Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MASYARAKAT SERTA


PERTOLONGAN PERTAMA KASUS KEGAWATDARURATAN
TERSEDAK DI DESA PAJEKO KABUPATEN BUOL

JURNAL

SILFANI A MAHADALI
201801039

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
PENGARUH PEMBERIAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN MASYARAKAT SERTA
PERTOLONGAN PERTAMA KASUS KEGAWATDARURATAN
TERSEDAK DI DESA PAJEKO KABUPATEN BUOL
1
Silfani A Mahadali, 2Wahyu Sulfian, 3James Walean
1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
3
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

Abstrak
Tersedak seringkali ditemui dalam kehidupan sehari-hari terutama pada balita. Pada saat balita melakukan
aktivitas seperti makan atau minum secara mandiri, perlu adanya perhatian khusus dari orang tua karena pada
usia tersebut kemandirian baru terbentuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi tersedak ada
3 teknik yaitu penekanan dada (chest trust) hentakan perut (heimilich maneuver) dan tepukan punggung (back
blow). Utuk mengetahui tingkat pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan tersedak pada orang tua.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh pemberian pelatihan untuk peningkatan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak di desa Pajeko
Kabupaten Buol. Metode penelitian ini kuantitatif yang menggunakan quasi experiment dengan metode time
series desain melalui pendekatan pre dan pos. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 36 ibu dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian diperoleh nilai p value .000
<0.05. Simpulannya adalah terdapat pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol. Saran diharapkan kepada petugas kesehatan agar menggunakan metode ceramah terlebih
dahulu agar masyarakat mampu memahami tentang pendidikan kesehatan seperti tersedak sehingga terbukti
dapat meningkatkan pengetahuan pada masyarakat.

Kata kunci : Peningkatan Pengetahuan, Keterampilan, Kegawat Daruratan, Tersedak

Abstract
Choking often happens in daily life, especially in toddlers age. When they do some activities such as eating or
drinking by their own, actually need special attention from parents because at that age independence is just
established. One of the efforts that could be done to manage the choking has 3 techniques such as chest pressure
(chest trust), abdominal trust (Heimlich maneuver), and back blow (back blow). Obtaining the parent’s level of
skills and knowledge about choking management. The purpose of the research is to analyze the effect of training
to increase the community’s knowledge and skills as well as the first aid management for choking cases toward
children in Pajeko Village, Buol Regency. This is quantitative research that uses a quasi-experimental method
with a time series design by pre and post-approaches. Total of the sample of the research was about 36 women
which were taken by simple random sampling technique. The result obtained p-value = 0,000 <0.05. The
conclusion mentioned that have an effect of training to increase the community’s knowledge and skills as well as
the first aid management for choking cases toward children in Pajeko Village, Buol Regency. Suggestions are
expected for health workers to perform presentations to improve the knowledge about health education such as
choking toward the community.

Keywords: Knowledge Improvement, Skills, Emergency, Choking

Silfani A Mahadali
Email: mahadalisilfani@gmail.com
Program Studi NERS
PENDAHULUAN
Untuk menghadapi situasi gawat darurat seperti saat terjadinya kecelakaan, tersendak dan lain-
lain, mintalah bantuan langsung kepada individu atau kelompok yang menemukan korban. Namun
jika penolong tidak mengetahui cara yang benar untuk mempertahankan hidup dasar maka akan
berakibat fatal bagi korban. Perlu membutuhkan pertolongan pertama tetapi tidak mengetahui
bagaimana menangani korban di tempat kejadian sangatlah penting. Setiap kali ada kejadian tersedak
keluarga membawa pasien ke rumah sakit pertolongan pertama tetapi seringkali lambat menyebabkan
pasien mengalami kematian1.Tersedak dapat terjadi pada anak dan bayi karena berbagai jenis benda-
benda atau makanan yang dapat menyebabkan anak tersedak lalu terjadi kekurangam oksigen
sehingga anak mengalami sianosis dan mengalami kematian otak secara perlahan dan mengakibatkan
anak mati lemas2.
Tindakan yang dapat diambil untuk mencegah penyumbatan saluran udara adalah dengan
melakukan Heimlich maneuver pada anak yang tersedak 3. Bantuan hidup korban yang mengalami
keadaan darurat sangat bergantung pada kecepatan dan ketepatan dalam mendeteksi dan membantu
korban. Semakin cepat korban terdeteksi maka semakin cepat pula pasien dapat tertolong agar
terhindar dari kecacatan atau kematian. Jika keadaan darurat terlambat maka kekurangan oksigen 6-8
menit akan menyebabkan kerusakan otak permanen lebih dari 1 menit akan menyebabkan kematian 3.
Menurut data Word Health Organization (WHO) di Mulyani dan Fitriani 4. Terdapat 17.537 anak usia
3 tahun kebawa yang mengalami situasi berbahaya akibat tersedak, sebesar 59,5% kasus tersedak
terkait dengan makanan 31,4% adalah karena tersedak benda asing 9,1% penyebab lain yang tidak
diketahui. Prevalensi di Amerika Serikat ditemukan kasus tersedak pada anak dibawah usia 4 tahun
adalah 710, 11,6% kasus yang terjadi pada usia 2-4 tahun sebesar 29,4% 5.
Di Indonesia terdapat kasus 106 kematian bayi pada tahun 2018 dan tahun 2019 jumlah ini
meningkat menjadi 126 salah satu penyebab kematiannya adalah mati lemas. Berdasarkan data dari
Depkes penyebab obstruksi terindikasi benda asing, sereal 105 pasien, 82 pasien tersedak benda asing
biji-bijian, sayuran 79 pasien, lainnya tersedak disebabkan oleh logam, makanan, tulang ikan 6.
Dikabupaten buol khususnya desa pajeko berdasarkan wawancara pada ibu-ibu yang mempunyai anak
usia 1-5 tahun terdapat 17 kasus kejadian tersedak pada tahun 2021 dan pada tahun 2022 terdapat 3
kasus pada bulan februari penyebab tersedak adalah dengan makanan, mainan, dan kertas sehingga
para orang tua lebih waspada lagi untuk menjaga anaknya. Pentingnya keterampilan penatalaksanaan
tersedak pada anak sangat penting untuk mencegah terjadinya tersedak, diperlukan informasi dan
edukasi untuk penatalaksanaan tepat waktu agar keluarga tidak hanya sadar, tahu, dan memahami
tetapi juga mau dan mampu membuat rekomendasi yang berkaitan dengan kesehatan terutama tentang
penanganan tersedak pada anak untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam
melakukannya7. Tersedak dapat menyebabkan kematian karena keluarga tidak memiliki pengetahuan
untuk menanganinya dengan baik maka resiko kematian akan dapat dihindari dan tidak akan terjadi
cedera setelah penanganan, sebaliknya jika salah dalam menangani keluarga dapat menyebabkan
cedera dan jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kematian. Tersedak terjadi karena
masuknya benda asing berupa makanan, minuman, atau benda asing pada tenggorokan menyebabkan
anak sulit bernafas dan terjadi kegagalan nafas menyebabkan anak pinsan bahkan sianosis dan
kematian otak secara perlahan bahkan mengalami mati lemas karena kekurangan oksigen 8.
Pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada anak yang tersedak adalah heimilich maneuver.
Namun tidak semua ibu atau orang tua memiliki keterampilan untuk melakukan pertolongan pertama
pada anak yang tersedak. Keterampilan seseorang dalam ada kaitannya dengan pengetahuan dan
pengetahuan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, umur, motivasi, pengalaman dan keahlian 5.
Pengetahuan tentang penanganan darurat anak sangat penting bagi masyarakat yang berada di Desa
Pajeko Kabupaten Buol seperti kasus tersedak diperlukan agar masyarakat khususnya orang tua
memberikan pertolongan pertama sebelum anak mendapatkan pertolongan medis 9. Berdasarkan hal
tersebut maka perlu dilakukan pelatihan kepada masyarakat tentang pertolongan pertama pada kasus
tersedak, agar dapat meminimalkan angka komplikasi bahkan meninggal. Pelatihan tersebut diberikan
kepada masyarakat khususnya orang tua untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat sehingga dapat membantu korban mengalami tersedak 10.
Peneliti melakukan survei pendahuluan pada bulan januari 2022 di wilayah Desa Pajeko
Kabupaten Buol dengan jumlah penduduk Desa Pajeko sebanyak 2.397 jiwa, 1.223 laki-laki dan
1.174 perempuan serta 76 ibu yang memiliki anak usia 1-5 tahun. Informasi yang diperoleh melalui
wawancara, 70% dari 10 ibu orang tua mengatakan tidak mengetahui secara spesifik bagaimana cara
mengatasi tersedak. 30% sisanya tahu bagaimana menangani tersedak. Mereka mengatakan cara
mengatasi balita tersedak adalah dengan menepuk punggunya sampai tersedak berhenti. Dapat
disimpulkan bahwa 100% orang tua tidak mengetahui cara yang benar tentang menangani bayi
tersedak. Peneliti juga melakukan wawancara tentang pencegahan dan penyebab balita tersedak dalam
satu keluarga yang sama. Informasi yang diperoleh 70% dari 10 telah membantu orang tua
mengetahui cara mencegah saat anaknya tersedak. Mereka mengatakan penyebab tersedak adalah
makanan dan mainan disekitar anak yang tidak sengaja tertelan. Maka, cara agar tidak tersedak adalah
dengan mengawasi anak pada saat bermain dan memberikan makan pada saat makan. Sedangkan 30%
orang tua tidak mengetahui tentang mencegah dan menyebabkan tersedak.
Berdasarkan fakta data kejadian dan resiko mati lemas tersebut diatas, peneliti bermaksud untuk
mengkaji pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat serta pertolongan pertama pada anak dalam keadaan darurat di Desa Pajeko Kabupaten
Buol. Peneliti akan melatih kasus tersedak.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang menggunakan quasi
experiment dengan metode time series desain melalui pendekatan pretest dan post test. Penelitian ini
dilakukan di Desa Pajeko Kabupaten Buol. Penelitian ini dilakukan pada bulan July 2022. Populasi
dalam penelitian ini adalah ibu-ibu dari Desa Pajeko Kabupaten Buol yang memiliki anak usia 1-5.
Populasi dalam penelitian ini adalah 76 ibu. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.
sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini sebanyak 36 orang. Variabel independen dalam
penelitian ini yaitu pengaruh pemberian pelatihan peningkatan pengetahuan dan keterampilan
masyarakat. variabel dependen dalam penelitian ini yaitu pertolongan pertama kasus kegawat
daruratan tersedak pada anak. Alat pengumpulan data penenlitian ini meliputi dari kuisioner sifat
responden, kuisioner pengetahuan tersedak, dan SOP tersedak. Teknik analisa data pada penelitian ini
yaitu Analisis univariat, Analisis bivariat.

HASIL PENELITIAN
1. Gambaran lokasi penelitian
Wilayah Buol merupakan salah satu Kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah yang beribu kota
dilipunoto. Luas daerah adalah 4.043,57km2. Secara administratif, daerah ini terbagi menjadi 9
kecamatan, 98 desa dan 4 kelurahan.daerah ini mempunyai potensi yang besar untuk
dikembangkan antara lain disektor pertanian dengan hasil pertanian yang utama bahkan tanaman
makanan yang meliputi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, kedelai, untuk hasil
perkebunan komoditi yang dihasilkan didaerah ini berupa kelapa,cengkeh, kakao,jambu mente,
lada, kopi robusta, dari komuditi perkebunan ini kelapa sawit menjadi komoditas unggulan,
minyak goreng yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dengan kandungan asam lemak
rendah.
Kemudian ada salah satu desa yaitu Kecamatan Momunu merupakan salah satu dari 11
Kecamatan di Kabupaten Buol dalam peta Kabupaten Buol. Desa Pajeko Kabupaten Buol dengan
jumlah penduduk Desa Pajeko sebanyak 2.397 jiwa, 1.223 laki-laki dan 1.174 dan penduduk asli
desa Pajeko yaitu suku buol, kaili, dan bugis.
Di desa pajeko masih rendah pengetahuan orang tua terkait penanganan tersedak dan sama
sekali belum mengikuti kegiatan terkait tersedak sehingga peneliti berniat untuk memberikan
pelatihan kepada orang tua balita untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Karena di desa pajeko ini banyak yang mempunyai balita sehingga mereka bisa melakukan
penanganan sendiri agar terhindar dari kematian karena benda asing 24.
Dalam peta kabupaten Buol, tampak memanjang dari timur kebarat terletak di sebelah utara
garis khatulistiwa dengan mempunyai batas sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbataan dengan kecamatan Karamat
b. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Bukal
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Biau
d. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Tiloan
2. Karakteristik responden
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 24 juni – 30 juni 2022 di Kabupaten Buol desa Pajeko
dengan jumlah responden 36 orang dan semua bersedia menjadi responden untuk penelitian.
Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner dalam bentuk pertanyaan seputar pengetahuan
dan keterampilan. berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan, Alamat, Pengalaman Di Desa Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a
Karakteristik subjek Frekuensi(f) Presentase(%)
Usia (Tahun)
18-25 13 36.1
26-31 12 33.5
32-37 11 30.7
Jenis kelamin
Perempuan 36 100.0
Pendidikan
Smp 8 22.2
Sma 12 33.3
Smk 3 8.3
Diii 2 5.6
S1 10 27.8
S2 1 2.8
Pekerjaan
Urt 14 38.9
Petani 5 13.9
Wirausaha 8 22.2
Guru 3 8.3
Pns 6 16.7
Alamat
Desa pajeko 36 100.0
Pengalaman
Tidak pernah 20 55.6
1 kali 7 19.4
2 kali 4 11.1
3 kali 3 8.3
4 kali 1 2.8
>4 kali 1 2.8
ᵃTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data primer 2022

Berdasarkan tabel 1 menunjukan responden jumlah responden terbanyak berdasarkan usia 18-
25 tahun 13 responden (36.1%), sedangkan yang terkecil usia 32-37 tahun 11 responden (30.7%).
Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 36 responden (100.0%).
Jumlah responden berdasarkan pendidikan SMP sebanyak 8 responden (22.2%), SMA sebanyak
12 responden (33.3%), SMK sebanyak 3 responden (8.3%), DIII sebanyak 2 responden (5.6%),
S1 sebayangk 10 responden (27.8%) dan S2 sebanyak 1 responden (2.8). jumlah responden
berdasarkan pekerjaan URT sebanyak 14 responden (38.9%), PETANI sebanyak 5 responden
(13.9%), WIRAUSAHA sebanyak 8 responden (22.2%), GURU sebanyak 3 responden (8.3%),
dan PNS sebanyak 6 responden (16.7%). Jumlah responden berdasarkan alamat Desa Pajeko
sebanyak 36 responden (100.0%). Jumlah responden berdasarkan pengalaman Tidak pernah
sebanyak 20 responden (55.6%), 1 kali sebanyak 7 responden (19.4%), 2 kali sebanyak 4
responden (11.1%), 3 kali sebanyak 3 responden (8.3%), 4 kali sebanyak 1 kali (2.8%), dan >4
kali sebanyak 1 responden (2.8%).
3. Analisis univariat
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat yang dimana analisis
yang dilakukan dengan menganalisis setiap variabel dari hasil penelitian. Umumnya analisis
hanya menghasilkan nilai distribusi dan presentase dari masing-masing variabel, dari pengaruh
pemberian pelatihan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta
pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak di desa pajeko kabupaten buol.
Variabel tersebut terdiri dari pengetahuan responden dan keterampilan responden maka
didapatkan hasil dari pengolahan data sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Pengetahuan (f=36)a
Pengetahuan fb P valuec
Pretest 1 36 .191
Pretest 2 36 .191
Pretest 3 36 .026
Pretest 4 36 .026
Postest 1 36 .000
Postest 2 36 .000
Postest 3 36 .000
Postest 4 36 .000
a
total sampel keseluruhan, jumlah sampel, uji normalitas, signifikasi bila p<0.05. Sumber :
b c

Data Primer (2022)


Berdasarkan tabel 4.1 uji normalitas berdasarkan hasil shapiro wilk pretest 1 memiliki hasil
signifikan (.191) yang berarti tidak normal, pretest 2 memiliki hasil signifikan (.191) yang berarti
tidak normal, pretest 3 memiliki hasil signifikan (.026) yang berarti tidak normal, dan pretest 4
memiliki nilai signifikan (.026) yang berarti tidak normal. Kemudian postest 1 memiliki hasil
signifikan (.000) yang berarti tidak normal, postest 2 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti
tidak normal, postest 3 memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal, dan postest 4
memiliki hasil signifikan (.000) yang berarti tidak normal.
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Dalam Pertolongan
Pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sebelum Diberikan Pelatihan Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol (f=36)a
Pengetahuan Frekuensi(f) Presentase(%)
PRETEST 1
Baik 16 44.4
Sedang 15 41.7
Buruk 5 13.9
PRETEST 2
Baik 16 44.4
Sedang 15 41.7
Buruk 5 13.9
PRETEST 3
Baik 20 55.6
Sedang 15 41.7
Buruk 1 2.8
PRETEST 4
Baik 20 55.6
Sedang 16 41.7
Buruk 1 2.8
ᵃTotal sampel keseluruhan . Sumber: Data primer 2022
Tabel 3. menunjukan bahwa pada PRETEST 1 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 16
responden (44.4%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 15 responden (41.7%), dan
yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 5 responden (13.9%). Pada PRETEST 2 yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 16 responden (44.4%), yang memiliki pengetahuan sedang
sebanyak 15 responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 5 responden
(13.9%). Kemudian pada PRETEST 3 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 responden
(55.6%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 16 responden (41.7%), dan yang memiliki
pengetahuan buruk sebanyak 1 responden (2.8%). Dan pada PRETEST 4 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 20 responden (55.6%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak
16 responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 1 responden (2.8%).
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Masyarakat Dalam Pertolongan
Pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sesudah Diberikan Pelatihan Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol (f=36)a
Pengetahuan Frekuensi(f) Presentase(%)
POSTEST 1
Baik 36 100.0
POSTEST 2
Baik 36 100.0
POSTEST 3
Baik 36 100.0
POSTEST 4
Baik 36 100.0

ᵃTotal sampel keseluruhan 36. Sumber: Data primer 2022


Tabel 4. menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36
responden (100.0%), kemudian pada POSTEST 2 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36
responden (100.0%), POSTEST 3 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden
(100.0%), dan POSTEST 4 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan Masyarakat Dalam pertolongan
pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sebelum Diberikan Pelatihan Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol (f=36)a
Keterampilan Frekuensi(f) Presentase(%)
PRETEST 1
Cukup 2 5.6
Kurang 34 94.4
PRETEST 2
Cukup 12 33.3
Kurang 24 66.7
PRETEST 3
Cukup 10 27.8
Kurang 26 72.2
PRETEST 4
Cukup 14 38.9
Kurang 22 61.1
ᵃTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data primer 2022
Tabel 5. pada PRETEST 1 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 2 responden (5.6%)
dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 34 responden (94.4). PRETEST 2 yang
memiliki keterampilan cukup sebanyak 12 responden (33.3%) dan yang memiliki keterampilan
kurang sebanyak 24 responden (66.7%). Kemudian PRETEST 3 yang memiliki keterampilan
cukup sebanyak 10 responden (27.8%) dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 26
responden (72.2%), dan PRETEST 4 yang memiliki keterampilan cukup 14 responden (38.9%)
dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 22 responden (61.1).
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Keterampilan Masyarakat Dalam
pertolongan pertama Kasus Tersedak Pada Anak Sesudah Diberikan Pelatihan Di Desa
Pajeko Kabupaten Buol (f=36)a
Keterampilan Frekuensi(f) Presentase(%)
POSTEST 1
Baik 3 8.3
Sedang 15 41.7
Buruk 18 50.0
POSTEST 2
Baik 10 27.8
Sedang 26 72.2
POSTEST 3
Baik 19 52.8
Sedang 17 47.2
POSTEST 4
Baik 36 100.0

ᵃTotal sampel keseluruhan. Sumber: Data primer 2022


Tabel 6. menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 3
responden (8.3%) yang memiliki keterampilan sedang 15 responden (41.7%) dan yang memiliki
keterampilan buruk 18 responden (50.0%), kemudian pada POSTEST 2 yang memiliki
keterampilan baik sebanyak 10 responden (27.8%) dan yang memiliki keterampilan sedang
sebanyak 26 responden (72.2%), dan pada POSTEST 3 yang memiliki keterampilan baik
sebanyak 19 responden (52.8%) dan yang memiliki keterampilan sedang 17 responden (47.2%),
kemudian pada POSTEST 4 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
4. Analisis bivariate
Analisis bivariat dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa besar
keterkaitan antara hubungan variabel dependen dan independen yaitu dependen pertolongan
pertama kasus tersedak sedangan independen pengetahuan dan keterampilan masyarakat.
Uji yang digunakan dalam penelitian ini uji Wilcoxon. Adapun tujuan dari penggunaan uji
tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pelatihan terhadap peningkatan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan
tersedak pada anak di desa pajeko kabupaten buol. Dari pengolahan hasil data maka didapatkan
hasil dalam bentuk tabel dibawah ini:
Tabel 7. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat
Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol (f=36)a
Pretest 1 Postest 1
Pengetahuan fb
% c
fb %c p value
Baik 16 44.4 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 5 13.9 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon signifikan bila p<0.05.
Sumber : Data Primer 2022

Pretest 2 Postest 2
Pengetahuan f b
% c
fb %c p value
Baik 16 44.4 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 5 13.9 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon signifikan bila p<0.05.
Sumber : Data Primer 2022

Pretest 3 Postest 3
Pengetahuan f b
% c
fb %c p value
Baik 20 55.6 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 1 2.8 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon signifikan bila p<0.05.
Sumber : Data Primer 2022

Pretest 4 Postest 4
Pengetahuan fb % c
fb %c p value
Baik 20 55.6 36 100.0 .000
Sedang 15 41.7 0 0
Buruk 1 2.8 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. f= frekuensi, %= presentase, uji wilcoxon signifikan bila p<0.05.
b c d

Sumber : Data Primer 2022

Tabel 7. menunjukan pada pretest 1 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 16
responden dengan presentase (44.4%), pengetahuan sedang sebanyak 15 responden dengan
presentase (41.7%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 5 responden dengan jumlah
presentase (13.9%). Sedangkan postest 1 memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36
responden dengan presentase (100.0%). Pada pretest 2 yang memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 16 responden dengan presentase (44.4%), pengetahuan sedang sebanyak 15 responden
dengan presentase (41.7%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 5 responden dengan jumlah
presentase (13.9%). Sedangkan postest 1 memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36
responden dengan presentase (100.0%). Pada pretest 3 yang memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 20 responden dengan presentase (55.6%), dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 15
responden dengan presentase (41.7%), tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1 responden dengan
presentase (2.8%). Sedangkan pada postest 3 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak
36 responden dengan presentase (100.0%). Pada pretest 4 yang memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 20 responden dengan presentase (55.6%), dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 15
responden dengan presentase (41.7%), tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1 responden dengan
presentase (2.8%). Sedangkan pada postest 3 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak
36 responden dengan presentase (100.0%).
Serta nilai p menunjukan angka .000 oleh karena p value <0.05, maka secara pengujian
statistik terdapat pengaruh pemberian pelatihan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat
serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol.
Tabel 8. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Keterampilan Masyarakat
Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol (f=36)a
Pretest 1 Postest 1
Keterampilan fb %c fb %c p value
Baik 0 0 3 8.3 .000
Cukup 2 5.6 15 41.7
Kurang 34 94.4 18 50.0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. f= frekuensi, %= presentase, uji wilcoxon
b c d
signifikan bila
p<0.05. Sumber : Data Primer 2022
Pretest 2 Postest 2
Keterampilan f b
% c
fb %c p value
Baik 0 0 10 27.8 .000
Cukup 12 33.3 26 72.2
Kurang 24 66.7 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon signifikan bila p<0.05.
Sumber : Data Primer 2022
Pretest 3 Postest 3
Keterampilan fb
% c
fb %c p value
Baik 0 0 19 52.8 .000
Cukup 10 27.8 17 47.2
Kurang 26 72.2 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. bf= frekuensi,c%= presentase,duji wilcoxon signifikan bila p<0.05.
Sumber : Data Primer 2022
Pretest 4 Postest 4
Keterampilan fb %c fb %c p value
Baik 0 0 36 100.0 .000
Cukup 14 38.9 0 0
Kurang 22 61.1 0 0
Total 36 100.0 36 100.0
a
total sampel keseluruhan. f= frekuensi, %= presentase, uji wilcoxon signifikan bila p<0.05.
b c d

Sumber : Data Primer 2022


Tabel 8. menunjukan pada Pretest 1 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 2
responden dengan presentase (5.6%), keterampilan kurang sebanyak 34 responden dengan
presentase (94.4%), sedangkan postest 1 memiliki tingkat keterampilan baik sebanyak 3
responden dengan presentase (8.3%), memiliki keterampilan cukup sebanyak 15 responden
dengan presentase (41.7%), dan memiliki keterampilan kurang sebanyak 18 responden dengan
presentase (50.0%). Pada pretest 2 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 12
responden dengan presentase (33.3%), keterampilan kurang sebanyak 24 responden dengan
presentase (66.7%). Sedangkan pada postest 2 yang memiliki tingkat keterampilan baik sebanyak
10 responden dengan presentase (27.8%), yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 26
responden dengan presentase (72.2%). Pada pretest 3 yang memiliki tingkat keterampilan cukup
sebanyak 10 responden dengan presentase (27.8%), dan keterampilan kurang sebanyak 26
responden dengan presentase (72.2%). Sedangkan pada postest 3 yang memiliki tingkat
keterampilan baik sebanyak 19 responden dengan presentase (52.8%), dan yang memiliki tingkat
keterampilan cukup sebanyak 17 responden dengan presentase (47.2%). Pada pretest 4 yang
memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 14 responden dengan presentase (38.9%), dan
yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 22 responden dengan presentase (61.1%).
Sedangkan pada postest 4 yang memiliki tingkat keterampilan baik sebanyak 36 responden
dengan presentase (100.0%).
Serta nilai p menunjukan angka .000 oleh karena p value <0.05, maka secara pengujian
statistik terdapat pengaruh pemberian pelatihan terdapat peningkatan keterampilan masyarakat
serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol.

PEMBAHASAN
Pengolahan hasil data yang dilaksanakan dari hasil penelitian tentang Pengaruh Pemberian
Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan
Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
1. Pengetahuan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada
Anak sebelum diberikan pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
Tabel 4.4 menunjukan bahwa pada PRETEST 1 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 16
responden (44.4%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 15 responden (41.7%), dan
yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 5 responden (13.9%). Pada PRETEST 2 yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 16 responden (44.4%), yang memiliki pengetahuan sedang
sebanyak 15 responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 5 responden
(13.9%). Kemudian pada PRETEST 3 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 responden
(55.6%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak 16 responden (41.7%), dan yang memiliki
pengetahuan buruk sebanyak 1 responden (2.8%). Dan pada PRETEST 4 yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 20 responden (55.6%), yang memiliki pengetahuan sedang sebanyak
16 responden (41.7%), dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 1 responden (2.8%).
Asumsi peneliti terkait tingkat pengetahuan masyarakat yang berada di desa pajeko masih
banyak yang belum mengetahui tentang tersedak karena kurangnya informasi yang didapatkan
sehingga peneliti memberikan pretest sebelum diberikan pelatihan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan responden ternyata setelah diberikan pretest tingkat pengetahuan masyarakat
ternyata ada sebagian masyarakat yang belum mengetahui sama sekali dan ada yang sebagian
yang sudah mengetahui tetapi belum tau pasti cara penanganan tersedak dengan benar hal ini
terjadi karena masyarakat belum pernah mengikuti pendidikan kesehatan tentang tersedak
sebelumnya.
Dengan ini di perkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Astrianna (2019), Penelitian
Deskriptif dengan kuisioner 41 pernyataaan, sampel sebanyak 51 responden. Dengan menyatakan
bahwa pengetahuan kurang dengan penanganan tersedak pada anak sehingga dapat di tarik
kesimpulan ada hubungan pengetahuan kegawatdaruratan dengan metode back blow dan heimlich
manuver pada anak tersedak. Hal ini sebagian besar disebabkan responden tidak mengetahui teknik
apa saja yang dilakukan pada saat anak tersedak25.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Argo One, 2019 penelitian pre eksperimental
design. Populasi berjumlah 34 responden anggota PMR di SMPN 1 Kalisat. Pengambilan sampel
menggunakan total sampling dan uji statistik menggunakan Wilcoxon. Masalah dalam penelitian
ini adalah bahwa anggota PMR sebelum diberikan pelatihan abdominal thrust dikategorikan cukup,
karena pada dasarnya anggota PMR sudah pernah mendapatkan materi dasar mengenai
pertolongan pertama ketika pendidikan dan pelatihan untuk bergabung menjadi anggota PMR
tetapi masih banyak juga yang belum paham dengan metode tersebut hal ini di perkuat oleh Aries
Wahyu Ningsih, 2018, Pelatihan Penanganan Korban Tersedak didapatkan bahwa, paling banyak
responden memiliki pemahaman yang cukup tentang tujuan tindakan, paling banyak tidak bisa
hingga kurang bisa melakukan prosedur tindakan, paling banyak belum mengerti tentang
kewaspadaan tindakan, paling banyak responden kurang bisa melakukan tindakan evaluasi. Hal
tersebut kemungkinan disebabkan oleh karena siswa belum pernah mendapatkan pelatihan
sebelumnya jadi dapat di simpulkan bahwa metode Back blow, Hrimlich manuver, Chest trust
sangat penting untuk di lakukan pelatihan agar dapat di tangani segera jika kasus tersedak26.
2. Pengetahuan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada
Anak sesudah diberikan pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
Tabel 4.5 menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36
responden (100.0%), kemudian pada POSTEST 2 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36
responden (100.0%), POSTEST 3 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden
(100.0%), dan POSTEST 4 yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
Asumsi peneliti terkait tingkat pengetahuan masyarakat sesudah diberikan intervensi dengan
cara memberikan mereka penyuluhan dan pelatihan tentang tersedak dan cara penanganannya
kemudian diberikan postest kembali untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat ternyata
sudah banyak peningkatan yang terjadi kepada masyarakat karena mereka sudah mengetahui
teknik apa saja yang dilakukan akibat tersedak oleh karena itu petugas kesehatan lebih sering
memperhatikan masyarakatnya atau bidan di desa ketika melakukan posyandu harus memberikan
edukasi terkait tersedak sehingga orang tua balita tahu tentang tersedak dan mencegah terjadinya
kegawat daruratan atau angka kematian pada balita.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Efprita et all (2018) dengan desain penelitian
ini menggunakan Penelitian Deskriptif dengan kuisioner dan lembar observasi Sebanyak 50
responden, Dengan ini menyatakan bahwa pengetahuan metode Heimlich manuver kurang untuk
melakukan penanganan kegawatdaruratan tersedak27. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Edita Siaahan, (2019) dengan penelitian menggunakan desain kuantitatif dengan
pendekatan Cross sectional dengan sampel ibu yang memiliki anak berusia satu sampai tiga tahun
yang terdata berjumlah 50 responden. pengetahuan ibu dapat melalui penglihatan, mendengar dan
pengalaman masa lalu28.
3. Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada
Anak sebelum diberikan pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
Tabel 4.6 pada PRETEST 1 yang memiliki keterampilan cukup sebanyak 2 responden (5.6%)
dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 34 responden (94.4). PRETEST 2 yang
memiliki keterampilan cukup sebanyak 12 responden (33.3%) dan yang memiliki keterampilan
kurang sebanyak 24 responden (66.7%). Kemudian PRETEST 3 yang memiliki keterampilan
cukup sebanyak 10 responden (27.8%) dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 26
responden (72.2%), dan PRETEST 4 yang memiliki keterampilan cukup 14 responden (38.9%)
dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 22 responden(61.1).
Peneliti berasumsi bahwa rendahnya tingkat keterampilan responden sebelum diberikan
pelatihan dipengaruhi oleh kurangnya pengalaman ibu dalam melakukan penanganan tersedak
pada anak usia 1-5 tahun sehingga ibu tidak mempunyai gambaran nyata untuk mengatasi suatu
kejadian termasuk tersedak. Ini bisa terjadi karena keterbatasan informasi. Pengalaman
merupakan salah satu aplikasi dari pengetahuan. Sedangkan pengetahuan dapat diperoleh salah
satunya melalui penyuluhan kesehatan, akan tetapi pada hal ini responden belum pernah
mendapatkan penyuluhan kesehatan tentang penanganan tersedak sehingga berpengaruh pada
kurangnya tingkat keterampilan responden dalam melakukan penanganan tersedak pada anak usia
1-5 tahun.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pramono (2018) yang menyatakan
ibu yang memiliki informasi akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak
sehingga dapat mengaplikasikannya. .
4. Keterampilan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada
Anak sesudah diberikan pelatihan Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
Tabel 4.7 menunjukan bahwa pada POSTEST 1 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 3
responden (8.3%) yang memiliki keterampilan sedang 15 responden (41.7%) dan yang memiliki
keterampilan buruk 18 responden (50.0%), kemudian pada POSTEST 2 yang memiliki
keterampilan baik sebanyak 10 responden (27.8%) dan yang memiliki keterampilan sedang
sebanyak 26 responden (72.2%), dan pada POSTEST 3 yang memiliki keterampilan baik
sebanyak 19 responden (52.8%) dan yang memiliki keterampilan sedang 17 responden (47.2%),
kemudian pada POSTEST 4 yang memiliki keterampilan baik sebanyak 36 responden (100.0%).
Asumsi peneliti terkait tingkat keterampilan responden ada peningkatan setelah diberikan
pelatihan kepada masyarakat semakin banyak informasi dan pengalaman yang didapat oleh
masyarakat maka semakin mudah mereka mendapat pengetahuan dan mempraktekkan sendiri
sehingga ketika terjadi tersedak maka masyarakat mampu memberikan pertolongan pertama
kepada anak karena sudah mengetahui teknik secara tepat.
Hal ini sesuai dengan penelitian Susi Milwati,dkk yang menyatakan bahwa setelah dilakukan
penyuluhan dan pelatihan diperoleh bahwa kemampuan ibu melakukan penanganan tersedak
mengalami peningkatan hal ini ditujukan dengan hasil uji dimana ada perbedaan kemampuan
melakukan penanganan tersedak sebelum dan sesudah pelatihan 29.
5. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Masyarakat
Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol.
Tabel 4.8 menunjukan pada pretest 1 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 16
responden dengan presentase (44.4%), pengetahuan sedang sebanyak 15 responden dengan
presentase (41.7%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 5 responden dengan jumlah
presentase (13.9%). Sedangkan postest 1 memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36
responden dengan presentase(100.0%).
Pada pretest 2 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 16 responden dengan
presentase (44.4%), pengetahuan sedang sebanyak 15 responden dengan presentase (41.7%), dan
tingkat pengetahuan buruk sebanyak 5 responden dengan jumlah presentase (13.9%). Sedangkan
postest 1 memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan presentase (100.0%).
Pada pretest 3 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 20 responden dengan
presentase (55.6%), dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 15 responden dengan presentase
(41.7%), tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1 responden dengan presentase (2.8%). Sedangkan
pada postest 3 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan presentase
(100.0%).
Pada pretest 4yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 20 responden dengan
presentase (55.6%), dan tingkat pengetahuan sedang sebanyak 15 responden dengan presentase
(41.7%), tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1 responden dengan presentase (2.8%). Sedangkan
pada postest 4 yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 36 responden dengan presentase
(100.0%). Serta nilai p menunjukan angka .000 oleh karena p value <0.05, maka secara pengujian
statistik terdapat pengaruh pemberian pelatihan terdapat peningkatan pengetahuan masyarakat
serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan tersedak pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten
Buol. Asumsi peneliti terkait pretest pengetahuan setelah diberikan pretest dan diukur sampai
dimana tingkat pengetahuan masyarakat ternyata ada yang belum mengetahui tersedak dan cara
penanganan tersedak sama sekali hal ini dterjadi karena masyarakat belum mendapatkan
penyuluhan tentantang tersedak sehingga mempengaruhi pengetahuan masyarakat karena belum
mendapatkan informasi dan pengalaman sehingga pengetahuan masyarakat bisa dikatakan belum
stabil. Sedangkan di postest pengetahuan setelah diberikan postest kembali maka dapat diukur
pengetahuan masyarakat yang berada didesa pajeko sudah meningkat karena masyarakat sudah
mendapatkan penyuluhan dan pelatihan sehingga masyarakat dapat memahami dan bisa
mempraktekkan secara mandiri terkait tesedak dan penanganannya.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Fauziah, dkk dan Yulfitria dkk, 2017 yang
menyatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan antara sebelum dan setelah
diberikan intervensi30. Hal ini serupa dengan penelitian Akbar, Wa Ode, 2018 bahwa terdapat
perbedaan rata-rata yang signifikan antara sebelum dan sesudah pemberian pelatihan 31.
Tabel 4.9 menunjukan pada PRETEST 1 yang memiliki tingkat keterampilan cukup
sebanyak 2 responden dengan presentase (5.6%), keterampilan kurang sebanyak 34 responden
dengan presentase (94.4%), sedangkan postest 1 memiliki tingkat keterampilan baik sebanyak 3
responden dengan presentase (8.3%), memiliki keterampilan cukup sebanyak 15 responden
dengan presentase (41.7%), dan memiliki keterampilan kurang sebanyak 18 responden dengan
presentase (50.0%).
Pada pretest 2 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 12 responden dengan
presentase (33.3%), keterampilan kurang sebanyak 24 responden dengan presentase (66.7%).
Sedangkan pada postest 2 yang memiliki tingkat keterampilan baik sebanyak 10 responden
dengan presentase (27.8%), yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 26 responden
dengan presentase (72.2%).
Pada pretest 3 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 10 responden dengan
presentase (27.8%), dan keterampilan kurang sebanyak 26 responden dengan presentase (72.2%).
Sedangkan pada postest 3 yang memiliki tingkat keterampilan baik sebanyak 19 responden
dengan presentase (52.8%), dan yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 17
responden dengan presentase (47.2%).
Pada pretest 4 yang memiliki tingkat keterampilan cukup sebanyak 14 responden dengan
presentase (38.9%), dan yang memiliki keterampilan kurang sebanyak 22 responden dengan
presentase (61.1%). Sedangkan pada postest 4 yang memiliki tingkat keterampilan baik sebanyak
36 responden dengan presentase (100.0%). Serta nilai p menunjukan angka .000 oleh karena p
value <0.05, maka secara pengujian statistik terdapat pengaruh pemberian pelatihan terdapat
peningkatan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus kegawat daruratan
tersedak pada anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol.
Asumsi peneliti terkait pretest keterampilan setelah diberikan pretest dan diukur sampai
dimana tingkat keterampilan masyarakat ternyata ada yang belum mengetahui tersedak dan cara
penanganan tersedak dengan benar sama sekali hal ini terjadi karena masyarakat belum
mendapatkan penyuluhan tentang tersedak sehingga mempengaruhi keterampilan ibu untuk
mengaplikasikasi apa yang mereka ketahui karena tidak memahami prosedur atau teknik tersedak
seperti heimilch maneuver, back blow, chest trush. Sedangkan di postest keterampilan setelah
diberikan postest kembali maka dapat diukur keterampilan dengan memberikan pelatihan kepada
masyarakat sangat efektif untuk meningkatkan keterampilan ibu dalam meningkatkan penanganan
tersedak. Hal ini terjadi karena pada saat penyuluhan dan pelatihan masyarakat tidak hanya
mendengarkan tetapi juga memahami mengingat semua proseduk yang telah diperagakan
sehingga masyarakat terampil dan percaya diri.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sumarningsih (2015) Pengalaman dalam
mendapatkan informasi salah satunya melalui penyuluhan kesehatan dari sumber yang akurat dan
pengalaman menangani korban tersedak dapat meningkatkan keterampilan seseorang dalam
melakukan suatu prosedur. Pengalaman menjadi sumber pengetahuan yang berpengaruh terhadap
keterampilan seseorang. Hal ini dikarenakan seseorang cenderung akan mencari kebenaran
pengetahuannya, caranya dengan mengulang kembali pengalaman di masa lalu dalam
menyelesaikan masalah dengan kemampuan mengambil keputusan yang baik 32.

KESIMPULAN DAN SARAN


A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Masyarakat Serta
Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol Terdapat p value .000 <0.05.
2. Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan keterampilan Masyarakat Serta
Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak Pada Anak Di Desa Pajeko
Kabupaten Buol Terdapat p value .000 <0.05.
3. Terdapat Pengaruh Pemberian Pelatihan Terhadap Peningkatan Dan Keterampilan
Pengetahuan Masyarakat Serta Pertolongan Pertama Kasus Kegawat Daruratan Tersedak
Pada Anak Di Desa Pajeko Kabupaten Buol
B. SARAN
1. Bagi Institusi Pendidikan ( STIKes Widya Nusantara Palu)
Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan bagi mahasiswa STIKes wn palu
diperpustakaan untuk menambah pengetahuan dan wawasan terkait pengetahuan dan
keterampilan masyarakat dalam menangani anak yang tersedak serta dapat membantu
pembuatan skripsi selanjutnya.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan kepada petugas kesehatan agar menggunakan metode ceramah terlebih
dahulu agar masyarakat mampu memahami tentaang pendidikan kesehatan seperti tersedak
sehingga terbukti dapat meningkatkan pengetahuan pada masyarakat.
3. Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi seputar pendidikan kesehatan
dan sebagai bentuk masukan bagi desa pajeko terhadap pengaruh pemberian pelatihan untuk
peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat serta pertolongan pertama kasus
kegawat daruratan tersedak.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nur, Aini Dwi, Kustriyani Menik & and Arifianto. ‘PKM PELATIHAN PERTOLONGAN
PERTAMA DALAM GAWAT DARURAT PADA ORANG AWAM.’ Jurnal implementasi
pengabdian masyarakat kesehatan ( JIPMK) 1(2): 34-38. (2019).
2. Palimbunga, A. P., Palendeng, O. E. & Bidjuni, H. hubungan posisi menyusui dengan kejadian
tersendak pada bayi di puskesmas bahu kota manado. E-journal keperawatan (E-Kp) volume 5
nomor 1 1-2. (2017).
3. Rifai, A. & Sugiyarto. pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode simulasi pertolongan
pertama (management airway) pada penyintas dengan masalah sumbatan jalan nafas pada
masyarakat awam di Kec. Sawit. Kab.Boyolali. Jurnal keperawatan global, volume 4, no 2, 81-88.
(2019).
4. Pandegirot, J., S. & Posangi, J., Masi., G., N., M. Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
penanganan tersendak terhadap pengetahuan ibu menyusui. jurnal keperawatan, 7(2).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/27473. (2019).
5. Suryani, R. studi kasus pengetahuan orang tua tentang pertolongan pertama choking pada balita di
desa geyer kecamatan geyer kabupaten grobogan. ejournal the shine cahaya dunia S1
keperawatan, 4(1),1-8. (2019).
6. Sulistiyani, A. & & Ramdani, M. L. The influence of Health Education about Handling Choking
on Children through Booklet Media on the knowledge Level of Posyandu Cadres in Karangsari
Village. Jurnal Ilmiah Keperawatan Indonesia (JIKI), 4(1), 11.
https://doi.org/10.31000/JIKI.V4I1.2826. (2020).
7. Sari, A. S. & Saputro, Y. A. pengaruh edukasi keluarga tentang pencegahan perawatan cedera
tersendak pada anak terhadap pengetahuan dan keterampilan keluarga. jurnal pendidikan jasmani.
volume 2, nomor 2, 89-99. (2018).
8. Ningsih MU & Yusarti BKK. Jurnal pengamas kesehatan sasambo. Peningkatan Keterampilan
Ibu Dalam Penanganan Tersedak Pada Bayi Dan Anak. 2020; 1(2): 95-102. (2020).
9. Putri, N. O., Untari, D. & Keperawatan, P. D. PENINGKATAN PEMAHAMAN MELALUI
PELATIHAN INCREASED UNDERSTANDING THROUGH HOUSEHOLD. 3, 19–24 (2021).
10. Zurimi, S., Kaluku, S. & Bumbungan, A. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan melalui
Penyuluhan dan Simulasi Bantuan Hidup Dasar pada Masyarakat Awam Pesisir di Dusun Kasuari
Desa Asilulu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. PengabdianMu J. Ilm. Pengabdi.
Kpd. Masy. 5, 264–269 (2020).
11. Dr. Ganif Djuwadi, S.ST., S.Pd., M. K. kegawatdaruratan bencana. (2021).
12. Suparti, S. & Amelia, V. L. penanganan kegawatdaruratan tersendak pada anak bagi kader
aisyiyah desa pamijen. 2015, 167-170. (2019).
13. Yulianingsih Nengsih. self help emeregency. Yogyakarta: permata ilmu. (2017).
14. Priosusilo, A. P. Pengaruh Pemberian Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Terhadap Peningkatan
Pengetahuan dan Keterampilan pada Siswa SMKN 1 Geger Madiun. J. Chem. Inf. Model. 53,
1689–1699 (2019).
15. Panji, P. Pengaruh Edukasi Penanganan Tersedak Pada Balita Dengan Media Aplikasi Android
Terhadap Pengetahuan Orang Tua Di Paud Tunas Mulia Kelurahan Sumbersari. Digit. Repos.
Univ. Jember 2, 8 (2019).
16. Mardalena. Dasar-dasar ilmu gizi dalam keperawatan. Yogyakarta: pustaka baru press. (2017).
17. Notoatmodjo, S. kesehatan masyarakat: ilmu dan kiat. jakarta: PT. rineka cipta. (2018).
18. Prasetyo, D. D. Identifikasi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Pesisir Tentang Pertolongan
Pertama Pada Kejadian Tenggelam Di Desa Batu Gong Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi
Tenggara. Politeknik Kesehatan Kendari (2017).
19. Wawan, A. D. Teori dan pengukuran pengetahuan sikap dan perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha
Medika. (2018).
20. Harigustian, Y. tingkat pengetahuan penanganan tersendak pada ibu yang memiliki balita
diperumahan graha sedayu sejahtera. jurnal keperawatan akper Yky yogyakarta, 12(3), 162-169.
(2020).
21. Ambarika, R. effectiveness of simulated prehospital care thought self-efficacy of community in
giving first aid on traffic accidents victim. jurnal keperawatan. 8(1):22-32. (2017).
22. Putri, R, Safitri, F., Munir, S., Hermawan, A., Endiyono, E. Pelatihan bantuan hidup dasar dengan
media pantom resusitasi jantung paru (prejaru) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
bantuan hidup dasar pada orang awam. Jurnal Gawat Darurat. 1(1):7-12. (2019).
23. Nursalam. metode penelitian ilmu keperawatan: pendekatan praktis edisi 4. jakarta: salemba
medika. (2019).
24. Profil Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Tengah. (2013).
25. Astrianna, B. T. Gambaran pengetahuan ibu terhadap pertolongan pertama pada balita tersedak di
desa tuntungan Ii tahun 2019 program studi d3 keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan santa
elisabeth medan 2019. (2019).
26. Argo One. Pengaruh pelatihan abdominal thrust terhadap pengetahuan dan keterampilan
menolong korban tersedak pada anggota pmr di smpn 1 kalisat program studi s1 keperawatan
fakultas ilmu kesehatan universitas muhamadiyyah jember 2019. (2019).
27. Elfprita, M.D.S. & Putri, W., Ainil, F. perilaku ibu dalam pertolongan pertama saat tersedak pada
anak usia toddler diposyandu desa penghidupan tahun 2018 harapan ibu program studi d1
keperawatan universitas abdurrab jl. riau ujung no. 73, pekan baru, riau. (2018).
28. Edita Siaahan. hubungan pengetahuan heimilich manuver pada ibu dengan keterampilan
penanganan anak todler yang mengalami chocking. akademi perawat bunda deloma, bandar
lampung email: editasiahaan@bundadelimalampung.ac.id. (2019).
29. Milwati susi. Penerapan promosi kesehatan metode demonstrasi dan keterampilan pemeriksaan
payudara sendiri bagi ibu-ibu pkk di Kota Malang. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (Jiki),
volume 1,No.2, November: 142-147. (2015).
30. Yulfitria & Fauziah. Pengaruh pendidikan kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan tentang
kepatuhan patologis. juli.MJ: 3(2);82-91. (2017).
31. Akbar & dkk. Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap tentang
penyakit HIV/AIDS di SMP Baznas Provinsi Sulawesi Selatan. Juli. JIN:3(1). (2018).
32. Sumarningsih D. Pengaruh Edukasi Keluarga Tentang Pencegahan dan Penanganan Tersedak
Pada Anak Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Keluarga Dusun Ngebel RT 09 Tamantirto
Kasihan Bantul. Skripsi. Yogyakarta. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyah. (2015).

Anda mungkin juga menyukai