Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AKHIR

KENDALA, TANTANGAN, PELUANG


DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
UMKM
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah UMKM & Koperasi

Dosen Pengampu : Ngadiyono S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

TAUFIK HIDAYAT

NIM.21804244030

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kendala, Tantangan, Peluang Dan,
Strategi Pengembangan UMKM” guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi
Kerakyatan.
Makalah ini telah ditulis dan disusun dengan maksimal dan mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Yogyakarta, 7 Desember 2021


Hormat Saya,

Taufik Hidayat

i
Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................... 2

Bab 1 Pendahuluan .............................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 4

Bab 2 Pembahasan ............................................................................................................... 5

2.1 Kendala ...................................................................................................................... 5

2.2 Tantangan .................................................................................................................. 7

2.3 Peluang ....................................................................................................................... 9

2.4 Strategi Pengembangan .......................................................................................... 10

Bab 3 Penutup .................................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 12

2
Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


UMKM merupakan usaha mikro, usaha kecil dan usaha menengah. Berdasarkan
Undang-Undang nomor 20 Tahun 2008 usaha mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan ataupun badan usaha perorangan dengan jumlah asset maksimal 0 sampai Rp
50 juta dan omzet total 0 sampai 300 juta. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri dilakukan oleh orang perorangan ataupun badan usaha akan tetapi
bukan merupakan anak perusahaan dengan jumlah asset lebih dari Rp 50 juta sampai
Rp 500 juta dan omzet total Rp 300 juta sampai Rp 2,5 milyar. Usaha menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dilakukan oleh cabang orang perseorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan dengan jumlah kekayaan bersih lebih
dari Rp 500 juta sampai Rp 10 milyar dan omzet total Rp 2,5 milyar sampai Rp 50 milyar.

Dalam menumbuhkan pertumbuhan ekonomi masyarakat UMKM memiliki kontribusi


yang besar khususnya di negara-negara berkembang. Dampak yang berpengaruh positif dapat
menggerakkan roda perekonomian bangsa dan mengurangi jumlah pengangguran.

Dimulainya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) yang diberlakukan pada awal 2016
menuntut para pelaku UMKM agar bisa bersaing dengan para pengusaha dari negara
ASEAN. Oleh karena itu, dukungan penuh dari pemerintah, pelaku usaha besar dan masyarakat
sangat diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan UMKM supaya tidak sampai ada
penurunan ataupun kebangkrutan. “Pemberian KUR 9% dan akan menjadi 7% di tahun
depannya,” jelas Agus Muharam merupakan kesempatan yang baik untuk masyatakat dalam
hal menggali potensi usaha mereka. Selain itu semakin dipermudahkan dalam hal usaha
adalah berita yang baik untuk masyarakat agar semakin semangat memperbaiki ekonomi
mereka dan berdampak positif bagi perekonomian nasional.

Pada realitanya, kondisi yang terjadi di lapangan tidak seperti harapan, beberapa UMKM
ada yang berangsur-angsur mengalami penurunan dari segi kualitas produk maupun jumlah
usahanya. Kenyataan ini tentu berbanding terbalik dengan program pemerintah yang
berusaha mengangkat UMKM agar terus berkembang agar terus menyokong ekonomi
Negara.

3
Salah satu UMKM yang mengalami kemunduran adalah pengrajin kayu yang berada
di Gilingan Kota Surakarta. Kurangnya kualitas produk, harga produk yang tidak sesuai
dengan kualitas produk menjadi pemasalahan yang di hadapi pengrajin kayu di Gilingan
Kota Surakarta. Selain itu, minimnya orientasi pasar untuk mengenalkan dan memahami
keinginan konsumen, melihat pesaing baik dari dalam ataupun luar negeri, peraturan yang
diberlakukan oleh pemerintah dan target yang harus dituju membuat pengrajin kayu di
Gilingan Kota Surakarta semakin menurun.

