Anda di halaman 1dari 5

Program Studi D3 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kusuma Husada


Tahun 2020

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP


PERKEMBANGAN KELUARGA CHILDBEARING DI
PUSKESMAS GONDANGREJO KARANGANYAR

Febriana Dwi Safitri

ABSTRAK

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi pada usia
dini meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah sakit dan
memiliki postur tubuh tak maksimal saat dewasa. Upaya yang dapat dilakukan oleh perawat salah
satunya yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang stunting kepada ibu. Tujuan penelitian
adalah mengetahui gambaran asuhan keperawatan keluarga pada keluarga Ny.L di Desa
Krendowahono Gondangrejo Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode video pre test dan
post test. Subyek yang diambil yaitu salah satu keluarga yang memiliki bayi usia 0-24 bulan di
Desa Krendowahono Gondangrejo Karanganyar. Berdasarkan uji pre test dan post test pada
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan didapatkan significancy pengetahuan ibu
meningkat dari yang sebelumnya mendapatkan nilai 7 menjadi 10. Hasil studi ini menunjukkan
bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.L dengan tindakan yang dilakukan.
Tindakan yang dilakukan yaitu dengan melakukan pendidikan kesehatan dan didapatkan hasil
adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan stunting terhadap pengetahua ibu.
Diharapkan petugas kesehatan untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan agar pengetahuan
masyarakat dapat lebih baik lagi tentang pencegahan stunting.

Kata kunci: Pendidikan Kesehatan, Pengetahuan, Stunting.

Abstract

Background: Stunting is a condition of failure to thrive in toddlers (babies under five years) as
a result of chronic malnutrition so the child is too short toddler age. Nutritional deficiencies at
this age increase infant and child mortality cause sufferers to get sick easily and have a maximum
posture when adult. One of the efforts that can be done by nurses is giving health education about
stunting to Mrs. Twuan research is knowing the influence of Health Education About the
Prevention of Stuntng Against Knowledge and Attitudes Mother in the Village Krendowaliono
Gondangreo Karanganyar
Method: this study uses pre-test and post-test. Respondents taken namely one of the families who
has a baby age 0-24 months in the village of Krendowahono Gondangrejo Karanganyar
Conclusion: The result of this research is the influence of health education about stunting
prevention of mother's knowledge and attitude.
Suggestions : It is expected that health workers can provide health education so that public
knowledge can be even better about stunting prevention
Keywords: Health Knowledge Education, Stunting
PENDAHULUAN melahirkan bayi dengan berat lahir rendah
(Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Keluarga Childbearing adalah keluarga Kemiskinan, 2017: 05).
yang dimulai dari kelahiran anak pertama Orangtua akan dapat memberikan
hingga bayi berumur 30 bulan, kelahiran penatalaksanaan yang tepat jika dibekali
bayi pertama memberi perubahan yang dengan pengetahuan dan mempunyai sikap
besar dalam keluarga, sehingga pasangan yang baik. akan terjadi peningkatan
harus beradaptasi dengan perannya untuk pengetahuan dan sikap ibu dalam
memenuhi kebutuhan bayi (Muhlisin, tatalaksana balita dengan diare setelah
2012). dilakukan penyuluhan kesehatan dengan
Masa bayi baru lahir adalah masa yang menggunakan media vidio dan leaflet.
paling rentan terjadinya kekurangan gizi Penatalaksanaan yang tepat dapat diberikan
sehingga dapat menyebabkan terjadinya oleh orang tua jika memiliki pengetahuan
stunting. Prevalensi balita Stunting secara dan sikap yang baik. Maka dari itu, orang
umum memiliki pola yang sama yaitu tua perlu mendapatkan pengetahuan yang
semakin bertambah umur maka prevalensi cukup Pengetahuan tersebut bisa
terjadinya stunting juga semakin tinggi. didapatkan dari petugas kesehatan atau
Hasil Riskesdas mengungkapkan bahwa perawat.
Hasil Pemantauan (SSGBI) Survei Status
Gizi Balita Indonesia pada tahun 2019 Pendidikan kesehatan adalah aplikasi
menunjukkan data stunting yang semulanya atau penerapan pendidikan dalam bidang
di tahun 2018 mencapai 30,8% mengalami kesehatan. Secara operasional pendidikan
penurunan menjadi 27,67% di tahun 2019. kesehatan adalah semua kegiatan untuk
(Kementrian Kesehatan, 2019). Tingginya memberikan dan meningkatkan
stunting di Indonesia disebabkan oleh pengetahuan, sikap, praktek baik individu,
beberapa faktor yaitu kurangnya kelompok atau masyarakat dalam
pengetahuan ibu tentang kesehatan dan gizi memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012). Salah
sehingga ibu tidak dapat mengambil satu media yang bisa digunakan adalah
sikap dalam upaya mencegah terjadinya dengan vidio. Kustandi (2013)
stunting, kurangnya kebersihan lingkungan mengungkapkan bahwa video adalah alat
yang menyebabkan anak terkontaminasi yang dapat menyajikan informasi,
bakteri, sanitasi yang buruk. (Ni’mah, memaparkan proses, menjelaskan konsep-
2015). Masalah gizi terutama stunting pada konsep yang rumit, mengajarkan
balita dapat menghambat perkembangan keterampilan, memperlambat atau
anak, yang akan berlangsung dalam menyingkat waktu dan mempengaruhi
kehidupan selanjutnya seperti penurunan sikap.
intelektual, rentan terhadap penyakit tidak
menular, penurunan produktivitas hingga METODE
menyebabkan kemiskinan dan risiko Jenis penelitian ini adalah diskriptif
dengan menggunakan metode pendekatan
studi kasus. Studi kasus merupakan televisi dan ibu mengatakan bahwa
rancangan penelitian yang mencangkup pencegahan bisa dilakukan dengan
pengkjian satu unit penelitian secara pemberian obat cacing. Untuk mengurangi
intensif (Nursalam, 2009). Studi kasus ini angka kejadian stunting perawat perlu
dilakukan untuk mengetahui gambaran melakukan upaya preventif seperti
asuhan keperawatan keluarga pada tahap memberikan makanan tambahan (PMT)
perkembangan keluarga Childbearing. pada ibu hamil, mendorang inisiasi
Subjek dalam studi kasus ini adalah menyusui dini (IMD), mendorong
satu orang klien yang mempunyai anak penerusan pemberian ASI hingga anak/bayi
berusia 0-24 bulan, beragama islam. berusia 23 bulan. Kemudian, setelah bayi
Tempat penelitian di wilayah kerja berusia diatas 6 bulan didampingi oleh
Puskesmas Gondangrejo Karanganyar pemberian MP-ASI,menyediakan obat
tepatnya di Desa Krendowahono , cacing, menyediakan suplementasi zink,
Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten melakukan fortifikasi zat besi kedalam
Karanganyar pada tanggal 17 Februari 2020 makanan, memberikan imunisasi
sampai 29 Februari 2020. lengkap,serta melakukan pencegahan dan
HASIL DAN PEMBAHASAN pengobatan diare. Menurut Kamitsuru
Hasil pengkajian didapatkan data (2015) kurang pengetahuan adalah suatu
didapatkan data subjektif klien mengatakan keadaan dimana seorang individu atau
dirinya habis melahirkan anak pertamanya kelompok mengalami defisiensi
yang berumur 2 bulan klien mengatakan pengetahuan kognitif atau keterampilan-
hanya menyusui bayinya dengan puting keterampilan psikomotor berkenaan
yang sebelah kanan saja karena putting dengan kondisi atau rencana pengobatan.
yang sebelah kiri tidak muncul, klien juga Diagnosa yang ditegakkan
mengatakan belum mengetahui tentang berdasarkan data pengkajian tersebut yaitu
stunting dan cara pencegahannya dengan defisit pengetahuan. Definisi defisit
ASI ekslusif. (Tim Nasional Percepatan pengetahuan adalah ketiadaan atau
Penanggulangan Kemiskinan, 2017 : 05). kurangnya informasi kognitif yang
Menurut (Tim Nasional Percepatan berkaitan dengan topik tertentu (SDKI,
Penanggulangan Kemiskinan, 2017 : 05) 2016).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada Intervensi keperawatan pada studi
anak balita (bayi di bawah lima tahun) kasus ini yang berfokus pada diagnosa
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga defisiensi pengetahuan yang bertujuan
anak terlalu pendek untuk usianya. umum adalah keluarga mengetahui tentang
Kekurangan gizi pada usia dini masalah stunting pada bayi dan cara
meningkatkan angka kematian bayi dan penanganannya, dan tujuan khususnya
anak, menyebabkan penderitanya mudah mengacu pada 5 fungsi keperawatan
sakit dan memiliki postur tubuh tak keluarga (Riasmini, 2017). Yaitu yang
maksimal saat dewasa. Ibu klien juga pertama keluarga mampu mengenal
mengatakan belum mengetahui tentang masalah tentang pengetahuan kesehatan
stunting dan cara pencegahan karena belum dan perilaku sehat, kedua keluarga mampu
pernah mendapat informasi mengenai memutuskan untuk merawat, meningkatkan
stunting dan mengatakan pernah atau memperbaiki kesehatan, ketiga
mendengar istilah stunting dari iklan di keluarga mampu merawat anggota keluarga
untuk meningkatkan atau memperbaiki tentang tatalaksana pencegahan stunting
kesehatan, keempat keluarga mampu pada bayi. didapatkan hasil dari sebelum
memodifikasi lingkungan yaitu dengan cara penyuluhan klien mendapat skor 7 dan
sesudah penyuluhan mendapatkan
mengontrol resiko dan keamanan, dan
peningkatan skor menjadi 10. Rekomendasi
kelima keluarga mampu memanfaatkan tindakan penyuluhan kesehatan tentang
fasilitas kesehatan. Dengan intervensi tatalaksana pencegahan stunting pada bayi.
berfokus pada penyuluhan kesehatan menggunakan media video efektif
dengan media video tentang tatalaksana dilakukan pada keluarga tahap
pencegahan stunting pada bayi. perkembangan keluarga childbearing.
Hasil evaluasi yang telah dilakukan
SARAN
pada kunjungan hari keempat. Pada hari
Bagi puskesmas : Lebih meningkatkan
ketiga sebelum dilakukan penyuluhan
pelayanan kesehatan terutama dalam
kesehatan menggunakan media video klien
asuhan keperawatan keluarga sehimgga
hanya bisa menjawab soal dengan benar 7
bisa meningkatkan kemandirian keluarga di
dari 10 soal. Dan pada hari keempat setelah
dalam menghadapi dan mengatasi masalah
dilakukannya penyuluhan dengan media
kesehatan keluarganya.
audiovisual tentang tatalaksana bayi
Bagi Institusi Pendidikan : diharapkan
dengan stunting klien bisa menjawab semua
selalu meningkatkan kualitas pendidikan
soal dengan benar,
sehingga bisa meluluskan perawat yang
Tabel 1. Evaluasi Hasil Sebelum Dan
Sesudah Penyuluhan Kesehatan dengan berkualitas dan professional.
media video tentang tatalaksana pencegahan Bagi Klien dan Keluarga : Diharapkan klien
stunting pada bayi dan keluarga dapat memperluas wawasan
pengetahuan tentang bagaimana cara
Pre test Post test
pencegahan stunting dengan ASI ekslusif.
Variable 7 10
Pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan Aridiyah, Farah Okky, Ninna Rohmawati,


