Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MANAJEMEN USAHA KECIL DAN KOPERASI

Oleh:
LISTA SYAHRUN LO’ONG
C 205 21 052

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI DILUAR KAMPUS UTAMA
UNIVERSITAS TADULAKO
TOJO UNA-UNA
2023
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan masalah ......................................................................... 2

1.3 Tujuan penelitian ........................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................. 1

2.1 Usaha Kecil Dan Koperasi.......................................................... 7

2.1.1 Usaha Kecil ....................................................................... 7

2.1.2 Koperasi............................................................................. 8

2.1.3 Tujuan Usaha ..................................................................... 9

2.1.4 Dasar-Dasar Manajemen Usaha ........................................ 9

2.2 Kewirausahaan Dan Usaha Kecil .............................................. 11

2.2.1 Pengertian Kewirausaan .................................................... 11

2.2.2 Karakteristik Wirausaha .................................................... 12

2.2.3 Karakteristik UMKM ........................................................ 14

2.2.4 Perbedaan Usaha Kecil dan Mikro .................................... 15

2.3 Kelemahan Usaha Kecil .............................................................. 16

2.3.1 Peluang Usaha ................................................................... 16

2.3.2 Kelemahan dan Penyebab Kegagalan Usaha Kecil........... 17

2.4 Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Non Koperasi ...... 19

ii
2.5 Pengembangan dan Pengelolaan Usaha Kecil Dari

Berbagai Aspek............................................................................ 21

2.6 Tujuan, Fungsi, dan Tata Cara Mendirikan Koperasi ........... 24

2.6.1 Tujuan Koperasi ................................................................ 24

2.6.2 Fungsi Koperasi................................................................. 24

2.6.3 Tata Cara Mendirikan Koperasi ........................................ 25

BAB 3 Penutup ............................................................................................... 28

3.1. Kesimpulan.................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 29

iii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Koperasi dan Non Koperasi ..............................................20

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha kecil dan koperasi memainkan peran penting dalam perekonomian

suatu negara. Mereka memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja,

mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan pemerataan ekonomi. Dalam beberapa

tahun terakhir, peran usaha kecil dan koperasi semakin mendapat perhatian dari

pemerintah, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya, terutama di negara-

negara berkembang.

Di berbagai negara, usaha kecil dan koperasi telah menjadi salah satu

pendorong pertumbuhan ekonomi dan pengurangan disparitas sosial-ekonomi.

Mereka sering kali menjadi inovator dalam bisnis dan dapat memberikan akses

kepada kelompok masyarakat yang kurang mampu untuk terlibat dalam aktivitas

ekonomi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana

manajemen yang efektif dalam usaha kecil dan koperasi dapat berkontribusi pada

keberhasilan dan keberlanjutan mereka.

Selain itu, saat ini kita juga menghadapi berbagai tantangan global seperti

persaingan yang semakin ketat, perubahan teknologi, dan perubahan iklim. Semua

ini berdampak pada cara usaha kecil dan koperasi beroperasi dan berkembang. Oleh

karena itu, diperlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang konsep dan

praktik manajemen yang dapat membantu usaha kecil dan koperasi untuk bertahan

dan berkembang dalam lingkungan yang berubah dengan cepat ini.

28
2

Dalam konteks inilah makalah ini akan menjelaskan berbagai aspek

manajemen usaha kecil dan koperasi, termasuk konsep dasar, peran manajemen

dalam pertumbuhan, tantangan yang dihadapi, dan strategi untuk mengatasi

tantangan tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang manajemen dalam

konteks usaha kecil dan koperasi, diharapkan kita dapat mendukung pertumbuhan

sektor ini dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan

ekonomi dan sosial di berbagai negara.

Melalui makalah ini, kami berharap dapat memberikan wawasan yang

berharga bagi para pemangku kepentingan, pengusaha, dan pembuat kebijakan

dalam mendukung perkembangan usaha kecil dan koperasi yang berkelanjutan dan

berdaya saing.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana pengertian usaha kecil dan koperasi, Tujuan usaha/bisnis, serta

dasar-dasar manajemen/pengelolaan usaha ?

b. Bagaimana pengertian kewirausahaan, karakteristik wirausaha,

karakteristik UMKM, serta pengertian dan perbedaan usaha kecil dan

mikro?

c. Bagaimana pengertian peluang usaha, serta apakah yang menjadi

kelemahan dan penyebab kegagalan usaha kecil?

d. Bagaimana perbedaan koperasi dengan badan usaha non koperasi?

e. Bagaimana pengembangan usaha kecil dan pengelolaan usaha kecil dari

beberapa aspek?
3

f. Bagaimana pengertian, tujuan, fungsi, serta cara mendirikan sebuah

koperasi?

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai :

a. Pemahaman tentang pengertian usaha kecil dan koperasi, tujuan

usaha/bisnis

b. Pemahaman tentang pengertian kewirausahaan, karakteristik wirausaha,

UMKM serta perbedaan usah kecil dan mikro

c. Pemahaman tentang kelemahan usaha kecil, serta penyebab kegagalan

usaha kecil

d. Pemahaman tentang pengembangan usah kecil dan pengelolan usaha kecil

dari berbagai aspek

e. Pemahaman tentang tujuan dan fungsi koperasi, serta tata cara mendirikan

koperasi
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Usaha Kecil Dan Koperasi

2.1.1 Usaha Kecil

Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional

yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam

mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan

ekonomi pada khususnya Selain itu, usaha kecil juga merupakan kegiatan usaha

dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang

luas, agar dapat mempercapat proses pemerataan dan pendapatan ekonomi

masyarakat.

Definisi usaha kecil menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu usaha ekonomi

produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan yang

dilakukan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi

kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang. Adapun kriteria

usaha kecil Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Kecil antara lain:

28
8

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 sampai

dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00

sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (ket.: nilai

nominal dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian

yang diatur oleh Peraturan Presiden)

2.1.2 Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

Berikut ini definisi koperasi menurut para ahli :

a. Koperasi berasal dari bahasa Latin cum (yang artinya dengan) dan

operasi (yang artinya bekerja). Dari dua kata tersebut maka koperasi

diartikan bekerja dengan orang-orang lain (Cornelis Rintuh, 1995:59).

b. Koperasi adalah suatu bentuk perusahaan yang didirikan oleh

orangorang tertentu, untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu,

berdasarkan ketentuan dan tujuan teretentu pula (Revrisond

Baswir,2000: 1)

c. UU No. 25/1992: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang seoran atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan


9

ekonomi rakyat, yang berdasar atas asas kekeluargaan (Revrisond

Baswir, 2000: 6).

2.1.3 Tujuan Usaha

Tujuan utama dari sebuah usaha atau bisnis adalah untuk mendapatkan

keuntungan atau laba. Meski begitu, tujuan bisnis tidak hanya tentang keuntungan

semata. Secara umum, tujuan bisnis adalah sebagai berikut :

a. Mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari kegiatan bisnis

yang dijalankan

b. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi Masyarakat

c. Mendapatkan prestasi, pengakuan, dan kepercayaan dari masyarakat

d. Memenuhi kebutuhan masyarakat melalui penyediaan produk dan jasa

e. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat agar lebih sejahtera

f. Menunjukkan dan menjaga eksistensi perusahaan

2.1.4 Dasar-Dasar Manajemen Usaha

Dasar manajemen bisnis dapat membantu pelaku bisnis untuk mencapai

tujuan perencanaan dan pengelolaan dengan tepat. Fungsi manajemen memang

sangat penting, jadi sebisa mungkin Anda harus mempelajarinya. Memahami

manajemen bisnis sangat menguntungkan karena nantinya akan digunakan untuk

mengembangkan bisnis. Berikut lima poin yang dapat membantu dalam manajemen

bisnis, sebagai berikut:


10

a. Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan cara untuk memperoleh uang

produksi serta proses penggunaan uang tersebut bisa disusun secara

rinci. Pada manajemen keuangan bisnis Anda dihadapkan pada proses

keluar dan masuknya uang. Proses itu meliputi penggunaan sebagai

dana produksi, investasi atau hal lainnya. Manajemen keuangan harus

dilakukan supaya bisnis dapat berkembang dengan baik dan benar.

b. Manajemen Produksi

Manajemen produksi juga memegang peranan penting untuk

membuat bisnis dapat memproduksi barang dengan baik. Perlu

diketahui bahwa manajemen produksi pada perencanaan, pengelolaan

dan pengendaliannya melibatkan keinginan serta kepuasan konsumen.

Bila suatu barang diproduksi dengan kualitas memuaskan, maka

konsumen juga sangat senang. Timbal balik baik ini akan menuntun

bisnis ke arah yang lebih baik.

c. Manajemen Pemasaran

Dasar manajemen bisnis yang tidak kalah penting, yaitu manajemen

pemasaran. Seperti yang Anda ketahui bahwa manajemen pemasaran

memegang peranan penting dalam kemajuan bisnis. Manajemen

pemasaran yang baik membuat tingkat penjualan produk makin tinggi.