1.2 Rumusan Masalah

1.Kendala yang dihadapi UMKM

2.Tantangan yang dihadapi UMKM

3.Peluang Pemberdayaan UMKM

4.Strategi Pengembangan UMKM

1.3 Tujuan
a) Untuk Mengetahui Kendala UMKM
b) Untuk Mengetahui Tantangan yang dihadapi.
c) Untuk Mengetahui Peluang UMKM
d) Untuk Mengetahui Strategi Pengembangan UMKM

4
Bab 2 Pembahasan

2.1 Kendala
Ada banyak permasalahan yang mungkin dialami oleh para pelaku UMKM di Indonesia.
Namun, terdapat beberapa masalah utama UMKM yang sering terjadi sehingga menghambat
pertumbuhan usaha. Apa saja masalah/kendala UMKM :

1. Minimnya modal usaha

Modal merupakan salah satu permasalahan utama yang sering dialami UMKM.
Minimnya modal yang dimiliki para pelaku usaha mengakibatkan kegiatan produksi
menjadi terhambat sehingga keuntungan yang diperoleh pun tidak optimal.

Untuk itu, banyak para pelaku usaha yang mencoba peruntungan dengan mencari modal
melalui pinjaman bank. Sayangnya, syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi untuk
dapat memperoleh pinjaman modal dari bank sering kali tidak dapat dipenuhi oleh para
pelaku UMKM sehingga usaha menjadi mandek.

2. Kesulitan dalam hal perizinan

Perizinan juga menjadi salah satu masalah UMKM yang sering dialami di Indonesia.
Padahal, izin usaha resmi merupakan hal penting dalam sebuah usaha, terutama jika
berkaitan dengan pengembangan bisnis dan akses pembiayaan. Tanpa izin resmi,
UMKM tidak akan bisa mengajukan modal sehingga akan sulit untuk mengembangkan
usaha.

Hal ini diperlukan sebagai bukti yang sah dari pemerintah terkait kepemilikan usaha yang
diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan No. 46/2009 tentang Perubahan Atas
Permendag No. 36/2007 mengenai Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan.

Secara umum, SIUP dibagi menjadi empat kategori, yaitu:

1. SIUP Mikro, yaitu izin usaha untuk usaha sangat kecil atau mikro dengan kekayaan
bersih yang jumlahnya tidak lebih dari Rp50 juta.
2. SIUP Kecil, yaitu izin usaha untuk usaha kecil dengan kekayaan bersih yang jumlahnya
antara Rp50 juta hingga Rp500 juta.
3. SIUP Menengah, yaitu izin usaha untuk usaha menengah dengan kekayaan bersih yang
jumlahnya antara Rp500 juta hingga Rp10 miliar.
4. SIUP Besar, yaitu izin usaha untuk usaha besar dengan kekayaan bersih yang
jumlahnya lebih dari Rp10 miliar.

5
3.Kurangnya pemahaman tentang pemasaran digital

Setiap pelaku UMKM tentu ingin mengembangkan jangkauan usahanya seluas


mungkin. Namun, kurangnya pemahaman tentang pemasaran bisnis menjadi
permasalahan tersendiri yang sering dialami UMKM, terutama jika berkaitan dengan
teknologi atau pemasaran digital.

Meski sudah banyak pelaku UMKM yang menjual produknya secara online melalui
media sosial atau marketplace, pemahaman tentang pemasaran digital masih belum
maksimal sehingga potensi keuntungan yang diperoleh pun masih belum optimal

Bagaimana caranya? Anda bisa membaca dari buku, mengikuti berbagai webinar
online, konsultasi dengan sesama pemilik usaha, ikut komunitas bisnis, atau bahkan
praktik langsung!

Sebagai langkah awal, lakukan tips berikut untuk meningkatkan sistem pemasaran
digital bagi usaha Anda.

1. Kenali pelanggan dan buatlah konten menarik yang sesuai kebutuhan mereka.
2. Berikan penawaran menarik yang menguntungkan pelanggan (diskon atau
cashback).
3. Manfaatkan momen-momen spesial untuk memberikan promo.
4. Ajak pelanggan menggunakan pembayaran nontunai seperti pembayaran kartu dan
e-wallet, seperti GoPay, untuk mendapat promo menarik.
5. Gunakan program dropshipper atau reseller untuk meningkatkan jangkauan
pelanggan.

4.Pembukuan masih manual

Meski Indonesia sudah mulai mendorong pertumbuhan ekonomi digital, masih banyak
pelaku UMKM yang menggunakan pembukuan secara manual. Jika pembukuan
manual mengalami kerusakan, kehilangan, atau kesalahan, maka seluruh data akan
hilang dan sistem penjualan menjadi terhambat.

