Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN INOVASI

“Literasi Peran UMKM dan Tantangan UMKM ”

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Dina Sarah Syahreza., SE.,M.Si

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
1. Harris Christian Sianturi 7173210015
2. Nurul Shavira. 7173510056
3. Sri Rezeki. 7173510066
4. Wanda Anisya Putri 7173510071

MANAJEMEN KELAS A

FAKULTAS EKONOMI

1
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

KATA PENGANTAR

         Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan Tugas Manajemen Inovasi

        Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Inovasi Dalam tugas
ini tersaji tentang Ruang lingkup Usaha mikro kecil dan menengah Tugas ini diharapkan
dapat menambah wawasan tentang pengertian Usaha mikro kecil dan menengah.

         Saya tahu bahwa tugas yang kami buat ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
setiap kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan guna perbaikan makalah ini.

        Kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan
makalah ini,selalu kami nantikan.akhirnya semoga tugas ini bermanfaat bagi kita semua.
Amiinnn

Medan , Desember 2020

2
DAFTAR ISI 

KATA PENGANTAR…………………………………….…………………..……..i

DAFTAR ISI………………………………………………………………...……….ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1

1.2 Rumusan Masalah………………..………………………………………………..2

1.3 Tujuan Makalah……………………………………………………………………2

1.4 Manfaat Makalah…………………………….…………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).………..……………….8

2.2 Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)……........……………………9

2.4 Kekuatan dan Kelemahan UMKM………………………………………..………10

2.5 Tantangan-tantangan dalam UMKM……………………………………..……….12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………….…………17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari
perekonomian suatu negara atau pun daerah, tidak terkecuali di Indonesia. Sebagai
gambaran, kendati sumbangannya dalam output nasional hanya 56,7 persen dan
dalam ekspor nonmigas hanya 15 persen, namun UKM memberi kontribusi sekitar 99
persen dalam jumlah badan usaha di Indonesia serta mempunyai andil 99,6 persen
dalam penyerapan tenaga kerja. Namun, dalam kenyataannya selama ini UKM
kurang mendapatkan perhatian. Dapat dikatakan bahwa kesadaran akan pentingnya
UKM dapat dikatakan barulah muncul belakangan ini saja.
Usaha Kecil Menengah atau lazim kita kenal sebagai UKM mempunyai banyak
peranan penting dalam perekonomian. Salah satu peranannya yang paling krusial
dalam pertumbuhan ekonomi adalah mesti mulus dinamisasi ekonomi. Karakternya
yang fleksibel dan cakap membuat UKM dapat direkayasa untuk mengganti
lingkungan bisnis yang lebih baik daripada perusahaan-perusahaan besar. Dalam
banyak kasus, dari sejumlah UKM yang baru pertama kali memasuki pasar, di
antaranya dapat menjadi besar karena kesuksesannya dalam beroperasi.
Sejak krisis moneter yangdiawalitahun1997,hampir80%usahabesarmengalami
kebangkrutan dan melakukan PHK massal terhadap karyawannya. Berbeda dengan
UKM yang tetap bertahan di dalam krisis dengan segala keterbatasannya. UKM
dianggap sektor usaha yang tahan banting. Selain itu sebagai sektor usaha yang
dijalankan dalam tataran bawah, UKM berperan besar dalam mengurangi angka
pengangguran, bahkan fenomena PHK menjadikan para pekerja yang menjadi korban
dipaksa untuk berfikir lebih jauh dan banyak yang beralih melirik sektor UKM ini.
Produk-produk UKM, setidaknya memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi
4
dan pendapatan nasional, karena tidak sedikit produk-produk UKM itu yang mampu
menembus pasar internasional. Sekarang ini lembaga-lembaga donor internasional.

semuanya mendukung perkembangan UKM. Ada yang melihatnya sebagai wahana


untuk menciptakan kesempatan kerja (ILO), ada yang melihatnya sebagai penjabaran
komitmen mereka (IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia) untuk memerangi
kemiskinan di negara-negara berkembang. Di Asia, perkembangan sektor UKM ini
juga dilihat sebagai salah suatu jalan keluar dari krisis ekonomi. Para donor
multilateral dan bilateral (antara lain Jepang) semuanya akan menyediakan dana dan
bantuan teknis untuk pengembangan sector ini.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan UMKM ?


