Anda di halaman 1dari 29

PEMBUATAN DIAGRAM ALIR DAN NERACA MASSA

PRAKTIKUM VIII,IX, dan X


(Praktikum Mata Kuliah Produksi Bersih )

Dosen Pengampu
Muhammad Indra Darmawan, S.T.P., M.Sc.

Disusun Oleh
Kelompok 2

Firda Adelia 2002301004


Himatul Khoriyah 2002301073
Jamalludin Akbar 2002301076

PROGRAM STUDI AGROINDUSTRI


JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
UMKM adalah sektor ekonomi yang tidak secara langsung berdampak
dan tetap berdiri ketika krisis ekonomi. Hal ini disebabkan karena UMKM
tidak tergantung dengan dana pinjaman atau dana dari luar negeri dalam
menjalankan usahanya. UMKM mandiri dalam mengelola usahanya (Dinarti,
2015). Krisis moneter yang telah terjadi di Indonesia, menyebabkan
keterpurukan di perekonomian Indonesia. Hal ini menjadikan UMKM sebagai
usaha yang diandalkan oleh pelaku usaha diberbagai sektor. UMKM tetap
mampu bertahan walaupun sektor perekonomian lain yang lebih besar
mengalami keterpurukan ketika terjadinya krisis ekonomi (Pipit Rosita A dan
Justita, 2018).
Selain itu, UMKM juga telah terbukti berperan dan memberikan
kontribusi bagi perekonomian nasional. UMKM berfungsi dan berkontribusi
sebagai penyedia lapangan pekerjaan, penyedia alternatif kegiatan sektor riil
(kegiatan ekonomi produktif), dan alternatif kegiatan sektor moneter
(penyaluran kredit) (Lucy, 2013). UMKM di Indonesia dapat berkontribusi
sebesar 40% terhadap produk domestik bruto, menyerap 88% tenaga kerja,
dan memiliki potensi dalam perkembangan eksport, khususnya eksport non
migas (Indonesian Small Business Research Center, 2003). Usaha menengah,
usaha kecil, dan usaha mikro di dunia internasional juga memiliki kontribusi
yang besar, seperti di Amerika Serikat. Usaha menengah, usaha kecil, dan
usaha mikro menyerap 80% lapangan pekerjaan selama 10 tahun terakhir dan
mampu membayar 44,3% dari total gaji karyawan sektor swasta (US Small
Business Administration, 2005 dalam Pinasti, M, 2007)
Neraca massa adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari
kesetimbangan massa dalam sebuah sistem. Dalam neraca massa, sistem
adalah sesuatu yang diteliti atau dkaji. Neraca massa yang menyebutkan
bahwa di dunia ini jumlah total massa adalah kekal; tidak dapat dibasmi atau
diciptakan. Dalam Agroindustri neraca massa digunakan untuk menghitung
input suatu bahan pada proses industri memiliki jumlah yang sama dengan
outputnya (Neraca Massa, n.d.)
Berdasarkan latar belakang di atas dan melihat dari konsumsi masyarakt
yang tertarik kepada pendirian UMKM, maka penting dilakukan Analisis dan
pembuatan digram alir serta neraca massa pada UMKM di bidang
Agroindustri.