Padahal, pembukuan merupakan elemen penting dalam kegiatan usaha dan salah satu
syarat wajib yang diperlukan dalam peminjaman modal. Jika Anda termasuk pelaku
usaha yang masih menggunakan pembukuan manual, beralihlah ke pembukuan
otomatis dengan menggunakan aplikasi atau sistem pembayaran online yang sudah
terintegrasi. Dengan begitu, pencatatan transaksi bisa dilakukan secara otomatis dan

6
akurat sehingga risiko kerusakan, kehilangan, ataupun kesalahan data bisa
diminimalisasi.

5. Kurangan kesadaran membayar pajak

Dari sekitar 60 juta pelaku UMKM di Indonesia, hanya ada sekitar 2 juta pelaku
UMKM yang melaporkan pajaknya. Hal ini diprediksi karena banyak pelaku UMKM
yang masih belum menyadari pentingnya membayar dan melaporkan pajak, serta belum
mengetahui cara menghitung pajak.

Padahal, jika pelaku UMKM tidak membayar dan melaporkan pajaknya, mereka akan
dikenakan sanksi pajak yang berpengaruh terhadap jumlah pendapatan mereka. Untuk
menghindari sanksi tersebut, lakukan pembayaran pajak paling lambat tanggal 15 setiap
bulannya dengan menggunakan aplikasi PPh Final dari OnlinePajak.

Dengan menggunakan aplikasi tersebut, Anda tidak perlu menghitung jumlah pajak
yang harus dibayarkan secara manual. Dengan satu klik saja, pembayaran pajak dapat
dilakukan secara otomatis.

2.2 Tantangan
Setiap bisnis pasti memiliki tantangannya masing-masing, termasuk juga UMKM. Berikut
ulasannya.

1. Merekrut Sumber Daya Manusia

Merekrut pegawai bertalenta sesuai bidangnya merupakan tantangan terbesar. Hal ini tidak bisa
disepelekan, mengingat UMKM bisa berada di situasi yang sulit. Misalnya ketika sedang
membutuhkan banyak sumber daya manusia, namun perekrutan juga tidak boleh dilakukan
secara sembarangan.

Memperkerjakan karyawan memerlukan pertimbangan yang matang. Mengingat proses ini


cukup rumit dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Bagi pelaku bisnis UMKM, memiliki
sumber daya manusia yang memadai tentunya sangat diperlukan demi keberlangsungan
bisnis. Dengan talenta yang sesuai, bisnis Anda bisa lebih dikenal banyak orang dan
memperluas relasi.

7
2. Memperoleh Modal

Kesulitan mendapatkan modal seringkali dialami pebisnis. Tak jarang, untuk mendapatkan
pinjaman saja banyak hambatan yang harus dihadapi. Jika tidak mendapat solusi, bisnis
UMKM yang dijalankan sulit berkembang dan bersaing dengan kompetitor.

Tidak adanya pengelolaan dan laporan keuangan yang tepat menjadi salah satu alasan yang
ditemui. Hal ini membuat UMKM kesulitan mendapatkan pinjaman modal dari pihak bank
atau instansi lainnya yang memberikan kredit. Oleh karena itu, jika Anda termasuk pelaku
bisnis kecil dan menengah, mulailah membuat catatan keuangan yang terstruktur.

3. Mendapatkan Pelanggan

Tantangan bisnis UMKM selanjutnya adalah mendapatkan pelanggan. Pada dasarnya, hal ini
merupakan faktor universal karena tidak hanya dialami UMKM. Melainkan perusahaan besar
sekalipun, tentunya mengalami tantangan kesulitan mendapatkan pelanggan. Perlu usaha yang
keras dan strategi yang tepat untuk menarik minat pelanggan.

Kurang inovasi dengan berdiam saja tidak akan membuat pelanggan datang dengan sendirinya.
Oleh karena itu, pastikan Anda melakukan usaha keras dan strategi yang cocok sesuai target
pasar yang dipilih.

4. Strategi Pemasaran Produk

Siapa bilang strategi pemasaran hanya dibutuhkan perusahaan besar? Di zaman yang serba
teknologi ini, bisnis UMKM pun harus memiliki strategi yang tepat untuk memasarkan
produknya. Jika ingin mendapatkan loyalitas pelanggan, pastikan kualitas produk
dinomorsatukan. Selain itu, gunakan fitur menarik untuk mendatangkan lebih banyak
pelanggan.