2. Bagaimana Peran dalam UMKM ?
3. Apa saja Kekuatan dan Kelemahan UMKM ?
4. Apa saja Tantangan-tantangan dalam UMKM ?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui tentang pengertian UMKM


2. Untuk mengetahui bagaimana peran dalam UMKM
3. Untuk mengetahui apa saja tantangan dalam UMKM
4. Untuk mengetahui tentang kekuatan dan kelemahan UMKM

1.4 Manfaat Makalah

1. Memberikan pengetahuan mengenai pengertian UMKM


2. Memberikan pengetahuan mengenai peran dalam UMKM
3. Memberikan pengetahuan mengenai tantangan dalam UMKM

4. Memberikan pengetahuan mengenai kelemahan dan kekuatan UMKM

5
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi UKM

Usaha Kecil Menengah adalah sebuah bangunan usaha yang berskala kecil.
Umumnya, ia dimiliki oleh perseorangan maupun kelompok. Bidang yang digarap oleh
Usaha Kecil Menengah antara lain: toko kelontong, salon kecantikan, restoran, kerajinan,
dan lain-lain. Biasanya usaha tersebut digagas oleh satu atau dua orang pendiri.

Definisi UKM itu sangat berbeda di tempat yang berlainan. Berbagai negara memiliki
definisi mereka sendiri mengenai ukuran bisnis yang bisa dikategorikan sebagai usaha kecil
menengah.Dengan pengkategorian tersebut, jenis bisnis skala kecil ini memiliki hak dan
kewajiban khusus berkaitan dengan legalitas status perusahaan dan besaran pajak yang harus
dibayarkan pada pemerintah. Di Australia, batas jumlah pekerjanya ialah 15 (lima belas)
orang. Sedangkan di Amerika Serikat, bisnis jenis ini bisa mempekerjakan hingga
500 karyawan. Demikianlah definisi UKM

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) setiap negara berbeda, karena dalam
penentuan UMKM itu sangat bergantung terhadap nilai dari aset dan omzet usaha itu sendiri
yang secara langsung berarti bergantung terhadap standard kehidupan negara tersebut. Di
Indonesia sendiri, berdasarkan UU no 20 Tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil dan
menengah menyebutkan bahwa :

 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha
perorangan dengan kriteria aset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar
300 juta.

  Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan bagian dari perusahaan lain, dengan
kriteria aset 50 juta sampai 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai
dengan 2,5 miliar.

  Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh


perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan bagian dari perusahaan
lain, dengan kriteria aset 500 juta sampai 10 miliar dan omzet sebesar 2,5
miliar sampai dengan 50 miliar.
Dan masih banyak pengertian mengenai UMKM yang dipakai oleh instansi-instansi di
Indonesia

Peran UMKM Dalam Perekonomian

Dari perspektif dunia, diakui bahwa UMKM memainkan suatu peran yang sangat
vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dinegara- negara
sedang berkembang (NSB) , tetapi juga di negara-negara maju (NM). Menurut Aharoni
(1994), UMKM di negara maju mencapai 99 persen dari jumlah unit usaha dari semua
kategori.

Di NSB seperti Asia, Afrika dan Amerika Latin, UMKM sangat penting khususnya
dari perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi kelompok miskin, distribusi
pendapatan dan pengurangan kemiskinan, dan pembangunan ekonomi pedesaan.
Didalam literatur diakui secara luas bahwa di NSB , UMKM sangat penting

karena:

1. Jumlah perusahaan sangat banyak, terutama dari kategori usaha mikro dan
usaha kecil disbanding dengan usaha besar.Usaha mikro dan usaha kecil
banyak tersebar diseluruh pelosok pedesaan termasuk wilayah-wilayah yang
relatif terisolasi. Dalam kata lain, kemajuan pembangunan ekonomi pedesaan
sangat ditentukan oleh kemajuan pembangunan UMKM-nya.
2. Karena sangat padat karya, berarti mempunyai suatu potensi pertumbuhan
kesempatan kerja yang sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat
dimaksudkan sebagai suatu elemen penting dari kebijakan-kebijakan nasional
untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan, terutama
bagi masyarakat miskin.
3. Tidak hanya mayoritas dari UMKM, terutama usaha mikro di NSB
berlokasidi pedesaan, kegiatan-kegiatan produksi dari kelompok usaha ini
umumnya adalah pertanian. Oleh karena itu upaya pemerintah mendukung
UMKM sekaligus secara tak langsung mendukung perkembangan dan
pertumbuhan produksi di sector pertanian.
4. UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih “cocok” (jika dibandingkan
dengan teknologi-teknologi canggih yang umum dipakai diperusahaan-
perusahaan modern) terhadap proporsi-proporsi dari faktor-faktor produksi
dan kondisi lokal yang ada di negara sedang berkembang, yakni SDA dan
tenaga kerja berpendidikan rendah yang berlimpah, tetapi modal serta modal
SDM atau tenaga kerja berpendidikan tinggi sangat terbatas.
5. Banyak UMKM bias tumbuh pesat, bahkan banyak UMKM bertahan pada
saat ekonomi Indonesia dilanda krisis besar pada tahun 1997/1998. Oleh
sebab itu kelompok usaha ini dianggap sebagai perusahaan-perusahaan yang
memiliki fungsi sebagai basis bagi perkembangan usaha lebih besar.

6. Walaupun pada umumnya masyarakat perdesaan miskin, tapi banyak buktinya


pengusaha–pengusaha UMKM membiayai sebagian besar dari operasi-operasi
bisnis mereka dengan tabungan pribadi, ditambah dengan bantuan atau
pinjaman dari saudara/ kerabat atau dari pemberi-pemberi kredit informal,
pedagang atau pengumpul.
7. Pasar utama bagi UMKM adalah untuk barang-barang konsumsi sederhana
dengan harga relatif murah, seperti pakaian jadi dengan desain sederhana,
mebel dari kayu, bamboo dan rotan,dll. Barang-barang ini memenuhi
kebutuhan sehari-hari dari masyarakat miskin atau berpendapatan rendah.

B. Peran UMKM di Negara yang Sedang Berkembang

Alasan kenapa koperasi sangat berperan dalam perekonomian dinegara yang


sedang berkembang karena:
1. Organisasi koperasi relatif terbuka dan demokrasi, mempunyai perusahaan
yang dimiliki bersama dan dapat mewujudkan keuntungan-keuntungan yang
bersifat sosialis/ekonomis dari kerja sama bagi kemanfaatan para anggotanya.
Organisasi koperasi dapat menciptakan dampak-dampak ekonomis, sosial, dan
politik terhadap lingkungan bagi kepentingan para anggota.
2. Melalui pembentukan perusahaan yang dimiliki secara bersama , para anggota
memperoleh peningkatan pelayanan dengan pengadaan secara langsung baran
dan jasa yang dibutuhkan.
3. Struktur dasar dari tipe organisasi koperasi yang bersifat social ekonomis
cukup fleksibel untuk diterapkan pada berbagai kondisi sosial ekonomis
tertentu. Sesuai kebutuhan para anggota yang melakukan kegiatan usahanya
diberbagai sektor ekonomi, cabang usaha dan daerah pada tingkat
pembangunan.
4. Para anggota yang termasuk golongan penduduk yang sosial ekonominya
“lemah” dapat memanfaatkan sarana swadaya yang terdapat pada organisasi
koperasi untuk memperbaiki situasi ekonomi/ sosialnya, dan untuk
mengintegrasikan dirinya dalam proses pembangunan sosialekonomi.

 Kelebihan UKM
Dengan ukurannya yang kecil – dan tentunya fleksibilitas yang tinggi, usaha
kecil menengah memiliki berbagai kelebihan, terutama dalam segi pembentukan
dan operasional. UKM memiliki kontribusi besar bagi bergulirnya roda ekonomi suatu
negeri, bukan hanya karena ia adalah benih yang memampukan tumbuhnya bisnis besar,
melainkan juga karena ia menyediakan layanan tertentu bagi masyarakat yang bagi
bisnis besar dinilai kurang efisien secara biaya.

