DISUSUN OLEH:
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk melengkapi
tugas ini.Akhir kata, kami berharap bahwa tugas yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Kelompok 1A
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan Kesehatan yang menyelengarakan
pelayanan Kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan dan gawat darurat (KemenkesRI, 2020). Terlaksananya suatu proses
secara professional tentunya diperlukan suatu sistem yang terintegrasi dengan baik
yang disebut manajemen. Manajemen merupakan proses untuk melaksanakan
pekerjaan melalui orang lain. Menurut Fitria & Husaini (2019) menyatakan bahwa
manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka mencapai tujuan dalam batas- batas yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi. Manajemen sebagai ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan
sumber daya secara efesien, efektif, dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen keperawatan adalah suatu proses
bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan
bantuan terhadap para pasien yang diatur sedemikian rupa sehingga tujuan pelayanan
dan asuhan keperawatan dapat tercapai.
Rumah sakit sebagai salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, sering kali
mengalami permasalahan yang menyangkut tentang ketidakpuasan masyarakat
terhadap mutu pelayanan rumah sakit yang dianggap kurang memadai atau
memuaskan. Dalam rangka menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan, maka salah
satu aspek yang perlu mendapat perhatian adalah kualitas pelayanan keperawatan
(Nurhidayah, 2014).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Analisa SWOT dalam suatu rumah sakit?
2. Bagaimana Diagram Layang dalam Analisa SWOT?
3. Apa saja prioritas masalah yang sering dihadapi dalam suatu rumah sakit melalui
Analisa SWOT?
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2) Ronde keperawatan
3) Sentaralisasi obat
4) Discharge planning
5) Supervisi keperawatan
6) Dokumentasi keperawatan
2) Ronde keperawatan
3) Sentaralisasi obat
4) Discharge planning
5) Supervisi keperawatan
6) Dokumentasi keperawatan
f. Mengevaluasi rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Praktik Keperawatan Profesional, meliputi:
1) Timbang terima
2) Ronde keperawatan
3) Sentaralisasi obat
4) Discharge planning
5) Supervisi keperawatan
D. MANFAAT
1. Bagi Pasien
TINJAUAN TEORI
A. TINJAUAN TEORI
B. Definisi
Keperawatan profesional Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
keperawatan yang profesional merupakan praktek keperawatan yangdilandasi oleh
nilai-nilai profesional, yaitu mempunyai otonomi dalam pekerjaannya, bertanggung
jawab dan bertanggung gugat, pengambilan keputusan yang mandiri, kolaborasi
dengan disiplin lain, pemberian pembelaan dan memfasilitasi kepentingan klien.
Tuntutan terhadap kualitas pelayanan keperawatan mendorong perubahan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan bermutu. Dalam memberikan
asuhan keperawatan yang profesional diperlukan sebuah pendekatan manajemen yang
memungkinkan diterapkannya metode penugasan yang dapat mendukung penerapan
perawatan yang profesional di rumah sakit (Marquis, 2010).
Model praktek keperawatan profesianal (MPKP) adalah salah satu metode
pelayanan keperawatan yang merupakan suatu system, struktur, proses dan nilai-nilai
yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP telah
dilaksanakan dibeberapa negara, termasuk rumah sakit di Indonesia sebagai suatu
upaya manajemen rumah sakit untuk meningkatkan asuhan keperawatan melalui
beberapa kegiatan yang menunjang kegiatan keperawatan profesional yang sistematik.
Penerapan MPKP menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas. Metode
ini sangat menekankan kualitas kinerja tenaga keperawatan yang berfokus pada
profesionalisme keperawatan antara lain melalui penerapan standar asuhan
keperawatan.
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur,
yakni : standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP.
Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan
kualitas produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai
tersebut sebagai sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan
pelayanan kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat
terwujud (Nursalam, 2014).
Beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan sistem MAKP adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang mendefinisikan empat unsur, yakni : standar, proses keperawatan,
pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP untuk mengatur pemberian asuhan
keperawatan.