Jika memadukannya dengan kreativitas, tentunya omzet bisnis akan melonjak pesat. Oleh
karena itu, tidak ada salahnya memanfaatkan jasa marketing atau PR (Publik Relation) untuk
meningkatkan penjualan.

5. Manajemen Arus Kas

Manajemen arus kas yang buruk nyatanya sangat mempengaruhi keberlangsungan suatu bisnis.
Tak heran jika banyak pebisnis menganggap pengelolaan arus kas menjadi tantangan terberat
yang harus dihadapi. Hal ini masuk akal, mengingat pengelolaan keuangan yang baik akan
menunjukkan keberhasilan suatu bisnis.

Dengan memahami beberapa tantangan bisnis di atas, setiap UMKM diharapkan dapat
mengevaluasi bisnis yang dijalankan. Manajemen perusahaan yang baik beserta pembuatan
laporan keuangan yang benar, tentunya merupakan perpaduan yang pas ketika menjalankan
bisnis.

8
2.3 Peluang
Berikut beberapa kebijakan yang dapat dijadikan peluang untuk UMKM mengembangkan
usaha nya dari segi permodalan:
1. Sejak diberlakukannya Peraturan Bank Indonesia No.14/26/PBI/2012 tanggal 27 Desember
2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank dan
diterbitkannya pedoman teknis berupa Surat Edaran Bank Indonesia No.15/8/DPBS tanggal 27
Maret 2013, salah satu syarat untuk pembukaan jaringan kantor bank harus memenuhi
persyaratan berupa rasio penyaluran pembiayaan pada UMKM. Tujuan dari penyempurnaan
ketentuan ini adalah untuk meningkatkan penyaluran pembiayaan UMKM (Laporan
Perkembangan Keuangan Syariah OJK, 2015). Ini merupakan peluang bagi UMKM untuk
memanfaatkan kebijakan ini dalam mendapatkan modal dari perbankan. Bank dapat
memperoleh insentif tambahan jumlah Pembukaan Jaringan Kantor apabila Bank menyalurkan
pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) paling rendah 20 persen
dan/atau Usaha Mikro dan Kecil (UMK) paling rendah 10 persen dari total portofolio
pembiayaan. Ada kebutuhan bagi bank umum dan Lembaga keuangan mikro untuk
memberikan pinjaman bagi UMKM untuk mencapai pengembangan ekonomi dan dapat
sebagai sarana pemecahan masalah pengangguran (Saymeh dan Sabha, 2014).

2. Cara yang dilakukan oleh perbankan syariah untuk mempermudah penyaluran pembiayaan,
antara lain melalui linkage antara bank umum dengan BPRS atau lembaga keuangan, melalui
jaringan/unit mikro yang berdiri sendiri atau melekat pada kantor cabang bank, dan partisipasi
dalam penyaluran KUR (Laporan Perkembangan Keuangan Syariah OJK, 2013). Seiring
dengan berlakunya UU No. 20 tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM), maka pembiayaan yang disalurkan BUS dan UUS dalam bentuk pembiayaan modal
kerja dan investasi untuk UMKM juga mengacu kepada definisi UMKM sebagaimana Jurnal
Ilmiah Manajemen & Bisnis 2 (1), 2017, hal. 181-197 ISSN: 2528 - 1208 dimaksud dalam UU
tersebut. Artinya, UMKM lebih mudah dalam menjangkau perbankan.

3. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/26/DPbS tanggal 10 Juli 2013 perihal Pelaksanaan
Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia serta adanya tambahan kebutuhan informasi
terkait prudential principle dan moneter, pada tahun 2013 telah dilakukan penyempurnaan
Laporan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Penyempurnaan yang
dilakukan salah satunya bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan moneter melalui
pengkinian sektor ekonomi dan UMKM. Artinya, UMKM merupakan komponen utama terkait
prudential principle dan moneter.

4. Perbankan syariah mempunyai pengaturan, pengawasan dan monitoring yang efektif,


berkelanjutan dan terintegrasi secara cross sector, antara lain melalui kajian struktur dan
interkoneksi sistem keuangan syariah beserta identifikasi fair playing field antara perbankan
syariah dengan non-perbankan syariah termasuk kaitannya dengan pengembangan akses
keuangan & UMKM, agar UMKM mudah dalam mengkases modal.