1.2.Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu membuat
diagram alir dan neraca massa sebagai dasar pembuatan alternative
pelaksanaan produksi bersih di UMKM Agroindustri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Usaha Mikro Kecil dan Menengah
1.1.1. Definisi
UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam
perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman perekonomian
nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator pertumbuhan ekonomi
pasca krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha yang paling besar
kontribusinya terhadap pembangunan nasional, UMKM juga menciptakan
peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga
sangat membantu upaya mengurangi pengangguran. Di Indonesia, Usaha
Mikro Kecil dan Menengah sering disingkat (UMKM), UMKM saat ini
dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan kemiskinan. Dari
statistik dan riset yang dilakukan, UMKM mewakili jumlah kelompok usaha
terbesar. UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
1.1.2. Mengelola UMKM
Empat aspek yang perlu diperhatikan dalam mengelola UMKM, yaitu:
1. Aspek Pengelolaan Keuangan
2. Aspek Pengelolaan SDM
3. Aspek Pengelolaan Operasional
4. Aspek Pengelolaan Pemasaran
1.1.3. Jenis-Jenis UMKM
1. Usaha Mikro
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah yaitu usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang. Adapun kriteria usaha Mikro menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah, antara lain :
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp 300.000.000,00 (ket.: nilai
nominal dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian
yang diatur oleh Peraturan Presiden)
Ciri-ciri yang ada di usaha mikro, antara lain:
a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti;
b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah
tempat;
c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha;
Profil usaha mikro yang selama ini berhubungan dengan Lembaga
Keuangan, adalah:
a. Tenaga kerja, mempekerjakan 1-5 orang termasuk anggota
keluarganya.
b. Aktiva Tetap, relatif kecil, karena labor-intensive.
c. Lokasi, di sekitar rumah, biasanya di luar pusat bisnis.
d. Pemasaran, tergantung pasar lokal dan jarang terlibat kegiatan ekspor-
impor.
e. Manajemen, ditangani sendiri dengan teknik sederhana.
f. Aspek hukum: beroperasi di luar ketentuan yang diatur hukum:
perijinan, pajak, perburuhan, dll.
2. Usaha Kecil
Usaha kecil merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional
yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam
mewujudkan tujuan pembangunan nasional pada umumnya dan pembangunan
ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan kegiatan
usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan
ekonomi yang luas, agar dapat mempercepat proses pemerataan dan
pendapatan ekonomi masyarakat.
Perbedaan usaha kecil dengan usaha lainnya, seperti usaha menengah
dan usaha kecil, dapat dilihat dari:
a. Usaha kecil tidak memiliki sistem pembukuan, yang menyebabkan
pengusaha kecil tidak memiliki akses yang cukup menunjang terhadap
jasa perbankan.
b. Pengusaha kecil memiliki kesulitan dalam meningkatkan usahanya,
karena teknologi yang digunakan masih bersifat semi modern, bahkan
masih dikerjakan secara tradisional.
c. Terbatasnya kemampuan pengusaha kecil dalam mengembangkan
usahanya, seperti: untuk tujuan ekspor barangbarang hasil
produksinya.
Sedangkan pada hakikatnya penggolongan usaha kecil, yaitu:
a. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri rumahan,
industri logam, dan lain sebagainya.
b. Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market, koperasi, dan
sebagainya.
c. Usaha informal, seperti: pedagang kaki lima yang menjual barang-
barang kebutuhan pokok.
Perusahaan kecil pada umumnya dapat berhasil jika memenuhi kriteria
seperti berikut ini:
a. Memenuhi permintaan yang terbatas pada suatu wilayah lokal
b. Memproduksi sesuatu untuk permintaan spesifik
c. Situasi di mana pasar berubah dengan cepat
d. Menargetkan segmen pasar tertentu
e. Menyediakan layanan perbaikan teknis
f. Menyediakan layanan pribadi
g. Menyediakan sentuhan pribadi
h. Menghindari persaingan langsung dengan perusahaan raksasa.
3. Usaha Menengah
Usaha Menengah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Adapun kriteria usaha Menengah menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
antara lain:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 sampai
dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00
sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (ket.: nilai
nominal dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian
yang diatur oleh Peraturan Presiden)
Ciri-ciri usaha menengah, antara lain:
a. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih
baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas
yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian
produksi;
b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan
penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
c. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan,
telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll;
d. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga,
izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll;
3.1.1. Faktor-Faktor yang Menentukan Keberhasilan UMKM
Pada umumnya factor yang menentukan usaha mikro kecil, dan
menengah (UMKM), antara lain meliputi:
1. Faktor Internal
a. Modal
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk
mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UMKM, oleh
karena pada umumnya usaha mikro kecil dan menengah merupakan usaha
perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup yang mengandalkan pada
modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal
pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperolah, karena
persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak
dapat dipenuhi.
b. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen
Sumber daya manusia merupakan titik sentral yang sangat penting
untuk maju dan berkembang, sebagian besar usaha mikro dan usaha kecil
tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun temurun.
Keterbatasan SDM usaha mikro dan kecil baik dari segi pendidikan formal
maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap
manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk
berkembang dengan optimal..
c. Teknologi
Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar usaha kecil
yang pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan
usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh
karena produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai
kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah
mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang
dapat menjangkau internasional dan promosi yang baik. Sebagian besar
UMKM masih dihadapkan pada kendala dalam informasi yang terbatas dan
kemampuan akses ke sumber teknologi.
2. Faktor Eksternal
a. Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif
Kebijaksanaan pemerintah untuk menumbuh kembangkan usaha mikro
kecil, dan menengah (UMKM), meskipun dari tahun ke tahun terus
disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini terlihat
antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-
pengusaha kecil dan pengusaha-pengusaha besar.
b. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka
miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan
usahanya sebagaimana yang diharapkan.
c. Implikasi Otonomi Daerah
Dengan berlakunya Undang-undang no. 22 Tahun 1999 tentang
Otonomi Daerah, kewenangan daerah mempunyai otonomi untuk mengatur
dan mengurus masyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mengalami
implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-
pungutan baru yang dikenakan pada usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM). Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan daya
saing Usaha Mikro Kecil, dan Menengah. Di samping itu semangat
kedaerahan yang berlebihan, kadang menciptakan kondisi yang kurang
menarik bagi pengusaha luar daerah untuk mengembangkan usahanya di
daerah tersebut.
d. Implikasi Perdagangan Bebas
Sebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku pada Tahun
2003 dan APEC Tahun 2020 yang berimplikasi luas terhadap UMKM untuk
bersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, mau tidak mau UMKM
dituntut untuk melakukan proses produksi dengan produktif dan efisien, serta
dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan
standar kualitas seperti isu kualitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14.000)
dan isu Hak Asasi Manusia. (HAM) serta isu ketenagakerjaan. Isu ini sering
digunakan secara tidak fair oleh Negara maju sebagai hambatan (Non Tarif
Barrier for Trade). Untuk itu maka UMKM perlu mempersiapkan agar agar
mampu bersaing baik secara keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
3.1.2. Upaya untuk Pengembangan UMKM
Pengembangan UMKM pada hakikatnya merupakan tanggung jawab
bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati
permasalahan yang dihadapi oleh UMKM, maka ke depan perlu diupayakan
hal-hal sebagai berikut:
1. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif
Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara
lain dengan mengusahakan ketentraman dan keamanan berusaha serta
penyederhanaan prosedur perizinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
2. Bantuan Permodalan Pemerintah
Bantuan permodalan pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus
dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UMKM, untuk membantu
peningkatan permodalannya, baik itu melalui sector jasa financial formal,
sector jasa financial informal, skema penjaminan, leasing dana modal
ventura. Pembiayaan untuk UMKM sebaiknya menggunakan Lembaga
Keuangan Mikro (LKM) yang ada, maupun non bank.
3. Perlindungan Usaha Jenis-jenis Usaha Tertentu
Perlindungan usaha jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha
tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus
mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui undang-undang
maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan
(win-win solution).
4. Pengembangan Kemitraan
Pengembangan kemitraan perlu dikembangkan, kemitraan yang saling
membantu antara UMKM, atau antara UMKM dengan pengusaha besar di
dalam negeri maupun luar negeri, untuk menghindarkan terjadinya monopoli
dalam usaha. Di samping itu juga untuk memperluas pangsa pasar dan
pengelolaan bisnis yang lebih efisien.
5. Pelatihan Pemerintah
Pelatihan pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UMKM baik
dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta
keterampilannya dalam pengembangan usaha. Di samping itu juga perlu
diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk
mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
6. Membentuk Lembaga Khusus
Membentuk lembaga khusus perlu dibangun suatu lembaga yang
khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang
berkaitan dengan upaya penumbuh kembangan UMKM dan juga berfungsi
untuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal
maupun eksternal yang dihadapi oleh UMKM.
3.2.Kerupuk Lanting
3.2.1. Definisi
Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang pada umumnya
dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau
ikan yang berasal dari Indonesia. Kerupuk dibuat dengan mengukus adonan
sampai matang, kemudian dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar
matahari sampai kering dan digoreng dengan minyak goreng yang banyak.
Makanan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia sebagai lauk hidangan
serta sebagai jenis lomba makan utama pada peringatan Hari Kemerdekaan
Indonesia (Wikipedia Kerupuk, n.d.).
Kerupuk tidak selalu berbahan dasar tepung tapioka, tetapi lebih kepada
3 proses persiapan. Pembuatan, pengeringan, dan pemasakan (bisa digoreng
dengan minyak atau pasir, atau dibakar). Kerupuk bertekstur garing dan
sering dijadikan pelengkap untuk berbagai makanan Indonesia seperti nasi
goreng dan gado-gado.
Kerupuk biasanya dijual di dalam kemasan yang belum digoreng.
Kerupuk ikan dari jenis yang sulit mengembang ketika digoreng biasanya
dijual dalam bentuk sudah digoreng.
Kerupuk lanting atau Lanthing (kadang disebut klanthing), merupakan
makanan ringan sejenis kerupuk yang terbuat dari singkong berbentuk angka
delapan atau lingkaran kecil seperti cincin. Asal mulanya hanya mempunyai
rasa yang gurih dan asin tetapi sekarang mulai muncul aneka rasa seperti asin
pedas dan rasa keju. Lanthing berkembang di wilayah Jawa Tengah bagian
selatan terutama sebagai salah satu makanan khas Kabupaten Kebumen
(Wikipedia Lanthing, n.d.)
3.2.2. Bahan Penyusunan Utama
Singkong merupakan tanaman berumur panjang yang tumbuh di daerah
tropika dengan kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang tinggi, tetapi
sensitif terhadap suhu rendah. Tanaman singkong mempunyai adaptasi yang
luas. Hal inilah yang menyebabkan singkong dapat ditanam dimana-mana
setiap waktu sepanjang tahun dengan resiko kegagalan kecil.
Tanaman singkong memiliki beberapa kelebihan diantara dapat tumbuh
disegala tanah, tidak memerlukan tanah yang subur asal cukup gembur, tetapi
sebaliknya tidak tumbuh dengan baik pada tanah yang terlalu banyak airnya
(Cecep, 2009).
Singkong atau yang dikenal juga dengan nama ubi kayu merupakan
tumbuhan tahunan tropika dari keluarga Euphorbiaceae. Singkong merupakan
umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3
cm dan panjang 50-80 cm. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-
kuningan. Singkong tidak tahan disimpan meskipun ditempatkan di lemari
pendingin.Gejala kerusakan yang timbul ditandai dengan keluarnya warna
biru gelap.

Singkong terdiri dari beberapa bagian yang sangat bermanfaat


dikehidupan sehari-hari. Umbinya bisa dimanfaatkan sebagai sumber
karbohidrat, daunnya dapat yang dimakan sebagai sayuran atau sebagai
ramuan, merupakan sumber protein yang baik juga mengandung vitamin dan
mineral. Bagian dari singkong yang dianggap limbah jika tidak dimanfaatkan
yaitu kulit singkong, yang merupakan limbah kupasan hasil pengolahan
gaplek, tapioka, tape, dan panganan berbahan dasar singkong lainnya.

Untuk melihat potensi nutrisi tanaman singkong dalam beberapa


bagiannya, berikut komposisi kimia singkong pada beberapa bagiannya
seperti ditunjukan pada tabel 2.1
Kulit singkong merupakan limbah kupasan hasil pengolahan gaplek,
tapioka, tape, dan panganan berbahan dasar singkong lainnya. Potensi kulit
singkong di Indonesia sangat melimpah, seiring dengan eksistensi negara ini
sebagai salah satu penghasil singkong terbesar di dunia dan terus mengalami
peningkatan produksi dalam setiap tahunnya. Produktivitas singkong di
Indonesia sebesar 22.677.866 ton (Badan Pusat Statistik, 2012). Setiap bobot
singkong akan dihasilkan limbah kulit singkong sebesar 16% dari bobot
tersebut (Cecep, 2009), sehingga dapat diprediksikan jumlah kulit singkong
yang dihasilkan akan melimpah.

Ketersediaan kulit singkong akan menjadi limbah yang merupakan


pencemaran lingkungan bila tidak dimanfaatkan dengan baik. Usaha
pemanfaatan limbah ini yaitu sebagai pakan ternak, akan tetapi karena
rendahnya kandungan gizi dan adanya zat anti nutrisi yaitu asam sianida
(HCN) serta kandungan serat kasar yang tinggi menjadi faktor pembatas
pemanfaatan kulit singkong sebagai pakan ternak sehingga diperlukan
pengolahan lebih lanjut agar pemanfaatan kulit singkong menjadi lebih
optimal.
3.2.3. Proses Pengolahan Kerupuk Lanting
Adapun proses pembauatan lanting yang kami ambil dari situs internet
Dapur Barokah adalah sebagai berikut. Bahan yang disipakan adalah 1 kilo
gram singkong, 4 siung bawang putih, 1/2 sdm ketumbar, garam secukupnya,
pewarna makanan (optional), dan minyak goreng. Kemudian daripada proses
pembuatannya adalah sebgaia berikut. (Siregar, 2021).
1. Haluskan semua bumbu menjadi satu, kemudian sisihkan.
2. Kupas singkong kemudian bersihkan dari kotorannya kemudian rendam
sepanjang kurang lebih 1 jam. sehabis itu kukus singkong yang telah
bersih sepanjang kurang lebih 1 jam. angkat, haluskan.
3. Campurkan singkong yang telah dihaluskan dengan bumbu lanting yang
telah dihaluskan tadi, kemudian uleni sampai rata.
4. Ambil sedikit adaonan dasar lanting, kemudian pilin menjadi bentuk tali.
jikalau ada, anda dapat menggunakan mesin giling bakal membentuknya
biar lebih praktis Sehabis itu bentuk menjadi angka delapan atau bulat
kecil.
5. Kalau telah jemur lanting dibawah sinar matahari hingga kering
(sepanjang 1 hari jikalau tidak hujan)
6. Terakhir goreng lanting dengan minyak goreng sampai berwarna kuning
kecoklatan. Anggkat, kemudian tiriskan.
7. Sajikan.
Tidak hanya dari Kebumen saja, ada juga proses pmbuatan lanting dari
Cilacap yang sudah dirangkum sebagai berikut. (geokur9, 2021).
Bahan yang digunakan adalah 500 gr singkong, 6 siung bawang putih,
haluskan, ¾ sdm ketumbar kemdian haluskan, garam, pewarna makanan dan
minyak goreng. Langkah-langkah pembuatannya pun sebagai berikut.
1. Kupas kulit singkong, lalu cuci dengan air mengalir sampai bersih.
2. Rendam singkong kurang lebih 1 jam. Kemudian iriskan.
3. Kukus singkong dengan api sedang hingga empuk. Angkat, haluskan
segera.
4. Campur singkong halus dengan bawang putih, garam dan ketumbar. Uleni
sampai semua bahan tercampur rata. Bagi adonan menjadi 2 bagian. Beri
satu bagian adonan dengan pewarna makanan, biarkan adonan lainnya
putih.
5. Ambil sedikit adonan. Memutar seperti tali. Jika ada bisa menggunakan
mesin giling supaya lebih cepat dan praktis.
6. Potong adonan menjadi potongan-potongan yang lebih pendek. Bentuknya
seperti angka 8 atau lingkungan kecil. Lakukan hingga adonan habis.
7. Susun adonan di atas tampah. Jemur di bawah terik matahari sampai
benar-benar kering.
8. Panaskan minyak, lalu goreng lanting hingga garing dan matang. Angkat,
tiriskan.
9. Simpan di tempat kering.
3.3.Diagram Alir
3.3.1. Definisi
Flowchart atau bagan alur adalah diagram yang menampilkan langkah-
langkah dan keputusan untuk melakukan sebuah proses dari suatu program.
Setiap langkah digambarkan dalam bentuk diagram dan dihubungkan dengan
garis atau arah panah.
Flowchart berperan penting dalam memutuskan sebuah langkah atau
fungsionalitas dari sebuah proyek pembuatan program yang melibatkan
banyak orang sekaligus. Selain itu dengan menggunakan bagan alur proses
dari sebuah program akan lebih jelas, ringkas, dan mengurangi kemungkinan
untuk salah penafsiran. Penggunaan flowchart dalam dunia pemrograman
juga merupakan cara yang bagus untuk menghubungkan antara kebutuhan
teknis dan non-teknis.
Fungsi utama dari flowchart adalah memberi gambaran jalannya sebuah
program dari satu proses ke proses lainnya. Sehingga, alur program menjadi
mudah dipahami oleh semua orang. Selain itu, fungsi lain dari flowchart
adalah untuk menyederhanakan rangkaian prosedur agar memudahkan
pemahaman terhadap informasi tersebut.
3.3.2. Simbol-Simbol Diagram Alir
Beberapa symbol yang telah distandarkan yang ada didalam flowchart
beserta fungsinya

