Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM
terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar. UMKM
juga merupakan pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia. Pemerintah dan pelaku
usaha harus menaikkan ‘kelas’ usaha mikro menjadi usaha menengah. Basis usaha ini juga
terbukti kuat dalam menghadapi krisis ekonomi. Usaha mikro juga mempunyai perputaran
transaksi yang cepat, menggunakan produksi domestik dan bersentuhan dengan kebutuhan
primer masyarakat. Pemerintah menyadari akan potensi UMKM tersebut, oleh sebab itu,
beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah mengambil kebijakan untuk meningkatkan kapasitas
usaha mikro dan kecil agar dapat naik kelas menjadi usaha menengah.
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20
Tahun 2008 tentang UMKM.1 Pasal 1 dari UU terebut, dinyatakan bahwa Usaha mikro
adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memiliki kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut.1 Usaha mikro adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usah
kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam
UU tersebut.2
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting di dalam
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara-negara sedang berkembang
(NSB), tetapi juga di negara-negara maju (NM). Di negara maju, UMKM sangat penting,
tidak hanya kelompok usaha tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan
usaha besar (UB), seperti halnya di negara sedang berkembang, tetapi juga kontribusinya
terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) paling besar
dibandingkan kontribusi dari usaha besar.3
Usaha kecil di Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan karena
pasar yang luas, bahan baku yang mudah didapat serta sumber daya manusia yang besar
merupakan variabel pendukung perkembangan dari usaha kecil tersebut akan tetapi perlu
dicermati beberapa hal seiring perkembangan usaha kecil rumahan seperti: perkembangan
usaha harus diikuti dengan pengelolaan manajemen yang baik, perencanaan yang baik akan
meminimalkan kegagalan, penguasaan ilmu pengetahuaan akan menunjang keberlanjutan
usaha tersebut, mengelola sistem produksi yang efisien dan efektif, serta melakukan
terobosan dan inovasi yang menjadikan pembeda dari pesaing merupakan langkah menuju
keberhasilan dalam mengelola usaha tersebut.

1
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), hal.17
2
Ibid hal.19
3
Ibid hal.1
Berikut adalah data UMKM di Indonesia dari tahun 2018 samapai dengan 2019

Sumber : Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia


Dari data di atas terlihat bahwa Indonesia memiliki 65,5 juta usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) pada 2019. Jumlah itu meningkat 1,98% dibandingkan pada 2018 yang
sebanyak 64,2 juta unit. Jika dirinci, maka jumlah usaha mikro pada 2019 mencapai 64,6
juta. Sebanyak 798,7 ribu unit Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia
meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat
menghimpun sampai 60,4% dari total investasi. Namun, tingginya jumlah UMKM di
Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan yang ada. 4. UMKM di Indonesia mengalami
penurunan yang signifikan, hal ini disebabkan beberapa hal dan salah satunya adalah sebagai
akibat dari Pandemi Covid-19 telah melanda banyak negara, termasuk Indonesia. Covid-19
telah menimbulkan dampak di berbagai sektor termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah
diantaranya yakni turunnya jumlah penjualan.
Dalam hal menangani gejolak tersebut pemerintah memiliki sejumlah program
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satunya adalah program Banpres Produktif
Usaha Mikro (BPUM). Berdasarkan Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No.6 Tahun 2020
dan Surat Edaran Kementerian Koperasi dan UKM No 267/SM/VIII/2020.5
Pemerintah pun berupaya menjaga daya tahan UMKM dan mendorong melalui berbagai
instrumen fiskal agar UMKM dapat bangkit kembali seusai pandemi Covid-19 karena jika
UMKM sudah menunjukkan geliat aktivitasnya, maka ekonomi nasional pun akan bangkit
Menyikapi tantangan yang luar biasa ini, Pemerintah hadir dengan berbagai kebijakan dan
instrumen untuk membantu usaha menengah kecil dan koperasi agar mereka tetap dapat
bertahan dan bahkan bangkit kembali. Berbagai kebijakan instrumen dan kehadiran
pemerintah ini diwujudkan di dalam paket program pemulihan ekonomi nasional atau PEN.
Dilansir dari Suara Riau.com Riau menerima BPUM bagi 341.695 pelaku usaha tercatat
sebagai peneriman terbanyak kedua di Sumatera, Penerima Bantuan Pelaku Usaha Mikro
(BPUM) Riau pada 2021 tercatat sebanyak 341.695 pelaku usaha. Bantuan tersebut berasal
dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah RI.
Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau.
Rokan Hilir yang merupakan daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis dengan luas
wilayah 8.881,59 Km2 dimana sebelah utara daerahnya berbatasan langsung dengan Propinsi
Sumatera Utara dan Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten
Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hulu, sebelah Timur berbatasan langsung dengan Kota
Dumai, dan sebelah Barat berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatera Utara.6 Dengan
letak geografis Kabupaten Rokan Hilir yang berbatasan langsung dengan daerah-daerah
strategis baik kabupaten bahkan propinsi yang menjadi arus lintas dan jalur keluar masuk
perdagangan,dan sektor Indusri serta Usaha kecil yang tentunya juga menggantungkan
usahanya dengan letak strategis daerah tersebut sehingga tentu akan sangat berdampak pada
pendapatan yang akan diperoleh.

