Anda di halaman 1dari 187

LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 1
The Basics of SME

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teori UKM, konsep dan prinsip akuntansi
sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi UKM
(LO1).

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. The Definition
2. Criteria of SME
3. Classification and Characteristic of SME
4. SME in Indonesia
5. The Opportunities and Challenges in Indonesia

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah,
UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha
Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha Menengah,
yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing
yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya
dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang
berkeadilan.

Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)


Bentuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terdiri dari perusahaan perorangan Firma
persekutuan baik Firma maupun CV maupun perseroan terbatas. Kriteria yang membedakan
usaha mikro kecil dan menengah dapat dilihat dari jumlah aset dan hasil penjualan (omset)

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


tahunan usaha tersebut sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang nomor 20 tahun
2008 tentang UMKM adalah sebagai berikut:
(1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

(2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:


a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

(3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:


a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).

Sektor Bisnis UMKM


Terdapat tujuh sektor bisnis UMKM, yaitu:
1. Sektor Perdagangan
Perdagangan adalah kegiatan penjualan kembali (tanpa Perubahan teknis) barang baru
maupun bekas. Perdagangan secara umum terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Perdagangan umum, yang mencakup jenis perdagangan Sembilan bahan pokok,
klontong/pracangan, perdagangan bahan bangunan, perdagangan peralatan
elektronik/listrik, perdagangan hasil bumi, dll.
b. Bisnis penyalur/distributor, yang melakukan penjualan secara tunai/kredit suatu
produk tertentu secara grosir (dalam jumlah besar).

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Sektor Industri Pengolahan
Industri pengolahan ialah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
bahan setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang nilai lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan rekayasa industry. Contohnya
industri makanan/minuman, pertambangan, pengrajin, konveksi. Berdasarkan jumlah
tenaga kerja, industry pengolahan dikelompokkan menjadi:
a. Industri besar, dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih
b. Industri sedang atau menengah, dengan jumlah tenaga kerja 20 sampai 99 orang
c. Industri kecil, dengan jumlah tenaga kerja 5 sampai 19 orang
d. Industri mikro atau rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang.
Selain berdasarkan jumlah tenaga kerja, industry pengolahan dikategorikan menjadi:
a. Industri kimia dasar, seperti industry semen, obat-obatan, kertas dan pupuk
b. Industri mesin dan logam dasar, seperti industry pesawat terbang tekstil serta
kendaraan bermotor
c. Industri kecil, seperti industri pakaian, makanan dan minuman

3. Sektor Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilaksanakan oleh
manusia agar dapat menghasilkan bahan pangan, bahan baku industry atau sumber
energi serta mengelola lingkungan hidupnya. Sektor pertanian mencakup berbagai
subsector seperti tanaman pangan, hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias),
tanaman perkebunan, perikanan serta peternakan.

4. Sektor Perkebunan
Perkebunan ialah kegiatan mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media
tumbuh lain pada ekosistem sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil
tanaman, dengan manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha
perkebunan dan masyarakat. menurut komoditasnya, perkebunan terdiri atas 127 jenis
tanaman tahunan dan semusim dari dataran rendah sampai tinggi. Menurut bentuk
usaha, perkebunan meliputi perkebunan besar negara, swasta, dan perkebunan rakyat.

5. Sektor peternakan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Peternakan ialah kegiatan mengembangbiakkan dan/atau membudidayakan hewan
ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. kegiatan pada
bidang peternakan berdasarkan produk yang dihasilkan terbagi menjadi 2 kategori,
yaitu produk peternakan besar utama (sapi, kerbau, dan sapi perah) serta produk
peternakan kecil utama (domba, kambing, babi, kelinci, ayam, itik, lebah, dll)

6. Sektor Perikanan
Perikanan adalah Semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau
membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan
menyimpan, mendinginkan, pengeringan atau mengawetkan ikan dengan Tujuan untuk
menciptakan nilai tambah ekonomi bagi pelaku usaha (komersial).

7. Sektor Jasa
Usaha jasa (service business) merupakan suatu usaha yang kegiatannya dilakukan
dengan cara memberikan jasa kepada konsumen dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan. Sektor jasa mencakup jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumsi individu
(kuliner, pengiriman barang, perawatan tubuh, transportasi,dll) serta jasa untuk
memenuhi kebutuhan usaha lainnya (keuangan, pelatihan, penyedia outsourcing, jasa
konsultan, jasa advokat, perbengkelan, restoran jasa konstruksi, jasa transportasi, jasa
telekomunikasi, jasa pendidikan, jasa simpan pinjam, dll)

Karakteristik Dasar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Karakteristik dasar usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM yang ada di Indonesia
berbeda dengan negara lainnya. Jika di negara lain, UMKM dijadikan sebagai penghubung
yang efisien dan handal bagi perusahaan besar, akan tetapi UMKM di Indonesia memiliki
karakteristik yang berbeda yang menyebabkan UMKM Indonesia masih kalah bersaing
dengan UMKM di negara lain. Adapun karakteristik dasar tersebut antara lain:
1. Terdapat kesulitan dalam hal peminjaman modal, terutama pada saat pengajuan kredit
di lembaga keuangan formal. sebagian besar lembaga keuangan di Indonesia
mengharuskan UMKM agar membuat laporan keuangan sebagai syarat pengajuan
kredit

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia pada usaha mikro kecil dan menengah
di Indonesia
3. Keterbatasan teknologi yang mengakibatkan kualitas produk yang dihasilkan suatu
entitas masih rendah
4. Keterbatasan dalam perolehan dan bahan baku
5. Lemahnya aspek pemasaran sehingga suatu entitas kesulitan dalam memasarkan
produk yang dihasilkan
6. Masih lemahnya hubungan kerjasama dengan perusahaan besar

Karakteristik UMKM adalah sifat atau kondisi faktual yang melekat pada aktivitas usaha
maupun perilaku pengusaha yang bersangkutan di dalam menjalankan bisnisnya.
Karakteristik ini yang menjadi ciri pembeda di antara pelaku usaha sesuai dengan skala
usaha. Menurut Bank Dunia, UMKM dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu usaha
mikro (jumlah karyawan 10 orang), usaha kecil (jumlah karyawan 30 orang), serta usaha
menengah (jumlah karyawan hingga 300 orang).
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, sebuah
perusahaan yang digolongkan Sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan
dikelola olah seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah
Kekayaan dan pendapatan tertentu.

1. Usaha Mikro,
memiliki karakteristik sebagai berikut
a. Jenis barang/komoditi tidak selalu tetap; sewaktu-waktu dapat berganti.
b. Tempat usahanya tidak selalu menetap; sewaktu-waktu dapat pindah tempat
c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun
d. Tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha
e. Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa wirausaha yang
memadai
f. Tingkat Pendidikan rata-rata relatif rendah
g. Umumnya belum mempunyai akses kepada perbankan, tetapi Sebagian besar
sudah mempunyai akses kepada lembaga keuangan non-bank

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


h. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk
NPWP
i. Misalnya: usaha perdagangan seperti kaki lima dan pedagang di pasar

2. Usaha Kecil
memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang
berubah
b. Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah
c. Umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walaupun masih sederhana
d. Keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan dengan keuangan keluarga
e. Sudah membuat rencana usaha
f. Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP
g. Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha
h. Sebagian besar sudah mempunyai akses kepada perbankan untuk keperluan
modal
i. Sebagian besar belum dapat menjalankan manajmene usaha dengan baik seperti
perencanaan bisnis
j. Misalnya: pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya

3. Usaha Menengah
a. Memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik dengan pembagian tugas
yang jelas antara bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi
b. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi
secara teratur sehingga memudahkan untuk melakukan audit dan penilaian atau
pemeriksaan termasuk oleh perbankan.
c. Telah melakukan aturan atau Pengelolaan dan organisasi perburuhan
d. Sudah memiliki persyaratan legalitas antara lain izin tetangga
e. Sudah memiliki akses kepada sumber pendanaan perbankan
f. Umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik
g. Misalnya, usaha pertambangan batu gunung untuk konstruksi dan marmer
buatan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


4. Usaha Besar
Usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah Kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari usaha menengah, yang meliputi
usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang
melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia

Ciri-ciri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


Adapun ciri-ciri dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
1. Jenis produk yang dihasilkan merupakan produk yang dibutuhkan oleh customer
2. Tempat usaha yang didirikan pada umumnya menetap dan tidak berpindah-pindah
3. Memiliki izin usaha atau syarat legalitas lainnya, contohnya Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), NPWP dan lain
sebagainya
4. Memilih sumber daya manusia yang memiliki jiwa entrepreneur sehingga mampu
mengelola usahanya untuk lebih maju
5. Memiliki perencanaan bisnis (business planning) yang baik sehingga perusahaan dapat
merealisasikan tujuan bisnisnya
6. Membuat laporan keuangan suatu usaha setidaknya telah memiliki pembukuan
sederhana, yang memisahkan antara aset kewajiban maupun modal milik usaha dengan
milik pribadi (keluarga)

Peluang dan Kendala Bisnis UMKM di Indonesia


Ada beberapa upaya yang Perlu dilakukan pelaku UMKM untuk memperkuat daya saingnya
dalam menghadapi pasar global.
1. Meningkatkan kualitas dan standar produk.
Agar dapat memanfaatkan peluang dan potensi pasar di Kawasan ASEAN dan di pasar
global, produk yang dihasilkan UMKM harus memenuhi kualitas dan standar sesuai
kesepakatan ASEAN dan negara tujuan.
2. Meningkatkan aspek finansial.
Selama ini belum banyak UMKM yang memanfaatkan skema pembiayaan yang diberikan
perbankan Sebagai upaya penambahan modal bagi pengembangan usahanya. Hasil survei

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Regional Development Institute (REDI) tahun 2012 menyebutkan bahwa ada tiga gap yang
dihadapi UMKM terkait dengan akses finansial bagi UMKM, yaitu:
a. Aspek formalitas, dimana banyak UMKM yang tidak memiliki status hukum
b. Aspek skala usaha, dimana sering kali skema kredit yang disiapkan perbankan tidak
sejalan dengan skala usaha UMKM
c. Aspek informasi, dimana perbankan tidak tahu UMKM yang seharusnya dibiayai dan
UMKM tidak tahu skema pembiayaan apa yang tersedia di perbankan.
Ketiga gap tersebut harus diatasi secara proaktif oleh UMKM maupun pemerintah di
antaranya dengan peningkatan kemampuan SDM yang dimiliki UMKM, perbankan,
serta Pendamping UMKM.

3. Meningkatkan kualitas SDM dan jiwa Kewirausahaan UMKM


Kualitas SDM pelaku UMKM di Indonesia masih tergolong rendah terlebih aspek jiwa
kewirausahaannya. Agar memperkuat kualitas SDM dan jiwa Kewirausahaan UMKM,
maka UMKM harus aktif mengikuti Pendidikan dan Latihan keterampilan, manajemen
serta diklat teknis lainnya yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.

4. Memperkuat dan meningkatkan akses dan transfer teknologi guna pengembangan


UMKM inovatif.
Akses dan transfer teknologi untuk UMKM merupakan tantangan. Peran incubator,
Lembaga riset dan kerja sama antara Lembaga riset dan perguruan tinggi, serta dunia
usaha untuk alih teknologi Perlu digalakkan. UMKM harus aktif melakukan kerja sama
atau kemitraan dengan perusahaan besar dari dalam dan luar negri untuk alih teknologi
5. Membangun akses informasi dan promosi di luar negri.
Sebaik apa kualitas produk yang dihasilkan, kalau masyarakat atau pasar tidak
mengetahuinya, maka produk itu akan sulit dipasarkan. Oleh karena itu, akses informasi
dan promosi produk UMKM, khususnya memperkenalkan di pasar ASEAN harus
ditingkatkan melalui dunia maya atau mengikuti kegiatan pameran di luar negri.

Terdapat dua kendala yang sering muncul dalam UMKM, yaitu:


1. Kendala Internal
a. Modal

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• Sekitar 60-70% UMKM belum mendapat akses atau pembiayaan perbankan
• Sedikit perbankan bisa menjangkau hingga ke daerah pelosok dan terpencil
• Manajemen bisnis UMKM masih dikelola secara manual dan tradisional secara
khusus manajemen keuangan karena pengelola belum mampu memisahkan uang
untuk operasional rumah tangga.
b. Sumber Daya Manusia (SDM):
• Kurangnya pengetahuan mengenai teknologi produksi terbaru beserta cara
melakukan quality control terhadap produk
• Kemampuan membaca kebutuhan pasar masih belum tajam sehingga belum
mampu menangkap secara cermat kebutuhan yang diinginkan oleh pasar
• Pemasaran produk masih menggunakan cara sederhana dan belum menggunakan
jaringan internet atau media sosia Sebagai alat pemasaran
• Belum dapat melibatkan lebih banyak tenaga kerja karena adanya keterbatasan
kemampuan menggaji
• Pemilik UMKM masih sering terlibat dalam persoalan teknis sehingga kurang
memikirkan tujuan atau rencana strategis jangka panjang usahanya
c. Hukum
Pada umumnya pelaku usaha UMKM masih berbadan hukum perorangan
d. Akuntabilitas
Belum mempunyai sistem administrasi keuangan dan manajemen yang baik.
2. Kendala Eksternal
a. Iklim usaha
• Koordinasi di antara stakeholder UMKM masih belum berpadu karena
Lembaga pemerintah, institusi Pendidikan, Lembaga keuangan dan asosiasi
usaha lebih sering berjalan sendiri-sendiri
• Belum tuntasnya penanganan aspek legalitas badan usaha serta kelancaran
prosedur perizinan, pendataan lokasi usaha, biaya transaksi/usaha yang
tinggi, infrastruktur, dan kebijakan aspek pendanaan untuk UMKM.
b. Infrastruktur
• Terbatasnya sarana dan prasarana usaha terutama berkaitan dengan alat
teknologi
• Kebanyakan UMKM menggunakan teknologi yang masih sederhana.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


c. Akses
• Keterbatasan akses terhadap bahan baku sehingga sering kali UMKM masih
mendapatkan bahan baku yang berkualitas rendah
• Akses terhadap teknologi, terutama jika pasar dikuasai oleh perusahaan/grup
bisnis tertentu.
• Belum mampu mengimbangi selera konsumen yang cepat berubah terutama
bagi UMKM yang telah mampu menembus pasar ekspor, sehingga sering
kali terlibat dengan perusahaan yang bermodal lebih besar.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
d. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan usaha
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari Usaha
Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara atau swasta, usaha patungan,
dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia.
2. Terdapat tujuh sektor bisnis UMKM, yaitu sektor perdagangan, sektor industry
pengolahan, sektor pertanian, sektor perkebunan, sektor peternakan, sektor perikanan,
sektor jasa.
3. Kriteria UMKM dan Usaha Besar berdasarkan Aset dan Omzet
Ukuran Usaha Kriteria
Aset Omset
Usaha Mikro Maksimal Rp50 juta Maksimal Rp300 juta
Usaha Kecil > Rp50 juta – Rp500juta > Rp300 juta – Rp2,5 milyar
Usaha Menengah > Rp500juta – Rp10 milyar > Rp 2,5milyar – Rp50milyar
Usaha Besar > Rp 10milyar > Rp50 milyar

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

David Wijaya, S.E., M.M. (2018). Akuntansi UMKM. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.
ISBN: 9786025568299

V. Wiratna Sujarweni. (2020). Akuntansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Pustaka
Baru Press. Yogyakarta. ISBN 9786023763122

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

Accounting for Small Medium


Enterprise

Week 2
Accounting and SME

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teori UKM, konsep dan prinsip akuntansi
sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi UKM
(LO1).

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

- What is Accounting?

- The role of Accounting in SME

- The Building Blocks of Accounting

- The Basic Accounting Equation

- Using the Accounting Equation

- Financial Statements

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

What is Accounting?

Akuntansi adalah sistem informasi keuangan yang memberikan informasi kepada


pembacanya.

Didalam akutansi terdapat tiga aktifitas, yaitu identifikasi, pencatatan dan komunikasi terkait
kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan.

1. Identifikasi (Identification)
Perusahaan melakukan identifikasi atau memilih kejadian-kejadian ekonomi
(economic events) yang relevant dengan bisnisnya. Kejadian ekonomi adalah kejadian
yang memiliki nilai moneter (monetary value). Contoh: Menjual produk/jasa ke
pembeli, membayar gaji karyawan, membeli mesin pabrik dan sebagainya.
2. Pencatatan (Recording)
Proses pencatatan dari kejadian ekonomi ke dalam jurnal secara sistematis, kronologis
sesuai urutan kejadian, dan dapat diukur dalam satuan mata uang.
3. Komunikasi (Communication)
Mengumpulkan informasi kepada pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan
akuntansi (Laporan keuangan). Elemen terpenting dalam mengkomunikasikan
kejadian ekonomi tersebut adalah kemampuan dalam menganalisis dan
menginterpretasikan informasi yang terdapat didalam laporan

Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan terdiri dari internal user dan external user.

✓ Internal user ialah individu atau unit yang berada di dalam perusahaan yang
memerlukan informasi akuntansi untuk merencanakan, mengorganisasikan, dan
menjalankan bisnis. Contoh dari Internal User beserta kegunaannya yaitu:

Internal User Kegunaan Data Akuntansi


Finance Mengetahui kondisi/kesehatan perusahaan untuk melakukan
keputusan seperti apakah memiliki kecukupan dana dalam melakukan
investasi, pembayaran dividen, pembayaran hutang bank atau lain
sebagainya.
Marketing Menganalisis harga jual apakah mampu meningkatkan laba
perusahaan atau tidak.
Human Resources Mengetahui apakah perusahaan bisa menaikan gaji karyawan dan
membagikan THR untuk karyawannya.
Management Melihat produk dari perusahaan yang menghasilkan profit paling

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


besar, menganalisis lini produk yang harus dieliminasi.

✓ External User ialah individu dan organisasi lain diluar perusahaan yang memerlukan
informasi keuangan perusahaan tertentu. Contoh dari External User adalah investor,
kreditor, tax authorities, badan pemerintah, konsumen, dan serikat pekerja.

External User Kegunaan Data Akuntansi


Investor Untuk mengambil keputusan apakah akan membeli, menjual,
mempertahankan saham perusahaan.
Kreditor (Supplier dan Menilai resiko atas hutang dan peminjaman uang yang diberikan
banker) kepada perusahaan.
Tax Authorities(Kantor Mengetahui kepatuhan perusahaan dalam membayar pajak
Pajak)
Badan pemerintah Menilai apakah perusahaan telah melakukan operasional
perusahaan mengikuti peraturan yang berlaku
Konsumen Melihat keberlangsungan hidup perusahaan
Serikat pekerja Melindungi hal dan kewajiban pekerja seperti apakah perusahaan
telah membayar gaji yang sesuai atau belum.

Peranan Akuntansi bagi UMKM

Pengelolaan dana merupakan faktor utama yang menyebabkan keberhasilan atau


kegagalan UMKM. Kesalahan Pengelolaan dana berupa kas menyebabkan UMKM secara
mendadak mengalami kekurangan uang tunai guna menjalankan Operasional hariannya.
Kekurangcermatan Pengelolaan dana menyebabkan pelaku UMKM mencampuradukkan dana
perusahaan dan dana Pribadi. Pengelolaan dana yang buruk berakibat perusahaan tidak bisa
mencegah, mendeteksi atau mengoreksi kecurangan di perusahaan.
Oleh karena itu, bank pemberi kredit selalu mensyaratkan UMKM calon penerima
kredit untuk menyampaikan informasi keuangan. Berdasarkan informasi keuangan itu, bank
menginterpretasikan kemampuan UMKM mengelola dana dan memprediksi risiko kegagalan
usaha yang dijalankan karena ketidakmampuan UMKM mengelola dana.
Metode praktis di dalam Pengelolaan dana di perusahaan termasuk UMKM adalah
mempraktikkan akuntansi secara baik. Akuntansi adalah sistem yang mengolah transaksi
menjadi informasi keuangan. Dengan demikian, akuntansi menjadikan UMKM mampu
memperoleh berbagai informasi keuangan penting dalam menjalankan bisnisnya. Ada tujuh
informasi keuangan yang dapat diperoleh UMKM jika mempraktikkan akuntansi:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


1. Informasi kinerja perusahaan.
Akuntansi menghasilkan laporan laba rugi yang dapat mencerminkan kemampuan
UMKM untuk menghasilkan laba. UMKM menggunakan laporan laba rugi sebagai
bahan evaluasi secara periodic. Kalau laporan laba rugi itu menunjukkan UMKM
mengalami rugi atau laba menurun dari periode Sebelumnya, UMKM bisa
menganalisis penyebab terjadinya kerugian atau penurunan laba. Kalau laporan laba
rugi itu menunjukkan UMKM mengalami laba atau laba meningkat dari periode
Sebelumnya, UMKM dapat mempertahankan proses bisnis yang dilakukan atau
mengembangkan proses bisnis agar labanya terus meningkat.

2. Informasi penghitungan pajak


Berdasarkan laporan laba rugi yang dihasilkan oleh akuntansi, UMKM dapat
menghitung jumlah pajak yang harus dibayar secara akurat untuk periode tertentu atau
bahkan dapat mengajukan restitusi pajak.

3. Informasi posisi dana perusahaan


Akuntansi juga menghasilkan neraca yang dapat mencerminkan penggunaan dana
berupa aset dan sumber pemerolehan dana yang berasal dari utang dan ekuitas.
Neraca itu penting karena memberi gambaran posisi keuangan perusahaan pada
tanggal tertentu. Berdasarkan informasi keuangan yang terdapat di neraca, UMKM
dan pihak lain bisa mengetahui apakah aset yang dimiliki UMKM Sebagian besar
pendanaannya berasal dari utang atau ekuitas. UMKM yang memiliki komposisi
utang sangat besar berisiko tinggi karena harus menanggung biaya tetap berupa bunga
utang.

4. Informasi Perubahan modal pemilik


Akuntansi menghasilkan laporan perubahan ekuitas yang mencerminkan Perubahan
sumber pendanaan, terutama yang berasal dari ekuitas. UMKM membutuhkan laporan
Perubahan ekuitas untuk mengetahui peInformasi perubahan modal pemilik.
Akuntansi menghasilkan laporan perubahan ekuitas yang mencerminkan perubahan
sumber daya, terutama yang berasal dari ekuitas. UMKM membutuhkan laporan
perubahan ekuitas untuk melihat modal yang ditanamkan ke perusahaannya.
Pemerolehan laba yang tinggi tidakselalu keberhasilan perusahaan jika pengambilan
dana oleh pemilik UMKM melebihi laba yang dihasilkan.

5. Informasi penerimaan dan pengeluaran kas.


Akuntansi menghasilkan laporan kas yang mencerminkan pemerolehan dan
penggunaan aset utamanya yaitu kas. Pengelolaan dana perusahaan memiliki korelasi
positif dengan keberhasilan UMKM. Semakin baik pengelolaan kas maka semakin
besar keberhasilan yang diraih UMKM.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


6. Informasi perencanaan kegiatan.
Akuntansi menghasilkan laporan anggaran yang menggambarkan kegiatan yang
direncanakan UMKM selama periode tertentu serta pendanaan yang akan dibutuhkan
atau yang akan diperolehnya.

7. Informasi besaran biaya.


Akuntansi menghasilkan informasi tentang beranekaragam biaya yang telah
dikeluarkan dengan informasi lain yang berkaitan dengan biaya. Akuntansi
menyediakan informasi fluktuasi biaya yang harus ditanggung oleh UMKM per hari,
per minggu, per bulan, dan seterusnya.

Masih banyak informasi keuangan lain yang bisa dihasilkan melalui akuntansi. Oleh
karena itu, kalau kita menganggap bahwa akuntansi itu tidak penting, maka
sebenarnya kita mengambil risiko bahwa berbagai keputusan yang kita buat
sebenarnya justu akan merugikan UMKM, atau bahkan menempatkan cita-cita kita
pada situasi yang terjadi karena mengalami kegagalan yang disebabkan karena
masalah keuangan, bukan hanya masalah kehebatan kita dalam berbisnis UMKM.

The Building Blocks of Accounting

Etika memegang peranan penting dalam mengelola informasi keuangan sehingga yang tersaji
adalah laporan keuangan yang dapat dipercaya oleh pembacanya. Etika adalah perbuatan
yang baik/tidak baik, adil/tidak adil, jujur/tidak jujur. Sebagai seorang akuntan yang beretika
maka laporan keuangan yang disajikan harus dapat diandalakan dan dipercaya. Telah terjadi
berbagai skandal pelanggaran etika misalnya kasus Enron di Amerika Serikat, AIG di
Amerika Serikat, Permalat di Italia, Satyam Computer Services di India.

Langkah-Langkah dalam Menganalisis Isu Etika:


a. Identifikasi situasi yang melibatkan keputusan yang melibatkan etika.
Perusahaan Besar atau Go Publik biasanya membuat code of conduct yang harus
ditaati oleh pekerjanya. Misalnya dewan direksi mempunyai bisnis diluar perusahaan
tidak boleh bermitra dengan kompetitor perusahaan dimana dia bekerja atau keluarga
dewan direksi mempunyai usaha yang menjadi kompetitor perusahaan. Bisa juga
keadaan yang membuat seseorang mempunyai banyak informasi mengenai keuangan
perusahaan dan menjual informasi ini sehingga terjadi insider trading yang merugikan
banyak masyarakat.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


b. Identifikasi dan analisa elemen utama dari situasi tersebut.
Bila terjadi situasi yang menyebabkan konflik kepentingan (Conflict of interest) maka
akuntan harus dapat mengidentifikasi peristiwa tersebut merugikan atau
menguntungkan siapa saja. Siapa yang dirugikan dari peristiwa tersebut,siapa yang
diuntungkan dari peristiwa tersebut. Siapa yang dimaksudkan disini adalah
perseorangan ataupun kelompok tertentu.
c. Buatlah beberapa alternatif pemecahan dan masing-masing alternatif dipertimbangkan
keuntungan dan kerugiannya terhadap masing-masing pemangku kepentingan
(stakeholders).

Prinsip Pengukuran Akuntansi

Terdapat 2 prinsip pengukuran, yaitu:

1. Cost Principle (Historical Cpst Principle)


Prinsip ini menyatakan bahwa aset disajikan pada saat harga perolehannya
2. Fair Value Principle
Prinsip ini menyatakan bahwa aset dan liabilitas harus disajikan dengan nilai
wajarnya.

Dalam memilih salah satu prinsip diatas, maka terdapat dua kualifikasi utama yang membuat
informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan yaitu Relevance dan Faithful
Representation.

Maka, prinsip pengukuran yang banyak dianut(yang juga disarankan IFRS) adalah prinsip
nilai wajar (Fair Value Principle).

Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam proses akuntansi adalah:

1. Monetary Unit Assumption


Asumsi yang menyatakan bahwa transaksi yang dicatat adalah transaksi yang dapat
diekpresikan dengan mata uang. Uang merupakan alat ukur dari aktifitas ekonomi dan
menyediakan suatu dasar untuk pengukuran dan analisa akuntansi. Nilai Uang
merupakan alat paling efektif untuk menggambarkan kenaikan/penurunan aktifitas
perusahaan.

2. Economic Entity Asumption


Asumsi yang mnsyaratkan adanya pemisahan kegiatan perusahaan dengan keuangan
pribadi pemilik.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Terdapat tiga jenis perusahaan menurut asumsi ini, yaitu:
a. Proprietorship (Perusahaan perorangan)
perusahaan yang dikelola sendiri bisa dengan bantuan keluarga atau teman
dekat sehingga keuntungan atau kerugian yang terjadi ditanggung sendiri. Bila
perusahaan mempunyai banyak hutang bank maka bila kekayaan perusahaan
tidak mencukupi untuk membayar hutang maka kekayaan pribadi pemilik
dapat digunakan untuk membayar hutang. Skala bisnisnya biasanya kecil.
b. Partnership (Perusahaan persekutuan)
perusahaan yang didirikan 2 orang atau lebih untuk menjalankan usaha
biasanya umum untuk para profesional seperti konsultan hukum, kantor
akuntan, klinik dokter tapi bisa juga untuk agen atau distributor yang menjual
merchandise inventory. Laba atau rugi yang terjadi disetiap periode akuntansi
dibagi sesuai perjanjian diawal pendirian persekutuan. Skala bisnisnya
biasanya kecil.
c. Corporation (Perusahaan korporasi)
perusahaan yang modalnya terdiri dari saham-saham. Pendirian korporasi
diatur oleh badan hukum dan korporasi harus menaati peraturan yang telah
ditetapkan, adanya pemisahan kekayaan perusahaan dan kekayaan pribadi para
pengelolanya. Skala bisnisnya biasanya besar, biasanya perusahaan
multinasional.

