Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2

PEMBAHASAN

BAB 3

PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
USAHA KECIL DAN MIKRO: DEFINISI DAN KARAKTERISTIK

A. Definisi dan Karakteristik Berdasarkan UU No.20 Tahun 2008


Definisi dan karakteristik dari berbagai usaha dilihat dari kekayaan bersih
dan hasil penjualan tahunan sesuai dengan UU No.20 Tahun 2008 sebagai berikut:
1. Usaha Mikro merupakan usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha. Hasil penjualan tahunan usaha mikro paling
banyak Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
dilakukan orang perorangan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
usaha menengah atau usaha besar. Kriteria usaha kecil memiliki kekayaan
bersih lebih dari RP 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) – Rp 500.000.000
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Usaha kecil memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah) – Rp 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta
rupiah).
3. Usaha Menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang yang dimiliki, dikuasai, atau menjajdi bagian
langsung, maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau besar. Jumlah
kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) – Rp
10.000.000.000 ( sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha. Hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000 ( dua
milyar lima ratus juta rupiah) – paling banyak Rp 50.000.000.000 (lima
puluh milyar rupiah).
4. Usaha Besar merupakan usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh
badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih dan hasil penjualan usaha
nasional milik negara, swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia. Kekayaan bersih usaha ini
melebihi usaha menengah yaitu lebih dari Rp 10.000.000.000 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, serta hasil
penjualan melebihi Rp 50.000.000.000 (lima puluh milyar rupiah)

Karakteristik dunia usaha sesuai UU No.20 Tahun 2008

Jenis Dunia Usaha Kekayaan Bersih Hasil Penjualan dan


Tahunan
Usaha mikro Rp 50.000.000 Rp 300.000.000

Usaha kecil Rp 50.000.000 sampai Rp Rp 300.000.000 samapi


500.000.000 Rp 2.500.000.000
Usaha menengah Rp 50.000.000 sampai Rp Rp 2.500.000.000 sampai
10.000.000.000 Rp 50.000.000.000
Usaha besar > Rp 10.000.000.000 > Rp 50.000.000.000
5.

B. Definisi Usaha Kecil dan Usaha Mikro Menurut Bank Indonesia


Batasan usaha mikro, kecil, dan menengah menurut Bank Indonesia
adalah:
1. Usaha mikro (SK. Direktur BI No.31/24/Kep/DER tanggal 5 Mei 1998)
Usaha yang dijalankan oleh rakyat miskin atau mendekati miskin, dimiliki
oleh keluarga dengan sumber daya lokal milik keluarga tersebut, belum
diperoleh dari lembaga keuangan tertentu dan teknologi sederhana.
Lapangan usaha mudah dalam exit dan entry.
2. Usaha kecil
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsubg maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar
yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)
sampai paling banyak Rp 2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
Karakteristik:
a. Pada umumnya sudah melakukan pembukuan atau memanajemen
keuangan walaupun masih sederhana. Keuangan perusahaan usah
mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga, dan sudah membuat
rencana usaha.
b. SDM sudah lebih maju dan rata-rata berpendidikan SMA dan sudah
ada pengalaman usahanya.
c. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya,
termasuk NPWP.
d. Sebagian besar sudah berhubungan dengan perbankan, namun belum
dapat membuat perencanaan bisnis, studi kelayakan, dan proposal
kredit kepada Bank, sehingga masih sangat memerlukan jasa
konsultan dan pendampingan.
e. Tenaga kerja yang dipekerjakan antara 5-19 orang.
3. Usaha Menengah (SK Dir.BI No.30/45/Dir/Uk tanggal 5 Januari 1997)
Omzet tahunan <3 Milyar, Aset= 5 milyar untuk sektor industri, Aset = Rp
600 juta di luar tanah dan bangunan untuk sektor non industri manufaktur.
Karakteristik:
a. Belum melakukan catatan keuangan sekalipun yang sederhana atau
masih sangat sedikit yang mampu membuat catatan neraca usahanya.
b. Pengusaha atau sumber daya manusianya berpendidikan yang rata-rata
relatif rendah, umumnya tingkat sekolah SMA ke bawah yang tidak
memiliki ilmu kewirausahaan yang memadai.
c. Belum mengenal perbankan, tetapi lebih mengenal rentenir, tengkulak,
atau BPR (Bank Perkreditan Rakyat).
d. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitaslainnya
termasuk NPWP.
e. Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki kurang dari 5 orang.

C. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Kecil dan Mikro


Tambunan (2002) membagi faktor penentu keberhasilan usaha ke dalam
faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal:
1. Kualitas SDM.
2. Penguasaan teknologi.
3. Struktur organisasi.
4. Sistem manajemen.
5. Partisipasi.
6. Kultur budaya bisnis.
7. Kekuatan modal.
8. Jaringan bisnis dengan pihak luar.
9. Tingkat kewirausahaan.

Faktor eksternal:

1. Faktor pemerintahan: kebijakan ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat


demokrasi.
2. Faktor non pemerintahan: sistem perekonomian, sosiokultur budaya
masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi perburuhan, kondisi infra
struktur, tingkat pendidikan masyarakat, dan lingkungan global.

Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keberhasilan adalah faktor


internal. Manajemen merupakan faktor internal yang paling penting, karena tujuan
perusahaan akan dapat tercapai apabila perusahaan dikelola dengan manajemen
yang baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pihak yang paling menentukan dalam
keberhasilan sebuah usaha adalah pimpinannya, yaitu tergantung pada
kemampuannya dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, di samping
pemegang saham, para langganan, para kreditur, pemerintahan.
D. Peran Usaha Kecil dan Mikro yang inovatif dalam Perekonomian
Indonesia
Usaha kecil dan mikro yang inovatif berperan penting terhadap
perekonomian Indonesia karena mampu memperluas lapangan kerja, memberikan
pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, berperan dalam proses
pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan mewujudkan stabilitas nasional. Usaha kecil dan mikro juga
merupakan salah satu pilar utama ekonomi Indonesia sehingga membutuhkan
kesempatan untuk dijadikan prioritas, dukungan, perlindungan, dan
pengembangan seluas-luasnya. Namun disamping banyak keuntungan yang
diberikan oleh usaha kecil dan mikro, terdapat banyak tantangan dalam
keberjalanannya. Tantangan dan kendala itu bersifat internal dan eksternal dalam
hal produksi, pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan teknologi,
permodalan, dan iklim usaha yang kurang bersahabat.
Kementerian Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM)
(2005) memformulasikan strategi yang dilakukan untuk memajukan UMKM di
Indonesia, agar kelebihan dan peran usaha-usaha ini dapat dioptimalkan:
1. Strategi pengembangan lingkungan usaha yang kondusif bagi Komenterian
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (KUMKM) dimaksudkan dapat
menciptakan peluang usaha seluas-luasnya, menghilanhkan biaya ekonomi
tinggi, serta menjamin adanya mekanisme pasar yang sehat. Kebijakan
pengembangan lingkungan usaha yang kondusif bagi KUMKM tidk berada
pada suatu instansi tertentu, dan cenderung tersebar pada berbagai instansi.
Untuk itu, koordinasi dan sinergi dengan instansilain untuk menumbuhkan
iklim berusaha yang kondusif bagi KUMKM.
2. Pengembangan lingkungan usaha yang kondusif memerlukan adanya landasan
peraturan perundang-undangan dan berbagai kebijakan pelaksanaannya yang
memungkinkan KUMKM bersaing secara sehat dengan pelaku usaha lainnya.
Pengembangan lingkungan usaha memiliki spektrum yang luas dan mencakup
kebijakan politik, hukum, ekonomi makro, kerjasama internasional dan
kebijakan pembangunan daerah, serta perijinan yang bersifat lintas sektoral.
Kementerian Koperasi dan KUMKM akan mendorong lahirnya kebijakan dan
peraturan perundang-undangan yang pro pengembangan KUMKM.
3. Rendahnya produktivitas KUMKM salah satunya akibat keterbatasan aksesnya
kepada sumberdaya produktif. Untuk itu, pemerintah dan dunia usah perlu
mengembangkan sistem insentif agar KUMKM dapat mengakses sumberdaya
produktif untuk mengembangkan usaha dan daya saingnya. Peningkatan akses
KUMKM ke sumberdaya produktif ini bersifat selektif yang berfungsi sebagai
stimulan bagi KUMKM dan berperan mengoreksi ketidaksempurnaan pasar
sumber daya produktif yang dihadapi KUMKM.
4. Kementerian Koperasi dan KUMKM akan mendorong upaya peningkatan
akses KUMKM kepada sumber-sumber permodalan dan pembiayaan,
peningkatan akses pasar, akses teknologi, dan akses informasi.
Mempertimbangkan jumlah KUMKM yang sangat besar, maka demi
efektivitas pembangunan KUMKM ditempuh melalui pendekatan sentra
disertai pengembangan pasar BSD (jasa pengembangan bisnis).
5. Kewirausahaan merupakan faktor produksi terpenting untuk meningkatkan
daya saing KUMKM dan daya saing ekonomi nasional. Untuk itu,
Kementerian Koperasi dan KUMKM mengembangkan kebijakan untuk
menumbuhkan wirausaha baru, mengembangkan sistem insentif untuk
peningkatan kewirausahaan KUMKM yang ada, pengembangan KUMKM
yang berkeunggulan kompetitif dan berbasis teknologi, serta pengembangan
kebijakan produksi bersih.

