digital yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM
untuk dapat melakukan pemasaran produk adalah sebagai berikut :

(1) Publikasi video dan foto produk di akun sosial media secara intensif.
Penggunaan sosial media juga disesuaikan dengan segmen produk yang kita
miliki.

9
(2) Memanfaatkan facebook ads, instagram ads, twitter ads, google disply
networkdll yang dapat dengan mudah diakses melalui sosial media dan dapat
menjangkau konsumen dengan kriteria yang sudah kita tentukan sebelmnya.

(3) Membuat video produk pemasaran yang ditayangkan melalui sosial media
atau melakukan livepromosi produk. Strategi ini jika dilakukan dengan benar
akan berpengaruh positif terhadap bisnis.

(4) Melibatkan konsumen didalam pemilihan produk, melakukan edukasi dan


pengenalan terhadap kualitas produk secara intensif di akun media sosial dan
menggunakan kata-kata kreatif dan menggunakan hastag (#) agar lebih mudah
ditemukan konsumen. Dengan hal ini nantinya terbentuk kesadaran merek dan
dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Dalam melakukan digital marketing, pelaku UMKM dituntuk untuk selalu belajar
dan berfikir terbuka terhadap teknologi yang semakin berkembang. Tentunya
pemasaran secara digital juga mempertimbangkan menggunakan media yang cocok
dan cara komunikasi yang tepat yang disesuaikan dengan segmen atau pangsa pasar
yang dipilih. Sehingga pemasaran akan lebih efektif dan tidak salah sasaran.

3. Perbaikan Kualitas Produk DanPelayanan

Ditengah Pandemi covid-19 ini, konsumen lebih berhati-hati dalam menggunakan


barang dan jasa dan terjadi penurunan kepercayaan konsumen terhadap barang dan
jasa yg dijual oleh pelaku usaha.Selain itu keterbatasan konsumen dalam
melakukan pembelian langsung juga berdampak pada berkurangnya secara
signifikan jumlah pembelian konsumen.Untuk itu pelaku UMKM harus
melakukan perbaikan kualitas produk untuk dapat meningkatkan kepercayaan
konsumen dan secara intensif mengkomunikasikan terhadap kualitas produk Bentuk
peningkatan kualitas produk yang bisa dilakukan adalah melakukan kontrol mutu
produk lebih detail dan menjamin kebersihan dan keamanan produk. Selain itu
pelaku UMKM dapat menyesuaikan ketahanan produk dan kemasan karena penjualan
sekarang lebih sering menggunakan penjualan secara online sehingga daya tahan dan
keamanan produk harus lebih ditingkatkan

.Selain peningkatkan kualitas produk, pelaku UMKM juga dapat meningkatkan


kualitas pelayanan dan menambah jenis pelayanan seperti pesan antar dan
pelayanan pembelian melalui onlinedan dengan menggunakan hotlinelayanan khusus
terkait penjualan yang dapat dengan mudah diakses konsumen.Meskipun ada
usaha yang tidak dapat membuka usaha secara langsung, UMKM dapat
menggunakan deliveryproduknya secara langsung seperti membuat layanan pesan
antar sendiri, atau menggunakan aplikasi seperti gojek, grab dll.

4. Customer Relationship Marketing (CRM)

Dimasa Pandemi ini, pelaku UKM sebaiknya tidak hanya berfokus pada
menjaring pelangan baru tapi harus mempertahankan produk dan menjaga pelangan

10
yang sudah ada, menciptakan kepuasan pelanggan hingga akhirnya menciptakan
loyalitas pelanggan. Pelangan yang loyal tidak akan berpindah ke yang lain karena
sudah memiliki kepercayaan terhadap produk kita. Salah satu cara pelaku UMKM
untuk dapat bertahan di tengah menurunnya geliat bisnis adalah dengan
melakukan pemasaran hubungan pelanggan (customer relationship marketing).
Customer relationship marketingadalah sebuah konsep strategi pemasaran yang
berupaya menjalin hubungan jangka panjang dengan para pelanggan, yaitu
mempertahankan hubungan yang kokoh dan saling menguntungkan antara penyedia
jasa dan pelanggan yang dapat membangun transaksi ulangan dan menciptakan
loyalitas pelanggan.