Transaksi Keuangan dan Bukti Transaksi


Transaksi keuangan adalah kegiatan dari perusahaan yang menimbulkan perubahan pada
posisi keuangan (aktiva, utang, modal) perusahaan, sehingga harus mulai dari pencatatan
sampai dengan disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Contoh transaksi misalnya
menjual produk, membeli produk, membayar gaji, membayar operasional perusahaan.
Pencatatan transaksi keuangan adalah langkah awal yang untuk mencatat berbagai perubahan
cara keuangan dari sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan metode-
metode tertentu sehingga pencatatan dapat komunikasikan kepada pihak lain sehingga hasil
pencatatan dapat komunikasikan kepada pihak lain berupa laporan keuangan.
Jenis-jenis transaksi ada beberapa yaitu:
1. Transaksi keuangan internal adalah transaksi yang hanya melibatkan bagian-bagian
yang ada dalam perusahaan atau internal tanpa melibatkan pihak dari luar perusahaan.
Lebih menekankan perubahan posisi keuangan yang terjadi antara bagian yang ada
dalam perusahaan misalnya perubahan nilai aset karena penyusutan, pemakaian
perlengkapan kantor

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Transaksi keuangan eksternal adalah transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
dengan pihak lain di luar perusahaan. misalnya: transaksi penjualan, pembelian,
pembayaran utang piutang dan lain-lain.

Jika ada transaksi pasti ada bukti yang digunakan untuk membuktikan bahwa transaksi itu
terjadi, bukti tersebut disebut bukti transaksi. Bukti transaksi dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Bukti transaksi internal usaha
adalah bukti transaksi yang dibuat dan beredar di lingkungan dalam usaha yaitu:
a. Bukti kas masuk, adalah bukti UMKM menerima uang tunai atau secara tunai
b. Bukti kas keluar, adalah tanda bukti UMKM mengeluarkan uang tunai, misalnya
pembayaran gaji, pembayaran utang.
c. Memo, adalah bukti pencatatan antarbagian atau manager dengan bagian-bagian
yang ada di lingkungan yang lainnya.

2. Bukti transaksi eksterna usaha


Adalah bukti traksaksi yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan, bukti
transaksi eksternal terdiri dari:
a. Faktur adalah tanda bukti telah terjadi pembelian atau penjualan secara kredit.
b. Kuitansi adalah bukti penerimaan uang dengan pengesahan berupa tanda tangan
penerima uang dan diserahkan kepada yang membayar sejumlah uang tersebut
c. Nota konten adalah bukti atas pembelian sejumlah barang secara konten atau tunai
d. Cek adalah surat perintah yang ditunjukan kepada bank dan dibuat oleh pihak
yang mmepunyai rekening di bank agar bank membayar sejumlah uang kepada
pihak yang Namanya tercantum dalam cek tersebut.

The Basic Accounting Equation

Berikut persamaan akuntansi:

Assets = Liabilities + Equity

Disebutkan equation karena sisi debit dan kredit harus sama (balance). Di akuntansi
menganut asas dual/double entry artinya sisi debit dan kredit harus sama jumlahnya dan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


mempengaruhi kedua sisi tersebut. Hal yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah
transaksi. Hanya transaksi yang mempengaruhi monetary value saja yang dicatat didalam
catatan akuntansi/dibuat jurnal.

Asset adalah kekayaan atau sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang
memberi manfaat dimasa yang akan datang.

Liabilities adalah hak/klaim dari para kreditor atas kekayaan perusahaan. Liabilities ini
adalah hutang/kewajiban. Perusahaan harus membayar, mengeluarkan kas dimasa yang akan
datang.
Ekuitas adalah modal. Yaitu nilai yang tersisa dari kekayaan perusahaan setelah semua
kewajiban dibayarkan.Bisa juga disebut net asset/asset bersih.

Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan aset dan ekuitas. Peningkatan aset dan ekuitas
dapat dilakukan melalui pendapatan (revenue) dan investasi. Sedangkan aset dan ekuitas
dapat berkurang melalui transaksi dividen, prive dan expense. Sehingga persamaan diatas
dapat dikembangkan menjadi:

Assets = Liabilities + Equity

Assets = Liabilities + Share Capital + Retained Earnings

Assets = Liabilities + Share Capital + Revenues – Expenses – Dividens/Prive

Using the Accounting Equation

Transaksi (transaksi bisnis) adalah kejadian ekonomi yang dicatat oleh akuntan. Perusahaan
harus menganalisis setiap kejadian tersebut yang berdampak ke persamaan akuntansi diatas.

Contoh

Selama Bulan Desember 2017, Bapak Tulus membuka kantor konsultan pajak:

1. Menginvestasikan uang sebesar Rp 50.000.000 untuk membuka praktik konsultan


pajak. (kas perusahaan masuk jadi bertambah, modal UMKM masuk jadi bertambah)

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Membeli beberapa perlengkapan kantor secara kredit sebesar Rp 20.000.000
(perlengkapan bertambah, utang juga bertambah)
3. Menerima uang kas (tunai) dengan nominal Rp 10.000.000 dari kliennya (kas masuk
jadi bertambah, pendapatan masuk jadi bertambah)
4. Membayar utang dengan mengeluarkan uang kas sebesar Rp5.000.000 (kas berkurang
untuk membayar utang jadi berkurang, utang berkurang karena sudah dibayar)
5. Melakukan penarikan uang kas sebesar Rp1.000.000 untuk keperluan Pribadi (kas
berkurang karena di ambil pemilik, modal pemilik berkurang karena sudah diambil).

Transaksi di atas bisa dianalisa serta dicatat seperti ini:

No Aset = Kewajiban Modal

1 Kas = Pak Tulus, Modal

+Rp 50.000.000 +Rp 50.000.000

2 Perlengkapan = Utang

+Rp 20.000.000 +Rp 20.000.000

3 Kas = Pendapatan

+Rp 10.000.000 +Rp 10.000.000

4 Kas = Utang

-Rp 5.000.000 -Rp 5.000.000

5 Kas = Pak Tulus, Modal

-Rp 1.000.000 -Rp 1.000.000

Rp 74.000.000 = Rp 25.000.000 Rp 49.000.000

Jumlah Aset = Rp 74.000.000

Kewajiban = Rp 25.000.000

Modal = Rp 49.000.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:

Asset = Kewajiban + Modal

Rp 74.000.000 = Rp 25.000.000 + Rp 49.000.000

Rp 74.000.000 = Rp 74.000.000

Berdasarkan contoh soal persamaan dasar akuntansi tersebut bis akita lihat dengan jelas
bahwa untuk tiap transaksi, ada 2 jurnal yang dibuat. Untuk akhir dalam transaksi, apabila
dijumlahkan akan memperoleh kondisi keuangan yang seimbang (balance) antara aset,
kewajiban dan modal.

Financial Statements

Di dalam akuntansi kita mengenal lima jenis laporan keuangan yang harus disusun oleh
perusahaan, yaitu laporan laba rugi, retained earnings statement, laporan posisi keuangan,
laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Namun dalam UMKM, laporan keuangan
yang wajib dibuat adalah minimal laporan laba rugi, laporan posisi keuangan dan catatan atas
laporan keuangan.

1. Income Statement / Laporan Laba Rugi


merupakan summary dari revenues dan expenses dalam suatu periode waktu tertentu
misalnya 1 bulan, 1 tahun. Laporan ini menunjukkan kinerja perusahaan untuk periode
yang dibuat.
Contoh:
Laporan laba rugi untuk usaha jasa

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Contoh laporan laba rugi untuk usaha dagang

Contoh laporan laba rugi untuk usaha manufaktur

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


UMKM SINAR HARAPAN
LAPORAN LABA/RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017

I. PENJUALAN BERSIH
Penjualan XXXX
Retur Penjualan dan potongan harga XXXX -
Penjualan Bersih XXXX

II. HARGA POKOK PENJUALAN


Persediaan Barang Jadi (Awal) XXX
Harga Pokok Produksi XXX +
Barang Tersedia untuk Dijual XXXXX
Persediaan Barang jadi (akhir) XXX -
Harga Pokok Penjualan XXXX -
Laba kotor XXXX

III. BIAYA-BIAYA OPERASIONAL


a) BIAYA PENJUALAN
Biaya gaji karyawan penjualan XXX
Biaya Komisi XXX
Biaya iklan XXX
Biaya Pengangkutan XXX
Biaya rupa-rupa bagian penjualan XXX
biaya angkut XXX +
XXX

Biaya administrasi:
Biaya perlengkapan kantor XXX
Biaya asuransi bagian Adm dan umum XXX
Biaya listrik dan telepon bagian umum XXX
Biaya penyusutan bangunan bagian umum XXX
Biaya penyusutan peralatan kantor XXX
Biaya rupa-rupa bagian umum XXX +
Total Biaya Adm dan umum XXX +
TOTAL BIAYA OPERASIONAL XXX -
LABA USAHA BERSIH XXXX

2. Laporan Perubahan Modal


merupakan summary dari perubahan modal untuk periode yang dibuat. Laporan ini
akan memberitahu net income atau net loss yang terjadi pada periode pelaporan
beserta dividend yang dibayarkan ataupun prive yang diambil.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Nama UMKM
Laporan Perubahan Modal
Untuk Periode yang berakhir 31 Desember 20xx

Modal (1 Januari 20xx/awal) Rp xxx

Laba bersih Rp xxx

Pengambilan Pribadi (prive) Rp xxx (-)

Penambahan atau pengurangan modal Rp xxx (+/-)

Modal (31 Desember 20xx/akhir) Rp xxx

3. Laporan Posisi Keuangan/ Neraca


Yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu usaha yang meliputi
aset, kewajiban dan modal pada suatu saat tertentu.

Contoh tampilan Laporan Posisi Keuangan:


PT MENUJU SUKSES
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2017 dan 2018
(Dalam Ribu Rupiah)
ASET Catatan 2017 2018
Kas dan setara kas
Kas 3 Rp2,000.00 Rp3,000.00
Giro 4 Rp1,000.00 Rp1,500.00
Deposito 5 Rp500 Rp600
Jumlah kas dan setara kas Rp3,500.00 Rp5,100.00
Piutang Usaha 6 Rp2,500.00 Rp2,000.00
Persediaan 7 Rp10,000.00 Rp11,000.00
Beban Dibayar Di Muka Rp7,000.00 Rp6,000.00
Aset Tetap Rp100,000.00 Rp95,000.00
Akumulasi Penyusutan -Rp8,500.00 -Rp5,000.00
JUMLAH ASET Rp114,500.00 Rp114,100.00
LIABILITAS
Utang Usaha 8 Rp20,000.00 Rp15,000.00
Utang Bank Rp15,500.00 Rp15,600.00
JUMLAH LIABILITAS Rp35,500.00 Rp30,600.00
EKUITAS
Modal 9 Rp50,000.00 Rp46,000.00
Saldo Laba (Rugi) Rp29,000.00 Rp37,500.00
JUMLAH EKUITAS Rp79,000.00 Rp83,500.00
JUMLAH LIABILITAS DAN
Rp114,500.00 Rp114,100.00
EKUITAS

4. Statement of Cash Flows / Laporan Arus Kas


merupakan summary dari penerimaan dan pemgeluaran kas untuk suatu periode
tertentu.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


5. Catatan atas Laporan Keuangan
adalah catatan tambahana tau informasi yang ditambahkan pada akhir laporan
keuangan, berisikan penjelasan yang tidak diungkapkan dalam komponen laporan
keuangan sebelumnya

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

a. Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang memberikan laporan kepada berbagai
pemakai atau pembuat keputusan mengenai aktifitas bisnis.
b. Pengguna laporan keuangan terdiri dari pihak internal perusahaan maupun pihak
eksternal perusahaan.
c. Akuntan harus memegang teguh kode etik dalam menjalankan profesinya. Karena
pengguna menaruh kepercayaan kepada informasi keuangan yang disampaikan.
d. Setiap transaksi keuangan harus mempunyai efek ganda dalam persamaan akuntansi.
Misalnya, jika asset naik, maka harus adaefek dengan ada asset lain yang turun,
liabilitas naik, atau stockholder’s equity naik.
e. Dalam setiap transaksi terdapat sisi debit dan kredit. Debit ada di sebelah kiri
sedangkan kredit di kanan.
f. Laporan Keuangan (Financial Statements) pada UMKM adalah output akuntansi yang
terdiri atas Income Statement/ Laporan Laba Rugi, laporan neraca dan catatan atas
laporan keuangan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt,Kimmel,Kieso, (2015), Financial Accounting IFRS Edition, 3rd edition,


John Wiley and Sons Inc., New Jersey, chapter 1
2. V. Wiratna Sujarweni. (2020). Akuntansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah).
Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Bab 3.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 3
The Accounting Standard for SME

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teori UKM, konsep dan prinsip akuntansi
sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi UKM
(LO1).

OUTLINE MATERI(Sub-Topic):
1. Type of Accounting Standards
2. SAK ETAP and SAK EMKM
3. Components of financial statements that must be disclosed

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Dalam rangka membantu UMKM memenuhi kebutuhan pelaporan keuangannya,


Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada tahun 2016
telah menyusun dan mengesahkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan
Menengah (SAK EMKM). Penerbitan SAK EMKM ini adalah bentuk dukungan IAI Sebagai
organisasi profesi akuntan, dalam meningkatkan bentuk dukungan IAI Sebagai organisasi
profesi akuntan, dalam meningkatkan penegakan transparansi dan akuntabilitas pelaporan
keuangan entitas, sekaligus mendorong pertumbuhan sector UMKM di Indonesia.
Pada tahun 2009, DSAK IAI telah menerbitkan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) yang juga diintensikan untuk digunakan oleh entitas kecil dan
menengah. Namun seiring perkembangannya, terdapat kebutuhan mengenai ketersediaan
standar akuntansi yang lebih sederhana karena keterbatasan sumber daya manusia. SAK
EMKM merupakan standar akuntansi keuangan yang lebih sederhana dibandingkan dengan
SAK ETAP karena mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh EMKM. Dasar
pengukurannya murni menggunakan biaya historis, sehingga EMKM cukup mencatat aset
dan liabilitas sebesar biaya perolehannya. Kehadiran SAK EMKM ini diharapkan dapat
membantu pelaku UMKM di Indonesia dalam menyusun laporan keuangan sehingga
memudahkan para pelaku UMKM untuk mendapatkan akses pendanaan dari berbagai
lembaga keuangan.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa AKuntabilitas Publik (SAK
ETAP), laporan keuangan yang lengkap terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi, laporan Perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Perkembangan SAK ETAP kurang sederhana dalam menyusun laporan keuangan UMKM,
sehingga pada akhir tahun 2016 IAI menerbitkan SAK EMKM.

Penyajian wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan informasi untuk
mencapai tujuan:
a. relevan: informasi dapat digunakan oleh pengguna untuk proses pengambilan
keputusan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


b. Representasi tepat: informasi dalam laporan keuangan merepresentasikan secara tepat
tapa yang akan direpresentasikan dan bebas dari kesalahan material dan bias.
c. Keterbandingan: informasi dalam laporan keuangan entitas dapat dibandingkan antar
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Informasi
dalam laporan keuangan entitas juga dapat dibandingkan antar entitas untuk
mengevaluasi posisi dan kinerja keuangan.
d. Keterpahaman: informasi yang disajikan dapat dengan mudah dipahami oleh
pengguna. Pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai serta
kemauan untuk mempelajari informasi tersebut dengan ketekunan yang wajar.

Standar Akuntansi Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (SAK UMKM)
mensyaratkan laporan keuangan yang disajikan UMKM terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan (CALK) yang bertujuan untuk
memudahkan suatu entitas dalam mengungkapkan informasi keuangan dan non-
keuangannya.

1. Laporan Posisi Keuangan


Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai aset, liabilitas dan ekuitas
entitas pada tanggal tertentu, dan disajikan dalam laporan posisi keuangan. Unsur-unsur
tersebut didefinisikan sebagai berikut:
a) Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan yang dari mana manfaat ekonomik di masa depan diharapkan akan diperoleh
oleh entitas. Arus kas tersebut dapat timbul dari penggunaan maupun pelepasan aset.
Beberapa aset memiliki wujud, sementara beberapa aset tidak memiliki wujud (tak
berwujud), namun demikian, wujud aset tidak esnsial untuk menentukan keberadaan
aset.
b) Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang
penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomik. Karakteristik esensial dari liabilitas adalah bahwa entitas memiliki
kewajiban saat ini untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara
tertentu. Penyelesaian kewajiban saat ini biasanya melibatkan pembayaran kas,

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


penyerahan lain. Kewajiban juga dapat diselesaikan dengan cara lain, seperti kreditor
membebaskan atau membatalkan haknya.
c) Ekuitas adalah hak residual atas asett entitas setelah dikurangi seluruh liabilitasnya.
Klaim ekuitas merupakan klaim terhadap entitas yang tidak memenuhi definisi liabilitas.

Laporan posisi keuangan entitas dapat mencakup pos-pos berikut:


a. Kas dan setara kas
b. Piutang
c. Aset tetap
d. Utang usaha
e. Utang bank
f. Ekuitas

SAK EMKM tidak menentukan format atau urutan terhadap pos-pos yang disajikan.
Meskipun demikian, entitas dapat menyajikan pos-pos aset berdasarkan urutan likuiditas dan
pos liabilitas berdasarkan urutan jatuh tempo.

Klasifikasi Aset dan Liabilitas


Entitas dapat menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan
liabilitas jangka panjang secara terpisah di dalam laporan posisi keuangan. Entitas
diklasifikasikan aset Sebagai aset lancar, jika:
a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka
waktu siklus operasi normal entitas
b. Dimiliki untuk diperdagangkan
c. Diharapkan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan; atau
d. Berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi penggunaannya dari pertukaran atau
digunakan untuk menyelesaikan liabilitas setidaknya 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Entitas mengklasifikasikan semua aset lainnya sebagai tidak lancar. Jika siklus operasi
normal entitas tidak dapat diidentifikasi dengan jelas, maka siklus operasi diasumsikan 12
bulan.

Entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka pendek jika:


a. diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi entitas;
b. dimiliki untuk diperdagangkan;
c. kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan; atau
d. entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas setidaknya
12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan semua liabilitas lainnya sebagai liabilitas jangka panjang.

2. Laporan Laba/Rugi
Informasi kinerja keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai penghasilan dan beban
selama periode pelaporan dan disajikan dalam laporan laba rugi. Unsur-unsur tersebut
didefinisikan Sebagai berikut:
a. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomik selama periode pelaporan
dalam bentuk arus kas masuk atau kenaikan aset atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Contoh penghasilan : penjualan, imbalan, Bunga, dividen, royalty dan sewa.
b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomik selama periode pelaporan dalam
bentuk arus kas keluar atau penurunan aset atau kenaikan liabilitas yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak disebabkan oleh distribusi kepada penanam modal. Beban
mencakup beban yang timbul dalam Pelaksanaan aktivitas entitas yang normal dan
kerugian.
• Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang normal misalnya
beban pokok penjualan, upah dan penyusutan
• Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban namun tidak
termasuk dalam kategori beban yang timbul dari Pelaksanaan aktivitas entitas yang
normal, misalnya kerugian dari pelepasan aset.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


3. Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Catatan atas laporan keuangan (CALK) adalah catatan tambahan atau informasi yang
ditambahkan pada akhir laporan keuangan, berisikan penjelasan yang tidak diungkapkan
dalam komponen laporan keuangan sebelumnya. Menurut SAK EMKM, catatan atas laporan
keuangan yang disajikan UMKM Perlu memuat:
a. suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM
b. ikhtisar kebijakan akuntansi
c. informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan
material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan

PENGAKUAN, PENGUKURAN, PENYAJIAN


ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Entitas mengakui aset dan liabilitas keuangan hanya ketika entitas menjadi salah satu pihak
dalam ketentuan kontraktual aset dan liabilitas keuangan tersebut. Aset keuangan dan
liabilitas keuangan diukur sebesar biaya perolehannya.
Biaya perolehan aset dan liabilitas keuangan diukur pada harga transaksi (transaction price).
Contoh harga transaksi aset dan liabilitas keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk pinjaman, harga transaksinya adalah sebesar jumlah pinjaman.
b. Untuk piutang atau utang, harga transaksinya adalah sebesar jumlah tagihan.
c. Untuk investasi pada instrumen ekuitas dan instrumen utang, harga transaksinya
adalah sebesar imbalan yang diberikan (contoh: kas yang dibayarkan untuk
memperoleh investasi dalam bentuk saham perusahaan publik).

Biaya transaksi (transaction cost) adalah biaya yang terkait langsung dengan perolehan aset
dan liabilitas keuangan. Biaya transaksi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi.
Misalnya, entitas menerima pinjaman dari bank dan sebagai syarat untuk memperoleh
pinjaman tersebut, bank membebankan biaya tertentu. Entitas mencatat biaya transaksi atas
pinjaman tersebut sebagai beban dalam laporan laba rugi.

Pada akhir periode pelaporan, entitas mengukur aset dan liabilitas keuangannya pada:
a. harga transaksi dan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


b. dikurangkan dengan seluruh pembayaran pokok dan seluruh pembayaran atau
penerimaan bunga sampai dengan tanggal tersebut.

Pada akhir periode pelaporan, entitas tidak mengakui penurunan nilai pada aset keuangan.
Namun, entitas yang berada dalam pengawasan otoritas di bidang jasa keuangan dapat
mengakui penyisihan atas pinjaman yang diberikan sesuai dengan ketentuan dari otoritas
tersebut.

Penghentian Pengakuan
Entitas menghentikan pengakuan aset keuangannya hanya ketika:
a. hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan berakhir; atau
b. ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diperkirakan akan diperoleh dari
kepemilikan atau pelepasan aset keuangan tersebut.
Entitas menghentikan pengakuan liabilitas keuangannya (atau bagian dari liabilitas
keuangannya) hanya ketika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika kewajiban yang
ditetapkan dalam kontrak dilepaskan, dibatalkan, atau jatuh tempo.
Entitas mengakui keuntungan atau kerugian atas penghentian pengakuan aset dan liabilitas
keuangan dalam laporan laba rugi ketika akun tersebut dihentikan pengakuannya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Contoh tampilan Laporan Posisi Keuangan:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


PT MENUJU SUKSES
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2017 dan 2018
(Dalam Ribu Rupiah)
ASET Catatan 2017 2018
Kas dan setara kas
Kas 3 Rp2,000.00 Rp3,000.00
Giro 4 Rp1,000.00 Rp1,500.00
Deposito 5 Rp500 Rp600
Jumlah kas dan setara kas Rp3,500.00 Rp5,100.00
Piutang Usaha 6 Rp2,500.00 Rp2,000.00
Persediaan 7 Rp10,000.00 Rp11,000.00
Beban Dibayar Di Muka Rp7,000.00 Rp6,000.00
Aset Tetap Rp100,000.00 Rp95,000.00
Akumulasi Penyusutan -Rp8,500.00 -Rp5,000.00
JUMLAH ASET Rp114,500.00 Rp114,100.00
LIABILITAS
Utang Usaha 8 Rp20,000.00 Rp15,000.00
Utang Bank Rp15,500.00 Rp15,600.00
JUMLAH LIABILITAS Rp35,500.00 Rp30,600.00
EKUITAS
Modal 9 Rp50,000.00 Rp46,000.00
Saldo Laba (Rugi) Rp29,000.00 Rp37,500.00
JUMLAH EKUITAS Rp79,000.00 Rp83,500.00
JUMLAH LIABILITAS DAN
Rp114,500.00 Rp114,100.00
EKUITAS

PENDAPATAN DAN BEBAN


Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan
Pendapatan diakui ketika terdapat hak atas pembayaran yang diterima atau yang masih harus
diterima baik pada masa sekarang atau masa depan.

1. Entitas dapat mengakui pendapatan dari suatu penjualan barang atau penyediaan jasa
ketika barang atau jasa tersebut telah dijual atau diberikan kepada pelanggan.
a. Jika pembeli membayar sebelum barang atau jasa tersebut diberikan, maka entitas
mengakui penerimaan tersebut sebagai liabilitas, yaitu pendapatan diterima
dimuka.
b. Jika pembeli belum membayar ketika barang atau jasa tersebut telah diberikan,
maka entitas mengakui adanya aset, yaitu piutang usaha.
2. Entitas mengakui pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan
kontrak konstruksi masing-masing sebagai pendapatan dan beban sebesar jumlah
tagihan.
3. Entitas dapat mengakui pendapatan bunga dan dividen ketika pendapatan tersebut
diterima selama periode.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


4. Entitas dapat mengakui pendapatan lain seperti pendapatan sewa dan royalti dengan
menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu kontrak.
5. Entitas dapat mengakui pendapatan lain seperti keuntungan dari penjualan aset ketika
kepemilikan atas aset tersebut telah beralih kepada pemilik baru. Keuntungan tersebut
merupakan hasil penjualan dikurangi jumlah tercatat aset sebelum aset tersebut dijual.

Pengakuan dan Pengukuran Beban


Jika pekerja memberikan jasa kepada entitas selama periode pelaporan, maka entitas
mengakui beban imbalan kerja sebesar nilai tidak terdiskonto yang diperkirakan akan dibayar
sebagai imbalan atas jasa tersebut. Paragraf ini diterapkan untuk jenis-jenis imbalan kerja
berikut ini:
1. Imbalan kerja jangka pendek, yaitu imbalan kerja yang jatuh tempo seluruhnya dalam
waktu 12 bulan setelah akhir periode pekerja memberikan jasanya;
2. Pesangon pemutusan kerja adalah imbalan kerja yang terutang akibat:
a. Keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia pensiun normal;
atau
b. Keputusan pekerja menerima tawaran untuk mengundurkan diri secara sukarela
dengan imbalan tertentu; dan
3. Imbalan kerja lainnya, yaitu imbalan kerja yang tidak seluruhnya jatuh tempo dalam
waktu 12 bulan setelah pekerja memberikan jasanya.

➢ Pembayaran sewa diakui sebagai beban sewa berdasarkan metode garis lurus selama
masa sewa.
➢ Seluruh biaya pinjaman diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi pada periode
terjadinya.

Penyajian
Pendapatan disajikan dalam kelompok pendapatan dalam laporan laba rugi dan Beban
disajikan dalam kelompok beban dalam laporan laba rugi.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Contoh tampilan laporan laba rugi

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

Pada tahun 2009, DSAK IAI telah menerbitkan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK ETAP) yang juga diintensikan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah.
Namun seiring perkembangannya, terdapat kebutuhan mengenai ketersediaan standar
akuntansi yang lebih sederhana karena keterbatasan sumber daya manusia. SAK EMKM
merupakan standar akuntansi keuangan yang lebih sederhana dibandingkan dengan SAK
ETAP karena mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh EMKM. Dasar pengukurannya
murni menggunakan biaya historis, sehingga EMKM cukup mencatat aset dan liabilitas
sebesar biaya perolehannya. Kehadiran SAK EMKM ini diharapkan dapat membantu pelaku
UMKM di Indonesia dalam menyusun laporan keuangan sehingga memudahkan para pelaku
UMKM untuk mendapatkan akses pendanaan dari berbagai lembaga keuangan.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP),
laporan keuangan yang lengkap terdiri atas laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
laporan Perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Perkembangan
SAK ETAP kurang sederhana dalam menyusun laporan keuangan UMKM, sehingga pada
akhir tahun 2016 IAI menerbitkan SAK EMKM.

Penyajian wajar laporan keuangan mensyaratkan entitas untuk menyajikan informasi untuk
mencapai Tujuan relevan, representasi tepat, keterbandingan, keterpahaman.

Standar Akuntansi Keuangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (SAK UMKM)
mensyaratkan laporan keuangan yang disajikan UMKM terdiri dari laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi dan catatan atas laporan keuangan (CALK) yang bertujuan untuk
memudahkan suatu entitas dalam mengungkapkan informasi keuangan dan non-
keuangannya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia (2016). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan
Menengah.
V. Wiratna Sujarweni. Akuntansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Chapter IV

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 4
The Accounting Cycle part 1

The Recording Process


&
Adjusting The Entries

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

1. Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teori UKM, konsep dan prinsip akuntansi
sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi UKM
(LO1).

