Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ANGGARAN PERUSAHAAN
“PENGARUH COVID-19 TERHADAP UMKM”

PENYUSUN :

ROZI GANDI

(191000461201094)

DOSEN : DR. WAHYU INDAH.M. SE.MM

UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMAD YAMIN

FAKULTAS EKONOMI

PRODI MANAJEMEN

2020

KATA PENGANTAR

1
Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan yasng maha esa, yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sebagaimana
mestinya. Tak lupa penulis haturkan kepada pihak yang telah mendukung dan
memberi bantuan baik materi maupun moril selama penulisan ini dilaksanakan.

Penulisan makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah ANGGARAN


PERUSAHAAN pada program studi S1 Manajemen fakultas Ekonomi
Universitas Maha Putra Muhammad Yamin dengan dosen BUK WAHYU
INDAH M.

Penulisan makalah ini akan pengumpulan data dari buku yang ada sebelumnya
untuk di jadikan referensi dalam menyusun makalah ini yang membahas tentang
‘DAMPAK COVID-19 TERHADAP UMKM’

Sebagai manusia, tentunya penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki


berbagai kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis akan sangat
mengapresiasi bila ada kritik, saran dan masukan kontruktif dari pihak manapun.

Muara Panas,30 Juli 2020

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

TUJUAN

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Uasaha Mikro kecil dan menengah


2.2 Pertumbuhan ekonomi
2.3 Pandemi Covid-19
2.4 Dampak Pandemi Terhadap perkembanga UMKM
2.5 Perkembangan UMKM
2.6 Perkembangan pademi di Indonesia
BAB III KESIMPULAN

LATAR BELAKANG

3
Wabah pandemic Covid – 19 (Corona Virus Disease) yang melanda dunia
pada akhir Tahun 2019 membuat dampak yang hebat bagi perekonomian Dunia.
Negara yang terdampak oleh Covid – 19 memilih melakukan Lockdown untuk
menghentikan penyebaran virus.
Meskipun dengan mengkarantina wilayah dinilai mampu menekan jumlah
kasus, namun dampak lain juga dirasakan yakni dalam sisi ekonomi,  dan lainnya.
Beberapa negara dikabarkan sudah menjalani lockdown selama satu bulan bahkan
lebih.
Indonesia pun mulai menerapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) dimana kebijakan ini memberikan dampak besar kepada
masyarakat terutama pelaku usaha Seperti pedagang pasar, kaki lima, dll dimana
pedagang tersebut yang berinteraksi langsung dengan masyarakat luas.
keberadaan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) sebagai tulang punggung perekonomian nasional
juga terdampak secara serius tidak saja pada aspek total produksi dan nilai
perdagangan akan tetapi juga pada jumlah tenaga kerja yang harus kehilangan
pekerjaannya karena pandemi ini. Hal ini menyebabkan turunnya daya beli
masyarakat akan barang-barang konsumsi dan memberikan tekanan pada sisi
produsen dan penjual.
Selain itu dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, selain UMKM
terdapat UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang selalu digambarkan sebagai
sektor yang memiliki peranan penting. Hal ini dikarenakan sebagian besar jumlah
penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di
sektor tradisional maupun modern.
UKM juga memiliki peran yang strategis dalam pembangunan
perekonomian nasional, oleh karena itu, selain berperan dalam pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam perindustrian hasil-
hasil pembangunan.
Usaha kecil adalah usaha yang memiliki tenaga kerja kurang dari 50 orang
dan memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp200 juta (di luar tanah dan
bangunan) berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995.

4
Serta, memiliki penjualan paling banyak Rp1 M. Usaha kecil ini harus
dimiliki oleh warga negara Indonesia dan berbentuk usaha perorangan, badan
usaha, atau koperasi.
Usaha kecil umumnya adalah perusahaan perorangan, contohnya restoran
lokal, warung, pengusaha konstruksi lokal, laundry, dan toko pakaian lokal. Lalu,
ada juga namanya usaha musiman yang artinya usaha tersebut bergantung pada
musim tertentu.
Di sektor jasa, UKM dipandang dapat menjadi usaha masa depan yang
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta daya saing, dan setiap tahun
mengalami perkembangan seiring dengan perubahan gaya hidup, inovasi dalam
bisnis dan pekerjaan, serta kebutuhan hidup yang mengarah aspek praktis dan
serba cepat.
Disamping itu salah satu jenis usaha jasa yang semakin berkembang dan
inovatif di salah satu UMKM yang berkembang pesat dalam 5 tahun terakhir ini
adalah cafe dan Warkop (Warung Kopi). Namun kedua jenis UMKM ini relatif
nyaris belum terjamah oleh binaan dan suntikan dana Bank.

Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah Covid – 19 berpengaruh terhadap perkembangan Ekonomi
Indonesia?
2. Apakah Covid – 19 berpengaruh terhadap Perkembangan Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia?
3. Apakah Covid – 19 berpengaruh terhadap perkembangan Ekonomi dan
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di
Indonesia?