Kelebihan UKM:
1. Fleksibilitas Operasional
Usaha kecil menengah biasanya dikelola oleh tim kecil yang masing-masing
anggotanya memiliki wewenang untuk menentukan keputusan. Hal ini membuat UKM lebih
fleksibel dalam operasional kesehariannya. Kecepatan reaksi bisnis ini terhadap segala
perubahan (misalnya: pergeseran selera konsumen, trend produk, dll.) cukup tinggi,
sehingga bisnis skala kecil ini lebih kompetitif.
2. Kecepatan Inovasi
Dengan tidak adanya hirarki pengorganisasian dan kontrol dalam UKM, produk-
produk dan ide-ide baru dapat dirancang, digarap, dan diluncurkan dengan segera.Meski ide
cemerlang itu berasal dari pemikiran karyawan – bukan pemilik – kedekatan diantara
mereka membuat gagasan tersebut cenderung lebih mudah didengar, diterima, dan
dieksekusi.
3. Struktur Biaya Rendah
Kebanyakan usaha kecil menengah tidak punya ruang kerja khusus di kompleks-
kompleks perkantoran.Sebagian dijalankan di rumah dengan anggota keluarga sendiri
sebagai pekerjanya.Hal ini mengurangi biaya ekstra (overhead) dalam operasinya.Lebih jauh
lagi, usaha menengah kecil juga menerima sokongan dari pemerintah, organisasi non-
pemerintah, dan bank dalam bentuk kemudahan pajak, donasi, maupun hibah.Faktor ini
berpengaruh besar bagi pembiayaan dalam pembentukan dan operasional mereka.
4. Kemampuan Fokus di Sektor yang Spesifik
UKM tidak wajib untuk memperoleh kuantitas penjualan dalam jumlah besar untuk
mencapai titik balik (break even point – BEP) modal mereka.Faktor ini memampukan usaha
kecil menengah untuk fokus di sektor produk atau pasar yang spesifik. Contohnya: bisnis
kerajinan rumahan bisa fokus menggarap satu jenis dan model kerajinan tertentu dan cukup
melayani permintaan konsumen tertentu untuk bisa mencapai laba. Berbeda dengan industri
kerajinan skala besar yang diharuskan membayar biaya sewa gedung dan gaji sejumlah besar
karyawan sehingga harus selalu mampu menjual sekian kontainer kerajinan untuk menutup
biaya operasional bulanannya saja.
Di atas adalah 4 (empat) Kelebihan UKM yang bisa dijadikan sumber motivasi dan selalu
dipertahankan oleh para pengelola usaha kecil menengah.

 Kelemahan UKM
Ukuran usaha kecil menengah selain memiliki kelebihan juga mengandung kekurangan
yang membuat pengelolanya mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Beberapa
permasalahan yang dihadapi dalam mengelola usaha kecil menengah antara lain:

1. Sempitnya Waktu untuk Melengkapi Kebutuhan


Sebab sedikitnya jumlah pengambil keputusan dalam usaha kecil menengah, mereka
kerap terpaksa harus pontang-panting berusaha memenuhi kebutuhan pokok bisnisnya,
yakni: produksi, sales, dan marketing. Hal ini bisa mengakibatkan tekanan jadwal yang
besar, membuat mereka tidak bisa fokus menyelesaikan permasalahan satu persatu.
Tekanan semacam ini bisa muncul tiba-tiba ketika bisnis mereka memperoleh order dalam
jumlah yang besar, atau beberapa order yang masuk dalam waktu hampir bersamaan. Lebih
dahsyat lagi jika suatu ketika ada lembaga bisnis besar yang merasa terancam dan mulai
melancarkan serangan yang tidak fair demi menyingkirkan pesaing potensialnya.
2. Kontrol Ketat atas Anggaran dan Pembiayaan
Usaha skala kecil umumnya memiliki anggaran yang kecil. Akibatnya, ia kerap kali
dipaksakan membagi-bagi dana untuk membiayai berbagai kebutuhan seefisien mungkin.
Ketidakmampuan untuk mengumpulkan modal yang lebih besar juga memaksa usaha kecil
menengah menjalankan kebijakan penghematan yang ketat, terutama untuk mencegah
kekurangan pembiayaan operasional sekecil apapun.Kekurangan pembiayaan operasional
yang tidak dicegah bisa mengakibatkan kebangkrutan, sebab kapasitas UKM untuk
membayar hutang biasanya hampir tidak ada.
3. Kurangnya Tenaga Ahli
Usaha kecil menengah biasanya tidak mampu membayar jasa tenaga ahli untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.Hal ini merupakan kelemahan usaha kecil menengah yang
sangat serius.Apalagi jika dibandingkan dengan lembaga bisnis besar yang mampu
mempekerjakan banyak tenaga ahli.Kualitas produk barang atau jasa yang bisa dihasilkan
tanpa tenaga ahli sangat mungkin berada di bawah standar tertentu.Akibatnya, kemampuan
persaingan bisnis skala kecil ini di pasar yang luas bisa sangat kecil.