3.3.3. Jenis-Jenis Diagram Alir


Flowchart sendiri terdiri dari lima jenis, masing-masing jenis memiliki
karakteristik dalam penggunaanya. Berikut adalah jenis-jenisnya:
1. Flowchart dokumen
Flowchart dokumen (document flowchart) atau bisa juga disebut
dengan paperwork flowchart. Flowchart dokumen berfungsi untuk menelusuri
alur form dari satu bagian ke bagian yang lain, termasuk bagaimana laporan
diproses, dicatat, dan disimpan.
2. Flowchart program
Flowchart ini menggambarkan secara rinci prosedur dari proses
program. Flowchart program terdiri dari dua macam, antara lain: flowchart
logika program (program logic flowchart) dan flowchart program komputer
terinci (detailed computer program flowchart).
3. Flowchart proses
Flowchart proses adalah cara penggambaran rekayasa industrial dengan
cara merinci dan menganalisis langkah-langkah selanjutnya dalam suatu
prosedur atau sistem.
4. Flowchart system
Flowchart sistem adalah flowchart yang menampilkan tahapan atau
proses kerja yang sedang berlangsung di dalam sistem secara menyeluruh.
Selain itu flowchart sistem juga menguraikan urutan dari setiap prosedur yang
ada di dalam sistem.
5. Flowchart skematik
Terakhir ada flowchart skematik. Flowchart ini menampilkan alur
prosedur suatu sistem, hampir sama dengan flowchart sistem. Namun, ada
perbedaan dalam penggunaan simbol-simbol dalam menggambarkan alur.
Selain simbol-simbol, flowchart skematik juga menggunakan gambar-gambar
komputer serta peralatan lainnya untuk mempermudah dalam pembacaan
flowchart untuk orang awam.

3.4.Neraca Massa
3.4.1. Definisi
Neraca massa merupakan suatu perhitungan yang tepat dari semua
bahan-bahan yang masuk, kemudian terakumulasi dan keluar pada waktu
tertentu. Pernyataan tersebut sesuai dengan hukum kekekalan massa yaitu,
massa tidak dapat dihilangkan atau dimusnahkan meskipun terjadi perubahan
bentuk atau keadaan fisik (Sri Wuryanti, 2016). Neraca massa digunakan
untuk mengetahui jumlah bahan dan air yang digunakan selama proses
produksi dan juga limbah yang dihasilkan.
Prinsip umum dari neraca massa adalah membuat persamaan yang tidak
saling tergantung satu sama lain, dimana persamaan tersebut jumlahnya sama
dengan jumlah komposisi massa yang tidak diketahui.
3.4.2. Jenis-Jenis Neraca Massa
Neraca massa dapat berjenis integral atau diferensial. Suatu neraca
massa integral menggunakan pendekatan kotak hitam dan berfokus pada
karakteristik menyeluruh dari sistem. Sementara itu, neraca massa diferensial
berfokus pada detail yang terjadi dalam sistem (yang juga memengaruhi
karakteristik menyeluruh). Untuk membuat suatu neraca massa integral, pada
awalnya harus diidentifikasi ketentuan yang tidak boleh dilampaui sistem,
bagaimana sistem terhubung dengan bidang yang terkait dan bagaimana
bidang yang terkait memengaruhi sistem. Pada beberapa sistem, ketentuan
yang tidak boleh dilampaui sistem dengan mudah dapat diidentifikasi.
Contohnya adalah suatu tangki reaktor dengan dinding tangki sebagai
ketentuan yang tidak boleh dilampaui sistem. Pada tangki reaktor ini, bidang
yang terkait memengaruhi sistem melalui aliran masuk tangki dan aliran
keluar tangki. Untuk kasus seperti studi tanah perhutanan, penetapan vegetasi
sebagai eksternal atau internal sistem (pendefinisian ketentuan yang tidak
boleh dilampaui sistem) sangat tergantung dari fokus dan tujuan studi yang
dipertontonkan. Untuk membuat suatu neraca massa diferensial, pada
awalnya perlu diidentifikasi detail yang benar dalam sistem. Reaksi yang
terjadi dalam sistem dan senyawa kimia apa saja yang terlibat di dalamnya
perlu dengan jelas dikenal.

