Anda di halaman 1dari 10

BAB I

Pendahuluan
A. Latar belakang
Rumah Sakit menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2018 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh tenaga
medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita
oleh pasien (Supartiningsih, 2017).
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehtan secara keseluruhan, bahkan sebagai salah satu faktor
penentu bagi mutu pelayanan dan citra rumah sakit dimata masyarakat. Bersadasarkan itu
maka pelayanan perawatan secara organisatoris, administrasi dan teknis tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan di rumah sakit pada umumnya (Depkes, 2012).
Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, bak dalam keadaaan sakit maupun sehat. Asuhan
keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan klien dan lingkungannya untuk
mencapi tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian klien dalam merawat dirinya.
Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayan professional yang merupakan bagian
integral dari prlayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat keperawatan (Undang-
undang tahun 2019). Sesuai dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi. Dalam pengembangan keperawatan
dimasa depan yang menjadi prioritas utama adalah manajemen keperawatan. Manajemen
keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata yaitu di rumah
sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya. (PPNI,
2013).
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara
keseluruhan. Selain itu, pelayanan keperawatan merupakan faktor penentu baik buruknya
mutu dan citra rumah sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan keperawatan perlu
dipertahankan dan ditingkatkan seoptima mungkin. Dengan memperhatikan hal tersebut
maka proses manajeman yang baik perlu juga diterapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan sehingga dicapai suatu asuhan keperawatan yang memenuhi standar profesi
yang diterapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimamfaatkan secara
wajar, efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperwatan, memuaskan bagi
pasien dan tenaga keperwatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta
aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati (Nursalam, 2011).
Menurut Terry dalam jurnal Ibrahim (2016) manajemen adalah proses yang khas
terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengawasan
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapi sasaran-sasaran yang telah di tetapkan
melaui pemamfaatan sumer daya manusia serta sumber-sumber lain. Manajemen suatu
proses atau kerangka kerja, melibatkan bimbingan pengarahan suatu kelompok orang-
orang kearah tujuan organisasional atau maksud yang nyata.
Manajemen juga suatu ilmu pengetahuan maupun seni. Seni merupakan
pengetahuan bagaiman mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni
merupakan kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen. Disimpulkan manajemen
suatu cara untuk menyelesaikan tugas atau tujuan secara maksimal dengan cara
bekerjasama dengan orang lain/staf lain untuk mendapatkan hasil yang maksimal (Arini,
2012).
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan professional dimana tim
keperawtan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, motivasi dan pengadilan. Kempat fungsi tersebut saling terkait serta
saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-keterampilan teknis, hubungan antara
manusia dan konseptual yang mendukung tercapai asuhan kepearwatan yang bermutu,
berdaya guna dan berhasil guna pada pasien. Dengan lasan tersebut, manajemen
keperawatan perlu mendapat hal yang berkaitan dngan tuntutan profesi dan tuntutan
global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
professional dengan memperhatikan setiap perubahan (Nursalam, 2015).
Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif yang menjamin semua
tingkat pekerjaan, mengetahui misi atau tujuan, filosofi dan sasaran khusus dari institusi
dan divisi keperawatan. Manajeen keperawatan sebagai salah suatu pelayanan profesional
di mana tim keperawatan dikelola dengan pendekatan fungsi-fungsi manajemen mulai
planning, organizing, actuating dan controlling. Perawat sebagai 3 bagian integral dari
pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang tangguh,
sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan kebutuhan klien. Kemampuan
manajeria dapat dimiliki melalui sebagai cara salah satunya untuk dapat ditempuh dengan
meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui pembelajaran
dilatihan praktik (Nursalam, 2016).
Stase manajemen keperawatan ini kelompok mendapat tempat praktik yang
berada di RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu ruang Instalasi Gawat Darurat
selama 4 minggu dari tanggal 30 Januari 2023 hingga 25 February 2023. Model Asuhan
keperawatan professional yang saat ini dilakukan model keperawatan Tim. Pelaksanaan
proses keperawatan di Ruang Instalasi Gawat Darurat dilakukan oleh 21 perawat yang
terbagi menjadi 1 orang sebagai kepala ruang (KaRu), 1 orang sebagai wakil kepala
ruang, 5 orang sebagai ketua tim, 4 orang sebagai admistrasi, dan 16 orang sebagai
perawat pelaksana, orang sebagi bidan pelaksana. Berdasarkan fenomena tersebut, maka
kami mencoba menerapkan MPKP sesuai standar di ruang Instalasi Gawat Darurat di
RSUD Panembahan Senopati Bantul yang nantiya dapat diaplikasikan diruangan dan
akan dilaksanakan role play yang meliputi operan, pre-conference, post-conference,
dengan melibatkan perawat ruangan. Mahasiswa profesi ners angkatan XXVIII Surya
global Yogyakarta dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung pengetahuan
menejerialnya di ruang Instalasi Gawat Darurat di RSUD Panembahan Senopati Bantul
dengan arahan dari pembimbing akademik maupun dari pembimbing lapangan. Dengan
adanya praktek dilapangan diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang sudah
didapat dan mampu mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen
keperawatan.
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan ini dilakukan di Ruang Instalasi
Gawat Darurat RSUD Panembahan Senopati Bantul selama 4 minggu mulai dari 30
Januari 2023 hingga 25 Februari 2023.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan praktek manajemen selama 4 minggu diharapkan mahasiswa
mampu memahami manajemen keperawatan di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD
Panembahan Senopati Bantul.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan kemampuan dalam hal
manjemenen keperawatan baik pengelolaan sarana maupun kegiatan keperawatan
dalam tatanan klinik. Kemampuan manajemen diantaranya meliputi:
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan diruang Instalasi Gawat Darurat
RSUD Panembahan Senopati Bantul
b. Mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan
diruangan dengan pendekatan fungsi manajemen: perencanaan, pengorganisasian,
pengarah dan pengendalian.
c. Menentukan prioritas masalah berdasarkan hasil pengkajian
d. Merencanakan penyelesaian masalah berdasarkan prioritas masalah.
e. Mengimplementasikan tindakan sesuai dengan prioritas rencana tindakan yang
telah dirumuskan.
f. Melakukan simulasi sebagai kepala ruangan, perawat primer, dan associate dalam
melakukan pengorganisasian asuhan keperawatan.
g. Melakukan evaluasi pencapaian tujuan terhadap tindakan yang telah dilakukan.
D. Manfaat
1. Bagi Instalasi Gawat Darurat RSUD Panembahan Senopati Bantul
Praktek manajemen keperawatan ini dapat menambah pengetahuan khususnya dalam
lingkup manajemen keperawatan dengan memberikan gambaran pengetahuan kepada
perawat tentang MPKP diruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Panembahan Senopati
Bantul
2. Bagi Perawat Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Panembahan Senopati Bantul
Praktek manajemen keperawatan ini dapat membantu memberikan referensi serta
pengetahuan dalam peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien.

3. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu menerapkan teori yang telah didapat kedalam lingkup kerja yang
sebenarnya.
E. Cara Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data digunakan untuk identifikasi masalah dilakukan
dengan metode:
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses pelayanan,
keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung dilakukan ke
pasien.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat primer, perawat pelaksana,
keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien aru dan
pelayanan pasien.
3. Studi dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap
ruangan, dan inventaris ruangan.
4. Angket
Alat ukur (Kuesioner) yang terdiri dari kuensioner pelaksanaan universal precaution,
kuesioner instrument A (Studi dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan),
pelaksanaan tugas kepala ruang, pelaksanaan tugas PN, pelaksanaan tugas AN,
hubungan antara staf keperawatan, kuesioner hubungan profesional/kemitraan antara
staf keperawatan dengan dokter/tim kesehatan lain, pelaksanaan serah terima tugas
jaga (operan), kuesioner pelaksanaan orientasi pasien baru, pelaksanaan pemberian
informasi klien baru, pelaksanaan discharge planning, kuesioner langkah-langkah
pelaksanaan mencuci tangan yang benar, kuesioner pelaksanaan 6 patient safety,
kuesioner hubungan professional antara staf keperawatan dengan klien, kuesioner
pelaksanaan tugas kepala ruang keperawatan, kuesioner kajian actuating, kuesioner
kajian controlling, kuesioner ronde keperawatan, kuesioner pelaksanaan meeting
morning, kuesioner pre conference, kuesioner pelaksanaan post conference, kuesioner
pelaksanaan komunikasi teraupetik. Kuesioner instrumen B (Evaluasi kepuasan
pasien terhadap mutu asuhan keperawatan).
F. Kategori Penilaian
Setelah masing-masing data didapatkan kemudian akan dilakukan penilaian dengan
menggunakan peresentase lalu ditafsirkan dengan kalimat kualitatif berdasarkan kriteria
Rosyidi (2013) yaitu sebagai berikut:
1. Kriteria Baik (76-100%)
2. Kriteria Cukup (56-75%)
3. Kriteria Kurang (40-55%)
4. Kriteria Tidak Baik (<35)
G. Peserta Praktik
Mahasiswa tahap profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah tinggi ilmu
kesehatan Surya Global Yogyakarta yang sedang menjalani tahap profesi Ners angkatan
XXVIII stase manjemen keperawatan periode 30 Januari-25 Februari 2023 di Ruang
Instalasi gawat Darurat yang beranggotakan :
1. Rido Widodo : (24211535)
2. Novita sari khouw : (24211536)
3. Afiifah Izzati : (24211537)
4. Iin indriani : ( 24211538)
5. Syafitri : ( 24211539)
6. Noviyati Anggraita : ( 24211540
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Manajemen Keperawatan
1. Definisis manajemen
Manajemen merupakan proses bekerja dengan dan melalui orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen juga
merupakan proses pengumpulan dan pengorganisasian sumber-sumber dalam
mencapai tujuan melalui kerja orang lain yang mencerminkan kedinamisan
organisasi. Proses manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber-sumber daya
manusia, fisik dan teknologi (Rocket Manajemen, 2017).
Pengertian manajemen keperawatan menurut Werdati (2017), merupakan suatu
pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan
menjalankan empat fungsi manajemen antara lain: perencanaan, pengorganisasian,
motivasi dan pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan
memerlukan keterampilan- keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual
yangmendukung asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna
bagi masyarakat.
Berdasarkan uraian pengertian diatas menunjukkan bahwa manajemen
keperawatan perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan keperawatan di
masa depan, karena berkaitan dengan tuntutan profesi dan global bahwa setiap
perkembangan serta perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2016).
Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi, personil,
peralatan, metode dan fasilitas. Proses dalam manajemen keperawatan adalah
kelompok manajer dari tingkat pengelolaan tertinggi sampai terendah, yang
mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan
oleh tenaga keperawatan (Nursalam, 2016).
Dalam hal proses, proses manajemen keperawatan sesuai dengan pendekatan
sistem terbuka dimana masing-masing komponen saling berhubungan dan
berinteraksi yang dipengaruhi oleh lingkungan. Sistem tersebut terdiri dari enam
elemen yaitu: input, lingkungan, proses, output, control, dan umpan balik (feedback
mechanism).
Output adalah hasil asuhan keperawatan, pengembangan staff dan riset. Control
yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan termasuk budget dari bagian
keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat, prosedur yang terstandar dan
akreditasi. Mekanisme umpan balik berupa laporan finansial, audit keperawatan serta
survei kendali mutu (Nursalam, 2016).
Ciri-ciri dari asuhan keperawatan yang baik atau bermutu antara lain: memenuhi
standar profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek social,
ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati.
Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik (Nursalam, 2016).
B. Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan merupakan rangkaian dari beberapa kegiatan yang
berkaitan secara utuh dan konferhensip, yang dilakukan manajemen secara hukum, dari
proses perencanaan, proses peroganisasian, proses pelaksanaan danproses pengedalian,
daam rangka mencapai tujuan organisasi. Keempat proses itu merupakan iktisar dari
berbagai pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen. Proses manajemen
keperawatan dilakukan menggunakan sistem terbuka, masing- masing komponen saling
berkaitan, berinteraksi, dan dipengaruhi oleh lingkungan yang terdiri dari lima elemen,
yaitu dalam sistem terbuka meliputi (Goyena & Falis, 2019):
1. Input
Dalam proses menejemen keperawatan berupa informasi, personel, peralatan, dan
fasilitas. Proses pada umumnya melibatkan kelompok manajer dari tingkat pengelola
keperawatan tertinggi sampai pada perawat pelaksana yang mempunyai tugas dan
wewenang dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
2. Proses
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun bersama-
sama, didalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga
dalam fungsi mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar 9 manusia yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi
diri.
3. Output
Output atau keluaran dari proses manajemen keperawatan merupakan hasil atau
kualitas pemberian asuhan keperawatan, pengembangan staf, serta kegiatan penelitian
untuk menindak lanjuti hasil atau keluaran.
4. Control
Dalam proses manajemen keperawatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hasil. Control dapat dilakukan melalui penyusunan anggaran yang proporsional,
evaluasi penampilan kerja perawat, pembuat prosedur yang sesuai standar dan
akreditasi.
5. Mekanisme Umpan Balik (Feedback)
Diperlukan untuk menyelaraskan hasil dan perbaikan kegiatan yang akan datang.
Mekanisme umpan balik dapat dilakukan melalui laporan keuangan, audit
keperawatan, dan survei kendali mutu, serta penampilan kerja perawat.
C. Fungsi manajemen
Dalam manajemen secara umum maupun keperawatan dari masing-masing fungsi
tersebut (Goyen & Fallis, 2019):
1. Planning (Perencanaan)
Fungsi planning (perencanaan) adalah fungsi terpenting dalam manajemen, oleh
karena fungsi ini akan menentukan fungsi-fungsi manajemen lainnya. Fungsi
perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen secara keseluruhan.
Tanpa ada fungsi perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya akan dapat
dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan tuntutan terhadap
proses pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Planning adalah memutuskan
seberapa luas akan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang melakukannya.
Dibidang kesehatan perencanaan dapat didefenisikan sebagai proses untuk
menumbuhkan, merumuskan masalah-masalah kesehatan di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling
pokok, dan menyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
tersebut (Goyen & Fallis, 2019):
a. Tujuan Perencanaan
1) Untuk menimbulkan keberhasilan dalam mencapai sasaran dan tujuan.
2) Agar penggunaan personel dan fasilitas yang tersedia lebih efektif.
3) Membantu dalam koping dengan situasi kritis.
4) Meningkatkan efektivitas dalam hal biaya.
5) Membantu menurunkan elemen perubahan, karena perencanaan berdasarkan
masa lalu dan akan datang.
6) Dapat digunakan untuk menemukan kebutuhan untuk berubah.
7) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif.
b. Tahap dalam Perencanaan
1) Penting untuk melakukan kontrol yang lebih efektif.
2) Analisis situasi, bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
3) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah.
4) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
5) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program.
6) Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO).

Anda mungkin juga menyukai