2.6. Peran UMKM Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran Masyarakat


Permasalahan akan Pengangguran di Indonesia seolah menjadi permasalahan yang tak
kunjung usai, hal tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah usia produktif yang tidak
diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Faktor penyebab tingginya angka
pengangguran di Indonesia juga disebabkan oleh rendahnya Sumber daya manusia yan
dimiliki. Selain itu, perubahan yang terjadi pada struktur ekonomi sebuah negara dapat
pula menimbulkan pengangguran. Saat ini, di Negara kita sektor pertanian merupakan
sektor dengan posisi pertama dalam menyerap tenaga kerja (Priastiwi and Handayani
2019).
Hal tersebut mengakibatkan mayoritas masyarakat Indonesia masih memprioritaskan
pertanian sebagai mata pencaharian. Meskipun Pertanian menjadi sektor utama dalam
penyerapan tenaga kerja, hal tersebut tidak serta mengurangi tingkat pengangguran di
Indonesia,beberapa masyarakat tidak memiliki kemampuan khusus dalam bidang tersebut.
Saat ini, Indonesia sedang mengalami fase bonus demografi, hal tersebut tentunya
merupakan langkah bagi masyarakat untuk mencari inovasi baru dalam langkah perbaikan
taraf hidup, karena pada fase ini usia produktif yang dimiliki oleh Indonesia lebih
medominasi jika dibandingkan usia non produktif. Namun, fase tersebut tampaknya tidak
digunakan oleh Indonesia secara maksimal, karena banyak dari usia produktif tersebut
tidak dibekali dengan kemampuan khusus serta kreativitas dan inovasi baru yang mampu
mengubah kondisi perekonomian bangsa. Dapat diketahui bahwa rata-rata pekerja UMKM
berasal dari masyarakat menengah kebawah, untuk memperbaiki perekonomian keluarga,
perempuan-perempuan tersebut terpaksa bekerja untuk mendapatkan penghasilan lebih
karena jika hanya bergantung pada penghasilan suami tentu tak akan cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok dan anak.

2.7. Strategi Penggerak UMKM Dalam Mempertahankan Posisi di Masyarakat


Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran :
(1)sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi,
(2) penyedia lapangan kerja terbesar,

11
(3) pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan
masyarakat,
(4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta
(5)kontribusinya terhadap neraca pembayaran.

Efendi Ishak, (2005) sebagai pilar perekonomian nasional, UMKM ternyata bukan sektor
usaha yang tanpa masalah. Dalam perkembangannya, sektor ini justru menghadapi banyak
masalah yang sampai saat ini belum mendapat perhatian serius untuk mengatasinya. Selain
masalah permodalan yang disebabkan sulitnya memiliki akses dengan lembaga keuangan
karena ketiadaan jaminan (collateral), salah satu masalah yang dihadapi dan sekaligus
menjadi kelemahan UMKM adalah kurangnya akses informasi, khususnya informasi pasar.
Hal tersebut menjadi kendala dalam hal pemasaran, karena dengan terbatasnya akses
informasi pasar mengakibatkan rendahnya orientasi pasar dan lemahnya daya saing di
tingkat global. Miskinnya informasi mengenai pasar tersebut, menjadikan UMKM tidak
dapat mengarahkan pengembangan usahanya secara jelas dan fokus, sehingga jalannya
lambat kalau tidak dikatakan stagnan.
Dalam menghadapi mekanisme pasar yang makin terbuka dan kompetitif, penguasaan
pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing UMKM. Agar dapat
menguasai pasar, maka UMKM perlu mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat,
baik informasi mengenai pasar produksi maupun pasar faktor produksi.
Langkah dalam menghadapi masyarakat EKonomi ASEAN salah satunya adalah
dengan terwujudnya manajemen yang baik, pengelolaan pengeluaran dan pemasukan
dalam akuntansi yang sesuai serta adanya nilai tambah dalam inovasi produk merupakan
salah satu langkah dalam persaingan pasar global, untuk menyambut masyarakat ekonomi
ASEAN (Aribawa 2016). Dalam realitas sosial yang berkembang, masyarakat dihadapkan
dengan banyak pilihan, terkait inovasi-inovasi baru yang menyusul seiring perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, begitu pula dalam hal berwirausaha. Tak jarang, beberapa
usahawan beralih profesi akibat tak bisa menyesuaikan perkembangan IPTEK dalam
merancang sebuah inovasi dan strategi yang baik, sehingga para pekerja dibawahnya juga
merasakan imbas yang berujung pada pengurangan jumlah tenaga kerja, dan yang terburuk
adalah penutupan usaha atau pabrik. Diperlukan Inovasi–inovasi terbaru dalam rangka
peningkatan daya saing UMKM, agar usaha tersebut dapat bertahan dalam waktu yang
panjang, sehingga mendapatkan keuntungan yang maksimal (Suci 2017).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Semua keberhasilan yang telah dicapai oleh UMKM memiliki titik kelemahan
yang harus segera diselesaikan meliputi kurangnya permodalan baik jumlah maupun
sumbernya, kurangnya kemampuan manajerial dan minimnya keterampilan pengoperasi
dalam mengorganisir dan terbatasnya pemasaran merupakan hal yang mendasar selalu
dihadapi oleh semua UMKM dalam merintis sebuah usaha bisnis untuk dapat
berkembang. Pandemic covid-19 yang terjadi di Indonesia berdampak pada
ketidakstabilan dalam perekonomian terutama pada UMKM.Pelaku UMKM ini
merasakan dampak langsung berupa penurunan omset penjualan dikarenakan adanya
himbauan pemerintah dan penerapan PSBB yang menghimbau masyarakat untuk
tetap dirumah sehingga cukup banyak UMKM yang harus berenti beroperasi
untuk sementara waktu.Untuk itu pelaku UMKM harus memiliki trategi untuk
dapat bertahan di tengah pandemi kini dan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
terhadap kondisi yang terjadi.Ada beberapa strategi bertahan yang di
rekomendasikan yang dapat di lakukan UMKM untuk dapat mempertahankan
bisnisnya, yaitu