adanya peningkatan pengetahuan sebelum
diberikan penyuluhan kesehatan dan and Mury Ririanty. 2015.
sesudah diberikan penyuluhan kesehatan. “FaktorFaktor Yang Mempengaruhi
Saat pengkajian klien mendapat skor 7 Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di
dengan menjawab 7 soal benar dan 3 soal
Wilayah Pedesaan Dan Perkotaan (
salah. Jumlah pernyataan yang terdapat
pada kuesioner yaitu 10 pernyataan dan The Factors Affecting Stunting on
evaluasi skor meningkat menjadi benar 10 Toddlers in Rural and Urban Areas ).”
dengan kuesioner yang sama.
e-Jurnal Pustaka Kesehatan 3(1).

KESIMPULAN Budiman dan Agus Riyanto..2014. Kapita


Pengelolaan asuhan keperawatan keluarga Selekta Kuesioner pengetahuan dan
pada tahap perkembangan keluarga
childbearing dalam peningkatan sikap dalam penelitian kesehatan.
pengetahuan orang tua dengan penyuluhan Jakarta Selatan : Salemba Medika.
kesehatan menggunakan media video
Iftika, Nur. 2017. Pengaruh pendidikan Targets 2025. WHO Library
kesehatan tentan status gizi balita
Cataloguing-in Publication Data.
terhadap pengetahuan, sikap, dan
perilaku ibu dalam memberikan gizi
balita di kelompok bermain
sendangadi, Melati seleman
Yogyakarta. Jurnal Publikasi
Olsa, Edwin Danie, Sulastri, Delmi, dan
Anas, Eliza. 2017. Hubungan Sikap
dan Pengetahuan Ibu Terhadap
Kejadian Stunting pada Anak Baru
Masuk Sekolah Dasar di
Kecamanatan Nanggalo. Jurnal
Kesehatan Andalas. 2017; Volume 6
Nomor 3.
Ni’mah, Khoirun, and Siti Rahayu
Nadhiroh. 2015. “FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN STUNTING PADA
BALITA.” MEDIA GIZI INDONESIA
10(1): 13–19.
Trihono et al. 2015. PENDEK
(STUNTING) MASALAH DAN
SOLUSINYA. ed.
M.SUDOMO.Jakarta: BADAN
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN RI.
WHO. 2018. Reducing Stunting in

Children. Equity considerations

for achieving the Global Nutrition

Anda mungkin juga menyukai