DESIMINASI AWAL
MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG FIRDAUS RSU AMINAH BLITAR
Disusun Oleh :
Mengetahui,
( ) ( )
KATA PENGANTAR
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 MANFAAT
a. Bagi Rumah Sakit
Optimalisasi manajemen keperawatan diharapkan dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan sehingga dapat meningkatkan citra rumah sakit.
b. Bagi Ruangan
Optimalisasi manajemen keperawatan diharapkan dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan khususnya di Ruang Firdaus sehingga meningkatkan
mutu pemberian asuhan keperawatan oleh perawat dan tingkat kepuasan
pasien meningkat.
c. Bagi Mahasiswa
Usaha mengoptimalkan manajemen keperawatan diharapkan dapat
meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor mahasiswa dalam
penyusunan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendifinisikan empat
unsur, yakni standar, proses keperawatan dan sistem MAKP. Definisi tersebut
berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas
prosuksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai
tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen/keperawatan
dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud.
Unsur-unsur dalam praktik keperawatan dapat dibedakan menjadi empat,
yaitu standar, proses keperawatan dan sistem MAKP. Dalam menetapkan suatu
model, keempat hal tersebut harus menjadi bahan pertimbangan karena
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Proses keperawatan:
Standar Kebijakan Pengkajian
Institusi/Nasional Perencanaan
Intervensi
Evaluasi
Pasien/pasien
Kelebihan :
1. Manajemen klasik yang menekan efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan
pengawasan yang baik;
2. Sangat baik untuk dirumah sakit yang kekurangan tenaga;
3. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial, sedangkan
perawatan pasien diserahkan perawat junior dan atau belum berpengalaman.
Kelemahan :
1. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat;
2. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan;
3. Persepsi perawat cenderung pada tindakan keperawatan yang berkaitan
dengan keterampilan saja.
b. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap kelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 – 3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, tehnikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Kelebihan :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh;
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan
memberikan kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahan : Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
Konsep metode tim :
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
tehnik kepemimpinan;
2. Pentingnya komunikasi efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin;
3. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim;
4. Peran kepala ruangan penting dalam model tim, tim ini akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruangan.
Tanggung jawab anggota tim :
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya;
2. Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim;
3. Memberikan laporan.
Tanggung jawab ketua tim :
1. Membuat perencanaan;
2. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
3. Mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien;
4. Mengembangkan kemampuan anggota;
5. Menyelenggarakan
konferensi. Tanggung jawab
kepala ruangan :
1. Perencanaan :
- Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing-masing;
- Mengikuti serah terima pasien pada sif sebelumnya;
- Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi dan
persiapan pulang, bersama ketua tim;
- Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan;
- Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan;
- Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
- Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan dan asuhan,membimbing penerapan dan proses
keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi untuk
pemecah masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau
keluarga yang baru masuk.
- Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
- Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
- Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2. Pengorganisasian :
- Merumuskan metode penugasan yang di gunakan.
- Merumuskan tujuan metode penugasan.
- Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
- Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat.
- Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.
- Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
- Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek.
- Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat kepada
ketua tim.
- Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien.
- Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.
- Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan:
- Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
- Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik.
- Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan,dan
sikap.
- Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep pasien.
- Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
- Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
- Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
4. Pengawasan:
- Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang di
berikan kepada pasien.
- Melalui supervisi:
Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati
sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan, dan memperbaiki
pengawasan kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua ti;
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (
didokumentasikan ), mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
- Evaluasi ;
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah di susun bersama ketua tim.
Audit keperawatan.
Kepala Ruangan
c. MAKP Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk
sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada
kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini di
tandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus- menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan,dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Tim Medis Kepala Ruangan Sarana
PPI PPI
PA 1 PA 1
PA 2 PA 2
Pasien Pasien
RS
Dokter Kepala Ruangan Sarana RS
Perawat Primer
Pasien/Klien
Kelebihan:
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensip;
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri;
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien,perawat, dokter dan rumah sakit.
