Anda di halaman 1dari 8

REKAYASA IDE

“ANALISIS REALISASI DISPLAY BARANG DAGANG PADA TOKO


USAHA KECIL DAN MENENGAH”
Dosen Pengampu: Lenti Susanna Saragih, S.Pd., M.Si

Oleh:
Kelompok 2

1. Fransiskus Tumbur Rezeki Simbolon (7193143007)

2. Rony Pakpahan (7193143004)

3. Salsabila Herina (7192443010)

4. Tio Birgita Natalia ( 7193143011)

5. Yolanda Agustina Malau (7193343002)

PENDIDIKAN BISNIS FAKULTAS


EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI
MEDANMEI 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih & Rahmat
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Rekayasa Ide ini dalam bentuk makalah.
Semoga tulisan ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembacanya.Harapan kami semoga tugas ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi kami dan para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi tugas ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
membagi sebagian ilmu pengetahuannya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
Makalah ini. Penulis menyadari, baik dalam penulisan maupun bahasa yang digunakan
dalam menjelaskan, ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna penyempurnan
Makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas segala dukungan dan saran guna
penyempurnaan tugas ini.

Medan, Mei 2022

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam
peningkatan perekonomian daerah maupun perekonomian suatu negara. Menurut
Tambunan (2012) di Indonesia, UMKM terbukti memiliki peran yang penting dalam
mengatasi akibat dan dampak dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 yang
mana banyak dari perusahaan-perusahaan besar mengalami kebangkrutan, sedangkan
UMKM mampu bertahan dengan kondisi krisis tersebut. Selain itu, sektor ini mampu
meningkatkan pendapatan per kapita atau Produk Domestik Bruto (PDB) masyarakat
karena mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.

Menurut Tambunan (2002), kualitas SDM yaitu termasuk perilaku pelaku usaha dapat
mempengaruhi keberhasilan usaha. Kasmir (2017) usaha dapat dikatakan berhasil jika
para pelaku usaha memiliki karakteristik kepribadian yang jujur, kreatif dan inovatif
untuk membangun sebuah kepercayaan terhadap konsumen, semakin banyak motivasi
dan perilaku baik yang dimiliki oleh seorang pelaku usaha maka semakin besar pula
kemungkinan sebuah UMKM dapat berkembang. Untuk mengembangkan suatu UMKM
agar usahanya berhasil, pelaku usaha harus dapat berpikir kreatif dan inovatif untuk
lebih mengembangkan usahanya.

I.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah umkm sebagai berikut:

Bagaimana cara mengembangkan usaha micro kecil atau menengah disaat pandemic
covid 19.

I.3 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dilakukan untuk mengetahui cara memecahkan masalah
usaha micro kecil atau menengah dalam hal pengembangan usaha disaat pandemic covid
19.
BAB II

PEMBAHASAN

II.I Definisi UMKM


➢ UMKM Menurut Bank Dunia
Berbeda halnya dengan BPS, Bank Dunia mendefinisikan UMKM menurut tiga
klasifikasi, yaitu berdasarkan kondisi karyawan, pendapatan, dan nilai aset. Berikut
penjelasannya:
a) Micro Enterprise. Memiliki kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang, dan
pendapatan setahun tidak melebihi USD3 juta.
b) Small Enterprise. Kriteria jumlah karyawan kurang dari 100 orang, pendapatan
setahun tak melebihi USD100 ribu, dan jumlah aset tak melebihi USD100 ribu.
c) Medium Enterprise. Memiliki kriteria jumlah karyawan maksimal 300 orang,
pendapatan setahun hingga USD15 juta, dan jumlah aset mencapai USD15 juta.
➢ UMKM Menurut UU
Dalam perkembangannya, dunia usaha tidak lagi diklasifikasikan berdasarkan jumlah
karyawannya.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM), pemerintah mengelompokkan jenis usaha berdasarkan kriteria aset
dan omzet.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria kekayaan bersih maksimal Rp50 juta tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha. Selain itu, memiliki omzet tahunan maksimal Rp300
juta.