3.5.Produksi Bersih
Menurut (Kementrian Lingkungan Hidup, 2003) produksi bersih
merupakan, strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya alam,
mengurangi terbentuknya limbah, dan mencegah terjadinya pencemaran
melalui siklus hidup produk. Produksi bersih perlu dikenalkan pada industri
kecil seperti industri tahu agar dapat membantu pencegahan atau pengurangan
pencemaran lingkungan melalui siklus hidup produk. Siklus hidup produk
dimulai dari penyediaan bahan baku hingga terbentuknya produk akhir yang
akan dipasarkan dan juga pembuangan akhir dari limbah yang dihasilkan
(Fauzi et al., 2010).
Pada proses produksi, produksi bersih berarti meningkatkan efisiensi
pemakain bahan baku, energi, mencegah atau mengganti penggunaan bahan -
bahan berbahaya beracun, mengurangi jumlah dan tingkat racun semua emisi
dan limbah sebelum meninggalkan proses. Pada produk, produksi bersih
diperuntukkan mengurangi dampak yang ditimbulkan kelingkungan selama
proses produksi, mulai dari penyediaan bahan baku hingga pembuangan akhir
dari limbanh yang dihasilkan.
Strategi produksi bersih dituangkan dalam 5R yaitu : Rethink,
Reduction, Re-use, Recovery, and recycle (KLH, 2003). Strategi utama yang
perlu diterapkan dalam produksi bersih yaitu 2R (Rethink and Reduction)
atau pencegahan dan pengurangan. Strategi selanjutnya yaitu 3R (Re-use,
Recovery, and recycle) atau penggunaan kembali, pemisahan, daur ulang
yang digunakan sebagai strategi tingkatan pengelolaan limbah. Strategi ini
diterapkan apabila strategi 2R tetap menimbulkan masalah.
Pengolahan limbah merupakan suatu usaha tambahan proses yang
dilakukan oleh industri untuk mengurangi dampak lingkungan dengan cara
menimilisasi limbah yang dihasilkan. Minimisasi limbah perlu melibatkan
keseluruhan proses produksi, mulai dari penyediaan bahan hingga
pembuangan akhir limbah. Namun, para pelaku industri mengalami hambatan
dalam upaya menimalisasi limbah. Dikhawatirkan minimasi limbah yang
dilakukan dapat mengubah kualitas produk yang dikhasilkan.
Upaya minimasi limbah harusnya mendatangkan keuntungan terhadap
lingkungan melalui pencegahan polusi dan penghematan biaya produksi.
Usaha minimasi limbah dapat dikatakan berhasil dapat meningkatkan
efisiensi operasional industri tersebut. Sebagian upaya yang dilakukan
menghasilkan produk samping, tidak hanya difokuskan pada pengubahan
proses industri.
Banyak industri yang ingin melakukan minimisasi limbah. Namun,
tidak mengetahui bagaimana cara melakukan atau memulai
mengimplementasikan kedalam permasalahan yang komplek. Untuk
mencapai sasaran tersebut, diperlukan urutan prioritas yang akan dilakukan.
BAB III
METODELOGI

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada Selasa, 8 November 2021 pukul 13.00
WITA – selesai secara online dirumah pribadi masing-masing.

3.2. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah peralatan tulis, laptop,
dan koneksi internet.

3.3. Prosedur Kerja


Adapaun prosedur kerja pada praktikum ini, ialah sebagai berikut:
a. Dipilih dan ditentukan UMKM Agroindustri yang menjadi objek studi
kasus praktikum.
b. Dilakukan wawancara dan pengamatan langsung terkait diagram alir proses
porduksi.
c. Dihitung dan dibuat neraca massa berdasarkan diagram alir proses
produksi.
d. Disusun dalam sebuah laporan praktikum dengan format Pendahuluan
(latar belakang dan tujuan), Tinjauan Pustaka, Metode, Hasil dan
Pembahasan, Kesimpulan, Daftar Pustaka, dan Lampiran.
e. Dipresentasikan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Diagram Alir
B. Neraca Massa

