PLASENTA PREVIA
A. Definisi
pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas
B. Klasifikasi
uteri internum.
uteri internum.
Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :
1. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang
janin
Plasenta Previa
Perdarahan
a. Wawancara
1) Anamnesa
intravaginal/rectal.
c) Inspeksi
d) Palpasi abdomen
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
b) Riwayat mensturasi
c) Riwayat Kontrasepsi
pada janin.
ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya
e) Riwayat Psikososial
Pasien akan merasa cemas oleh karena kawatir akan kehamilan ibu
harus bedrest dan setelah operasi masih terdapat efek anastesi serta
b. Pemeriksaan fisik
a) Umum
c. Pemeriksaan Penunjang
1. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah
placenta melapisi cervik tidak biasa diungkapkan
2. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-
bagian tubuh janin.
3. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya
di dalam batas normal.
4. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda
jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik
sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan
ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril
pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan
alat untuk efek kelahiran secara cesar.
5. Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta.
6. Amniocentesis
Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada
amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin atau
spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin.
Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika paru-paru fetal
sudah mature.
G. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Klien mengatakan Penurunan kepala janin Gangguan
badannya terasa lemas mengakibatkan keseimbangan
dan kadang pusing. tertekannya plasenta cairan dan
DO : TD dibawah elektrolit.
normal. Akral dingin. Pembukaan serviks
Nadi teraba lemah. mengakibatkan plasenta
terputus dari uterus
Perdarahan
Syok Hipovolemik
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
2. DS : Klien mengatakan Penurunan kepala janin Gangguan perfusi
lemas dan pusing. mengakibatkan jaringan
DO : TD di bawah tertekannya plasenta
normal. Turgor kulit
buruk. Pembukaan serviks
mengakibatkan plasenta
terputus dari uterus
Perdarahan
Syok Hipovolemik
Gangguan perfusi
jaringan
3. DS : Klien mengatakan Perdarahan pervaginam Cemas
cemas dengan keadaan
bayinya karena Ketidaktahuan tentang
mengalami perdarahan. penyakit
DO : Klien tampak
gelisah. Cemas
H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
hilangnya cairan berlebih ditandai dengan DS : Klien mengatakan
badannya terasa lemas dan kadang pusing.DO : TD dibawah normal. Akral
dingin. Nadi teraba lemah.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai
dengan DS : Klien mengatakan lemas dan pusing. DO : TD di bawah
normal. Turgor kulit buruk.
3. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakit ditandai
dengan DS : Klien mengatakan cemas dengan keadaan bayinya karena
mengalami perdarahan. DO : Klien tampak gelisah.
I. Perencanaan/ NCP
No Diagnosa Kep. Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Tujuan : Setelah Anjurkan bedrest jika pasien Menghentikan perdarahan
keseimbangan dilakukan tindakan dirawat dirumah
cairan dan
keperawatan volume
elektrolit b/d
hilangnya cairan cairan terpenuhi. Kaji adanya syok, cek vital sign, membantu menentukan
yang berlebih Kriteria hasil : warna membran mukosa dan banyaknya darah yang hilang
Terpeliharanya kardiak kulit cyanosis dan perubahan denyut
output maksimal tanda nadi dan tekanan darah.
– tanda vital dalam
batas normal, mukosa Monitoring intake dan out put menentukan besarnya
bibir tidak kering, kaji berat jenis urine tiap jam kehilangan darah dan
keadaan tidak menurun. menggambarkan terjadinya
perfusi ginjal.
2. Gangguan perfusi Tujuan : perdarahan Catat perdarahan ibu dan jika kontraksi uterus disertai
jaringan pada janin maternal dapat diatasi kontraksi uterus, umur dilatasi serviks bedrest dan
b/d adanya sehingga tidak terjadi kehamilan dan tinggi fundus pengobatan tidak efektif.
perdarahan hipoxia janin.
Kriteria hasil : tidak Anjurkan bedrest dengan posisi posisi lateral kiri meringankan
terjadi hipoxia pada lateral kiri tekanan inferior dan
janin, detak jantung meningkatkan sirkulasi gas
janin dalam batas janin dengan placenta.
normal
Kolaborasi pemberian oksigen peningkatan oksigen dapat
pada ibu mensuplai pada janin.
3. Gangguan rasa Tujuan : mengurangi Kaji skala nyeri pada pasien Mengetahui derajat nyeri dan
nyaman (nyeri) b/d rasa nyeri tindakan terapi
kontraksi uterus Kriteria hasil : nyeri
berkurang Kaji ulang faktor yang Membantu membuat diagnose
meningkatkan dan menurunkan
nyeri