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa di manusiawikan karna
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan yang diberikan
bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan secara efektif terhadap pengobatan,
dukungan, proteksi, informasi dan advokasi. Dokter juga merasakan kepuasan
dengan model primer karena senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi
pasien yang selalu diperbarui dan komprehensif.
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif,self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis,
penuh pertimbangan, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Konsep dasar metode primer:
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Ada otonomi.
3. Ketertiban pasien dan
keluarga. Tugas perawat primer:
1. Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dines.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain atau perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
6. Menerima dan menyesuaikan rencana.
7. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
8. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat.
9. Membuat jadwal perjanjian klinis.
10. Mengadakan kunjungan rumah.
Peran kepala ruang/bangsal dalam metode primer :
1. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.
2. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
3. Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
4. Evaluasi kerja.
5. Merencanakan/menyelenggarakan pengembangan staf.
6. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi.
PP I PP II PP III PP IV
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
5.1 PENGORGANISASIAN
Untuk efektifitas pelaksanaan praktik manajemen keperawatan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan internal, maka kelompok menyusun struktur
organisasi sebagai berikut:
Ketua : Ganda Harsono
Sekretaris 1 : Niken Ayu Widhayanti
Sekretaris 2 : Hegar Bayu Pratama
Bendahara : Erfa yuninasiroh
Sie Perlengkapan : Dannis Setiawan
Sie Humas : Radhitya
Sie Dokumentasi : Yunas anugerah
Sie Konsumsi : Mutomimah
PJ Desiminasi : Dannis Setiawan
PJ MAKP : Ganda Harsono
PJ Timbang Terima : Niken Ayu Widhayanti
PJ Penerimaan Pasien Baru : Radhitya
PJ Dischard Planning : Hegar Bayu Pratama
PJ Supervisi : Yunas anugerah
PJ Sentralisasi Obat : Erfa yuninasiroh
PJ Ronde Keperawatan : Mutomimah
PJ Dokumentasi Keperawatan : Hegar Bayu Pratama
Adapun dalam pengelolaan ruang rawat maka diselenggarakan
pengorganisasian dengan pembagian peran sebagai berikut :
1. Kepala Ruangan
2. PPJA
3. Perawat pelaksana
5.2 MAN
5.2.1 Struktur Organisasi
KARU
Aulia Istiqomah, S.Kep.
Ns
SUPERVISOR
PA PA PA
JOHN FAISAL NIKEN A FATAH B
ILMA A LAILATUL
FERRY N
5.2.2 Ketenagaan
a. Keperawatan
No Kualifikasi Jumlah Prosentase
1. S1 Keperawatan 6 50%
2. DIII Keperawatan 6 50%
Jumlah 12 100%
Berdasarkan table diatas diinterpretasikan bahwa perawat diruang
Darussalam memiliki kapasitas yang sama yaitu 50% berpendidikan S1
Keperawatan dan 50% berpendidikan DIII Keperawatan.
b. Non Keperawatan
No. Kualifikasi Jumlah Presentase
1. Dokter Spesialis Penyakit Dalam 4 2,35 %
2. Dokter Spesialis Paru 2 1,18 %
3. Dokter Spesialis syaraf 2 1,18 %
4. Dokter Spesialis Anak 3 1,76 %
5. Dokter Umum 12 7,06 %
6. Dokter Spesialis Bedah 3 1,76 %
7. Dokter Spesialis Obsgyn 3 1,76 %
8. Dokter Spesialis Anastesi 2 1,18 %
10. Dokter Spesialis Mata 1 0,59 %
11. Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 0,59 %
12. Dokter Gigi 1 0,59 %
13. Dokter Spesialis Ortopedi 2 1,18 %
14. Dokter Spesialis THT 1 0,59 %
15. Dokter Spesialis Jantung 2 1,18 %
16. Dokter Spesialis Urologi 1 0,59 %
17. Dokter Spesialis Radiologi 2 1,18 %
18. Laboratorium 12 7,06 %
19. Radiologi 5 2,94 %
20. Rekamedis 15 8,82 %
21. Fisioterapi 3 1,76 %
22. PSDI 4 2,35 %
23. Bimbingan Rohani 3 1,76 %
24. SPI 1 0,59 %
25. Umum 2 1,18 %
26. Satpam 15 8,82 %
27. Sopir 5 2,94 %
28. Logistik 3 1,76 %
29. IPS 7 4,12 %
30. Kesling 8 4,71 %
31. Pelaksana Umum 2 1,18 %
32. Keuangan 4 2,35 %
33. Kasir 9 5,29 %
34. EDP 4 2,35 %
35. Customer Service 2 1,18 %
36. Keperawatan Struktural 4 2,35 %
37. Tenaga Gizi 15 8,82 %
38. Administrasi 2 1,18 %
39 Humas 3 1,76 %
Total 170 100 %
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan bahwa sebagian besar tenaga
non keperawatan di ruang Firdaus secara kuantitas sudah mencukupi.
4.2.3 Kualitas Tenaga
Berdasarkan hasil data yang didapat di Firdaus didapatkan kualifikasi tenaga keperawatan sebagai berikut:
No NAMA JENIS JABATAN PENDIDIKAN MASA KERJA DIKLAT YG DIIKUTI
TENAGA
PPJA
34
Jumlah tenaga lepas dinas per hari :
86 x 7 = 602 = 2,15 = 2
279 279
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang
Firdaus adalah 3 orang + 3 orang + 1 orang (kepala ruang dan wakil) = 7
orang
b. Kamis, 29-02-2024
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 8 8 x 0,17 = 1,36 10 x 0,14 = 1,4 5 x 0,07 = 0,35
Parsial 5 1 x 0,27 = 0,27 2 x 0,15 = 0,3 2 x 0,10 = 0,2
Total 2 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,30 = 0,6 2 x 0,20 = 0,04
Jumlah 15 2,35 2,3 0,59
2 2 1
Total tenaga perawat :
Pagi : 3 orang
Sore : 3 orang
Malam : 2 orang +
8 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari :
86 x 14 = 1204 = 4,31 = 4
279 279
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang
Firdaus adalah 10 orang + 2 orang + 2 orang (kepala ruang dan wakil)
= 14 orang
c. Jumat, 01-03-2024
Kualifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Jumlah Pagi Sore Malam
Ketergantungan Pasien
Minimal 5 9 x 0,17 = 1,53 10 x 0,14 = 1,4 7 x 0,07 = 0,49
Parsial 7 2 x 0,27 = 0,54 4 x 0,15 = 0,6 4 x 0,10 = 0,4
35
Total 3 3 x 0,36 = 1,8 6 x 0,30 = 1,8 5 x 0,20 = 1
Jumlah 15 3,15 3,8 1,89
3 4 2
Total tenaga perawat :
Pagi : 3 orang
Sore : 3 orang
Malam : 2 orang +
8 orang
Jumlah tenaga lepas dinas per hari :
86 x 20 = 1720 = 6,16 = 6
279 279
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang
Darussalam adalah 10 orang + 4 orang + 6 orang (kepala ruang dan wakil)
= 20 orang
b. Kamis, 29-02-2024
No. Shift VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 BOR
36
c. Jumat, 01-03-2024
No. Shift VIP Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 BOR
37
4.3 MATERIAL
4.3.1 Denah Ruang Firdaus
Barang masuk
ruangan
4.3.4 Inventaris Alat Tenaga Kesehatan
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak Standart Usulan
1 Tensi meter 3 3 2/Ruangan -
Dewasa
2 Tabung O2 1 1 2/Ruangan -
Transport
3 Oksimetri 3 3 2/Ruangan -
4 Suction 1 1 1/Ruangan -
5 Thermometer 5 4 1 5/Ruangan -
6 Korentang + 1 1 2/Ruangan -
Tempat
7 Verbending Set 3 3 5/Ruangan -
Steril
8 Timbangan berat 1 1 1/Ruangan -
badan
9 Ambu bag 2 2 1/Ruangan -
10 Tromol kasa besar 2 2 2/Ruangan -
/kecil
11 Tourniquet 2 2 2/Ruangan -
12 Masker NRBM 2 2 2/Ruangan -
dewasa/anak
13 Masker canul 2 2 2/Ruangan -
dewasa/anak
14 Kasur dekubitus 1 1 1/Ruangan -
15 Gunting verband 2 2 2/Ruangan -
16 Stetoscop dewasa 2 2 2/Ruangan -
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data bahwa beberapa alat medis yang
biasa digunakan seperti tensimeter, termomether, stethoskop, peralatan rawat luka,
sudah memenuhi standart dalam jumlah maupun fungsi, namun juga masih ada
beberapa peralatan yang masih belum memenuhi standart jumlah.
4.3.5 Inventaris ART
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Baik Rusak Standart Usulan
1 1 1 2-3 /Ruangan Perlu
Kursi roda
ditambah
2 Brancart 1 1 1 /Ruangan -
3 Lemari obat 1 1 1 /Ruangan -
emergency
4 Light Cast 1 1 1 /Ruangan -
5 1 1 1-2 /Ruangan Perlu
Lampu senter
ditambah
6 Meja pasien 23 23 1:1 -
7 Standard infus 25 25 1:1 -
8 8 8 8 /Ruangan -
Baskom mandi
9 Nampan 3 3 2-3 /Ruangan -
10 Tempat tidur 23 23 1:1 -
fungsional
dewasa
11 Troli injeksi 1 1 1 /Ruangan -
12 Troli emergency 1 1 1 /Ruangan -
13 Troli rawat luka 1 1 1 /Ruangan -
14 Troli Laken 1 1 1 /Ruangan -
15 Dorongan O2 1 1 1 /Ruangan -
16 Kran air 11 11 1:1 -
17 Baki 25 25 5 /Ruangan -
18 Tempat sampah 9 9 1:1 -
pasien besar
tertutup
19 Tempat sampah 6 6 2 /Ruangan -
medis
20 Komputer 3 3 3 /Ruangan -
21 Printer 1 1 1 /Ruangan -
22 Ners call 1 1 1 /Ruangan -
23 Telefon ruangan 1 1 1 /Ruangan -
24 Loker alat tulis 1 1 1 /Ruangan -
25 Loker obat oral 23 23 1:1 kamar -
26 Apar 1 1 2 /Ruangan -
27 CCTV 1 1 1 /Ruangan -
28 Kamar mandi+WC 9 9 2 /Ruangan -
29 Kipas angin 17 17 2 /Ruangan -
30 Spoelhook 1 1 1 /Ruangan -
31 Jam dinding 9 9 1 /Ruangan -
32 Wasteful 10 10 1 /Ruangan -
33 Handscrub 14 14 1 /Ruangan -
34 Handwash 10 10 1 /Ruangan -
35 Tempat tissue 10 10 1 /Ruangan -
36 Lemari obat Hight 1 1 1 /Ruangan -
Alert
37 Tempat file karu 1 1 1 /Ruangan -
38 Dispenser 1 1 1 /Ruangan -
39 Galon 1 1 1 / Ruangan -
40 Kulkas 1 1 1 /Ruangan -
41 Paket untuk pasien 20 20 1:1 -
42 Ember air panas+ 10 10 1 /Ruangan -
gayung
43 Tempat leaflet 1 1 1 /Ruangan -
44 Cermin 1 1 1 /Ruangan -
45 Kasur pasien 23 23 1:1 -
46 Bantal 23 23 1:1 -
47 Lampu tindakan 1 1 1 /Ruangan
Berdasarkan tabel diatas didapatkan data peralatan rumah tangga seperti
lampu sorot, gelas, tempat makan, standart infus, tempat tidur, sudah memenuhi
standart dalam jumlah maupun fungsi, namun juga masih ada beberapa peralatan
yang belum memenuhi standart dan perlu diperbaiki.
4.3.6 Inventaris Alat Pencatatan dan Pelaporan
a. Pre Conference
Rekapitulasi Uraian Pre Conference di Ruang Firdaus 19-21 Februari 2024
Tanggal
No. Aspek Yang Dinilai 28 29 01 Ket
1 Semua anggota tim hadir dalam diskusi awal/konferensi awal √ √ √
Memberi pengarahan kepada anggota tim,tentang rencana √ √ √
2
asuhan pasien kepada hari tersebut
3 Memberi penugasan kepada anggota tim bila ada pasien baru √ √ √
4 Memberi kesempatan kepada anggota tim untuk bertanya √ √ √
5 Memberi penekanan kepada hal-hal yang perlu diperhatikan √ √ √
Membahas pasien-pasien yang menjadi prioritas pada shift √ √ √
6
tersebut
Menanyakan kesiapan fisik dan mental anggota dalam √ √ √
7
melakukan asuhan keperawatan
8 Semua anggota tim menyepakati diskusi akhir √ √ √
Total 8 8 8
100 100 100
Prosentase
% % %
Rata-rata 100%
4.4.8 Dokumentasi
Sampai saat ini pendokumentasian di Ruang Firdaus menggunakan SOR
(Source Orientged Record). Sistem SOR yaitu sistem pendokumentasian yang
berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan yaitu: dokter, perawat, ahli
gizi, laboratorium, dan sebagainya.
Selain itu tersedia sarana prasarana untuk tenaga kesehatan seperti tenaga
administrasi dan lembar dokumentasi. Dalam dokumentasi keperawatan,
pengkajian menggunakan model ROS dan diagnose keperawatan sampai evaluasi
menggunakan format DAR. Ruang Firdaus pendokumentasian askep belum
menggunakan sistem komputerisasi, namun sudah menggunakan sistim contreng
pada lembar ASKEP yang sudah disediakan.
Dari observasi yang telah dilakukan diperoleh data seperti dibawah:
A PENGKAJIAN 1 2 3 4 5 6
1 Mencatat data yang 1 1 1 1 1 1
dikaji sesuai dengan
pedoman (sosial,
spiritual) dengan lengkap
2 Pengkajian data 0 1 1 1 1 1
dikelompokan (bio- Pengkaji
psiko) dengan lengkap an CRT,
Reflek
cahaya,
dan akral
tidak
diisi
3 Data dikaji sejak pasien 1 1 1 1 1 1
masuk sampai pulang
4 Masalah dirumuskan 1 1 1 1 1 1
berdasarkan kesenjangan
antara status kesehatan
dengan norma pola
fungsi kehidupan
Sub Total 3 4 4 4 4 4
d. Tarif BPJS
Free sesuai HAK kelas
e. Tarif Konsultasi
Biaya
Jenis Pelayanan
BPJS UMUM
Konsultasi Dokter
Kelas VIP Rp. 72.000 Rp. 120.000
Kelas I Rp. 45.000 Rp. 105.000
Kelas II Rp. 42.000 Rp. 90.000
Kelas III Rp. 37.500 Rp. 75.000
4.6 MUTU
4.6.1 Efisiensi Ruang Rawat Inap
Indikator Efisiensi Ruang (Standar yang digunakan di Ruang Darussalam
RSU AMINAH BLITAR).
No Indikator Standar
1 BOR 60-85%
2 BTO 5 – 7 hari
a. BOR
Jumlah tempat tidur adalah 22 TT. Jumlah pasien rata-rata periode
bulan Februari 2024 di Ruang Firdaus.
