I) DENGAN DIAGNOSA
GASTROENTERITIS AKUT DI RUANG PERAWATAN SERUNI
RSUD dr. LA PALALOI MAROS
A. DEFENISI
Gastroenteritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan erosi pada bagian superficial (Mattaqin &
Kumala, 2011). Gastroenteristis akut yang ditandai dengan diare dan pada beberapa
kasus muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit (Betz & Linda,
2009).
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali
perhari, disertai perubahan konsistensi tinja mejadi cair dengan atau tanpa lendir
dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu. Pada bayi yang minum ASI
sering frekuensi buang air besarnya lebih dari 3 – 4 kali per hari, keadaan ini tidak
dapat disebut diare, tetapi masih bersifat fisiologis atau normal. Selama berat badan
bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan
intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran
cerna.
Untuk bayi yang minum ASI secara eksklusif definisi diare yang praktis
adalah meningkatnya frekuensi buang air besar atau konsistensinya menjadi cair
yang menurut ibunya abnormal atau tidak seperti biasanya. Kadang – kadang pada
seorang anak buang air besar kurang dari 3 kali perhari, tetapi konsistensinya cair,
keadaan ini sudah dapat disebut diare
B. ETIOLOGI
Penyebab infeksi utama timbulnya diare umumnya adalah golongan virus, bakteri
dan parasit. Dua tipe dasar dari diare akut oleh karena infeksi adalah non
inflammatory dan inflammatory.
Hampir sekitar 70%-90% penyebab dari diare sudah dapat dipastikan. Secara garis
besar penyebab diare dikelompokkan menjadi penyebab langsung atau faktor-faktor
yang dapat mempermudah atau mempercepat terjadinya diare. Penyebab diare akut
dapat dibagi menjadi dua golongan, diare sekresi (secretory diarrhoea) dan diare
osmotis (osmotic diarrhea). Diare sekresi dapat disebabkan oleh faktor-faktor antara
lain (Sodikin, 2011):
1. Infeksi virus, kuman-kuman pathogen, atau penyebab lainnya (seperti
keadaan gizi / gizi buruk, hygiene atau sanitasi yang buruk, kepadatan
penduduk, sosial budaya, dan sosial ekonomi).
2. Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia,
makanan (seperti keracunan makanan, makanan yang pedas atau terlalu asam),
gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin atau alergi,
dan sebagainya.
3. Defisiensi imun terutama SigA (Secretory Immunoglobulin A) yang
mengakibatkan berlipat gandanya bakteri atau flora usus dan jamur
(terutama Candida).
4. Diare osmotik (osmotic diarrhea) disebabkan oleh malabsorpsi makanan,
kekurangan kalori protein (KKP), bayi berat badan lahir rendah (BBLR), dan
bayi baru lahir.
C. INSIDEN
D. MANIFESTASI KLINIS
GE akut sering disertai tanda dan gejala klinis lainnya seperti gelisah, suhu tubuh
meningkat, nafsu makan menurun, dehidrasi, tinja cair berlendir kadang bercampur
darah, turgor kulit jelek, BB menurun, mata cekung, ubun – ubun kedalam (pada
balita) . keadaan ini merupakan gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus,
dan parasit (crown,2009).
Sedangkan menurut Suriadi (2011) tanda dan gejala klinis GE antara lain :
1. Sering Bab dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi (turgor kulit jelek ,elastisita kulit menurun
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa mulut dan bibir kering).
3. Kram abdominal.
4. Demam,mual,muntah dan anorexia
5. Badan lemah, pucat dan perubahan TTV (nadi dan napas capat)
6. Urine menurun atau tidak ada pengeluaran (unuria)
Dehidrasi merupakan gejala paling umum yang menyertai GE. Pada anak-anak GE
dapat ditandai dengan jarang buang air kecil, mulut kering, menangis tanpa
mengeluarkan air mata. Pada keadaan dehidrasi berat, anak dapat terlihat cenderung
mengantuk, tidak responsive, mata cekung, serta turgor kulit jelek.
F. KLASIFIKASI
G. KOMPLIKASI
H. PENATALAKSANAAN
c. Pemberian Makan
Memberikan makanan selama diare kepada balita (usia 6 bulan keatas) penderita
diare akan membantu anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya
berat badan. Sering sekali balita yang terkena diare jika tidak diberikan asupan
makanan yang sesuai umur dan bergizi akan menyebabkan anak kurang gizi.
Bila anak kurang gizi akan meningkatkan risiko anak terkena diare kembali.
