DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
Nrp: 220308007
dapat menyelesaian Makalah DEFINISI, KRITERIA, DAN KONSEP UMKM. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Koperasi Syariah dan UMKM dengan dosen pengampu
Saya berharap makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca. Semoga Makalah ini
dapat menambah ilmu dan pengetahuan kita mengenai bank syariah. Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saya mengharapkan
saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan UMKM?
2. Apa saja kriteria dari UMKM?
3. Apa saja karakteristik dari UMKM?
4. Mengapa kemiskinan sebagai alasan adanya meberdayakan UMKM?
5. Apa saja masalah dan solusi dari UMKM?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi UMKM.
2. Mengetahui kriteria UMKM.
3. Mengetahui karakteristik UMKM.
4. Mengetahui alasan kemiskinan sebagai adanya memberdayakan UMKM.
5. Mengetahui masalah dan solusi dari UMKM.
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi UMKM
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda
pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undangundang.
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM), UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undangundang ini.
2
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah).
1. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
Di Negara lain atau tingkat dunia, terdapat berbagai definisi yang berbeda
mengenai UKM yang sesuai menurut karateristik masing – masing Negara, yaitu
sebagai berikut
1. World Bank: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ± 30 orang,
pendapatan per tahun US$ 3 juta dan jumlah aset tidak melebihi US$ 3 juta.
3. Di Eropa: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja 10-40 orang dan
pendapatan per tahun 1-2 juta Euro, atau jika kurang dari 10 orang,
dikategorikan usaha rumah tangga.
3
4. Di Jepang: UKM adalah industri yang bergerak di bidang manufakturing dan
retail/service dengan jumlah tenaga kerja 54-300 orang dan modal ¥ 50 juta-300
juta.
5. Di Korea Selatan: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja ≤ 300 orang
dan aset ≤ US$ 60 juta.
6. Di beberapa Asia Tenggara: UKM adalah usaha dengan jumlah tenaga kerja
1015 orang (Thailand), atau 5–10 orang (Malaysia), atau 10-99 orang
(Singapura), dengan modal ± US$ 6 juta.
B. Kriteria UMKM
a. Kriteria Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) menurut UU Nomor 20
Tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omset yang dimiliki oleh
sebuah usaha.
4
4) Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah
memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi
Usaha Besar (UB).
C. Karakteristik UMKM
Karakteristik UMKM dapat dilihat dengan penjelasan berikut:
- Usaha mikro memiliki kekayaan bersih maksimal 50 juta rupiah dengan hasil
penjualan paling banyak 300 juta rupiah per tahun.
- Usaha kecil memiliki kekayaan sekitar 50 juta hingga 500 juta rupiah dengan
hasil penjualan sekitar 300 juta hingga 2,5 milyar rupiah per tahun.
- Usaha menengah memiliki kekayaan bersih sekitar 500 juta hingga 10 milyar
dengan hasil penjualan paling banyak 2,5 milyar hingga 50 milyar per tahun.
- Usaha kecil dilakukan oleh sendiri ataupun pegawai dengan jumlah sedikit
- Jenis produk ekonomi tidak tetap dan dapat berganti sesuai kondisi
- Lokasi transaksi ekonomi tidak tetap dan dapat berpindah-pindah
- Sistem pembukuan yang belum baku, karena masih bercampur dengan uang
pribadi
- Aturan kebijakan usaha dan sistem administrasi belum jelas
- Sumber daya manusianya belum memadai
- Modal yang terbatas
- Tidak memiliki legalitas atau izin usaha
5
satu rumah tangga beranggotakan 4 orang. Jumlah RTM secara nasional sampai tanggal
15 September 2005 sebanyak 13,6 juta dari 814.525 satuan lingkungan setempat (SLS)
atau rukun tetangga. Banyak masyarakat yang hanya berada sedikit di atas garis
kemiskinan sehingga jika terjadi sedikit saja gejolak ekonomi akan menyebabkan
jumlah penduduk miskin bertambah banyak dengan cepat. Hal ini terbukti, sebelum
krisis ekonomi tahun 1996, prosentase penduduk miskin hanya sebesar 12%, tetapi
ketika terjadi krisis tahun 1997 melonjak menjadi 40%. Kenaikan BBM sekarang pun
telah menaikkan angka kemiskinan sebesar 2%.
