Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami
tentang Peran Ekonomi Syariah dalam Perkembangan Usaha Kecil Menengah Di Era
Digitalisasi. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah kami tentang Peran Ekonomi Syariah
dalam Perkembangan Usaha Kecil Menengah Di Era Digitalisasi ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
A. Usaha Kecil Menengah .......................................................................................... 3
B. Peran Ekonomi Syariah Dalam Mengembangkan UKM Di Era Digitalisasi ........... 5
C. Kendala Ekonomi Syariah Dalam Mengembangkan UKM Di Era Digitalisasi ....... 7
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 10
Kesimpulan ....................................................................................................................... 10
Saran ................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari segala bentuk perilaku manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian dan
kesejahteraan dunia akhirat). Perilaku manusia disini berkaitan dengan landasan-landasan
syariah sebagaimana cara berperilaku dan kecenderungan dari fitrah manusia. Kedua hal
tersebut berinteraksi dengan porsinya masing-masing sehingga terbentuk sebuah
mekanisme ekonomi yang khas dengan dasar-dasar nilai Ilahiah.
Pada tahun 1997-1998 Indonesia sedang mengalami krisis moneter yang
mengakibatkan jumlah penduduk miskin di Indonesia semakin meningkat. Usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) telah berperan penting dalam mengatasi krisis ekonomi
yang pernah melanda Indonesia. Di sisi lain, sektor usaha mikro kecil dan menengah juga
mampu memberikan kontribusi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
selama ini. Hal ini bisa terjadi karena UMKM menggunakan sumber daya dalam negeri
baik sumber daya manusia, bahan baku dan peralatan sehingga mereka tidak tergantung
pada ekspor. Selain itu, hasil produksi dari sektor UMKM ditujukan untuk memenuhi
pangsa pasar dalam negeri.
Pemberian kredit atau permodalan modal kepada pelaku UMKM, secara langsung
akan mempengaruhi volume usaha bila hal tersebut digunakan menjadi modal kerja. Jika
kredit tersebut digunakan untuk investasi atau untuk melakukan diversifikasi usaha, maka
akan meningkatkan kesempatan kerja yang pada akhirnya akan menambah volume usaha
juga. Pertambahan volume usaha tersebut akan dapat meningkatkan pendapatan bagi
UKM maupun tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan tersebut. Pemerintah sebagai
pemegang kebijakan diharapkan mendukung perkembangan usaha mikro, kecil dan
menengah (UMKM). Selain itu lembaga keuangan yang ada dapat mendukung dan
membantu mengatasi permasalahan permodalan yang merupakan permasalahan umum
dihadapi oleh mereka.
Perkembangan ekonomi syariah memiliki peranan yang signifikan pada pertumbuhan
masyarakat di Indonesia. Dengan semaraknya perkembangan ekonomi syariah maka
diharapkan secara optimal dapat membantu perkembangan UKM. Sektor UKM

1
memberikan kontribusi yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia pada masa
krisis dimana UKM memiliki daya tahan menghadapi krisis ekonomi yang terjadi karena
UKM tidak banyak memiliki ketergantungan pada faktor eksternal seperti hutang dalam
valuta asing, dan bahan baku impor dalam melakukan kegiatan operasionalnya (Malik,
2008). UKM juga memiliki posisi yang penting karena kontribusinya dalam penyerapan
tenaga kerja dan Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Hal ini menjadikan UKM sebagai
harapan utama tulang punggung peningkatan perekonomian nasional. UKM juga
merupakan pelaku ekonomi yang strategis mengingat jumlahnya yang mencapai 99,95%
dari total jumlah usaha di Indonesia.
Namun, banyak perkembangan UKM masih terbatas pada modal sehingga perlu
adanya pembiayaan untuk mendukung perkembangan tersebut. Sebenarnya banyak
fasilitas kredit yang ditawarkan, baik itu dari bank konvensional, microfinance, dan tak
terkecuali dari bank syariah. Namun, dari semua tawaran skema kredit yang menggiurkan
tersebut, hanya sekitar 60% yang dapat memenuhi kebutuhan UMKM karena mereka
belum bisa memanfaatkan tawaran tersebut dengan baik. Salah satu sebab UKM untuk
memperoleh kredit/ pembiayaan adalah collateral atau jaminan yang dimiliki.
Selain itu UKM sendiri menghadapi berbagai masalah yang belum terselesaikan yang
berhubungan dengan iklim usaha. Persoalan terbesar UKM adalah kesulitan mengakses
permodalan, pengelolaan usaha yang masih tradisional, kualitas SDM yang belum
memadai, serta skala dan teknik produksi yang masih rendah. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan dan memberdayakan UKM, diperlukan lembaga keuangan yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisis pelaku ekonomi rakyat itu.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan sehingga dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana peran ekonomi syariah dalam perkembangan UKM di era digitalisasi?
2. Apa saja yang menjadi kendala ekonomi dalam mengembangakan UKM di era
digitalisasi?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Usaha Kecil Menengah
1. Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM)
Di Indonesia, usaha kecil dan menengah sering disingkat (UKM), UKM saat
ini dianggap sebagai cara yang efektif dalam pengentasan kemiskinan. Dari statistic
dan riset yang dilakukan, UKM mewakili jumlah kelompok usaha terbesar. UKM
merupakan kelompok pelaku terbesar dalam perekonomian Indonesia dan terbukti
menjadi pengaman perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi
dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi. Selain menjadi sektor usaha
yang paling besar kontribusinya terhadapa pembangunan nasional, UKM juga
menciptakan peluang kerja yang cukup besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga
membantu upaya mengurangi pengangguran. 1
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang
memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam UndangUndang ini. 2

1
http//endah240395.wordpress.com//2015/01/05/makalah-umkm
2
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), hal.16

3
2. Kriteria Usaha Kecil dan Menengah (UKM)
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Pasal 6tentang kriteria UMKM sebagai berikut:3
1) Kriteria Usaha Mikro
a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah).
2) Kriteria Usaha Kecil
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah)
3) Kriteria Usaha Menengah
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Atau
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
3. Pemberdayaan UKM
Pemberdayaan berasal dari kata daya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu atau bertindak. 4 Pengentasan
kemiskinan dengan cara mengembangkan UKM memiliki potensi yang cukup baik.
Sektor UKM memiliki kontribusi yang besar bagi penyerapan tenaga keja, yaitu
menyerap lebih dari 99,45% tenaga kerja. Meskipun demikian kontribusi terhadap
PDB masih sekitar 30%. Upaya untuk memajukan sektor UKM tentu aja akan dapat
meningkatkan kesejahteraan para pekerja yang terlibat di dalamnya. Pengembangan

3
N.N., Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pasal 6.
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, "Kamus Besar Bahasa Indonesia", (Jakarta:Balai Pustaka,
1989), h. 188.

4
UKM akan dapat menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja yang ada sehingga dapat
mengurangi angka pengangguran. 5
Pemberdayaan UKM dapat diuraikan bahwa inti dari pemberdayaan UKM
meliputi tiga hal, yaitu pengembangan usaha, memperkuat potensi atau daya dalam
rangka pengembangan serta terciptanya kemandirian. Hakikatnya pemberdayaan
merupakan penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi UKM
berkembang. Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini,
mendorong pemerintah untuk memberdayakan Usaha Kecil dan Menengah. Sektor ini
mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang UKM untuk
berkembang dan bersaing dengan perusahaan yang lebih cenderung menggunakan
modal besar. Eksistensi UKM memang tidak dapat diragukan lagi karena terbukti
mampu bertahan dan menjadi roda penggerak ekonomi, terutama pasca krisis
ekonomi.
Disisi lain, UMKM juga menghadapi banyak sekali permasalahan, yaitu
terbatasnya modal kerja, sumber daya manusia yang rendah, dan minimnya
penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi. Kendala lain yang dihadapi UMKM
adalah keterkaitan dengan prospek usaha yang kurang jelas serta perencanaan, visi
dan misi yang belum mantap.
Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan
membuat UMKM harus mampu mendapat tantangan global, seperti meningkatkan
inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta
perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menanbah nilai jual UMKM
itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian
membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah
sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. 6
B. Peran Ekonomi Syariah Dalam Perkembangan UKM Di Era Digitalisasi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia
memiliki peranan yang sangat penting dalam rangka meningkatkan daya saing
perekonomian, peranan ini antara lain Sektor UKM dikenal sebagai sektor yang dapat
menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar secara nasional, mengakomodasi peran
masyarakat miskin dalam struktur ekonomi, serta merupakan sektor yang berpotensi besar

5
Supriyanto, "Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sebagai Salah Satu Upaya
Penanggulangan Kemiskinan", Jurnal Ekonomi & Pendidikan Vol. 3 N0. 1, April 2006, h. 10.
6
Sudaryanto, Ragimun, Rahma Rina Wijayanti, "Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi Pasar
Bebas ASEAN”, Kementerian Keuangan, Jakarta, 2013.

5
memberikan sumbangan pada PDB. Maka dari itu, merupakan suatu kewajiban bagi
pemerintah dan pihak-pihak terkait mengambil posisi terdepan dalam mendorong sektor
ini berkembang dengan lebih baik. Ditengah carut marutnya politik di Indonesia,
perekonomian nasional menunjukkan kinerja yang menggembirakan. Tidak hanya
menguatkan pasar tetapi juga memberi ruang untuk mendorong kinerja ekonomi. UKM
memegang peranan yang sangat besar dalam memajukan perekonomian Indonesia. Selain
berperan dalam pertumbuhan ekonomi, menjaga kestabilan perekonomian, dan
penyerapan tenaga kerja, UKM juga berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah
maupun pendapatan nasional. Oleh karena itu UKM memiliki peran penting dalam
pengembangan usaha di Indonesia.
Perhatian dalam bentuk upaya pengembangan UKM harus dilaksanakan secara
terintegrasi dengan pembangunan ekonomi nasional dan berkesinambungan. Berkaca dari
peristiwa krisis yang ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 membuktikan betapa
tangguhnya ekonomi syariah dan UKM yang ada di Indonesia, maka hendaknya
perbankan syariah dan UKM senantiasa bersama membangun perekonomian rakyat. Saat
ini dunia usaha khususnya di Indonesia memiliki permasalahan mengenai pendanaan atau
permodalan. Para pelaku usaha pastinya memerlukan modal untuk menjalankan usahanya
tersebut, dan disinilah bank syariah berperan dalam menyediakan modal dengan
menggunakan produk bank syariah yang cocok dengan UMKM tersebut, karena selama
ini para pelaku usaha kesulitan dalam permodalan, maka dari itu kehadiran bank syariah
diharapkan bisa sangat membantu perkembangan usaha masyarakat.7
Peran ekonomi syariah dalam mengembangkan UKM yaitu antara lain:
a. Penghimpunan Dana
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan. Dalam fiqh Islam
dikenal dengan barang wadi’ah, dan dalam praktek yang dilakukan oleh lembaga
keuangan syariah dalam bentuk Tabungan Wadiah. Tabungan Wadiah dapat
digunakan oleh pengelola keuangan, untuk diinvestasikan pada usaha, dengan izin
pemiliknya, atau biasa disebut dengan wadi’ah yad dhamanah. Pihak Lembaga
Keuangan Syariah (LKS) sebagai pihak yang dititipi barang, dapat menggunakan
barang terse-but untuk dikelola ke sektor yang lebih produktif. Wadi’ah dalam sistem
Islam dapat berbentuk apa saja, baik dalam bentuk uang, emas, perak, dan berbagai
barang yang berharga lainnya. Praktek wadi’ah dapat dijumpai dalam sejarah awal

7
Irvan Hartono. 2017. Peran Perbankan Syariah Dalam Mengembangkan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah. Skripsi. Hal 47-49.

6
Islam, dan menurut para ulama hal ini diperbolehkan. Selain produk wadiah,
penghimpunan dana oleh LKS dapat dilakukan dengan prinsip mudharabah dan
ijarah. (Sholihin, 2010: 291). Bahkan pada prakteknya saat ini, mayoritas produk
penghimpunan dana yang laku di masyarakat adalah produk yang menggunakan
prinsip mudharabah. Hal ini disebabkan karena produk yang menggunakan prinsip
mudharabah dianggap lebih menguntungkan karena memberikan bagi hasil untuk para
penabung secara berkala. Berbeda dengan tabungan dengan prinsip wadiah yang
hanya memberikan bonus yang belum tentu ada di setiap waktu.
b. Penyaluran Dana ke Masyarakat
Setelah dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan telah terkumpul, maka
LKS kemudian menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dalam sistem perbankan Islam, idealnya dana tersebut disalurkan hanya kepada pihak
yang memiliki usaha dan untuk pengembangan usaha. Sedangkan untuk kebutuhan
non usaha, seperti untuk pembayaran SPP, maka akadnya hanya pinjam tanpa adanya
bagi hasil ataupun bunga. Dalam sistem perbankan Islam simpan pinjam ini,
sebagaimana telah disebutkan di atas, dinamakan dengan qirodh atau mudharabah.
Selain itu, perbankan syariah juga melaksanakan pelayanan jasa lainnya, seperti
wakalah, qardh al hasan, dan sebagainya.
c. Peran Sosial Kemasyarakatan
Yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk Zakat, Infaq atau
Sedekah (Ziswaf), kemudian menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkannya,
tanpa mengharapkan keuntungan ataupun imbalan (Ikit, 2015: 47). Lembaga
keuangan Islam, sebagaimana aturan perundang-undangan, berhak menghimpun dana
zakat, infaq, dan shodaqoh dari masyarakat untuk disalurkan kepada pihak yang
membutuhkannya. Perannya hampir sama dengan pihak ‘amil’, dimana ketentuannya
mendapatkan hak 1/5 dari jumlah dana ziswaf yang dihimpun. Fungsi sosial inilah
sebagai salah satu pembeda LKS dengan lembaga keuangan perbankan umum. 8
C. Kendala Ekonomi Syariah Dalam Mengembangkan UKM Di Era Digitalisasi
Ekonomi syari’ah memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi kedepannya.
Walaupun ekonomi syariah memiliki berbagai macam kelebihan dan keunggulan dalam
menggerakkan laju perekonomian melalui sektor UKM. Namun peran ekonomi syariah
juga masih kecil dalam mendukung pertumbuhan perekonomian di Indonesia, bukan itu

8
Singgih Muheramtohadi. Peran Lembaga Keuangan Syariah dalam Pemberdayaan UMKM di
Indonesia. Jurnal Ekonom Dan Perbankan Syariah. Vol. 8. No. 1, hal 67-68

7
saja, ekonomi Syariah juga mempunyai kelemahan dalam mengembangkan UKM,
banyak kendala yang dihadapi ekonomi syariah dalam mengembangkan UKM.
Adapun kendala yang dihadapi Bank Syariah dalam mengembangkan UMKM yaitu :
1. Kesulitan dalam permodalan
Dalam permasalahan modal, banyak UKM kesulitan dalam masalah
permodalan, perlu adanya pembiayaan dalam perkembangan UKM. Disinilah
ekonomi syariah berperan penting dalam mengembangkan UKM, hanya saja nasabah
belum bisa memanfaatkannya karena terkendala dengan jaminan. Ketersediaan
jaminan merupakan hambatan bagi UKM dalam mengajukan pembiayaan, sebab
sebagian besar UKM tidak memiliki jaminan sebagai persyaratan untuk mendapatkan
pembiayaan dari bank. Dan bank tidak mau memberikan pembiayaan kepada nasabah
apabila tidak memiliki jaminan.
2. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang kurang berkualitas, maraknya
perkembanagan Ekonomi Syariah di Indonesia tidak diimbangi dengan sumber daya
yang memadai.
Kendala SDM di ekonomi syariah, Ekonomi syariah menempuh jalur pintas
dengan merekrut praktisi bank konvensional untuk memenuhi kualitas SDM yang
baik. Seharusnya ekonomi syariah bisa melahirkan praktisi praktisi yang handal yang
bekerja sesuai pendidikan yang ditempuhnya. Kemudian permasalahan nasabah yaitu
dalam masalah keterampilan. Hal ini terlihat dari kenyataan dimana banyak usaha
kecil kehilangan pasarnya, karena barang yang mereka hasilkan tidak diminati oleh
para pembeli karena produk yang dihasilkan tidak berkembang sesuai dengan
keinginan.
3. Kebijakan pemerintah yang terbilang lamban terhadap bank Syariah.
Pemerintah masih berpihak ke bank konvensional dibandingkan bank syariah,
mereka menganggp bahwa bank konvensional adalah bank yang mempunyai peran
penting dalam UKM terutama dalam perekonomian Indonesia sehingga pemerintah
memandang bank syariah sebelah mata. Padahal bank syariah adalah bank yang
mampu bertahan ketika krisis datang, berbeda dengan bank konvensional yang tidak
mampu bertahan ketika krisis datang.
4. Ekonomi Syariah belum maksimal dalam mengembangkan UKM, bank syariah hanya
membantu dalam pembiayaan usaha saja tapi tidak membantu untuk memajukan
dalam mengembangkan UKM dalam meningkatkan pendapatannya.

8
Ekonomi syariah hanya membantu memberi pembiayaan kepada nasabah saja
tidak membantu mengembangkan dan meningkatkan pendapatan nasabah, ekonomi
syariah harus memberi pelatihan agar nasabah memiliki keterampilan agar bisa
besaing dengan yang lain. 9

9
Irvan hartono, hal 55-57

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang. Usaha Menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan
Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan sebagaimana diatur dalam UndangUndang iniEkonomi syariah memiliki berbagai
macam kelebihan dan keunggulan dalam mengembangkan UKM di era digitalisasi ini,
namun dari berbagai kelebihan yang dimiliki ekonomi syariah, ekonomi syariah juga
mempunyai kelemahan dan mempunyai kendala dalam mengembangkan UKM seperti
masalah sulitnya permodalan, SDM yang kurang berkualitas, kebijakan pemerintah yang
lamban dan merugikan bank syariah, serta belum maksimalnya peran ekonomi syariah.
Ekonomi syariah memberikan dampak positif terhadap perkembangan sektor riil,
khususnya UKM yang menjadi indicator kemajuan roda perekonomian Indonesia.

B. Saran
Akhirnya, penulis menyarankan agar Kepada para sarjana ekonomi syariah agar terus
memberikan pengertian kepada masyarakat tentang ekonomi syariah, bahwa ekonomi syariah
itu berperan penting dalam perekonomian Indonesia, kemudian memberi pengertian juga
bahwa ekonomi syariah adalah perekonomian yang menerapkan bagi hasil dan tidak sama
dengan system bunga yang digunakan oleh perekonomian konvensional.

10
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta:Balai Pustaka
Hartono, Irvan. 2017. Peran Perbankan Syariah Dalam Mengembangkan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah. Skripsi. Hal 47-49.
Http//endah240395.wordpress.com//2015/01/05/makalah-
Muharamtohadi, Singgih. Peran Lembaga Keuangan Syariah dalam Pemberdayaan
UMKM di Indonesia. Jurnal Ekonom Dan Perbankan Syariah. Vol. 8. No. 1, hal 67-68
Sudaryanto, Ragimun, Rahma Rina Wijayanti , "Strategi Pemberdayaan UMKM
Menghadapi Pasar Bebas ASEAN", Kementerian Keuangan, Jakarta, 2013
Supriyanto, .2006. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan Kemiskinan, Jurnal Ekonomi & Pendidikan. Vol.
3 N0. 1
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Tambunan, Tulus T.H. 2009. UMKM di Indonesia, Bogor : Ghalia Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai