Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Pengembangan UMKM dan Kewirausahaan

(Strategi Mengembangkan UMKM di Era Digital)

“Disusun untuk memenuhi nilai tugas pada mata kuliah pengembangan UMKM“

Dosen Pengampu

Ekalia Yusiana, S.P., M.Sc

Disusun Oleh

Elvita Rahmapani 2110631200035

Mata Kuliah Pengembangan UMKM

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Singaperbangsa Karawang

2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya,Saya bisa menyelesaikan Makalah Tugas yang berjudul
“Pengembangan UMKM dan Kewirausahaan : ( Strategi Mengembangkan
UMKM di Era Digital )”

Tidak lupa juga Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Luthfi
Nur’azkiya, S.P., M.Si selaku guru Mata Kuliah Pengembangan UMKM yang
telah memberikan tugas dan membimbing saya dalam mengerjakan tugas makalah
ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman
saya yang telah berkontribusi dalam pembuatan tugas makalah ini. Tugas Makalah
ini memberikan panduan dalam pembelajaran di Mata Kuliah Pengembangan
UMKM bagi para pembaca untuk memahami materi yang saya tuliskan. Saya
menyadari mungkin ada banyak kekurangan pada tugas makalah ini. Oleh sebab
itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan tugas saya. Saya juga
berharap semoga tugas makalah ini mampu memberikan pengetahuan tentang apa
itu UMKM, Latar Belakang UMKM, dan Bagaimana cara dan proses
mengembangkan UMKM di Era Modern saat ini.

Sukabumi, 3 Desember 2022

Elvita Rahmapani

i
i
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................... ……I


Daftar Isi................................................................................................................ …...II
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

Bab II Pembahasan........................................................................................................2
2.1 Pengertian UMKM...................................................................................................2
2.2 Karakteristik UMKM...............................................................................................3
2.3 Perbedaan Usaha Mikro,Kecil,dan Menengah atau UMKM.............................4
2.4 Peran UMKM terhadap Ekonomi Indonesia............................................................4
2.5 Faktor Perkembangan UMKM di
Indonesia.......................................................5

Bab III Kesimpulan…………………………………………………………………....6


Daftar Pustaka………………………………………………………………………....7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan pelaku bisnis
yangbergerak pada berbagai bidang usaha, yang menyentuh kepentingan
masyarakat. Berdasarkan data BPS (2003), populasi usaha kecil dan
menengah (UKM) jumlahnya mencapai 42,5 juta unit atau 99,9 persen dari
keseluruhan pelakubisnis di tanah air. UKM memberikan kontribusi yang
signifikan terhadappenyerapan tenaga kerja, yaitu sebesar 99,6 persen.
Semenrtara itu, kontribusi UKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
sebesar 56,7 persen. Dalam proses pemulihan ekonomi Indonesia, sektor
UMKMmemiliki peranan yang sangat stategis dan penting yang dapat ditinjau
dari berbagai aspek. Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat
dalamsetiap sektor ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
2002, jumlah UMKM tercatat 41,36 juta unit atau 99,9% dari total unit usaha.
Kedua, potensinya yangbesar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit
investasi pada sektor UMKMdapat menciptakan lebih banyak kesempatan
kerja bila dibandingkan denganinvestasi yang sama pada usaha besar. Sektor
UMKM menyerap 76,55 juta tenaga kerja atau 99,5% dari total angkatan kerja
yang bekerja. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup
signifikan yakni sebesar 55,3%dari total PDB. Keempat, bagaimana
perkembangan era digital saat ini yang kita saksikan bersama sangat lah pesat,
bahkan hampir dari segala lapisan masyarakat melakukan digitalisasi ini, oleh
karna itu kami yakin dengan bantuan digital perkembangan UMKM di
indonesia juga akan semakin maju.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dipaparkan di atas, pemakalah
dapat merumuskan pembahasan sebagai berikut:
- Apa definisi dari UMKM
- Apa saja upaya untuk melakukan pengembangan UMKM di era digital

I.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
- Mengetahui definisi dari UMKM
- Apa Peran UMKM terhadap Ekonomi di Indonesia

1
- Mengetahui strategi untuk pengembangan UMKM di Era Digital

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian UMKM


Penjelasan tentang pengertian UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola
oleh badan usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2008.

A. UMKM Menurut Bank Dunia


Berbeda halnya dengan BPS, Bank Dunia mendefinisikan UMKM menurut tiga
klasifikasi, yaitu berdasarkan kondisi karyawan, pendapatan, dan nilai aset.
Berikut penjelasannya:
a. Micro Enterprise. Memiliki kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang, dan
pendapatan setahun tidak melebihi USD3 juta.
b. Small Enterprise. Kriteria jumlah karyawan kurang dari 100 orang, pendapatan
setahun tak melebihi USD100 ribu, dan jumlah aset tak melebihi USD100 ribu.
c. Medium Enterprise. Memiliki kriteria jumlah karyawan maksimal 300 orang,
pendapatan setahun hingga USD15 juta, dan jumlah aset mencapai USD15 juta.

B. UMKM Menurut UU
Dalam perkembangannya, dunia usaha tidak lagi diklasifikasikan berdasarkan
jumlah karyawannya.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM), pemerintah mengelompokkan jenis usaha berdasarkan
kriteria aset dan omzet.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria kekayaan bersih maksimal Rp50 juta
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Selain itu, memiliki omzet
tahunan maksimal Rp300 juta.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha. Usaha bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian langsung dan tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
Kriteria usaha kecil adalah kekayaan bersih berkisar lebih dari Rp 50 juta sampai
Rp 500 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan usaha. Selain itu, memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5
miliar.

2
3

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan bukan
termasuk anak perusahaan atau cabang perusahaan tertentu.
Adapun, kriteria jumlah kekayaan bersih harus lebih dari Rp 500 juta hingga
paling banyak Rp 10 Miliar. Selain itu, penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar
sampai paling banyak Rp 50 miliar. Berdasarkan peraturan UU UMKM tersebut,
pemerintah berasumsi bahwa penjualan tahunan rata-rata suatu bidang usaha
adalah lima kali dari kekayaan bersih usaha tersebut. Definisi tersebut
sesungguhnya lebih mengacu pada kinerja operasional, karena usaha dengan
jumlah karyawan besar sekalipun dapat menjadi usaha kecil jika penjualan
tahunan dan kekayaannya rendah. Sebaliknya, perusahaan bisa tergolong usaha
besar jika penjualan tahunan dan kekayaannya besar, meski jumlah karyawan
hanya sedikit. Hal ini tercermin dari perusahaan-perusahaan baru yang berhasil
mengembangkan usaha dalam waktu singkat karena inovasi teknologinya, seperti
Google, Facebook, dan Yahoo. Mereka bisa ditetapkan sebagai usaha besar dan
bukan UMKM karena mampu meraih pendapatan bombastis, meski jumlah
karyawan hanya sedikit.
Itulah sekilas tentang pengertian atau apa artinya UMKM.

2.2 Karakteristik UMKM


Pada dasarnya, UMKM memiliki berbagai karakteristik. Berdasarkan
perkembangannya, UMKM diklasifikasikan menjadi 4 kriteria yaitu:
1. Livelihood Activities : UMKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja
untuk mencari nafkah. Umumnya dikenal sebagai sektor informal.
2. Micro Enterprise : UMKM yang memiliki sifat pengrajin, tetapi tak
bersifat kewirausahaan.
3. Small Dynamic Enterprise : UMKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan serta mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
4. Fast Moving Enterprise : UMKM yang telah memiliki jiwa
kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar.

Sementara secara statistik, UMKM dibedakan menurut sektor ekonomi:


– Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
– Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan.
– Perdagangan, hotel dan restoran.
– Pertambangan dan penggalian.
– Listrik, gas, dan air bersih.
– Angkutan dan komunikasi.
– Industri pengolahan.
– Bangunan.
3

– Jasa.
4

2.3 Perbedaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah atau UMKM


Jadi apa itu perbedaan UKM dan UMKM? Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada
beberapa kriteria yang dipergunakan, yakni sebagai berikut.
A. Usaha Mikro : Usaha produktif milik perseorangan dan/atau badan usaha
perseorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro yang diatur dalam
undang-undang.

B. Usaha Kecil : Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan


dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yang
diatur dalam undang-undang.

C. Usaha Menengah : Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang


dilakukan oleh perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil
atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang.

2.4 Peran UMKM Terhadap Ekonomi Indonesia


Perkembangan UMKM justru semakin menggeliat setelah krisis moneter
menerjang ekonomi Indonesia pada 1997-1998 silam. UMKM bahkan dianggap
menjadi tulang punggung perekonomian di saat perusahaan besar tumbang.
Kondisi itu merupakan hal positif karena UMKM mampu menjadi tolak ukur
aktivitas ekonomi masyarakat. Kehadiran UMKM juga dianggap menjadi solusi
untuk memperbaiki perekonomian nasional. Dengan adanya usaha-usaha kecil,
lapangan kerja semakin bertambah, sehingga pengangguran otomatis berkurang.
UMKM bahkan dianggap berkontribusi paling besar terhadap penyerapan tenaga
kerja dibanding sektor usaha besar.
Dalam perkembangannya hingga saat ini, Indonesia diperkirakan memiliki sekitar
67 juta unit usaha di sektor mikro, kecil, dan menengah. Sebagian besar berada di
sektor mikro. Angka itu tercatat paling banyak dibanding total unit usaha yang
ada di seluruh nusantara. Kendati demikian, laporan Arah Kebijakan dan
Program Pengembangan KUKM 2020-2024 yang diterbitkan Kementerian
4

Koperasi dan UMKM mengungkapkan kucuran credit untuk sektor UMKM masih
rendah.
5

Banyak di antara mereka yang belum memiliki akses pendanaan untuk modal
usaha ke berbagai lembaga pendanaan, baik lembaga perbankan, maupun lembaga
non-bank.
Pada dasarnya, salah satu persoalan klasik yang menyebabkan UMKM sulit
memperoleh pendanaan adalah karena pemilik usaha seringkali belum mampu
menyajikan informasi terkait kondisi perkembangan usahanya. Hal ini terutama
terkait laporan keuangan, khususnya laporan arus kas perusahaan.