1. melakukan penjualan melalui e-commerce karena masyarakat sekarang


banyak beralih ke belanja online.
2. Melakukan pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi digital
(digital marketing) untuk dapat menjangkau lebih banyak konsumen.
3. Melakukan perbaikan kualitas produk dan kualitas serta jenis layanan.
4. Melakukan pemasaran hubungan pelanggan (customer relationship
marketing) untuk menciptakan kepercayaan konsumen dan menumbuhkan
loyalitas pelanggan.

3.2 Saran
Adapun saran yang bisa direkomendasikan adalah sebagai berikut :1.Pelaku
UMKMdapat mengadopsi strategi bertahan yang sudah dijelaskan dan diharapkan
dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan bisnis di masa
pandemik ini maupun dimasas yang akan datang, karena pelaku usaha yang dapat
bertahan adalah yang responsif terhadap perubahan sekitar dan mampu
menyesuaikan diri baik dari segi produk, sistem pemasaran dan penjualan
maupun penggunaan teknologi yang mendukung bisnis. 2.Pemerintahyang berwenang,
diharapkan terus memberikan edukasi dalam bentuk sosialisasi atau pelatihan
kepada pelaku usaha. Membentuk jaringan komunikasi bagi UMKM sehingga mudah
dipantau dan keterampilan UMKM akan semakin meningkat. 3.Penelitiberikutnya
dapat memperluas penelitian dan melihat efektifitas strategi bertahan yang
sudah di rumuskan terhadap UMKM.

13
DAFTAR PUSAKA

KOMINFO, P. (2021, March 10). Hadapi Perubahan zaman, Koperasi Harus Lakukan
Transformasi digital. Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika
RI. https://www.kominfo.go.id/content/detail/37314/hadapi-perubahan-zaman-koperasi-
harus-lakukan-transformasi-digital/0/berita

Amanda, N. J. (2020, August 26). Bagaimana Perjuangan UMKM Di era digital? - Vutura
blog. Blog vutura. https://vutura.io/blog/perjuangan-umkm-di-era-digital/

Pengertian UMKM, Kriteria, Dan Perannya dalam Ekonomi RI. (2021, April 7). OCBC
NISP | With You. https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/04/07/pengertian-umkm

Yuli Rahmini Suci. (2017). PERKEMBANGAN UMKM (USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH) DI INDONESIA. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, 6(1), 51–58. Retrieved
from https://journal.upp.ac.id/index.php/cano/article/view/627

Ilmi, N. A. N. (2021). Peran UMKM Dalam Mengurangi Tingkat Pengangguran


Masyarakat dan Strategi UMKM Ditengah Pandemi Covid-19. Jurnal Manajemen Bisnis,
18(1), 96-107. https://doi.org/10.38043/jmb.v18i1.2790

https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XIII-10-II-
P3DI-Mei-2021-1982.pdf

Hardilawati, W. laura. (2020). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-


19. Jurnal Akuntansi Dan Ekonomika, 10(1), 89-98.
https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934

https://media.neliti.com/media/publications/78477-ID-strategi-penguatan-usaha-mikro-
kecil-men.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai