Anda di halaman 1dari 25

PENGETAHUAN IBU MENGENAI STUNTING

Studi Fenomenologi terhadap Keluarga Balita Stunting di


Nagari Lakitan Tengah Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

Mutia Darman1 Zuldesni2

Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Andalas, Padang

ABSTRAK

Pengetahuan ibu mengenai stunting di Nagari Lakitan Tengah. Penelitian ini


bertujuan untuk mengungkap pengalaman yang mempengaruhi tindakan ibu. Teori
yang digunakan adalah Teori Fenomenologi Alfred Schutz yang menjelaskan tentang
pengalaman menjadi stock of knowledge yang memunculkan tindakan because motive
dan in order to motive. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan studi
fenomenologi dan tipe penelitian deskriptif. Informan ditentukan dengan teknik
purposive sampling serta pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan
observasi. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu mengenai stunting
didasarkan pada pengalaman yang dialami informan. Tidak ada tindakan khusus yang
dilakukan baik dalam masa kehamilan, menyusui, menyapih, pengasuhan dan ketika
anak sakit.

Keywords: Fenomenologi, Stunting, Pengalaman, Makna, Pengetahuan, Because


Motive, In Order To Motive.

ABSTRACT

Mother's knowledge about stunting in Nagari Lakitan Tengah. This study aims
to reveal experiences that influence mother's actions. The theory used is Alfred Schutz's
Phenomenology Theory which explains the experience of being a stock of knowledge
that raises actions because motive and in order to motive. The research was conducted
qualitatively with a phenomenological study and descriptive research type. Informants
are determined by purposive sampling technique and data collection by in-depth
interviews and observations. The results showed that the mother's knowledge about
stunting was based on the experiences of the informants. There are no special actions
taken during pregnancy, breastfeeding, weaning, caring and when the child is sick.

Keywords: Phenomenology, Stunting, Experience, Meaning, Knowledge, Because


Motive, In Order To Motive.
PENDAHULUAN ada juga ditemukan penelitian yang

Kabupaten Pesisir Selatan melihat hubungan antar variabel, tetapi

berada pada urutan ke-11 dari 19 variabel tersebut pada akhirnya juga

Kota/Kabupaten dengan prevalensi untuk menjelaskan penyebab stunting.

stunting sebesar 26,5%. Namun, angka Pengetahuan merupakan faktor

tersebut masih berada diatas angka internal yang mempengaruhi perubahan

yang ditetapkan oleh WHO yaitu perilaku, karena pengetahuan mengenai

sebesar 20%. Hal ini berarti angka gizi merupakan proses awal dalam

tersebut belum mencapai target yang perubahan perilaku peningkatan status

yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20%. gizi. Semakin baik pengetahuan ibu

Pada tahun 2020 tercatat sebanyak 163 mengenai gizi maka akan semakin baik

kasus balita stunting di wilayah kerja pula kemampuan ibu dalam

Puskesmas Kambang. Nagari dengan menyediakan makanan (Aridiyah,

jumlah balita stunting terbanyak adalah 2015). Akan tetapi, Pengetahuan ibu

Nagari Lakitan Tengah sebanyak 38 yang baik tidak menjamin status gizi

balita stunting. anaknya juga baik. Hal ini disebabkan

Riset tentang stunting bukanlah karena pengetahuan tidak diketahui

sesuatu yang baru terutama dalam secara mendalam oleh sang ibu

perspektif medis. Berdasarkan (Syabandini, 2018).

penelusuran yang telah dilakukan, Relevan dengan penelitian

penelitian paling banyak mengkaji diatas, fenomena stunting di Nagari

tentang penyebab stunting. Walaupun Lakitan Tengah juga terjadi pada


keluarga dengan ibu di berbagai level mengukur pengetahuan berdasarkan

pendidikan seperti SD, SMP, SMA dan persepsi sehingga tidak semua yang

bahkan Sarjana. Ditemukan 3 anak diketahui akan berpengaruh terhadap

stunting dari ibu tamatan SD, 1 dari tindakan. Karena itu diperlukan

tamatan SMA, dan 1 dari tamatan pemahaman tentang pengetahuan

Sarjana. Bahkan berdasarkan survei dalam perspektif lain, yaitu

awal, diketahui bahwa pada umumnya fenomenologi. Studi fenomenologi

keluarga yang memiliki anak stunting melihat bahwa pengetahuan saja tidak

di Nagari Lakitan Tengah masih tinggal cukup untuk membuat seseorang

dengan keluarga luas. Selain itu, di melakukan suatu tindakan. Ada

Nagari Lakitan Tengah stunting terjadi perjalanan panjang yang dilalui oleh

pada anak bungsu dari 4 bersaudara, 3 pengetahuan untuk dapat menjadi

bersaudara dan 2 bersaudara, dan sebuah tindakan. Berdasarkan uraian

bahkan stunting juga terjadi pada anak diatas, maka rumusan masalah

tunggal. Tidak semua keluarga balita penelitian yakni: Bagaimana

stunting yang telah memiliki sarana pengetahuan ibu mengenai stunting

MCK di rumahnya, ditemukan ada satu dalam perspektif fenomenologi di

keluarga balita stunting untuk MCK Nagari Lakitan Tengah?

masih memanfaatkan sungai. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian pengetahuan ibu 1. Fenomena Pengetahuan Ibu

tentang gizi dengan kejadian stunting Mengenai Stunting

memiliki kelemahan, karena hanya


Bagi Descartes pengetahuan kelompok usia lain. Pemenuhan asupan

merupakan urusan kesadaran, urusan gizi pada 1000 HPK anak sangat

yang paling menentukan subjektivitas penting. Jika pada rentang usia tersebut

seseorang. Pengetahuan merupakan anak mendapatkan asupan gizi yang

sejauh manusia menyadari (Farid, optimal maka penurunan status gizi

2018). Hasil penelitian Liem (2019) di anak dapat dicegah sejak awal. 1000

Kabupaten Tangerang mengatakan HPK tidak bisa diulang prosesnya.

stunting ataupun balita pendek tidak Karena itu 1000 HPK perlu

dikaitkan dengan masalah kesehatan diperhatikan dengan baik. Karena jika

maupun permasalahan gizi bahkan mengalami kegagalan anak berisiko

masyarakat mengatakan stunting atau mengalami masalah gizi (Rahayu,

balita kuntring merupakan balita yang 2018:2-4).

pintar. Anggapan demikian muncul Stunting (kerdil) merupakan

karena persepsi sosial yang suatu kondisi dimana balita memiliki

berkembang di lingkungan mereka. panjang atau tinggi badan yang kurang

Periode 1000 hari pertama jika dibandingkan dengan umur.

kehidupan atau sering disebut dengan Kondisi ini diukur dengan panjang atau

periode emas (golden periode) tinggi badan yang lebih dari minus dua

didasarkan pada kenyataan bahwa pada standar deviasi median standar

masa janin sampai anak berusia 2 tahun pertumbuhan anak dari WHO (Pusat

terjadi proses tumbuh kembang yang Data dan Informasi, Kementerian

sangat cepat dan tidak terjadi pada Kesehatan RI, 2018).


Dari definisi stunting tersebut beda berdasarkan arus pengalaman

terdapat perbedaan dalam penyebutan yang mereka terima.

stunting secara medis dengan sosial. TINJAUAN SOSIOLOGIS

Secara medis stunting merupakan suatu Penelitian ini menggunakan

keadaan dimana tinggi badan anak teori fenomenologi Alfred Schutz.

berdasarkan umur rendah. Sedangkan Teori fenomenologi Schutz (1967: 7)

anak stunting atau disebut dengan balita menyatakan bahwa orang secara aktif

kunkring dikatakan balita yang pintar menginterpretasikan pengalamannya

karena persepsi sosial yang dengan memberi tanda dan arti dari apa

berkembang di lingkungan mereka yang mereka lihat. Cara orang

yang berbeda. mengkonstruksi makna dari luar atau

Hal tersebut terjadi karena dari arus utama pengalaman yaitu

perbedaan pengalaman yang diterima melalui proses tipifikasi. Tipifikasi

di dalam masyarakat. Pengetahuan merupakan pembentukan

akan pengalaman kehidupan sehari-hari penggolongan atau klasifikasi dari

setiap orang berbeda. Pengetahuan pengalaman yang ada. Lalu melalui

yang menjadi sumber penting tipifikasi kumpulan hubungan-

kesadaran untuk memunculkan hubungan makna diorganisir kedalam

motivasi orang untuk bertindak stock of knowledge atau kumpulan

menghasilkan perbedaan dalam pengetahuan (Schutz dalam Craib,

pengetahuan mengenai stunting. 1994: 130-132).

Karena itu definisi stunting berbeda-


Schutz menyatakan sebuah pengalaman subjek manusia lainnya.

tindakan memiliki in order to motive Pengalaman unik subjek yang

(tujuan) yang menjadi referensi bagi bermakna membentuk kesadaran

munculnya sebuah kesadaran. subjek yang menghasilkan pengetahuan

Kesadaran untuk melakukan sesuatu sehingga memunculkan motif untuk

dalam rangka mencapai suatu harapan. bertindak. Tindakan tersebut akan

Namun, tindakan subjektif tidak menghasilkan pengetahuan subjek (ibu)

muncul begitu saja melainkan melalui mengenai stunting.

proses yang panjang, karena itu METODE PENELITIAN

sebelum in order to motive ada tahapan PENDEKATAN DAN TIPE

because motive yang mendahuluinya PENELITIAN

(Schutz dalam Waters, 1994: 34-35; Penelitian ini menggunakan

Farid, 2018:120). metode penelitian kualitatif. Metode ini

Perspektif fenomenologi dipilih karena metode ini berguna untuk

mendeskripsikan pengalaman sehari- mengungkapkan proses kejadian secara

hari subjek (ibu). Pengalaman yang mendetail, sehingga diketahui

dimiliki subjek merupakan pengalaman dinamika sebuah realitas sosial dan

yang unik namun memiliki makna. saling berpengaruh berbagai realitas

Makna tersebut berasal dari kesadaran sosial (Afrizal, 2014:38). Hal ini dinilai

subjektif yang dimiliki subjek. cocok dengan tujuan penelitian yang

Pengalaman-pengalaman subjek yang menjelaskan dan mengungkapkan

unik akan dijelaskan dengan


pengetahuan ibu mengenai stunting di penulis mendeskripsikan dan

Nagari Lakitan Tengah. menjelaskan pengetahuan ibu

Sedangkan rancangan mengenai stunting dari perspektif

penelitian yang digunakan yaitu fenomenologi di Nagari Lakitan

fenomenologi. Pendekatan penelitian INFORMAN PENELITIAN

fenomenologi dipilih karena menurut Informan penelitian adalah

Berger (1990:29) fenomenologi orang yang memberikan informasi baik

dianggap sebagai metode yang paling tentang dirinya ataupun orang lain atau

cocok untuk menjelaskan dasar-dasar suatu kejadian atau suatu hal kepada

pengetahuan dalam kehidupan sehari- peneliti atau pewawancara mendalam.

hari. Karena itu fenomenologi dianggap Ada dua kategori informan menurut

sesuai untuk menjelaskan dasar Afrizal (2014:139) yaitu: informan

pengetahuan ibu mengenai stunting di pelaku dan informan pengamat.

Nagari Lakitan Tengah. 1. Informan pelaku, yaitu

Tipe penelitian yang digunakan informan yang memberikan

dalam penelitian ini adalah tipe keterangan tentang dirinya,

penelitian deskriptif. Tipe penelitian tentang perbuatannya, tentang

deskriptif berusaha untuk pikirannya, atau tentang

menggambarkan dan menjelaskan interpretasinya. Pada penelitian

secara terperinci mengenai topik ini, yang menjadi informan

permasalahan yang diuraikan dalam pelaku adalah ibu yang

bentuk tulisan. Dalam penelitian ini,


memiliki balita stunting data sekunder (apabila data tersebut

sebanyak lima orang. berasal dari subjek yang mengalami)

2. Informan pengamat: informan (Farid, 2018:7).

yang memberikan informasi Dalam penelitian ini peneliti

tentang orang lain atau suatu menggunakan data primer dan data

kejadian atau suatu hal kepada sekunder.

peneliti. Pada penelitian ini, 1. Data Primer


Data primer merupakan data
yang menjadi informan
yang didapatkan secara langsung dari
pengamat sebanyak sembilan
informan penelitian dilapangan. Data
orang diantaranya tokoh
primer didapatkan dengan
masyarakat sebanyak empat
menggunakan metode wawancara
orang, penyembuh-penyembuh
secara mendalam dan teknik observasi
tradisional sebanyak dua orang,
(Moleong, 2017:157).
dan tenaga kesehatan (bidan
2. Data Sekunder
desa) sebanyak tiga orang.
Dalam penelitian ini, data
DATA YANG DIAMBIL
sekunder yang dimaksud adalah data
Data dalam konteks
berupa data balita stunting dari
fenomenologi memaksudkan
puskesmas guna data tersebut untuk
keseluruhan yang menjadi komponen
melihat anak-anak yang termasuk
pengalaman manusia. Artinya tidak ada
kedalam kategori stunting, kemudian
perbedaan yang tegas antara yang
data standar antropometri anak
disebut sebagai data primer maupun
gunanya untuk mengetahui cara namun pada pelaksanaannya tidak kaku

mengkategorikan anak termasuk mengikuti pedoman wawancara yang

stunting atau tidak dengan melihat telah dibuat sebelumnya. Sehingga

tinggi badannya dibandingkan dengan wawancara mengalir sesuai dengan

umur, dan penelitian terdahulu berupa respon dan jawaban subjek (Farid,

jurnal dan skripsi gunanya untuk 2018: 46-47).

menambah referensi. 2. Observasi


Observasi merupakan salah satu
TEKNIK DAN PROSES
kegiatan dalam penelitian dengan
PENGUMPULAN DATA
tujuan mengumpulkan data terkait
Pada proses pengumpulan data
masalah penelitian dengan cara
penulis melakukan wawancara
pengamatan langsung di lapangan.
mendalam dan observasi sebagai
Observasi dilakukan dengan
pengumpulan data.
mengamati keseharian dari informan.
1. Wawancara Mendalam
Teknik pengumpulan data yang Pengamatan ini dilakukan berhari-hari.

utama pada rancangan penelitian Penulis mengamati tentang cara

fenomenologi adalah wawancara informan dalam memperlakukan

mendalam. Karena dengan wawancara anaknya dan juga dengan melihat

mendalam esensi dari fenomena yang keseharian yang dilakukan anaknya dan

diamati dapat diceritakan dari sudut cara orangtuanya dalam

pandang orang pertama. Peneliti tetap memperlakukan anaknya.

menyediakan pedoman wawancara,


DEFINISI OPERASIONAL Kesadaran merupakan

KONSEP kemampuan untuk

1. Pengetahuan memperlakukan subjek untuk


Pengetahuan berasal dari
menjadi objek bagi dirinya
pengalaman sehari-hari subjek
sendiri.
yang unik namun bermakna
4. Studi Fenomenologi
yang menjadi dasar kesadaran Fenomenologi adalah

yang memunculkan motivasi instrumen untuk memahami

untuk bertindak. lebih jauh hubungan antara

2. Stunting kesadaran individu dengan


Stunting (kerdil) merupakan
kehidupan sosialnya.
suatu kondisi dimana balita 0-
Fenomenologi berupaya
59 bulan memiliki panjang atau
mengungkap bagaimana aksi
tinggi badan yang kurang jika
sosial, situasi sosial, dan
dibandingkan dengan umur.
masyarakat sebagai produk
Kondisi ini diukur dengan
kesadaran manusia.
panjang atau tinggi badan yang
5. Stock Of Knowledge
lebih dari minus dua standar Stock of knowledge merupakan

deviasi median standar keseluruhan peraturan, norma,

pertumbuhan anak dari WHO. konsep tentang tingkah laku

3. Kesadaran yang tepat sebagai kerangka

referensi dalam memberikan


interpretasi terhadap segala Bab ini mengidentifikasikan

sesuatu yang terjadi sebelum hasil temuan data dan analisis yang

melakukan suatu tindakan. diperoleh dari hasil wawancara

6. Tipifikasi mendalam dan observasi. Hasil temuan


Tipifikasi merupakan
data tersebut sebelumnya sudah
pembentukan penggolongan
dielaborasikan terlebih dahulu menjadi
atau klasifikasi dari pengalaman
catatan lapangan sebagai proses awal
yang ada.
dari penulisan laporan penelitian. Bab
7. Intersubjektif
ini khusus menganalisis bagian yang
Pengalaman bersama dengan
telah dijelaskan pada catatan lapangan
orang lain karena hidup
sebagai ikhtisar dari penelitian yang
bersama saling berkomunikasi
bertujuan untuk mendeskripsikan
dan saling memahami.
pengetahuan ibu mengenai stunting
TEMUAN DAN PEMBAHASAN dari perspektif fenomenologi di Nagari
PENGETAHUAN IBU MENGENAI Lakitan Tengah. Adapun yang menjadi
STUNTING tujuan khususnya yaitu
STUDI FENOMENOLOGI mendeskripsikan pengalaman-
TERHADAP KELUARGA BALITA pengalaman subjek (ibu) yang memberi
STUNTING makna tentang stunting dan
DI NAGARI LAKITAN TENGAH mendeskripsikan tindakan-tindakan
KECAMATAN LENGAYANG subjek (ibu) yang berhubungan dengan
KABUPATEN PESISIR SELATAN stunting.
1. Pengalaman-Pengalaman Ibu Biasanya informan mendapatkan

yang Memberi Makna informasi tentang kondisi anaknya

tentang Stunting ketika posyandu. Ketika kegiatan

Pengalaman yang dimiliki posyandu dilakukan anak-anak akan di

informan mengenai stunting memiliki ukur berat badan dan tinggi badannya.

beberapa kesamaan. Pengalaman Pengukuran berat badan dilakukan

tersebut didapatkan dari hasil interaksi setiap bulan sedangkan pengukuran

dengan orang lain di keseharian tinggi badan dilakukan sekali 6 bulan

informan. Berikut beberapa ketika penimbangan massal. Informan

pengalaman yang didapatkan dari hasil lebih mengetahui tentang kondisi anak

wawancara dengan informan. yang berkaitan dengan berat badan

anak dibandingkan dengan tinggi


a. Berat Lebih Penting daripada
badan. Karena, dari dulu yang selalu
Tinggi
mendapatkan perhatian hanya tentang
Pengalaman terkait dengan
kondisi berat badan anak. Tinggi badan
pemeriksaan kesehatan anak biasanya
anak tidak terlalu dipermasalahkan.
didapatkan informan dari interaksi
b. Anak Tidak Dikatakan
antara informan dengan petugas
Stunting
kesehatan terkhususnya Bidan.

Interaksi tersebut terjadi apabila ada Pengalaman tentang stunting

hal-hal yang berkaitan dengan didapatkan dari interaksi informan

kesehatan, seperti kegiatan posyandu. dengan petugas kesehatan. Menurut


penuturan informan bahwasanya c. Anak Tidak Sehat adalah

petugas kesehatan tidak mengatakan Anak yang Mendapat

secara langsung bahwa anaknya Bantuan

termasuk kategori stunting. Karena itu


Sebagian informan memiliki
informan tidak menganggap anaknya
pengalaman dimana anak yang tidak
stunting. Untuk anak dari informan ibu
sehat merupakan anak yang mendapat
AL dan ibu RS petugas kesehatan tidak
bantuan. Jika anak itu sering mendapat
mengatakan anak tersebut termasuk
bantuan berarti ada yang salah sama
kategori stunting karena berat
anak tersebut dan kemungkinan besar
badannya yang normal, namun
anak tersebut sakit. Jadi jika anaknya
memiliki permasalahan pada tinggi
tidak mendapatkan bantuan berupa roti
badannya. Sedangkan anak dari
atau sebagainya informan menganggap
informan ibu RA dan ibu IR petugas
anaknya sehat-sehat saja.
kesehatan hanya mengatakan berat
d. Keluarga Memiliki
badan anak kurang oleh karena itu
Keturunan Anak Pendek
ditambah makan anak dengan ikut

diberi makan tambahan. Sedangkan Pengalaman yang didapatkan di

untuk anak ibu EC dikatakan stunting keluarga mengenai anak pendek masih

karena anak tersebut lahir prematur. dikaitkan dengan keturunan, karena

pada dasarnya jika orang tua pendek

otomatis anaknya juga akan pendek.

Tidak mungkin anak jadi tinggi jika


didalam keluarga tidak ada yang tinggi. kecil pendek dan pas dewasa masih

Namun, jika ibu pendek dan ayah tinggi pendek. Namun, anak-anak pendek ini

kemungkinan anaknya akan mengikuti tetap dapat mendapatkan pendidikan

salah satu dari keturunan ibu atau ayah. tinggi.

Namun informan juga meyakini bisa


2. Tipifikasi Pemaknaan Ibu
saja nantinya anak mereka jadi tinggi yang Berhubungan dengan

karena sekarang ini kan masih kecil. Stunting

Informan juga berpatokan pada anak Cara orang dalam

pertama mereka yang dulunya waktu mengkonstruksi makna dari

kecil pendek setelah besar jadi tinggi. pengalaman yang dimilikinya yaitu

melalui tipifikasi. Tipifikasi merupakan


e. Anak Pendek Dapat
pembentukan penggolongan atau
Berpendidikan Tinggi
klasifikasi dari pengalaman yang ada.
Anak pendek dalam kehidupan
Dalam penelitian ini berdasarkan
sehari-hari dianggap sebagai sesuatu
pengalaman yang ada, maka tipifikasi
yang wajar dan tidak dipermasalahkan,
pemaknaan ibu yang berhubungan
karena memang banyak anak-anak
dengan stunting sebagai berikut:
yang pendek dikarenakan orang tuanya
a. Boncel
juga pendek. Lalu ada yang ketika

masih kecil pendek dan pas sudah Sebutan boncel diberikan untuk

beranjak dewasa anak tersebut menjadi anak yang pendek, kurus, perut busia

tinggi. Walaupun juga ada yang ketika (besar), dan kepala gadang (besar).
Biasanya orang-orang menyebut anak Adanya pemahaman yang

pendek dan kurus dengan sebutan mengatakan apabila seorang anak

boncel atau anak pendek saja. Karena mengalami stunting, maka anak

anak itu pendek dan kurus makanya tersebut akan mengalaminya sampai

nampak beda sama kepala dan perutnya dewasa. Karena pada dasarnya jika

yang terlihat lebih besar. anak tersebut ketika kecil menderita

stunting sampai dewasa pun anak


b. Anak yang Aktif adalah Sehat
tersebut akan tetap mengalami stunting.
Meskipun Kurus

d. Stunting: Pendek dan Kurus


Untuk melihat sehat atau tidak
bukan Pendek dan Gemuk
sehatnya seorang anak dari keseharian

anak yang aktif bermain, lincah, banyak Tinggi badan tidak terlalu

gerak mau makan dan tidak dipermasalahkan di dalam masyarakat.

bermenung. Sedangkan untuk berat Kalau nampak kurus anaknya baru

badan jika anak itu kurus yang dianggap masalah. Bukan stunting itu

diketahui dari penimbangan di yang jadi masalah, tetapi berat badan

Posyandu. Untuk tinggi badan tidak yang terlalu kurus yang masalah. Biar

dijadikan sebagai patokan karena anak pendek tapi berat badan berisi itu

walaupun anak itu pendek selagi anak dianggap sehat-sehat saja. Akan tetapi

aktif maka anak dapat dikatakan sehat. kalau anak itu kurus walaupun anak

tersebut pendek maupun tinggi baru


c. Stunting Berlanjut Sampai
dianggap sebagai masalah. Jika anak itu
Dewasa
pendek dan kelihatan normal saja dengan pengasuhan, pemberian makan,

badannya tidak bisa dikatakan stunting dan juga perawatan ketika anak sakit.

dan didalam masyarakat tidak dianggap


a. Tindakan yang Dilakukan
sebagai masalah dan dikatakan sebagai dalam Masa Kehamilan

hal yang biasa saja. Namun, jika anak Pada masa kehamilan tidak ada

itu pendek kurus, kepala besar, dan tindakan khusus yang dilakukan oleh

perut besar baru bisa dikatakan stunting informan. Informan hanya melakukan

dan dianggap sebagai masalah. tindakan seperti ibu hamil pada

umumnya dengan tetap mengusahakan


3. Tindakan-Tindakan Subjek
makan teratur, menjaga kesehatan dan
(Ibu) yang Berhubungan
melakukan tindakan ringan yang bisa
dengan Stunting
dilakukan oleh ibu hamil. Namun, ada
Tindakan-tindakan yang akan
informan yang mengalami hipertensi
diuraikan berikut berdasarkan tahapan
ketika hamil yang mengakibatkan
yang ditetapkan dalam 1000 HPK
anaknya lahir prematur.
terdiri dari tindakan yang dilakukan

dalam masa kehamilan, tindakan ketika b. Tindakan yang Dilakukan

anak berumur 0-6 bulan dan tindakan Ketika Usia Anak 0-6 Bulan

ketika anak berumur 6-24 bulan. Pada usia anak 0-6 perlu untuk

Disamping itu, penelitian ini juga melakukan Inisiasi Menyusu Dini

menggali informasi seputar tindakan- (IMD) dan pemberian Air Susu ibu

tindakan khusus yang berhubungan (ASI) eksklusif. Namun pemberian


IMD dan pemberian ASI belum Dalam mengasuh anak tidak

terlaksana dengan baik karena masih ada tindakan khusus yang dilakukan

ada yang telah memberikan susu bantu oleh informan. Pengasuhan yang

pada anak saat usia 0-6 bulan dengan dilakukan seperti biasa saja yang

alasan air susu ibunya belum keluar. dilakukan pada umumnya. Dalam

mengasuh anak hanya menerapkan apa


c. Tindakan yang Dilakukan
yang dianggap betul saja oleh
Ketika Anak Berumur 6-24
informan. Tidak ada perubahan
bulan
tindakan yang dilakukan oleh informan.
Pada rentang umur 6-24 bulan
Karena informan menganggap anaknya
anak sudah dibolehkan diberi makanan
sehat-sehat saja jadi tidak diperlukan
pendamping ASI disamping pemberian
tindakan khusus dalam mengasuh anak.
ASI tetap berlanjut. Informan
e. Tidak Melakukan Tindakan
memberikan MP-ASI mulai usia anak 6
Khusus dalam Pemberian
bulan, namun ada yang usia 7 bulan dan
Makan
8 bulan baru diberikan MP-ASI.

Sedangkan untuk pemberian ASI ada Pada umumnya memberi makan

yang telah berhenti sampai sampai usia anak 3 kali sehari. Makanan yang

16 bulan dan ada yang masih berlanjut diberikan semampu yang dibisa oleh

sampai usia 3 tahun. informan. Jika sanggup membelikan

apa yang anak mau, maka informan


d. Tindakan Pengasuhan yang
akan berupaya untuk memenuhinya,
Dilakukan Seperti Biasa
membiarkan anak jajan dan sebagainya. Pengetahuan merupakan hasil

Dalam pemberian makan ini juga tidak dari tahu yang didapatkan dari proses

ada tindakan khusus yang dilakukan penginderaan yang berkaitan dengan

oleh informan. gagasan ataupun ide yang menjadi

dasar sebagai kapasitas untuk


f. Melakukan Tindakan Khusus
bertindak. Pengetahuan sangat erat
Ketika Anak Sakit
kaitannya dengan kesadaran, karena itu
Tindakan yang dilakukan ibu
pengetahuan tidak hanya sekedar tahu,
ketika anaknya sakit yaitu hampir sama
melainkan didasarkan pada kesadaran
antara informan satu dengan informan
yang mendorong munculnya motivasi
yang lainnya. Jika anak sakit tentu saja
untuk bertindak. Berdasarkan temuan
orang tua menjadi cemas dan akan
penelitian maka didapatkan kesimpulan
mengusahakan yang terbaik supaya
bahwa pengetahuan ibu mengenai
anaknya bisa sembuh. Namun, dari
stunting didasarkan pada pengalaman-
yang didapatkan dari hasil wawancara
pengalaman yang selama ini dialami
dengan informan, ketika anak sakit
oleh informan.
informan akan membawa anaknya
Ada stream of experience
berobat ke Bidan ataupun ke
tentang stunting didalam masyarakat,
penyembuh tradisional.
yaitu terjadinya dua persinggungan

KESIMPULAN arus pengalaman utama, yang pertama

pengalaman yang berhubungan dengan

medis, lalu yang kedua pengalaman-


pengalaman dalam kehidupan dimana dalam keseharian masyarakat

keseharian masyarakat itu sendiri. Jadi juga memandang bahwa stunting

persinggungan antara pengalaman adalah bagian besar dari keturunan.

medis dengan pengalaman kehidupan Kemudian anak-anak bertubuh pendek

sehari-hari membentuk pemaknaan tetap dapat hidup normal seperti anak

tentang stunting. Pengalaman dengan yang lainnya.

medis seringkali tidak menggunakan Pada akhirnya stunting itu

kata stunting secara tegas, dimana hanya istilah untuk anak boncel yang

posyandu yang sudah lama ada lebih seperti anak pada umumnya, dapat

menekankan pentingnya berat anak hidup normal seperti anak lainnya

daripada tinggi. Bahkan posyandu karena itu anak yang sehat

diidentikkan dengan menimbang bukan didefinisikan sebagai anak yang aktif

mengukur tinggi. Kemudian konsep meskipun dia pendek. Sehingga anak

stunting baru muncul baru-baru ini, pendek merupakan sebuah proses

sementara posyandu yang sudah lama pertumbuhan yang panjang, tidak

ada membentuk pengalaman panjang seperti yang didefinisikan oleh medis

yang menghasilkan pemaknaan bahwa bahwa anak pendek di masa emas akan

aspek terpenting dari kesehatan anak mempengaruhi pertumbuhan otak dan

adalah berat badan sehingga tinggi sebagainya. Malahan anak pendek

menjadi diabaikan. Pengalaman dengan dapat mengalami pertumbuhan yang

medis ini semakin kuat dalam mendadak seperti bisa saja ketika sudah

membentuk pemaknaan stunting masuk masa sekolah mengalami


pertumbuhan yang mendadak dimana pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara

tingginya menjadi melonjak. Sehingga eksklusif, dan periode 6-24 bulan (540

pemaknaan seperti ini pada akhirnya hari) yaitu pemberian MP-ASI dan

memandang stunting tidaklah sebagai dilanjutkan pemberian ASI sampai

sesuatu yang mengkhawatirkan karena umur anak 2 tahun. Namun pada

itu mereka tidak memiliki tindakan- kenyataannya, tidak terdapat tindakan

tindakan seperti ketika seseorang khusus yang dilakukan atau yang

mendefinisikan sesuatu sebagai dianjurkan oleh kesehatan baik dalam

penyakit. Misalnya dikhawatirkan, masa kehamilan yang hanya melakukan

dirisaukan dan bersegera mencari tindakan biasa saja, menyusui yang

pengobatan. tidak semuanya sesuai dengan yang

Pada periode 1000 hari pertama dianjurkan kesehatan, pemberian

kehidupan merupakan periode yang makan apa adanya, maupun tindakan

sangat penting karena jika pada periode khusus dalam masa pengasuhan dan

ini terjadi kegagalan anak dapat ketika anak sakit.

berisiko mengalami masalah gizi. Titik SARAN

kritis yang perlu diperhatikan yaitu


Sehubungan dengan penelitian
pada periode kehamilan (280 hari) yaitu
yang telah peneliti lakukan, maka
penting untuk menyediakan gizi yang
peneliti memberikan saran atau
baik selama kehamilan, periode 0-6
rekomendasi yang mungkin berguna
bulan (180 hari) yaitu pelaksanaan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan
Berikut beberapa saran dan petugas kesehatan sudah

rekomendasi yang dapat peneliti berhasil menekankan

berikan: pentingnya melihat berat badan

1. Temuan penelitian diatas dalam tumbuh kembang anak.

menjadi masukan untuk petugas Akan tetapi, dalam menjelaskan

kesehatan untuk memberikan pentingnya tinggi badan per

pemahaman terkait dengan usia belum dipahami oleh

permasalahan stunting yang masyarakat dengan baik. Perlu

berkaitan dengan tinggi badan, dikembangkan interaksi-

sebaiknya kepada masyarakat interaksi terutama petugas

juga diberikan pemahaman medis yang membentuk

bahwa tidak berat badan saja pengalaman baru yang

yang dapat menjadi masalah berhubungan dengan tinggi

bagi anak, namun tinggi badan badan.

juga dapat mempengaruhinya. 3. Bagi instansi yang terkait atau

2. Dalam interaksi-interaksi yang peneliti lain yang tertarik dan

dilakukan oleh petugas ingin melanjutkan penelitian

kesehatan seharusnya mulai ini, sekiranya peneliti

membangun interaksi yang menyarankan untuk

menjelaskan lebih tegas tentang menggunakan metode

pentingnya tinggi badan. Dalam penelitian kualitatif dengan

penelitian ini menunjukkan studi fenomenologi dan tipe


penelitian deskriptif dan Ghony, M Djunaidi & Fauzan
Almanshur. 2017. Metodologi
melakukan wawancara serta Penelitian Kualitatif. Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.
observasi untuk mendapatkan
Idrus, Muhammad. 2009. Metode
data yang berhubungan dengan Penelitian Ilmu Sosial.
Yogyakarta: Erlangga.
stunting. Keraf, Sonny & Mikhael Dua. 2001.
Ilmu Pengetahuan Sebuah
DAFTAR PUSTAKA Tinjauan Filosofis. Yogyakarta:
Kanisius.
Buku Moleong, Lexy J. 2017. Metode
Afrizal, 2014. Metode Penelitian Penelitian Kualitatif. Bandung:
Kualitatif. Jakarta: PT PT Remaja Rosdakarya.
RajaGrafindo Persada. Raho, Bernard. 2007. Teori Sosiologi
Berger, L Peter & Thomas Luckmann. Modren. Jakarta: Prestasi
1990. Tafsir Sosial Atas Pustaka.
Kenyataan: Risalah Tentang Ritzer, George & Barry Smart. 2012.
Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: Handbook Teori Sosial.
LP3ES. Bandung: Penerbit Nusa Media.
Craib, Ian. 1994. Teori-Teori Sosial Ritzer, George. 2013. Sosiologi Ilmu
Modren: Dari Parsons Sampai Pengetahuan Berparadigma
Habermas. Jakarta: PT Ganda. Jakarta: PT RajaGrafindo
RajaGrafindo Persada. Persada.
Creswell, John W. 2016. Research Scott, John, 2013. Sosiologi The Key
Design: Pendekatan Metode Concepts. Jakarta: PT
Kualitatif, Kuantitatif, dan RajaGrafindo Persada.
Campuran (terj). Yogyakarta :
Penerbit Pustaka Pelajar Simbolon, Demsa. 2019. Pencegahan
Stunting Melalui Intervensi Gizi
Damsar. 2015. Pengantar Teori Spesifik Pada Ibu Menyusui Anak
Sosiologi. Jakarta: Prenadamedia Usia 0-24 Bulan. Media Sahabat
Group. Cendikia.
Farid, Muhammad. 2018. Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Fenomenologi Dalam Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sosial. Jakarta: Prenadamedia
Group. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Wirawan. 2012. Teori-Teori Sosial stunting anak balita pada
Dalam Tiga Paradigma (Fakta berbagai zona ekosistem di
Sosial, Defini Sosial, & Perilaku Kabupaten Kupang. Jurnal Gizi
Sosial. Jakarta: Prenadamedia dan Pangan, 11(1).
Group.
Lestari, W., Kristiana, L., & Paramita,
Zeitlin, M Irving. 1995. Memahami A. (2018). Stunting: Studi
Kembali Sosiologi: Kritik Konstruksi Sosial Masyarakat
Terhadap Sosiologi Perdesaan dan Perkotaan Terkait
Kontemporer. Yogyakarta: Gizi dan Pola Pengasuhan Balita
Gadjah Mada University Press. di Kabupaten Jember. Jurnal
Aspirasi, 9(1), 17-33.
Jurnal Ilmiah
Liem, S., Panggabean, H., & Farady, R.
Afdjani, H., & Soemirat, S. (2010). M. (2019). Persepsi Sosial
Makna Iklan Televisi (Studi Tentang Stunting Di Kabupaten
Fenomenologi Pemirsa di Jakarta Tangerang. Jurnal Ekologi
Terhadap Iklan Televisi Kesehatan, 18(1), 37-47.
Minuman “Kuku Bima Energi”
versi Kolam Susu). Jurnal Ilmu Ni’mah, C., & Muniroh, L. (2015).
Komunikasi, 8(1), 96-108. Hubungan tingkat pendidikan,
tingkat pengetahuan dan pola
Aramico, B., Sudargo, T., & Susilo, J. asuh ibu dengan wasting dan
(2016). Hubungan sosial stunting pada balita keluarga
ekonomi, pola asuh, pola makan miskin. Media Gizi
dengan stunting pada siswa Indonesia, 10(1), 84-90.
sekolah dasar di Kecamatan Lut
Tawar, Kabupaten Aceh Picauly, I., & Toy, S. M. (2013).
Tengah. Jurnal Gizi dan Dietetik Analisis determinan dan
Indonesia (Indonesian Journal of pengaruh stunting terhadap
Nutrition and Dietetics), 1(3), prestasi belajar anak sekolah di
121-130. Kupang dan Sumba Timur,
NTT. Jurnal Gizi dan
Aridiyah, F. O., Rohmawati, N., & Pangan, 8(1), 55-62.
Ririanty, M. (2015). Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Sulastri, D. (2012). Faktor determinan
Kejadian Stunting pada Anak kejadian stunting pada anak usia
Balita di Wilayah Pedesaan dan sekolah di Kecamatan Lubuk
Perkotaan (The Factors Affecting Kilangan Kota Padang. Majalah
Stunting on Toddlers in Rural Kedokteran Andalas, 36(1), 39-
and Urban Areas). Pustaka 50.
Kesehatan, 3(1), 163-170.
Syabandini, I. P., Pradigdo, S. F.,
Cahyono, F., Manongga, S. P., & Suyatno, S., & Pangestuti, D. R.
Picauly, I. (2016). Faktor penentu (2018). Faktor Risiko Kejadian
Stunting Pada Anak Usia 6-24 Gunungkidul (Doctoral
Bulan Di Daerah Nelayan (Studi dissertation, Universitas'
Case-Control di Kampung Aisyiyah Yogyakarta).
Tambak Lorok, Kecamatan
Tanjung Mas, Kota Kadir, A. (2016). Studi Fenomenologi
Semarang. Jurnal Kesehatan Pengalaman Pasien Dengan
Masyarakat (e-Journal), 6(1), Hiv/Aids Di Propinsi
496-507. Gorontalo. Skripsi, 1(841412078
).
Terati, T., Sartono, S., & Nazarena, Y.
(2014). Studi Determinan Ladiku, S. (2018). Studi Fenomenologi
Kejadian Stunted Pada Anak Pengalaman Klien Sedang
Balita Pengunjung Posyandu Menjalani Pengobatan Mdr-Tb
Wilayah Kerja Dinkes Kota Di Poli Paru Rsud. Prof. Dr. H.
Palembang Tahun 2013. JPP Aloei Saboe Kota
(Jurnal Kesehatan Poltekkes Gorontalo. Skripsi, 1(841416147
Palembang), 1(13). ).

Zairinayati, Z., & Purnama, R. (2019). Oktaviana, H., Dwi Sarbini, S. S. T.,
Rakhma, L. R., Gz, S., & Gizi, M.
Hubungan Hygiene Dan Sanitasi (2016). Hubungan Pengetahuan
Lingkungan Dengan Kejadian Gizi dan Perilaku Higiene
Sanitasi Terhadap Kejadian
Stunting Pada Balita. Babul Ilmi Stunted pada Balita Usia 7-24
Jurnal Ilmiah Multi Science Bulan di Desa Hargorejo Kulon
Progo (Doctoral dissertation,
Kesehatan, 10(1). Universitas Muhammadiyah
Surakarta).

Skripsi/Tesis Olsa, Danie Edwin (2017). Hubungan


Sikap Dan Pengetahuan Ibu
Filayeti, Ayu Nemirah (2019). Terhadap Kejadian Stunting Pada
Hubungan Pengetahuan Tentang Anak Baru Masuk Sekolah Dasar
Stunting Dengan Karakteristik Di Kecamatan Naggalo Kota
Mahasiswa Preklinik Fakultas Padang. Skripsi. Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Kedokteran. Universitas
Hidayatullah. Skripsi. Fakultas Andalas.
Kedokteran. Universitas Syarif
Hidayatullah. Rahmayana, R. (2014). Hubungan pola
asuh ibu dengan kejadian stunting
Indrawati, S. (2017). Hubungan anak usia 24-59 bulan di
Pemberian Asi Esklusif Dengan posyandu asoka ii wilayah pesisir
Kejadian Stunting Pada Anak kelurahan Barombong kecamatan
Usia 2-3 Tahun Di Desa Tamalate kota Makassar Tahun
Karangrejek Wonosari 2014 (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri https://referensi.data.kemdikbud.go.id/
Alauddin Makassar). index11.php?kode=080606&level=3
Rasdiana, Mila Mutya. (2019). Diakses pada tanggal 5 Agustus 2020.
Perbedaan Pengetahuan Ibu tentang https://langgam.id/data-sekolah-di-
Stunting Sebelum dan Sesudah
nagari-lakitan-tengah-lengayang-
Pendidikan Kesehatan Tentang
Kebutuhan Nutrisi Balita 0-23 Bulan kabupaten-pesisir-selatan/ Diakses
dengan Media Audiovisual di Desa pada tanggal 5 Aguatus 2020.
Punjul Wilayah Kerja Puskesmas
Pranggang Kabupaten Kediri. http://kesmas.ulm.ac.id/id/wp-
Skipsi. Kediri: Prodi Kebidanan content/uploads/2019/02/BUKU-
Kediri Poltekkes Kemenkes AJAR-1000-HARI-PERTAMA-
Malang KEHIDUPAN.pdf Diakses pada
tanggal 22 Desember 2020.
Internet
https://www.kemkes.go.id/resources/d https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.
ownload/pusdatin/buletin/Buletin- id/laman/uploads/Dokumen/4002_201
Stunting-2018.pdf. Diakses pada 6-08-
tanggal 13 November 2019. 24/10.%201000%20hari%20pertama.p
df Diakses pada tanggal 22 Desember
https://www.kemkes.go.id/resources/d 2020.
ownload/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/PROFIL_KESEHATAN_20
18_1.pdf. Diakses pada tanggal 13
November 2019.
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/pro
duk_hukum/PMK_No__2_Th_2020_tt
g_Standar_Antropometri_Anak.pdf.
Diakses pada tanggal 14 Maret 2020.
https://pesselkab.bps.go.id/publication/
2019/09/26/b6eb0a248403637e844b9f
8b/kecamatan-lengayang-dalam-
angka-2019.html. Diakses pada tanggal
1 Juli 2020.
https://langgam.id/nagari-lakitan-
tengah-lengayang-kabupaten-pesisir-
selatan/. Diakses pada tanggal 9 Juli
2020.

Anda mungkin juga menyukai