Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian Diare
Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan frekuensi lebih
dari tiga kali sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja (Mansjoer,
2000).
Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau
tanpa darah atau lendir ( Suraatmaja, 2007). Diare dapat juga didefinisikan sebagai suatu
kondisi dimana terjadi perubahan dalam kepadatan dan karakter tinja, atau tinja cair
dikeluarkan tiga kali atau lebih perhari. (Ramaiah,2002).
Sedangkan menurut Ngastiyah (2005), diare merupakan salah satu gejala dari
penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan,
dikarenakan keadaan frekuensi buang air besar lebih 3 kali; konsistensi feses encer; dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair atau setengah padat,
dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Berdasarkan pengertian di atas peneliti menyimpulkan pengertian diare adalah suatu
keadaan dimana terjadi pola perubahan BAB lebih dari biasanya (> 3x/hari) disertai
perubahan konsistensi tinja lebih encer atau berair dengan atau tanpa darah dan tanpa
lendir.

B. Klasifikasi Diare
Menurut Suraatmaja (2007), klasifikasi diare berdasarkan lama waktu diare terdiri dari:
1. Diare akut
Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu.
Menurut Depkes (2002), diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14
hari tanpa diselang-seling berhenti lebih dari 2 hari. Berdasarkan banyaknya cairan
yang hilang dari tubuh penderita, gradasi penyakit diare akut dapat dibedakan dalam
empat kategori, yaitu:
1) Diare tanpa dehidrasi
1
2) Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 2-5% dari berat badan,
3) Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang berkisar 5-8% dari
berat badan
4) Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih dari 8-10%.

Tabel: Penilaian Derajat Dehidrasi Penderita Diare (Sukandar dkk, 2008)


2. Diare kronik
Diare kronik adalah diare yang berlanjut sampai lebih dari 2 minggu, biasanya
disertai dehidrasi (penderita banyak kehilangan elektrolit tubuh) (Sulistijani dan
Herliyanti, 2001).
Diare kronik, yaitu diare yang berlanjut sampai dua minggu atau lebih dengan
kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah selama masa diare tersebut.
Penyebabnya diakibatkan luka oleh radang usus, tumor ganas dan sebagainya. Diare
kronik lebih komplek dan faktor-faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri,
parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.

C. Tanda dan Gejala Diare


Tanda dan gejala diare menurut (Azis dkk, 2004) antara lain:
1. Frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari disertai perubahan
konsistensi tinja lebih encer atau berair
2. Diare disertai lendir atau darah.
3. Adanya demam/suhu tubuh meningkat
4. Nafsu makan menurun dan sering haus
5. Mual dan muntah berlangsung beberapa jam sampai beberapa hari
6. Lemas
7. Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, turgor kulit menurun, apatis bahkan gelisah

2
D. Etiologi Diare
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor Infeksi
Faktor ini dapat diawali adanya mikroorganisme (kuman) yang masuk dalam
saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa
usus yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam absorbs
cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri akan menyebabkan
system transport aktif dalam usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang
kemudian sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
1) Infeksi enteral
Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi parenteral ini meliputi:
a) Infeksi bakteri E.coli, Salmonella, dan sebagainya.
b) Infeksi virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis dan lain-
lain.
c) Infeksi parasite : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),
protozoa (Entamoeba histolytica) jamur (candida albicans).
2) Infeksi parenteral
Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti
Otitis Media akut (OMA), dan sebagainya.
2. Faktor Makanan
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik. Sehingga
terjadi peningkatan peristaltik usus yang mengakibatkan penurunan kesempatan
untuk menyerap makanan yang kemudian menyebabkan diare.
Mak anan yang dapat menyebabkan diare antara lain: makanan basi, beracun dan
alergi terhadap makanan tertentu.
3. Faktor Psikolog
Rasa takut dan cemas dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan pristaltik usus
yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang dapat menyebabkan
diare (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar (Ngastiyah, 2005).
4. Faktor Malabsorbsi

3
Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang
mengakibatkan tekanan osmotik meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke rongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga
terjadilah diare. seperti karbohidrat umumnya jenis laktosa lemak dan protein.