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

The Recording Process

1. The Account

2. Steps in the Recording Process

3. The Recording Process Illustrated

4. The Trial Balance

Adjusting The Entries

1. Timing Issues

2. The Basics of Adjusting Entries

3. The Adjusted Trial Balance

4. Financial Statements

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI
THE RECORDING PROCESS

Analisis transaksi berbasis Akun

Pada bab Accounting and SME sudah kita pelajari mengenai penyajian informasi keuangan
yang sebatas berdasarkan elemen persamaan dasar akuntansi namun kurang informatif karena
elemen dapat terdiri atas beberapa komponen yang bervariasi sifatnya, misalnya terdapat dua
UMKM, yaitu UMKM A dan B dengan nilai total aset sama besar. UMKM A Sebagian besar
asetnya berupa persediaan barang dan piutang usaha itu mudah diubah menjadi uang tunai,
sebaliknya dengan aset berupa mesin dan Gedung. Oleh karena itu, akuntansi menggunakan
dasar yang lebih spesifik dalam pencatatan atas transaksi yang terjadi. Dalam hal ini,
akuntansi menggunakan dasar akun dalam proses pencatatannya.

The Account

Dalam sistem informasi akuntansi, perubahan dalam asset, liability, equity, revenue, atau
expense dicatat dalam akun (account). Akun atau rekening atau perkiraan merupakan nama-
nama komponen yang terdapat dalam elemen laporan keuangan.

ELEMEN-ELEMEN
ASET BIAYA

Kas Gedung Piutang usaha Biaya utilitas Biaya gaji

Biaya penyusutan Biaya penyusutan


Bahan habis pakai Asuransi dibayar dimuka

AKUN-AKUN

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Pada dasarnya, jumlah dan penamaan akun bisa dikembangkan sesuai kebutuhan UMKM.
UMKM bisa memberi nama akun sesuai kebutuhan dan keinginannya sepanjang nama
tersebut memudahkan UMKM untuk memahami informasi yang tersaji, namun demikian,
akuntansi Sebagai Bahasa bisnis juga mempunyai terminology nama-nama akun yang sudah
disepakatisecara umum. Terminology kas, piutang usaha, utang wesel, biaya utilitas, serta
pendapatan usaha adalah nama-nama akun yang digunakan secara lazim dalam akuntansi.
Berikut akan diuraikan secara singkat nama-nama akun berdasarkan elemen dalam persamaan
dasar akuntansi dan beberapa topik penting terkait pengakunan.
1. Akun-akun elemen aset
Pada umumnya, UMKM menguasai berbagai jenis aset dimana setiap jenis asetnya
ditampung pada akun khusus yang dinamai sesuai dengan karakteristik aset. Akun-
akun elemen aset diklasifikasi menjadi dua jenis berdasarkan tingkat kelancarannya
untuk dikonversi ke uang tunai (tingkat likuiditas), yaitu:
a. aset lancar (current asset), yaitu aset yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi uang
tunai Sebagai alat pembayaran, dikonsumsi, atau dijual dalam waktu kurang dari satu
periode, misalnya kas, piutang usaha, dan di bayar dimuka biaya asuransi.
b. Aset tidak lancar (non-current assets), yaitu aset yang memberi manfaat dalam waktu
lebih dari satu periode misalnya investasi jangka panjang, tanah, Gedung, mesin dan
merek dagang.

NAMA AKUN DESKRIPSI


ASET LANCAR (CURRENT ASSETS)
Kas Aset yang dapat disetarakan dengan uang tunai dan dapat digunakan
segera untuk mendanai kegiatan UMKM
Piutang usaha Aset berbentuk janji dari peminjam untuk menyerahkan aset ke
UMKM di masa datang akibat transaksi penjualan kredit
Bahan habis pakai Aset yang dibeli dan dikonsumsi untuk mendukung kegiatan
Operasional UMKM, contoh: kertas, amplop, dan pena
Dibayar dimuka Pembayaran di muka ke pemilik Gedung untuk masa manfaat 1
biaya sewa Gedung periode yang akan datang. Meskipun kas telah dibayarkan,
pembayaran tersebut masih merupakan aset bagi UMKM karena

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


UMKM belum menerima manfaat berupa sewa Gedung pada tanggat
tersebut.
ASET TIDAK LANCAR (NON-CURRENT ASSETS)
Tanah Aset tetap berwujud tidak disusutkan yang digunakan untuk kegiatan
UMKM dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.
Bangunan Aset tetap berwujud disusutkan yang digunakan untuk Operasional
bisnis UMKM dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan
Peralatan Aset yang memberi manfaat lebih dari satu periode
Merek dagang Aset tidak berwujud yang menunjukkan identitas tertentu terhadap
produk/jasa tertentu yang dilindungi secara hukum.

2. Akun-akun elemen utang


Akun-akun elemen utang menguraikan jenis-jenis sumber pendanaan yang berasal
dari pinjaman. Akun-akun elemen utang diklasifikasi berdasarkan tingkat likuiditas
sehingga dikelompokkan menjadi utang lancer dan utang jangka Panjang.

NAMA AKUN DESKRIPSI


Utang Lancar (Current Liabilities)
Utang usaha/dagang Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit berdasarkan
kepercayaan tanpa disertai surat Pernyataan utang.
Utang wesel Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit yang
dituangkan dalam bentuk surat Pernyataan utang secara tertulis
Utang pajak Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar atas laba UMKM
penghasilan
Diterima dimuka Penerimaan dimuka kas dari pelanggan untuk penyediaan jasa berupa
pendapatan sewa sewa Gedung kepada pelanggan tersebar di masa datang (meskipun
gedung telah diterima, sumber pemerolehan kas tersebut diakui berasal dari
utang, bukan dari pendapatan karena UMKM belum memberi jasa
berupa sewa gedung kepada pelanggan
Utang Jangka Panjang/Tidak Lancar (Non-current Liabilities)
Utang obligasi Pinjaman dengan menerbitkan surat berharga obligasi yang akan jatuh

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


tempo(dilunasi) lebih dari 1 periode yang akan datang
Utang hipotek Pinjaman dengan jaminan aset tetap yang akan jatuh tempo lebih dari
1 periode yang akan datang.

3. Akun-akun elemen ekuitas


Pada umumnya, akun-akun elemen ekuitas disusun berdasarkan sumber perolehan
NAMA AKUN DESKRIPSI
Modal, Ibu Agnes Setoran modal dari pemilik yang bernama Ibu Agnes. Akun ini
terdapat di UMKM perseorangan atau UMKM persekutuan.
Modal saham Setoran modal dari para pemegang saham (di UMKM berbadan
hukum *perseroan terbatas) sebesar nilai nominal yang tercantum di
saham
Laba ditahan Akumulasi laba/rugi yang tidak diatribusikan ke pemilik (di UMKM
berbadan hukum *perseroan terbatas)

4. Akun-akun elemen biaya


Pada umumnya akun-akun elemen biaya diklasifikasi berdasarkan jenis biaya yang
dikeluarkan, antara lain biaya operasional dan biaya non-operasional. Berikut ini
contoh dari biaya operasional, misalnya biaya gaji, biaya utilitas (pengeluaran untuk
biaya listrik, air, telepon), biaya penyusutan, biaya asuransi. Untuk biaya non-
operasional (other expenses and Losses), misalnya kerugian penjualan asset tetap,
kerugian akibat banjir.

5. Akun-akun elemen pendapatan


Akun-akun elemen pendapatan lazimnya diklasifikasi berdasarkan jenis pendapatan
yang dihasilkan, yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional.

NAMA AKUN DESKRIPSI


Pendapatan Operasional (Revenues)
Pendapatan usaha Pendapatan yang berasal dari kegiatan jasa
Pendapatan sewa Pendapatan yang berasal dari penyewaan Gudang yang merupakan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Gudang salah satu kegiatan bisnis UMKM
Penjualan Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dagangan
Pendapatan Non-operasional (Other revenues and Gains)
Pendapatan lain-lain Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama UMKM
Keuntungan Keuntungan yang dihasilkan dari penjualan aset tetap
penjualan aset tetap

Account digunakan untuk merekam kenaikan dan penurunan pada asset, liability, equity,
revenue, or expense. Debit pada "Kiri", Credit pada "kanan"
Sistem double entry berarti setiap transaksi harus mempengaruhi dua atau lebih akun untuk
menjaga persamaan akuntansi dasar agar seimbang.

DEBIT = CREDIT

DEBIT HARUS SAMA DENGAN KREDIT

Bentuk yang sederhana dari account adalah T account yang terdiri dari judul, bagian kiri
disebut debit, dan bagian kanan disebut kredit.

Sistem Informasi Akuntansi menganut Double entry system. Dalam system ini, setiap
transaksi harus mempengaruhi dua atau lebih account untuk tetap menjaga keseimbangan
dalam persamaan akuntansi. Pencatatan akuntansi dilakukan dengan mendebit minimal satu
account dan mengkredit yang lain.
Dalam suatu account, jika debit lebih besar dari pada kredit, akun tersebut bersaldo
debit. Demikian juga sebaliknya, jika suatu akun bersaldo kredit lebih dari pada debitnya,

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


maka account tersebut bersaldo kredit. Aturan debit dan kredit akan membantu kita dalam
mencatat informasi ke dalam buku besar. Sangat penting mengetahui saldo normal dari setiap
akun yang ada. Saldo normal (normal balance) dari suatu akun adalah pada sisi yang
bertambah menurut aturan debit dan kredit.
Saldo normal untuk masing-masing bagian dari persamaan akuntansi adalah:
a. Asset bersaldo debit
b. Liabilities bersaldo kredit
c. Stockholder’s equity bersaldo kredit.
1. Revenue, karena menaikkan stockholder’s equity maka bersaldo normal kredit
2. Expense, karena menurunkan stockholder’s equity maka bersaldo normal debit
3. Dividen, karena mengurangi stockholder’s equity maka bersaldo normal debit.

Untuk memahami konsep debit dan kredit, yang penting diperhatikan :


1. Pertama-tama harus mengetahui bahwa transaksi dari akuntansi hanya melibatkan 6 unsur
transaksi , yaitu Assets, Liabilities , Equity, Dividend , Revenue dan Expense.

2. Pahami posisi normal account – account tersebut :

Account Posisi normal Bertambah Berkurang

Assets Debit Debit Credit

Liabilities Credit Credit Debit

Equity Credit Credit Debit

Dividend/Prive Debit Debit Credit

Revenue Credit Credit Debit

Expense Debit Debit Credit

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


3. Pahami hubungan antara assets, liabilities and equity

Step in the Recording Process

Langkah-langkah dalam proses pencatatan adalah:

1. Analisa pengaruh setiap transaksi pada setiap account.


Proses pencatatan dimulai dengan transaksi. Transaksi tersebut harus didasarkan pada
bukti (business documets), yang dapat berupa sales slip, check, bill, atau cash register
tape.
2. Masukkan setiap transaksi ke dalam jurnal
Jurnal merupakan ikhtisar dari pengaruh debit dan kredit transaksi terhadap account
tertentu.
Perusahaan mempunyai beberapa jenis journal, yang paling dasar adalah general
journal. Peran jurnal:
1) Menceritakan secara lengkap efek dari suatu transaksi
2) Menyediakan catatan yang kronologis atas transaksi-transaksi
3) Membantu untuk mencegah atau mengidentifikasi kesaalahan pencatatan.
3. Memindahkan informasi dari jurnal ke dalam buku besar (ledger).
Ledger merupakan kumpulan/seluruh account group yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Ledger menyimpan semua informasi transaksi yang mencakup kenaikan
dan penurunan saldo.
Chart of Accounts – merupakan daftar dari accounts yang digunakan oleh suatu
perusahaan untuk mencatat transaksi-transaksi.
Daftar accounts tersebut biasanya mempunyai system penomoran yang khas.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Posting – merupakan proses memindahkan jumlah-jumlah transaksi dari jurnal ke
buku besar (ledger).

Pengidentifikasian Transaksi

Transaksi merupakan peristiwa keuangan yang menyebabkan Perubahan elemen-elemen


persamaan dasar akuntansi. Tahap pertama akuntansi adalah mengidentifikasi apakah
peristiwa bisnis merupakan transaksi atau bukan. Peristiwa bisnis dapat dibagi menjadi dua,
yaitu peristiwa ekonomi (transaksi) maupun peristiwa non-ekonomi (non-transaksi).
Peristiwa bisnis disebut peristiwa ekonomi jika memenuhi dua kriteria, yaitu bersifat
keuangan atau menyebabkan Perubahan di elemen-elemen laporan keuangan.

Berikut ini adalah contoh transaksi:

a. Penjualan produk secara kredit


b. Pembelian aset secara tunai
c. Penyetoran aset ke perusahaan oleh pemilik
d. Pembayaran biaya honorarium staf
e. Penerimaan pelunasan piutang dari pelanggan

Berikut adalah contoh peristiwa non transaksi

a. Pelanggan menanyakan tentang tarif jasa konsultasi


b. Penghitungan perkiraan upah lembur untuk satu bulan berikutnya
c. Penyimpanan uang tunai di brankas pada akhir jam kerja
d. Rotasi karyawan yang dilakukan perusahaan
e. Pemindahan persediaan ke gudang

The Recording Process Illustrated

Ilustrasi proses pencatatan akuntansi dapat dilihat pada buku text halaman 63-68. Berikut
contohnya:

1. Pada tanggal 1 Januari, Ibu Agnes menyerahkan uang tunai Rp 10.000.000 sebagai
setoran modal ke UMKM Maju Terus. Penjurnalan dan pemindahbukuannya adalah:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debit (Rp) Kredit (Rp)

01/01 Kas Rp 10.000.000

Modal Rp 10.000.000

(setoran modal)

Posting ke ledger menjadi:

Debit Kas Modal Kredit


Tgl Deskripsi Debit (Rp) Tgl Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
01 Modal 10.000.000 01 Tunai 10.000.000

2. Pada tanggal 2 Januari, Ibu Agnes menyerahkan computer Rp 5.000.000 ke bisnis


UMKM Maju Terus sebagai setoran modal. Penjurnalan dan pemindahbukuannya
adalah:
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debit (Rp) Kredit (Rp)

01/01 Peralatan kantor Rp 5.000.000

Modal Rp 5.000.000

(setoran modal)

Posting ke ledger menjadi:


Debit Peralatan Kantor Modal Kredit
Tgl Deskripsi Debit (Rp) Tgl Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
02 Modal 5.000.000 02 Peralatan ktr 5.000.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


3. Pada tanggal 3 Januari, UMKM Maju Terus membeli secara tunai bahan habis pakai
sebesar Rp 1.000.000. Penjurnalan dan pemindahbukuannya adalah:
Tgl Nama Akun & Deskripsi Singkat Debit (Rp) Kredit (Rp)

03/01 Bahan habis pakai Rp 1.000.000

Kas Rp 1.000.000

(setoran modal)

Posting ke ledger menjadi:


Debit Bahan Habis Pakai Kas Kredit
Tgl Deskripsi Debit (Rp) Tgl Deskripsi Kredit (Rp)
Jan Jan
03 Tunai 1.000.000 03 Bahan habis pakai 1.000.000

Langkah-langkah dalam recording :

1. Menganalisis transaksi dan dokumen bisnis (misalnya tagihan, cek, faktur)


2. Mengungkapkan efek lengkap transaksi dan memberikan catatan kronologis transaksi.
Pahami dalam akuntansi, setiap transaksi debet harus diikuti oleh transaksi kredit
sebagai lawannya

On January 1, shareholders’ invested $15,000 cash in the corporation in exchange for share of
stock, and Sun Co. purchased computer equipment for $7,000 cash.

Journal:

Dr. Cash 15,000

Cr. Share Capital – Ordinary 15,000

Dr. Equipment 7,000

Cr. Cash 7,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Penjelasan :

a. Pahami terlebih dahulu posisi normal account yang terlibat


Cash (debit), Share Capital – Ordinary(credit) , Equiptment (Debit)

b. Tentukan apakah account-account tersebut bertambah atau berkurang


- Cash bertambah karena ada investasi sebesar $15,000, posisi normal cash di debit
sehingga pencatatannya di debit.
- Share Capital – Ordinary bertambah karena ada investasi sebesar $15,000, posisi
normal share capital di credit sehingga pencatatannya di credit

Dr. Cash 15,000

Cr. Share Capital – Ordinary 15,000

- Pembelian equipment sebesar C, posisi normal equipment (asset) di debit


sehingga bertambah didebit sedangkan cash berkurang menyebabkan diposisi
credit $ 7,000

Dr. Equipment 7,000

Cr. Cash 7,000

3. General ledger

Selanjutnya diposting ke buku besar sesuai dengan account sejenis. Bisa dilihat pada
proses berikut ini :

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


4. Trial balance
Selanjutnya, saldo masing-masing akun di buat ringkasannya dengan nama Trial
balance.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


The Trial Balance

Setelah proses posting selesai, di akhir periode akuntansi, perusahaan akan mengikhtisarkan
seluruh transaksi dalam periode tersebut dengan membuat trial balance (neraca saldo) Trial
balance merupakan daftar seluruh accounts dan saldo masing-masing pada periode tertentu.
Kegunaannya adalah untuk memastikan bahwa saldo debit sama dengan saldo kreditnya dan
juga memverifikasi keseimbangan dua sisi dari persamaan akuntansi.

Keterbatasan Trial Balance:


Trial balance tidak dapat membuktikan bahwa seluruh transaksi telah dicatat atau bahwa
buku besar telah benar. Banyak kesalahan dapat terjadi walaupun trial balance sudah
seimbang debit dan kreditnya.
Kesalahan yang mungkin terjadi antara lain:
a. Ada transaksi yang tidak dibuat jurnalnya
b. Transaksi telah dijurnal dengan benar namun belum diposting ke buku besar
c. Jurnal diposting dua kali
d. Jurnal yang dibuat salah akun, atau salah diposting

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


e. Kesalahan yang saling meng-offset pada saat posting journal ke ledger.

Cara mencari kesalahan di Trial Balance:

✓ Bila kesalahan berjumlah $1,$10,$100 atau $1.000 maka lakukan pengulangan hitung
semua akun
✓ Jika jumlah kesalahan bisa dibagi 2, maka cari akun di neraca saldo yang merupakan
setengah dari kesalahan tersebut, mungkin telah terjadi salah posting misalnya
seharusnya diposting disisi kredit tetapi diposting di sisi debit.
✓ Jika jumlah kesalahan dapat dibagi 9, maka cari angka yang mirip-mirip, biasanya
hanya salah urutan angka, misalnya seharusnya $12 tetapi ditulis $21 maka selisihnya
$9.kesalahan ini disebut transposition error.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Account (akun) merupakan bagian rinci dari asset, liabilities, atau stockholder’s
equity yang mengalami perubahan karenatransaksi-transaksi keuangan yang terjadi.
2. Dalam setiap transaksi terdapat sisi debit dan kredit. Debit ada di sebelah kiri
sedangkan kredit di kanan.
3. Tahap-tahap dalam proses akuntansi:
a. Analisa setiap transaksi atas pengaruhnya terhadap akun-akun terkait
b. Mencatat transaksi tersebut ke dalam jurnal
c. Memposting jurnal-jurnal tersebut ke dalam buku besar
4. Suatu jurnal merupakan:
a. Penyajian suatu transaksi yang lengkap
b. Menyediakan catatan yang kronologis atas transaksi
c. Mencegah dan mengidentifikasi kesalahan dalam pencatatan
5. Ledger atau buku besar merupakan akumulasi dari pengaruh transaksi yang telah
dijurnal pada akun-akun terkait
6. Posting adalah prosedur akuntansi untuk memindahkan jurnal ke buku besar
7. Trial balance merupakan daftar saldo akun secara lengkap. Kegunaannya adalah
untuk membuktikan keseimbangan persamaanbakuntansi secara matematis.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI
ADJUSTING THE ENTRIES

Terdapat tiga contoh prinsip yang berlaku di akuntansi atau PABU (Prinsip Akuntansi
Berterima Umum) antara lain:
1. Pencatatan berbasis akrual
2. Penandingan biaya dengan pendapatan
3. Analisis biaya dan manfaat

Selama periode berjalan, pencatatan akuntansi mungkin belum sepenuhnya telah mengikuti
PABU, oleh karena itu, UMKM dituntut melakukan pencatatan penyesuaian (adjusting
entries) yang pada umumnya dilakukan pada akhir periode. Dengan demikian, pencatatan
penyesuaian dimaksudkan agar laporan keuangan menyajikan informasi sesungguhnya
menurut PABU. Selain itu perlunya pencatatan terjadi karena kejadian kesalahan pencatatan
selama periode berjalan ada. Salah satu pencatatan yang diketahui selama periode berjalan
akan dikoreksi sesegera mungkin. Pada periode akhir, UMKM itu melaksanakan kebenaran
yang berlangsung selama periode transaksi pencatatan. Jika terdeteksi kesalahan pencatatan,
maka UMKM akan melaksanakan pencatatan pengoreksi terhadap kesalahan. Pencatatan
pengoreksi yang dilaksanakan pada akhir periode dilakukan bersamaan pencatatan sehingga
pencatatan penyesuaian. Berikut contoh akun-akun yang perlu dilakukan penyesuaian
diantaranya:
a. Biaya yang masih harus dibayar;
b. Pendapatan masih harus diterima;
c. Beban dibayar di muka;
d. Pendapatan diterima di muka;
e. Pemakaian/biaya persediaan;
f. Penyusutan aset tetap.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Recognizing Revenues and Expenses

Revenue Recognition Principle

Prinsip pengakuan pendapatan ini menyatakan kapan suatu pendapatan (revenue) diakui atau
dicatat. Secara umum, pendapatan diakui dan dicatat pada saat pendapatan tersebut diperoleh.
Pada perusahaan jasa, revenue dikatakan diperoleh ketika jasa sudah dilakukan.

Expense Recognition

Perusahaan akan mengakui biaya dikaitkan dengan revenue yang diperoleh, sehingga
dikatakan bahwa “Let the expenses follow the revenues”. Pada contoh revenue di atas, jika
terdapat biaya gaji yang terjadi pada bulan Juni, maka biaya gaji tersebut akan dicatat pada
bulan Juni. Titik kritisnya adalah biaya harus diakui pada periode saat pendapatan yang
diperoleh atas dikeluarkannya biaya tersebut dicatat. Prinsip pengakuan biaya ini juga dikenal
dengan matching principle.

Accrual vs Cash Basis Accounting

Di dalam akuntansi dikenal pencatatan berbasis akrual (accrual basis accounting) dan
berbasis kas (cash basis accounting). Asumsi dasar kas mencatat transaksi pendapatan dan
beban ketika penerimaan atau pembayaran kas telah dilakukan, sedangkan asumsi dasar
akrual mencatat transaksi pada saat terjadinya. Dasar akrual menghasilkan laporan keuangan
yang mengaitkan pendapatan dengan biaya yang terjadi dalam periode yang sama.
Entitas yang menyusun laporan keuangan dengan menggunakan asumsi dasar kas
mengubah laporan keuangan tersebut menjadi akrual dengan melakukan penyesuaian pada
akhir periode pelaporan. Penyesuaian pada prinsipnya merupakan jurnal transaksi yang
bersifat khusus terhadap akun-akun yang memerlukan dan hanya dilakukan pada akhir
periode pelaporan keuangan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


The Basic of Adjusting Entries

Untuk memastikan bahwa accrual basis digunakan dalam pencatatan (yaitu revenue
diakui pada saat diperoleh dan expenses diakui pada saat dikeluarkan untuk memperoleh
revenue) dilakukan proses adjusting. Adjusting entries (jurnal penyesuaian) diperlukan agar
balance sheet dan income statement dapat disusun dengan menggunakan accrual basis. Di
akhir periode akuntansinya setelah trial balance dibuat, perusahaan menganalisa transaksi-
transaksinya agar dapat membuat adjusting entries yang diperlukan untuk pembuatan laporan
keuangan.
Adjusting entries diperlukan karena dalam trial balance mungkin sekali terdapat data
yang tidak up to date/ lengkap, karena:
a. Beberapa transaksi tidak dicatat setiap hari karena akan menjadi tidak efisien kalau
dicatat setiap hari, misalnya penggunaan perlengkapan kantor (supplies), dan
gajipegawai.
b. Beberapa jenis biaya belum dicatat pada periode akuntansi yang bersangkutan
karenabiaya-biaya ini terjadi seiring berlalunya waktu misalnya asuransi, biaya sewa,
dan gedung.
c. Beberapa item mungkin belum dicatat contohnya biaya listrik karena biaya tersebut
akan ditagihkan pada periode akuntansi yang akan datang.

Jenis dari Adjusting Entries:

a. Defferals;
1) Prepaid expense(biaya dibayar dimuka) adalah biaya-biaya yang telah dibayar
dan dicatat sebagai asset sebelum biaya itu digunakan atau dikonsumsi.
Contoh Supplies, Prepaid Insurance.
2) Unearned revenues(Pendapatan diterima dimuka): adalah penerimaan cash
yang dicatat sebagai liabilities karenarevenue belum bisa diakui (belum
diperoleh).
b. Accruals:
1) Accrued Revenue (pendapatan yang masih harus diterima): adalah revenue
yang telah diperoleh namun cash belumditerima/dicatat.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2) Accrued Expense (biaya yang masih harus dibayar): adalah expense yang telah
terjadi namun belum dibayarkan, contoh: hutang gaji, hutang sewa, dan
sebagainya.

Contoh:
✓ Prepaid Expense
Pada tanggal 1 Agustus 2013, UMKM ABC membeli asuransi kebakaran dari PT
Aman Selalu Rp 12.000.000 dengan masa pertanggungan 1 tahun terhitung dari 1
Agustus 2013. Pada saat UMKM ABC ingin membuat laporan keuangan akhir tahun
pada tanggal 31 Desember 2013, maka UMKM ABC harus membuat ayat jurnal
penyesuaiannya. Berikut adalah urutan-urutan jurnalnya adalah sebagai berikut:
1 Agustus 2013 Prepaid Expense 12,000,000
Cash 12,000,000
31 December 2013 Insurance Expense 5,000,000
Prepaid Expense 5,000,000

Perhitungannya adalah sebagai berikut:


Jumlah asuransi yang sudah dipakai dari 1 Agustus-31 Desember= 5 bulan.
5/12 x Rp 12.000.000 = Rp 5.000.000
Artinya sebesar Rp 5.000.000 sudah dinikmati,sudah habis/expired sehingga harus
dibiayakan dan dikurangkan dari saldo Prepaid Expense awal. Bila tidak dibuat
AJPnya maka jumlah Prepaid Expense akan tetap Rp 12.000.000.
Setelah AJP diposting maka saldo Prepaid Expense akan Rp 7.000.000

✓ Unearned Revenue
Menggunakan contoh diatas kita membuat jurnal dari sisi perusahaan asuransi PT
Aman Selalu. Maka urutan jurnalnya adalah sebagai berikut:
1 Agustus 2013 Cash 12,000,000
Unearned Revenue 12,000,000
31 December 2013 Unearned Revenue 5,000,000
Insurance Revenue 5,000,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Perhitungannya adalah sebagai berikut:
Jumlah asuransi yang sudah dicover/direalisasi dari 1 Agustus-31 Desember= 5 bulan.
5/12 x Rp 12.000.000 = Rp 5.000.000
Artinya sebesar Rp 5.000.000 sudah diberikan ke UMKM ABC,sudah bukan
kewajiban lagi bagi PT Aman Selalu sehingga harus direalisasikan sebagai revenue
dan dikurangkan dari saldo Unearned Revenue awal. Bila tidak dibuat AJPnya maka
jumlah Unearned Revenue akan tetap Rp 12.000.000.

Setelah AJP diposting maka saldo Unearned Revenue akan Rp 7.000.000. Seperti kita
ketahui Unearned Revenue adalah kewajiban perusahaan karena perusahaan telah
menerima uang kas dimuka sebesar Rp 12.000.000 tetapi jasanya belum dibeerikan ke
UMKM ABC.