4
https://ekon.go.id/publikasi/detail/2969/umkm-menjadi-pilar-penting-dalam-perekonomian-indonesia
5
https://kemenkopukm.go.id/uploads/laporan/1598606210_PERMENKUKM%20NO%206%20TAHUN%202020%2
0tentang%20BPUM.pdf
6
www.rohilkab.bps.go.id diakses pada tanggal 24 September 2021 pukul 14.47 WIB
Dengan latar belakang masalah di ataslah maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Program Bantuan Presiden Produktif Usaha Kecil
terhadap Eksistensi Usaha Mikro di Kabupaten Rokan Hilir di masa Pendemi Covid-19”

B. Identifikasi Masalah
Adapun Identifikasi masalahnya adalah:
1. Pendemi covid-19 membuat daya beli masyarakat menurun dan berdampak pada
eksistensi usaha mikro
2. Banyaknya usaha mikro yang tidak bisa Survive di masa Pendemi Covid-19
3. Kurangnya Sosialisasi dalam menyebarkan Informasi ke Pelaku Usaha mikro

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya adalah Apakah
program pemerintah bantuan produktif usaha mikro Berpengaruh terhadap eksistensi
usaha mikro di kabupaten Rokan Hilir di masa pendemi covid-19?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah program pemerintah bantuan produktif usaha mikro Berpengaruh
terhadap eksistensi usaha mikro di kabupaten Rokan Hilir di masa pendemi covid-
19?
2. Manfaat Penelitian

Adapun Penelitian ini berguna bagi:

1) Penulis, penelitian ini berguna sebagai wadah untuk mengaktualisasikan

kemampuan dan pengetahuan yang didapat selama mengikuti perkuliahan dan

sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas akhir serta memperoleh gelar

Megister Ekonomi (M.E) pada Pasaca Sarjana Universitas Sultan Syarif Kasim

Riau Program Studi Ekonomi Syariah Konsentrasi Ekonomi Syariah.

2) Penelitian lainnya, penelitian ini kiranya dapat memberikan sumbangan bagi

dunia praktisi ekonomi yang ada di Indonesia khususnya atau penelitian dalam
melakukan kajian-kajian yang berkaitan dengan program-program pemerintah

demi mensejahterakan masyarakat Indonesia

3) Pemerintah, penelitian ini kiranya dapat memberikan gambaran bagi pemerintah

kabupaten Rokan Hilir secara khusus dan pemerintah Indonesia pada umumnya

bagaimana evaluasi terhadap program sosial masyarakat yang telah dijalankan

supaya program yang dibuat dapat bermanfaat luas kepada masyarakat secara

maksimal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Terdahulu

B. Landasan Teori

1.Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang

mampumemperluas lapangan kerja, memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada

masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat,

mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional (Iman

dan Adi, 2009). Ada beberapa pengertian UMKM menurut para ahli atau pihak yang langsung

berhubungan dengan UMKM, antara lain : Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

UMKM memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan usaha milik

perorangan yang memenuhi kriteria yakni :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.50.000.000,-(lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,-(tiga ratus juta

rupiah).

2. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang

perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni :
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah)

sampaidengan paling banyak Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,-(tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,-(dua milyar lima ratus

juta rupiah).

3. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta`rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,-(sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,-(dua milyar lima

ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.50.000.000.000,- (lima puluh

milyar rupiah). Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM

berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki

jumlah tenaga kerja 5 orang sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah

merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 20 orang sampaidengan 99

orang.

Menurut Kementrian Keuangan Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni 1994 bahwa Usaha Kecil sebagai

perorangan/badan usaha yang telah melakukan kegiatan /usaha yang mempunyai

penjualan/omset per tahun setinggi-tingginya Rp. 600.000.000,-atau asset (aktiva)

setinggi-tingginya Rp.600.000.000.- (diluar tanah dan bangunan yang ditempati).


Contohnya Firma, CV, PT, dan Koperasi yakni dalam bentuk badan usaha. Sedangkan

contoh dalam bentuk perorangan antara lain pengrajin industri rumah tangga, peternak,

nelayan, pedagang barang dan jasa dan yang lainnya. Dari berbagai pendapat di atas,

pengertian UMKM dilihat dari berbagai aspek, baik dari segi kekayaan yang dimiliki

pelaku, jumlah tenaga kerja yang dimiliki atau dari segi penjualan/omset pelaku

UMKM.7

2. Program Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro

Program Banpres Usaha mikro adalah salah satu strategi pemerintah yang

bertujuan untuk membantu Usaha kecil untuk tetap bertahan di masa pendemi covid-

19.8

Informasi terkait Bantuan bagi Pelaku Usaha Mikro (BPUM) berdasarkan


Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No.6 Tahun 2020 dan Surat Edaran Kementerian
Koperasi dan UKM No 267/SM/VIII/2020

 BPUM diberikan kepada pelaku usaha mikro untuk menjalankan usaha di tengah krisis
akibar pandemi Covid-19 dalam rangka program PEN
 BPUM diberikan satu kali dalam bentuk uang sejumlah Rp 2.400.000,00 (dua juta
empat ratus ribu rupiah) untuk pelaku usaha mikro yang memenuhi kriteria tertentu
 Dana BPUM disalurkan langsung ke rekening penerima BPUM
 BPUM diberikan kepada pelaku usaha mikro yang tidak sedang menerima kredit atau
pembiayaan dari perbankan
 Persyaratan pelaku usaha mikro penerima BPUM:
o WNI
o memiliki NIK
o memiliki usaha mikro yang dibuktikan dengan surat usulan calon penerima
BPUM dari pengusul BPUM beserta lampirannya yang merupakan satu
kesatuan
o bukan ASN, TNI, Kepolisian, pegawai BUMN atau BUMD

7
Affiifi. Mayssara A. Abo Hassanin Supervised, “PENGEMBANGAN DANA BANTUAN UMKM (BANPRES)
DINAS KOPERASI KOTA MEDAN TERHADAP PENGUSAHA MIKRO KECIL DI KOTA MEDAN (STUDI
KASUS PARA PENGUSAHA MIKRO DI KECAMATAN MEDAN TIMUR) Dewi,” Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents (2014).
8
https://kemenkopukm.go.id/read/program-banpres-produktif-untuk-usaha-mikro
o tidak sedang menerima kredit atau pembiayaan dari perbankan dan KUR
o bagi pelaku usaha mikro yang memiliki KTP dan domisili usaha yang berbeda,
dapat melampirkan Surat Keterangan Usaha (SKU)
 Apabila kuota usulan pelaku usaha mikro sudah terpenuhi sejumlah 12.000.000(dua
belas juta) pelaku usaha mikro, maka pendataan akan langsung ditutup.
 Pengusul BPUM meliputi:
o Dinas Koperasi dan UKM provinsi/kabupaten/kota
o koperasi yang telah disahkan
o kementerian/lembaga
o perbankan dan perusahaan pembiayaan yang terdaftar di OJK
o lembaga penyalur program kredit pemerintah (BUMN/BLU)

