Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

PLASENTA PREVIA

A. Definisi

Menurut Wiknjosastro (2002), Placenta Previa adalah plasenta yang

letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi

sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.

Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada

segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak di bagian atas

uterus. (Sarwono Prawirohardjo. 2007. hal 365)

Plasenta previa adalah posisi plasenta yang berada di segmen bawah

uterus, baik posterior maupun anterior, sehingga perkembangan plasenta yang

sempurna menutupi os serviks. (Helen Varney. 2007. hal 641)

B. Klasifikasi

Menurut Chalik (2002) klasifikasi plasenta previa didasarkan atas terabanya

jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir :

1. Plasenta Previa Totalis, yaitu plasenta yang menutupi seluruh ostium

uteri internum.

2. Plasenta Previa Partialis, yaitu plasenta yang menutupi sebagian ostium

uteri internum.

3. Plasenta Previa Marginalis, yaitu plasenta yang tepinya agak jauh

letaknya dan menutupi sebagian ostium uteri internum.


C. Etiologi

Penyebab secara pasti belum diketahui dengan jelas. Menurut beberapa

pendapat para ahli, penyebab plasenta previa yaitu :

1. Menurut Manuaba (1998), plasenta previa merupakan implantasi di

segmen bawah rahim dapat disebabkan oleh endometrium di fundus uteri

belum siap menerima implantasi, endometrium yang tipis sehingga

diperlukan perluasaan plasenta untuk mampu memberikan nutrisi pada

janin, dan vili korealis pada chorion leave yang persisten.

2. Menurut Mansjoer (2001), etiologi plasenta previa belum diketahui pasti

tetapi meningkat pada grademultipara, primigravida tua, bekas section

sesarea, bekas operasi, kelainan janin dan leiomioma uteri.

D. Tanda dan Gejala

Menururt FKUI (2000), tanda dan gejala plasenta previa diantaranya adalah :

1. Pendarahan tanpa sebab tanpa rasa nyeri dari biasanya dan berulang

2. Darah biasanya berwarna merah segar

3. Terjadi pada saat tidur atau saat melakukan aktivitas

4. Bagian terdepan janin tinggi (floating), sering dijumpai kelainan letak

janin

5. Pendarahan pertama (first bleeding) biasanya tidak banyak dan tidak

fatal, kecuali bila dilakukan periksa dalam sebelumnya. Tetapi

perdarahan berikutnya (reccurent bleeding) biasanya lebih banyak.


E. Pathways

Plasenta Previa

Penurunan kepala janin mengakibatkan Gangguan rasa


tertekannya plasenta nyaman nyeri

Pembukaan serviks mengakibatkan


plasenta terputus dari uterus

Perdarahan

Gangguan keseimbangan Syok Hipovolemik


cairan dan elektrolit

Gangguan perfusi jaringan


F. Data Fokus Pengkajian

a. Wawancara

1) Anamnesa

a) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,

pendidikan, alamat, medicalrecord dll.

b) Keluhan utama: Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan

setelah 28 minggu/trimester III.

 Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang

 Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;

terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi

intravaginal/rectal.

 Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya

robekan pembuluh darah dan placenta.

c) Inspeksi

 Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.

 Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.

d) Palpasi abdomen

 Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.

 Sering dijumpai kesalahan letak

 Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala  

biasanya kepala masih goyang/floating

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan

sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah

pada kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:

 Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)

 Berat badan bayi waktu lahir

 Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan,

dan penolong persalinan

 Komplikasi pada bayi

b) Riwayat mensturasi

Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran

persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid

terakhir (HPHT). Untuk menentukan TP berdasarkan HPHt dapat

digunakan rumus naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi

tiga, tahun disesuaikan.

c) Riwayat Kontrasepsi

Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu,

atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan

pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral

sebelum kelahiran dan berlanjut pada kehamilan yang tidak

diketahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual

pada janin.

d) Riwayat penyakit dan operasi:


Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit

ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya

riwayat infeksi, prosedur operasi, dan trauma pada persalinan

sebelumnya harus di dokumentasikan

e) Riwayat Psikososial

Pasien akan merasa cemas oleh karena kawatir akan kehamilan ibu

dan bayinya takut akan dioprasi takut apabila gambaran dirinya

berubah serta biaya oprasi dan perawatannya

f) Pola aktivitas sehari-hari

Pola aktivitas sehari-hari akan terganggu karena pendarahan pasien

harus bedrest dan setelah operasi masih terdapat efek anastesi serta

adanya perlukaan operasi yang menimbulkan nyeri

b. Pemeriksaan fisik

a) Umum

Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:


1. Rambut dan kulit
 Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan
linea nigra.
 Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
 Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
2. Mata : pucat, anemis
3. Hidung
4. Gigi dan mulut
5. Leher
6. Buah dada / payudara
 Peningkatan pigmentasi areola putting susu
 Bertambahnya ukuran dan noduler
7. Jantung dan paru
 Volume darah meningkat
 Peningkatan frekuensi nadi
 Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah
pulmonal.
 Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
 Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
8. Abdomen
 Menentukan letak janin
 Menentukan tinggi fundus uteri
9. Vagina
 Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
( tanda Chandwick)
 Hipertropi epithelium
10. System musculoskeletal
 Persendian tulang pinggul yang mengendur
 Gaya berjalan yang canggung
 Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan
diastasis rectal
b) Khusus
1. Tinggi fundus uteri
2. Posisi dan persentasi janin
3. Panggul dan janin lahir
4. Denyut jantung janin

c. Pemeriksaan Penunjang
1.      USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah
placenta melapisi cervik tidak biasa diungkapkan
2.      Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-
bagian tubuh janin.
3.      Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada umumnya
di dalam batas normal.
4.      Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda
jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik
sesuadah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan
ganda (double setup procedure). Double setup adalah pemeriksaan steril
pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf dan
alat untuk efek kelahiran secara cesar.
5.      Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta.
6.      Amniocentesis
Jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan ultrasound pada
amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru (rasio lecithin atau
spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol) yang dijamin.
Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika paru-paru fetal
sudah mature.
G. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS : Klien mengatakan Penurunan kepala janin Gangguan
badannya terasa lemas mengakibatkan keseimbangan
dan kadang pusing. tertekannya plasenta cairan dan
DO : TD dibawah elektrolit.
normal. Akral dingin. Pembukaan serviks
Nadi teraba lemah. mengakibatkan plasenta
terputus dari uterus

Perdarahan

Syok Hipovolemik

Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
2. DS : Klien mengatakan Penurunan kepala janin Gangguan perfusi
lemas dan pusing. mengakibatkan jaringan
DO : TD di bawah tertekannya plasenta
normal. Turgor kulit
buruk. Pembukaan serviks
mengakibatkan plasenta
terputus dari uterus

Perdarahan

Syok Hipovolemik

Gangguan perfusi
jaringan
3. DS : Klien mengatakan Perdarahan pervaginam Cemas
cemas dengan keadaan
bayinya karena Ketidaktahuan tentang
mengalami perdarahan. penyakit
DO : Klien tampak
gelisah. Cemas

H. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan
hilangnya cairan berlebih ditandai dengan DS : Klien mengatakan
badannya terasa lemas dan kadang pusing.DO : TD dibawah normal. Akral
dingin. Nadi teraba lemah.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai
dengan DS : Klien mengatakan lemas dan pusing. DO : TD di bawah
normal. Turgor kulit buruk.
3. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakit ditandai
dengan DS : Klien mengatakan cemas dengan keadaan bayinya karena
mengalami perdarahan. DO : Klien tampak gelisah.
I. Perencanaan/ NCP
No Diagnosa Kep. Tujuan Intervensi Rasional
1. Gangguan Tujuan : Setelah Anjurkan bedrest jika pasien Menghentikan perdarahan
keseimbangan dilakukan tindakan dirawat dirumah
cairan dan
keperawatan volume
elektrolit b/d
hilangnya cairan cairan terpenuhi. Kaji adanya syok, cek vital sign, membantu menentukan
yang berlebih Kriteria hasil : warna membran mukosa dan banyaknya darah yang hilang
Terpeliharanya kardiak kulit cyanosis dan perubahan denyut
output maksimal tanda nadi dan tekanan darah.
– tanda vital dalam
batas normal, mukosa Monitoring intake dan out put menentukan besarnya
bibir tidak kering, kaji berat jenis urine tiap jam kehilangan darah dan
keadaan tidak menurun. menggambarkan terjadinya
perfusi ginjal.

Kolaborasi dalam pemberian meningkatkan sirkulasi volume


cairan intravena plasma darah darah dan mengatasi gejala –
dan pocked sel. gejala syok.
Hindarkan pemeriksaan rectal pemeriksaan rektal atau vagina
atau vagina. dapat meningkatan perdarahan.

2. Gangguan perfusi Tujuan : perdarahan  Catat perdarahan ibu dan jika kontraksi uterus disertai
jaringan pada janin maternal dapat diatasi kontraksi uterus, umur dilatasi serviks bedrest dan
b/d adanya sehingga tidak terjadi kehamilan dan tinggi fundus pengobatan tidak efektif.
perdarahan hipoxia janin.
Kriteria hasil : tidak Anjurkan bedrest dengan posisi posisi lateral kiri meringankan
terjadi hipoxia pada lateral kiri tekanan inferior dan
janin, detak jantung meningkatkan sirkulasi gas
janin dalam batas janin dengan placenta.
normal
Kolaborasi pemberian oksigen peningkatan oksigen dapat
pada ibu mensuplai pada janin.
3. Gangguan rasa Tujuan : mengurangi Kaji skala nyeri pada pasien Mengetahui derajat nyeri dan
nyaman (nyeri) b/d rasa nyeri tindakan terapi
kontraksi uterus Kriteria hasil : nyeri
berkurang Kaji ulang faktor yang Membantu membuat diagnose
meningkatkan dan menurunkan
nyeri

Mempertahankan tirah baring Meminimalkan stimulasi atau


selama fase akut meningkatkan relaksasi

Berikan lingkungan istirahat dan Mengurangi kontraksi uteri


batasi aktivitas

Anda mungkin juga menyukai