✓ Accrued Revenue
Pada tanggal 28 Desember 2013, UMKM Makmur Sejahtera mengirim pesanan Toko
Selalu Maju sebesar Rp 10.000.00. Atas pesanan ini belum dicatat maka AJP nya
pada 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut
31 December 2013 Account Receivable 10,000,000
Sales 10,000,000

Untuk Accrued Revenue ini biasanya jasa/barang telah diberikan tetapi belum dicatat
atau uang nya kasnya belum diterima. Maka misalanya pada tanggal 12 Januari 2014
Toko Selalu Maju membayar tagihannya maka jurnalnya adalah sebagai berikut:
12 Januari 2014 Cash 10,000,000
Account Receivable 10,000,000

✓ Accrued Expense
Toko Keramik Bagus membayar upah buruh mingguan sebesar Rp 30.000/hari/orang.
Buruh tetap bekerja sabtu dan minggu, jumlah buruh di Toko Keramik Bagus 500
buruh. Hari terakhir pembayaran gaji jatuh pada tanggal 28 Desember 2013. Maka
pada tanggal 31 Desember 2013 Toko Keramik Bagus seolah-olah mempunyai hutang

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


upah kepada buruhnya dari tanggal 29,30,31Desember dengan total 3hari.
Perhitungannya adalah 3hari x 500 buruh x Rp30.000 = Rp 45.000.000 maka AJP nya
adalah sebagai berikut:
31 December 2013 Wages Expense 45,000,000
Wages Payable 45,000,000

The Adjusted Trial Balance

Setelah seluruh jurnal penyesuaian (adjusting entries) dibuat dan diposting, kemudian disusun
Adjusted Trial Balance yang merupakan dasar untuk pemyusunan laporan keuangan. Dari
Adjusted Trial Balance tersebut, akun-akun diklasifikasikan ke dalam masing-masing
laporan. Account Revenue dan Expenses akan masuk ke dalam LaporanKeuangan “Income
Statement” sehingga dapat diperoleh Net Income.
Sedangkan Account Asset, Liabilities, dan Owner’s Equity akan membentuk “Balance
Sheet”. Revenue, expenses, dan dividends merupakan akun-akun terkait periode akuntansi
tertentu sehingga disebut temporary accounts sedangkan semua balance sheet account akan
terbawa terus ke periode berikutnya sehingga disebut permanent account.

Financial Statement

Setelah debet kredit yang ada di trial balance telah sama(balanced) maka kita dapat membuat
Laporan Keuangan yang terdiri dari Income Statement, Statement of Retained Earning,
Statement of Financial Position dan Statement of Cash Flow.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Pengakuan pendapatan (revenue recognition) dalam akuntansi mensyaratkan bahwa


perusahaan harus mengakui revenue dalam periode akuntansi pada saat
revenuetersebut diperoleh.
2. Perbedaan antara cash basis dan accrual basis dalam akuntansi:
a. Cash basis: perusahaan akan mencatat transaksi dalam periode ketika
kasditerima/dibayarkan
b. Accrual basis: perusahaan akan mencatat transaksi dalam periode
ketikarevenue/expense diperoleh/terjadi
3. Adjusting entries dibuat oleh perusahaan pada akhir periode. Adjusting
entriesdiperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan telah mencatat revenue pada
periodepada saat revenue tersebut diperoleh, dan expenses pada saat expenses
tersebutterjadi. Tipe adjusting entries adalah prepaid expenses, unearned revenues,
accruedrevenues, and accrued expenses.
4. Deferral adjusting entries adalah adjusting entries untuk mencatat bagian expenseatau
revenue yang harus diakui pada periode tertentu.
5. Accrual adjusting entries adalah adjusting entries untuk mencatat expense
ataurevenue yang seharusnya diakui pada periode terkait namun belum dicatat.
6. Adjusted trial balance adalah trial balance yang menunjukkan saldo seluruh
accountsetelah seluruh adjusting entries dibuat. Tujuan adjusted trial balance adalah
sebagaidasar untuk laporan keuangan periode terkait.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt,Kimmel,Kieso, (2015), Financial Accounting IFRS Edition, 3rd edition,


John Wiley and Sons Inc., New Jersey, chapter 2 and 3
2. David Wijaya, S.E., M.M. Akuntansi UMKM, Chapter 3 and 4

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 5
The Accounting Cycle part 2

Completing the Accounting Cycle

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan teori UKM, konsep dan prinsip akuntansi
sebagai dasar dalam penyusunan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi UKM (LO1).

OUTLINE MATERI(Sub-Topic):

1. Using a Worksheet

2. Closing the Books

3. Summary of the Accounting Cycle

4. The Classified Statement of Financial Position

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Using Worksheet

Setelah membuat jurnal penyesuaian, saatnya membuat neraca lajur (Worksheet).


Neraca lajur adalah kertas kerja yang terdiri atas banyak kolom unuk mengetahui saldo
masing-masing akun, mencantumkan pencatatan yang dibutuhkan, dan menyiapkan informasi
yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan. Neraca lajur memudahkan penyusunan
laporan keuangan karen adata tersedia pada satu kertas kerja dan berfungsi untuk memeriksa
persamaan akuntansi secara matematika.
Worksheet terdiri dari 10 kolom sehingga lazim disebut dengan neraca lajur 10
kolom. Dari 10 kolom tersebut terdapat 5 bagian yang terdiri dari debit dan kredit sehingga 5
bagian x 2 = 10 Kolom. Kelima bagian tersebut adalah Trial Balance, Adjusting Entries,
Adjusted Trial Balance, Income Statement, Statement of Financial Position. Banyak UMKM
menggunakan bentuk neraca lajur 10 kolom karena alasan praktis, tetapi penggunaan neraca
lajur 10 kolom bisa menimbulkan risiko salah karena ada trik yang harus dilakukan secara
hati-hati agar pengisian neraca lajur dilakukan dengan baik.
Penggunaan neraca lajur bersifat opsional, artinya UMKM bisa menggunakan atau
tidak menggunakan neraca lajur dalam penyusunan laporan keuangan. Pada akuntansi secara
manual, neraca lajur biasanya sangat diperlukan. Sementara itu, pada akuntansi berbasis
computer, neraca lajur tidak selalu dibuat.
Pengerjaan neraca lajur dapat dilakukan dengan tiga cara, antara lain:
1. Dikerjakan bersamaan dengan aktivitas siklus akuntansi akhir periode
2. Dikerjakan setelah aktivitas pencatatan seperti pencatatan penyesuaian, pencatatan
penutup dan pencatatan pembalik tetapi sebelum penyusunan laporan keuangan
3. Dikerjakan setelah disusun laporan keuangan.

Tahapan dalam membuat worksheet

1. Siapkan semua akun yang ada di Trial Balance, masukkan saldonya (rupiah/$) sesuai
saldo normalnya. Pastikan jumlahnya balance. Untuk membuat Worksheet pastikan
ada judul worksheetnya yang terdiri dari: nama PT perusahaan, Judul Laporan,
tanggal periode laporannya. Ditahap 1 ini adalah kolom 1 dan 2.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Masukkan AJP dikolom 3 dan 4. Bila di dalam Trial Balance belum ada nama
akunnya harus ditambahkan dibagian bawah. Tidak diperbolehkan menambahkan
akun ditengah-tengah akun yang lain. Harus dipaling bawah
penambahannya.Usahakan pada saat memposting AJP tidak melakukan hal yang
lain,kerjakan AJP ini selesai semua baru memulai hal yang baru karena bila postingan
dihentikan bisa terjadi kesalahan entah itu dobel posting atau memposting ditempat
yang salah misalnya seharusnya disisi kredit tetapi diposting di sisi debit. Bila telah
selesai memposting AJP maka jumlahkan semua debet dan kreditnya, pastikan
jumlahnya balanced.
3. Untuk kolom 5 dan 6 adalah hasil penjumlahan kolom 1-2 dan 3-4. Jadi saldo awal
kolom 1-2 ditambah(+) atau dikurang (-) AJP kolom 3-4, hasilnya masukkan ke
kolom 5-6 sesuai saldo normalnya. Misalnya:
Trial Balance AJP Adjusted TB
Db(1) Cr(2) Db(3) Cr(4) Db(5) Cr(6)
Supplies 2.500 1.500 1.000

Penjelasannya adalah Supplies mempunyai saldo awal Rp 2.500 (dr.) dan AJP nya Rp
1.500 (cr) sehingga Adjusted Trial Balance yang ada dikolom 5 adalah Rp 1.000 (dr.).

4. Untuk kolom ke 7 dan 8 adalah semua akun Revenue dan Expenses. Angka diambil
langsung dari kolom 5 dan 6. Sehingga kolom 7 dan 8 hanya berisi perkiraan Income
Statement. Kemudian dijumlah ke bawah, Jumlah debet dan kredit selalu tidak sama
karena menunjukkan profit or loss selama periode pelaporan. Bila kredit lebih besar
ketimbang debet artinya profit karena revenue mempunyai saldo normal di kredit.
Demikian juga sebaliknya bila debet lebih besar ketimbang kredit artinya loss karena
expenses mempunyai saldo normal di debet. Untuk kolom 9 dan 10 berisi perkiraan
neraca(Statement of Financial Position). Perkiraan neraca mencakup asset, kewajiban
dan ekuitas. Semua yang belum masuk di kolom 7,8 dimasukkan ke kolom 9 dan 10
termasuk juga Dividen. Bila kolom 9 dan 10 dijumlahkan maka jumlah debet dan
kreditnya juga tidak akan sama, selisihnya harus sama dengan selisih yang ada di
kolom 7 dan 8. Bila selisihnya tidak sama, harap kertas kerjanya di cek kembali
mungkin ada kesalahan hitung atau salah posting posisi. Bila di kolom 7 dan 8 posisi

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


profit maka different ditambahkan disisi debet dan di kolom 9 dan 10 differentnya
akan muncul disisi kreditnya. Dan sebaliknya juga, Bila posisi loss maka di kolom 7
dan 8, different nya akan di tenpatkan disisi kredit dan di kolom 9 dan 10 akan
ditempatkan disisi debet. Bila tidak demikian maka kertas kerjanya ada yang salah
dan harap diperiksa kembali.
5. Tahap ke 5 adalah membuat Laporan Keuangan berdasarkan Neraca Lajur 10 kolom
yang ada di nomor 4 tersebut.

Berikut adalah bagian dari worksheet Salvador Amusement Park, Inc:


SALVADOR AMUSEMENT PARK, INC.
Worksheet
For the Year Ended September 30, 2011
Trial Balance Adjusted Trial Balance
Dr. Cr. Dr. Cr.
Cash 41,400 41,400
Supplies 18,600 1,200
Prepaid Insurance 31,900 8,900
Land 80,000 80,000
Equipment 120,000 120,000
Accumulated Depreciation 36,200 42,200
Accounts Payable 14,600 14,600
Unearned Admissions Revenue 3,700 2,000
Mortgage Note Payable 50,000 50,000
Share Capital – Ordinary 100,000 100,000
Retained Earnings 9,700 9,700
Dividends 14,000 14,000
Admissions Revenue 277,500 279,200
Salaries Expense 105,000 105,000
Repair Expense 30,500 30,500
Advertising Expense 9,400 9,400
Utilities Expense 16,900 16,900
Property Taxes Expense 18,000 21,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Interest Expense 6,000 10,000
Totals 491,700 491,700
Insurance Expense 23,000
Supplies Expense 17,400
Interest Payable 4,000
Depreciation Expense 6,000
Property Taxes Payable 3,000
Totals 504,700 504,700

Melengkapi worksheet diatas dapat dilihat dibawah ini:

Closing the Books

Laba rugi yang dihasilkan UMKM selama 1 periode merupakan bagian dari akun ekuitas
sehingga setelah penyusunan laporan laba rugi UMKM memindahkan laba rugi ke akun
ekuitas. UMKM juga memperhitungkan pengembalian ekuitas (di dalam UMKM yang
berbadan hukum perusahaan perseorangan ditampung di akun Pribadi) ke akun ekuitas
dengan cara memindahkan akun pengembalian ekuitas yang dilakukan selama periode

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


berjalan ke akun ekuitas. Agar memindahkan akun-akun tersebut, maka UMKM melakukan
pencatatan penutup (closing entries). Tujuan pencatatan penutup adalah :
1. Memindahkan akun-akun pendapatan dan akun-akun biaya ke akun ekuitas. Akun-
akun pendapatan dan biaya dibentuk agar UMKM dapat memperoleh informasi
keuangan tentang pengukuran kinerja UMKM.
2. Memindahkan laba/rugi yang terdapat di akun ikhtisar laba/rugi ke akun ekuitas.
Akun ikhtisar laba/rugi menunjukkan besarnya laba atau rugi yang dialami UMKM di
satu periode. Penutupan akun-akun pendapatan dan biaya ke akun ikhtisar laba/rugi
menjadikan UMKM bisa mengetahui langsung besar laba/rugi UMKM. Akuntansi itu
memindahkan laba/rugi melalui pencatatan penutup ke akun ekuitas. Apabila
perusahaan perseorangan, maka pemindahan dilakukan ke akun modal. Jika UMKM
mengalami rugi, akun ikhtisar laba/rugi bersaldo debet sehingga pencatatan penutup
dilaksanakan dengan mendebet akun modal dan mengkredit akun ikhtisar laba/rugi.
3. Tujuan akhir pencatatan penutup adalah memindahkan akun pengembalian ekuitas ke
akun ekuitas. Selama periode berjalan, transaksi yang terkait dengan pengembalian
ekuitas dicatat di akun yang terpisah dari akun ekuitas. Pada akhir periode, UMKM
dapat memperhitungkan pengembalian ekuitas. Di UMKM yang berbadan hukum
perusahaan perseorangan dan persekutuan, akun pengembalian ekuitas yang lazim
adalah akun Pribadi/prive (di perseroan terbatas, pencatatan pengembalian ekuitas
dicantumkan di akun dividen).

Pada akhir periode, perusahaan akan mentransfer temporal account ke permanent account
yaitu stockholder’s equity – retained earnings accounts dengan membuat jurnal penutup
(closing entries). Net Income/Loss dan dividend akan dipindahkan ke Retained Earnings
sehingga saldo Retainded Earnings dalam Balance sheet akan sama dengan saldo
Retained Earnings dalam Statement of Retained Earnings. Perusahaan biasanya membuat
jurnal penutup (closing entries) dengan tujuan untuk mempersiapkan semua akun siap
digunakan untuk periode akuntansi berikutnya.
Ada 2 jenis akun yaitu akun sementara (temporary) dan akun permanen (permanent).
Akun Sementara (Temporary) Akun Permanen (Permanent).
Semua akun revenues Semua akun assets

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Semua akun expenses Semua akun kewajiban
Dividen atau prive Semua akun ekuitas

Closing entries yang dibutuhkan adalah:

Berikut ini adalah contoh tahapan pencatatan penutup.


UMKM BUNGA REJEKI
Laporan Laba/Rugi untuk periode 2019

Pendapatan usaha 20.000.000


Biaya gaji 7.000.000
Biaya bahan habis pakai 1.000.000
Biaya sewa kendaraan 4.000.000
Biaya iklan 750.000
Biaya penyusutan 1.000.000
Total Biaya Operasional (13.750.000)
Laba (rugi) Operasional 6.250.000
Pendapatan non-operasional:
Pendapatan sewa Gudang 2.000.000
Laba (rugi) bersih 8.250.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Tgl Account Title Dr Cr
31/12 Pendapatan usaha Rp 20.000.000
Pendapatan sewa Gudang Rp 2.000.000
Ikhtisar laba/rugi Rp 22.000.000
(penutupan: memindahkan akun-akun pendapatan ke
akun ILR atau Income summary)
31/12 Ikhtisar laba/rugi Rp 13.750.000
Biaya sewa kendaraan Rp 4.000.000
Biaya gaji Rp 7.000.000
Biaya bahan habis pakai Rp 1.000.000
Biaya iklan Rp 750.000
Biaya penyusutan peralatan kantor Rp 1.000.000
(penutupan: memindahkan akun-akun biaya ke akun ILR
atau Income summary)
31/12 Ikhtisar Laba/Rugi Rp 8.250.000
Modal Rp 8.250.000
(Penutupan: memindahkan ILR ke akun ekuitas)
31/12 Modal Rp 2.000.000
Prive/dividen Rp 2.000.000

Setelah closing entries tersebut diposting ke ledger maka semua akun revenue,
expenses dan dividen menjadi nol, dan saldo akhir Retained Earnings telah sesuai dengan
saldo akhir Retained Earnings setelah pembagian dividen, kita membuat Neraca Saldo
Setelah Penutupan (Post-Closing Trial Balance). Tujuan dari pembuatan Post-Closing Trial
Balance adalah untuk memastikan saldo debet dan kredit di Neraca telah balanced untuk awal
periode berikutnya.

Summary of the Accounting Cycle

Berikut adalah tahapan dalam accounting cycle.


1. Analisa transaksi
2. Menjurnal transaksi
3. Posting jurnalnya ke Ledger

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


4. Buat Trial Balance
5. Membuat AJP dan diposting AJP nya
6. Membuat Adjusted Trial Balance
7. Membuat Laporan Keuangan yang terdiri dariIncome Statement,Statement of retain
Earning dan Statement of Financial Position.
8. Membuat Closing Entries
9. Membuat Post-Closing Trial Balance

Ada 2 pilihan didalam accounting cycle yaitu


1. Jurnal Pembalik (Reversing Entries). Beberapa akuntan memilih jurnal balik dengan
cara membalik AJP yang dibuat diakhir periode lalu. Jurnal Pembalik ini di buat
diawal periode baru. Jurnal Pembalik ini seolah-olah membatalkan AJP yang dibuat
diperiode lalu. Pembuatan jurnal pembalik ini hanya bersifat optional.
2. Jurnal Koreksi (Correcting Entries). Walaupun dikerjakan dengan hati-hati,
kadangkala pencatatan akuntansi memiliki kesalahan. Wujud dari kesalahan ini
berupa:
a. Lupa mencatat
b. Salah mencatat akun
c. Salah mencatat nilai moneternya
d. Salah mencatat akun dan nilai moneternya

Ada 3 prinsip dalam membuat Jurnal Koreksi yaitu:


1. Koreksi harus dilakukan segera ketika kesalahan teridentifikasi
2. Kesalahan yang terjadi tidak boleh dihapus/tip ex. Hal ini penting supaya terjaga
keasliannya dan dapat di trace back pada saat dilakukan audit
3. Koreksi tidak boleh menggunakan angka negatif sehingga jurnal koreksi
dilakukan dengan cara membalik jurnal yang salah kemudian membuat jurnal
yang benar.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


The Classified Statement of Financial Position

Dalam laporan keuangan terdapat bermacam-macam akun disajikan. Namun demikian, akun-
akun tersebut pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis kelompok.
Klasifikasi dilakukan berdasarkan karakteristik ekonomi yang sama. Contohnya di dalam
Asset terdapat Intangible Assets, Property, Plant and Equipment, Long Term Investments dan
Current Assets. Didalam Equity dan Liabilities terdapat Equity, Non Current Liabilities dan
Current Liabilities.

Asset

Elemen Asset meliputi beragam bentuk dana yang mencerminkan sumber daya yaitu bentuk
dana yang masih memberi manfaat dimasa datang. Asset terbagi lagi menjadi 2 yaitu asset
lancar (current asset) dan asset tidak lancar (non current asset). Asset disebut lancar bila
sumberdaya tersebut dapat dikonversi menjadi kas atau memiliki masa manfaat kurang dari 1
tahun periode akuntansi.Asset disebut tidak lancar bila sumberdaya tersebut dikonversi
menjadi kas atau memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun periode akuntansi. Contoh akun-
akun yang ada di current asset adalah cash, short-term investments, account receivable, notes
receivable, inventory, supplies, prepaid insurance.

Liabilities

Elemen Liabilities menggambarkan bermacam-macam sumber pemerolehan dana yang


berasal dari pihak lain dimana pelunasannya dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan.
Liabilities terbagi menjadi 2 yaitu liabilities lancar (current liabilities) dan liabilities tidak
lancar (non current liabilities). Liabilities disebut lancar bila pelunasannya dilakukan kurang
dari 1 tahun dan Liabilities disebut tidak lancar bila pelunasannya lebih dari 1 tahun. Contoh
akun yang ada di current liabilities adalah Notes Payable, Account Payable, Salaries and
Wages Payable, Unearned Service Revenue, Interest Payable.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Equity

Elemen Ekuitas menggambarkan bermacam-macam sumber pemerolehan dana. Komponen


ekuitas terdiri dari modal (capital) yang merupakan setoran dari pemilik dan Laba Ditahan
(Retained Earning). Di dalam komponen Modal (terutama untuk corporation) ada agio
saham/premium modal saham. Dan didalam Laba Ditahan merupakan sisa dari Revenue-
Expenses-Dividend.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Worksheet atau kertas kerja adalah alat bantu kerja dalam melakukan proses
pencatatan akuntansi. Sifat dari worksheet ini tidak wajib namun penggunaan
worksheet ini dapat meminimalkan resiko salah hitung yang terjadi.
2. Dalam worksheet kita memasukkan komponen AJP agar saldo akun mencerminkan
jumlah yang sebenarnya. Setelah Worksheet selesai kita membuat laporan keuangan(3
laporan) sebelum closing, setelah laporan keuangan ini selesai kita membuat ayat
jurnal penutup dimana ayat jurnal penutup ini hanya meng nol kan saldo
revenue,expenses dan dividen siap digunakan ditahun mendatang. Karena saldo
revenue,expenses dan dividen tidak dibawa ke tahun mendatang. Berbeda dengan
akun yang ada di neraca selalu dibawa ke tahun mendatang sehingga tidak diperlukan
ayat jurnal penutup.
3. Bila ada kesalahan, saldo dapat dikoreksi dengan jurnal koreksi, jurnal yang salah
tidak boleh dihapus atau dihilangkan tetapi harus diperbaiki melalui jurnal koreksi.
4. Diawal periode baru, kita boleh membalik semua AJP yang dibuat tahun sebelumnya.
Tetapi jurnal pembalik adalah optional.
5. Terdapat 9 tahap dalam siklus akuntansi, yaitu:
a. Analisa transaksi
b. Menjurnal transaksi
c. Posting jurnalnya ke Ledger
d. Buat Trial Balance
e. Membuat AJP dan diposting AJP nya
f. Membuat Adjusted Trial Balance
g. Membuat Laporan Keuangan yang terdiri dari Income Statement, Statement of
retain Earning dan Statement of Financial Position.
h. Membuat Closing Entries
i. Membuat Post-Closing Trial Balance

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd Edition. JWS. New
Jersey. Chapter 4

2. David Wijaya, S.E., M.M. (2018). Akuntansi UMKM Chapter 4

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 6
Accounting for Merchandising and
Service SME

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan aktivitas akuntansi pada perusahaan dagang, jasa
dan manufaktur sesuai dengan Standar Akuntansi UKM (LO2).

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Merchandising Operations

2. Recording Purchase of Merchandise

3. Recording Sales of Merchandise

4. Completing the Accounting Cycle

5. Forms of Financial Statements

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Merchandising Operations

Merchandising companies (perusahaan dagang) adalah perusahaan yang sumber


pendapatannya lebih utama untuk menjual barang daripada jasa. Contohnya Carrefour, Wal-
Mart, Alfamart, Lottemart dan sebagainya. Merchandise companies dibagi menjadi dua yaitu
wholesaler dan retailer.

a. Operating Cycles

Terkait siklus operasi, perusahaan dagang mempunyai sikus operasi yang lebih
panjang dari perusahaan jasa. Salah satu yang membedakannya adalah adanya
merchandise inventory (persediaan barang dagangan). Berikut siklus operasi
perusahaan dagang:

b. Flow of Costs
Arus biaya untuk persediaan barang dagangan dapat digambarkan sebagai berikut:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Perhitungan nilai persediaan barang dagangan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Beginning Inventory (Saldo persediaan awal periode) a


+ Cost of goods purchased b
Cost Of Goods Available for Sale (a+b)
- Cost of Goods Sold c
Ending Inventory (a+b)-c

Ada dua system pencatatan persediaan yang dapat digunakan perusahaan, yaitu:
perpetual inventory system dan periodic inventory system.
✓ Perpetual Inventory System
Dalam perpetual inventory system, perusahaan memelihara catatan yang rinci
mengenai setiap transaksi dan perubahan pada inventory. Perusahaan
menentukan cost of goods sold (harga pokok penjualan) setiap transaksi
penjualan terjadi.

✓ Periodic Inventory System


Dalam periodic inventory system, perusahaan tidak memelihara catatan yang
rinci mengenai perubahan inventory selama periode tersebut. Perusahaan
hanya menentukan Cost of Goods Sold (COGS) pada akhir periode akuntansi.
Langkah-langkah untuk menentukan COGS adalah:
- Menentukan saldo inventory awal periode
- Menambahkan persediaan awal tadi dengan barang dagangan yang
dibeli (cost of goods purchased)
- Mengurangi dengan saldo inventory pada akhir periode (persediaan
akhir ditentukan dengan menghitung secara fisik inventory pada akhir
periode).

Berikut ini adalah contoh perbandingan jurnal pada perpetual dan periodic inventory
system

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Perbedaan yang mencolok adalah pada jurnal pembelian dan penjurnalan COGS pada
transaksi penjualan. Pada penghitungan COGS/Inventory sistem periodik dilakukan pada
akhir periode sedangkan untuk sistem perpetual dilakukan setiap ada transaksi
penjualan/pembelian.

Recording Purchase of Merchandise

Pembelian barang dagangan dapat dilakukan secara tunai maupun kredit. Pada umumnya saat
pencatatan pembelian barang dagangan adalah pada saat barang dagangan tersebut diterima.
Dokumen purchase invoice (tagihan dari supplier) merupakan dokumen dasar untuk mencatat
transaksi pembelian.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


a. Freight Costs (Pencatatan Biaya Angkut)

Biaya angkut atas pembelian barang dagangan dapat menjadi beban penjual atau beban
pembeli sesuai dengan kesepakatan. Dua istilah yang dikenal umum yaitu FOB Shipping
Point dan FOB Destination. FOB singkatan dari Free On Board

✓ FOB Shipping Point

Artinya penjual tidak menanggung biaya angkut barang dagangan. Pembeli harus
membayar biaya angkutnya. Pada catatan pembeli, biaya angkut ini dimasukkan
dalam perhitungan persediaan.

✓ FOB Destination

Artinya penjual menanggung biaya angkut barang sampai dengan barang tersebut
sampai di gudang pembeli.

b. Purchase Returns and Allowances

Jika barang yang diterima rusak, atau tidak sesuai permintaan pembeli dapat mengajukan
pengembalian atau pengurangan biaya (purchases return and allowances). Jika pembeli
mengembalikan barang kepada penjual disebut purchase return, sedangkan jika pembeli
memutuskan tetap mengambil barang tersebut dan meminta pengurangan harga karena
barang tersebut kualitasnya tidak sesuai dengan yang dipesan disebut purchase
allowances.

c. Purchase Discounts

Pada pembelian barang secara kredit, penjual dapat memberikan pengurangan harga
(purchase discount) jika pembeli membayar lebih cepat dari Credit Terms. Credit terms
berisikan jumlah cash discount dan periode waktu pembayaran yang ditawarkan
kekonsumen. Credit terms tersebut antara lain:
✓ 2/10, n/30 artinya penjual akan memberikan diskon sebesar 2% jika pembayaran
dilakukan dalam 10 hari setelah tanggal invoice. Sedangkan jatuh tempo
pembayaran tanpa dikenai bunga adalah pada hari ke-30.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


✓ 1/10 EOM, artinya penjual akan memberikan diskon sebesar 1% jika pembayaran
dilakukan dalam 10 hari, sedangkan jangka waktu pembayaran adalah sampai
dengan akhir bulan.
✓ n/30 artinya penjual tidak menawarkan discount, jangka waktu pembayaran adalah
30 hari.

Jika pembeli mendapat discount, karena telah membayar pada jangka waktu discount,
pencatatan discount tersebut akan mengurangi nilai persediaan.

Recording Sales of Merchandise

Perusahaan mencatat penjualan pada saat pendapatan atas penjualan itu diperoleh. Pada
umumnya pendapatan dianggap diperoleh ketika kepemilikan barang telah dipindahkan dari
penjual kepada pembeli. Penjualan dapat secara kredit maupun secara tunai. Dokumen
sumber yang diperlukan untuk mencatat sales revenuea dalah Sales Invoice.

