ABSTRAK
ABSTRACT
Mother's knowledge about stunting in Nagari Lakitan Tengah. This study aims
to reveal experiences that influence mother's actions. The theory used is Alfred Schutz's
Phenomenology Theory which explains the experience of being a stock of knowledge
that raises actions because motive and in order to motive. The research was conducted
qualitatively with a phenomenological study and descriptive research type. Informants
are determined by purposive sampling technique and data collection by in-depth
interviews and observations. The results showed that the mother's knowledge about
stunting was based on the experiences of the informants. There are no special actions
taken during pregnancy, breastfeeding, weaning, caring and when the child is sick.
berada pada urutan ke-11 dari 19 variabel tersebut pada akhirnya juga
sebesar 20%. Hal ini berarti angka gizi merupakan proses awal dalam
yang ditetapkan oleh WHO yaitu 20%. gizi. Semakin baik pengetahuan ibu
Pada tahun 2020 tercatat sebanyak 163 mengenai gizi maka akan semakin baik
jumlah balita stunting terbanyak adalah 2015). Akan tetapi, Pengetahuan ibu
Nagari Lakitan Tengah sebanyak 38 yang baik tidak menjamin status gizi
sesuatu yang baru terutama dalam secara mendalam oleh sang ibu
pendidikan seperti SD, SMP, SMA dan persepsi sehingga tidak semua yang
stunting dari ibu tamatan SD, 1 dari tindakan. Karena itu diperlukan
keluarga yang memiliki anak stunting melihat bahwa pengetahuan saja tidak
Nagari Lakitan Tengah stunting terjadi perjalanan panjang yang dilalui oleh
bahkan stunting juga terjadi pada anak diatas, maka rumusan masalah
merupakan urusan kesadaran, urusan gizi pada 1000 HPK anak sangat
yang paling menentukan subjektivitas penting. Jika pada rentang usia tersebut
2018). Hasil penelitian Liem (2019) di anak dapat dicegah sejak awal. 1000
stunting ataupun balita pendek tidak Karena itu 1000 HPK perlu
kehidupan atau sering disebut dengan Kondisi ini diukur dengan panjang atau
periode emas (golden periode) tinggi badan yang lebih dari minus dua
masa janin sampai anak berusia 2 tahun pertumbuhan anak dari WHO (Pusat
anak stunting atau disebut dengan balita menyatakan bahwa orang secara aktif
karena persepsi sosial yang dengan memberi tanda dan arti dari apa
Makna tersebut berasal dari kesadaran sosial (Afrizal, 2014:38). Hal ini dinilai
dianggap sebagai metode yang paling tentang dirinya ataupun orang lain atau
cocok untuk menjelaskan dasar-dasar suatu kejadian atau suatu hal kepada
hari. Karena itu fenomenologi dianggap Ada dua kategori informan menurut
tentang orang lain atau suatu menggunakan data primer dan data
umur, dan penelitian terdahulu berupa respon dan jawaban subjek (Farid,
mendalam esensi dari fenomena yang keseharian yang dilakukan anaknya dan
sesuatu yang terjadi sebelum hasil temuan data dan analisis yang
informan mengenai stunting memiliki ukur berat badan dan tinggi badannya.
pengalaman yang didapatkan dari hasil lebih mengetahui tentang kondisi anak
untuk anak ibu EC dikatakan stunting keluarga mengenai anak pendek masih
Namun, jika ibu pendek dan ayah tinggi pendek. Namun, anak-anak pendek ini
kecil pendek setelah besar jadi tinggi. pengalaman yang dimilikinya yaitu
masih kecil pendek dan pas sudah Sebutan boncel diberikan untuk
beranjak dewasa anak tersebut menjadi anak yang pendek, kurus, perut busia
tinggi. Walaupun juga ada yang ketika (besar), dan kepala gadang (besar).
Biasanya orang-orang menyebut anak Adanya pemahaman yang
boncel atau anak pendek saja. Karena mengalami stunting, maka anak
anak itu pendek dan kurus makanya tersebut akan mengalaminya sampai
nampak beda sama kepala dan perutnya dewasa. Karena pada dasarnya jika
anak yang aktif bermain, lincah, banyak Tinggi badan tidak terlalu
badan jika anak itu kurus yang dianggap masalah. Bukan stunting itu
Posyandu. Untuk tinggi badan tidak yang terlalu kurus yang masalah. Biar
dijadikan sebagai patokan karena anak pendek tapi berat badan berisi itu
walaupun anak itu pendek selagi anak dianggap sehat-sehat saja. Akan tetapi
aktif maka anak dapat dikatakan sehat. kalau anak itu kurus walaupun anak
badannya tidak bisa dikatakan stunting dan juga perawatan ketika anak sakit.
hal yang biasa saja. Namun, jika anak Pada masa kehamilan tidak ada
itu pendek kurus, kepala besar, dan tindakan khusus yang dilakukan oleh
perut besar baru bisa dikatakan stunting informan. Informan hanya melakukan
anak berumur 0-6 bulan dan tindakan Ketika Usia Anak 0-6 Bulan
ketika anak berumur 6-24 bulan. Pada usia anak 0-6 perlu untuk
menggali informasi seputar tindakan- (IMD) dan pemberian Air Susu ibu
terlaksana dengan baik karena masih ada tindakan khusus yang dilakukan
ada yang telah memberikan susu bantu oleh informan. Pengasuhan yang
pada anak saat usia 0-6 bulan dengan dilakukan seperti biasa saja yang
alasan air susu ibunya belum keluar. dilakukan pada umumnya. Dalam
yang telah berhenti sampai sampai usia anak 3 kali sehari. Makanan yang
16 bulan dan ada yang masih berlanjut diberikan semampu yang dibisa oleh
Dalam pemberian makan ini juga tidak dari tahu yang didapatkan dari proses
kata stunting secara tegas, dimana hanya istilah untuk anak boncel yang
posyandu yang sudah lama ada lebih seperti anak pada umumnya, dapat
yang menghasilkan pemaknaan bahwa bahwa anak pendek di masa emas akan
medis ini semakin kuat dalam mendadak seperti bisa saja ketika sudah
tingginya menjadi melonjak. Sehingga eksklusif, dan periode 6-24 bulan (540
pemaknaan seperti ini pada akhirnya hari) yaitu pemberian MP-ASI dan
sangat penting karena jika pada periode khusus dalam masa pengasuhan dan
Zairinayati, Z., & Purnama, R. (2019). Oktaviana, H., Dwi Sarbini, S. S. T.,
Rakhma, L. R., Gz, S., & Gizi, M.
Hubungan Hygiene Dan Sanitasi (2016). Hubungan Pengetahuan
Lingkungan Dengan Kejadian Gizi dan Perilaku Higiene
Sanitasi Terhadap Kejadian
Stunting Pada Balita. Babul Ilmi Stunted pada Balita Usia 7-24
Jurnal Ilmiah Multi Science Bulan di Desa Hargorejo Kulon
Progo (Doctoral dissertation,
Kesehatan, 10(1). Universitas Muhammadiyah
Surakarta).