Untuk itu perlu ada usaha dari pemerintah untuk menahan laju pertumbuhan
penduduk miskin. Penduduk miskin yang berada di sekitar garis kemiskinan (transient
poor) akan bertambah sejalan dengan naiknya harga-harga kebutuhan pokok, yang
diakibatkan kenaikan harga BBM. Penduduk miskin seperti ini bisa saja ditolong
dengan bantuan yang berasal dari kompensasi dana subsidi BBM, karena pada dasarnya
mereka memiliki kemampuan untuk bertahan hidup dan memperbaiki kondisi
ekonominya. Namun untuk penduduk miskin yang sangat "parah" (chronic poor), dana
bantuan berupa subsidi ataupun transfer langsung tidak akan dapat membawa mereka
keluar dari kemiskinan. Karena, tidak menyelesaikan masalah sebenarnya, yaitu tidak
adanya akses penduduk miskin terhadap faktor-faktor ekonomi sehingga sulit untuk
merubah kondisi hidup mereka. Untuk itu pemerintah perlu secepatnya membuka akses
faktor produksi bagi penduduk miskin.
6
E. Berbagai Masalah dalam UMKM dan Solusinya
UMKM menjadi ujung tombak perekonomian negara karena hanya UMKM
yang dinilai mampu bertahan di tengah gempuran persaingan bisnis serta krisis ekonomi
bangsa. Meski dapat mendongkrak ekonomi, sayangnya masih ada saja masalah yang
sering dihadapi para pelaku usaha UMKM.
Modal jadi salah satu masalah UMKM yang paling sering dialami.
Minimnya modal usaha UMKM menyebabkan kegiatan produksi terhambat
sehingga menurunkan pemasukan. Hal inilah yang membuat pemilik usaha mencari
pinjaman modal dari bank, tapi sayangnya seringkali gagal karena tidak memenuhi
persyaratan bank. Alhasil usaha menjadi mandek dan terpaksa gulung tikar.
7
Kebanyakan pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah tidak memiliki
cukup pengetahuan mengenai cara mengembangkan bisnis. Mereka pun hanya
fokus terhadap proses produksi tanpa berusaha meningkatkan kualitas produk.
Padahal, dengan pengembangan bisnis yang mumpuni, masalah UMKM satu
ini bisa dicegah. Solusinya, perbanyak membaca dan up to date terhadap
perkembangan strategi bisnis terbaru. Atau berdiskusilah dengan pengusaha
yang lebih dulu sukses agar bisa mencontek tips dan trik mereka dalam
membangun bisnis.
Solusi dari pemasalahan ini adalah para pelaku usaha perlu menggali
informasi tentang cara melakukan pemasaran digital dengan tepat. Jika perlu,
ikuti berbagai webinar online atau ikut komunitas bisnis. Setelah itu, gunakan
media sosial dan bukalah toko online di e-commerce guna meraih pasar yang
lebih luas.
8
5. Pembukuan yang masih manual
9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki definisi yang berbeda
pada setiap literatur menurut beberapa instansi atau lembaga bahkan undangundang.
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM), UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataupun menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha
Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam Undangundang ini.
B. Saran
Dengan membaca makalah ini diharapkan kita mampu memahami lebih jauh
tentang Definisi, Kriteria, dan Konsep UMKM lebih dalam lagi walaupun penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan.
10
Untuk itu, penulis menyarankan agar mencari referensi-referensi bacaan lebih banyak
lagi selain dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Luthfa. (2021, November 10). MASALAH UMKM DAN SOLUSINYA. Diambil kembali dari OYI:
https://www.oyindonesia.com/blog/masalah-umkm-dan-solusinya
Sarfiah, S. N., Atmaja, H. E., & Verawati, D. M. (2019). UMKM SEBAGAI PILAR MEMBANGUN
EKONOMI BANGSA. Riset Ekonomi Pembangunan, 137-146.
Sudaryanto, Ragimun, & Wijayanti, R. R. (2013). STRATEGI PEMBERDAYAAN UMKM
MENGHADAPI PASAR BEBAS ASEAN. Pusat Kebijakan Ekonomi Makro, 1-32.
11