Anda di halaman 1dari 36

Don’t Know:

A. Definisi
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi
uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran
bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah
(Rohani, 2011).
Persalinan adalah proses menbuka dan menipisnya serviks dan janin turun
ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),
lahir spontan dengan persentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin (Sukarni dan Wahyu, 2013)

B. Teori Terjadinya Persalinan


Ada beberapa teori tentang mulainya persalinan yaitu : penurunan kadar
progesteron, teori oksitosin, peregangan otot-otot uterus yang berlebihan
(destended uterus), pengaruh janin, teori prostaglandin (Sukarni dan Wahyu,
2013).
Sebab terjadinya partus sampai kini masih merupakan teori-teori yang
kompleks, faktor-faktor hormonal, pengaruh prostaglandin, stuktur uterus,
sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang
mengakibatkan partus mulai. Perubahan-perubahan dalam biokimia dan
biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dari berlangsungnya partus,
antara lain penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Seperti
diketahui progesteron merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya
kadar kedua hormon ini terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm
meningkat, lebih-lebih sewaktu partus. Seperti telah dikemukakan, “plasenta
menjadi tua” dengan tuanya kehamilan. Vili corealis mengalami perubahan-
perubahan, sehingga kadar progesteron dan estrogen menurun.
Keadaan uterus yang terus membesar akan menjadi tegang mengakibatkan
iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat
mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami degenerasi.
Teori berkurangnya nutrisi pada janin dikemukakan oleh Hypocrates untuk
pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan
dikeluarkan. Faktor lainyang dikemukakan ialah tekanan pada ganglion
servikal dari pleksus Frankenhauser yang terletak di belakang serviks. Bila
ganglion ini tertekan, kontraksi uterus dapat dibangkitkan.
C. Patofisiologi

Kala I
Serviks membuka

Dx. Nyeri akut Kontraksi teratur

Pengeluaran darah/lendir Dx. Cemas

Selaput ketuban pecah

Kala II
Kontraksi meningkat
Dx. Nyeri akut

Perineum merenggang Dx. Resiko infeksi

Jalan lahir

Kala III
Placenta lepas

Kelahiran placenta

Kala IV
Observasi persalinan

uterus

Dx. Resiko Perdarahan

Risiko Kekurangan volume


cairan
D. Tanda-Tanda Mulainya Persalinan
Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama
pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan
sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek,
mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody
show) (Haffieva, 2011).
Tanda-Tanda In Partu :
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil
pada bagian  servik.
3. Kadang-kadang ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar

Persalinan Normal

E. Faktor Persalinan
1. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus
normal. Passage terdiri dari :
a) Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)
1) Os. Coxae
 Os illium
 Os. Ischium
 Os. Pubis
2) Os. Sacrum = promotorium
3) Os. Coccygis
b) Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen
            Pintu Panggul:
1. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,
linea inominata dan pinggir atas symphisis.
2. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut
midlet
3. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut
outlet
4. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan
outlet.
            Bidang-bidang:
1. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
symphisis dan promontorium
2. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah
symphisis.
3. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika
kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

2. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi dan
retraksi otot-otot rahim.
Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :
a. His (kontraksi otot uterus)
Adalah kontraksi uterus karena otot–otot polos rahim bekerja dengan baik
dansempurna. Pada waktu kontraksi otot–otot rahim menguncup sehingga
menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan
serviks.
b. Kontraksi otot-otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. Ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
Kontraksi uterus/His yang normal karena otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna mempunyai sifat-sifat :
a. Kontraksi simetris
b. Fundus dominan
c. Relaksasi
d. Involuntir : terjadi di luar kehendak
e. Intermitten : terjadi secara berkala (berselang-seling)
f. Terasa sakit
g. Terkoordinasi
h. Kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
Perubahan-perubahan akibat his :
a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.
Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta
menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka
(dilatasi).
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada
kenaikan nadi dan tekanan darah.
c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka
timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan
kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.
Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus
diperhatikan dari his:
a. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau 
persepuluh menit.
b. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi
kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu
persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus
bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan
masih dini.
c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,
misalnya selama 40 detik.
d. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.
e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang
tiap 2 sampe 3 menit
f. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.
His Palsu
His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus, kandung
kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul beberapa
hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat
merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan
sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun
mental.
Kelainan kontraksi otot rahim
a) Inertia Uteri
1) His yang sifatnya lemah, pendek dan jarang dari his yang normal
yang    terbagi menjadi : Inertia uteri primer : apabila sejak semula
kekuatannya sudah lemah
2) Inertia uteri sekunder : His pernah cukup kuat tapi kemudian melemah
Dapat ditegakkan dengan melakukan evaluasi pada pembukaan, bagian
terendah terdapat kaput dan mungkin ketuban telah pecah. His yang
lemah dapat menimbulkan bahaya terhadap ibu maupun janin sehingga
memerlukan  konsultasi atau merujuk penderita ke rumah sakit,
puskesmas atau ke dokter spesialis.
b) Tetania uteri
His yang terlalu kuat dan terlalu sering, sehingga tidak terdapat
kesempatan reaksi otot rahim. Akibat dari tetania uteri dapat terjadi :
1) Persalinan Presipitatus
2) Persalinan yang berlangsung dalam waktu tiga jam. Akibat mungkin
fatal
3) Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
1. Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam
persalinan.
2. rauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan 
inversion  uteri
3. Tetania uteri menyebabkan asfiksia intra uterin sampai
kematian janin  dalam rahim
c) Inkoordinasi otot rahim
Keadaan Inkoordinasi kontraksi otot rahim dapat menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengeluaran
janin dari dalam rahim. Penyebab inkoordinasi kontraksi otot rahim adalah :
1) Faktor usia penderita elative tua
2) Pimpinan persalinan
3) Karena induksi persalinan dengan oksitosin
4) Rasa takut dan cemas
3. Passanger
Passanger  terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan passangge
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang
paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala
dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah 
kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun
anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan
kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.
4. Psikis (Psikologis)
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias
melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan
kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan
yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
1) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
2) Pengalaman bayi sebelumnya
3) Kebiasaan adat
4) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
1) Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
2) Persalinan sebagai ancaman pada self-image
3) Medikasi persalinan
4) Nyeri persalinan dan kelahiran
5. Plasenta Dan Penolong
Plasenta merupakan salah satu faktor dengan memperhitungkan
implantasi plasenta pada dinding rahim. Sedangkan peran dari penolong
persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung
dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi proses
persalinan.
F. KALA PERSALINAN
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Sukarni dan Wahyu (2013) yaitu:
1. Kala I (kala pembukaan)
In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler,kanalisservikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
a. Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
b. Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :
1) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
2) Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
3) Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina menjadi
saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap 2-3 menit
selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke pelvis.
2. Kala II (pengeluaran janin)
His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada
otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena
tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus
membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan
diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5
jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95 %
dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan
palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal
persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus,
presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan sutura
sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan
dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang
dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-
ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam
panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul dan pada
pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura
sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini
akan mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah ukuran
yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah panggul,
sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang menguntungkan karena
ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior.
Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :
a. Penurunan kepala.
b. Fleksi.
c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
d. Ekstensi
e. Ekspulsi.
f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)
Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan,  akan tetapi untuk
lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.
a. Penurunan Kepala.
Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul 
biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada
multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya
kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan
dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul
(PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis
terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan
promontorium.
Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya.
Jika sutura sagitalis  agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke
belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam
keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :
 Asinklitismus posterior :   Bila sutura sagitalis mendekati simpisis
dan os  parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.
 Asinklitismus anterior  :   Bila sutura sagitalis mendekati
promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os
parietal belakang.
Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi
kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi sepalopelvik dengan
panggul yang berukuran normal sekalipun.
Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal
ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim,
yang menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam
waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim, sehingga
terjadi penipisan dan dilatasi servik. Keadaan ini menyebabkan bayi
terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan kepala ini juga disebabkan karena
tekanan cairan intra uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-
otot abdomen dan melurusnya badan anak.
 Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara
simpisis dan promontorium.
 Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os  parietal belakang lebih
rendah dari os parietal depan
 Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan
lebih rendah dari os parietal belakang
b. Fleksi
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini
dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih
rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari
dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan adanya fleksi,
diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboccipito
frontalis (11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada
dalam keadaan fleksi maksimal.
c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke
bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah
daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan
kearah simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan,
karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah
panggul.
d. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil berada
di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini di
sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke
depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi untuk
melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar
panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada perineum
dan dapat menembusnya.
Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi pusat
pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas
perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan
gerakan ekstensi.
e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada
leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam
keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri
dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah
kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu
(diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga
melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber
ischiadikum sepihak.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan
menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu
bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu
jalan lahir.
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin
dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya posterior
berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan persalinan tidak
begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang
menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau
fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau
mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.
Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta
terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-
30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan
menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus.
Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.

G. Penatalaksanaan
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:

1. Kaji kondisi fisik klien


2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
3. Menganjurkan klien istirahat
4. Mengobservasi perdarahan
5. Memeriksa tanda vital
6. Memeriksa kadar Hb
7. Berikan cairan pengganti intravena RL
8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature

PERSIAPAN PERSALINAN

1. Ibu :
a. Gurita, 3 buah
b. Baju tidur, 3 buah
c. Underware secukupnya
d. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi
e. Pembalut khusus, 1 bungkus
f. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar
2. Bayi :
a. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah
b. Baju bayi, 1-2 buah
c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah
d. Selimut,topi dan kaos kaki bayi
e. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir
3. Penolong :
a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas
kaki, celemek
b. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan
Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses
persalinan akan berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki
pencahayaan atau penerangan yang cukup. Tempat tidur dengan
kasur yang dilapisi kain penutup yang bersih, kain tebal, dan
pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi jangan pamas),
harus rersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah
dijangkau untuk meletakkan peralatan yang diperlukan.
c. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC,
pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.
4. Alat:
Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :
a. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher
b. Gunting tali pusat
c. Benang tali pusat
d. Kateter nelaton
e. Gunting episiotomy
f. Alat pemecah selaput ketuban
g. 2 psang sarung tangan dtt
h. Kasa atau kain kecil
i. Gulungan kapas basah
j. Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai
k. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)
l. 4 kain bersih
m. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi

           Bahan :
a. Partograf
b. Termometer
c. Pita pengukur
d. Feteskop / dopler
e. Jam tangan detik
f. Stetoskop
g. Tensi meter
h. Sarung tangan bersih
5. Obat-Obatan
Ibu:
a. 8 Ampul Oksitosin 1 ml  10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml
b. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa
Epinefrin
c. 3 botol RL
d. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C      
Bayi:    
a. Salep mata tetrasiklin
b. Vit K 1 mg
H. ASUHAN KEPERAWATAN
1. KALA 1 (fase laten)
a. Pengkajian
1) Integritas ego
2) Klien tampak tenang atau cemas
3) Nyeri atau ketidaknyamanan
4) Kontraksi reguler, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau
keparahan
5) Seksualitas
6) Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan
atau terdiri dari flek lendir
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi
2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang
mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi
informasi
3) Resiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina
berulang dan kontaminasi fekal
4) Resiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d
ketidakadekuatan sistem pendukung
c. Intervensi