Tahapan penyaluran:

 Pengusulan calon penerima


 pembersihan data dan validasi data calon penerima (dilakukan Kementerian Koperasi
dan UKM)
 penetapan penerima
 pencairan dana BPUM
 laporan penyaluran

Usulan calon penerima BPUM memuat data:

 NIK
 nama lengkap
 alamat tempat tinggal
 bidang usaha
 nomor telepon

Setelah data melalui proses pembersihan dan validasi oleh Kementerian Koperasi dan UKM,
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) akan menetapkan pelaku usaha mikro yang berhak
menerima BPUM dan mencarikan dana dengan :

 langsung ke rekening penerima BPUM; atau


 melalui bank penyalur BPUM

Bagi yang belum memiliki rekening, akan dibuatkan pada saat pencairan oleh bank
penyalur (BRI, BNI dan Bank Syariah Mandiri)
Tidak ada biaya administrasi dan pengembalian terhadap banpres produktif karena:

 banpres produktif untuk usaha mikro merupakan dana hibah, bukan pinjaman ataupun
kredit.
 penerima tidak dipungut biaya apapun dalam penyaluran banpres produktif untuk usaha
mikro

Cara pelaku usaha mikro mengetahui telah menerima banpres produktif adalah:

 penerima akan diinformasikan melalui pesan singkat (SMS) oleh bank penyalur

 setelah menerima SMS, penerima harus melakukan verifikasi ke bank penyalur yang
sudah ditentukan, agar dapat segera mencairkan dana yang sudah didapat

Berkas yang bisa diunduh:

 Peraturan Menteri Koperasi dan UKM No.6 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum
Bantuan untuk Pelaku Usaha Mikro.
 Surat Edaran Kementerian Koperasi dan UKM No 267/SM/VIII/2020. 9

9
https://www.ukmindonesia.id/baca-deskripsi-program/424
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dapat di golongkan sebagai penelitian lapangan(field researh)

dengan pendekatan kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menentukan ketentuan yang

mengenai apa yang ingin di ketahui.10

Penelitian ini di lakukan untuk melihat ada atau tidaknya, dan seberapa besar

ditemukannya pengaruh program bantuan produktif usaha mikro dalam

mempertahankan eksistensi usaha mikro di Kabupaten Rokan Hilir.

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan mengambil lokasi di

kabupaten Rokan Hilir provinsi Riau. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan

lebih mudah untuk jangkauan informasi dan pengumpulan data.

C. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 11 Populasi dalam penelitian ini

adalah pelaku usaha kecil yang menerima program bantuan produktif usaha Mikro.

10
S. Simargono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Reneka Cipta,2004),Cet Ke 4,
11
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis,(Bandung : CV. Alfabeta. 2009), H.119
2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada

pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.12

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Teknik Cluster Samplling,

yaitu digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber

data sangat luas.13 Penggunaan metode ini karena ketidak mungkinan untuk

menjangkau populasi yang luas dan biaya yang tinggi dan waktu yang terbatas.

Dalam menghitung besarnya sampel, peneliti menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh slovin sebagai berikut:

Rumus Slovin:
𝑁
n =𝑁(𝑑)2 +1

keterangan:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Nilai Presisi (0,1)

Jadi

49.5999
n= 49.599(0.1)²+1

49.599
496.99

n= 99,79

12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2018),
13
Sugiyono, 2018, Op.Cit. 83
Dengan menggunakan rumus diatas, dari populasi sebanyak 49.599, maka

diperoleh jumlah sampel sebanyak 99 orang. Dalam penelitian ini digunakan teknik

pengambilan sampel dengan metode Random Cluster sampling (sampel area secara

acak).

D. Jenis dan Sumber Data

Data adalah bahan keterangan tentang suatu objek penelitian yang diperoleh

dilokasi penelitian. Dalam penelitian ini jenis dan sumber data yang digunakan

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:14

1. Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan

atau yang memakai data tersebut. Data ini diperoleh melalui wawancara atau

kuesioner. Data ini bersumber dari Staff Dinas Koperasi dan UMKM kabupaten

Rokan Hilir.

2. Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung dikumpulkan oleh orang yang

berkepentingan dengan data tersebut. Data ini biasa sudah tersusun dan berbentuk

dokumen, misalnya: letak geografis, sejarah berdirinya Kabupaten Rokan Hilir dan

perkembangan UMKM di Indonesia.

E. Hipotesis Penelitian

Good dan Scates menyatakan bahwa hipotesis atau hipotesa adalah sebuah dugaan

atau refrensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan

fakta-fakta yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk dalam mengambil keputusan.15

14
Husein Umar, Metode Penelitian untuk Tesis dan Tesis Bisinis, (Jakarta: PT. Rajawali Pers, 2009), Ed. 2, h. 42.
15
Suharyadi dan Purwanto S.K, Statistik untuk Ekonomi dan Keuangan Modern, Edisi 2 (Jakarta: Salemba Empat,
2011), h. 81
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh serta hubungan yang positif antara

dua variabel atau lebih perlu dirumuskan suatu hipotesis. Dimana hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Maka berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis

dalam penelitian ini adalah:

1. H1: Program Bantuan Presiden Usaha Mikro (BPUM) berpengaruh secara signifikan

terhadap Eksistensi UMKM di kabupaten Rokan Hilir.

F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan kualitas data yang valid, maka data dikumpulkan melalui

instrument yang digunakan penulis dalam penelitian, yaitu :

a) Teknik Observasi (pengamatan). Observasi adalah pengamatan yang dilakukan

secara sengaja, sistematis, mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis

untu kemudian dilakukan pencatatan.16

b) Teknik Wawancara (interview). Wawancara, yaitu proses tanya-jawab dalam

penelitian yang berlangsung secara lisan dua orang atau lebih bertatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan.17

c) Angket/ Kuesioner adalah Angket, merupakan serangkaian daftar pertanyaan

yang disusun secara sistematis, kemudian diisi oleh responden (mustahik).

Setelah diisi, angket akan dikembalikan kepada petugas atau peneliti. Jumlah

angket yang disebarkan sesuai dengan sampel yang dibutuhkan. Teknik

16
Subagyo, P. Joko ,Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.63.

17
Narbuko, Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.70.
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat

pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk

dijawabnya mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti.18

d) Teknik Dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang.19

2. Teknik Pengolahan Data

Dalam suatu penelitian, data merupakan hal yang sangat penting. Sebelum

melakukan penyebaran angket/ kuesioner, penentuan skala pengukuran kuesioner adalah

langkah pertama yang dilakukan agar mempermudah proses pengolahan data yang

menggunakan program SPSS 22,00 (Statistical Package for Social Science), yaitu

software yang dirancang untuk membantu pengolahan data secara statistic.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan angket bersifat tertutup .Angket

diajukan dengan menggunakan skala Likert meliputi skala 1 sampai 5. Urutan untuk

skala ini menggunakan lima angka penilaian, yaitu:

Tabel.III.2 :
Bobot Penilaian Skala Likert 20

Skala Bobot
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Cukup Setuju (CS) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5
Sumber: Supranto, 2003

18
Cholib Narbuko dan Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.76
19
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan (Pendeketan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 329.
20
Supranto, Metode Riset Aplikasinya dalam Pemasaran, Ed. Ke-7, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), h. 132.
G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Statistik Deskriptif,

Analisis statistik deskriptif adalahanalisis yang dilakukan dengan cara

mendetesiskan atau menggambarkan data yang diperoleh dari jawaban-jawaban

responden. Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik masing-

masing variabel.