Jika perusahaan menggunakan periodic inventory system, dalam transaksi penjualan dibuat
dua buah jurnal yaitu jurnal untuk mencatat penjualan itu sendiri dan jurnal untuk mencatat
COGS. Dengan demikian, akun inventory akan selalu menunjukkan saldo persediaan yang
tersisa.

a. Sales Returns and Allowances

Ketika pembeli mengembalikan barangnya karena rusak, atau tidak sesuai spesifikasi,
penjual akan mencatat transaksi tersebut yang merupakan kebalikan/sisi sebaliknya dari
transaksi pembeli.

b. Sales Discounts

Jika pelanggan membayar sesuai dengan jangka waktu discount (credit terms) yang
telah ditetapkan, transaksi dicatat dari sisi sebaliknya seperti ketika pembeli
memperoleh discount.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Completing the Accounting Cycle

a. Adjusting Entries

Perusahaan dagang yang system pencatatan inventorynya menggunakan perpetual system


harus memerlukan adjusting entries (jurnal penyesuaian). Jurnal penyesuaian tersebut
menyesuaikan inventory yang ada di catatan dengan inventory yang ada ditangan.
Penyesuaian dilakukan untuk akun Merchandise Inventory (Persediaan barang dagangan)
dan Cost of Goods Sold.

Dr. Cost of Goods Sold xxxx

Cr. Merchandise Inventory xxxx

b. Closing Entries

Untuk closing entries pada usaha dagang sama seperti closing entries untuk usaha jasa.
Closing entries yang diperlukan adalah menutup semua akun yang berakibat pada net
income.

Forms of Financial Statements

a. Income Statement

Terdapat dua metode penyajian laporan laba rugi/income statements yaitu


single stepincome statements dan multiple steps income statements.

a. Single step income statements


Semua data transaksi diklasifikasikan menjadi dua kategoriyaitu:
✓ revenuemeliputi operating revenue dan non operating revenue
dan gains (gain merupakanlaba yang berasaldaripenjualan asset
selainbarangdagangan)
✓ expenses (biaya-biaya) meliputi Cost of Goods Sold, Operating
Expenses, Non operating Expenses, dan Loses. (Loses yaitu
rugi yang berasal dari penjualan asset selain barang dagangan)

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


- Alasan menggunakan single step:
o Simple dan mudah dipahami
o Perusahaan belum mempunyai revenue yang mengcover seluruh
expensesnya

b. Multiple step income statements


Mempunyai tiga kategori utama yaitu: Gross Profit, Income From
Operations, danNet Income
✓ Gross Profit merupakan Sales Revenue – Cost Of Goods Sold
✓ Income From Operations merupakan Gross Profit – Operating
Expenses
✓ Net Income ditentukan dengan mengurangi atau menambah
Income from operations dengan hasil aktivitas yang lain yang
tidak terkait dengan operasi.
✓ Unsur- unsur multiple steps income statements:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


- Sales revenue: merupakan pendapatan kotor (gross) dari
seluruh penjualan pada periode tersebut. Sales returns
and allowances dan sales discount merupakan kontra
account. Sales revenue gross dikurangi sales returns and
allowances menghasilkan net sales.
- Gross Profit. Gross profit merupakan selisih harga jual
dengan harga pokoknya yang belum dikurangi dengan
operating expenses. Seringkali manajemen
membutuhkan informasi gross profit untuk mengetahui
trendnya.
- Operating expenses, merupakan biaya-biaya yang
terkait dengan operasi utama perusahaan dalam operasi
utamanya yaitu penjualan. Non operating activities
merupakan pendapatan atau biaya-biaya yang tidak
terkait dengan operasi utama perusahaan. Contohnya:
o Interest revenue
o Dividend revenue
o Rent revenue
o Gain from sale of property
o Interest expenses
o Casualty losses
o Loss from sale of property, plant, and equipment

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Menentukan Cost of Goods Sold dengan periodic system
Dalam periodic system, perusahaan hanya menentukan Cost of Goods Sold pada akhir
periode akuntansi dengan menghitung secara fisik saldo inventory yang ada pada akhir
periode.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


b. Classified Statement of Financial Position

Pada laporan posisi keuangan, perusahaan dagang melaporkan/menyajikan persediaan


barang dagangan sebagai current asset

Di bawah ini adalah contoh UMKM yang bergerak dalam usaha jasa bengkel pengecatan
mobil.

1. Tahap awal: transaksi yang timbul dari UMKM jasa bengkep pengecatan mobil.

Tahap awal sebelum menyusun laporan keuangan pada usaha jasa, dilakukannya
pencatatan transaksi bisnis secara teratur. Transaksi bisnis merupakan kejadian ekonomis
dari suatu perusahaan yang secara langsung mempengaruhi kondisi keuangan maupun
hasil operasi perusahaan tersebut. setiap transaksi dalam UMKM merupakan informasi
awal yang harus dicatat, sehingga nantinya dapat menghasilkan laporan keuangan. Usaha
bengkel pengecatan mobil mempunyai transaksi selama satu bulan sebagai berikut:

Tgl Transaksi Rp
01/01/2019 Saldo kas per 1 Januari 2018 10.000.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku Modal
Modal yang ada bank 5.000.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu bank
• Buku Modal
07/01/2018 Membeli perlengkapan cat secara utang 5.000.000
• Buku utang usaha
• Buku perlengkapan
08/01/2018 Menerima perlengkapan cat secara 6.000.000
utang
• Buku utang usaha
• Buku perlengkapan
09/01/2018 Menerima pendapatan jasa pengecatan 22.000.000
mobil

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


10/01/2018 Membeli peralatan bengkel secara tunai 10.000.000
dengan umur ekonomis 5 tahun tanpa
nilai residu
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku inventaris
12/01/2018 Membayar beban karyawan 1.000.000
administrasi dan pemasaran
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya
16/01/2018 Membayar beban karyawan bengkel 1.000.000
22/01/2018 Membayar listrik, air dan telepon 500.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya
31/01/2018 Membayar biaya pemasangan baleho 1.500.000

Pada akhir bulan aset didepresiasi umur ekonomis 5 tahun dengan metode garis lurus

• Buku inventaris
• Buku biaya/beban

Akumulasi depresiasi peralatan = Rp 10.000.000 / 5 tahun / 12 bulan = Rp 166.000 per Bulan

Pada akhir bulan perlengkapan cat masih tersisa Rp 1.000.000

• Buku perlengkapan
• Buku biaya/beban

Jadi perlengkapan berupa cat sudah dipakai sebesar Rp 4.000.000

2. Tahap kedua: transaksi yang timbul dari UMKM bergerak di bidang jasa bengkel
pengecatan mobil kemudian dibukukan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Setelah proses pencatatan transaksi dalam UMKM, langkah selanjutnya adalah transaksi
tersebut dibukukan oleh bagian akuntansi dengan membuat buku kas umum, buku kas harian,
buku pembantu bank, utang usaha, buku pendapatan dan lain-lain. Adapun penyelesaiannya
Sebagai berikut:

Buku Kas Umum

Penerimaan Pengeluaran Saldo


No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/01/2018 Saldo kas per Januari 2018 10,000,000 10,000,000
2 01/01/2018 Modal di bank 5,000,000 15,000,000
3 08/01/2018 Penerimaan pendapatan pengecatan mobil 6,000,000 21,000,000
4 09/01/2018 Penerimaan pendapatan pengecatan mobil 22,000,000 43,000,000
5 10/01/2018 Membeli peralatan bengkel 10,000,000 33,000,000
6 12/01/2018 Membayar karyawan administrasi dan pemasaran 1,000,000 32,000,000
7 16/01/2018 Membayar karyawan bengkel 1,000,000 31,000,000
8 22/01/2018 membayar listrik, air dan telepon 500,000 30,500,000
9 31/01/2018 Membayar biaya pemasangan baleho 1,500,000 29,000,000

Buku umum = Buku pembantu kas harian + Buku Pembantu Bank

Rp 29.000.000 = Rp 24.000.000 + Rp 5.000.000

BUKU PEMBANTU KAS HARIAN


Penerimaan Pengeluaran Saldo
No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/01/2018 Saldo kas per Januari 2018 10,000,000 10,000,000
3 08/01/2018 Penerimaan pendapatan pengecatan mobil 6,000,000 16,000,000
4 09/01/2018 Penerimaan pendapatan pengecatan mobil 22,000,000 38,000,000
5 10/01/2018 Membeli peralatan bengkel 10,000,000 28,000,000
6 12/01/2018 Membayar karyawan administrasi dan pemasaran 1,000,000 27,000,000
7 16/01/2018 Membayar karyawan bengkel 1,000,000 26,000,000
8 22/01/2018 membayar listrik, air dan telepon 500,000 25,500,000
9 31/01/2018 Membayar biaya pemasangan baleho 1,500,000 24,000,000

BUKU PEMBANTU BANK


Penerimaan Pengeluaran Saldo
No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/01/2018 Modal di bank 5.000.000 5.000.000

BUKU UTANG USAHA


No Tgl Uraian Jumlah barang Satuan (Rp) Total (Rp)
1 07/01/2018 Pembelian perlengkapan 5,000,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


BUKU PENDAPATAN
No Tgl Uraian Total (Rp)
1 08/01/2018 Penerimaan pendapatan 6,000,000
2 09/01/2018 Penerimaan pendapatan 22,000,000
28,000,000

BUKU PERLENGKAPAN
No Tgl Jenis Barang Jumlah barang Satuan (Rp) Total (Rp)
1 10/01/2018 Perlengkapan 5,000,000
2 31/10/2018 Perlengkapan sudah terpakai - 4,000,000
1,000,000

BUKU INVENTARIS
No Tgl Jenis Barang Jumlah barang Satuan (Rp) Total (Rp)
1 10/01/2018 Perlengkapan 1 10,000,000 10,000,000
2 31/10/2018 Akumulasi depresiasi - 166,000
9,834,000

BUKU BIAYA/BEBAN

No Tgl Uraian Total (Rp)


1 12/01/2018 Beban karyawan administrasi dan pemasaran 1,000,000
2 16/01/2018 Beban karyawan lapangan 1,000,000
3 22/01/2018 Beban listrik, air dan telepon 500,000
4 31/01/2018 Beban pemasangan baleho 1,500,000
5 31/01/2018 Beban akumulasi depresiasi 166,000
6 31/01/2018 Beban perlengkapan 4,000,000
8,166,000

BUKU MODAL

No Tgl Uraian Total (Rp)


1 01/01/2018 Saldo kas awal 10,000,000
Kas di bank 5,000,000
Total Modal 15,000,000

3. Membuat laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM

SAK EMKM mensyaratkan dalam pembuatan laporan keuangan terdiri dari laporan laba rugi,
laporan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan (CALK).

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


UMKM BENGKEL MARCO

Laporan Keuangan

Januari 2018

Daftar Isi

Laporan Laba Rugi……………………………………………………………………1

Laporan Posisi Keuangan……………………………………………………………..2

Catatan Atas Laporan Keuangan……………………………………………………...3

1. Laporan Laba Rugi


Yang masuk dalam lapora laba rugi adalah akun yang ada pada buku pendapatan dan buku
biaya/beban seperti berikut ini:
UMKM Bengkel X
Laporan Laba Rugi
Untuk Periode Berakhir Januari 2018

Pendapatan

Pendapatan jasa bengkel Rp 28.000.000

Total Pendapatan Rp 28.000.000

Beban

Beban perlengkapan Rp 5.000.000

Beban karyawan administrasi dan pemasaran Rp 1.000.000

Beban karyawan bengkel

Beban listrik, air dan telepon Rp 1.000.000

Beban perbaikan pos Rp 500.000

Beban akumulasi peralatan Rp 1.500.000

Beban perlengkapan Rp 166.000

Jumlah Beban Rp 4.000.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Laba Bersih 31 Januari 2018 (Rp 8.166.000)

Rp 19.834.000

2. Laporan Posisi Keuangan


Yang masuk dalam neraca adalah buku pembantu kas harian, buku pembantu bank,
buku inventaris, buku utang buku modal. Untuk jumlah modal akhir.
Modal akhir = Total Modal + Laba
= Rp 15.000.000 + Rp 19.834.000
= Rp 34.834.000

UMKM Bengkel X
Laporan Posisi Keuangan
Untuk Periode Berakhir Januari 2018

ASET

Kas Rp 24.000.000

Bank Rp 5.000.000

Perlengkapan Rp 1.000.000

Total Aset Lancar Rp 30.000.000

Peralatan Rp 9.834.000

Total Aset Tetap Rp 9.834.000

TOTAL ASET Rp 39.834.000

LIABILITAS

Utang usaha Rp 5.000.000

TOTAL LIABILITAS Rp 5.000.000

EKUITAS

Modal Akhir Rp 34.834.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


TOTAL EKUITAS Rp 34.834.000

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS Rp 39.834.000

Note: Akumulasi depresiasi peralatan = Rp 10.000.000 / 5 tahun / 12 bulan

3. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK)


UMKM Bengkel X
Catatan Atas Laporan Keuangan
Untuk Periode Berakhir Januari 2018

1. INFORMASI UMUM
Entitas didirikan di Yogyakarta berdasarkan tanggal 12 Maret 2017 yang
mempunyai ijin usaha PIRT No. 1090

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI


a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun menggunakan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (EMKM).
b. Dasar Penyusunan
Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis dan menggunakan
asumsi dasar akrual. Mata uang yang digunakan untuk penyusunan laporan
keuangan adalah rupiah.
c. Aset Tetap
Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya jika aset tersebut dimiliki
secara hukum oleh entitas. Aset tetap disusutkan dengan menggunakan
metode garis lurus tanpa nilai residu, yang dilakukan tiap bulan.
d. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui ketika tagihan diterbitkan dan beban diakui pada saat
terjadi.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Merchandising SME (usaha dagang) adalah perusahaan yang sumber pendapatannya


berasal dari penjualan barang

2. Service SME (usaha jasa) adalah perusahaan yang sumber pendapatannya berasal dari
penjualan jasa

3. Perhitungan nilai persediaan barang dagangan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Beginning Inventory (Saldo persediaan awal periode) a


+ Cost of goods purchased b
Cost Of Goods Available for Sale (a+b)
- Cost of Goods Sold c
Ending Inventory (a+b)-c

4. Terdapat dua system pencatatan persediaan yang dapat digunakan perusahaan, yaitu:
perpetual inventory system dan periodic inventory system.
5. Dengan menggunakan perpetual inventory system, pada saat pembelian barang,
perusahaan akan langsung mencatatnya dengan mendebit account inventory.
6. Pada transaksi penjualan menggunakan perpetual inventory system, perusahaan mencatat
dua jurnal yaitu untuk mencatat Sales dan mencatat Cost of Goods Sold.
7. Salah satu faktor yang menentukan profitability adalah gross profit yang biasanya diukur
menggunakan gross profit rate.
8. Gross profit rate dihitung dengan gross profit dibagi dengan net sales

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd


Edition. JWS. New Jersey. Chapter 5

2. V. Wiratna Sujarweni. Akuntansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Chapter


VI, VII

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 7
Accounting for Manufacturing SME

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan aktivitas akuntansi pada perusahaan dagang, jasa
dan manufaktur sesuai dengan Standar Akuntansi UKM (LO2).

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

- Manufacturing Operations

- Recording Purchases of Inventory

- Recording Sales

- Completing the Accounting Cycle

- Forms of Financial Statements

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Pengertian perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah


bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut.
kegiatan ini sering disebut proses produksi, contoh: usaha kue, usaha konveksi, usaha mebel.
Tidak seperti pengecer, produsen memiliki tiga kategori inventory unik: Bahan Baku/raw
materials, Barang dalam Proses/Work in Process, dan Barang Jadi/Finished Goods. Berikut
ini adalah bagian inventory dari neraca pabrikan

Inventories

Raw materials xxx

Work in process xxx

Finished goods xxx

Untuk perusahaan manufaktur, perhatikan bahwa barang jadi hanyalah sebagian kecil dari
keseluruhan persediaan. Barang jadi adalah biaya yang diberikan untuk produk jadi yang
menunggu penjualan ke pelanggan. Namun, perusahaan ini memiliki jumlah bahan baku yang
lebih signifikan (yaitu komponen yang akan digunakan di unit produksi yang belum dimulai)
dan dalam proses. Work in process adalah akun yang paling membutuhkan klarifikasi. Akun
ini untuk harga pokok produksi tetapi belum selesai; berisi akumulasi uang yang dihabiskan
untuk bahan langsung (yaitu, bahan mentah yang telah dimasukkan ke dalam produksi),
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang diterapkan.

Biaya Produksi

Selain itu pada usaha manufaktur, kita akan menemukan istilah harga pokok produksi (HPP).
Laporan HPP merupakan salah satu laporan yang penting untuk dipersiapkan karena berisi
mengenai biaya yang dibutuhkan untuk sebuah produksi barang. Sebagian besar perusahaan
manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar bahan langsung (direct

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan biaya overhead pabrik (manufacturing
overhead).

1. Bahan Langsung
Adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi disebut bahan baku
atau bahan mentah (raw material), yaitu bahan baku yang berkaitan dengan semua
jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan produk jadi; dan produk jadi suatu
perusahaan dapat menjadi bahan baku di perusahaan lainnya. Sebagai contoh, plastik
yang diproduksi oleh DuPont adalah bahan baku yang digunakan oleh Hewlett-
Packard dalam pembuatan komputer. Bahan baku terbagi lagi menjadi bahan baku
langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan baku langsung (direct material)
adalah bahan baku yang menjadi bagian utama dari produk jadi dimana biayanya
dapat ditelusuri dengan mudah ke produk jadi. Misalnya, kursi yang dibeli oleh
Airbus yang akan dipasang di pesawat, dan motor penggerak kecil yang digunakan
Panasonic dalam pemutar DVD-nya. Adanya biaya bahan baku yang tidak
berpengaruh signifikan dalam produk jadi. Bahan-bahan tersebut misalnya solder
yang digunakan untuk menghubungkan rangkaian dalam TV Sony atau lem yang
digunakan untuk membuat kursi Ethan Allen, Bahan baku seperti solder dan lem
tersebut disebut bahan baku tidak langsung (bahan tidak langsung) dan dimasukkan
ke dalam overhead pabrik yang akan didiskusikan dalam bagian ini.

2. Tenaga Kerja Langsung


Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) adalah biaya karyawan yang langsung
berhubungan dengan pembuatan barangTenaga kerja langsung (tenaga kerja
langsung) termasuk biaya tenaga kerja vang dapat ditelusuri dengan mudah ke
masing-masing unit produk. Tenaga kerja langsung kadang-kadang juga tenaga kerja
manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas
produk pada saat produksi. Tenaga kerja yang tidak dapat menelusuri ke produk
tertentu karena rumit dan biaya disebut tenaga kerja tidak langsung (indirect labor).
Seperti bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dimasukkan ke dalam
biaya overhead pabrik. Misalnya, gaji petugas kebersihan, penyelia, penanggung
jawab bahan, dan penjaga malam. Meskipun peran para pekerja tersebut sangat

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


penting, tidak mudah untuk menelusuri biayanya, sehingga dikategorikan sebagai
tenaga kerja tidak langsung.

3. Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya selain bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung yang mempunyai kaitan dengan produksi barang misalnya biaya bahan
penolong. Biaya bahan penolong merupakan bahan yang diperlukan untuk proses
produksi, tetapi hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi saja. Bedanya
dengan bahan tak langsung adalah jika bahan tak langsung tidak tersedia, maka proses
produksi bisa terganggu sedangkan jika bahan penolong yang tidak tersedia, proses
produksi barang masih bisa dilakukan yang menyebabkan penurunan kualitas barang.
Contoh: jika Anda membuat ayam goreng tepung, contoh bahan baku yang diperlukan
adalah ayam, tepung, bumbu dan minyak goreng dan bahan penolongnya adalah tisu
untuk mengelap minyak dan koran Sebagai alas untuk mendinginkan sebelum
dibungkus). BOP yang lain adalah biaya listrik untuk produksi, biaya reparasi, dan
pemeliharaan mesin, biaya tenaga kerja tidak langsung. Overhead pabrik
(manufacturing overhead) merupakan elemen ketiga dari biaya produksi yang
mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung
dan tenaga kerja langsung. Misalnya, bahan baku tidak langsung; Tenaga kerja tidak
langsung; pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi; listrik dan gas, pajak
properti, depresiasi, dan asuransi fasilitas produksi. Perusahaan juga mengeluarkan
biaya listrik dan gas, pajak properti, asuransi, penyusutan, dan lain-lain yang
berkaitan dengan fungsi penjualan dan administrasi. Akan tetapi, biaya-biaya tersebut
tidak termasuk dalam biaya overhead pabrik. Hanya biaya yang berhubungan dengan
operasi pabrik termasuk dalam overhead pabrik. Ada beberapa nama lain yang
digunakan untuk overhead pabrik, yaitu biaya produksi tidak langsung, overhead
pabrik, dan beban pabrik.

Biaya Non Produksi


Biaya nonproduksi umumnya dibagi menjadi dua kategori: (1) biaya penjualan dan
(2) biaya administrasi. Biaya penjualan (biaya penjualan) mencakup biaya semua
yang diperlukan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Biaya-biaya tersebut kadang-

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


kadang disebut pemerolehan pesanan (order-getting) dan pemenuhan pesanan (order-
filling). Contohnya biaya iklan, biaya pengiriman, biaya perjalanan dalam rangka
kiriman, gaji untuk bagian penjualan, dan biaya gudang penyimpanan barang jadi.

Berikut ini siklus produksi untuk UMKM manufaktur

Pembelian Bahan Baku Pemakaian

Tenaga Kerja Proses Barang jadi


Pemakaian Pembebanan Produksi Penyelesaian
Langsung

Pemakaian Biaya Pembebanan


Pabrikasi

Usaha Dagang VS Usaha Manufaktur


Terdapat perbedaan penghitungan harga pokok penjualan pada kedua jenis usaha ini, namun
sebelum kita mengetahui perbedaan pada penghitungan harga pokok penjualan, kita perlu
memahami pengertian harga pokok penjualan. Dalam membuat laporan keuangan yaitu
laporan laba rugi untuk perusahaan dagang atau manufaktur terdapat akun harga pokok
penjualan. Pengertian harga pokok penjualan adalah Semua biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Fungsi harga
pokok penjualan yaitu:
1. Sebagai tolak ukur untuk menentukan harga jual
2. Untuk mengetahui laba yang diinginkan perusahaan

Apabila harga jual barang > harga pokok penjualan makan akan diperoleh laba

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Apabila harga jual < dari harga pokok penjualan akan rugi.

Berikut ini perbedaan penghitungan jenis usaha dagang dan manufaktur:

Usaha Dagang:
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang Dagangan + Pembelian Bersih – Persediaan
Barang Jadi (Akhir)

Usaha Manufaktur:
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang Jadi (awal) + Harga Pokok Produksi –
Persediaan Barang Dagangan (Akhir)

Berikut adalah aliran dan klasifikasi biaya dalam usaha manufaktur

Biaya Laporan Posisi Keuangan

Pembelian bahan
baku Persediaan bahan
baku
Tenaga Kerja Bahan baku
langsung yang
Langsung digunakan
dalam produksi

Persediaan barang
Overhead pabrik dalam proses
Produk yang
selesai dikerjakan
(Harga Pokok
Laporan Laba Rugi
Produksi)
Harga Pokok Penjualan
Penjualan dan
administrasi Persediaan barang jadi

Beban Penjualan dan


administrasi

Jurnal Transaksi pada Usaha Manufaktur

1. Pembelian Bahan Baku

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Pada tanggal 1 April, usaha R memiliki bahan baku mentah sebesar $7.000. Selama Bulan
tersebut, perusahaan membeli bahan baku tambahan senilai $60.000. Pembelian tersebut
dicatat dalam jurnal:

Bahan Baku $60.000

Utang Dagang $60.000

2. Pengeluaran Bahan Baku Langsung dan Tidak Langsung


Selama Bulan April, bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi adalah sebesar $52.000.
bahan baku tersebut terdiri atas $50.000 bahan langsung dan $2.000 bahan tidak langsung.
Jurnal yang dibuat untuk pengeluaran bahan tersebut adalah sebagai berikut:

Barang dalam Proses 50.000


Overhead Pabrik 2.000
Bahan Baku 52.000

3. Biaya Tenaga Kerja


Pada Bulan April, kartu jam kerja karyawan mencakup biaya sebesar $60.000 untuk
tenaga kerja langsung dan $15.000 untuk tenaga kerja tidak langsung. Jurnal berikut
meringkas biaya tersebut:
Barang dalam proses 60.000
Overhead Pabrik 15.000
Utang gaji dan upah 75.000

4. Biaya Overhead Pabrik

Asumsikan pada usaha R terjadi biaya-biaya umum pabrikan Sebagai berikut:

Utilitas (pemanas, air dan listrik) $21.000

Sewa peralatan pabrik 16.000

Biaya overhead pabrik lain-lain 3.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Total $40.000

Jurnal berikut untuk mencatat biaya-biaya ini:

Overhead Pabrik 40.000


Utang usaha/Kas 40.000

Sebagai tambahan, asumsikan bahwa selama April, Usaha R mengakui adanya pajak property
sebesar $13.000 dan asuransi Gedung dan peralatan yang dibayar di muka sebesar $7.000
telah habis dibebankan. Jurnal berikut ini mencatat transaksi tersebut:

Barang dalam proses 20.000


Pajak property 13.000
Asuransi dibayar dimuka 7.000

Selain itu, asumsikan bahwa perusahaan mengakui penyusutan peralatan pabrik sebesar
$18.000 selama Bulan April. Jurnalnya adalah:

Overhead pabrik 18.000


Akumulasi penyusutan 18.000

5. Biaya non-produksi

Asumsikan bahwa usaha R memiliki biaya penjualan dan administrasi sebesar $30.000
selama Bulan April. Berikut jurnalnya:

Beban gaji 30.000


Utang gaji 30.000

Asumsikan bahwa penyusutan peralatan kantor selama Bulan April adalah $7.000. Jurnal
yang dibutuhkan adalah:

Beban penyusutan 7.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Akumulasi penyusutan 7.000

Asumsikan bahwa biaya periklanan adalah $42.000 dan beban penjualan dan administrasi
selama Bulan April adalah $8.000. Jurnalnya adalah

Beban iklan 42.000


Beban penjualan dan 8.000
administrasi
Utang usaha/Kas 50.000

6. Harga Pokok Produksi

Asumsikan bahwa pesanan A telah diselesaikan selama Bulan April. Jurnal berikut
menunjukkan biaya atas pesanan A dari Barang dalam Proses ke Barang Jadi:

Barang Jadi xxx


Barang dalam proses xxx

Di bawah ini adalah contoh UMKM yang bergerak dalam usaha produksi konveksi.