5
TUJUAN
Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan dari makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan pengertian Covid – 19 dan dampak nya terhadap
perekonomian Indonesia?
2. Mendeskripsikan pengertian Covid – 19 dan dampak nya terhadap
perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di
Indonesia?
3. Memenuhi tugas Makalah Anggaran Perusahaan Semester VI.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)


2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
UMKM adalah singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, Menengah. Adapun
UUD yang mengatur UMKM adalah Undang – Undang No 20 Tahun 2008 bahwa
pemerintah dan pemerintah daerah memfasilitasi pengembang usaha dengan cara
memberikan intensif kepada usaha mikro, kecil, dan menengah mengembangkan
teknologi dan kelestarian lingkungan hidup.
usaha mikro adalah Usaha produktif milik perseorangan dan/atau badan usaha
perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur dalam undang-
undang.
Usaha kecil adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha
besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yang diatur dalam undang-undang.
Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
undang-undang.
Haeruman (2000:12) menyatakan bahwa tantangan bagi dunia usaha, terutama
pengembangan UKM mencakup aspek yang luas, antara lain:
1. Peningkatan kualitas SDM dalam hal kemampuan manajemen, organisasi
dan teknologi, termasuk didalamnya skala usaha.
2. Kompetensi kewirausahaan
3. Akses yang lebih luas terhadap permodalan
4. Informasi pasar yang transparan
5. Faktor input produksi lainnya

7
6. Iklim usaha yang sehat yang mendukung inovasi, kewirausahaan dan
praktek bisnis serta persaingan yang sehat.
1. Usaha Mikro
Usaha produktif milik perseorangan dan/atau badan usaha perseorangan
yang memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur dalam undang-undang.

2. Usaha Kecil
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yang diatur dalam
undang-undang.

3. Usaha Menengah
Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana
diatur dalam undang-undang.

Pengembangan UKM memerlukan dukungan dari berbagai pihak,


pemerintah, universitas, pengusaha dan lain-lain. Perbedaan persepsi dari masing-
masing pembina mengakibatkan: Ketidak efektifan arah pembinaan, Tidak adanya
indikator yang seragam karena masing-masing pembina berupaya mengejar target
dan sasaran sesuai dengan kriteria yang telah mereka tetapkan sendiri (Kuntjoro,
2000: 53).

8
2.1.2 Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, danMenengah dalam
pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro dan kecilbertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalamrangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Berarti UMKM berperan
dalampembangunan perekonomian nasional melalui kontribusi terhadapPDB,
penciptaan lapangan pekerjaan, dan penyerapan tenaga kerja.
Isnaini Nurrohmah (2015) dalam skripsi nya mengatakan menurut Glen
Glenardi kemampuan UMKM dalam menghadapi krisis dan pembangun
perekonomian nasionaldisebabkan oleh :
1. Sektor Mikro dapat dikembangkan hampir disemua sector usaha dan
tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
2. Karena sifat penyebarannya yang sangat luas (baik sektorusaha dan
wilayahnya) sektor mikro juga sangat berperandalam pemerataan
kesempatan kerja.
3. UMKM termasuk usaha-usaha anggota koperasi yang pada umumnya
fleksibel. UMKM dengan skala usaha yang tidak besar, kesederhanaan
spesifikasi dan teknologi yang digunakan dapat lebih mudah
menyesuaikan dengan perubahan atau perkembang yang terjadi
4. UMKM merupakan industri padat modal. Dalam strukturbiaya
produksinya, komponen tersebar adalah biaya variable yang mudah
menyesuaikan denganperubahan/perkembangan yang terjadi.
5. Produk-produk yang dihasilkan sebagian besar merupakanproduk yang
berkaitan langsung dengan kebutuhan primer masyarakat.
6. UMKM lebih sesuai dan dekat dengan kehidupan padatingkat bawah
(grassroot) sehingga upaya mengentaskanmasyarakat dari
keterbelakangan akan lebih efektif.

2.1.3 Kriteria dan Klasifikasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah


Kuswantoro (2020) Mengatakan menurut Bhakti, Statistik Selain menurut
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentangUMKM. Badan Pusat (BPS)
memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja.

9
Usaha kecil merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 orang
sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah usaha yang memiliki jumlah
tenaga kerja 20 orang sampai dengan 99 orang
UMKM di Indonesia tergolong kelompok usaha yang paling banyak
dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia jumlah 2018 terbagi
sebagai berikut:
Usaha Mikro (UMi) : 63.350.222 unit, Usaha Kecil (UK): 783.132 unit,
Usaha Menengah (UM): 60.702 unit jadi total UMKM di Indonesia pada tahun
2018 sebesar 64.194.056 unit, dan Usaha Mikro (UMi) merupakan usaha
mayoritas atau terbesar bagi masyarakat Indonesia. Dari data diatas dapat kita
klasifikasikan kategori UMKM sebagai berikut :
1. Livelihood Activities, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari
nafkah, atau biasa disebut sector informal, misalnya pedagang kaki
lima.
2. Micro Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat
kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil
danMenengah (UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan
mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise, merupakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan
transformasi menjadi Usaha Besar (UB). (Resalawati dalam jurnal
Kuswantoro, 2020)

10
2.1.4 Manajemen Keuangan UMKM
Kuswantoro (2020) dalam jurnal nya mengatakan Manajemen adalah
seperangkat kegiatan berupa perencanaan dan pengambilan keputusan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang diarahkan kepada
sumberdaya organisasi (manusia, finansial, peralatan fisik, dan informasi) dengan
tujuan untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara berdaya guna dan berhasil
guna (Stoner James, Gilber, and Freeman 2009).
Stoner James Fungsi manajemen yang harus dilakukan diantaranya fungsi
perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, dan fungsi
pengawasan, supaya organisasi bergerak sesuai arah yang diinginkan(Iswanto
2014).Sedangkan pengertian manajemen keuangan adalah suatu proses dalam
pengaturan aktivitas atau kegiatan keuangan dalam suatu organisasi dimana
didalamnya termasuk kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian terhadap
kegiatan keuangan (Bringham and Houston 2012).
Adapun fungsi utama dari manajemen keuangan adalah:a)Kegiatan
mencari dana (obtain of fund) guna menghasilkan laba,b)Kegiatan Menggunakan
dana (allocation offund),c)Kegiatan mendistribusikan laba.Dalam UMKM hampir
sebagian besar seorang manajer adalah owner dari perusahaan tersebut, sehingga
laporan keungan dapat diketahui lebih update dan lebih detail olehnya. Maka,
sangat penting bagi manajer untuk melakukan kegiatan administrasi keuangan
secara tertib dan disiplin guna pengambilan keputusan.