 Tantangan dan Hambatan UMKM di Indonesia


Walaupun dukungan pemerintah sudah sangat memadai namun, masih ada hal-hal
yang menghambat pelaku usaha basis UMKM. Seperti yang kita ketahui bahwa target
pelaku UMKM adalah masyarakat kelas bawah dan menengah masih memiliki kemampuan
manajerial yang rendah serta modal yang tidak mencukupi. Sehingga, cukup jelas bahwa
UMKM cukup rentan terhadap masalah-masalah perekonomian.
Menurut Kuncoro (2000), beberapa kendala yang dialami oleh pelaku UMKM dalam
menjalankan bisnisnya adalah : tingkat kemampuan, keterampilan, keahlian, manajemen
SDM, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan yang tidak memadai. Secara lebih spesifik
adalah sebagai berikut :
2.4.1.      Kelemahan dalam memperoleh peluang pasar dan memperbesar pangsa pasar
2.4.2.      Kelemahan dalam struktur permodalan dan keterbatasan untuk memperoleh
jalur terhadap sumber-sumber permodalan
2.4.3.      Kelemahan di bidang organisasi dan manajemen SDM
2.4.4.      Keterbatasan jaringan usaha kerjasama antar pengusaha kecil
2.4.5.      Persaingan yang saling mematikan pengusaha lain
2.4.6.      Pembinaan yang belum memadai.
Sri Winarni (2006) menginformasikan bahwa UKM mengalami kesulitan usaha 72,47 %
sementara sisanya tidak mengalami masalah. Dari 72,47 % yang mengalami masalah,
berikut ini adalah detailnya (permasalahan terhadap presentasenya).
·         Permodalan sebesar 51,09 %
·         Pemasaran sebesar 34,72 %
·         Bahan Baku sebesar 8,59 %
·         Ketenagakerjaan sebesar 1,09 %
·         Distribusi Transportasi sebesar 0,22 %
·         Lainnya sebesar 3,93 %
Terlepas dari hal diatas, tantangan yang sedang dihadapi pelaku UMKM di Indonesia
adalah pasar bebas ASEAN.Untuk menghadapi tantangan ini yang diperlukan adalah
kekreatifitasan masyarakat Indonesia dalam berbisnis, karena pemerintah dalam
kebijakannya sudah membuka tangan selebar-lebarnya bagi siapa saja yang ingin membuka
usaha berbasis UMKM.

2.5.       Contoh Peluang UMKM


Sebagai referensi berikut ini adalah beberapa contoh peluang UMKM yang sukses di
Indonesia.
2.5.1.      Usaha Kuliner
Kalau bertanya tentang kuliner khususnya makanan nasi maka, kita akan cukup
sepakat mengenai nasi padang yang tersedia hampir disetiap daerah di Indonesia. Bisinis
kuliner merupakan suatu hal yang cukup popular.Alasannya sederhana, karena manusia
membutuhkan makanan setiap harinya.
Atau mungkin pembaca bisa mencoba bisnis kuliner berupa cemilan, mungkin tidak terlalu
terkenal tapi, cukup untuk menambah pundi-pundi kantong pembaca.Misalnya saja
mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang sukses dengan Raja Risolnya, dan mahasiswa
lainnya dengan Molen Arab.
2.5.2.      Usaha Fashion
Fashion sebagai kebutuhan sekunder manusia akan tetap eksis dalam
perkembangannya. Contohnya saja Zoya fashion untuk muslimah Indonesia, atau Jilbab
Rabbani. Menjadi pengusaha bidang fashion tidak selamanya membutuhkan modal karena
cukup banyak supplier yang bersedia memberikan pekerjaan berupa reseller kepada orang-
orang lain. Contohnya saja Oriflame.
2.5.3.      Usaha Pendidikan
Usaha ini membutuhkan skil pembaca dalam suatu bidang ilmu tertentu, namun tidak
mungkin bagi orang yang tidak terlalu ahli dalam suatu bidang ilmu tapi dapat membangun
suatu lembaga pendidikan yang dicari-cari orang banyak karena kualitasnya.
Sebut saja lembaga kursus bahasa inggris International Language Program(ILP), Ganesha
Operation, atau menjadi lembaga pendidikan satu-satunya di suatu bidang ilmu seperti
Robot Robotics School.
2.5.4.      Usaha Otomotif
Bagi pembaca yang tertarik dengan mesin-mesin maka, bisnis yang satu ini akan
cukup mudah dilakukan. Karena, penjualan kendaraan di Indonesia yang sangat tinggi maka
sudah sangat jelas bahwa Indonesia juga membutuhkan orang-orang dengan kemampuan
untuk merawat kendaraan tersebut. Contohnya saja ASTRA yang kemudian bekerja sama
dengan Honda.
2.5.5.      Usaha Agrobisnis
Masih banyak hasil pertanian didaerah yang dapat diolah menjadi bahan baku
produksi atau menjadi pedagang hasil pertanian itu sendiri. Contoh sederhana adalah Istana
Kripik yang merupakan hasil olahan dari singkong, ubi jalar, dll menjadi satu-satunya
penyedia kripik dengan kualitas tinggi di medan. Dengan omzet yang mencapai ratusan juta
rupiah.
2.5.6.      Usaha Teknologi Internet
Bidang ini memang erat kaitannya dengan orang-orang yang berasal dari disiplin
ilmu yang sama atau setidaknya berkaitan yaitu ilmu komputer, teknologi informasi atau ahli
dalam membangun sebuah perusahan StartUp. Contoh yang paling terkenal adalah
Bukalapak.com, Olx.co.id, Traveloka dan masih banyak lagi.
BAB III
PENUTUP
3.1.       Kesimpulan
UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah suatu jenis usaha kerakyatan yang
dibedakan berdasarkan aset dan omzet dari usaha tersebut. Berikut ini adalah perbedaanya:

1.  Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan usaha
perorangan dengan kriteria aset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300
juta.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan bagian dari perusahaan lain, dengan kriteria
aset 50 juta sampai 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 miliar.

3.  Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki oleh perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan bagian dari perusahaan lain, dengan
kriteria aset 500 juta sampai 10 miliar dan omzet sebesar 2,5 miliar sampai dengan
50 miliar.
Dalam perkembangannya pemerintah berperan sebagai pencipta iklim usaha yang
dapat meningkatkan semangat dan motivasi masyarakat melalui kemudahan-kemudahan
dalam memabangun serta mengembangkan bisni UMKM di Indonesia.Seperti contoh
penetapan kebijakan ekonomi jilid ke-12 yang mempermudah UMKM di Indonesia.

3.2.       Saran
Sebaiknya pembaca memiliki lebih banyak referensi dalam mencari ide usaha yang
akan dibangun. Karena, perencanaan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang baik
pula. Selain itu, dalam penanganan birokrasi sebaiknya pembaca lebih banyak memiliki
jaringan sehingga, lebih banyak pengalaman akan menghindarkan diri dari kecurangan dan
kegagalan
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kerjausaha.com/2013/01/mengenal-usaha-mikro-kecil-dan-menengah.html diakses pada


30 april 2016 pukul 14.00 WIB
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/m/edef-konten-view- mobile.asp?id=20131231220022813872431
diakses pada 30 april 2016 pukul 15.00 WIB
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/12/18/perkembangan-koperasi-dan-ukm-di-indonesia-
617617.html diakses pada 30 april 2016 pukul 15.30 WIB
https://www.academia.edu/8750905/Peranan_Pemerintah_dalam_Pemberdayaan_UMKMdiakses pada
1 mei 2016 pukul 12.45 WIB
https://aangkusnandar.wordpress.com/2010/01/06/landasan-hukum-pengembangan-umkm/ diakses
pada 1 mei 2016 pukul 13.00 WIB
http://www.bi.go.id/id/umkm/kredit/data/Default.aspx diakses pada 1 mei 2016 pukul 13.10 WIB
http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/ diakses pada 1 mei 2016 pukul
13.20 WIB

Anda mungkin juga menyukai