1. Tahap awal : Transaksi yang timbul dari UMKM Produksi


Setiap transaksi dalam perusahaan merupakan informasi awal yang harus dicatat,
sehingga nantinya dapat menghasilkan laporan keuangan. Usaha konveksi
mempunyai transaksi selama satu bulan sebagai berikut:
Tanggal Transaksi Rp

01/03/2018 Modal awal 5.000.000


• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku Modal
Modal awal berupa Peralatan, dengan umur ekonomis 5 5.000.000
tahun tanpa nilai residu

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• Buku inventaris
• Buku Modal
Modal awal mesin jahit secara tunai, dengan umur 10.000.000
ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu
• Buku inventaris
• Buku modal
02/03/2018 Diberi pinjaman dari bank 10.000.000
• Buku kas umum
• Buku bank
• Buku utang bank
02/03/2018 Membeli bahan baku kain kaos 100m @ Rp10.000 tunai 1.000.000
• Buku kas umum
• Buku bank
• Buku utang bank
03/03/2018 Membeli bahan baku tidak langsung tunai benang 20 roll 400.000
@Rp20.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku persediaan bahan baku tidak langsung
10/03/2018 Membayar karyawan produksi tunai 500.00012
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya produksi
12/03/2018 Bayar listrik, air dan telepon untuk produksi 120.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya produksi
12/03/2018 Mengolah bahan baku dan bahan penolong untuk 1.620.000
membuat: 230 kaos membutuhkan kain kaos 80m
@10.000 membutuhkan biaya tenaga kerja produksi Rp

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


500.000
Biaya overhead pabrik yang dibebankan Rp 320.000
(biaya listrik, air, telepon, bahan penolong benang)
• Buku persediaan bahan baku
• Buku persediaan bahan baku tidak langsung
• Buku barang dalam proses (terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead pabrik)
• Buku biaya produksi
12/03/2018 Membeli kain kaos secara kredit 9.337.500
• Buku utang usaha
• Buku persediaan bahan baku
25/03/2018 Produk jadi berupa 230 kaos polos
• Buku barang dalam proses
• Buku barang jadi
25/03/2018 Biaya bensin 100.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya non produksi
27/03/2018 Penjualan kaos polos 5 @Rp 25.000 kepada Ali (kredit) 125.000
• Buku persediaan barang jadi (harga produksi)
• Buku penjualan barang kredit
• Buku piutang
• Buku HPP

31/03/2018 Membayar biaya karyawan tetap 250.000


• Buku umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku biaya non produksi
31/03/2018 Barang terjual tunai di took Mirota 197 kaos polos @Rp 4.925.000
25.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku penjualan tunai
• Buku persediaan barang jadi (harga produksi)
• Buku HPP (harga produksi)
31/03/2018 Piutang dari konsumen Ali dibayar 125.000
• Buku kas umum
• Buku pembantu kas harian
• Buku penjualan kredit

Pada akhir bulan aset didepresiasi umur ekonomis 5 tahun dengan metode garis lurus
peralatan dan mesin jahit
• Buku inventaris
• Buku biaya/beban

Akumulasi depresiasi peralatan = Rp 5.000.000 / 5 tahun / 12 bulan

= Rp 83.000 per bulan

Akumulasi depresiasi mesin jahit = Rp 10.000.000 / 5 tahun / 12 bulan

= Rp 166.000 per bulan

2. Tahap kedua: transaksi yang timbul pada UMKM produksi kemudian


dibukukan
Adapun penyelesaiannya adalah Sebagai berikut:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Debet Kredit Saldo
No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/03/2018 Modal awal 5,000,000 5,000,000
2 02/03/2018 Pinjaman bank 10,000,000 15,000,000
3 02/03/2018 membeli bahan baku tipe a 100m @Rp10.000 1,000,000 14,000,000
4 03/03/2018 membeli bahan penolong 14,000,000
benang biru 10 roll @Rp20.000 200,000 13,800,000
benang merah 10 roll @Rp20.000 200,000 13,600,000
5 10/03/2018 bayar karyawan produksi 500,000 13,100,000
6 12/03/2018 biaya listrik air telepon produksi 120,000 12,980,000
7 25/03/2018 biaya bensin 100,000 12,880,000
8 31/03/2018 bayar karyawan tetap 250,000 12,630,000
9 31/03/2018 penjualan ke Mirota 12,630,000
197 kaos polos @Rp 25.000 4,925,000 17,555,000
10 31/03/2018 pembayaran piutang ali 5 kaos polos @Rp 25.000 125,000 17,680,000

Buku umum = buku pembantu kas harian + buku pembantu bank

Rp 17.680.000 = 7.680.000 + 10.000.000

BUKU KAS HARIAN

Debet Kredit Saldo


No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 01/03/2018 Modal awal 5,000,000 5,000,000
2 02/03/2018 membeli bahan baku tipe a 100m @Rp10.000 1,000,000 4,000,000
3 03/03/2018 membeli bahan penolong 4,000,000
benang biru 10 roll @Rp20.000 200,000 3,800,000
benang merah 10 roll @Rp20.000 200,000 3,600,000
4 10/03/2018 bayar karyawan produksi 500,000 3,100,000
5 12/03/2018 biaya listrik air telepon produksi 120,000 2,980,000
6 25/03/2018 biaya bensin 100,000 2,880,000
7 31/03/2018 bayar karyawan tetap 250,000 2,630,000
8 31/03/2018 penjualan ke Mirota 2,630,000
197 kaos polos @Rp 25.000 4,925,000 7,555,000
9 31/03/2018 pembayaran piutang ali 5 kaos polos @Rp 25.000 125,000 7,680,000

BUKU PEMBANTU BANK


Debet Kredit Saldo
No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 02/03/2018 Mendapat pinjaman bank 10,000,000 10,000,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


BUKU PERSEDIAAN BAHAN BAKU
No Tgl Uraian Jumlah barang Harga satuan Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp) Saldo (Rp)
1 02/03/2018 Pembelian kaos 100m 10,000 1,000,000 1,000,000
2 12/03/2018 Pemakaian 80m 10,000 800,000 200,000
3 12/03/2018 Kain kaos 1000m 9,338 9,337,500 9,537,500

BUKU BIAYA PRODUKSI

No Tgl No. Bukti Uraian Rp


1 10/03/2018 Biaya karyawan produksi (BTKL) 500,000
2 12/03/2018 Biaya listrik air telepon produksi (BOP) 120,000
3 12/03/2018 BTKL untuk produksi - 500,000
4 12/03/2018 BOP untuk produksi - 120,000
-

BUKU BIAYA NON PRODUKSI

No Tgl No. Bukti Uraian Rp


1 25/03/2018 Biaya bensin 100,000
2 31/03/2018 Biaya karyawan tetap 250,000
350,000

BUKU PERSEDIAAN BAHAN BAKU TIDAK LANGSUNG

No Tgl Uraian Jumlah barang Harga satuan Pembelian Pemakaian Saldo (Rp)
1 03/03/2018 Pembelian benang 20 roll 20,000 400,000 400,000
2 12/03/2018 Pemakaian 80 roll 20,000 200,000 200,000

BUKU INVENTARIS

No Tgl Uraian Total (Rp)


1 01/01/2018 Modal awal peralatan 5,000,000
2 01/03/2018 Modal awal mesin jahit 10,000,000
3 31/03/2018 Akumulasi penyusutan peralatan - 83,000
4 31/03/2018 Akumulasi penyusutan mesin jahit - 166,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


BUKU BARANG DALAM PROSES

No Tgl Uraian Jumlah barang Harga satuan Pembelian Pemakaian Saldo (Rp)
1 12/03/2018 Pemakaian
- Kain kaos 80m 10,000 1,000,000 1,000,000
- Benang 100 roll 20,000 500,000 500,000
BTKL, BOP dibebankan 120,000 120,000
2 25/03/2018 230 kaos (kain kaos, BTKL, BOL 80m 10,000 1,000,000
dibebankan) -
100 roll 20,000 500,000
120,000

BUKU PENJUALAN TUNAI

No Tgl Uraian Jenis Barang Jumlah Harga satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 31/03/2018 Penjualan ke toko Mirota Kaos polos 197 25,000 4,925,000

BUKU PENJUALAN KREDIT

No Tgl Nama Barang Jumlah Barang Harga satuan (Rp) Total (Rp)
1 27/03/2018 Penjualan konsumen Ali kaos polos 5 25,000 125,000

BUKU PIUTANG USAHA

Berkurang Saldo
No Tgl Uraian Bertambah (Rp)
(Rp) (Rp)
1 27/03/2018 Penjualan konsumen Ali kaos polos 125,000 125,000
2 31/03/2018 Dibayar konsumen Ali kaos polos 125,000 -

BUKU UTANG BANK

Pemasukan Pengeluaran Saldo


No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 02/03/2018 Utang bank 10,000,000 10,000,000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


BUKU UTANG USAHA

Pemasukan Pengeluaran Saldo


No Tgl Uraian
(Rp) (Rp) (Rp)
1 12/03/2018 Utang usaha 9,337,500 9,337,500

BUKU PERSEDIAAN BARANG JADI KAOS POLOS

Harga Pokok kaos Debet


No Tgl Uraian Jumlah
satuan Rp
1 25/03/2018 Menerima kaos polos 230 7,043 1,620,000
2 27/03/2018 Terjual kaos polos - 5 7,043 - 35,217
3 31/03/2018 Kaos polos - 197 7,043 -1,387,568
Sisa barang 28 21,130 197,215

BUKU HPP

Harga Total
No Tgl Uraian Jumlah
Rp Rp
1 27/01/2018 Kaos polos 5 7,043 35,217
2 31/01/2018 Kaos polos 197 7,043 1,387,568
Total 1,422,785

Harga pokok kaos satuan (lihat pada Buku Harga Pokok Dalam Proses)

Biaya bahan baku Rp 1.000.000

Biaya tenaga kerja langsung Rp 500.000

Biaya overhead pabrik Rp 120.000

Total HPP Rp 1.620.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


HPP per kaos = Total HPP : Jumlah kaos polos yang jadi

= Rp 1.620.000 : 230 kaos polos

= Rp 7.043, 49

HPP terjual 202 (lihat jumlah terjual di buku penjualan tunai dan kredit) = 202 barang yang
terjual x harga pokok Rp 7.043, 49 = Rp 1.422.785

BUKU MODAL

No Tgl Uraian (Rp)


1 01/03/2018 Modal awal mesin jahit 5,000,000
2 01/03/2018 Modal peralatan 5,000,000
3 31/03/2018 Modal mesin jahit 10,000,000
Total Modal 20,000,000

Modal akhir = Total Modal + Laba

= Rp 20.000.000 + Rp 3.028.215

= Rp 23.028.215

3. Tahap Ketiga : Membuat Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang dibuat minimal pada UMKM adalah laporan laba rugi, laporan
posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan

UMKM KONVEKSI MAWAR


LAPORAN LABA RUGI
Untuk Periode Berakhir Maret 2018

Pendapatan (penjualan tunai + Kredit)

Pendapatan usaha Rp 5.050.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


HPP (Rp 1.422.785)

Laba kotor Rp 3.627.215

Beban

Beban non produksi Rp 350.000

Beban penyusutan peralatan Rp 83.000

Beban penyusutan mesin Rp 166.000

Jumlah beban Rp 599.000

Laba bersih 31 Maret 2018 Rp 3.028.215

1. Laporan Posisi Keuangan

UMKM Konveksi Mawar


Laporan Posisi Keuangan
Untuk Periode Berakhir Maret 2018
ASET
Kas 7.680.000
Bank 10.000.000
Persediaan bahan baku 9.537.500
Persediaan bahan baku
tidak langsung 200.000
Persediaan bahan jadi 197.215
Total Aset Lancar 27.614.715
Peralatan 4.917.000
Mesin Jahit 9.834.000
Total Aset Lancar 14.751.000
TOTAL ASET 42.365.715
LIABILITAS
Utang usaha 10.000.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Utang bank 9.337.500
Total Liabilitas 19.337.500
EKUITAS
Modal 23.028.215
Total Ekuitas 23.028.215
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 42.365.715

2. Catatan atas Laporan Keuangan


UMKM Perlu membuat CALK yang memuat:
a. suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan ED SAK
EMKM;
b. ikhtisar kebijakan akuntansi;
c. informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting
dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan
keuangan.

Jenis informasi tambahan dan rincian yang disajikan bergantung pada jenis kegiatan
usaha yang dilakukan oleh entitas. Catatan atas laporan keuangan disajikan secara
sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap akun dalam laporan keuangan
merujuk-silang ke informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Pengertian perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang kegiatan utamanya


mengolah bahan mentah (bahan baku) menjadi barang jadi kemudian menjual barang
jadi tersebut. kegiatan ini sering disebut proses produksi, contoh: usaha kue, usaha
konveksi, usaha mebel. Tidak seperti pengecer, produsen memiliki tiga kategori
inventory unik: Bahan Baku/raw materials, Barang dalam Proses/Work in Process,
dan Barang Jadi/Finished Goods.
2. Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi barang,
biaya ini terdiri dari 3 yaitu:
a. Biaya bahan baku, yaitu biaya bahan utama untuk membuat barang. Bahan baku
dibedakan menjadi dua sifat, yaitu:
✓ Bahan baku langsung, yaitu bahan yang akan menjadi bagian dari barang hasil
produksi. Contoh dari hal ini adalah pembuatan baju. Bahan langsung dalam
pembuatan baju ini adalah kain.
✓ Bahan baku tidak langsung, yaitu bahan yang berperan dalam pembuatan
barang produksi, tetapi wujudnya tidak langsung terlihat pada barang yang
dihasilkan. Contoh dari hal ini adalah pembuatan baju, contoh bahan tidak
langsung adalah benang untuk menjahit dan kancing Sebagai aksesoris baju.
b. Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) adalah biaya karyawan yang langsung
berhubungan dengan pembuatan barang
c. Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya selain bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung yang mempunyai kaitan dengan produksi barang misalnya biaya
bahan penolong (bahan penolong juga merupakan bahan yang diperlukan untuk
proses produksi, tetapi hanya dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi saja.
Bedanya dengan bahan tak langsung adalah jika bahan tak langsung tidak
tersedia, maka proses produksi bisa terganggu sedangkan jika bahan penolong
yang tidak tersedia, proses produksi barang masih bisa dilakukan yang
menyebabkan penurunan kualitas barang. Contoh: jika Anda membuat ayam
goreng tepung, contoh bahan baku yang diperlukan adalah ayam, tepung, bumbu

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


dan minyak goreng dan bahan penolongnya adalah tisu untuk mengelap minyak
dan koran Sebagai alas untuk mendinginkan sebelum dibungkus). BOP yang lain
adalah biaya listrik untuk produksi, biaya reparasi, dan pemeliharaan mesin, biaya
tenaga kerja tidak langsung.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd


Edition. JWS. New Jersey. Chapter 5
2. V. Wiratna Sujarweni. Akuntansi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), Chapter
VIII
3. Garrison, Nooreen, Brewer (2013). Akuntansi Manajerial. Edisi 14. Penerbit Salemba
Empat. Bab 3.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 8
Inventories

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Menjelaskan konsep dan metode yang berkaitan dengan persediaan dan kecurangan serta
pengendalian internal.

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Classifying inventory

2. Determining inventory quantities

3. Inventory costing

4. Statement Presentation and Analysis

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Classifying Inventory

Persediaan diklasifikasikan sesuai dengan karakteristik perusahaan, apakah perusahaan


dagang atau perusahaan manufaktur.

Merchandising Inventory

Yaitu persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dagang (merchandising company).

Karakteristik utama dari persediaan ini adalah:

1) Dimiliki oleh perusahaan


2) Dalam bentuk yang siap untuk dijual kepada konsumen
3) Diklasifikasikan dalam satu kategori yaitu merchandise inventory

Manufacturing Inventory
Yaitu persediaan yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur (manufacturing company)
Karakteristik dari persediaan ini adalah:
1) Beberapa jenis inventory belum siap untuk dijual kepada customer. Inventory
ini terdiri dari:
a. Raw material inventory: bahan dasar yang akan digunakan untuk
produksi
b. Work in process: barang belum selesai diproduksi
c. Finished goods inventory: yaitu barang yang telah selesai diproduksi
dansiap untuk dijual
2) Dalam laporan keuangan disajikan secara detail sehingga pembaca
laporankeuangan dapat memperoleh pemahaman mengenai rencana produksi
perusahaan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Inventory System

Sistem yang dipakai dalam inventory terdiri dari periodic system dan perpetual system.
Namun apa pun inventory system yang dipakai oleh perusahaan, perusahaan harus melakukan
perhitungan fisik persediaan untuk menentukan jumlah persediaan akhir pada akhir periode
akuntansi.

1) Perpetual System
Dalam perpetual system, perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan
pada akhir periode untuk:
✓ Mengecek keakuratan pencatatan persediaan menggunakan perpetual
✓ Menentukan jumlah inventory yang hilang karena rusak atau dicuri baik oleh
pelanggan maupun karyawan.

Dalam perpetual system, Cost of Good Sold (COGS) diperoleh setiap terjadi transaksi
penjualan.

2) Periodic System
Pada periodic system, perusahaan melakukan perhitungan fisik persediaan pada akhir
periode untuk:
✓ Menentukan saldo akhir persediaan secara fisik pada akhir periode
✓ Menentukan “cost of Goods Sold” pada periode tersebut.

sedangkan pada periodic system, COGS diperhitungkan di akhir periode.

Berikut ini adalah contoh perbandingan jurnal pada perpetual dan periodic inventory
system:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Perbedaan yang mencolok adalah pada jurnal pembelian dan penjurnalan COGS pada
transaksi penjualan. Pada penghitungan COGS/Inventory sistem periodik dilakukan pada
akhir periode sedangkan untuk sistem perpetual dilakukan setiap ada transaksi
penjualan/pembelian.

Determining Inventory Quantities

Dalam menentukan kuantitas persediaan yang dimiliki oleh perusahaan, maka ada 2 hal yang
harus diperhatikan, yaitu:

1. Menghitung fisik persediaan yaitu dengan melaksanakan aktivitas penjumlahan,


penimbangan, pengukuran persediaan yang ada di gudang dan tempat penyimpanan
lain.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Menentukan kepemilikan barang, apakah terdapat barang dalam tempat penyimpanan
perusahaan yang bukan milik perusahaan dan apakah terdapat barang perusahaan
yanglokasinya tidak dalam tempat penyimpanan perusahaan.
a. Goods in transit
Barang yang tidak ada di gudang atau tempat penyimpanan milik perusahaan
namuntelah merupakan barang milik persediaan karena masih dalam
perjalanan (dalam truk,kereta api, kapal, atau pesawat) pada akhir periode.
Perusahaan harus menyertakan barang dalam perjalanan ini sebagai komponen
persediaan akhir. Dalam menentukan goods in transit harus diperhatikan syarat
penjualannya;
i. FOB (free on board) shipping point, yaitu kepemilikan berpindah saat
penjual menyerahkan barang kepada pengangkut.
ii. FOB destination, yaitu kepemilikan berpindah saat barang telah
sampai kegudang pembeli.

b. Consigned goods
Barang konsinyasi (consigned goods) adalah barang yang ada dalam gudang
perusahaan namun bukan milik perusahaan karena merupakan barang titipan.
Barang konsinyasi ini dikecualikan dalam perhitungan persediaan akhir.

Inventory Costing

1. Persediaan dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang


tersebutsampai barang tersebut siap untuk dijual.
2. Selain itu, perusahaan harus menentukan berapa biaya yang harus diakui pada saat
barang tersebut dijual (cost of goods sold/harga pokok penjualan).
3. Persediaan mungkin diperoleh dengan berbagai macam harga, sehingga untuk
menentukan harga pokok penjualan dapat ditentukan dengan cara:
i. Spesifik identification. Perusahaan dapat mengidentifikasi harga perolehan
barang yang hendak dijual tersebut. Hal ini dimungkinkan apabila
perusahaan hanya mempunyai persediaan yang relatif sedikit, tidak
bermacam-macam dan unik, dan harganya relatif tinggi, misalnya untuk
penjualan barang-barang antik.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ii. Menggunakan asumsi arus biaya. Terdapat tiga macam asumsi arus biaya
yaitu:
a. First In First Out (FIFO)
b. Last In First Out (LIFO)
c. Average cost
Penggunaan arus biaya ini tidak berhubungan dengan perpindahan fisik barang.
Sebagai ilustrasi, digunakan periodic inventory system.
Data dari Houston Electronics adalah sebagai berikut:

COGS Houston Electronics adalah:


(beginning inventory + purchases) – ending inventory

Untuk menentukan harga per unit dari 550 tergantung dari asumsi arus biaya yang ditentukan
oleh manajemen.
• FIFO
FIFO mengasumsikan bahwa barang yang dibeli pertama adalah barang yang pertama
kali dijual. Sehingga berdasarkan FIFO, barang yang dijual sebanyak 550 tersebut
mempunyai harga masing-masing:
􀀹100 unit dengan harga per unit $10
􀀹200 unit dengan harga per unit $11
􀀹250 unit dengan harga per unit $12
Total COGS adalah $6,200
Saldo ending inventory $5,800

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


• LIFO
Last In First Out mengasumsikan bahwa barang yang dibeli terakhir adalah yang
pertama kali dijual. Berdasarkan LIFO, barang yang dijual sebanyak 550 tersebut
masing-masing adalah:
􀀹400 unit dengan harga per unit $13
􀀹150 unit dengan harga per unit $12
Total COGS adalah $7,000
Saldo ending inventory $5,000

• Average cost
Average cost method mengalokasikan harga pokok ke COGS dan persediaan akhir
secara rata-rata. Dalam kasus di atas, total cost of goods available for sale adalah
$12,00 dan total units-nya 1,000 units. Dengan demikian, harga pokok per unit
berdasarkan average cost adalah $12.
COGS sebesar 550 x $12 yaitu $6,600
Ending inventory 450 x $12 yaitu $5,400

Statement Presentation and Analysis

Laporan Keuangan dan Efek dari metode arus barang:

Manajemen boleh memilih metode inventory dalam laporan keuangannya. Alasan


manajemen lebih memilih suatu metode dari metode yang lain bervariasi. Beberapa alasannya
antara lain:
✓ Efek pada laporan laba rugi
Penggunaan metode arus biaya yang berbeda akan menghasilkan laba/rugi perusahaan
yang berbeda, seperti terlihat di bawah ini:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Dalam ekonomi yang mengalami inflasi, penggunaan metode FIFO akan
menghasilkan net income yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode lainnya.
Dengan demikian perusahaan akan membayar pajak penghasilan perusahaan lebih
besar dibandingkan menggunakan metode lainnya. Sedangkan LIFO dalam periode
inflasi diyakini akan mengurangi kemungkinan perusahaan melaporkan profit di atas
kertas sebagai laba ekonomi.

✓ Efek pada neraca


Manfaat utama penggunaan metode FIFO dalam periode inflasi adalah persediaan
akhir dalam neraca disajikan pada biaya kini (current cost), sedangkan metode LIFO
sebaliknya, merupakan kelemahan karena akan mengalokasikan persediaan akhir
dalam neraca secara kurang saji (understated) dari current cost-nya.

✓ Efek perpajakannya
Dari tiga metode di atas, metode yang menghasilkan efek pajak paling besar adalah
metode FIFO, sedangkan metode LIFO menghasilkan net income paling kecil
sehingga pajak yang dibayarkan menjadi lebih kecil dibandingkan metode yang lain.

Penggunaan metode arus biaya


• Perusahaan harus memilih dan menggunakan metode arus biaya persediaan ini secara
konsisten agar laporan keuangan dapat diperbandingkan.
• Perubahan diperbolehkan dengan catatan perubahan tersebut diyakini dapat
menyajikan informasi yang lebih andal dan relevan kepada pengguna laporan
keuangan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Monitoring Inventory
Investasi perusahaan dalam persediaan biasanya besar, dan mungkin terdiri dari banyak
barang dagangan yang dapat dengan mudah dicuri dan dijual kembali. Jika persediaan
sebagian besar berisi bahan mentah, melacaknya penting untuk memastikan bahwa proses
produksi yang menggunakannya tidak akan kekurangan bahan. Ini berarti perlu menerapkan
serangkaian kontrol, baik untuk mencegah pencurian atau untuk memastikan bahwa operasi
manufaktur tidak kekurangan input. Kontrol internal utama untuk inventory adalah:

a. Pagar dan kunci gudang. Kontrol inventaris yang paling penting hanyalah mengunci
gudang. Ini berarti pemilik usaha perlu membangun pagar di sekitar inventory dan
mengunci gerbang, dan hanya mengizinkan personel yang berwenang masuk ke
gudang.
b. Mengatur inventory. Dasar fundamental untuk pengendalian internal persediaan barang
dagangan adalah memberi nomor pada semua lokasi, mengidentifikasi setiap item
inventory, dan melacak item-item ini berdasarkan lokasi.
c. Hitung semua inventory yang masuk. Jangan hanya menerima informasi dari pemasok
bahwa kuantitas yang tertera pada pengiriman adalah benar. Hitung persediaan sebelum
mencatatnya saat diterima. Ini mencegah kesalahan dimasukkan ke dalam catatan
inventaris.
d. Periksa inventory yang masuk. Verifikasi bahwa semua inventaris yang masuk adalah
jenis yang benar dan tidak rusak. Semua barang yang gagal dalam pemeriksaan harus
dikembalikan sekaligus, dan staf bagian hutang memberitahu bahwa barang yang
dikembalikan tidak boleh dibayar.
e. Beri tag semua inventory. Setiap sisa persediaan di gudang harus diidentifikasi dengan
tag, yang menyatakan nomor bagian, deskripsi, satuan ukuran, dan kuantitas. Jika tidak,
item persediaan pasti akan salah diidentifikasi.
f. Pisahkan inventory milik pelanggan. Jika ada inventory di lokasi yang dimiliki
pelanggan, staf gudang kemungkinan akan menghitungnya seolah-olah itu milik
perusahaan, jadi siapkan prosedur untuk memberi label barang-barang ini sebagai milik
pelanggan ketika mereka tiba, dan pisahkan dalam satu bagian terpisah dari gudang.
g. Standarisasi pencatatan untuk pengambilan inventory. Saat item diambil dari rak di
gudang, untuk digunakan di area produksi atau untuk dijual ke pelanggan, miliki

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


prosedur standar untuk mencatat pengambilan segera setelah mereka meninggalkan
gudang (yang lebih mudah jika ada pagar gudang , dan inventory hanya dapat melewati
satu gerbang yang dikendalikan).
h. Tanda tangani untuk semua inventory dihapus dari gudang. Jika barang inventaris
dikeluarkan dari gudang karena alasan di luar proses pengambilan normal, mintalah
orang tersebut menghapus tanda inventaris untuk dipindahkan, sehingga ada catatan
siapa yang bertanggung jawab.
i. Audit bill of material. Bill of material adalah catatan bagian-bagian yang digunakan
untuk membangun suatu produk. Tagihan bahan digunakan untuk mengambil barang
dari stok, jadi jika tagihannya salah, pemetik akan menarik jumlah yang salah dari
gudang. Hal ini membutuhkan audit berkala untuk setiap tagihan, serta akses hanya
kata sandi ke catatan tagihan material dalam sistem komputer.
j. Lacak daftar permintaan tambahan dan pengembalian . Jika staf produksi meminta
tambahan suku cadang, atau mengembalikan jumlah berlebih ke gudang, maka ada
kesalahan dalam catatan pengambilan (mungkin dalam bill of material, seperti yang
baru saja disebutkan).
k. Lakukan tinjauan inventaris usang secara berkala. Gudang pada akhirnya dapat menjadi
penuh oleh persediaan usang yang tidak dapat digunakan, yang membutuhkan biaya
penyimpanan yang tinggi dan juga mengganggu komponen yang diperlukan dalam
produksi. Diperlukan papan peninjau bahan yang secara berkala memeriksa catatan
inventaris untuk menentukan barang mana yang harus dijual atau dihilangkan.
l. Staf gudang perlu berkala menghitung dari sebagian kecil inventory dan selidiki serta
perbaiki kesalahan yang ditemukan. Hal ini secara bertahap meningkatkan akurasi
catatan inventory.
m. Selidiki catatan inventory saldo negatif. Jika pencatatan akuntansi menunjukkan adanya
persediaan negatif, maka jelas terdapat cacat transaksi yang menyebabkan saldo
negatif. Ini adalah target utama untuk investigasi mendetail.
n. Catat transaksi dalam bentuk memo. Membuang barang bekas saja tanpa dilakukan
pencatatan memo secara sistem akuntansi masih menganggap item yang dihapus masih
tersedia, sehingga akan melebih-lebihkan jumlah inventory secara administrasi. Untuk
itu perlu adanya prosedur untuk melacak memo secara teratur.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Analysis of Inventory
Inventory turnover ratio
Inventory turnover ratio adalah rasio yang menunjukkan perputaran inventory
dalamsuatu periode (dalam tahun). Perhitungan Inventory Turnover Ratio adalah
sebagaiberikut:

Inventory turnover ratio yang tinggi (days in inventory rendah) menunjukkan


bahwaperusahaan mempunyai investasi minimal pada persediaan. Walaupun
inventory turnover ratio yang tinggi menunjukkan efisiensi, namun jika terlalu tinggi
juga mengindikasikan bahwa perusahaan dapat saja kehilangan kesempatan menjual
lebih besar karena kekurangan persediaan. Jika pelanggan kecewa karena tidak ada
persediaan, besar kemungkinan pelanggan akan berpindah ke competitor.

Analyst’s adjustment for LIFO Reserves


Perusahaan yang menggunakan metode LIFO harus menyajikan pula informasi
tentang perbedaan saldo persediaan dalam neracanya jika ia menggunakan FIFO,
Perbedaan antara saldo persediaan menggunakan LIFO dengan jika perusahaan
menggunakan FIFO disebut LIFO Reserve’s.
LIFO Reserve’s sangat membantu bagi para analyst keuangan untuk
memperbandingkan laporan keuangan perusahaan satu dengan yang lain ketika
perusahaan-perusahaan tersebut menggunakan arus biaya persediaan yang berbeda-
beda.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Contoh Soal:

Soal 1

Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada tanggal 31 Desember 2018
sehubungan dengan saldo persediaan barang dagangan dan hitunglah berapa besarnya harga
pokok penjualan serta laba kotor, apabila metode penilaian persediaan yang digunakan adalah
metode FIFO (first in, first out) sedangkan metode pencatatannya adalah periodic/physical
inventory system. Berikut ini adalah data yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan.
1. Persediaan awal 1 Januari sebanyak 15.200 unit @Rp 3.000
2. Pembelian tanggal 5 Februari sebanyak 44.000 unit @Rp 3.100
3. Pembelian tanggal 9 Juli sebanyak 55.000 unit @Rp 3.200
4. Pembelian tanggal 8 Desember sebanyak 26.800 unit @Rp 3.250
5. Penjualan selama tahun 2018 adalah 125.000 unit @Rp 4.640
6. Retur penjualan yang terjadi dalam tahun 2018 adalah 1.600 unit @Rp 4.640
7. Potongan pembelian yang diperoleh selama tahun 2018 sebesar Rp 9.000.000
8. Ongkos angkut masuk yang dikeluarkann selama tahun 2018 sebesar Rp 9.000.000

JAWABAN

Income Summary 45.600.000

Merchandise Inventory 45.600.000

Merchandise Inventory 57.200.000

Income Summary 57.200.000

Sales Revenue:

Sales 580.000

Sales returns (7.434)

Net sales 572.576

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Cost of Goods Sold:

Merchandise Inventory (beginning)

Purchases 399.500

Purchase Discounts (9.000)

Net purchases 390.500

Freight in 9.000

Cost of Goods Purchased 399.500

Cost of Goods Available for Sale 445.100

Merchandise Inventory (ending) (57.200)

Cost of Goods Sold 387.900

Gross profit 184.676

SOAL 2

Berikut ini merupakan transaksi jual beli yang dilakukan oleh PD. PALUGADA selama
Bulan Juni 2019. Sistem pencatatan barang dagangan yang digunajan adalah sistem
perpetual.

8 Juni Dibeli barang dagangan dari PD. Palugada sebanyak 10 unit dengan harga @Rp
2.000.000, syarat 2/10, n/30 FOB shipping point. Dibayar ongkos angkut oleh PD.
Palugada sebesar Rp 500.000

9 Juni Dijual barang dagangan senilai Rp 10.000.000 kepada PD. Casablanca dengan
syarat 1/15, n/30 FOB shipping point. Dibayar ongkos angkut oleh PD. Palugada
sebesar Rp 350.000. Harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp 7.500.000.

11 Juni Dikembalikan Sebagian barang dagangan kepada PD. Palugada atas pembelian
barang dagangan yang telah dilakukan pada tanggal 8 Juni yang lalu sebesar Rp
5.200.000 karena rusak.

15 Juni Dijual abrang dagangan kepada PD. Calasca sebesar Rp 27.550.000 dengan syarat
1/10, n/60 FOB destination point. PD Palugada membayar ongkos angkut sebesar
Rp 750.000. harga pokok barang yang dijual adalah sebesar Rp12.000.000

17 Juni Dilunasi utang usaha yang timbul atas transaksi pembelian barang dagangan secara

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


kredit yang telah dilakukan pada tanggal 8 Juni yang lalu.

18 Juni Diterima pengembalian Sebagian barang dagangan dari PD. Casablanca atas
transaksi penjualan barang dagangan yang telah dilakukan pada tanggal 9 Juni yang
lalu karena rusak sebesar Rp 3.000.000. Harga pokok barang yang dikembalikan
adalah sebesar Rp 2.250.000

23 Juni Diterima pembayaran dari PD. Casablanca atas transaksi penjualan barang
dagangan yang telah dilakukan pada tanggal 9 Juni yang lalu.

Diminta: buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas pada
pembukuan PD. Palugada selama Bulan Juni 2018.

JAWABAN

8 Juni Merchandise Inventory 20.000.000


Account payable 20.000.000
Merchandise Inventory 500.000
Cash 500.000

9 Juni Account receivable 10.350.000


Sales 10.000.000
Cash 350.000

11 Juni Account payable 5.200.000


Merchandise Inventory 5.200.000
15 Juni Account receivable 27.550.000
Sales 27.550.000
Freight out 750.000
Cash 750.000
Cost of Goods Sold 12.000.000
Merchandise Inventory 12.000.000

17 Juni Account payable 14.800.000


Cash 14.504.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Merchandise Inventory 296.000
18 Juni Sales return 3.000.000
Account receivable 3.000.000
Merchandise Inventory 2.250.000
Cost of Goods Sold 2.250.000
Cash 7.280.000
Sales discounts 70.000
Account receivable 7.350.000

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan jumlah persediaan yaitu: (1)


melakukan perhitungan fisik persediaan, (2) menentukan status kepemilikan atas
barang: barang konsinyasi (consignment) dan barang dalam perjalanan (in transit).
2. Dasar utama akuntansi untuk inventory adalah biaya/harga pokok (cost). Yang
dimaksud dengan cost adalah semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan
barang tersebut sampai barang tersebut siap untuk dijual. Cost of goods available for
sale adalah jumlah darisaldo persediaan awal dan harga pokok pembelian. Terdapat
tiga metode arus biayapersediaan yaitu FIFO, LIFO, dan average cost
3. Harga pokok barang tersedia untuk dijual dapat dialokasikan untuk harga pokok
penjualan dan persediaan akhir dengan identifikasi secara khusus atau dengan metode
yang didasarkan pada arus biaya yang diasumsikan. Ketika harga menaik, metode
FIFO menghasilkan COGS yang rendah dan net income yang tinggi dari pada metode
LIFO. Ketika harga barang turun akan terjadi sebaliknya. Hal tersebut mengakibatkan
LIFO akan menghasilkan pajak perusahaan yang lebih rendah dari pada FIFO
4. Inventory turnover ratio adalah rasio yang menunjukkan tingkat peruputaran
inventory suatu perusahaan. Rasio ini dihitung dengan cara membagi COGS dengan
rata-rata inventory. Turnover rasio yang tinggi menunjukkan bahwa manajemen
menjaga tingkat persediaannya rendah.
5. LIFO reserve merupakan perbedaan antara persediaan akhir menggunakan LIFO
dengan persediaan akhir jika perusahaan tersebut menggunakan FIFO. Untuk
beberapa perusahaan, perbedaan ini dapat menjadi signifikan dan memungkinkan
kesalahan kesimpulan dalam penggunaan current ratio dan inventory turnover ratio.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd


Edition. JWS. New Jersey. Chapter 6

2. https://www.accountingtools.com/articles/2017/5/8/inventory-
controls#:~:text=A%20company's%20investment%20in%20inventory,not%20run%2
0short%20of%20materials.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 9
Fraud and Internal Control

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dan metode yang berkaitan dengan persediaan dan
kecurangan serta pengendalian internal (LO3).

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

- Fraud and Internal Control


- Cash Receipts Control
- Cash Disbursement Controls
- Control Features: Use of a Bank
- Reporting Cash

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Usaha kecil dan menengah paling rentan terhadap penipuan karena mereka seringkali tidak
memiliki kontrol internal yang efektif yang berujung dengan usaha akan mengalami kerugian
dan terancam tutup. Namun dengan menghilangkan peluang dan motivasi aktivitas
kecurangan seperti penipuan, pencurian, usaha perlu memiliki sistem untuk mencegah
kesalahan dan mengidentifikasi kesalahan dengan cepat. Materi ini akan membahas mengenai
pemilik usaha kecil melihat secara kritis bisnis mereka dan memeriksa apakah prosedur
mereka meminimalkan risiko secara memadai dan mempromosikan praktik terbaik dalam
perusahaan. Bisnis kecil memiliki sumber daya yang terbatas, dan pemilik harus aktif dan
waspada dalam melindungi sumber daya tersebut. Kontrol internal yang baik membantu
usaha mengelola sumber daya dan memastikan operasi yang efisien dan efektif.

Bisnis kecil dikenal memiliki kontrol internal yang lemah dan materi ini bertujuan untuk
memfokuskan perhatian pemilik pada apa yang harus dicari saat mengulas bisnis. Pemilik /
manajer memegang kunci untuk memerangi kegagalan pengendalian internal dan harus
memperhatikan konsep dan masalah pengendalian internal untuk memaksimalkan potensi
bisnis dan meminimalkan risiko penipuan, kesalahan dan kerugian.

Fraud and Internal Control

Fraud dalam akuntansi adalah tindakan tidak jujur yang dilakukan oleh pegawai
untukmemperoleh keuntungan pribadi dan kerugian bagi pemberi kerja. Contohnya: kasir
menggelapkan uang kas untuk keperluan dirinya.

Tiga faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya fraud dikenal dengan fraud triangle,
yaitu:
a. Opportunity (kesempatan)
Seseorang melakukan fraud karena ada kesempatan untuk melakukannya.
b. Financial Pressure (tekanan keuangan)
Karyawan melakukan fraud karena mempunyai masalah keuangan dan terbelit hutang
c. Rationalization (rasionalisasi)

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Karyawan merasionalisasi tindakan fraud misalnya mereka berpikir bahwa
merekadibayar rendah, sedangkan perusahaan memperoleh banyak laba.

Sarbanes Oxley Act


Sarbanes Oxley Act tahun 2002 adalah suatu peraturan yang mengatur bahwa perusahaan
public di US harus membangun dan memelihara pengendalian intern yang memadai.

Pengendalian Intern
Pengendalian intern adalah semua metode dan ukuran yang diadopsi dalam suatu organisasi
yang tujuannya adalah untuk:
1. Mengamankan asset perusahaan dari pencurian, perampokan, dan penggunaan yangtidak
diotorisasi.
Pengendalian ini bertujuan untuk melindungi aset fisik dan non fisik serta meminimalkan
kerugian baik dari internal maupun eksternal usaha. Aset fisik termasuk uang tunai,
saham dan peralatan, dan aset non-fisik dapat mencakup debitur, intelektual properti atau
daftar pelanggan. Jenis teknik pengendalian yang digunakan untuk melindungi aset
meliputi:
a. Keamanan fisik, seperti mengunci tempat, kantor pribadi, lemari arsip dan brankas,
dll.
b. Menggunakan kamera keamanan.
c. Membatasi akses ke area dan database.
d. Menetapkan dan mengubah kata sandi komputer, kode akses dan kombinasi aman
secara teratur.
e. Menghindari memberikan kendali total kepada satu karyawan atas proses utama.
f. Memastikan hutang dagang didukung oleh faktur (asli) yang dinaikkan dengan
benar.
g. Memastikan ada pemeriksaan independen pada proses dan prosedur.
h. Memiliki firewall dan perangkat pelindung pada sistem komputer.
i. Memiliki pedoman yang jelas tentang penggunaan pribadi atas aset.
j. Memastikan pengawasan manajemen yang tepat.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Memastikan informasi keuangan akurat dan dapat diandalkan
Pengendalian internal mendukung pengumpulan informasi yang benar untuk manajemen
dan laporan keuangan. Banyak keputusan didasarkan pada informasi dalam laporan ini,
jadi informasi yang akurat sangat penting.
Ketika laporan keuangan disiapkan dan disajikan, pengguna, termasuk regulator,
berasumsi:
✓ Semua aset dan liabilitas benar-benar ada.
✓ Catatan mencakup keseluruhan aktivitas dan lengkap.
✓ Semua kewajiban, hak dan kewajiban disertakan.
✓ Semua jurnal telah dialokasikan ke akun yang benar.
✓ Semua informasi yang relevan telah diungkapkan.
Daya tahan finansial suatu bisnis bergantung pada pelaporan yang andal dan tepat waktu
tentang kabar baik dan buruk. Jenis kontrol yang digunakan untuk memastikan informasi
keuangan yang akurat dan andal meliputi:
a. Menugaskan tanggung jawab kepada siapa yang dapat membuat atau mengubah catatan
keuangan.
b. Penomoran dokumen, seperti cek, secara berurutan untuk menghindari duplikasi.
c. Rekonsiliasi akun secara teratur.
d. Kontrol otomatis, seperti rentang tanggal yang valid atau batas nilai mata uang.
e. Perbandingan antara angka yang dianggarkan dan angka aktual.
f. Pemisahan tugas.
g. Prosedur otorisasi pembayaran.
h. Pemeriksaan independen.
i. Pemeriksaan validasi.
j. Laporan pengecualian.
k. Tingkat otoritas yang disetujui.
Bisnis yang sangat kecil mungkin mempertanyakan perlunya kontrol internal atau
menganggapnya hanya berguna di perusahaan yang lebih besar bisnisnya, namun, banyak
kontrol yang dapat dimodifikasi untuk bisnis kecil. Bahkan seorang operator tunggal dapat
melakukan rekonsiliasi secara teratur rekening koran dan buku cek mereka atau cek anggaran

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


terhadap aktual. Pengamatan pribadi dan pemeriksaan rutin dapat mendeteksi kesalahan
sebelum berdampak pada bagian bisnis lainnya.
3. Memastikan kepatuhan dengan semua persyaratan keuangan dan operasional
Bisnis memiliki banyak kewajiban kepatuhan dan perlu memastikannya dipenuhi.
Beberapa contoh kontrol yang digunakan untuk memastikan kepatuhan meliputi:
a. Memberikan tanggung jawab kepada individu untuk memenuhi persyaratan
tertentu, seperti petugas keselamatan atau pemadam kebakaran
b. Pengendalian fisik untuk mencegah kecelakaan.
c. Memproses keluhan pelanggan secara adil dan tepat waktu.
d. Proses umpan balik/feedback staf.
e. Prosedur yang didokumentasikan dengan baik.
f. Pelaksanaan audit rutin.

4. Dan umumnya membantu dalam mencapai tujuan bisnis


Tanpa informasi keuangan yang akurat, pengambilan keputusan menjadi sangat sulit dan
bisnis akan menderita. Pengendalian internal membantu memastikan informasi keuangan
akurat dan tepat waktu, sehingga manajer dan pemilik dapat mengambil keputusan yang
benar untuk memenuhi tujuan dan sasaran bisnis. Pengendalian internal lainnya juga
memastikan bisnis memenuhi tujuannya. Beberapa contoh pengendalian sumber daya
manusia meliputi:
a. Melakukan pemeriksaan riwayat pekerjaan pada staf baru untuk memastikan
mereka memiliki kualifikasi penting.
b. Memastikan pelatihan yang benar untuk staf telah diberikan.
c. Supervisi staf yang tepat.
d. Pemeriksaan polisi dan kebangkrutan dapat dilakukan jika sifat pekerjaannya
membutuhkannya.

Komponen pengendalian internal menurut COSO terdiri dari:


a. Lingkungan Pengendalian
yaitu bagaimana manajemen membentuk nilai-nilai danintegritas perusahaan.
b. Penaksiran risiko

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


yaitu bagaimana perusahaan mengidentifikasi, menganalisa, dan mengelola faktor-
faktor yang menimbulkan risiko bagi bisnis perusahaan.

c. Pengendalian aktivitas
yaitu bagaimana manajemen mendesain kebijakan, aturan,dan prosedur untuk
memastikan aktivitas-aktivitas telah dilaksanankan untukmencapai tujuan perusahaan
dan mengurangi risiko terjadinya fraud.
d. Informasi dan Komunikasi
yaitu bahwa pengendalian intern harus memastikanbahwa informasi dan struktur
komunikasi telah didesain sedemikian sehinggainformasi dan komunikasi
tersampaikan dengan baik, baik internal maupun eksternal
e. Pemantauan
yaitu bahwa pengendalian intern harus dipantau secara periodik untukmemastikan
bahwa pengendalian intern tersebut cukup untuk perusahaan. Kelemahanpengendalian
intern dilaporkan ke top manajemen untuk ditindaklanjuti.

Prinsip-prinsip yang ada dalam pengendalian intern adalah:


1. Penetapan tanggung jawab dan wewenang
Tanggung jawab dan wewenang harus ditetapkan dengan jelas agar pengendalian
efektif.
Penetapan tanggung jawab meliputi otorisasi dan persetujuan transaksi
2. Pemisahan tugas
Pemisahan tugas dan wewenang yang baik, adalah memisahkan antara:
✓ Pihak yang dapat mengotorisasi transaksi
✓ Pihak yang bertanggung jawab terhadap fisik aset
✓ Pihak yang bertangggung jawab terhadap pencatatan akuntansi
Segregation of duties yang baik juga termasuk aktivitas pembandingan antara data
dalam catatan dan asset secara fisik secara periodik, contohnya rekonsiliasi
bank,perhitungan persediaan pada periode tertentu untuk dibandingkan dengan
catatan, dsb.
3. Dokumentasi prosedur

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


✓ Dokumen yang dapat menyediakan bukti bahwa transaksi benar terjadi
✓ Dokumen sebaiknya prenumbered
4. Pengendalian fisik, mekanis, dan elektronik
✓ Pengendalian fisik untuk mengamankan asset
✓ Pengendalian mekanis dan elektronik selain untuk mengamankan asset jugauntuk
memastikan keakuratan dan keandalan catatan akuntansi.
5. Verifikasi Independen
Verifikasi internal yang independen meliputi review, perbandingan, dan
rekonsiliasidata yang disiapkan oleh karyawan.
✓ Verifikasi dilakukan secara periodik
✓ Verifikasi dilakukan oleh karyawan yang independen
✓ Perbedaan atau selisih yang ditemukan dilaporkan ke pihak yang
bertanggungjawab
✓ Pada perusahaan yang besar dilakukan oleh internal auditor
6. Pengendalian yang lain:
✓ Mengasuransikan karyawan yang memegang dana
✓ Merotasi karyawan dan memberikan cuti pada karyawan

Keterbatasan Pengendalian intern:


• Pengendalian intern hanya memberikan keyakinan memadai (reasonable
assurance)bukan mutlak bahwa asset perusahaan aman dan catatan akuntansi akurat
dan reliable
• Komponen manusia merupakan hal yang penting dalam pengendalian
intern.Pengendalian intern tidak dapat mencegah kesalahan yang timbul karena
kelelahan,kecerobohan, dan lain-lain.
• Ukuran bisnis:semakin kompleks bisnis membutuhkan pengendalian intern
yangsemakin rumit.

Konsekuensi pengendalian internal yang buruk


1. Kecurangan/Penipuan (Fraud)

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Penipuan dapat dilakukan oleh individu, sejumlah staf dan / atau pihak eksternal. Namun
penipuan tidak terjadi dalam ruang hampa, penipuan terjadi karena adanya
persepsi bahwa ada kemungkinan untuk menghindari penangkapan.

2. Keputusan buruk untuk bisnis


Tidak merekonsiliasi rekening bank secara teratur dapat mengakibatkan pengeluaran
berlebihan dan kekurangan uang tunai secara tiba-tiba, yang bahkan dapat
menyebabkannya kebangkrutan atau kesulitan keuangan

3. Keputusan yang salah dibuat oleh orang yang tidak memiliki perlengkapan untuk
menghadapi suatu situasi
Orang-orang tanpa izin dapat mengizinkan pembayaran uang tunai kecil tanpa mengikuti
prosedur dan berakhir dengan pencairan uang tunai untuk pengeluaran non-bisnis atau
tidak memiliki tanda terima yang sesuai untuk tujuan perpajakan.

4. Tidak mengambil tindakan yang tepat pada waktunya untuk memperbaiki kesalahan
Contohnya adalah kegagalan mengambil tindakan untuk mengumpulkan dana ketika
faktur dibayar dua kali.

5. Tidak mengalokasikan sumber daya bisnis dengan benar atau sangat efisien
Kesalahan/kecurangan dapat dicegah dan dihindari jika prosedur kerja lebih jelas dan lebih
teliti

Untuk mengurangi kecurangan, pemilik bisnis harus ingat bahwa penipuan membutuhkan
dua elemen untuk berhasil – peluang dan motivasi. Jadi, untuk mencegah kecurangan agar
berhasil kita perlu memahami kedua elemen ini. Pemilik bisnis harus menerima bahwa
kecurangan bisa terjadi dalam bisnis jika pemilik tidak waspada.
Sekali lagi, budaya dan lingkungan yang pemilik usaha siapkan dalam bisnis sangat penting
untuk mengurangi penipuan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Kecurangan internal
Anda harus memastikan bahwa, jika memungkinkan, Anda menghilangkan godaan - kontrol
internal yang kuat sangat penting untuk ini.
Pertimbangkan:
✓ Opportunity /Kesempatan untuk mendapatkan umpan balik positif dan negatif dari dan
ke staf Anda. Staf ingin merasa bahwa pendapat mereka tentang nilai dan kerja keras
mereka diakui.
✓ Reward/Beri penghargaan kepada staf secara adil - staf yang tidak puas
mengembangkan motivasi yang lebih kuat untuk melakukan penipuan jika mereka merasa
demikian diperlakukan tidak adil.
✓ Check/Periksa semua riwayat kerja dan belajar untuk melihat apa yang tertulis 'yang
tersirat' atau sepertinya dihilangkan. Staf dapat mengulang perilaku tertentu.
✓ Segregation/Pemisahan tugas penting di semua bidang bisnis Anda - pisahkan hak asuh
aset fisik dari akuntansi untuk mereka.

Cash Receipts Control


Kas merupakan asset yang likuid, sangat mudah untuk digelapkan, dicuri,
dandisalahgunakan. Selain itu volume transaksi yang terkait dengan kas sangat besar
sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja
terhadap kas.
Pengendalian atas penerimaan kas
✓ Kasir merupakan karyawan yang diberi tanggung jawab untuk memegang uang
✓ Pemisahan tugas diperlukan yaitu pihak yang menerima kas, mencatat
penerimaantersebut, dan menyimpan kas
✓ Dokumentasi yang penting untuk penerimaan kas misalnya remittance advise,
cashregister tapes, dan deposit slip
✓ Pengendalian fisik: kas disimpan di bank atau brankas terkunci, penggunaan cash
register
✓ Mengasuransikan pemegang kas, harus cuti secara periodik, dan verifikasi periodik

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Area penerimaan kas menjadi sasaran umum bagi karyawan untuk melakukan kecurangan
karena siap dan sifat yang tersedia dari metode pembayaran, serta kesulitan mencocokkan
uang tunai dengan transaksi tertentu.

Cash Disbursement Controls

Pengendalian atas pengeluaran kas:

Kas dikeluarkan untuk membayar beban/biaya dan utang atas pembelian aset perusahaan

✓ Penggunaan system voucher


Voucher system adalah system pengeluaran kas yang melibatkan beberapa pihakuntuk
otorisasi dan persetujuan sehingga dapat meyakinkan bahwa pengeluaran kastersebut
sah dan proper.
✓ Electronic funds transfer (EFT) adalah pemindahan dana atara beberapa pihak
tanpamenggunakan dokumen dalam bentuk kertas (paperless) misalnya check, deposit
slip,dll. Dana ditransfer secara elektronik menggunakan kabel, telepon, telegraf
ataucomputer dari satu lokasi ke lokasi lain.
✓ Penggunaan petty cash (kas kecil)
Petty cash fund digunakan untuk pembayaran biaya-biaya perusahaan yang relative
kecil, yang tidak praktis untuk dibayarkan menggunakan cek atau transfer.
Misalnyapembelian kopi, teh, dan gula untuk karyawan, snack rapat, dan sebagainya.

Uang tunai dan kemudahan akses menjadi masalah. Pengendalian yang efektif akan
mengurangi risiko penyalahgunaan di area ini dan poin-poin berikut harus dipertimbangkan.

✓ Apakah semua pembayaran kecuali uang tunai kecil dilakukan dengan cek?
✓ Apakah cek sudah diberi nomor sebelumnya dan semua nomor sudah dihitung?
✓ Apakah semua cek dicatat saat dikeluarkan?
✓ Apakah semua cek yang tidak digunakan dilindungi, dengan akses terbatas? Adalah
pelindung cek mekanis yang digunakan untuk menulis jumlah sebagai tindakan
pencegahan terhadap perubahan?
✓ Apakah cek yang dibatalkan disimpan dan dipotong?

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


✓ Apakah semua cek ditandatangani oleh pemiliknya? Ada berapa penandatangan cek?
Apakah orang yang paling banyak mengajukan faktur juga cek penandatangan?
✓ Jika cap tanda tangan digunakan, apakah itu sepenuhnya di bawah kendali pemiliknya?
✓ Apakah dokumen pendukung, faktur diproses, menerima laporan dan pesanan pembelian
disajikan dengan cek dan ditinjau oleh pemilik sebelum cek ditandatangani?
✓ Apakah dokumen pendukung untuk cek dibatalkan dengan benar untuk menghindari
pembayaran ganda?
✓ Apakah cek yang dibayarkan dengan uang tunai dilarang?
✓ Apakah cek yang ditandatangani dikirim oleh orang lain selain orang yang menulis cek?
✓ Apakah rekening koran dan cek yang dibatalkan:
- diterima langsung oleh pemiliknya?
- Ditinjau oleh pemilik sebelum diberikan kepada pemegang buku?
✓ Apakah rekonsiliasi bank sudah disiapkan:
- bulanan untuk semua akun?
- oleh orang lain selain orang yang diberi wewenang untuk menandatangani cek atau
menggunakan plat tanda tangan jika orang lain dari pada pemiliknya?

Control Features: Use of a Bank

Penggunaan bank
➢ Penggunaan jasa perbankan untuk transaksi pengeluaran kas sangat
membantuterciptanya pengendalian intern yang baik.
➢ Perusahaan akan memperoleh laporan bank (bank statement) setiap akhir bulan
atastransaksi-transaksi yang telah terjadi dalam bulan tersebut, namun dengan kaca
matabank (kebalikan dari perusahaan). Hal-hal yang terdapat dalam bank statement
adalah:
✓ Seluruh check yang dibayarkan dan pengurangan lainnya
✓ Seluruh deposit / setoran yang terjadi dan penambahan dana lainnya.
✓ Saldo akhir setiap periode
✓ Karena antara bank dan perusahaan mempunyai catatan sendiri-sendiri,
makakemungkinan terdapat perbedaan anatara catatan bank dan catatan perusahaan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Oleh karena itu, setiap akhir periode dilakukan rekonsiliasi antara catatan perusahaan
dancatatan bank disebut dengan rekonsiliasi bank. Perbedaan tersebut dapat terjadi
karena:
✓ Perbedaan waktu pencatatan.
Misalnya check untuk membayar beban telahdicatat oleh perusahaan namun
belum dicatat oleh bank karena pemegang cekbelum meng-uangkannya. Atau
penerimaan uang telah dicatat oleh perusahaannamun belum dicatat oleh bank
karena belum disetorkan (masih di tangan kasir)
✓ Kesalahan (error)
Kesalahan pencatatan baik oleh bank maupun olehperusahaan.
✓ NSF (not sufficient fund) yaitu suatu check tidak bisa dibayarkan oleh bankkarena
saldo rekening pihak terkait tidak cukup untuk membayar check tersebut.
✓ Prosedur rekonsiliasi bank
✓ Dapatkan saldo kas menurut bank dan menurut catatan perusahaan pada
akhirperiode

✓ Deposit in transit. Deposit in transit adalah setoran/penambahan kas yang


telahdicatat oleh perusahaan namun belum disetorkan. Bandingkan seluruh
setoranyang dicatat oleh perusahaan dengan yang dicatat oleh bank pada
periodetersebut dan pada periode yang lalu. Tentukan deposit in transitnya.