4.2 Pembahasan
Pelaksanaan praktikum dilakukan secara online di Rumah Pribadi
masing-masing pada hari Selasa tanggal 8 November 2021. Penelitian
dilakukan pada pembuatan diagram alir dan neraca massa. Adapun yang
dianalisis dan diamati adalah UMKM Kerupuk Lanting Bapak Mislam yang
beralamat di Jalan Sriwijaya RT.04, Desa Bumi Jaya. UMKM ini berdiri
selama 8 tahun terhitung dari tahun 2013 dengan bahan baku dari pemasok
luar.
Diagram alir adalah diagram yang menampilkan langkah-langkah dan
keputusan untuk melakukan sebuah proses dari suatu program. Pemprosesn
dari bahan baku hingga produk jadi berdasarkan hasil diagram alir
menunjukkan bahwa UMKM ini dalam menghasilkan memiliki 12 proses.
Proses pertama, persiapan alat seperti mesin parut, panic, wajan,
tampah, mesin penggiling, bak, serok, dan sutil.untuk peralatan UMKM ini
sudah memiliki alat sendiri yang manan didapatkan dari pasar sekitar. Proses
kedua, Penimbangan bahan seperti singkong, bawang putih, kemiri,
ketumbar, garam, dan penyedap rasa. Penimbangan dilakukan sesuai dengan
ukuran yang telah ditetapkan UMKM ini. Selain singkong, bahan tambahan
yang digunakan dibeli secara eceran di pasar-pasar terdekat. Proses ketiga,
pengupasan kulit singkong, kulit singkong yang dikupas ialah kulit singkong
bagian luar dan bagian dalam, sehingga dalam pengolahan hanya digunakan
daging singkongnya saja, proses ini dilakukan secara manual oleh produsen,
yang mana dalam prosesnya diusahakan daging singkong tidak ikut terbuang.
Proses keempat, pencucian singkong dilakukan sebanyak 2-3 kali (hingga air
cucian bening) didalam bak besar yang mana selama pencucian daging
singkong benar-benar digosok hingga tidak ada kotoran atau kulit-kulit yang
menempel. Proses kelima, pemarutan singkong dilakukan dengan mesin
pemarut sehingga dalam proses ini sudah lebih effektif baik dalam waktu dan
tenaga, pada proses ini dipastikan daging singkong terparut sempurna dan
seragam agar adoanan kerupuk lanting yang terbentuk bertekstur rata. Proses
keenam, pemerasan singkong parut, pemerasan dilakukan untuk memisahkan
singkong dengan air karena bahan yang diambil sebagai adonan kerupuk
lanting adalah bagian ampas/singkong parut yang trlah diperas. Proses
ketujuh yaitu pengukusan adonan kerupuk agar adonan matang dan
terkoagulasi, karena proses selanjutnya yaitu proses kedelapan ialah
penggilingan dan pemanbahan bumbu yang dilakukan dengan mesin
penggiling sehingga lebih efektif dalam waktu dan tenaga. Setelah digiling
bentuk adonan menjadi bentuk silinder yang panjang dan kecil, dalam proses
pembentukan atau proses kesembilan, adonan yang berbentuk silinder di
potong – potong dan dibentuk melingkar, adonan ini disebut adonan kerupuk
siap goring. Proses kesepuluh, yaitu proses penggorengan adonan kerupuk
menggunakan minyak panas, pada proses ini UMKM tersebut menggunakan
bahan kayu bakar. Pastikan dalam menggoreng adonan kerupuk saat minyak
benar-benar panas agar adonan kerupuk mengembang sempurna namun tidak
menyerap banyak minyak. Proses kesebelas yaitu penirisan, dalam
pengangkatan gorengan kerupuk ada minyak yang terikut, maka dari itu
dilakukan penirisan agar saat pengemesan tidak ada minyak yang terikut dan
membuat kerupuk menjadi basah hingga tidak layak konsumsi. Proses
keduabelas yaitu proses pengemasan, dalam pengemasan UMKM ini
menggunakan kemasan berbahan plastic, karena bahan plastic merupakan
bahan kedap udara, sebab factor utama yang merusak tekstur adalah udara.
Neraca massa merupakan suatu perhitungan yang tepat dari semua
bahan-bahan yang masuk, kemudian terakumulasi dan keluar pada waktu
tertentu. Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa setiap prosesnya
diasumsikan akan kehilangan bahan sebesar 0.,01% karena seperti yang
diketahui dalam setiap alat ataupun proses tidak ada yang memiliki
keefektifan 100%.
Bahan baku utama (singkong) yang masuk sebesar 100.000 gr dalam
pengupasan karena ada bagian yang dibuang (kulit) massa nya berkurang 700
gram sehingga massa yang tersisa hanya 92.990 gram. Massa yang keluar dari
proses pengupasan akan masuk kedalam proses pencucian, karena singkong
daging pori-pori diasumsikan ada air yang terserap sehingga massa akan
bertambah, massa yang diperoleh pada proses ini sebesar 92.995 gram. Massa
yang keluar dari proses pencucian akan masuk kedalam proses pemarutan,
karena berkaitan dengan keefektifan maka massa yang didapatkan akan
berkurang, massa yang diperoleh pada proses ini sebesar 92.986 gram. Massa
yang keluar dari proses pemarutan akan masuk kedalam proses pemerasan,
karena air yang terdapat pada singkong dikeluarkan secara keseluruhan maka
massa pada daging singkong parut pun akan berkurang, massa yang diperoleh
pada proses ini sebesar 77.977 gram. Massa yang keluar dari proses
pemerasan akan masuk kedalam proses pengukusan, karena pada proses
pengukusan akan terbentuk uap dan akan terserap kedalam adonan, maka
adonan menjadi bertambah sebanyak uap yang masuk kedalam adonan, pada
setiap kilonya akan didapatkan penambahan sebesar 0,01 gram, massa yang
diperoleh pada proses ini sebesar 78.756 gram. Massa yang keluar dari proses
pengukusan akan masuk kedalam proses penggilingan, karena singkong
dalam proses penggilingan akan dicampurkan dengan bahan bumbu-bumbu
maka secara langsung massa adonan singkong tersebut bertambah, massa
yang diperoleh pada proses ini sebesar 79.258 gram. Massa yang keluar dari
proses penggilingan akan masuk kedalam proses pembentukan, kembali
kepada keefektifan proses maka massa yang diperoleh pada proses ini sebesar
79.250 gram. Massa yang keluar dari proses pembentukan akan masuk
kedalam proses penggorengan, karena dalam penggorengan pastik ada
penyerapan minyak agar kerupuk mengembang maka akan terjadi
penambahan massa yang cukup besar yaitu sebesar 9.000 gram karena dari
12.000 gram minyak hanya tersisa sekitar 3.000 gram minyak pada
penggorenagn, massa yang diperoleh pada proses ini sebesar 88.242 gram.
Massa yang keluar dari proses penggorenagn akan masuk kedalam proses
penirisan, karena pada proses ini adalah proses pengeluaran minyak maka
massa pada kerupuk akan berkurang diketahui berkurangnya massa kerupuk
sebesar 550 gram karena minyak yang berada di wadah peniris sebesar 550
gram, massa yang diperoleh pada proses ini atau sama dengan massa produk
sebesar 87.692 kg, karena dalam pengemasan hanya sebesar 2 ons/kemasan
maka akan didapatkan sebanyak 1.546 produk yang siap dipasarkan. Daerah
pemasaran UMKM ini yaitu Sungai Danau, Batu Ampar, Pelaihari,
Banjarbaru, dan daerah di Kalimantan Timur serta Kalimantan Tengah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan
diantaranya :
1. Flowchart atau bagan alur adalah diagram yang menampilkan langkah-
langkah dan keputusan sebuah proses, berperan penting dalam memutuskan
sebuah langkah atau fungsionalitas sekaligus program akan lebih jelas,
ringkas, dan mengurangi kemungkinan untuk salah penafsiran.
2. Neraca massa merupakan suatu perhitungan yang tepat dari semua bahan-
bahan yang masuk, kemudian terakumulasi dan keluar pada waktu tertentu
dengan prinsipnya membuat persamaan yang mana persamaan massa masuk
akan sama dengan massa keluar
3. UMKM Kerupuk lanting secara keseluruhan mulai dari proses bahan baku
masuk hingga produk siap edar tehitung memiliki 12 proses/tahapan. Pada
perhitungan massa, setiap massa bahan baku yang masuk sebesar 100 kg
akan keluar produk siap edar dengan massa sebesar 87,69 kg (1.546
bungkus), yang mana berkurangnya massa sebab nilai keefektifan alat dan
proses yang tidak 100% dan adanya proses-proses pemanasan-pemanasan.