Hari Hari
No. Bulan Perawatan Perawatan BOR
Cakupan maksimal
1. Februari 2024 1362 29 47%
Berdasarkan data diatas didapatkan BOR pada bulan Februari 2024
adalah 47%, dengan demikian jumlah BOR belum sesuai standar.
Jumlah rata-rata pasien periode Februari 2024 di RSU Aminah Blitar
No. Ruang Pasien Bed HP BOR
1. Firdaus 454 29 1362 47%
Berdasarkan data diatas didapatkan BOR pada bulan Februari 2024
adalah 47%, dengan demikian jumlah BOR belum sesuai standar.
b. BTO ( Bed Turn Over)
BTO yaitu frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam
satu satuan waktu tertentu (biasanya 1 tahun) tempat tidur rumah sakit
dipakai. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari pada
pemakaian tempat tidur.
Data bulan Februari 2024
No. Ruang Pasien Bed HP
1. Firdaus 152 29 589
Berdasarkan data yang didapatkan pada bulan Februari 2024 rata-
rata tempat tidur terpakai dalam 1 bulan adalah 4,70 kali.
c. Perbandingan BOR, dan BTO pada Bulan Februari 2024.
No. Indikator Standar Bulan Juni
1. BOR 60-85% 57,93%
2. BTO 5-7 hari 4,70
Dari perbandingan diatas telah diketahui bahwa jumlah rata-rata
pasien belum sesuai standar, rata-rata lama perawatan pasien sudah sesuai
standar, rata-rata lama tempat tidur kosong sudah sesuai standar, dan
frekuensi pemakaian tempat tidur sudah sesuai standar.
4.6.2 Pasien Savety
Dari observasi yang telah dilakukan diperoleh data seperti dibawah:
No Pernyataan Ya Tidak Keterangan
Sasaran 1 :
Ketepatan Identifikasi Pasien
1 Pemakaian gelang identitas √
Sasaran 2 :
Peningkatan Komunikasi yang Efektif
5 Komunikasi terapeutik antara √
dengan perawat
7 Perawat menggunakan komunikasi √
decubitus
24 Perawat dalam melakukan tindakan √
tidur pasien
27 Memasang restrain pada pasien √
Jumlah 6 100%
Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada pasien pada tanggal Februari-
April 2024 didapatkan hasil 100% pasien merasa sangat puas dengan pelayanan
yang diberikan. Akan tetapi 3 dari 6 responden menjawab kuesioner pada poin
nomor 14 tidak puas terhadap peraturan atau tata tertib rumah sakit saat pertama
kali rawat inap. Hal ini dapat disimpulkan bahwa, pasien sudah merasa sangat
puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat di ruang Firdaus.
4.7 MARKETING
Dalam melakukan pemasaran RSU Aminah Blitar menggunakan Radio,
sosial media, baksos, serta bekerja sama dengan lebih dari 20 perusahaan
asuransi, antara lain:
a. Bakti sosial dan cek kesehatan gratis di Ds. Pulorejo Kec. Bakung dalam
rangka Milad Muhammadiyah ke 109
b. Bakti sosial di Panti Pondok Lansia Bendelonje Kendalrejo Talun,
dalam rangka hari ibu
c. RSU Aminah mengadakan kegiatan khitan massal yang diselenggarakan
di HK Garage Jimbe Kademangan
d. Pengadaan peduli kepada Sobat Aminah bagi penyandang disabiita
e. Bakti sosial pengobatan gratis kegiatan Suling (subuh keliling)
KEMENAG di Masjid Baitunnur
f. Kegiatan Lazismu RSU Aminah membantu daerah kekeringan d
Kademangan
g. Layanan katering sehat bagi penderita Covid yang isoman
h. kantor layanan Lazismu RSU Aminah kepada Panti Asuhan Entreprenur
Pojok Garum, Panti Asuhan Muhammadiyah Al – Falah Al – Ma’un dan
juga para duafa lingkungan di sekitar RS
DAFTAR PUSTAKA
68