Oleh karena perlu diperhatikan:
1) Bagi ibu yang menyusui bayinya, dukung ibu agar tetap menyusui bahkan
meningkatkan pemberian ASI selama diare dan selama masa penyembuhan
(bayi 0 – 24 bulan atau lebih).
2) 2) Dukung ibu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayi berusia 0-6
bulan, jika bayinya sudah diberikan makanan lain atau susu formula berikan
konseling kepada ibu agar kembali menyusui eksklusif. Dengan menyusu
lebih sering maka produksi ASI akan meningkat dan diberikan kepada bayi
untuk mempercepat kesembuhan karena ASI memiliki antibodi yang
penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
3) Anak berusia 6 bulan ke atas, tingkatkan pemberian makan. Makanan
Pendamping ASI (MP ASI) sesuai umur pada bayi 6 – 24 bulan dan sejak
balita berusia 1 tahun sudah dapat diberikan makanan keluarga secara
bertahap.
4) Setelah diare berhenti pemberian makanan ekstra diteruskan selama 2
minggu untuk membantu pemulihan berat badan anak.
d. Antibiotik Selektif
Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare
karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Efek samping dari
penggunaan antibiotik yang tidak rasional adalah timbulnya gangguan fungsi
ginjal, hati dan diare yang disebabkan oleh antibiotik.
e. Nasihat kepada orang tua/pengasuh
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara pemberian
Oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera membawa anaknya ke
petugas kesehatan jika anak:
1) Buang air besar cair lebih sering
2) Muntah berulang-ulang
3) Mengalami rasa haus yang nyata
4) Makan atau minum sedikit
5) Demam
6) Tinjanya berdarah
7) Tidak membaik dalam 3 hari
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Nuraarif & Kusuma (2015) pemeriksaan penunjang pada diagnos medis
diare adalah :
a. Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis, Ph dan
kadar gula dalam tinja, dan resistensi feses (colok dubur).
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan
asam basa.
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na,K,kalsium dan Prosfat.
J. PROGNOSA
A. PENGKAJIAN
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada penderita diare adalah :
1. Gangguan pertukaran gas b/d perubahan membran alvecolar - kapiler
2. Diare b/d proses infeksi, inflamasi diusus
3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif
4. Kerusakan integritas kulit b/d ekspresi / BAB sering
5. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan
6. Resiko syok (hipovolemi) b/d kehilangan cairan dan elektrolit
4. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake
makanan
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
( NOC ) ( NIC )
Setelah dilakukan tindakan Nutrition management
keperawatan 3x24 jam 1. Kaji adanya alergi
diharapkan nutrisi pasien makanan 1. Untuk mengetahu
terpenuhi 2. Kolaborasi dengan adanya alergi pada
NOC : ahli gizi untuk pasien.
Nutritional Status : menentukan jumlah 2. Ahli gizi adalah
- Nutritional Status : food kalori dan nutrisi spesialisasi dalam ilmu
and fluid intake yang dibutuhkan gizi yang membantu
- Nutritional Status : pasien klien memilih makanan
nutrient intake 3. Anjurkan pasien sesuai dengan keadaan
Weight control untukmeningkatkan sakitnya.
Kriteria hasil : protein dan vitamin 3. Protein dan vitamin C
Tidak ada tanda-tanda C dapat memenuhi
malnutrisi 4. Monitor jumlah kebutuhan nutrisi
Menunjukan peningkatan nutrisi dan 4. Mengetahui penyebab
fungsi pengecapan dari kandungan kalori pemasukan yang kurang
menelan sehingga dapat
Tidak terjadi penurunan berat menentukan intervensi
badan yang berarti yang sesuai dan efektif
D. EVALUASI
Suatu tindakan yang mengacu kepada penilaian, tahapan dan perbaikan, bagaimana
reaksi pasien dan keluarga terhadap perencanaan yang telah diberikan dan
menetapkan apa yang menjadi sasaran dari perencanaan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Emi sinaga. (2018). Asuhan Keperawatan Anak Pada Anak C Diare Ruang Rawat
Nginap Di Puskesmas Puuwatu. Retrieved from http://repository.poltekkes-
kdi.ac.id/530/1/KTI%20ESMI%20SINAGA.pdf
Disusun oleh:
Darmawati, S.St
N2112176
No.RM : 292672
Tanggal Pengkajian : Kamis, 4 November 2021
Jam : 09.00
Tempat : RSUD DR. La Palaloi Maros (Ruang Keperawatan Seruni)
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : An. I
Umur : 6 bulan
Tempat/Tanggal lahir : 07-05-2021
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Tanggal masuk RS : 03-11-2021
Golongan darah :-
Ruangan : Perawatan Seruni
Sumber informasi : Ibu Pasien
2. Identitas Orang Tua
a. Ayah :
Nama : Tn. H
Umur : 37 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Maros
b. Ibu :
Nama : Ny. M
Umur : 30 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Maros
? ? ? ?