2.2 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada masa sekarang ini.


Ekonomi Indonesia merupakan salah satu kekuatan ekonomi berkembang
utama dunia yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar di Asia Ketiga Setelah
China dan India. Ekonomi negara ini menempatkan Indonesia sebagai kekuatan
ekonomi terbesar ke – 16 dunia yang artinya Indonesia juga merupakan anggota G
– 20.

11
2.2.1 pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan kapasitas
produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional.
2.2.2 Faktor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan Ekonomi
1. Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga kerja
yang ada penggunaan bahan baku industry
2. Factor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan investasi yang
tidak rumit dan berpihak pada pasar.
3. Factor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran harus
surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan
menstabilkan rupiah
4. Factor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan terhadap nilai
tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di antisipatif
dan diterima pasar.
5. Factor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiscal yang
konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran rupiah.
2.2.3 Kebijakan mempercepat pertumbuhan ekonomi yang diterapkan
pemerintah
1. Kebijakan diversivikasi kegiatan ekonomi, langkah pertama yang
dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada.
Sedangkan langkah penting yang harus dilakukan adalah
mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru yang dapat
mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional
kepada kegiatan ekonomi yang modern.
2. Mengembangkan infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi
memerlukan infrastruktur yang modern pula berbagai kegiatan
ekonomi memerlukan infrastruktur yang berkembang seperti jalan,

12
jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan industry, irigasi, dan
penyediaan air, listrik dan jaringan telepon.
3. Meningkatkat tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat yang
rendah mengakibatkan tabungan masyarakat rendah. Sedangkan
pembangunan memerlukan tabungan yang besar untuk membiayai
investasi yang dilakukan. Kekurangan investasi selalu dinyatakan
sebagai salah satu sumber yang dapat menghambat pembangunan
ekonomi. Oleh sebab itu syarat penting yang perlu dilakukan untuk
mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah
meningkatkan tabungan masyarakat.
4. Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, dari segi pendidikan
individu maupun secara keseluruhan. Pendidikan merupakan salah satu
investasi yang sangat berguna bagi pertumbuhan ekonomi. Individu
yang berpendidikan tinggi cenderung memiliki pendapatan yang lebih
tinggi. Jadi semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula
pendapatan yang diperoleh
5. Merumuskan dan melaksanakan perencanaan konomi, kebijakan
pemerintah yang kovensional yaitu kebijakan fiscal dan moneter tidak
dapa mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Untuk
mengatasinya pada tahap mula dari pembangunan ekonomi
perencanaan pembangunan perlu dilakukan.
2.2.4 Fungsi dan Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Usaha kecil dan menegah (UKM) memiliki peran bagi perekonomian


masyarakat, adapun fungsi dan peran UKM diantaranya sebagai penyedia barang
dan jasa, penyerap tenaga kerja, penyedia pelatihan, pemerataan pendapatan, nilai
tambah bagi produk daerah, peningkatan taraf hidup.

2.3 Pandemi Covid – 19 (Corona Virus Disease)


2.3.1 Pengertian Pandemi Covid – 19
Menurut WHO (World Health Organization) atau organisasi kesehatan
Dunia Coranavirus atau Novel Coronavirus atau dikenal sebagai Covid – 19

13
adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau
manusia.
Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas
pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan di Wuhan Tiongkok (China)
pada akhir tahun 2019 ini yang menyebabkan penyakin Covid – 19 yang
mewabah di berbagai negara Dunia.
2.3.2 Gejala Covid – 19
Gejala – gejala Covid – 19 yang paling umum adalah demam, batuk kering
dan rasa lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa
pasien meliputi rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala,
konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan indera rasa dan penciuman,
ruam pada kulit dan perubahan warna jari tangan atau kaki. Gejala – gejala yang
dialami biasanya bersifat ringan dan muncul bertahap. Beberapa orang menjadi
terinfeksi tetapi hanya memiliki gejala ringan.
Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa
perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 5 orang yang terinfeksi Covid – 19
menderita sakit parah dan kesulitan bernafas. Orang – orang lanjut usia (lansia)
dan orang – orang dengan kondisi medis penyerta seperti tekanan darah tinggi,
gangguan jantung dan paru – paru, diabetes, atau kanker memiliki kemungkinan
lebih besar mengalami sakit lebih serius.
Namun, siapa pun dapat terinfeksi Covid – 19 dan mengalami sakit yang
serius. Orang dari segala usia yang mengalami demam dan batuk disertai kesulitan
bernapas nyeri pada dada atau kehilangan kemampuan berbicara atau bergerak
haus mencari pertolongan medis. Jika memungkinkan, disarankan untuk
menghubungi penyedia layanan kesehatan sehingga pasien dapat diarahkan ke
fasilitas kesehatan yang tepat.