✓ Outstanding check. Outstanding check adalah check yang telah dicatat


sebagaipengeluaran oleh perusahaan namun belum diuangkan oleh pemegang
checksehingga bank belum mencatat. Bandingkan seluruh check yang terdapat
dalamlaporan bank dengan outstanding check yang terdapat dalam
rekonsiliasisebelumnya dan dalam catatan perusahaan. Perbedaannya kemungkinan
adalahoutstanding check.
✓ Errors atau kesalahan. Temukan dan daftar kesalahan pencatatan yang terjadibaik
pada catatan perusahaan maupun bank.
✓ Telusuri bank memoranda (memo bank) dan temukan jika terdapat NSF
check,penagihan piutang perusahaan oleh bank, dll.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Jurnal-jurnal terkait dengan rekonsiliasi bank:

a. Penagihan note receivable oleh bank


Asumsikan bahwa bunga sebesar $50 belum dicatat dan fee penagihan dibebankan
keMiscellaneous expense.

b. Mencatat kesalahan yang terjadi


Pemeriksaan atas jurnal-jurnal pengeluaran kas menunjukkan bahwa check no
443merupakan pembayaran kredit kepada andrea Company, supplier. Jurnal
koreksinyaadalah sebagai berikut:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


c. NSF Check. NSF check menjadi account receivable kembali pada depositor.

d. Bank Service Charge. Untuk mencatat biaya administrasi bank yang biasanya
belumdicatat oleh perusahaan. Oleh perusahaan akan dicatat dalam Miscellaneous
Expense

Soal 2
Informasi berikut tersedia untuk McCarthy Corp. pada tanggal 30 Juni:
a. Saldo kas seperti yang dilaporkan pada laporan bank tanggal 30 Juni adalah $5,654,98.
b. McCarthy melakukan setoran $865 pada 30 Juni yang tidak termasuk dalam bank
statement.
c. Perbandingan antara cek yang dibatalkan dikembalikan dengan rekening koran dan catatan
McCarthy menunjukkan bahwa dua cek belum dikembalikan ke bank untuk pembayaran.
Jumlah dari dua cek tersebut adalah $ 236,77 dan $116,80.
d. Akun Kas di pembukuan perusahaan melaporkan saldo pada tanggal 30 Juni sebesar
$4.165,66.
e. McCarthy menyewa beberapa ruang penyimpanan berlebih di salah satu gudangnya, dan
penyewa membayar sewa bulanannya langsung ke bank untuk disimpan di rekening
McCarthy. Pernyataan bank menunjukkan bahwa setoran $1.500 dilakukan selama bulan
Juni.
f. Bunga yang diperoleh dari rekening koran dan ditambahkan ke rekening McCarthy selama
bulan Juni adalah $11.75.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


g. Biaya layanan bank adalah $15 untuk bulan Juni seperti yang dilaporkan pada laporan
bank.
h. Perbandingan antara cek yang dikembalikan dengan laporan bank dan catatan perusahaan
mengungkapkan bahwa cek yang ditulis oleh perusahaan sebesar $56 dicatat oleh
perusahaan secara keliru sebagai cek untuk $560.

Diminta:
Siapkan rekonsiliasi bank untuk bulan Juni dalam format yang baik.

JAWABAN

McCarthy Corp.
Bank Reconciliation
June 30

Balance per bank statement, June 30 $5,654.98


Add: Deposit in transit 865.00
Deduct: Outstanding checks: $236.77
116.80 (353.57)
Adjusted balance, June 30 $6,166.41
Balance per books, June 30 $4,165.66
Add: Tenant’s rent collected by bank $1,500.00
Interest earned on checking account 11.75
Error in recording check 504.00 2,015.75
Deduct: Bank service chargers (15.00)
Adjusted balance, June 30 $6,166.41

Reporting Cash

a. Kas dilaporkan dalam neraca dan laporan arus kas.


b. Pada neraca, kas menunjukkan saldo kas pada akhir periode pelaporan

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


c. Laporan arus kas menunjukkan ringkasan kas masuk dan penggunaannya pada
periodetertentu.
d. Cash dapat berupa uang koin, uang kertas, checks, money order, saldo rekening di
bank,deposit.
e. Cash terdiri dari cash on hand, cash in bank, dan petty cash
f. Beberapa perusahaan menggunakan istilah cash and cash equivalents dalam
laporannya.
g. Yang dimaksud cash equivalents adalah investasi yang sangat likuid dan dalam
jangkawaktu yang pendek. Likuid berarti dapat dikonversi dalam bentuk kas dengan
cepat.Sedangkan jangka waktunya pendek artinya mempunyai jatuh tempo yang
relativependek sehingga nilai pasarnya tidak terpengaruh oleh perubahan interest
rates.
h. Saldo negative pada kas disajikan dalam akun current liabilities
i. Restiricted cash adalah saldo kas yang tersedia hanya untuk digunakan untuk
tujuantertentu
✓ Kas yang dibatasi penggunaannya ini harus disajikan terpisah sebagai
restrictedcash
✓ Jika restricted cash hendak digunakan dalam jangka waktu yang kurang
darisetahun, penyajiannya adalah dalam current asset
✓ Sedangkan yang akan digunakan dalam jangka panjang, penyajiannya dalam non
current assets.

Managing and monitoring cash


• Treasurer/bendahara merupakan pihak yang bertugas untuk mengelola kas
perusahaan.
• Perusahaan dapat meningkatkan efisiensi pengelolaan kasnya dengan lima
prinsippengelolaan kas:
o Meningkatkan kecepatan untuk menagih piutang
o Menjaga agar tingkat inventory rendah
o Menunda pembayaran kewajiban sampai pada saat jatuh tempo
o Perencanaan yang baik untuk pengeluaran biaya yang besar

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


o Menginvestasi kas yang idle.

Cash budget

Kas sangat penting dan perencanaan akan kebutuhan kas merupakan kunci keberhasilan
suatuperusahaan. Perencanaan kas atau cash budget menunjukkan perencanaan cash flows
dalam duaatau tiga periode. Cash budget terdiri dari:

1) Penerimaan kas – merupakan penerimaan kas yang diharapkan diperoleh


perusahaan daripendapatan utamanya yaitu dari penjualan dan penagihan piutang,
dan pendapatanlainnya seperti pendapatan bunga, dividends, penerimaan kas hasil
penjualan asset tetap,investasi dan penerbitan saham sendiri.
2) Pengeluaran kas – menunjukkan rencana pengeluaran kas perusahaan untuk
pembayaran bahan baku, tenaga kerja, overhead, beban administrasi dan
penjualan, pajak, dividend,dan asset tetap.

3) Pembiayaan – menunjukkan rencana pembiayaan yang akan dilakukan


perusahaan,perkiraan hutang yang dapat diperoleh dan bagaimana pembayaran
utang dan bunga atasutang tersebut.

Penyusunan cash budget harus dilakukan dalam periode yang berurutan, karena setiap cash
budget saldo kas awal diperoleh dari saldo kas akhir periode sebelumnya. Data penyusunan
cash budget diperoleh dari budget lain dan informasi-informasi yang diperoleh dari
manajemen.

Operation of the petty cash fund


Metode petty cash fund melibatkan tiga tahapan:

1. Pembentukan dana
a. Tahapan pembentukan dana terdiri dari dua langkah penting yaitu
i. Penunjukkan pengelola petty cash yang akan bertanggung jawab
terhadappetty cash
ii. Penentuan besarnya dana yang akan dibentuk

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


b. Dana petty cash dibentuk dengan pengeluaran check dengan jumlah
yangditentukan.
c. Pada umumnya besarnya petty cash adalah jumlah pengeluaran dalam tiga
atauempat minggu
d. Ilustrasi: Laird companya memutuskan untuk membentuk petty cash
yangbesarnya adalah $100 pada tanggal 1 Maret, jurnal entry yang dibuat
adalah:

2. Pembayaran dari dana tersebut


a. Pemegang petty cash mempunyai otorisasi pemakaian petty cash
untukpembayaran beban sesuai dengan kebijakan manajemen
b. Bukti pengeluarannya disimpan dalam box petty cash sampai penggantian
dana.Jumlah dana yang ada dalam petty cash ditambah dengan total
buktipengeluarannya harus sesuai dengan dana petty cash awal.
c. Tidak ada jurnal yang dicatat pada tahapan ini
3. Penggantian dana
a. Ketika dana petty cash mencapai tingkat yang minimun, dilakukan
penggantiandana
b. Permintaan penggantian dana oleh pemegang petty cash dengan
menyiapkanringkasan pembayaran beban dan biaya yang telah terjadi
didukung dengan semuabukti pengeluaran yang ada kepada Bendahara.
Setelah disetujui oleh bendahara,bendahara kemudian mengeluarkan check
untuk penggantian dana
c. Semua bukti pengeluaran dicap “paid” agar tidak dapat diajukan
penggantiandana lagi menggunakan bukti tersebut.
d. Ilustrasi, pada tanggal 15 maret pemegang petty cash Laird Co
memintapenggantian sebesar $87 yang terdiri dari pengeluaran untuk materai

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


danperangko $44, perlengkapan kantor $38, dan beban lain-lain $5. Jumlah
danayang tersisa dalam petty cash $13

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

1. Fraud adalah tindakan tidak jujur yang dilakukan karyawan yang menghasilkan
keuntunganpribadi dan merugikan perusahaan. Segitiga fraud terdiri dari kesempatan,
tekanan keuangan,dan rasionalisasi. Pengendalian intern merupakan metode dan
prosedur yang diadopsiorganisasi untuk mengamankan assetnya dan mendorong
keakuratan dan keandalaninformasi keuangan yang dihasilkan, meningkatkan
efisiensi, dan menjamin kepatuhanterhadap hukum dan perundang-undangan.
2. Prinsip-prinsip pengendalian intern yaitu: penetapan tugas dan tanggung jawab,
pemisahantugas, prosedur pendokumentasian, pengendalian fisik, verifikasi internal
yang dindependen,dan pengendalian sumber daya manusia.
3. Penerapan pengendalian intern atas penerimaan kas meliputi: (1) penetapan personel
sebagaipemegang kas, (2) pemisahan tugas antara personel yang menerima kas,
mencatat kas, danmenyimpan kas, (3) prosedur dokumentasi penerimaan kas antara
lain remittance advices dandeposits slips, (4) penggunaan safe deposit dan bank untuk
penyimpanan kas dan membatasiaksesnya, (5) verifikasi secara periodik, (6)
background check dan perikatan dengankaryawan.
4. Penerapan pengendalian intern atas pengeluaran kas meliputi: (1) penetapan personel
sebagaibendahara untuk menandatangani pengeluaran check, (2) pemisahan tugas
antara yangmenyetujui pembayaran, yang melakukan pembayaran, dan yang mencatat
pembayaran, (3)menggunakan dokumen yang prenumbered, (4) menyimpan buku
check dan dokumenpenting lainnya pada tempat yang aman, (5) membandingkan
check dengan invoice yangsudah disetujui sebelum mengeluarkan check serta
melakukan rekonsiliasi bank secaraperiodik, (6) perikatan dengan karyawan,
mensyaratkan karyawan untuk mengambil cuti, danmelakukan background checks.
5. Dalam rekonsiliasi bank, yang perlu diperoleh adalah penentuan deposit in
transit,outstanding checks, dan kesalahan baik catatan perusahaan maupun bank, serta
informasibank dari bank memoranda
6. Cash disajikan pada current assets di neraca. Pada umumnya perusahaan menyajikan
kasbersama kas ekuivalen dalam seksi cash and cash equivalents.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


7. Prinsip-prinsip cash management: meningkatkan kecepatan penagihan piutang,
menjagatingkat persediaan yang rendah, memantau waktu pembayaran kewajiban,
merencanakanpengeluaran kas yang besar dengan baik, dan menginvest kas idle
8. Tiga komponen utama cash budget adalah penerimaan kas, pengeluaran kas,
danpembiayaan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd Edition. JWS. New
Jersey. Chapter 7

2. Internal controls for small business - CPA Australiahttps://www.cpaaustralia.com.au

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LECTURE NOTES

ACCT6384 – Accounting for Small


Medium Enterprise

Week 10
Financial Statement Analysis

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


LEARNING OUTCOMES

Mahasiswa dapat menganalisis kinerja perusahaan dengan menggunakan informasi yang


tercantum dalam laporan keuangan

OUTLINE MATERI

- Basics of Financial Statement Analysis

- Comparative Analysis (Horizontal and Vertical Analysis)

- Ratio Analysis

- Quality of Earnings

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


ISI MATERI

Laporan keuangan melaporkan transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi di dalam suatu
periode tertentu. Transaksi bisnis atau peristiwa ekonomi yang terjadi dituangkan dalam
bentuk angka-angka. Untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaannya, angka-
angka yang ada di dalam laporan keuangan akan menjadi lebih bermakna jika angka-angka
tersebut saling diperbandingkan.

Menganalisis laporan keuangan berarti mengevaluasi tiga karakter dari perusahaan:


likuiditasnya, profitabilitasnya dan solvabilitasnya. Beragam cara digunakan untuk
mengevaluasi pentingnya data laporan keuangan. Tiga cara yang umum digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Analisis horizontal, mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode


waktu tertentu
2. Analisis vertical, mengevaluasi data laporan keuangan dengan menyatakan setiap pos
dalam laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah yang akan menjadi dasar.
3. Analisis rasio, menyatakan hubungan di antara pos-pos yang dipilih dari data laporan
keuangan.

Analisis Horizontal
Analisis horizontal, yang juga disebut analisis tren (trend analysis) adalah sebuah teknik
untuk mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode waktu tertentu.
Tujuannya adalah untuk menentukan kenaikan atau penurunan yang telah terjadi. Perubahan
ini dapat dinyatakan dengan baik dalam jumlah maupun persentase.

Perubahan Sejak Jumlah Tahun ini - Jumlah Tahun Dasar


=
Periode Dasar
Jumlah Tahun Dasar

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Analisis Vertikal

Analisis vertical (vertical analysis), juga disebut analisis ukuran umum (common size
analysis), adalah sebuah teknik untuk mengevaluasi data laporan keuangan yang menyatakan
setiap pos dalam sebuah laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah dasar.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Penghitungan :

Tahun 2017

Intangible Assets : 15.000 / 1.835.000 x 100% = 0.8%

Plant Assets : 800.000/1.835.000 x 100% = 43,6%

Analisis Rasio

Rasio keuangan merupakan alat analisis laporan keuangan yang menghitung rasio dengan
menggunakan laporan keuangan yang berfungsi Sebagai alat ukur guna menilai kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis rasio (ratio analysis) menyatakan hubungan di
antara pos-pos tertentu dari data laporan keuangan. Sebuah rasio menyatakan hubungan
matematika antara kuantitas dengan yang lainnya. Hubungan tersebut dinyatakan dalam

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


bentuk persentase, tingkat atau proporsi sederhana. Untuk menganalisis laporan keuangan
utama, beberapa rasio dapat digunakan guna mengevaluasi likuiditas, profitabilitas dan
solvabilitas. Berikut akan dijelaskan pengertian dan contoh – contoh dari rasio profitabilitas,
rasio likuiditas dan rasio solvabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas yaitu rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam


memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio likuiditas
yang biasanya digunakan adalah rasio lancar (current ratio). Current Ratio adalah
rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi
liabilitas jangka pendek (short run solvency) yang akan jatuh tempo dalam waktu satu
tahun. Liabilitas lancar (current liabilities) digunakan sebagai penyebut
(denominator) karena mencerminkan liabilitas yang segera harus dibayar dalam
waktu satu tahun. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk
mensiagakan kas atau aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka
memenuhi beragam liabilitas jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan.
Semakin tinggi rasio likuiditas perusahaan maka dapat diintepretasikan semakin
tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Perusahaan yang dapat dengan segera memenuhi kewajiban keuangannya berarti
menandakan memiliki kinerja keuangan yang baik. Tingkat likuiditas yang tinggi
akan menunjukan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Kondisi keuangan yang kuat
akan mendorong perusahaan untuk mengungkap lebih banyak informasi sebagai
instrumen untuk meyakinkan para stakeholdernya.

Rasio likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Di satu sisi rasio likuiditas yang tinggi
menunjukan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini akan
cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak
luar. Tetapi di pihak lain, likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja
manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat likuiditas
di suatu perusahaan maka semakin baik pula perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajibannya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya atau utang jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi. Perusahaan
yang mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan
tersebut dalam keadaaan “likuid” serta memiliki alat pembayaran berupa aktiva lancar
yang lebih besar dari hutang lancar. Sebaliknya bila perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban utang jangka pendek berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “ilikuid.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang


jangka pendeknya. Terdapat beberapa rasio yang menggambarkan likuiditas
perusahaan diantaranya current ratio, quick ratio dan cash ratio. Beberapa contoh
rasio likuiditas diantaranya:

𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
a. Current ratio = 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka


pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimilikinya. Semakin tinggi
tingkat likuditasnya maka perusahaan semakin baik dalam memenuhi kewajibannya.
Jika hasil perhitungan rasio lancar sebesar 1,3 artinya UMKM memiliki aset lancar
sebanyak 1,3 kali dari total utang lancar, dengan kata lain setiap Rp 1 utang lancar
dijamin oleh 1,3 aset lancar

𝑐𝑎𝑠ℎ+𝑠ℎ𝑜𝑟𝑡−𝑡𝑒𝑟𝑚 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡𝑠+𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒 (𝑛𝑒𝑡)


b. Acid Test (Quick)Ratio = 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Dalam rasio ini persediaan barang dagang tidak dihitung meskipun termasuk dalam
aktiva lancar, karena persediaan dianggap sebagai aktiva lancar yang sulit diubah
menjadi kas. Agar lebih terlihat seberapa besar aset yang likuid untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek perusahaan.

𝑁𝑒𝑡 𝑐𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠


c. Account Receivable turnover = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑛𝑒𝑡 𝑎𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑎𝑏𝑙𝑒

Kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu.

𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑜𝑓 𝐺𝑜𝑜𝑑𝑠 𝑆𝑜𝑙𝑑


d. Inventory turnover = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam suatu periode
tertentu, atau likuiditas dari inventory dan tendensi untuk adanya overstock atau rata-
rata hari persediaan tersimpan pada Gudang hingga terjual dengan rumus:

365 𝑑𝑎𝑦𝑠
Days in inventory = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑡𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟

2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan


perusahaan guna menghasilkan laba. Rasio profitabilitas merupakan perbandingan
antara laba perusahaan dengan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk
memperoleh laba. Untuk sebagian besar dari rasio ini, memiliki nilai relatif tinggi
terhadap pesaing atau rasio yang sama dari periode sebelumnya merupakan indikasi
bahwa perusahaan baik-baik. Beberapa contoh rasio profitabilitas adalah profit
margin,return onasset dan return on equity.
Profitabilitas merupakan faktor yang membuat manajemen menjadi bebas dan
fleksibel untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham.
Hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan pertanggungjawaban sosial
adalah bahwa semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial. Dengan kepedulian terhadap masyarakat tersebut
maka diharapkan manajemen dapat membuat perusahaan menjadi profitable.
Profitabilitas adalah suatu kemampuan yang dimiliki setiap perusahaan dalam
menghasilkan laba atau keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Profitabilitas
merupakan salah satu dalam analisis rasio keuangan. Rasio profitabilitas (Profitability
Ratio) menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
Rasio laba umumnya diambil dari laporan keuangan laba rugi. Analisis profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba tergantung pada efisiensi
dan efektivitas pelaksanaan operasi, serta sumber daya yang tersedia untuk
melakukannya. Dengan demikian analisis profitabilitas secara umum memfokuskan
pada hubungan antara hasil operasi, seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi,

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


dan sumber daya yang tersedia bagi perusahaan, seperti yang dilaporkan dalam
neraca.
Profitabilitas merupakan ukuran penting yang sering dipakai investor dalam
pengambilan keputusan dalam membeli atau menjual saham suatu perusahaan dan
keputusan untuk memberikan pinjaman pada perusahaan. Perusahaan dengan
profitabilitas tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang
lebih terinci sebab mereka ingin meyakinkan investor dan kreditor terhadap
profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.
Profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba serta untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola
sumber-sumber yang dimilikinya.

Contoh – contoh rasio profitabilitas diantaranya:

a. Return on Assets (ROA)


Return on Assets atau disebut juga dengan rasio pengembalian atas aset
mencerminkan seberapa besar return yang dihasilkan atas setiap rupiah uang yang
ditanamkan dalam bentuk aset. Dalam hal ini ROA juga merupakan salah satu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam menghasilkan laba atas investasi yang telah
dilakukan oleh perusahaan. Pengambilan atas aset atau Return on Assets (ROA) ini
dapat diperoleh dengan cara:
𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
ROA = 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Contoh :

Jika nilai ROA sebesar 0,64%, diartikan bahwa setiap Rp1 total aset turut
berkontribusi menciptakan Rp0,64 laba bersih. Hal ini menunjukkan tingkat kesehatan
usaha cukup baik karena nilainya berada di bawah 1.

b. Net Profit Margin (NPM)


Net Profit Margin atau margin laba bersih mencerminkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan Net Income dari setiap penjualannya. Dengan demikian NPM
diperoleh dengan cara:

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒
NPM = 𝑁𝑒𝑡 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

3. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan membayar semua utang kepada pihak ketiga, pada
saat tanggal jatuh tempo, dengan perhitungan bahwa nilaiharta perusahaan lebih tinggi
daripada nilai semua kewajiban”. Struktur modal merupakan perbandingan atau proporsi dari
total hutang dengan modal sendiri dalam perusahaan. Keputusan struktur modal berkaitan
dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar, sangat
mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba
ditahan. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para
kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
meupakan utang bagi perusahaan.

Rasio utang dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar


semua utang-utangnya (baik hutang jangka pendek maupun utang jangka panjang)”.
Pembiayaan dengan utang, memiliki 3 implikasi penting yaitu:

(1) memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan
pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas,
(2) kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik, untuk memberikan margin
pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total
pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur;
(3) jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai
dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal
pemilik akan menjadi lebih besar. Akan tetapi, jika pengembalian yang diperoleh atas
investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibandingkan dengan bunga, maka
pengembalian atas modal pemilik semakin kecil.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang


jangka panjangnya. Dalam menghitung solvabilitas perusahaan dapat diukur, dengan rasio
times interest earned, debt to total assets, debt to tangible net worth ratio dan sebagainya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Beberapa contoh rasio solvabilitas diantaranya:

𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑓𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑎𝑛𝑑 𝑡𝑎𝑥


Times interest earned = 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

Bunga yang diperoleh (juga disebut interest coverage ratio) adalah rasio laba sebelum
bunga dan pajak ( EBIT ) bisnis terhadap beban bunga selama periode tertentu. Ini adalah
rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya.
Dengan rasio ini dapat juga digunakan untuk membandingkan kemampuan pembayaran utang
dari perusahaan.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
Debt to total assets =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Rasio ini dinyatakan dalam persentase, dan dapat diartikan sebagai proporsi aset
perusahaan yang dibiayai oleh utang. Semakin tinggi rasio ini semakin tinggi pula resiko
keuangan dalam perusahaan.

Debt to equity ratio adalah perhitungan lain yang menentukan utang jangka panjang
perusahaan. Debt to equity menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi semua utang-
utangnya menggunakan pendanaan yang berasal dari ekuitas. Debt to Equity Ratio (DER)
diperoleh dengan cara:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
DER =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

Summary of Ratio

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Contoh Soal:

Soal 1

Santo Groceries mengalami kebakaran pada tanggal 31 Desember 2017 yang menyebabkan
sebagian catatan keuangannya hancur namun telah mampu menyelamatkan beberapa catatan
dan telah memastikan saldo berikut.

December 31, 2017 December 31, 2016


Cash $ 30,000 $ 10,000
Accounts receivables (net) 84,000 126,000
Inventory 200,000 180,000
Accounts payable 50,000 90,000
Notes payable 30,000 60,000
Share capital – ordinary, $100 par 400,000 400,000
Retained earnings 130,000 101,000

Informasi tambahan:

1. Perputaran persediaan (inventory turnover) adalah 5 kali

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


2. Pengembalian ekuitas pemegang saham biasa (return on ordinary shareholders'
equity) adalah 18%. Perusahaan tidak memiliki premi saham.
3. Perputaran piutang (account receivable turnover) adalah 9,4 kali.
4. Pengembalian aset (ROA) adalah 16%.
5. Total aset pada tanggal 31 Desember 2016 adalah $ 585.000.

Diminta:

Hitunglah:

(a) Cost of goods sold for 2017.

(b) Net sales (credit) for 2017.

(c) Net income for 2017.

(d) Total assets at December 31, 2017.

JAWABAN

Cost of goods sold


(a) Inventory turnover = 5 =
 $200,000 + $180,000 
 
 2 

5 X $190,000 = Cost of goods sold

Cost of goods sold = $950,000.

Net sales(credit)
(b) Accounts receivable turnover =9.4 =
 $84,000 + $126,000 
 
 2 

9.4 X $105,000 = Net sales (credit) = $987,000

(c) Return on ordinary shareholders' equity = 18% =

Net income
 $400,000 + $130,000 + $400,000 + $101,000 
 
 2 

.18 X $515,500 = Net income = $92,790

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


$92,790[see(c) above]
(d) Return on assets = 16% =
Average assets

$92,790
Average assets = = $579,938
.16

Total assets (Dec.31, 2017) + $585,000


= $579,938
2

Total assets (Dec. 31, 2017) = ($579,938 X 2) – $585,000 = $574,876

Soal 2

Item berikut diambil dari laporan keuangan UD. Makmur Selalu, selama periode empat
tahun:

Item 2018 2017 2016 2015

Net Sales €750,000 €650,000 €600,000 €500,000

Cost of Goods Sold 540,000 460,000 420,000 400,000

Gross Profit €210,000 €190,000 €180,000 €100,000

Diminta:

Dengan menggunakan analisis horizontal dan 2015 sebagai tahun dasar, hitung persentase
tren untuk penjualan bersih, harga pokok penjualan, dan laba kotor. Jelaskan apakah tren
tersebut menguntungkan atau tidak menguntungkan untuk setiap item.

JAWABAN

Item 2018 2017 2016 2015

Net Sales 150% 130% 120% 100%

Cost of Goods Sold 135% 115% 105% 100%

Gross Profit 210% 190% 180% 100%

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Tren penjualan bersih meningkat dan menguntungkan. Tren harga pokok penjualan
meningkat yang mungkin tidak menguntungkan, tetapi penjualan meningkat setiap tahun
dengan kecepatan yang lebih cepat daripada harga pokok penjualan. Hal ini terlihat dengan
memeriksa persentase laba kotor, yang menunjukkan tren peningkatan yang menguntungkan.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


SIMPULAN

Menganalisis laporan keuanga berarti mengevaluasi tiga karakter dari perusahaan:


likuiditasnya, profitabilitasnya dan solvabilitasnya. Beragam cara digunakan untuk
mengevaluasi pentingnya data laporan keuangan. Tiga cara yang umum digunakan adalah
sebagai berikut:

1. Analisis horizontal, mengevaluasi serangkaian data laporan keuangan selama periode


waktu tertentu
2. Analisis vertical, mengevaluasi data laporan keuangan dengan menyatakan setiap pos
dalam laporan keuangan sebagai persentase dari jumlah yang akan menjadi dasar.
3. Analisis rasio, menyatakan hubungan di antara pos-pos yang dipilih dari data laporan
keuangan.

Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba perusahaan dengan investasi


atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba. Rasio profitabilitas ini juga
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan
penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Untuk sebagian besar dari rasio ini, memiliki
nilai relatif tinggi terhadap pesaing atau rasio yang sama dari periode sebelumnya merupakan
indikasi bahwa perusahaan baik-baik. Beberapa contohrasio profitabilitasadalahprofit
margin,return onassetdan return on equity.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka


pendeknya. Current Ratio adalah rasio yang biasa digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi liabilitas jangka pendek (short run solvency) yang akan jatuh tempo
dalam waktu satu tahun. Liabilitas lancar (current liabilities) digunakan sebagai penyebut
(denominator) karena mencerminkan liabilitas yang segera harus dibayar dalam waktu satu
tahun. Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mensiagakan kas atau
aset lain yang dapat segera diubah menjadi kas dalam rangka memenuhi beragam liabilitas
jangka pendek yang harus dipenuhi perusahaan. Semakin tinggi rasio likuiditas perusahaan
maka dapat diintepretasikan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendeknya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang
jangka panjangnya. Dalam menghitung solvabilitas perusahaan dapat diukur, dengan rasio
times interest earned, debt to total assets, debt to tangible net worth ratio dan sebagainya.

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise


DAFTAR PUSTAKA

1. Weygandt, Kimmel, Kieso. (2015). Financial Accounting, IFRS Edition. 3rd Edition. JWS. New
Jersey. Chapter 14

ACCT6384 – Accounting for Small Medium Enterprise

Anda mungkin juga menyukai