E. Kesempatan Usaha Kecil dan Mikro Berkembang di Kemudian Hari


Menurut Bank Indonesia terdapat tujuh hal yang dapat dilakukan oleh
Indonesia agar dapat mencapai potensi-potensi usaha kecil dan mikro untuk
berkembang, diantaranya:
1. Mengurangi regulasi yang berlebihan dan kurang produkti. Untuk
memajukan potensi dunia usaha, regulasi yang mencekik usaha kecil dan
mikro harus direvisi.
2. Mengakhiri program pinjaman bersubsidi bagi usaha kecil dan mikro dan
mengusulkan skema pendanaan baru. Program pinjaman bersubsidi telah
merusak sistem peminjaman komersial dan menciptakan kultur
pengembalian yang buruk.
3. Reformasi Pajak-Administrasi PPN dan pengembalian pajak (restitusi)
secara tepat. Usaha kecil dan mikro lebih sensitif terhadap perubahan
(variasi) arus kas (dana) ketimbangan usaha yang besar karena usaha besar
memiliki sumber daya yang besar untuk sewaktu-waktu diambil ketika
terjadi kekurangan dana.
4. Mendorong aktivitas subkontrak melalui reformasi bidang ketenagakerjaan.
Aktivitas subkontrak adalah jalan yang paling umum ditempuh untuk
menekan sejumlah biaya dan hal ini telah berperan paling penting dalam
kesuksesan integrasi Usaha Kecil dan Mikro ke dalam usaha yang lebih
dinamis, yaitu sektor industri yang berorientasi ekspor.
5. Secara aktif mendukung pendidikan bisnis atau kewirausahaan. Pemerintah
dapat mendorong perkembangan usaha kecil dan mikro melalui skema
pendidikan yang lebih baik, yang terbagi dalam dua bidang: (1)
Memasukkan pendidikan bisnis dasar di tingkat SMA dan perguruan tinggi,
yang tidak khusus hanya diberikan ke jurusan bisnis dan manajemen ssaja.
(2) Mendorong investasi dalam bidang institusi pelatihan swasta yang
memberikan berbagai macam pelatihan bisnis khusus jangka pendek yang
modern.
6. Membuat perangkat kebijakan untuk meningkatkan akses terhadap
pelayanan pembiayaan mikro. Keadaan pembiayaan mikro yang kuat
tentunya akan memberikan sumbangan terhadap perkembangan dan
pertumbuhan usaha kecil dan mikro.
7. Mencari kemungkinan berbagai peluang untuk mengembangkan
infrastruktur komunikasi yang lebih baik. Infrastruktur seperti ini tidak
harus memerlukan dukungan pembiayaan dari pemerintah karena di
beberapa kasus upaya ini telah sukses dilaksanakan melalui usaha
komersial.

Anda mungkin juga menyukai