2.4 Dampak Pandemi Covid – 19 terhadap perkembangan Usaha Mikro, Kecil


dan Menengah di Indonesia.
2.4.1 Penurunan Pendapatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

14
Usaha Mikro, kecil dan menengah (UMKM) berada di garis depan
guncangan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19.
Langkah-langkah penguncian (lockdown) telah menghentikan aktivitas
ekonomi secara tiba-tiba, dengan penurunan permintaan dan mengganggu rantai
pasokan di seluruh dunia. Dalam survei awal, lebih dari 50% UMKM
mengindikasikan bahwa mereka bisa gulung tikar dalam beberapa bulan ke depan.
Dampak pandemiCOVID-19 terhadap sektor UMKM ini tentu sangat
berpengaruh terhadap kondisi perkenomian Indonesia dimana kontribusi UMKM
terhadap perekonomian Indonesia sangat besar.(Abdurrahman Firdaus Thaha,
2020)
Peningkatan negara yang terdampak virus Covid-19 di seluruh dunia seperti
Amerika, Spanyol dan Italia membuat situasi ekonomi dunia semakin
memburuk.Beberapa lembaga bahkan memprediksikan perlemahan ekonomi
dunia, antara lain International Monetary Fund (IMF) yang memproyeksikan
ekonomi global tumbuh minus di angka 3%.Dampak wabah Covid-19 kepada
perekonomian negara-negara di dunia juga sangat dahsyat.
Pada triwulan pertama 2020 ini pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara mitra
dagang Indonesia tumbuh negatif: Singapura -2.2, Hongkong -8,9, Uni Eropa -2,7
dan China mengalami penurunan sampai minus 6,8. Beberapa negara masih
tumbuh positif namun menurun bila dibanding dengan kuartal sebelumnya.
Amerika Serikat turun dari 2,3 menjadi 0,3, Korea Selatan dari 2,3 menjadi 1,3
dan Vietnam dari 6,8 menjadi 3,8. Indonesia mengalami kontraksi yang cukup
dalam dari 4,97 di kuartal 4 tahun 2019 menjadi hanya 2.97 pada kuartal pertama
ini.
Kontraksi yang cukup dalam pada kuartal 1 di Indonesia ini di luar
perkiraan mengingat pengaturan physical distancing dan PSBB mulai
diberlakukan pada awal bulan April 2020, dimana pada kuartal 1 (Q1) 2020 hanya
mencapai 2,97 persen. Nilai itu mendarat jauh dari target kuartal I yang
diharapkan mencapai kisaran 4,5-4,6 persen. (Abdurrahman Firdaus Thaha, 2020)
Dampak pandemic COVID-19 terhadap sektor UMKM ini tentu sangat
berpengaruh terhadap kondisi perkenomian Indonesiadimana kontribusi UMKM
terhadap perekonomian Indonesia sangat besar pada berbagai bidang antara lain

15
(1) Jumlah Unit Usaha di Indonesia per 2018 total 64,2 Juta unit usaha, dengan
jumlah unit usaha UMKM sebesar 64,1 Juta (99,9%).
(2) Kontribusi pada jumlahTenaga Kerja, Jumlah tenaga kerja di Indonesia per
2018 total 120,6 Juta orang, dengan jumlah tenaga kerja di UMKM sebesar 116,9
Juta (97%) (3) Kontribusi pada PDB, Jumlah kontribusi PDB dunia usaha di
Indonesia per 2018 total 14.038.598 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap
PDB sebesar 8.573.895 Milyar (61,07%) (4) Kontribusi terhadap Ekspor Non
Migas Jumlah ekspor non migas Indonesia per 2018 total 2.044.490 Milyar,
dengan kontribusi UMKM terhadap ekspor non migas sebesar 293.840 Milyar
(14,37%) (5) Kontribusi terhadap Investasi, Jumlah investasi di Indonesia per
2018 total 4.244.685 Milyar, dengan kontribusi UMKM terhadap investasi sebesar
2.564.549 Milyar (60,42%). (Abdurrahman Firdaus Thaha, 2020).

2.4.2 Strategi UMKM di Tengah Pandemi Covid – 19


Situasi pandemi COVID-19 memberikan tantangan sekaligus peluang bagi
pemerintah untuk menjaga eksistensi UMKM. Tantangan diartikan, perlu adanya
solusi jangka pendek untuk membantu UMKM dan pekerja yang tergabung
didalamnya.
Peluang diartikan, solusi jangka pendek perlu dilanjutkan dengan solusi
jangka panjang apalagi jika dikaitkan dengan era industri 4.0 yang mensyaratkan
ketersediaan teknologi digital untuk mendukung aktivitas ekonomi. Ada beberapa
solusi jangka pendek untuk tetap menjaga eksistensi UMKM. (Aknolt Kristian
Pakpahan, 2020)
Menurut OECD, beberapa solusi perlu dipertimbangkan untuk dilakukan
yakni: protokol kesehatan ketat dalam menjalankan aktivitas ekonomi oleh
UMKM,penundaan pembayaran hutang atau kredit untuk menjaga likuiditas
keuangan UMKM, bantuan keuangan bagi UMKM, dan kebijakan structural.
Pertama, protokol kesehatan yang ketat dapat diterapkan ketika
pemerintah memberikan izin bagi UMKM untuk menjalankan aktivitasnya.
Kewajiban penggunaan masker, sarung tangan, dan jarak aman antar pekerja
dapat dijadikan persyaratan bagi UMKM untuk terus menjalankan aktivitasnya.

16
Tentu perlu ada kerjasama dari pelaku UMKM dan pengawasan yang ketat dari
instansi yang berwenang agar protokol kesehatan ini dapat berjalan dengan baik.
Dalam konteks ini, pemerintah dapat melibatkan aparatur sipil pada kantor
desa bekerjasama dengan bintara pembina desa (Babinsa/TNI) dan bhayangkara
pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (Babinkamtibmas/polisi) dalam
pengawasan implementasi protokol kesehatan bagi UMKM yang diizinkan
menjalankan aktivitasnya.
Kedua, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan untuk memberikan
kelonggaran pembayaran cicilan hutang atau kredit bagi UMKM atau bahkan
menunda proses pembayaran tersebut sampai enam bulan kedepan dengan
mempertimbangkan likuiditas keuangan UMKM. Termasuk juga
menyederhanakan proses administrasi mendapatkan pinjaman di tengah situasi
darurat ini. Hal ini dapat dilakukan agar supaya para pelaku UMKM termasuk
para pekerja tetap dapat menjaga tingkat konsumsi dan daya belinya sekaligus
mendukung berjalannya roda perekonomian nasional.
Ketiga, bantuan keuangan kepada para pelaku UMKM. Pemerintah
Indonesia telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp. 70,1 triliun untuk insentif
perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat dari total anggaran Rp. 405,1 triliun
mengatasi pandemi Covid-19 melalui APBN 2020. Pendistribusian anggaran
tersebut harus transparan, jelas, dan tepat sasaran agar eksistensi UMKM dan
aktivitas perekonomian riil tetap terjaga. Selain anggaran yang telah ditetapkan,
pemerintah juga dapat mendorong sektor perbankan baik bank milik pemerintah
ataupun bank swasta untuk dapat memberikan pinjaman lunak kepada para pelaku
UMKM tentu dengan mekanisme ketat siapa saja yang berhak mendapatkan
pinjaman dengan suku bunga lunak ini. Jangan sampai pinjaman ini
disalahgunakan dan akhirnya malah merugikan kinerja bank pemberi pinjaman.
terkait bantuan kepada UMKM, dua lembaga pemerintah yang berurusan
langsung dengan UMKM yakni Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (KemenkopUKM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah
merancang beberapa strategi untuk membantu UMKM.KemenkopUKM telah
memberikan setidaknya tiga stimulus bagi UMKMdi masa pandemi ini guna
menjaga keberlangsungan aktivitas UMKM, yakni:

17
1. kelonggaran pembayaran pinjaman, keringanan pajak UMKM enam
bulan, dan transfer tunai untuk bisnis skala mikro.
2. Sementara Kementerian Perindustrianmerencanakan untuk:
memberikan pinjaman dengan bunga rendah (lebih rendah dari tingkat
suku bunga untuk usaha mikro) kepada usaha kecil dan menengah
(UKM).
3. menghubungkan para pelaku UKM dengan toko-toko teknologi daring
untuk membantu pemasaran dan penjualan produk-produk UKM
seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli.
4. melakukan kerjasama dengan industri lokal penyedia bahan baku
mentah untuk keperluan produksi UKM, dan melakukan kerjasama
dengan Kementerian Luar Negeri dan Atase Industri di luar negeri
untuk terus melakukan proses negosiasi perdagangan untuk
melanjutkan aktivitas ekspor produk-produk yang dihasilkan oleh
UKM Indonesia.
Keempat, kebijakan struktural untuk kepentingan jangka panjang.
Kebijakan ini tidak saja digunakan untuk menghadapi pandemi COVID-19 tapi
juga era Industri 4.0kedepannya. Kebijakan ini meliputi kebijakan-kebijakan
jangka pendek bagi UMKM yakni pengenalan teknologi digital dan pelatihan bagi
para pelaku dan pekerja UMKM serta kebijakan panjang bagi UMKM untuk
beradaptasi dengan penggunaan teknologi untuk proses produksi, penggunaan
media teknologi digital untuk mempromosikan produk UMKM, dan menemukan
pasar potensial bagi produk yang dihasilkan.
Dalam jangka pendek, perlu adanya pendampingan bagi para pelaku
UMKM untuk dapat memanfaatkan media e-commerce(belanja daring) untuk
menjual produk-produk mereka. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan
bahwa pada tahun 2018 baru 3,79 juta UMKM (atau sekitar 8 persen) yang
memanfaatkan platform onlineuntuk memasarkan produknya.15Tentu situasi
seperti ini dapat menjadi salah satu jalan keluar untuk meningkatkan jumlah
UMKM yang memanfaatkan platform onlinetadi.

18
Kemudian, kebijakan jangka pendek tadi dilanjutkan dengan kebijakan
jangka panjang. Pemerintah dapat memulainya dengan membuat peta jalan
pengembangan UMKM dalam menghadapi era Industri 4.0 mulai dari pelatihan
ulang (re-training) para pekerja UMKM guna beradaptasi dengan penggunaan
teknologi produksi baru dan teknologi digital, pembangunan infrastruktur
telekomunikasi dan program internet masuk desa, pelibatan dunia akademisi dan
usaha besar dalam pendampingan pengenalan dan penggunaan teknologi produksi
dan media digital, serta menghidupkan kembali program kemitraan usaha besar
dan UMKM.
Kebijakan struktural ini dilakukan untuk mendukung penguatan UMKM
sekaligus mendukung pengembangan UMKM di era Industri 4.0. Cara lain yang
dapat dilakukan untuk membantu UMKM bertahan dalam situasi pandemi ini
adalah dengan memanfaatkan dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL) yang dimiliki oleh perusahaan swasta dan badan usaha-badan usaha milik
negara (BUMN).
Pemerintah perlu mengeluarkan instruksi dan pedoman untuk seluruh
BUMN agar mengalihkan dana TJSL yang ada untuk membantu secara langsung
UMKM-UMKM yang terdampak pandemi COVID-19. BUMN pun dapat
melibatkan UMKM dalam proses produksi produk-produk yang bisa diisi oleh
para pekerja UMKM. Misalnya, BUMN yang bergerak dalam produksi farmasi
dan alat perlindungan diri (APD) seperti masker dan pakaian medis dapat
melibatkan para pekerja UMKM yang bergerak dalam bidang usaha produksi
pakaian untuk memproduksi dalam skala besar kebutuhan APD.
Melihat potensi pasar mengenai kebutuhan APD baik untuk kebutuhan
domestik maupun internasional, peluang ini dapat dimanfaatkan sekaligus
memberi rasa aman ancaman pemutusan hubungan kerja atau penutupan produksi
yang dialami UMKM dalam jangka pendek. Untuk perusahaan swasta, dana TJSL
juga bisa dialihkan untuk membantu UMKM yang berada di sekitar perusahaan
tersebut berada.

19
Bentuk bantuan bisa dalam bentuk bantuan langsung seperti pemberian
paket sembako atau pembelian produk-produk UMKM untuk kemudian
disalurkan ke tempat lain. Tindakan seperti ini setidaknya dalam jangka pendek
mampu memberikan rasa aman para pelaku UMKM. (Aknolt Kristian Pakpahan,
2020).

2.5 Perkembangan UMKM


2.1.5 Pengertian Pengembangan UMKM
Membaca data yang ditunjukkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM
RI, UMKM secara keseluruhan mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang
baik seiring berganti tahun. Misalnya pada tahun 2010, total jumlah unit UMKM
sebanyak 52.769.426. Lalu dalam pemberitaan terakhir, jumlah tersebut sudah
mencapai angka 63 juta. Berdasarkan situs depkop.go.id, berikut data
perkembangan UMKM di Indonesia berdasarkan jumlah unit dan jumlah PDB
dari tahun 2010 sampai 2017.
Secara persentase, jumlah UMKM di Indonesia mencapai 99,9% dari total
unit usaha di Indonesia. Dengan data ini, dapat disimpulkan jika UMKM memiliki
peran besar dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi Tanah Air.
Berkembangnya usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia tidak bisa lepas
dari faktor-faktor yang mendorong terjadinya kemajuan ini. Menurut beberapa
pandangan dan penelitian, ada beberapa faktor yang mendorong majunya
perkembangan UMKM di Indonesia, di antaranya sebagai berikut:

1. Pemanfaatan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi


Majunya UMKM di Indonesia tidak terlepas dari perkembangan teknologi
yang terjadi saat ini. Beberapa penelitian menunjukkan kalau salah satu faktor
yang mendukung perkembangan UMKM adalah karena pemanfaatan sarana TIK
(teknologi, informasi dan komunikasi).
Para pelaku usaha mulai memanfaatkan sarana teknologi seperti
smartphone untuk melebarkan pasar usahanya, serta menggunakan aplikasi
komunikasi seperti WhatsApp dan media sosial untuk memasarkan produk yang
dijual.

20
Bahkan, sudah menjadi target pemerintah untuk membuat pelaku UMKM
untuk memanfaatkan dunia digital, seperti e-commerce, untuk menjual dan
mengembangkan usahanya.
Mengutip dari salah satu sumber berita, Kemenkop RI melaporkan kalau
sudah ada sekitar 8 juta UMKM yang sudah Go-Digital pada tahun 2017 lalu.
Jumlah ini sebanyak 14% dari total 59.2 juta UMKM yang berdiri di Indonesia.
Angka ini diharapkan untuk terus bertambah karena tingginya jumlah UMKM
yang Go-Digital sejalan dengan tujuan pemerintah yang ingin menjadikan
Indonesia sebagai Digital Energy of Asia tahun 2020 mendatang.

2. Kemudahan Peminjaman Modal Usaha


Perkembangan UMKM di Indonesia tidak bisa lepas dari dukungan
perbankan di Tanah Air. Terbukanya akses pembiayaan perbankan serta
menurunnya kredit usaha
rakyat, mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah. Bahkan,
perbankan wajib mengalokasikan kredit pada UMKM mulai tahun 2015. Berawal
dari 5%, angka bunga itu terus tumbuh hingga 20% pada akhir tahun 2018 lalu.
Selain itu, nominal modal memulai usaha, khususnya usaha mikro,
dianggap tidak terlalu besar sehingga siapapun dapat menjadi pelaku UMKM
dengan cepat. Dengan begitu, semakin menarik pertumbuhan jumlah UMKM di
Indonesia.

3. Menurunnya Tarif PPH Final


Pelaku UMKM termasuk ke dalam wajib pajak dan wajib hitung, setor,
lapor pajak penghasilannya pada negara. Pajak yang harus disetor dan dilaporkan
merupakan pajak penghasilan final atau PPh Final. Awalnya, tarif PPh Final yang
ditetapkan untuk pelaku UMKM ini sebesar 1%.
Namun pada bulan Juli 2018, Pemerintah Indonesia mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2018 yang menetapkan tarif PPh Final
UMKM turun menjadi 0,5%. Perubahan penurunan tarif PPH Final ini bertujuan
mempermudah pelaku UMKM dalam menjalankan kewajiban perpajakannya pada
negara.

21
Serta dengan menurunnya tarif PPh Final yang harus disetorkan UMKM,
dapat memberikan kesempatan untuk mengembangkan usaha dan melakukan
investasi karena keringanan ini.
Penurunan tarif PPh Final ini memberikan dampak yang cukup baik.
Berdasarkan data Ditjen Pajak, ada peningkatan jumlah wajib pajak pembayar
PPh Final UMKM. Ada 463.094 wajib pajak yang baru membayar pada periode
Agustus-Desember 2018 dan jumlah itu belum pernah membayar pajak UMKM
pada periode sebelumnya. Lalu dari angka itu, sebanyak 311.197 wajib pajak baru
terdaftar per tanggal 1 Juli 2018.

2.6 Perkembangan Pandemi di Indonesia


2.6.1 Perkembangan Pandemi
Pandemi koronavirus di Indonesia diawali dengan temuan penderita
penyakit koronavirus 2019 (COVID-19) pada 2 Maret 2020 (CNN, 2020) hingga
18 Mei, telah terkonfirmasi 18.010 kasus positif COVID-19 dengan 12.495 kasus
aktif, 4.324 kasus sembuh, dan 1.191 kasus meninggal. Sebagai tanggapan
terhadap pandemi ini, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial
berskala besar (PSBB).Kondisi Pandemi di Indonesia.
Ilmuwan dari Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD)
memprediksi wabah Covid-19 di Indonesia sedang memasuki masa puncak dan
akan berakhir pada Juni 2020. Prediksi yang dibuat oleh Laboratorium Inovasi
Berbasis Data (DDI SUTD) itu ditampilkan di situs resminya dengan judul
"Kapan Covid-19 Berakhir?".
Dipaparkan dalam situs tersebut, Indonesia sedang berada di periode
puncak Covid-19 sejak tanggal 19 April 2020. Sementara itu, pandemi di Tanah
Air diprediksi 97 persen berakhir pada 4 Juni 2020 dan 99 persen berakhir pada
20 Juni 2020. Untuk diketahui, situs ini melakukan pemantauan perkembangan
Covid-19 di puluhan negara, termasuk Indonesia.
Tim SUTD menggunakan perhitungan dengan model SIR, akronim dari
susceptible (rentan), infected (tertular) recovered (sembuh) untuk memperkirakan
kurva pandemi virus Corona di suatu negara dan kapan akan berakhir. Ahli
menggunakan pengkodean dari Milan Batista dan data dari Our World in Data.

22
Dalam situs mereka,timmengatakan bahwa pelaporan ini hanya bertujuan
untuk penelitian dan edukasi, yang mungkin memiliki kesalahan. Pembaca harus
mencerna prediksi apa pun dengan hati-hati, apabila terlalu optimis dengan
perkiraan tanggal kapan akan berakhir akan menjadi berbahaya dan dapat
melonggarkan disiplin serta kontrol diri, dan justru perputaran virus dapat terus
terjadi.
Indonesia belum memasuki puncak Covid19,menurut Pandu Riono (2020)
menjelaskan bahwa indonesia masih jauh dari puncak pandemi Covid-19. Di hari-
hari mendatang, jumlah pasien positif Covid-19 diprediksi masih akan terus
bertambah.
Data yang dimuat Driven Innovation Lab yang dinaungi Singapore
University of Technology and Design (STUD) terus memperbarui prediksi akhir
pandemi virus corona SARSCoV-2 di sejumlah negara menggunakan kecerdasan
buatan (artificial intelligence). Simulasi yang dilakukan berbasis pemodelan
matematika tipe SIR (susceptible-infected-recovered).
Model SIR ini diregresikan berdasarkan data jumlah individu maupun
populasi yang rentan, positif terinfeksi, dan sembuh dari berbagai negara, untuk
menghasilkan simulasi kurva pandemi di masing-masing negara. Oleh karena itu,
prediksi akan terus berubah karena variabel perumusan kurva melibatkan
pertambahan angka yang dinamis.
Menurut data per 4 Mei dalam simulasi SIR tersebut, prediksi akhir
pandemi virus corona di Indonesia mundur dari prediksi sebelumnya. Kini,
prediksi akhir pandemi virus corona di Indonesia menjadi 7 Oktober 2020.
Mundur dari prediksi sebelumnya yang menyatakan pandemi corona di Tanah Air
akan berakhir pada 6 Juni, berdasarkan data per 25 April.

1. Zona Merah Peraturan Lockdown


Joko Widodo telah mendapat tekanan yang meningkat untuk menerapkan
karantina wilayah sebagian di daerah terdampak virus. Para ilmuwan mengatakan
bahwa negara ini sedang berlomba dengan waktu untuk menekan penyebaran
COVID-19 sebelum Lebaran dak karantina komunitas bisa menjadi solusi satu-
satunya untuk melakukan itu.

23
Pada 16 Maret, Jokowi menyatakan bahwa kebijakan karantina wilayah
adalah otoritas pemerintah pusat, dan mengingatkan pemerintah daerah untuk
tidak menerapkan karantina wilayah tanpa izin pemerintah pusat (Pransuamitra,
Putu Agus, 2020).
Pada 27 Maret, para profesor kedokteran Indonesia meminta pemerintah
untuk melakukan karantina wilayah lokal, menyatakan bahwa kebijakan
pemerintah berupa pembatasan fisik tidak efektif. Pemerintah sedang merancang
sebuah peraturanpemerintah untuk mengatur prosedur dan syarat untuk
menerapkan karantina regional Peta sebaran Pandemi dan Kebijakan PSBB di
Jawa Timur Berkenaan dengan diterapkannya aturan pemerintah terkait pandemi
Covid 19 dapat diketahui penggunaan istilah terkait dengan gejala pandemi.
2. Dampak Ekonomi
Harga masker medis di Indonesia melonjak lebih dari enam kali lipat,
dengan harga eceran yang awalnya sekitar Rp. 30.000 menjadi Rp. 185.000
(beberapa sumber menyatakan lebih dari Rp. 800.000 per kotak di beberapa toko
setelah dua warga yang dinyatakan positif mengidap koronavirus. Pembelian
karena panik jugadilaporkan sejak pertengahan Februari sebelum kasus pertama
dikonfirmasi.
Masker dan penyanitasi tangan sulit didapatkan peredarannya di
masyarakat dalam beberapa jam setelah pemerintah mengumumkan adanya kasus
COVID-19 di Indonesia. Presiden Indonesia memperingatkan orang-orang agar
tidak menimbun masker dan penyanitasi tangan. Kepolisian Republik Indonesia
telah menindak para tersangka penimbun.
Menyusul tren penurunan harga saham di seluruh dunia, Indeks Harga
SahamGabungan (IHSG) melemah bahkan sebelum konfirmasi COVID-19
pertama di Indonesia. Menanggapi ekspektasi perlambatan ekonomi di Indonesia
akibat menurunnya kegiatan ekonomi Tiongkok, Bank Indonesia memangkas
suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 4,75% pada 20 Februari.
Pada 12 Maret, saat WHO mengumumkan pandemi, IHSG jatuh 4,2
persen menjadi 4.937 ketika sesi Kamis dibuka, yang merupakan level yang tidak
pernah terjadi selama hampir empat tahun terakhir.