Sehingga produksi barang menjadi meningkat. Keuntungan bisnis

yang didapatkan juga akan semakin besar. Adapun komponen

manajemen pemasaran yang perlu diperhatikan yaitu merencanakan


11

program pemasaran, mencari informasi yang dibutuhkan untuk

pemasaran serta evaluasi program pemasaran secara berkala.

d. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen ini lebih mengarah pada kualitas sumber daya manusia.

Biasanya dalam sebuah perusahaan maupun bisnis tidak terlepas pada

pengelolaan sumber daya manusia. Pihak yang bertanggung jawab

dalam melakukan pengelolaan yaitu HRM, HRD dan personalia.

Sumber daya manusia merupakan sebuah asset penting dalam sebuah

perusahaan dan bisnis jadi harus dikelola dengan baik.

e. Manajemen Informasi

Setiap bisnis yang Anda jalankan memiliki pesaing yang banyak. Oleh

karena itu Anda harus memahami manajemen informasi. Fungsi

penting dalam manajemen informasi, yaitu dapat memberikan sumber

informasi mengenai hal yang membuat bisnis berkembang dan

pesaingnya.

2.2 Kewirausahaan Dan Usaha Kecil

2.2.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan sebagai Etika Ekonomi Modern, kewirausahaan sebagai

etika (akhlak, moralitas) ekonomi/bisnis (etika kewirausahaan) berkaitan dengan

makna kewirausahaan sebagai resep bertindak guna menumbuh kembangkan

sistem perekonomian (bisnis) yang modern. Pemaknaan seperti ini tidak saja

berlaku secara tekstual, tetapi dikenal pula secara umum dalam masyarakat.
12

Pandangan tekstual bahwa kewirausahaan terkait dengan etika ekonomi (bisnis)

dapat dicermati pada pendapat Salim Siagian dan Asfahani (1995) yang

menyatakan sebagai berikut: Kewirausahaan adalah semangat, pelaku dan

kemapuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang

memperoleh keuntungan diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada

pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusahan mencari dan melayani lebih

banyakndan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih

bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian

mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.

2.2.2 Karakteristik Wirausaha

William Bygrave (Alma, 2007) mendeskripsikan karekteristik wirausaha

ke dalam sepuluh konsep yang disebutnya sebagai konsep 10D. Berikut konsepnya:

a. Konsep Dream, dimaksukan bahwa seorang wirausaha mempunyai

visi bagaimana keinginannya terhadap masa depan pribadi dan

bisnisnya, dan yang paling penting adalah dia mempunyai

kemampuan untuk mewujudkan impian tersebut.

b. Konsep decisiveness, bahwa seorang wirausaha adalah orang yang

tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan

penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan dia mengambil

keputusan adalah merupakan faktor kunci dalam kesuksesan

bisnisnya.

c. Konsep doers, begitu seorang wirausaha membuat keputusan maka

dia langsung menindaklanjutinya. Mereka melaksanakan kegiatannya


13

secepat mungkin yang dia sanggup. Artinya seorang wirausaha tidak

mau menunda-nunda kesempatan yang dapat dimanfaatkan.

d. Konsep determination, seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya

dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak

mau menyerah, walaupun dia dihadapkan pada rintangan yang

mustahil diatasi.

e. Konsep dedication, dedikasi seorang wirausaha terhadap bisnisnya

sangat tinggi, kadang-kadang dia mengorbankan hubungan

kekeluargaan, melupakan hubungan dengan keluarganya sementara.

Mereka bekerja tidak mengenal lelah.

f. Konsep devotion, artinya seorang wirausaha mencintai pekerjaannya

dan produk yang dihasilkannya secara gila-gilaan. Hal inilah yang

mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk

menjual produk yang ditawarkannya.

g. Konsep devotion, artinya seorang wirausaha mencintai pekerjaannya

dan produk yang dihasilkannya secara gila-gilaan. Hal inilah yang

mendorong dia mencapai keberhasilan yang sangat efektif untuk

menjual produk yang ditawarkannya.

h. Konsep destiny, seorang wirausaha bertanggungjawab terhadap nasib

dan tujuan yang hendak dicapai. Dia merupakan orang yang bebas dan

tidak mau tergantung pada orang lain.

i. Konsep dollars, seorang wirausaha tidak sangat mengutamakan

mencapai kekayaan. Motivasinya bukan untuk memperoleh uang.


14

Baginya, uang dianggap sebagai ukuran kesuksesan bisnisnya.