9
2.4 Strategi Pengembangan
Sebagai pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), kita patut berbangga, karena
UMKM di Indonesia ikut menyumbang pertumbuhan ekonomi dengan pencapaian sebesar
60%. Agar UMKM semakin berkembang pelaku usaha harus mempunyai strategi
pengembangan yang efekti, Berikut strategi pengembangan yang efektif dilakukan

1.Menentukan Harga sesuai kualitas yang maksimal

Modal dapat diartikan sebagai kumpulan uang atau barang yang nantinya akan digunakan
sebagai dasar untuk melakukan suatu pekerjaan. Sementara itu, biaya operasional adalah biaya
yang harus dikeluarkan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari perusahaan. Biaya operasional
akan mencakup bahan produksi, bahan baku, dan gaji karyawan. Walau warga di sekitar usaha
Anda menyukai harga murah, namun tetap seimbangkan harga asli dengan bahan baku dan
biaya produksi. Karena bila kualitas yang Anda ciptakan tinggi, maka konsumen akan tetap
setia meskipun harga kita naik sekalipun.

2. Memilih jenis produk yang tepat

Strategi pengembangan UMKM berikutnya yakni memilih produk tepat, yang tentunya harus
kreatif, inovatif, bermanfaat bagi penggunanya, dan pastinya menarik. Pertimbangkan hal ini
secara matang, terutama bila Anda memang sedang merancang strategi untuk mengembangkan
UMKM.

3.Memilih sumber daya manusia yang baik

Memilih seseorang yang punya pandangan ataupun pengetahuan terkait bisnis yang sedang
Anda jalani. Jadi jangan ragu pula dalam melakukan seleksi maupun rekrutmen, supaya bisnis
dapat melejit pesat dan menghasilkan keuntungan. Karena inilah salah satu strategi
pengembangan UMKM yang maksimal.

4.Melakukan Sistem Promosi

Pada era Revolusi Industri 4.0 ini kita harus pandai memanfaatkan system ditigal untuk
mengenalkan dan menyebarkan usaha yang sedang dijalani. Sebagai contoh strategi pemasaran
salah satunya adalah digital marketing, Terdapat beberapa bentuk digital marketing yang dapat
dilakukan oleh UMKM untuk dapat melakukan pemasaran produk yaitu sebagai berikut ;

-Melakukan publikasi video dan foto produk di sosial media secara intensif. Penggunaan sosial
media ini perlu disesuaikan dengan segmen produk yang dimiliki.

10
- Membuat video produk pemasaran yang nantinya ditayangkan melalui sosial media atau
melakukan live promosi produk. Strategi ini jika dilakukan dengan benar akan berpengaruh
positif terhadap bisnis yang dijalani.

5.Memilih lokasi atau dimana tempat yang strategis

Srategi pengembangan UMKM yang terakhir adalah terkait lokasi. Meskipun di tempat sepi
kita tetap dapat mencari pengunjung juga, namun tetap saja usahakan pula dengan stay di
tempat yang sering dilewati orang, serta lihatlah daya konsumsi masyarakat di sekitarnya pula.

11
Bab 3 Penutup

3.1 Kesimpulan
Pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan bagi seluruh perikehidupan masyarakat,
terlebih lagi bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang perputaran
ekonominya sangat bergantung pada lalu lintas barang, jasa, dan manusia, yang justru sedang
mengalami masa keterbatasan pergerakan. Hal ini berakibat pada menurunnya produktivitas
pada seluruh elemen dalam ekosistem UMKM dan berpengaruh pada kesejahteraan para pelaku
UMKM. Tantangan UMKM yang harus dihadapi adalah bagaimana menciptakan strategi
dalam mengisi kebutuhan pasar dalam negeri maupun pasar global. Meskipun penuh dengan
tantangan, sektor UMKM masih memiliki harapan dan peluang untuk meningkatkan skala
bisnisnya. Agar dapat bertahan di tengah mewabahnya pandemi Covid-19, Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM) harus memanfaatkan peluang dan strategi yaitu dengan penggunaan
sistem perdagangan elektronik atau e-commerce dalam memasarkan produknya.

3.2 Saran
Pelaku UMKM harus aware dan memahami berbagai program yang ditawarkan oleh
pemerintah agar dapat dimanfaatkan dengan tepat guna. Strategi jangka pendek dan Panjang
ini harus disiapkan agar eksistensi UMKM tetap terjaga dan tidak menganggu rantai
perekonomian.

12

Anda mungkin juga menyukai