2. Uji Instrumen Penelitian

Ketetapan suatu pengujian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai

dalam pengujian tersebut.Oleh karena itu instrument yang dipakai untuk

mengumpulkan data harus valid dan reliable.

a. Uji Validitas

Engkos Kuncoro dan Ridwan21 menjelaskan bahwa validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat kehandalan atau keabsahan suatu alat ukur. Uji

validitas bertujuan untuk menentukan item-item pertanyaan yang valid (baik) atau

tidak baik dalam menentukan sebuah variabel. Pengujian dilakukan dengan

membandingkan antara koefisian korelasi (r) setiap item dengan r tabel, dengan

kriteria :

1) Jika r hitung ≥ r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid.

2) Jika r hitung ≤ r tabel, maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Rumus yang dipakai yaitu Korelasi Pearson Product Moment:

𝐧∑𝐱𝐲−∑𝐱∑𝐲
rxy=
{𝐧∑𝐱 𝟐 −(

∑𝐱)𝟐}{𝐧∑𝐲𝟐 −(∑𝐲)𝟐 }

Keterangan : r = koefisien korelasi

21
Engkos Kuncoro dan Riduwan, Analisis Jalur, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), h. 109-110.
x = variabel independen

y = variabel dependen

n = jumlah data

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi hasil penelitian atas

dasar waktu yang berbeda. Semua item yang valid akan dilakukan uji reliabilitas,

yaitu pengujian yang bertujuan untuk melihat tingkat kehandalan dari item yang

valid dalam menentukan variabel. Pengujian dilakukan dengan membandingkan

antara nilai alpha cronbach dengan 0,6. Kriteria pengujian adalah :

1) Jika alpha cronbach ≥ 0,6, maka reliabilitas/handal

2) Jika alpha cronbach ≤ 0,6, maka tidak reliabilitas/handal

Rumus yang dipakai yaitu Korelasi Pearson Product Moment:

𝐧∑𝐱𝐲−∑𝐱∑𝐲
rxy=
√{𝐧∑𝐱 𝟐−(∑𝐱)𝟐 }{𝐧∑𝐲𝟐 −(∑𝐲)𝟐 }

Keterangan : r = koefisien korelasi

x = variabel independen

y = variabel dependen

n = jumlah data

3. Pengujian Hipotesis

Untuk menentukan koefesien spesifik yang mana yang tidak sama dengan nol,

uji tambahan diperlukan yaitu menggunakan uji t. Uji statistik t pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen.22

22
Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi Kedua, (Badan Penerbit
Universitas Diponegoro: Semarang 2006), h. 45
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu

analisis regresi sederhana dengan bantuan SPPS.

a. Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi sederhana adalah suatu metode analisa yang digunakan

untuk menentukan ketepatan prediksi dari pengaruh yang terjadi antara variabel

indipenden (X) terhadap variabel dependen (Y). Formula untuk regresi sederhana

adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1+e
Keterangan
Y : Eksistensi UMKM
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
X1 : Program Bantuan Usaha Mikro
e : error
b. Uji t (Parsial)

Menurut Ghozali uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel

dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian 2 sisi yaitu

membandingkan antara t hitung dengan tingkat t tabel, sehingga Ha akan diterima

apabila nilai t hitung> t tabel dengan significancelevel 0,05 (a= 5%). Penerimaan atau

penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefesien regresi tidak

signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefesien regresi

signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.


c. Uji Koefisien Determinasi (𝐑𝟐 )

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

berada di antara 0 dan 1. Niali koefisien yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati 1 berarti variabel-variabel memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

H. Sistematika Penulisan

BAB I :PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bab pendahuluan terdiri dari antara lain latar belakang masalah,

permasalahan yang memuat, identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan

masalah serta ditambah dengan tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORITIS

Dalam bab ini terdiri dari kerangka teori, penelitian yang relevan (penelitian terdahulu

yang terkait dengan penelitian yang sedang dilakukan, jurnal internasional dan jurnal

terakreditasi nasional, serta indikator variabel atau konsep operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai