Anda di halaman 1dari 5

Partus Tak Maju

Tatalaksana :
a. Terapi pada partus tak maju bersifat darurat, koreksi adanya dehidrasi dan segera
lakukan rujukan karena pada sebagian besar kasus partus tak maju diakhiri dengan
SC.
b. Perawatan pendahuluan, suntikkan cortone acetate 100-200 mg secara
intramuskuller, penicillin prokain 1 juta IU IM, infuse cairan larutan fisiologis, larutan
glucose 5-10% pada jam pertama 1 liter/jam, istirahat 1 jam untuk diobservasi kecuali
bila menghabiskan untuk segera bertindak
c. Pertolongan dapat dilakukan dengan partus spontan, ekstraksi vacuum, ekstraksi
forcep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila janin meninggal, SC dan
lain-lain.

1. Klasifikasi Menurut Jhonson (2004) partus tidak maju dapat digolongkan menjadi
empat yaitu:
1. Persalinan disfungsi akibat kontraksi uterus yang tidak efektif atau upaya
mengedan ibu.
2. Perubahan struktur pelvis (jalan lahir)
3. Kelainankelahiran posisi,bayi besar dan jumlah bayi
4. Respon psikologis ibu terhadap persalinan
Menurut Prawirhajo, partus tidak maju dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Kelahiran tenaga (his atau kekuatan kontraksi)
2.Kelahiran janin yaitu: persalinan dapat mengalami gangguan atau kemacetankarena
kelainan dalam letak atau dalam bentuk janin.
3. Kelainan jalan lahir: kelainan dalam lahir biasanya menghalangi kemajuanatau
penyebab kemacetan nyeri.

Fetal distress
1. Etiologi
a. I b u : h i p o t e n s i atau syok ya ng disebabkan oleh apapun,
p e n y a k i t kardiovaskuler, anemia, penyakit pernafasan, malnutrisi, asidosisdan
dehidrasi.
b. Uterus : kontraksi uterus yang telalu kuat atau terlalu lama,degenerasi vaskuler.
c. Plasenta :degenerasi vaskuler, hipoplasi plasenta.
d. Tal i p u s a t : k o m p r e s i t a l i p u s a t .
e. Fetus : infeksi, malformasi dan lain-lain.
Penyebab lain :
a. Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta
dalam waktu singkat) :
1. Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan
dengan pemberian oksitosin.
2. Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena kava, posisi terlentang.
3. Solusio plasenta.
4. Plasenta previa dengan pendarahan.
b. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta
dalam waktu lama) :
1. Penyakit hipertensi
2. Diabetes mellitus
3. Postmaturitas atau imaturitas
c. Kompresi (penekanan) tali pusat
1. Oligihidramnion
2. Prolaps tali pusat
3. Puntiran tali pusat
d. Penurunan kemampuan janin membawa oksigen
1. Anemia berat misalnya isomunisasi , perdarahan fetomaternal
2. Kesejahteraan janin dalm persalinan asfiksia intrapartum dan komplikasi
3. Skor APGAR 0-3 selam > 5 menit
4. Sekuele neorologis neonatal
5. Disfungsi multi organ neonatal
6. PH arteri tali pusat 7,0

a. Penanganan umum:

1. Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan oksigen dari obu ke
janin lebih lancer.

2. Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin.

3. Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena dapat
mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang berlanjut dan meningkat dengan resiko
hipoksis janin.

4. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang
sesuai.

5. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang
paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin:

Bebaskan setiap kompresi tali pusat

Perbaiki aliran darah uteroplasenter

Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera merupakan
indikasi.
Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada fakjtor-faktor etiologi,
kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan jalannya persalinan.

b. Penatalaksanaan Khusus

1. Posisikan ibu dalam keadaan miring sebagai usaha untuk membebaskan kompresi
aortokaval dan memperbaiki aliran darah balik, curah jantung dan aliran darah uteroplasenter.
Perubahan dalam posisi juga dapat membebaskan kompresi tali pusat.

2. Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit sebagai usaha untuk meningkatkan
pergantian oksigen fetomaternal.

3. Oksigen dihentikan, karena kontraksi uterus akan mengganggu curahan darah ke ruang
intervilli.

4. Hipotensi dikoreksi dengan infus intravena dekstrose 5 % berbanding larutan laktat.


Transfusi darah dapat di indikasikan pada syok hemoragik.

5. Pemeriksaan pervaginam menyingkirkan prolaps tali pusat dan menentukan perjalanan


persalinan.

6. Pengisapan mekonium dari jalan napas bayi baru lahir mengurangi risiko aspirasi
mekoneum. Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut dibersihkan dari mekoneum
dengan kateter pengisap. Segera setelah kelahiran, pita suara harus dilihat dengan
laringoskopi langsung sebagai usaha untuk menyingkirkan mekoneum dengan pipa
endotrakeal.

F. Manifestasi Klinik fetal distress


Penyebab tanda-tanda gawat janin (Menurut Tuckor Martin 1997 Pemantauan janin)
1. Hipoksia awal pada janin
Janin melakukan kompensasi untuk mengurangi aliran darah dengan meningkatkan
stimulasi simpatik atau melepaskan epinefrin dari medulla adrenal atau keduanya.
2. Demam pada maternal
Mempercepat metabolisme dari miokardium janin, meningkatkan aktivitas kardia akselerasi
simpatik sampai 2 jam sebelum ibu demam.
1. Hipertensi pada ibu
2. Saturasi oksigen;oksigen ibu berkurang:penyakit jantung
3. Kelainan pasukan plasenta:solution plasenta,lilitan tali pusat
Partus macet

Factor-faktor penyebab partus lama antara lain :


1. Kelainan letak janin
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan his
4. Pimpinan partus yang salah
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
6. Primitua
7. Perut gantung, grandemulti
8. Ketuban pecah dini

1. Pembagian his dan sifatnya :


a. His pendahuluan : his tidak kuat ,datangnya tidak teratur ,menyebabkan keluarnya lendir
darah atau bloody show
b. His pembukaan (kala 1):menyebabkan pembukaan serviks ,semakin kuat ,teratur dan sakit
c. His pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin ,sangat kuat, teratur, simetris
,terkoordinasi .
d. His pelepasan plasenta (kala 3):kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirka plasenta
e. His pengiring (kala 4):kontraksi lemah ,masih sedikit nyeri ,terjadi pengecilan dalam
beberapa jam atau hari
2. Hal hal yang harus di perhatikan pada his saat melekukan obeservasi :
a. Frekunsi his :jumlah his dalam waktu tertentu ,biasanya per menit per 10 menit
b. Intensitas his :kekuatan his (adekuat atau lemah)
c. Durasi (lama his ):lamanya setiap his berlangsung dan di tentukan dalam detik ,misalnya 50
detik
d. Interval his : jarak antara his yang satu dengan his berikutnya ,his datan tiapa 2-3 menit .
(asrinah ,2010:10)
3. Identifikasi his / kontraksi
Jika persalinan slah di diagnosis,mungkin kan di lakukan intervensi yang tidak tepat
untuk mempercepat persalinan .Sebaliknya ,jika persalinan tidak di diagnosis ,janin berada
dalam bahaya akibat penyulit tidak terduga .Walaupun diagnosisi banding antara persalinan
palsu dan persalinan sejati kadang sulit di tentukan ,diagnosis biasanya di buat berdasrakan
kontraksi yang terjadi
Sumber :cuningham,2006

4. Perubahan perubahan akibat his


a. Pada uterus :uterus terba keras / padat karena kontraksi.Sejak kehamilan lanjut dengan
jelas terdiri dari 2 segmen ,yaitu segmen atas dan segmen bawah .Segmen atas di bentuk oleh
korpus uteri dan segmen bawah yang terjadi di isthmus uteri.Pada saat kontraksi segmen atas
memegang peranan aktif dan didndingya menjadi tebal ,dan mendorong anak untik keluar
.Sedangkan segmen bawah memegang peranan pasif yaitu mengadakan relaksasi dam dilatasi
sehingga menjadi saluran tipius dan teregang karena akan di lalui oleh bayi .Karena segmen
atas dan bawah menjadi jelas.Batas ini di sebut dengan lingkaran retraksi fisiologis .Jika
segmen sangat di regang maka lingkaran retraksi patologis atau lingkaran bandl (FK
UNPAD,1983:229).
b. Pada servik:his membut serviks menjadi menipois dan memendek yang di sebut effacement
c. Pada janin:perukaran oksigen pada sirklulasi uteroplasenter kurang,sehingga timbul
hipoksia lama maka terjadi gawat janin.
d. Pada ibu :meneyebabkan rasa sakit .Bersamaan dengan setiap kontraksi,kandung kemih
,rectum ,tulang belakang ,dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari rahim.Berat dari
kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan.

Tabel 2.1
Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan kontraski persalinan palsu
kontraksi pada persalinan kontraski persalinan
sejati palsu
Kontraksi terjadi dengan interval Kontraksi terjadi dengan
interval tidak teratur
Interval secra bertahap Interval tetap lama
memendek
Nyeri di pinggung dan abdomen Nyeri perut di bawah
Servik membuka Servik belum membuka
Nyeri tidak hilang dengan sedasi Nyeri mereda dengan
sedasi
Sumber :cuningham,2006

Anda mungkin juga menyukai