Mereka berasumsi, jika mereka sukses berbisnis maka mereka pantas

memperoleh uang atau keuntungan.

j. Konsep distribute, seorang wirausaha bersedia mendistribusikan

kepemilikan bisnisnya terhadap orang–orang kepercayaannya. Orang-

orang kepercayaan ini adalah orang-orang yang kritis dan mau diajak

untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.

2.2.3 Karakteristik UMKM

a. Livelihood Activities, UMKM yang termasuk ke dalam kategori ini

pada umumnya bertujuan mencari kesempatan kerja untuk mencari

nafkah.

b. Micro Enterprises, UMKM ini biasanya berupa artisan (pengrajin)

dan tidak memiliki sifat kewirausahaan. Jumlah UMKM ini di

Indonesia relatif besar.

c. Small Dynamic Enterprises, pelaku UMKM jenis ini biasanya

memiliki jiwa kewirausahaan. Banyak pengusaha skala menengah

dan besar yang tadinya berasal dari kategori ini.

d. Fast Moving Enterprises, pelaku UMKM jenis ini memiliki jiwa

kewirausahaan yang sebenarnya. Dari kelompok ini, akan muncul

usaha skala menengah dan besar.


15

2.2.4 Perbedaan Usaha Kecil dan Mikro

a. Omzet Usaha

Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2008, usaha mikro memiliki hasil

penjualan tahunan atau omzet paling banyak sebesar Rp300 juta.

Sedangkan usaha kecil memiliki omzet tahunan lebih dari Rp300 juta,

sampai dengan paling banyak Rp2,5 milyar. Lalu, usaha menengah

memiliki omzet tahunan lebih dari Rp2,5 milyar, sampai dengan

paling banyak Rp50 milyar.

b. Jumlah Tenaga Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik, ketiga unit usaha memiliki jumlah

tenaga kerja yang berbeda. Usaha mikro setidaknya memiliki 1-5

tenaga kerja. Usaha kecil memiliki 6-19 tenaga kerja. Lalu usaha

menengah memiliki 20-99 tenaga kerja.

c. Perbedaan Modal Awal UKM dan UMKM

Perbedaan UKM dan UMKM dapat dilihat dari besaran modal

pendirian usaha. Modal untuk mendirikan UKM adalah sebesar Rp50

juta. Sedangkan modal untuk mendirikan UMKM adalah sebesar

Rp300 juta atau dengan mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk

pembiayaan modal. Namun, mengapa UMKM membutuhkan modal

awal lebih banyak? Ini dikarenkan UMKM diyakini lebih memiliki

pengaruh terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. Sementara

UKM dinilai bersifat lebih perorangan dengan usaha dan keuntungan

kecil.
16

2.3 Kelemahan Usaha Kecil

2.3.1 Peluang Usaha

Pengertian peluang usaha dalam kewirausahaan menurut para ahli peluang

usaha terdiri dari dua kata yaitu “peluang” dan “usaha”. Peluang yang dalam bahasa

inggris di sebut dengan opportunity memiliki arti sesuai dengan KBBI adalah

kesempatan. Secara sederhana peluang di artikan sebagaikesempatan muncul atau

terjadi pada satu peristiwa. Sementara itu, usaha memiliki pengertian berbagai daya

untuk mendapatkan apa yang di inginkan.Sehingga secara terminologis pengertian

peluang usaha adalah kesempatan yang dapat dimanfaatkan seseorang untuk

mendapatkan apa yang di inginkannya/ keuntungan - kekayaan - uang ' dengan

memanfaatkan berbagai faktor baik faktor eksternal maupun internal. Ciri-ciri

peluang usaha yang baik:

a. Peluang itu orisinil dan tidak meniru.

b. Peluang itu harus dapat mengantisipasi perubahan, persaingan,

dankebutuhan pasar dimasa yang akan datang.

c. Benar-benar sesuai dengan keinginan agar peluang bisa bertahan

lama.

d. Tingkat visibilitas kelayakkan usaha benar-benar teruji untuk

dilakukan riset dan trial.

e. Bersifat ide kreatif dan inovatif bukan tiruan dari orang lain.

f. Ada keyakinan untuk mewujudkannya.

g. Ada rasa senang dalam menjalankannya


17

2.3.2 Kelemahan dan Penyebab Kegagalan Usaha Kecil

Usaha kecil memiliki beberapa kelemahan yang dapat memengaruhi

kinerja dan keberlanjutan mereka. Berikut adalah beberapa kelemahan umum dari

usaha kecil:

a. Terbatasnya Sumber Daya Keuangan. Salah satu kelemahan utama

usaha kecil adalah akses yang terbatas terhadap sumber daya

keuangan. Mereka sering kali memiliki modal terbatas untuk memulai

atau mengembangkan usaha mereka, yang dapat membatasi

kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan dan bersaing di pasar.