2.5 Faktor Perkembangan UMKM di Indonesia


Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah adalah sebagai berikut.
1. Pemanfaatan Sarana Teknologi, Informasi dan Komunikasi
Kemajuan UMKM disejalankan dengan perkembangan teknologi yang
semakin kian berkembang.
Hasil penelitian menyatakan bahwa salah satu kesuksesan bisnis adalah
penunjangan teknologi yang baik dan tepat sasaran.
Pada tahun 2017, 8 juta unit usaha mikro, kecil dan menengah yang
sudah go digital. 
Angka ini diharapkan terus bertambah demi keberlangsungan dan
kemajuan bisnis di Indonesia.
2. Kemudahan Pinjaman Modal
Perkembangan bisnis usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia tidak
terlepas dari dukungan perbankan di Indonesia.
Untuk mendorong pertumbuhan UMKM artinya diperlukan keterbukaan
akses pembiayaan dari perbankan dan alokasi kredit khusus untuk
UMKM.
3. Menurunnya Tarif PPH Final
Penurunan tarif PPh akan berdampak baik bagi para pemilik bisnis usaha
mikro, kecil dan menengah atau UMKM adalah untuk mempermudah
pebisnis menjalankan kewajiban perpajakan pada negara.
Selain itu, juga memberikan kesempatan untuk perkembangan usaha serta
investasi karena adanya keringanan dari penurunan tarif pajak bagi pelaku
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
5
BAB III
KESIMPULAN

Penjelasan tentang pengertian UMKM adalah usaha perdagangan yang dikelola


oleh badan usaha atau perorangan yang merujuk pada usaha ekonomi produktif
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2008. Berbeda halnya dengan BPS, Bank Dunia mendefinisikan UMKM menurut
tiga klasifikasi, yaitu berdasarkan kondisi karyawan, pendapatan, dan nilai aset.
Memiliki kriteria jumlah karyawan kurang dari 30 orang, dan pendapatan setahun
tidak melebihi USD3 juta. Memiliki kriteria jumlah karyawan maksimal 300
orang, pendapatan setahun hingga USD15 juta, dan jumlah aset mencapai USD15
juta. Berdasarkan Undang Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah UMKM, pemerintah mengelompokkan jenis usaha
berdasarkan kriteria aset dan omzet. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik
orang perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
kekayaan bersih maksimal Rp50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha. Usaha bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian langsung dan tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
Kriteria usaha kecil adalah kekayaan bersih berkisar lebih dari Rp 50 juta sampai
Rp 500 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan usaha. Selain itu, memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan paling banyak Rp 2,5
miliar. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri dan
bukan termasuk anak perusahaan atau cabang perusahaan tertentu. Adapun,
kriteria jumlah kekayaan bersih harus lebih dari Rp 500 juta hingga paling banyak
Rp 10 Miliar. Selain itu, penjualan tahunan lebih dari Rp 2,5 miliar sampai paling
banyak Rp 50 miliar. Berdasarkan peraturan UU UMKM tersebut, pemerintah
berasumsi bahwa penjualan tahunan rata-rata suatu bidang usaha adalah lima kali
dari kekayaan bersih usaha tersebut. Definisi tersebut sesungguhnya lebih
mengacu pada kinerja operasional, karena usaha dengan jumlah karyawan besar
sekalipun dapat menjadi usaha kecil jika penjualan tahunan dan kekayaannya
rendah. Sebaliknya, perusahaan bisa tergolong usaha besar jika penjualan tahunan
dan kekayaannya besar, meski jumlah karyawan hanya sedikit. Hal ini tercermin
dari perusahaan-perusahaan baru yang berhasil mengembangkan usaha dalam
waktu singkat karena inovasi teknologinya, seperti Google, Facebook, dan Yahoo.
Mereka bisa ditetapkan sebagai usaha besar dan bukan UMKM karena mampu
meraih pendapatan bombastis, meski jumlah karyawan hanya sedikit.

6
DAFTAR PUSTAKA

Sayu Ketut Sutrisna Dewi, 2014 “Konsep Dan Pengembangan Kewirausahaan


Di Indonesia “
Partomo, Tiktik Sartika., Abd.Rachman Soejoedono, Ekonomi Skala
Kecil/Menengah &Koperasi. Bogor : Ghalia Indonesia, 2002.DR. HB Siswanto,
M.Si.2006. Pengantar Manajemen. Jakarta : Bumi
Aksara.http://www.kerjau saha.com /2013/01/menge nal-usaha-mikro- kecil-dan-
m enengah.htm

Anda mungkin juga menyukai