24
Pada 13 Maret, perdagangan saham dihentikan untuk pertama kalinya
sejak 2008 karena pandemi. Sementara itu, perdagangan Bursa Efek Indonesia
telah mengalami penghentian perdagangan (trading halt) sebanyak lima kali sejak
diberlakukan terhitung 11 Maret 2020.
Penghentian transaksi perdagangan terjadi masingmasing pada 12 Maret
2020 pada pukul 15:33 WIB, 13 Maret 2020 pukul 09:15:33 waktu JATS,
kemudian 17 Maret 2020 pukul 15:02 waktu JATS, dan 19 Maret 2020 pukul
09:37 JATS. Transaksi perdagangan kelima yang dihentikan terjadi pada 23 Maret
2020, pukul 14:52:09 waktu JATS.
Pemerintah telah menyusun kajian dampak ekonomi dan penurunan
penghasilan masyarakat di setiap provinsi berdasarkan skenario ringan, sedang,
hingga buruk. Skenario tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo dalam rapat
dengan para gubernur, bupati, dan wali kota seluruh Indonesia pada 24 Maret
2020.
Skenario mengacu kepada daya tahan ekonomi setiap provinsi maupun
penurunan pendapatan para pelaku ekonomi. Dalam skenario sedang, dampak
koronavirus akan membuat pendapatan buruh di Nusa Tenggara Barat turun
sekitar 25% dan mampu bertahan hingga Juni-September 2020. Di sektor UMKM,
dampak penurunan pendapatan terbesar bakal terjadi di Kalimantan Utara sebesar
36% dengan kemampuan daya tahan hingga Agustus-Oktober 2020.
Sementara itu, bagi pengemudi supir angkutan umum dan ojek, penurunan
pendapatan terbesar bakal terjadi di Sumatra Utara sebesar 44%. Bagi petani dan
nelayan, penurunan pendapatan terbesar bakal terjadi di Kalimantan Barat sebesar
34% dengan kemampuan daya tahan sampai Oktober-November 2020.
Pariwisata Indonesia juga terdampak, dengan Bali mengalami penurunan
kedatangan wisatawan sebesar 33% bila dibandingkan dengan Januari, dan
penurunan tajam 96% wisatawan Tiongkok. Hotel mengalami tingkat hunian yang
sangat rendah, dengan beberapa hotel mencatat tingkat hunian 5% dan bahkan 0%
karena terlalu mengkhususkan diri pada pengunjung Tiongkok, adanya
pembatasan perjalanan dari negara terinfeksi, dan ketakutan secara umum
terhadap virus.

25
Namun, ada peningkatan minat wisatawan domestik, menurut Varagur,
Krithika (2020) dan wisatawan Tiongkok yang sudah berada di pulau itu
umumnya memilih untuk memperpanjang masa tinggal mereka.

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian dialami oleh seluruh
negara di dunia, termasuk Indonesia yang mengalami dampak perekonomian yang
sangat besar. UMKM dalam hal ini menjadi bagian yang sangat terpukul dan
terdampak dalam krisis ini, memperhatikan kontribusi UMKM terhadap jumlah
unit usaha, sumbangan PDB, serapan tenaga kerja, ekspor dan investasi terhadap
perekonomian Indonesia yang sangat besar dan signifikan, maka menjadi
perhatian penting bagi pemerintah untuk membantu dalam memulihkan dan
membangkitkan UMKM di Indonesia dengan berbagai bantuan dan kebijakan
pemerintah yang dapat mendukung bisnis UMKM.
Kebijakan pemerintah tersebut dibagi dalam berbagai strategi jangka
pendek, menengah dan panjang, antara lain jangka pendek dan mendesak,
pemerintah berfokus pada pengurangan penambahan korban jiwa COVID-19
dengan penekanan pada stimulus sektor kesehatan dan bantuan kesejahteraan bagi
rakyat yang terdampak, untuk kebijakan jangka menengah diantaranya,
memastikan dunia usaha untuk langsung beroperasi, menjaga kesinambungan
sektor logistik dan mendorong kemandirian industri alat kesehatan menjadi
kunci,sedangkan strategi jangka panjang difokuskan pada pengenalan dan
penggunaan teknologi digital bagi UMKM sekaligus persiapan untuk memasuki
era Industri.
Peranan usaha kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam
setiap perencanaan tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen
yakni: (1) Departemen Perindustrian dan Perdagangan; (2) Departemen Koperasi
dan Usaha Kecil Menengah, namun demikian usaha pengembangan yang telah
dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya, karena pada kenyataannya
kemajuan usaha kecil menengah sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan
yang sudah dicapai usaha besar.

Keberadaan para pelaku bisnis UKM memberikan andil yang cukup


signifikan bagi pembangunan perekonomian. Dalam hal ini usaha yang mereka
bangun menyerap tenaga kerja di derahnya masing-masing.

27
Hal tersebut sangat membantu pemerintah dalam upaya mengurangi
angka pengangguran dan pengentasan kemiskinan. Diharapkan perkembangan
bisnis UKM dari waktu ke waktu mengalami peningkatan yang stabil.

28

Anda mungkin juga menyukai