b. Rendahnya Skala Produksi. Usaha kecil biasanya beroperasi dengan

skala produksi yang lebih kecil daripada perusahaan besar. Hal ini

dapat mengakibatkan biaya produksi yang lebih tinggi per unit, yang

membuat mereka kurang bersaing dalam hal harga.

c. Keterbatasan Kemampuan Manajemen. Pemilik usaha kecil mungkin

memiliki keterbatasan dalam hal pengetahuan manajemen dan

pengalaman, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam

mengelola operasi, sumber daya manusia, dan keuangan dengan

efektif.

d. Ketergantungan pada Pemilik. Usaha kecil sering kali sangat

tergantung pada pemiliknya. Jika pemilik mengalami masalah

kesehatan atau tidak dapat hadir dalam bisnis, ini dapat mengganggu

kelangsungan operasi.
18

e. Risiko yang Tinggi. Usaha kecil cenderung lebih rentan terhadap

risiko ekonomi, seperti perubahan dalam kondisi pasar atau fluktuasi

harga bahan baku. Mereka mungkin tidak memiliki cadangan

keuangan yang cukup untuk bertahan dalam situasi krisis.

Meskipun usaha kecil memiliki kelemahan ini, mereka juga memiliki

kelebihan seperti fleksibilitas, inovasi, dan kemampuan untuk merespons pasar

lokal dengan lebih baik. Dengan manajemen yang baik dan pemahaman yang

mendalam tentang tantangan mereka, usaha kecil masih dapat berhasil dan tumbuh

di pasar yang kompetitif.

Selain kelemahan, ada beberapa faktor juga yang menjadi penyebab

kegagalan sebuah usaha kecil, antara lain:

a. Tidak Memahami Pasar. Bisnis bukan hanya tentang apa yang kamu

sukai, tetapi apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh konsumen.

Maka dari itu, untuk memulai bisnis kecil, kamu harus bisa membaca

situasi dan kondisi pasar.

b. Perencanaan dan Pemetaan Bisnis yang Buruk. Bisnis juga soal

strategi, maka dari itu perlu direncanakan dan dipetakan dengan

matang. Sebagai seorang wirausahawan kamu harus mampu membuat

perencaan bisnis, hal ini nantinya akan berguna untuk memprediksi

untung rugi maupun pengembangan bisnis kedepannya.

c. Tersendat Masalah Finansial. Tidak dipungkiri memang untuk

memulai sebuah bisnis, meskipun skalanya kecil atau belum besar,


19

tetap membutuhkan modal atau dana. Masalah finansial bisa

mempengaruhi produksi maupun laju bisnis secara keseluruhan.

d. Tidak Memiliki Tim yang Solid. Bisnis yang berkembang

membutuhkan kerjasama tim yang solid. Oleh karena itu, kamu perlu

mempertimbangkan secara matang saat menentukan siapa saja orang

yang ada dalam tim bisnismu. Jika kamu salah mempekerjakan orang,

maka pengelolaan bisnismu bisa jadi kurang maksimal atau bahkan

bermasalah.

e. Strategi Pemasaran yang Tidak Efektif. faktor lainnya yang juga tidak

kalah penting dalam membangun bisnis kecil ialah strategi pemasaran

yang efektif. Ini soal bagaimana kamu mengatur siasat untuk

memperkenalkan dan memasarkan produk atau jasa yang kamu

tawarkan kepada konsumen.

2.4 Perbedaan Koperasi dengan Badan Usaha Non Koperasi

Koperasi sebagai badan usaha dapat melakukan kegiatan usahanya sendiri

dan dapat juga bekerja sama dengan badan usaha lain, seperti perusahaan swasta

maupun perusahaan negara. Perbedaan antara koperasi dan badan nonkoperasi,

dapat digolongkan sebagai berikut:


20

Tabel 2.1

Perbedaan Koperasi Dan Non Koperasi

Koperasi Non Koperasi

Mengutamakan kesejahteraan anggota Keanggotaan terbatas

Keanggotaan bersifat sukarela Keanggotaan terbatas

Modal dari penjualan saham,


Modal dari simpana anggota
perorangan, atau kelompok

Berbadan hukum Ada yang tidak berbadan hukum

Pengurus ditentukan oleh pemegang


Pengurus dipilih anggota
saham

Terdapat pembagian SHU menurut jasa


Tidak ada pembagian SHU
anggota Tidakadapembagian SHU

Keuangan bersifat terbuka Keuangan bersifat tertutup

Dari sudut pandang ekonomi, pada dasarnya koperasi memiliki perbedaan

secara esensial sebagai berikut:

a. Koperasi adalah kumpulan dari orang-orang, sedangkan nonkoperasi

adalah kumpulan modal.

b. Koperasi adalah organisasi ekonomi dimana anggotanya sebagai

pemilik sekaligus sebagai pelanggan utamanya, sedangkan pada

nonkoperasi, anggota dapat berfungsi sebagai pemilik tapi bukan

sebagai pelanggan.
21

c. Secara hukum, koperasi adalah organisasi yang didesain dengan hak

keanggotaan satu orang satu suara, pembagian surplus berdasarkan

jasa anggota bersifat sukarela dan terbuka. Pada perusahaan

nonkoperasi, hak suara tergantung pada jumlah modal yang disetor.

Artinya semakin banyak modal disetor, semakin besar suaranya.

2.5 Pengembangan dan Pengelolaan Usaha Kecil Dari Berbagai Aspek

Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia dapat ditinjau dari empat

aspek berikut ini. :

a. UMKM merupakan bagian terbesar dari seluruh unit usaha yang ada

di Indonesia. Pada awal krisis, jumlah UMKM di Indonesia tercatat

sekitar 30 juta unit. Jumlah ini pada tahun 1999 meningkat menjadi

37,9 juta dan pada tahun 2003 telah meningkat menjadi 42,4 juta unit

(BPS, 2002; Departemen Koperasi, 2005). Peningkatan UMKM dari

segi kuantitas ini terus berlanjut, bahkan pada pertengahan 2004 saja

sudah mencapai 44 juta unit usaha.

b. UMKM juga berperan besar dalam hal penyerapan tenaga kerja. Pada

tahun 1999, UMKM ternyata mampu menyerap tenaga kerja yang

berjumlah sekitar 67,2 juta orang. Penyerapan tenaga kerja ini terus

meningkat untuk tahun-tahun berikutnya. Pada tahun 2003, UMKM

telah mampu menyerap tenaga kerja sekitar 79 juta orang yang

merupakan sekitar 99,5% dari total penyerapan tenaga kerja untuk

semua usaha yang ada di Indonesia.


22

c. UMKM memberi kontribusi yang cukup besar terhadap produk

domestik bruto (PDB). Pada tahun 1999 nilai PDB UMKM mencapai

sekitar Rp 219,8 triliun sehingga memberi kontribusi sebesar 57,9%

terhadap PDB. Nilai tersebut terus meningkat menjadi sekitar Rp

259,1 triliun pada tahun 2003 sehingga mampu memberi kontribusi

sebesar 58,3% terhadap PDB. Data dari Departemen Koperasi (2005)

menunjukkan bahwa perkembangan nilai PDB UMKM lebih tinggi

(17,90%) dibanding usaha besar(16,14%).

d. Peran UMKM dalam perekonomian nasional juga dicerminkan

melalui kontribusinya terhadap ekspor yang cukup besar, mencapai

70 persen dari total ekspor Indonesia.

Permasalahan utama yang dihadap oleh pelaku UMKM antara lain dari sisi

manajemen usaha. Manajemen yang diartikan memcapai sasaran bersama dan

melalui orang lain, oleh pengusaha kecil umumnya kurang diterapkan, karena

semua hal dikerjakan sendiri. Karena itulah sebaiknya untuk bisa berkembang

pelaku usaha kecil harus mulai bisa mendelegasikan sebagian aspek manajemen

usahanya ke pihak lain sehingga mereka bisa memikirkan ke arah pengembangan

usaha.

Supaya pendelegasian berjalan baik diperlukan penyusunan sistem seperti

halnya yang terdapat pada usaha dengan sistem waralaba. Kalau seseorang

wirausaha bisa membuat sistem seperti sistem waralaba maka usaha itu sudah mulai

maju, sehingga bisa mengembangkan cabangnya dengan sistem tersebut.

Pendelegasian sebagian aspek manajemen ke orang lain itu sendiri bisa mulai
23

dilakukan bila kondisi usahanya sudah mulai rutin, dan bila wirausaha itu ingin

membuka cabang di tempat lain. Aspek manajemen berupa manajemen produksi,

pemasaran, keuangan dan SDM. Dari manajemen produksi ada hambatan

pengetahuan, hambatan untuk pemasaran ekspor berupa kualitas karena membuat

produk yang homogen itu tidak mudah. Maka sebaiknya produk yang diekspor

pengusaha kecil itu bukan produk yang mengarah ke produk yang menekannkan

sisi homogen, tetapi produk-produk seni seperti handicraft. Biaya produk yang

homogen dikerjakan oleh pabrikan. Manajemen produksi itu terkait masalah

kualitas. Jadi produk usaha kecil juga perlu ada stadarisasi. Dengan adanya

standarisasi membuat mutu produk akan meningkat.

Aspek pemasaran disesuaikan dengan segmen market. Kendala lain yang

dihadapi pelaku UMKM adalah aspek manajemen keuangan. Manajemen keuangan

perusahaan besar tidak cocok diterapkan di perusahaan kecil, sehingga tidak bisa

disamakan. Kalau turn-over-nya harian dan penjualan dilakukan secara kas, maka

sebaiknya pembelian juga secara kas. Jadi sebaiknya kalau mau meningkatkan

penjualan dilakukan secara kas dan sebaiknya menyisihkan laba untuk melakukan

pembelian lagi, karena manajemen piutang itu tidak mudah, perlu mengatur waktu

kapan jatuh tempo dan jumlahnya. Jadi dilakukan secara konservatif, karena usaha

kecil bila menanggung risiko sedikit bisa terguncang.


24

2.6 Tujuan, Fungsi, Serta Tata Cara Mendirikan Koperasi

2.6.1 Tujuan Koperasi

Koperasi memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut :

a. Meningkatkan kehidupan ekonomi anggota koperasi dan masyarakat

di sekitarnya.

b. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota koperasi dan

masyarakat di sekitarnya.

c. Membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi

rakyat yang adil dan makmur

d. Menjadi sokoguru dalam perekonomian nasional.

e. Membantu produsen dengan memberikan penawaran harga yang

relatif lebih tinggi.

f. Membantu konsumen dengan memberikan penawaran harga yang

relatif lebih terjangkau.

g. Memberikan bantuan peminjaman modal kepada unit-unit usaha skala

mikro dan kecil.

2.6.2 Fungsi Koperasi

Fungsi koperasi sebagai berikut :

a. Membangun dan Mengembangkan

Fungsi pertama dari koperasi, yaitu membangun sekaligus

mengembangkan potensi dan kemampuan anggotanya secara


25

khususnya dan masyarakat secara umum. Demikian juga, untuk

mewujudkan kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat.

b. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)

Fungsi kedua dari koperasi, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dan masyarakat secara aktif. Kualitas SDM yang semakin

meningkat akan memberikan manfaat bagi perekonomian.

c. Memperkuat Ketahanan Ekonomi Kerakyatan

Fungsi ketiga dari koperasi, yaitu memperkuat ketahanan ekonomi

kerakyatan. Fungsi ini bisa dikatakan sebagai pondasi kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan menjadikan koperasi

sebagai sokogurunya.

d. Mewujudkan dan Mengembangkan Perekonomian Nasional

Fungsi keempat dari koperasi, yaitu mewujudkan dan

mengembangkan perekonomian nasional dengan menggunakan asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.6.3 Tata Cara Mendirikan Koperasi

a. Calon-calon pendiri harus mempunyai kepentingan ekonomi yang

sama

Koperasi sebaiknya dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota

masyarakat yang mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang

sama. Sebaiknya sebelum melanjutkan proses mendirikan koperasi,

dahulukanlah tindakan penyuluhan tentang perkoperasian agar

kelompok masyarakat yang ingin mendirikan koperasi tersebut


26

memahami mengenai perkoperasian, sehingga anggota koperasi

nantinya benar-benar memahami nilai dan prinsip koperasi dan paham

akan hak dan kewajibannya sebagai anggota koperasi (Pasal 3 dan

Pasal 4 UU No.25 Tahun 1992).

b. Dilaksanakannya Rapat Pembentukan

Proses kedua dalam pendirian koperasi adalah dijalankannya rapat

pembentukan dimana untuk Koperasi Primer sekurang-kurangnya

dihadiri oleh 20 orang anggota pendiri, sedangkan untuk Koperasi

Sekunder sekurang-kurangnya dihadiri oleh 3 (tiga) koperasi melalui

wakil-wakilnya (Pasal 5 Ayat 1). Rapat pembentukan koperasi

tersebut dihadiri oleh pejabat dinas/instansi/badan yang membidangi

koperasi setempat sesuai domisili anggota (Pasal 5 Ayat 3), dimana

kehadiran pejabat tersebut bertujuan antara lain untuk : memberi

arahan berkenaan dengan pembentukan koperasi, melihat proses

pelaksanaan rapat pembentukan, sebagai narasumber apabila ada

pertanyaan berkaitan dengan perkoperasian dan untuk meneliti isi

konsep anggaran dasar yang dibuat oleh para pendiri sebelum

di”akta”kan oleh Notaris Pembuat Akta Koperasi setempat.

c. Penyusunan Akta Pendirian Koperasi

Proses ketiga yang harus dilakukan untuk mengesahkan Badan

Hukum Koperasi adalah Pembuatan atau penyusunan akta pendirian

koperasi, yang dapat disusun oleh para pendiri (apabila di wilayah

setempat tidak terdapat NPAK) atau dibuat oleh Notaris Pembuat


27

Akta Koperasi (Pasal 6 Ayat 1).Selanjutnya notaris atau kuasa pendiri

mengajukan permohonan pengesahan secara tertulis kepada pejabat

yang berwenang dengan dilampirkan Pasal 7 ayat (1) :

1) (Dua) rangkap salinan akta pendirian bermeterai cukup.

2) Data akta pendirian koperasi yang dibuat dan ditandatangani

nbotaris.

3) Surat bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-

kurangnya sebesar simpanan pokok dan simpanan wajib yang

wajib dilunasi oleh para pendiri.

4) Rencana kegiatan usaha minimal tiga tahun ke depan dan RAPB.

5) Dokumen lain yang diperlukan sesuai peraturan perundang

undangan.

d. Penelitian oleh Pejabat yang memiliki Kewenangan

Langkah akhir yang harus dilalui untuk mengesahkan koperasi

tersebut sebagai Badan Hukum adalah Penelitian oleh pejabat yang

berwenang.Pejabat yang berwenang akan melakukan :

1) Penelitian terhadap materi Anggaran Dasar yang diajukan (Pasal 8

Ayat 2),

2) Pengecekan terhadap keberadaan koperasi tersebut (Pasal 8 Ayat

2).
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Kesimpulan

Manajemen yang efektif adalah kunci keberhasilan usaha kecil dan

koperasi. Hal ini melibatkan perencanaan yang baik, pengorganisasian yang tepat,

pengarahan yang jelas, serta pengendalian yang efisien untuk mencapai tujuan dan

mengatasi tantangan yang muncul. Usaha kecil dan koperasi harus memiliki

pemahaman mendalam tentang pelanggan mereka dan pasar tempat mereka

beroperasi. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi peluang dan

mengatasi persaingan dengan lebih efektif.

Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional

yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam

mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan

ekonomi pada khususnya. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-

orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan

prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas

kekeluargaan.

28
25
DAFTAR PUSTAKA

http://pendidikanekonomia.blogspot.com/2013/10/perekonomian-

indonesia_22.html di akses tanggal 8 oktober 2023

https://www.pranataprinting.com/5-dasar-manajemen-bisnis-yang-harus-dipenuhi-

saat-berbisnis/ di akses tanggal 8 oktober 2023

Faraz, Nahiyah Jaidi. (2013). Makalah Kewiraushaan. Yogyakarta: UNY.

Yusmiana, Gusti. (2022). Definisi, Kriteria dan Konsep UMKM. Makassar: UIN

Alauddin.

https://www.academia.edu/10463645/makalah_mengenai_peluang_usaha diakses

9 Oktober 2023

Bashith, Abdul. 2008. Islam dan Manajemen Koperasi. Malang : UIN-MALIKI

Press. Andelia , Mira . 2014. Perbedaan Koperasi Dengan Badan Usaha

Lainnya.http://mira-andelia.blogspot.co.id/2012/10/perbedaan-koperasi-

dengan-badan-usaha.html.

Limanseto, Haryo. 2021. Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. UMKM Menjadi Pilar

Penting dalam Perekonomian Indonesia. https:// ekon.go.id/ publikasi/ detail/

2969/ umkm-menjadi-pilar-penting-dalam-perekonomian-indonesia

Rosyda. 2021. Pengertian Koperasi: Sejarah, Fungsi, Tujuan, Prinsip dan Jenisnya.

https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-koperasi/#Tujuan_Koperasi

Syam, Siti Aldhawaty. 2018. Universitas Negeri Makassar. Pendirian Dan

Keanggotaan Koperasi.

https://www.academia.edu/37850893/Makalah_Pengantar_Koperasi

29

Anda mungkin juga menyukai