5.2 Saran
Berdasarkan dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat
disarankan praktikan terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang
disampaikan dosen pengampu, sehingga dapat mempermudah ketika proses
praktikum dan pengerjaan tugas yang diberkan serta mampu mencapai tujuan
dilakukannya praktikum ini.
DAFTAR PUSTAKA

Ayunne, Sejica Sekar. 2021. Perancangan Pabrik Minyak Goreng Dari Biji
Kacang Tanah dengan Kapasitas Produksi 50.000 Ton/Tahun. Tugas Akhir
Jurusan Teknik Kimia. Universitas Bung Hatta

Puspitasari, Atika Tri. 2015. Strategi Pengembangan Industri Kecil Lanting Di


Kabupaten Kebumen. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan Vol.
X No.2 Hal 117-135. Pendidikan Ekonomi. Fakultas Eknomi. Universitas
Negeri Semarang.

Ritonga, Muhammad Heritanwira Malik, dkk. 2021. Analisis Neraca Massa pada
Pembuatan Pati dari Kulit Sukun. Prosiding Seminar Nasional Oebardjo
Brotoharjono XVII Vol. 17 . Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”,
Jawa Timur.

Ulfa, Thahara dkk. 2018. Makalah UKM/UMKM. Sekolah Tinggi Agama Islam
Jam’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura. Pontianak

Ulya,Millatul. 2018. Identifikasi Peluang Produksi Bersih pada Industri Keripik


Singkong. Jurnal Teknologi Pangan. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”, Jawa Timur.
LAMPIRAN

(Proses Pengupasan) (Proses Pencucian) (Proses Pemarutan)

(Proses Pemerasan) (Proses Perebusan) (Proses Penggilingan)

(Proses Pembentukan) (Proses Pengorengan) (Proses Penirisan)


(Foto Bersama Narasumber)

Anda mungkin juga menyukai