NO DIAGNOSA
NOC NIC
KEPERAWATAN

1. Ansietas b/d krisis Setelah dilakukan 1) Orientasi klien


situasi kebutuhan asuhan pada lingkungan,
tidak terpenuhi keperawatan staf dn prosedur
selama........diharap 2) Berikan informasi
kan ansietas pasien tentang perubahan
berkurang dengan psikologis dan
fisiologis pada
kriteria hasil: persalinan
3) Kaji tingkat dan
 TTV dalam
penyebab ansietas
batas
4) Pantau tekanan
normal
darah, nadi sesuai
 Pasien
indikasi
dapat
5) Berikan lingkungan
mengungka
yang tenang dan
pkan
nyaman untuk
perasaan
pasien
cemasnya
6) Anjurkan klien
 Lingkunga
mengungkapkan
n sekitar
perasaannya
pasien
tenang dan
kondusif
2. Kurang pengetahuan Setelah dilakukan 1) Kaji persiapan,
tentang kemajuan asuhan tingkat
persalinan b/d kurang keperawatan pengetahuan dan
mengingat informasi selama........diharap harapan klien
yang diberikan, kan pengetahuan 2) Beri informasi dan
kesalahan interpretasi pasien tentang kemajuan
informasi persalinan persalianan normal
meningkat dengan 3) Demonstrasikan
kriteria hasil: teknik pernapasan
atau relaksasi
 Pasien
dengan tepat untuk
dapat
setiap fase
mendemon
persalinan
strasikan
teknik
pernafasan
dan posisi
yang tepat
untuk fase
persalinan
3. Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan 1) Kaji latar belakang
infeksi maternal b/d asuhan budaya klien
pemeriksaan vagina keperawatan 2) Kaji sekresi vagina,
berulang dan selama........diharap pantau TTV
kontaminasi fekal kan infeksi 3) Tekankan
maternal dapat pentingnya cuci
terkontrol dengan tangan yang baik
kriteria hasil: 4) Gunakan teknik
aseptik saat
 TTV dalam
pemeriksaan
batas
vagina
normal
5) Lakukan perawatan
 Tidak
perinial setelah
terdapat
eliminasi
tanda-tanda
infeksi
4. Resiko tinggi terhadap Setelah dilakukan 1) Tentukan
koping individu tidak asuhan pemahaman
efektif b/d keperawatan dan harapan
ketidakadekuatan selama........diharap terhadap proses
sistem pendukung kan koping pasien persalinan
efektif dengan 2) Anjurkan
kriteria hasil: mengungkapka
n perasaan
 Pasien
3) Beri anjuran
dapat
kuat terhadap
mengungka
mekanisme
pkan
perasaanny koping positif
a dan bantu
relaksasi

2. KALA I (fase aktif)


a. Pengkajian
1. Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2. Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
3. Nyeri atau ketidaknyamana.
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4. Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
5. Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam
pada primipara)
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian
presentasi.
2) Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi
mekanik kandung kemih.
3) Ketidakefektifan koping b/d krisis situasi.

c.    Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Domain 12: kenyamanan Setelah dilakukan asuhan   pemberian analgesik (2210)
kelas 1: kenyamanan fisik keperawatan - Cek adanya riwayat
Nyeri akutb/d tekanan selama…..,diharapkan nyeri alergi obat
mekanik dari bagian terkontrol dengan criteria - Kaji derajat
presentasi (00132) hasil: ketidaknyamanan
kontrol nyeri (1605) secara verbal dan
- Mengenali kapan nonverbal   
nyeri terjadi Maajemen
(160502) lingkungan:
- Menggunakan kenyamanan (6482)
tindakan pencegahan - Hindari gangguan
(160503) yang tidak perlu dan
- Menggunakan berikan waktu untuk
analgetik yang istirahat
direkomendasikan - Ciptakan lingkungan
(160505) yang tenang dan
- Melaporkan mendukung
perubahan terhadap - Posisikanpasien
gejala nyeri pada untuk memfasilitasi
profesional kenyamanan 
kesehatan (160513)
- Melaporkann nyeri
yang terkontrol
(160511)
2. Domain 3: eliminasi dan Setelah dilakukan asuhan        Latihan otot pelvis
pertukaran keperawatan (0560)
Kelas 1: Fungsi urinarius selama….,diharapkan - Kaji kemampuan
Gangguan eliminasi urin b/d eliminasi urine pasien urgensi berkemih
perubahan masukan dan normal dengan criteria
kompresi mekanik kandung hasil: pasien
kemih (00016) Eliminasi urin (0503) - Instruksikan pasien
- Pola eliminasi tidak untuk menahan otot-
terganggu (050301) otot sekitar uretra
- Pengosongan dan anus kemudian
kandung kemih tidak relaksasi, seolah-
terganggu (050313) olah ingin menahan
- Tidak ada nyeri saat buang air kecil attu
kencing (050309) buang air besar
Te - Berikan umpan balik
positif

3. Domain 9: Koping/ Setelah dilakukan asuhan        Pengurangan


toleransi stress keperawatan kecemasan (5820)
Kelas 2 Respons koping selama….,diharapkan - Gunakan pendekatan
Ketidakefektifan koping b/d koping pasien efektif yang tenang dan
krisis situasi (00069) dengan criteria hasil: meyakinkan
Koping (1302) - Pahami situasi krisis
- Dapat yang terjadi dari
mengidentifikasi perspektif klien
pola koping yang - Bantu klien
efektif (130201) mengidentifikasi
- Dapat menggunakan situasi yang memicu
beberapa strategi kecemasan
koping yang efektif - Instruksikan klien
(130212) untuk menggunakan
- Melaporkan tehnik relaksasi
peningkatan - Kaji tanda verbal
kenyamanan dan nonverbal
psikologis (130218) kecemasan
- Tentukan
o  pemahaman dan
harapan terhadap
proses persalinan
 

3. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas/ istirahat
a) Melaporkan kelelahan
b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan
sendiri / teknik relaksasi
c) Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3) Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4) Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung
kemih
5) Nyeri / ketidaknyamanan
a) Dapat merintih / menangis selama kontraksi
b) Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
c) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit
6) Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
7) Seksualitas
a) Servik dilatasi penuh (10 cm)
b) Peningkatan perdarahan pervagina
c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2) Penurunan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada
interaksi hipertonik
c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Domain 12: kenyamanan Setelah dilakukan asuhan pemberian analgesik
kelas 1: kenyamanan fisik keperawatan (2210)
Nyeri akut b/d tekanan selama…..,diharapkan nyeri - Cek adanya riwayat
mekanis pada bagian terkontrol dengan criteria alergi obat
presentasi (00132) hasil: - Kaji derajat
kontrol nyeri (1605) ketidaknyamanan
- Mengenali kapan secara verbal dan
nyeri terjadi nonverbal   
(160502) Maajemen lingkungan:
- Menggunakan kenyamanan (6482)
tindakan pencegahan - Hindari gangguan
(160503) yang tidak perlu dan
- Menggunakan berikan waktu untuk
analgetik yang istirahat
direkomendasikan - Ciptakan lingkungan
(160505) yang tenang dan
- Melaporkan mendukung
perubahan terhadap - Posisikan pasien
gejala nyeri pada untuk memfasilitasi
profesional kenyamanan
kesehatan (160513)
- Melaporkann nyeri
yang terkontrol
(160511)
2. Domain 4: aktivitas/ Setelah dilakukan asuhan·      Manajemen jalan nafas
istirahat keperawatan (3140)
Kelas 4 respon selama…..,diharapkan - posisikan pasien
kardiovaskuler/ pulmonal kondisi cardiovaskuler untuk
Penurunan curah jantung b/d pasien membaik dengan memaksimalkan
fluktasi aliran balik vena criteria hasil: ventilasi
(00029) Keefektifan pompa - motivasi pasien
jantung (0400) untuk bernafas
- tekanan darah sistol pelan, dalam,
normal (040001) berputar, dan batuk
- tekanan darah - posisikan untuk
diastol normal meringankan sesak
(040019) nafas
- denyut nadi perifer - monitor status
normal (040006) pernafasan dan
- suara jantung normal oksigenasi
(040011) sebagaimana
o mestinya.

3. Domain 11: keamanan/ Setelah asuhan keperawatan·      Pencegahan perdarahan


perlindungan selama….,diharapkan (4010)
Kelas 2 cedera fisik integritas kulit terkontrol - monitor dengan
Risiko tinggi terhadap dengan criteria hasil: ketat risiko
kerusakan integritas kulit b/d Integritas jaringan: kulit terjadinya
pada interaksi & membran mukosa perdarahan pada
hipertonik(00047) (1101) pasien
- perfusi jaringan - gunakan kasur
tidak terganggu terapeutik untuk
(110111) meminimalisir
- integritas kulit baik trauma kulit
(110113) - lakukan prosedur
- tidak ada lesi pada invasif
kulit 110115)
- pertumbuhan rambut
pada kulit (110112)
- kulit elastis
(110103)

4. KALA III
a. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2. Sirkulasi
a) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat
dan kembali normal    dengan cepat
b) Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
c) Nadi melambat
3. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 – 300 ml
4. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5. Seksualitas
a) Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
b) Tali pusat memanjang pada muara vagina

b. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang
masukan oral, muntah.
2. Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan

c. Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Domain 2 : nutrisi Setelah dilakukan asuhan·    Manajemen elektrolit/
Kelas 5. Hidrasi keperawatan cairan (2080)
Risiko tinggi terhadap selama….,diharapkan - pantau adanya tanda
kekurangan volume cairan cairan seimbang denngan dan gejala dehidrasi
b/d kurang masukan oral, criteria hasil: - berikan cairan yang
muntah (00028) Status nutrisi: asupan sesuai
makanan dan cairan - berikan air melalui
(1008) selang, sesuai
- asupan makanan indikasi
secara oral adekuat - berikan resep diet
(100801) yang tepat untuk
- asupan cairan secara cairan tertentu atau
oral adekuat pada
(100803) ketidakseimbangan
- asupan cairan elektrolit
intravena adekuat - Instruksikan klien
(100804) untuk mendorong
o   pada kontraksi

2. Domain 12: kenyamanan Setelah dilakukan asuhan   pemberian analgesik (2210)


kelas 1: kenyamanan fisik keperawatan - Cek adanya riwayat
Nyeri akutb/d trauma selama…..,diharapkan nyeri alergi obat
jaringan setelah melahirkan terkontrol dengan criteria - Kaji derajat
(00132) hasil: ketidaknyamanan
secara verbal dan
kontrol nyeri (1605) nonverbal   
- Mengenali kapan Maajemen lingkungan:
nyeri terjadi kenyamanan (6482)
(160502) - Hindari gangguan
- Menggunakan yang tidak perlu dan
tindakan berikan waktu untuk
pencegahan istirahat
(160503) - Ciptakan lingkungan
- Menggunakan yang tenang dan
analgetik yang mendukung
direkomendasikan - Posisikan pasien
(160505) untuk memfasilitasi
- Melaporkan kenyamanan
perubahan terhadap 
gejala nyeri pada
profesional
kesehatan (160513)
- Melaporkann nyeri
yang terkontrol
(160511)

3. Domain 11: keamanan/ Setelah dilakukan asuhan ·    Manajemen


perlindungan keperawatan lingkuangan:
Kelas 2. Cedera fisik selama….,diharapkan Keselamatan (6486)
Risiko tinggi terhadap cedera cidera terkontrol dengan - Identifikasi
maternal b/d posisi selama criteria hasil: kebutuhan
persalinan (00035) Kontrol Resiko (1902) keamanan pasien
- Mampu berdasarkan fungsi
mengidentifikasi fisik dan kognitif
faktor resiko serta riwayat
(190220)
- Dapat menyesuaikan perilaku di masa lalu
strategi kontrol - Singkirkan bahan
resiko (190205) berbahaya dari
- Mampu ligkungan
menggunakan - Bantu pasien
fasilitas kesehatan melakukan
yang sesuai dengan perpindahan
kebutuhan (190213)

4. KALA IV
a. Pengkajian
1. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat
pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah
selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml
untuk kelahiran saesaria
3. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual

6. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi
spinal
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9. Seksualitas
Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi
umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae
mungkin pada abdomen, paha dan payudara.

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik
dan psikologis, ansietas
2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan
miometri
3. Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota
leluarga

c.    Intervensi
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Domain 12: kenyamanan Setelah dilakukan asuhan   pemberian analgesik (2210)
kelas 1: kenyamanan fisik keperawatan - Cek adanya riwayat
Nyeri akutb/d efek hormone, selama…..,diharapkan nyeri alergi obat
trauma,edema jaringan, terkontrol dengan criteria - Kaji derajat
kelelahan fisik dan hasil: ketidaknyamanan
psikologis, ansietas (00132) kontrol nyeri (1605) secara verbal dan
- Mengenali kapan nonverbal   
nyeri terjadi Manajemen lingkungan:
(160502) kenyamanan (6482)
- Menggunakan - Hindari gangguan
tindakan pencegahan yang tidak perlu dan
(160503) berikan waktu untuk
- Menggunakan istirahat
analgetik yang - Ciptakan lingkungan
direkomendasikan yang tenang dan
(160505) mendukung
- Melaporkan - Posisikan pasien
perubahan terhadap untuk memfasilitasi
gejala nyeri pada kenyamanan
profesional  
kesehatan (160513)
- Melaporkann nyeri
yang terkontrol
(160511)

2. Domain 2 : nutrisi Setelah dilakukan asuhan·    Manajemen elektrolit/


Kelas 5. Hidrasi keperawatan cairan (2080)
Risiko tinggi terhadap selama….,diharapkan cairan - pantau adanya tanda
kekurangan volume seimbang denngan criteria dan gejala dehidrasi
cairan b/d hasil: - berikan cairan yang
kelelahan/ketegangan Status nutrisi: asupan sesuai
miometri(00028) makanan dan cairan - berikan air melalui
(1008) selang, sesuai
- asupan makanan indikasi
secara oral adekuat - berikan resep diet
(100801) yang tepat untuk
- asupan cairan secara cairan tertentu atau
oral adekuat pada
(100803) ketidakseimbangan
- asupan cairan elektrolit
intravena adekuat - Instruksikan klien
(100804) untuk mendorong
o   pada kontraksi

3. Domain 7: Hubungan Setelah dilakukan asuhan·      Perawatan bayi: baru


peran keperawatan lahir (6824)
Kelas 2. Hubungan selama…..,diharapkan - Bersihkan sekresi
keluarga proses keluarga baik dengan dari saluran mulut
Perubahan ikatan proses criteria hasil: dan hidung
keluarga b/d  Kelekatan orang - Ukur dan timbang
transisi/peningkatan anggota tua-bayi (1500) berat bayi baru lahir
keluarga (00060) - Persiapan bayi - Monitor suhu bayi
sebelum kelahiran baru lahir
(150003) - Monitor warna kulit
- Memegang bayi bayi
seecara dekat - Ukur lingkar kepala
(150005) bayi
- Menyentuh,
membelai, dan
menepuk bayi
(150006)

  

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Butcher dkk (2016) Nursing Intervention Clasification (NIC).


Jakarta : Elsevier.
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan
Normal. Dimuat dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP
%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Di
akses tanggal 18 Maret 2012)

Herdman dan Kamitsuru (2015) Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


Edisi 10. Jakarta : EGC.

Lowdermilk, dkk (2013) Keperawatan Maternitas edisi 8 buku 1. Jakarta :


Salemba Medika.

Moorhead, Johnson dkk (2016) Nursing Outcomes Clasification (NOC).


Jakarta : Elsevier.

Mukhoirotin, Khusniyah (2010) Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap


Kecemasan Ibu Pada Proses Persalinan Kala I (Fase Laten
– Fase Aktif). website : www.journal.unipdu.ac.id diakses pada tanggal
23 Maret 2017.

Purnomo, Windhu. ( 2012). 36 Langkah Praktis Sukses Menulis Karya Tulis


Ilmiah. Surabaya : Revka Petra Medika.

Sukarni dan Wahyu (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta:


Nuha Medika

Problem Solving

DX. KEP NOC NIC


Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1400)
keperawatan selama 1 x 8 jam - Lakukan pengkajian
diharapkan nyeri dapat nyeri secara
berkurang dengan kriteria hasil kompehensif (Lokasi,
: Karakteristik, Durasi,
Kontrol nyeri (1605) Frekuensi, Intensitas dan
- Skala nyeri berkurang (1-2) Faktor Pencetus)
- TTV dalam batas normal - Observasi adanya
TD : 110 – 120 / 70 – 80 ketidaknyamanan
mmHg - Monitor TTV
HR : 60 – 100 x/ mnt - Ajarkan tekhnik non
RR : 16 – 24x/ mnt farmakologi (relaksasi
T : 36,5 – 37,5˚C nafas dalam)
- Melaporkan nyeri terkontrol - Kolaborasi dengan
dan rasa nyaman dokter pemberian obat
- Klien dapat menggunakan analgetik
tindakan pengurangan nyeri
tanpa farmakologi
- Ekspresi wajah rileks

Hambatan Setelah dilakukan tindakan Terapi latihan ambulasi


mobilitas keperawatan selama 1x24 (0221) :
fisik b/d jam hambatan mobilitas fisik - Kaji kemampuan
nyeri dapat teratasi dengan kriteria mobilisasi pasien
hasil : - Bantu pasien untuk
Ambulasi (0200): miring kanan miring
 Pasien mampu kiri
menopang berat badan - Lakukan dan latih
(020001) pasien untuk
 Pasien mampu berjalan pergerakan aktif
dengan langkah yang (ROM)
efektif (020002) - Bantu pasien untuk
 Pasien mampu berjalan duduk ditempat tidur
dengan pelan (020003) - Bantu pasien untuk

 Pasien mampu berjalan ambulasi awal

keluar kamar (020010) ( tungkai)


- Bantu pasien untuk
 Pasien mampu berjalan berdiri
mengelilingi kamar - Bantu pasien untuk
(020014) berpindah
- Bantu pasien untuk
berjalan sesuai
kemampuan pasien
- Dorong ambulasi
independen dalam
batasan aman
Resiko Setelah dilakukan tindakan Kontrol Infeksi (6540)
Infeksi keperawatan selama 1 x 24 jam - Kaji tanda- tanda infeksi
diharapkan resiko infeksi tidak - Ajarkan klien dan
terjadi dengan kriteria hasil : keluarga cara cuci tangan
Kontrol Infeksi : Proses Infeksi yang tepat
(1924) - Cuci tangan sebelum dan
- Mencuci tangan sesudah kegiatan
- Mengidentifikasi tanda dan perawatan pasien
gejala infeksi - Pakai sarung tangan steil
- TTV dalam batas normal dengan tepat
TD : 110 – 120 / 70 – 80 - Lakukan tindakan –
mmHg tindakan yang bersifat
HR : 60 – 100 x / mnt universal
RR : 16 – 24 x / mnt - Kolaborasi pemberian
T : 36,5 – 37,5˚ C antibiotik yang sesuai
- Mempertahankan
lingkungan yang bersih

Anda mungkin juga menyukai