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha.
Usaha bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian langsung dan tidak langsung dari usaha menengah atau
usaha besar.
Kriteria usaha kecil adalah kekayaan bersih berkisar lebih dari Rp 50 juta sampai Rp 500
juta, tidak termasuk tanah dan bangunan usaha. Selain itu, memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5 miliar.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan bukan
termasuk anak perusahaan atau cabang perusahaan tertentu.
Adapun, kriteria jumlah kekayaan bersih harus lebih dari Rp 500 juta hingga paling
banyak Rp 10 Miliar. Selain itu, penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai paling
banyak Rp 50 miliar.

Berdasarkan peraturan UU UMKM tersebut, pemerintah berasumsi bahwa penjualan


tahunan rata-rata suatu bidang usaha adalah lima kali dari kekayaan bersih usaha
tersebut.
Definisi tersebut sesungguhnya lebih mengacu pada kinerja operasional, karena usaha
dengan jumlah karyawan besar sekalipun dapat menjadi usaha kecil jika penjualan
tahunan dan kekayaannya rendah.
Sebaliknya, perusahaan bisa tergolong usaha besar jika penjualan tahunan dan
kekayaannya besar, meski jumlah karyawan hanya sedikit.
Hal ini tercermin dari perusahaan-perusahaan baru yang berhasil mengembangkan usaha
dalam waktu singkat karena inovasi teknologinya, seperti Google, Facebook, dan Yahoo.

Mereka bisa ditetapkan sebagai usaha besar dan bukan UMKM karena mampu meraih
pendapatan bombastis, meski jumlah karyawan hanya sedikit.
Itulah sekilas tentang pengertian atau apa artinya UMKM.

II.2 Kekurangan atau Kelemahan UMKM


O Minim tenaga ahli dan terampil

Biasanya, UMKM tidak memiliki tenaga ahli yang terampil. Akibatnya, produk atau
barang yang dihasilkan cenderung rendah mutunya. Belum ada SOP yang jelas
menjadikan pengerjaan UMKM tidak serapi manajemen dari perusahaan besar.
Minimnya tenaga ahli dan terampil juga menjadikan analisis pasar UMKM
cenderung mengikuti tren atau sekadar untuk menutupi kebutuhan rumah tangga
pemilik usaha. Itulah salah satu alasan yang menjadikan UMKM cenderung tidak
maju-maju.
O Modal kecil menyebabkan minimnya anggaran dan pembiayaan

Pendanaan UMKM biasanya berasal dari uang pemilik usaha saja. Hal ini
menyebabkan minimnya pembiayaan UMKM.
Akibatnya, anggaran dana harus diatur seefisien mungkin agar sesuai kebutuhan dan
kelancaran operasional usaha. Jika tidak memiliki manajemen keuangan yang rapi,
tidak mustahil, UMKM malahan akan gulung tikar.
O Manajemen biasanya belum stabil

Minimnya tenaga kerja terampil biasanya menjadikan UMKM tidak memiliki


manajaman yang stabil. Pemilik usaha memiliki kuasa penuh atas UMKM tersebut.
Keputusan biasanya berjalan satu arah dari atas ke bawah. Keinginan pemilik usaha
adalah hal mutlak yang harus dijalankan dalam UMKM. Selain itu, SOP dari barang
atau pelayanan juga belum rapi sehingga terkesan tidak konsisten.
O Persaingan yang kompetitif

Jika suatu usaha sedang tren naik di pasaran, biasanya akan muncul banyak usaha
kecil serupa untuk menirunya. Itulah sebabnya, ada istilah bisnis musiman.
Di periode anak sekolah membutuhkan seragam, tiba-tiba muncul banyak jasa
konveksi kecil. Saingan-saingan UMKM amat kompetitif untuk menggaet pelanggan
yang tidak banyak.
Tidak hanya dari sisi persaingan antar-UMKM saja, persaingan juga bisa terjadi
dengan perusahaan besar. Jika usaha yang sudah mapan memproduksi produk yang
sama, bisa dipastikan produk UMKM akan kalah kualitas

II.3 Strategi Untuk Pengembangan UMKM


Pertama, Pelaku UKM Harus Memiliki Jiwa Kepemimpinan Dalam Dirinya. Walaupun
Anda masih memulai UKM dan belum memiliki seorang karyawan, Anda tetap harus
menanamkan jiwa kepemimpinan dalam diri Anda, sehingga ketika nantinya memiliki
karyawan Anda dapat memimpin karyawan tersebut dengan baik. Kemampuan Anda
dalam memimpin, merencanakan, mengatur, dan menjalankan sebuah usaha tentunya
akan memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangnan usaha itu sendiri.

Kedua, Pelaku UKM Harus Mau Belajar Tentang Manajemen. Karena Pengetahuan

tentang Manajemen adalah hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pelaku
UKM. Dengan modal knowledge manajemen, Anda akan mampu mengoptimalkan
sumber daya yang ada dalam bisnis Anda, dan dapat mengurangi resiko kerugian yang
mungkin terjadi.

Ketiga, Pelaku UKM Harus Melakukan Marketing dan Branding. Salah satu penyebab
kegagalan sebuah UKM adalah tidak melakukan marketing dan branding secara
maksimal. Dua faktor ini adalah sangat penting dalam tumbuh kembangnya sebuah
usaha baik skala besar ataupun skala kecil. Sebaiknya Anda menciptakan sebuah
logo dan

juga nama perusahaan yang mudah diingat oleh orang lain, dan juga melakukan promosi
agar UKM Anda semakin dikenal oleh masyarakat luas. Kita jangan pernah lupa
bahwa sebagus
apapun produk yang Anda jual bila tidak didukung oleh kegiatan promosi yang baik,
orang tidak akan mengenalnya.

Keempat, Pelaku UKM Harus Mampu Beradaptasi. Pasar yang semakin luas dan
pertumbuhan UKM yang semakin banyak tentunya akan menciptakan banyak tantangan.

Seorang pelaku UKM harus jeli dalam memperhatikan segala peluang dan hambatan yang
mungkin datang ke hadapan Anda, dan dapat mengambil keputusan dan bertindak dengan
cepat. Kemampuan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan dapat
memenuhi permintaan konsumen yang semakin beragam akan membuat UKM Anda
dapat bertahan dan dapat berkembang ke arah yang lebih baik.

Kelima, Pelaku UKM Harus Mampu Berinovasi. Ingat….. “Inovasi Dalam Bisnis Adalah
sesuatu yang sangat penting”, seorang pelaku UKM harus bisa berinovasi dalam
menawarkan produknya ke pasar. Kebanyakan konsumen lambat laun akan bosan
dengan

produk yang sama dan biasa-biasa saja, mereka mau sesuatu yang berbeda. Dengan kerja
keras dan kreatifitas yang Anda dan tim Anda miliki, mulailah untuk menawarkan
produk
yang berbeda atau menawarkan produk yang biasa-biasa saja dengan cara yang berbeda
sehingga produk itu bisa memiliki nilai yang lebih tinggi di pasaran.
BAB III
PENUTUP
III.I Rekomendasi

Dalam menjalankan suatu bisnis memang tidak mudah dimulai dengan umkm (usaha
mikro kecil ataupun menengah. Dalam menjalankan usaha juga tentunya memiliki

banyak tantangan dan kekurangan yang dapat membuat umkm lambat atau susah
untuk berkembang dan maju. Demikianla hal nya pada usaha yang penulis teliti yaitu
umkm
yang tidak berkembang diakibatkan minimnya pengetahuan cara maupun strategi
dalam berwirausaha termasuk penataan barang dagang. Dengan begitu untuk
memajukan umkm penulis mengharapkan umkm tersebut dapat Kembali mempelajari
secara
mendalam Kembali mengenai tentang startegi dan berwirausaha yang baik untuk
memajukan umkm sesuai dengan yang sudah penulis buat diatas. Kemudian penulis
berharap semua umkm menerapkannya agar umkm diindonesia dapat maju dan
berkembang.

Anda mungkin juga menyukai