37 21 3
13 9 7 6 bln
Generasi I : Kakek dan nenek klien dari ayah dan ibunya masih hidup dan
dalam keadaan sehat
Generasi II : Ayah dan ibu klien tidak memiliki riwayat penyakit dan saat ini
dalam keadaan sehat
Generasi III : Saat ini klien berusia 6 bulan dan menderita penyakit GEA
3. Riwayat Imunisasi
Keterangan :
1) Imunisasi (HB0) Diberikan pada saat An. I umur 0 bulan, dan reaksi
setelah pemberian tidak ada
2) Imunisasi BCG dan Polio 1, diberikan pada saat anak umur 1 bulan,
reaksi setelah pemberian anak demam.
6. Riwayat Psikososial
1) Anak tinggal di rumah bersama orang tua dan saudaranya
2) Lingkungan rumah berada di tengah kota
3) Rumah keluarga tidak dekat sekolah dan tidak terdapat tempat
bermain
4) Hubungan antar anggota keluarga sangat harmonis
5) Anak diasuh oleh kedua orang tua, namun pada keadaan tertentu
yang sangat mendesak, anak kadang dititipkan ke neneknya
7. Riwayat Spiritual
Keluarga saling mensupport dalam keadaan apapun
8. Reaksi Hospitalisasi
1) Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap:
a) Ibu pasien membawa anakaanya ke RS dengan keluhan BAB 7 kali
dalam sehari, disertai dengan mual muntah
b) Ibu klien mengatakan bahwa dokter belum menceritakan tentang
kondisi anaknya
c) Ibu klien mengatakan dirinya dan suami belum mengetahui
tentang penyakit anaknya
d) Ibu klien selalu bertanya mengenai kondisi anaknya
2)Kini anak dirawat dirumah sakit ditemani kedua orang tuanya
9. Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
b. Cairan
c. Eleminasi
BAB :
1. Tempat pembuangan Popok Popok
2. Frekuensi 2-3 kali sehari 7 kali
3. Konsitensi Lunak Encer
4. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada
BAK :
1. Tempat pembuangan Popok Popok
2. Frekuensi - Tidak tau
3. Warna dan bau Kuning jernih Kuning jernih
4. Volume - -
5. Kesulitan - -
d. Istirahat Tidur
e. Personal Hygine
2. Cuci rambut
- Frekuensi 3 kali seminggu
3. Gunting kuku
- Frekuensi 1 kali seminggu
Kebersihan : Bersih
b. Tanda-tanda vital
1. Suhu : 38 oC
2. Nadi : 140x/menit
3. Respirasi : 48x/menit
c. Antropometri
1. Tinggi Badan : 50 cm
2. Berat Badan : 5,5 kg
3. Lingkar Kepala : 35 cm
4. Lingkar Dada : 37 cm
5. Lingkar Perut : 38 cm
d. Sistem Pernapasan
a) Hidung : simetris, tidak ada secret
b) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada tumor,
tidak nyeri menelan
c) Dada (Jelaskan Naratif) brikut ini:
Bentuk dada normal, barrel
Perbandingan ukuran AP dengan transversal
Gerakan dada : simetris, terdapat retraksi
Suara napas : rhonci
d) Apakah ada Clubbing finger : tidak ada
e. Sistem Cardio Vaskuler brikut ini:
a. Conjunctiva nampak anemia, bibir pucat, arteri carotis
kuat, tekanan vena jugularis : tidak tinggi
b. Ukuran jantung : Normal,
c. Suara jantung : lup dup
d. Capillary Refilling Time : (< 2) detik
f. Sistem Pencernaan (Jelaskan Naratif) brikut ini:
a. Sklera : tidak ikterus, bibir : kering
b. Mulut : tidak terdapat Stomatitis, Jml gigi Kemampuan menelan :
baik
c. Gaster : kembung, nyeri
d. Abdomen : Hati : teraba, ginjal : teraba
e. Anus : tidak lecet
g. Sistem indra (Jelaskan Naratif) brikut ini:
a. Mata :
- Kelopak mata normal, warna sklera putih, penampakan
palvebra
- Visus (gunakan Snellen chard) : non visus
- Lapang pandang: baik
b. Hidung
- Tidak ada secret dan tidak terjadi mimisan
c. Telinga
- Keadaan daun telinga , kanal auditoris : bersih , tidak ada
penumpukan serumen
- Fungsi pendengaran cukup baik
h. Sistem saraf (Jelaskan Naratif) brikut ini:
a. Fungsi cerebral
- Status mental : Oreirientasi baik, daya ingat baik , perhatian
baik, Bahasa indonesia
- Kesadaran : Eyes , Motorik, Verbal dengan GCS 15
- Bicara ekspresif
b. Fungsi cranial
c. Fungsi motorik : Massa otot baik , tonus otot baik, kekuatan otot
baik
d. Fungsi sensorik : Suhu (38,6℃), Nyeri skala (4), posisi
terlentang
e. Fungsi cerebellum : Koordinasi baik, keseimbangan baik
f. Refleks : Bisep baik , trisep baik , patella baik, babinski refleks
i. Sistem Muskulo Skeletal (Jelaskan Naratif) brikut ini:
a. Kepala : Bentuk kepala normal
b. Vertebrae : Scoliosis Lordosis kyposis gerakan ROM Fungsi
gerak
c. Pelvis : Gaya jalan, gerakan, ROM , Trendelenberg test,
Ortolani/Barlow
d. Lutut : Bengkak, kaku, gerakan , Mc Murray test , Ballotement
test
e. Kaki : kemampuan jalan baik, tidak ada pembengkakan kaki
f. Tangan : tidak ada pembengkakan tangan
j. Sistem Integumen (Jelaskan Naratif) brikut ini:
a. Rambut : Warna rambut hitam, Mudah dicabut,kulit
kepala bersih, tidak ada ketombe, tidakada lesi, berbau
b. Kulit : Warna kulit sawo matang, kulit teraba panas, kulit
lembab, bulu kulit tipis,
c. Kuku : Warna kuku putih,mudah patah, kuku bersih
k. Sistem Imun (Jelaskan Naratif) brikut ini:
a. Alergi : tidak ada riwayat alergi
b. Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca :
flu
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hematologi lengkap
Darah rutin
PROSES KEPERAWATAN
ANALISA DATA
TGL/JAM DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
04-11-2021, DS : Proses infeksi Diare
08.30 - Ibu pasien
mengatakanan
anaknya BAB encer 7
kali dalam sehaari
- Ibu pasien
mengatakan anaknya
mual muntaah
DO :
- Pasien tampak diare
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak mual
muntah
- Turgor kulit jelek
- Bibir tampak kering
- Pasien tampak lemas
- TTV :
4. N : 140x/m
5. P : 48x/m
6. S : 38oc
04-11-2021, DS : Kehilangan cairan aktif Hipovolemia
09.30 - Ibu pasien
mengatakanan
anaknya BAB encer 7
kali dalam sehaari
- Ibu pasien
mengatakan anaknya
mual muntaah
DO :
- Pasien tampak diare
- Pasien tampak lemas
- Pasien tampak mual
muntah
- Turgor kulit jelek
- Bibir tampak kering
- Pasien tampak lemas
- TTV :
1. N : 140x/m
2. P : 48x/m
3. S : 38oc
04-11-2021, DS : Proses penyakit Hipertermia
10.00 - Ibu pasien
mengatakanan
anaknya demam
- Ibu pasien
mengatakan anaknya
mual muntaah
DO :
- Pasien tampak diare
- Pasien tampak mual
muntah
- Kulit teraba hangat
- Pasien tampak lemas
- Turgor kulit jelek
- Bibir tampak kering
- Pasien tampak lemas
- TTV :
1. N : 140x/m
2. P : 48x/m
3. S : 38oc
4. Trombosit
569.000
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi
2. Hipovelemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Hipetermia berhubungan dengan proses penyakit
INTERVENSI KEPERAWATAN
Edukasi
Kelaborasi
1. Kolaborasi pemberian
antimotilitas
2. Kolaborasi pemberian obat
antispasmodic /spasmolitik
3. Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses
Setelah dilakukan
2 Hipovelemia berhubungan Pemantauan cairan
Perawatan selama 2 x 8
kehilangan cairan aktif Observasi
jam diharapkan klien dapat
dibuktikan dengan :
1. Monitor frekuensi dan
membaik dengan kriteria
DS :
kekuatan nadi
hasil :
- Ibu pasien mengatakanan
anaknya BAB encer 7 kali 1. Frekuensi nadi
2. Monitor frekuensi nafas
dalam sehaari membaik
3. Monitor tekanan darah
- Ibu pasien mengatakan 2. Tekanan darah
4. Monitor berat badan
anaknya mual muntaah membaik
5. Monitor waktu pengisisan
3. Suhu tubuh
DO : kapiler
membaik
- Pasien tampak diare 6. Monitor jumlah, warna,
- Pasien tampak lemas dan berat jenis urine
- Pasien tampaak mual 7. Monitor kadar albumin dan
muntah protein total
- Turgor kulit jelek 8. Monitor hasil pemeriksaan
- Bibir tampak kering serum
- Pasien tampak lemas 9. Monitor intake dan output
- TTV : cairan
1. N : 140x/m 10. Identifikasi tanda-tanda
2. P : 48x/m hipovelemia
3. S : 38oc Terapeutik
2.Informasikan hasil
pemantauan ,jika perlu
Setelah dilakukan tindakan
3 Hipertermia berhubungan Menejemen Demam
2x8 jam diharapkan suhu
dengan proses penyakit Observasi
tubuh kembali normal
dibuktikan dengan : 1. Monitor tanda-tanda vital
dengan kriteria hasil :
DS : 2. Monitor intake dan output
1. Suhu tubuh membaik
- Ibu pasien mengatakanan cairan
2. Pucat menurun
anaknya demam 3. Monitor komplikasi akibat
- Ibu pasien mengatakan demam
anaknya mual muntaah
Terapeutik
DO : 1. Tutupi badan dengan
- Pasien tampak diare selimut/pakaian dengat
- Kulit teraba hangat tepat
- Pasien tampak mual 2. Lakukan tepid sponge, jika
muntah perlu
- Pasien tampak lemas 3. Berikan oksigen, jika perlu
- Turgor kulit jelek
Edukasi
- Bibir tampak kering
- Pasien tampak lemas 1. Anjurkan tirah baring
- TTV : 2. Anjurkan memperbanyak
1. N : 140x/m minum
2. P : 48x/m Kolaborasi
3. S : 38 c
o
1. Kolaborasi pemberian
4. Trombosit 569.000
cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
antibiotic, jika perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
P : pertahankan
Intervensi
2 5-11-2021, 1. Memonitor frekuensi nadi S:
09.00 - Ibu pasien
Hasil : Nadi 140 x/menit
mengatakanan
2. Memonitor frekuensi napas
anaknya BAB
Hasil : 48 x/ menit encer 3 kali dalam
sehaari
3. Memonitor waktu pengisian kapiler
- Ibu pasien
Hasil : ibu pasien mengatakan anaknya masih
mengatakan
lemah, akral teraba hangat dan bibir tampak anaknya mual
muntaah mulai
kering
berkurang
4. Memonitor elastisitas dan turgor kulit
O:
Hasil : turgor kulit jelek - Pasien tampak
diare
5. Mengdokumentasikan hasil pemantaua
- Pasien tampak
Hasil : N :108x/m, RR : 32x/m, S : 37oc
lemas
6. Menginformasikan hasil pemantauan - Pasien tampak
mual muntah
Hasil : perawat menginformasikan hasil
- Turgor kulit jelek
pemantauan
- Bibir tampak
kering
- Pasien tampak
lemas
- TTV :
N : 108x/m
P : 32x/m
S : 37oc
A : Hipertermia
teratasi sebagian
P : pertahankan
Intervensi
3 5-11-2021, 1.Memonitor TTV S:
10.00 Hasil : N : 140 x/m - Ibu pasien
P : 48 x/m mengatakanan
S : 38o anaknya demam
3.Memonitor intake dan output cairan - Ibu pasien
Hasil : Ibu pasien mengatakan anaknya BAB 7 mengatakan
kali disertai mual muntah anaknya mual
3.Menutupi badan dengan selimut / pakaian muntaah
yang tepat
O:
Hasil : Ibu pasien menutup anaknya dengan
- Pasien tampak
selimut menggunakan selimut
diare
5.Menganjurkan memperbanyak minum
- Kulit teraba
Hasil : pasien hanya minum sofir dan air putih
hangat
6.Mengkolaborasi pemberian cairan dan
- Pasien tampak
elektrolit intravena jika perlu
mual muntah
Hasil : Terpasang Infus Asering 22 tpm
- Pasien tampak
7.Mengkolaborasi pemberian antipiretik, jika
lemas
perlu
- Turgor kulit jelek
Hasil : PCT drips 3x 0,4cc/8jam/IV
- Bibir tampak
8.Mengkolaborasi pemberian antibiotic, jika
kering
perlu
- Pasien tampak
Hasil : Inj. Cefotaxime 275 g/IV/12jam
lemas
- TTV :
5. N : 108x/m
6. P : 32x/m
7. S : 37oc
A : Hipertermia
teratasi sebagian
P : lanjutkan
Intervensi