4
E. Patofisiologi

Infeksi Makanan psikologi

Berkembang Toksik tidak dapat Ansietas


diusus diserap

Hipersekresi air dan


elektrolit Hiperperistaltik Malabsorbsi KH,
lemak, protein

Penyerapan makanan Meningkatnya


diusus menurun tekanan osmotik

Pergeseran air dan


elektrolit ke usus

Diare

Frekuensi BAB Distensi abdomen


meningkat

Hilangnya cairan dan Kerusakan Mual muntah


elektroliit berlebihan integritas kulit
perianal

Gangguan keseimbangan Nafsu makan


cairan & elektrolit menurun

Dehidrasi
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Kekurangan 5
volume cairan
F. Data Fokus Pengkajian
1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan untuk
mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan
(Lismidar, 1990).
b. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, nomor register, diagnose
medis.
c. Keluhan utama
Biasanya didapatkan Buang air besar berkali-kali (lebih dari 3 kali dalam satu hari)
dengan konsistensi encer
d. Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya klien masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air besar cair
berkali-kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dapat bercampur lendir
dan atau darah, keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan
menurun
e. Riwayat penyakit dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid
jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi
makanan,
f. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan pada keluarga apakah salah satu anggota keluraga ada yang
pernah mengalami sakit yang sama dengan klien atau penyakit yang lain yang ada
di dalam keluarga.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Klien tampak lemah, lesu dan gelisah.
b. Pemeriksaan fisik
 Kepala

6
1) Kepala:
a) Inspeksi:
Bentuk kepala : Simetris
Lesi : Tidak ada lesi
b) Palpasi:
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri kepala, pusing
2) Mata:
a) Inspeksi:
Bentuk mata : Simetris
Konjungtiva : Tidak anemis
Terdapat kehitaman pada daerah kelopak mata bagian bawah dan
mata terlihat cekung
b) Palpasi
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
3) Hidung:
a) Inspeksi
Bentuk hidung : Simetris
b) Palpasi
Benjolan : Tidak ada benjolan
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan

4) Telinga.
a) Inspeksi
Bentuk telinga : Simetris
5) Mulut
a) Inspeksi:
Keadaan gusi dan gigi : Tidak ada perdarahan gusi dan gigi,
Kelembaban bibir : Bibir terlihat kering dan pecah-pecah
6) Leher
a) Inspeksi:
Lesi : Tidak ada lesi
b) Palpasi:
7
Tyroid : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
7) Dada
a) Inspeksi
Bentuk dada simetris
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan
8) Abdomen
a) Inspeksi
Bentuk abdomen simetris
Bising usus : bising usus terdengar 18x/menit
Anoreksia
BAB lebih dari 3 kali dalam sehari dengan konsistensi encer
9) Ektremitas : Tidak ada edema pada ekstermitas atas
Dan bawah
10) Integument
Kemerahan pada daerah perianal
Kebersihan : Tampak bersih
Warna kulit : Warna kulit pucat (sianosis)
Turgor kulit : Elastisitas menurun
Kelembabann : Kulit kering
.
3. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya penyakit diare
(FKUI), 2007:
a. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas
lakmus dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan pH dan cadangan alkali atau pemeriksaan analisa gas darah menurut
Satrup (bila memungkinkan).
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam
serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).
8
e. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara
kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik

G. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Infeksi Kekurangan volume
klien mengatakan cairan
BAB 3 kali dalam Berkembang diusus
sehari dengan
konsistensi encer Hipersekresi Air dan elektrolit

DO:
1. Penurunan Diare

turgor kulit
Frekuensi BAB meningkat
2. Membran
mukosa/kulit
Hilangnya cairan & elektrolit
kering
berlebihan
3. Klien tampak
lemas
Gangguan kesimbangan cairan &
elektrolit

Dehidrasi

Kekurangan volume cairan


2. DS: Makanan Kerusakan integritas
1. Klien kulit
mengatakan Toksik tidak dapat diserap
daerah rektum
terasa panas Hiperperistaltik

2. Klien
mengatakan Penyerapan makanan diusus

punggung terasa menurun

panas
Diare
DO:

9
Mobilisasi
minimal Frekuensi BAB meningkat

Kerusakan integritas kulit


3. DS : Diare Ketidakseimbangan
1. Klien nutrisi kurang dari
mengatakan Distensi abdomen kebutuhan tubuh
mual dan
muntah Mual dan muntah

2. Klien
mengatakan Nafsu makan menurun

nafsu makan
Ketidakseimbangan nutrisi
menurun
kurang dari kebutuhan tubuh
DO :
Klien hanya
makan beberapa
sendok dari
makanan yang
disajikan

4. DS: Psikologi Ansietas


Klien mengatakan
takut akan Stress
penyakitnya
DO: Ansietas

1. Klien tampak
gelisah
2. Klien tampak
cemas

H. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan Gangguan kesimbangan cairan &
elektrolit ditandai dengan buang air besar (BAB) 3 kali dalam sehari dengan

10
konsistensi encer, penurunan turgor kulit, membran mukosa/kulit kering dan tampak
lemas.
2. Kerusakan integritas kulit berhubuunggan dengan frekuensi BAB meningkat ditandai
dengan daerah rektum terasa panas, punggung terasa panas dan mobilisasi minimal
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake makanan ditandai dengan mual muntah, anoreksia dan penurunan
nafsu makan
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan ditandai dengan takut akan
penyakitnya dan tampak gelisah daan cemas

11
F. Perencanaan

Diagnosa Tujuan Intervensi


No Rasional
keperawatan (NOC) (NIC)
1 Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan NIC: Fluid management Fluid management
cairan berhubungan keperawatan selama 1x24 jam, 1. Kaji TTV 1. Untuk mengetahui
dengan Gangguan diharapkan Defisit volume keadaan umum klien
kesimbangan cairan & cairan dapat terpenuhi, dengan 2. Pertahankan catatan intake 2. Untuk mengetahui
elektrolit ditandai dengan NOC: dan output yang akurat balance cairan pasien
buang air besar (BAB) 3   Fluid balance 3. Monitor status hidrasi 3. Untuk mengtahui tingkat
kali dalam sehari dengan   Nutritional Status : Food and (kelembaban membran derajat dehidrasi pada
konsistensi encer, Fluid Intake mukosa, nadi), jika penderita diare
penurunan turgor kulit, Kriteria Hasil : diperlukan
membran mukosa/kulit 1. Mempertahankan urine 4. Monitor masukan makanan / 4. Mengawasi masukan
kering dan tampak lemas. output BB, BJ urine normal cairan dan hitung intake kalori atau kualitas

2. Tekanan darah, nadi, suhu kalori harian kekurangan konsumsi

tubuh dalam batas normal makanan

3. Tidak ada tanda tanda 5. Monitor turgor kulit 5. Tugor kulit menurun

dehidrasi, Elastisitas turgor indikasi adanya dehidrasi

kulit baik, membran mukosa


lembab, tidak ada rasa haus 6. Kolaborasi dokter 6. Pemberian cairan IV yang

yang berlebihan pemberian cairan intravena sesuai dapat mempercepat


proses penyembuhan dan
12
IV sesuai dengan indikasi mencegah komplikasi
7. Mengawasi pemasuan
7. Kolaborasi dokter jika tanda cairan dan mencegah
cairan berlebih muncul terjadinya komplikasi
meburuk
         Hypovolemia Management
Hypovolemia Management 1. Untuk mengetahui
1. Monitor status cairan balance cairan pasien
termasuk intake dan ourput
cairan 2. Untuk mengetahui respon
2. Monitor respon pasien klien
terhadap penambahan cairan

2 Kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan NIC : Pressure Management Pressure Management
berhubuunggan dengan keperawatan selama 2x24 jam, 1. Anjurkan 1. Agar tidak terjadi tekanan
pasien untuk
frekuensi BAB meningkat diharapkan resiko integritas kulit terhadap pakaian
menggunakan pakaian yang
ditandai dengan daerah kulit dapat diatasi, dengan longgar
anus terasa panas, NOC: Tissue Integrity : Skin 2. Monitor kulit akan adanya 2. Agar dapat melakukan
punggung terasa panas and Mucous Membranes kemerahan terutama pada tindakan dengan segera
dan mobilisasi minimal Kriteria Hasil : daerah anus
1. Integritas kulit yang baik 3. Jaga kebersihan kulit agar 3. Menjaga kulit agar tetap
bisa dipertahankan (sensasi,
13
elastisitas, temperatur, tetap bersih dan kering sehat
hidrasi, pigmentasi)
2. Tidak ada luka/lesi pada 4. Hindari kerutan pada tempat 4. Agar tidak terjadi tekanan
kulit tidur dari Tempat Tidur ke
3. Perfusi jaringan baik kulit pasien
4. Menunjukkan pemahaman 5. Mobilisasi pasien (ubah 5. Agar tidak terjadi
dalam proses perbaikan kulit posisi pasien) setiap dua jam decubitus
dan mencegah terjadinya sekali
cedera berulang 6. Monitor aktivitas dan 6. Untuk mengetahui apabila
5. Mampu melindungi kulit dan mobilisasi pasien tidak terjadi mobilisasi
mempertahankan pasien bisa beresiko
kelembaban kulit decubitus
7. Agar kulit pasien tetap
7. Memandikan pasien dengan
sehat dan lembab kering
sabun dan air hangat
Agar kulit pasien tetap
sehat dan lembab kering

3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC: Nutrition Management Nutrition Management


nutrisi kurang dari keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Kaji status nutrisi dan 1. Untuk mengetahui
kebutuhan tubuh diharapkan Ketidakseimbangan kebiasaan makan. tentang keadaan dan

berhubungan dengan nutrisi kurang dari kebutuhan kebutuhan nutrisi pasien

penurunan intake tubuh dapat terpenuhi, dengan sehingga dapat diberikan

14
makanan ditandai dengan NOC : tindakan dan pengaturan
mual muntah, anoreksia Nutritional Status : food and diet yang adekuat.
dan penurunan nafsu Fluid Intake 2. Anjurkan pasien untuk 2. Kepatuhan terhadap diet
makan Nutritional Status : nutrient mematuhi diet yang telah dapat mencegah
Intake diprogramkan komplikasi terjadinya
Kriteria Hasil : 3. Kaji adanya alergi makanan 3. Untuk mengetahui alergi
1. Adanya peningkatan berat makanan pada klien
badan sesuai dengan tujuan 4. Kolaborasi dengan ahli gizi 4. Membantu klien
2. Tidak ada tanda tanda untuk menentukan jumlah memenuhi kebutuhan
malnutrisi kalori dan nutrisi yang kalori dan nutrisi
3. Menunjukkan peningkatan dibutuhkan pasien.
fungsi pengecapan dan 5. Berikan informasi tentang 5. Membantu dalam
menelan kebutuhan nutrisi pemenuhan kbutuhan
4. Tidak terjadi penurunan nutrisi klien
berat badan yang berarti
Nutrition Monitoring Nutrition Monitoring
1. Monitor adanya penurunan 1. Mengetahui adanya
berat badan penurunan berat badab
pada klien
2. Monitor mual dan muntah 2. Mual dan muntah
merupakan salah satu

15
gejala adanya diare
3. Kerja sama dengan tim 3. Pemberian diet yang
kesehatan lain untuk sesuai dapat
pemberian diet Tinggi mempercepat proses
Kalori dan Tinggi Protein penyembuhan dan
mencegah komplikasi
4 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan NIC :
dengan perubahan status keperawatan selama 2 x 24 jam, Anxiety Reduction
kesehatan ditandai dengan diharapkan ansietas dapat (penurunan kecemasan) Penurunan kecemasan
takut akan penyakitnya diatasi, dengan 1. Kaji tanda verbal dan 1. Reaksi verbal atau nnon
dan tampak gelisah daan NOC : nonverbal kecemasan pada verbal dapat menunjukan
cemas   Anxiety control klien rasa cemas dn gelisah
Kriteria Hasil : 2. Mulai melakukan tindakan 2. Mengurangi rangsangan
1. Klien mampu untuk mengurngi kecemaan, eksternal yang
mengidentifikasi dan eperti beri lingkungan yang megganggu klien
mengungkapkan gejala tenang dan suasana penuh
cemas semangat
2. Mengidentifikasi, 3. Beri kesempatan kepada 3. Dapat menghilangkan
mengungkapkan dan klien untuk ketegangan terhadap
menunjukkan tehnik untuk menguyngkapkan kekhawatiran yang tidak
mengontol cemas kecemasannya diekspresikan
3. Vital sign dalam batas 4. Berikan informasi faktual 4. Memberikan informasi
16
normal mengenai diagnosis tentang keadaan klien,
4. Postur tubuh, ekspresi wajah, menekankanpada
bahasa tubuh dan tingkat penghargaan terhada
aktivitas menunjukkan sumber-sumber koping
berkurangnya kecemasan (pertahanan diri) yang
positif, membantu latihan
teknik distraksi untuk
mengalihkan keadaan
cemas
5. Dorong pasien untuk 5. Dapat menghilangkan
mengungkapkan perasaan ketegangan terhadap
cemas kekhawatiran yang tidak
diekspresikan
6. Berikan privasi untuk klien 6. Memberi waktu untuk
dan orang terdekat mengekspresikan
         perasaan, menghlangkan
cemas dan prilaku
adaptasi ddan dengan
adanya keluuarga dan
teman-teman terdekat
dapat membatu aktivitas
serta pengalihan

17
(misalnya membaca) dan
menurunkan perasaan
cemas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa medis dan Nanda Nic-Noc 2015
Editor Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma
http://digilib.unimus.ac.idfilesdisk13jtptunimus-gdl-s1-2007-nurharyani-146-3-bab2.pdf
https://www.scribd.com/doc/95167387/LP-ASKEP-DIARE
https://www.scribd.com/document/226901286/Asuhan-Keperawatan-Diare-1
https://www.scribd.com/doc/236130284/ASUHAN-KEPERAWATAN-diare
http://eprints.ung.ac.id483852012-1-48401-821309059-bab2-13082012102359.pdf
http://eprints.ung.ac.id506452013-1-14201-841409025-bab2-27072013055025.pdf
http://repository.usu.ac.idbitstream123456789419174Chapter%20II.pdf
https://www.scribd.comdocument96634449makalah-diare

19

Anda mungkin juga menyukai