2) Kekurangan
a) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien bertugas.
b) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas
rutin yang sederhana terlewatkan.
c. Metode TIM
1) Kelebihan
2) Kekurangan
a. Moral perawat profesional melakukan tugas non profesional
b. Tidak dapat dikerjakan perawat non profesional
c. Membingungkan
d. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanngung jawab
e. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar
yang sama
2. Pengkajian
a. M1 (Man)
1) Struktur organisasi
2) Jumlah ketenagaan
a) Tenaga Keperawatan
b) Tenaga Non-Keperawatan
Manajemen
Bangsal, PMKP
2. Ns. Ni Luh Made Wakil Kepala Sarjana BTCLS, CI,
Nyeri,
Komunikasi
efektif,
Perawatan
Pasien
Orthopedi.
4. Ida Ayu Sri Kepala Tim II DIII BTCLS,
Keperawatan PPI,
Widiastuti, Amd.
K3RS, EWS,
Kep
PMKP, Code
Blue,
Komunikasi
Efektif,
Perawatan Luka,
Manajemen
Nyeri, Perawatan
pasien orthopedi
5. Kadek Dwi Anggota Tim I DIII BTCLS
Kep
10. Putu Eva Anggota Tim II DIII BTCLS
Lingganuari, A. Keperawatan
Md. Kep
11. Ns. Deva Eddy Anggota Tim II S1 BTCLS,
Manajemen
(konservasi
RS)
12. Ni Wayan Mira Anggota Tim II DIII APAR, triage,
Anjasari, Amd. Keperawatan BHD, BLS,
Kep
BTCLS
13. Ni Putu Nita Sari, Anggota Tim II DIII BTCLS
c) Pembagian Tugas
3. Menyusun
kebutuhan staf,
krbutuhan alat,
4. Menyusun maping
pelatihan dan
rencana
pengembangan staf
Promosi 1. Mensosialisasikan
peraturan atau
kebijakan pihak
terkait
keselamatan pasien
ruangan / unit
2. Menjaga mutu
pelayanan dan
keselamatan pasien
di ruangan / unit
pelayanan
Advokasi 1. Melakukan
pengawasan dan
pendampingan
pasien
2. Staff Administratif 1. Melakukan
dokumentasi semua
aspek keperawatan
pasien secara
efektif, akurat, dan
jelas
Jaminan mutu 1. Memberikan asuhan
keperawatan
(pengkajian,
implementasi, dan
evaluasi)
2. Melakukan
prioritas
perencanaan
keperawatan,
memberikan
jastifikasi, dan
manajemen waktu
secara efektif
3. Melakukan
penilaian resiko
seperti resiko
decubitus, resiko
jatuh, penilaian
nutrisi, penilaian
nyeri, dan penilaian
infeksi nosocomial
4. Melakukan
tindakan teknis
tindakan
keperawatan dasar
dan khusus secara
aman dan akurat
5. Menjaga rahasia dan
privasi pasien
6. Memberikan
pelayanan yang
professional tanpa
memandang status
pasien dan bekerja
sesuai standard an
aturan yang berlaku
7. Mengembangkan
komunikasi
terapeutik dengan
pasien, anggota
keluarga, serta
komunikasi efektif
dengan tim
kesehatan lain
8. Menerapkan
prinsip-prinsip
pengendalian
infeksi seperti cuci
tangan, prosedur
aseptic secara tepat
9. Menunjukan
pengetahuan dan
keterampilan yang
baik tentang
pemberian obat
secara aman
10. Menerapkan pasien
safety melalui
identifikasi resiko,
pelaporan insiden
serta menjaga
lingkungan kerja
yang aman, bersih,
dan mengutamakan
keselamatan pasien
13. Melaksanakan
kewenangan klisis
sesjuai dengan PK
Promosi 1. Memberikan
penjelasan tentang
rencana asuhan
keperawatan dan
tindakan
keperawatan yang
akan dilakukan
Advokasi 1. Melakukan
2. Melakukan
pendampingan
pasien
d) Bed Occupancy rate (BOR), ALOS, TOI, BTO Ruang Rawat Inap dan
Kelolaan
(1) BOR
= 74 X 100%
13 x 7
= 74 X 100%
91
= 0,81 x 100%
= 81 %
Perhitungan BOR pasien kelolaan setiap kamar (kelas) terdiri dari Kelas I, Kelas
II, dan Kelas III tanggal 10 Mei 2021 di Ruang Cermai RSUD Klungkung.
Perhitungan BOR
Tanggal 10 Mei 2021
(2) ALOS
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 10 – 16 Mei 2021 di Ruang Cermai
RSUD Klungkung, didapatkan rata-rata lama rawat seorang pasien dengan
perumusan ALOS sebagai berikut
ALOS =
= 3,57 = 4 hari
(13 x 7) − 25
TOI = 7
TOI =
TOI = = 9,4
= 9 hari
e) Beban Kerja
(1) Perhitungan Menurut Rumus Gilles
= 5,01 jam/pasien/hari
C : Jumlah hari/tahun
=
= 11,83 = 12 orang
= 2,95 = 3 orang
Diketahui:
Parsial care :7
Total care :4
1,44 0,8
Jumlah 12 3,67 2,53 1,64
4 orang 3 orang 2 orang
4+3+2 = 9 orang
= x9
= x9
= 2,44 = 2 orang
b) Utara : Hemodialisa
a) Fasilitas pasien
Fasilitas Pasien
Keadaan barang
Jumlah
No Nama Barang Baik Kuran Rusak
Barang
g baik berat
1 Tempat tidur 13 12 - -
2 Sarung bantal 30 30 - -
3 Seprai 39 39 - -
4 Selimut 38 38 - -
5 Perlak 32 32 - -
6 Stik laken 35 35 - -
7 Sampiran/sekat 2 2 - -
8 Korden sampiran 13 13 - -
9 Baju operasi 10 10 - -
10 Duk lubang 3 3 - -
11 Bantal 25 25 - -
12 Kursi penunggu 15 15 - -
13 Lemari 13 13 - -
14 AC 2 2 - -
15 WC/toilet 3 3 - -
16 Wastafel 2 2 - -
17 Kursi roda 2 2 - -
18 Kipas 3 3 - -
19 Lift 1 1 - -
20 Tempat cucian 1 1 - -
21 Sampah medis/non 4 4 - -
medis
b) Fasilitas perawat
Fasilitas Perawat
Keadaan barang
Jumlah
No Nama Barang Baik Kurang Rusak
Barang
baik berat
1 Meja resepstionis 1 1 - -
2 Kursi lipat 3 3 - -
3 Bangku injak 4 4 - -
4 Loker katun 1 1 - -
5 bantal 1 1 - -
6 Dispenser 1 1 - -
7 kursi 8 8 - -
8 Kulkas obat 1 1 - -
9 lemari 1 1 - -
10 wastafel 1 1 - -
11 Wc/toilet 1 1 - -
12 Rak buku 1 1 - -
13 Kotak saran 1 1 - -
14 Jam dingding 1 1 - -
15 kasur 1 1 - -
16 AC portable 1 1 - -
17 handuk 1 1 - -
18 Tissue 1 1 - -
c) Alat Medis/Keperawatan
Alat Medis/Keperawatan
Keadaan barang
Jumlah
No Nama Barang Baik Kuran Rusak
Barang
g baik berat
1 Alat pemadam portable 1 1 - -
2 Diagnostik set 1 1 - -
3 Infusing stand 13 13 - -
4 Oksigen regulator 8 8 - -
5 Trolly instrument 1 1 - -
6 EKG 1 1 - -
7 Tensimeter + manzet dewasa 2 2 - -
8 Blood warmer 1 1 - -
9 Stetoskop 2 2 - -
10 Termometer digital 3 3 - -
11 Saturasi oksigen 1 1 - -
12 Trolly emergency 1 1 - -
13 Lemari obat 2 2 - -
14 Lemari laken 1 1 - -
15 Bengkok 1 1 - -
16 Tempat sampah infeksius 1 1 - -
17 Tempat sampah non infeksius 2 2 - -
18 Tempat sampah botol/vial 1 1 - -
19 Tempat sampah botol infus 1 1 - -
20 Safety Box 2 2 - -
21 Blood box 1 1 - -
22 Tensimeter digital 1 1 - -
23 Timbangan dewasa 1 1 - -
24 Senter 1 1 - -
25 Rong spatel 2 2 - -
26 Oxymetri 2 2 - -
27 Blood warmer 1 1 - -
28 Nebulizer 1 1 - -
29 Suction 1 1 - -
30 Amu bag dewasa 2 2 - -
31 Weel chair 1 1 - -
32 Truno gas 1 1 - -
d) Administrasi penunjang
Administrasi penunjang
Keadaan barang
Jumlah
No Nama Barang Baik Kurang Rusak
Barang
baik berat
1 Buku pinjaman alat 2 2 - -
2 Buku visite 1 1 - -
3 Buku SPO 1 1 - -
4 Buku amprahan 2 2 - -
5 Buku laporan situasi 1 1 - -
pelayanan
6 Buku rapat 3 4 - -
7 Buku laporan kematian 1 1 - -
8 Buku mutase alat 1 1 - -
9 Buku tamu 1 1 - -
10 Buku oeperan jaga staf 1 1 - -
11 Buku saran 1 1 - -
12 Buku operan alat 1 1 - -
11 Buku pasien APS 1 1 - -
12 Buku pembagian tugas 1 1 - -
13 Buku pendataanpasien 2 2 - -
beresiko tinggi
14 Buku catatan ganti laken 1 1 - -
15 Buku rujukan 1 1 - -
16 Buku nomor surat opname 1 1 - -
17 Buku obat sentral 1 1 - -
18 Buku kerusakan 1 1 - -
19 Buku administrasi 1 1 - -
20 Buku tim 2 2 - -
21 Buku laundry 2 2 - -
22 Buku CSSD 1 1 - -
23 Buku jadwal 1 1 - -
24 Buku espedisi radiologi 1 1 - -
25 Buku amprahan radiologi 1 1 - -
26 Buku komplin 1 1 - -
27 Buku RKBU 1 1 - -
28 Buku cattaan sosialisasi 1 1 - -
29 Buku BCP 1 1 - -
c. M3 (Metode)
1) Kajian teori
1) Kajian teori
1) Kajian teori
1) Kajian teori
1) Kajian teori
1) Kajian teori
1) Kajian teori
UGD
2. Rawat Surat permintaan dirawat Perawat
Cermai)
Lembar verifikasi pasien Perawat
Resume pasien masuk dan keluar Perawat
Catatan perkembangan pasien Perawat
Pengkajian keperawatan Perawat
Catatan KIE Perawat
Rekonsiliasi obat Perawat
Asuhan gizi rawat inap Perawat
dan ahli
Gizi
Monitoring perburukan pasien Perawat
Informed concent Perawat
Timbang terima antar ruangan Perawat
Ceklist pulang pasien Perawat
dan dokter
Perencanaan pulang Dokter
Surat kontrol Dokter
d. M4 (Money)
1) Pengelolaan Anggaran
1. Komponen jasa layanan rawat inap terdiri atas jasa medic, jasa keperawatan dan
jasa non medik.
2. Jasa medik merupakan jasa visite dokter spesialis sebagai penanggung jawab
utama yang dibayarkan 1 kali per hari.
e. M5 (Market)
1) Kasus terbanyak
5%3%
7% 18%
7%
8% 17%
10%
12% 13%
Berdasarkan data tiga bulan terakhir (bulan Februari – April 2021) didapatkan
data bahwa dari 18 kasus penyakit di Ruang Cermai RSUD Klungkung yang
termasuk 10 besar adalah kasus Pneumonia dengan persentase 18%.
a. Kepuasan pasien
a) Metode Douglas
Total tenaga perawat yang Jumlah tenaga lepas dinas per hari Jumlah perawat yang
dibutuhkan yaitu : dibutuhkan di ruang jepun
86x7 602
= = 2,02
Pagi : 3 orang
297
297
Siang : 3 orang 7+2+2 perawat structural : 11
orang
Malam : 1 orang
Jadi total : 2 orang
Total : 7 orang
Angka 297 merupakan jumlah hari kerja efektif dalam satu tahun
b) Metode Gilies
Menurut Gillies Rumus Kebutuhan Tenaga Keperawatan disatu unit perawatan adalah sebagai
berikut : axbxc f
= =h
(c-d) x e g
Ket:
1) Jumlah kebutuhan keperawatan yang dibutuhkan klien per hari sesuai rumus baku
gillies adalah
(1) Waktu perawatan langsung
(self care) = ½ x 4 = 2 jam
Ilustrasi kasus
Di Ruang Jepun, RSU Bunga, selama periode 6 bulan (1 Juli 2021 – Desember 2021) 184
hari. memiliki kapasitas tempat tidur 16 TT, jumlah rata-rata pasien yang dirawat perhari
yaitu 20 pasien, jumlah pasien mati seluruhnya 8. Di Ruang Jepun saat ini terdapat 15 pasien
dengan 9 pasien dengan perawatan minimal, 4 pasien dengan perawatan parsial dan 2 pasien
dengan perawatan total.
a) Keperawatan langsung
Perawatan minimal = 9 orang x 2 jam = 18 jam
c) Penyuluhan Kesehatan
15 orang x 0,25 jam = 3,75 jam
c) Metode Nina
Di Ruang Cermai, RSUD KLUNGKUNG, selama periode 6 bulan (1 Juli 2021 –
Desember 2021) 184 hari. memiliki kapasitas tempat tidur 16 TT, jumlah rata-rata pasien
yang dirawat perhari yaitu 20 pasien, jumlah pasien mati seluruhnya 8. Di Ruang cermai
saat ini terdapat 15 pasien dengan 9 pasien dengan perawatan minimal, 4 pasien dengan
perawatan parsial dan 2 pasien dengan perawatan total. Rata-rata jam perawatan perhari
yaitu 5 jam/hari.
1) Tahap I
A : 5 jam perhari
2) Tahap II
B: A x TT = 5 jam x 16 TT
= 80 jam
3) Tahap III
C : B x 365
= 80 Jam x 365
= 29.200 jam
4) Tahap IV
D = C x BOR
= 29.200 x 7,5
80 = 2.737
80
5) Tahap V
E = D : 1878
= 2.737 : 1878
= 1, 475
= 2 orang
G.
H. ROLE PLAY BERMAIN PERAN
1. SUPERVISI
a) Alur
PP 1 PP 2
Penilaian 3F
1. Penyampaian penilaian
(fair)
2. Umpan balik (feed back)
PA PA 3. Tindak lanjut (Follow PASCA
Up) , pemecahan masalah
dan reward
Supervisi
KETERANGAN :
Struktur Organisasi:
b) Skenario:
Di Ruang Rawat Inap Cendrawasih terdapat Klien atas nama Tn. N mengeluh
tangan sebelah kiri terasa nyeri, karena terdapat luka yang diakibatkan oleh tangan
pasien masuk ke mesin penggiling padi. Tangan sebelah kiri pasien mengalami luka
dengan panjang ± 30 cm dan lebar ± 7 cm. pada jari ke-5 dan ke-4 pasien mengalami
fraktur. Pada luka pasien terdapat biji padi hasil pemeriksaan tanda – tanda vital :
Tekanan Darah: 146/80 mmHg, Nadi: 91 x/menit, RR: 22 x/menit, Suhu: 36,6oC. Pada
hari yang sama kepala ruangan akan melakukan supervise terhadap tindakan yang
akan dilakukan oleh perawat. Di ruang keperawatan kepala ruangan menyampaikan
maksud dan tujuan kepada perawat primer dan perawat asosiasi.
PP : “Benar pak, hari ini di jam 09.00 terdapat jadwal pemberian obat antibiotic pada
pasien atas nama Tn.N pada kamar no.2”
PA1 dan PA2 telah selesai menyiapkan alat dan bahan untuk pemberian obat
antibiotic kemudian melaporkan jika semuanya sudah siap
PA1: “semua alat dan bahan untuk pemberian obat melalui IV sudah siap pak.”
Karu: “Baik, pada hari ini kita mempunyai 1 pasien yang akan dilakukan pemberian
obat. Jadi, untuk format penilaian yang akan dilakukan supervisi pada hari ini saya
akan melakukan beberapa penilaian terhadap tindakan yang akan dilakukan dan nanti
saya akan memberikan penilaian terhadap beberapa peralatan instrument tindakan
seperti teknik pemberian obat, cara kalian menjelaskan pada pasien fungsi obat yang
diberikan serta Teknik steril yang kalian terapkan dan perawatan balutan yang benar.
Mungkin ini ada beberapa format/instrumen penilaian yang akan digunakan, silahkan
dibaca.”
Karu : “Baik jika sudah, kita langsung saja menuju ke kamar pasien ya.”
Setelah semuanya siap Karu, PP, PA1 dan PA2, ke ruangan pasien
PP: “Baik pak, kami akan memberikan obat antibiotic ya pak melalui infus dengan
tujuan agar tidak terjadi infeksi pada luka di tangan kiri bapak. Nanti saat disuntikan
mungkin terasa sedikit perih tapi tidak terlalu sakit ya pak, jika perih bisa langsung
bilang pada kami ya. Bagaimana pak, apa diperbolehkan?”
Kemudian PA1 dan PA2 melakukan pemberian obat antibiotic melalui IV pada Tn.N.
Setelah beberapa saat PA1 dan PA2 sudah selesai melakukan pemberian obat
PP : “bapak, obatnya sudah kami suntikan, bagaimana rasanya pak? Apa ada yang
perih?”
PP :” baiklah kalau begitu, 15 menit kedepan, perawat kami akan kembali untuk
melakukan tindakan lainnya. Terimakasih atas kerjasamanya ya pak. Kami permisi.”
PP : “Baik pak, saya menyadari akan hal itu dan saya akan memperbaikinya”
Karu : “Tindakan itu memang sepele terlihat namun itu bisa saja berdampak besar
pada pasien karena bisa menyebabkan infeksi masuk melalui three way yang belum
dibersihkan. Secara keseluruhan sudah sangat bagus Tindakan yang kalian lakukan.
Saya harap itu dipertahankan yang sudah bagus dan diperbaiki untuk kesalahan-
kesalahannya mengerti?”
PP : “ mengerti pak.”
Karu :” Oke, Sepertinya hanya itu yang bisa saya sampaikan jika ada perkataan saya
yang salah saya mohon maaf, saya akhiri pertemuan ini. Terimakasih”
PP : “Baik pak, terimakasih masukannya untuk hari ini, lain kali saya usahakan
untuk melakukan komunikasi terapeutik yang lebih baik, dan kesalahan hari ini tidak
terulang kembali pak.”
PP dan PA1 & PA2 kembali ke ruangnya dan Karu melakukan dokumentasi
keperawatan untuk hasil supervise.
2. Sentralisasi Obat
a) Alur:
DOKTER
Koordinasi dengan
perawat
Pasien/Keluarga
Farmasi/ Apotek
Pasien Keluarga /
Struktur Organisasi
a) Dokter : Santika
g) Pasien : Panji
Setelah itu, dokter dan perawat langsung menuju keruangan pasien untuk memeriksa
keadaan pasien.
Keluarga pasien pergi ke apotik untuk mengambil obat setelah sampai di apotik
keluarga pasien menyerahkan resep kepada apoteker. keluarga menunggu obat yang
telah di resepkan.
Setelah selesai mengambil obat ke apotik keluarga pasien kembali keruangan untuk
menyerahkan obat yang di dapatkan di apotik.
Setelah itu PP 1 melapor kepada KARU menyampaikan bahwa obat sudah di ambil ke
apotek oleh keluarga pasien dan selanjutnya akan melakukan sentralisasi obat. Setelah
melapor, Kepala Ruangan, PP, dan PA ke rungan pasien untuk melakukan sentralisasi
obat dan di mulai dari kamar 1 terlebih dahulu yaitu kamar Tn. N”
Karu : "selamat pagi pak, bagaimana keadaan nya hari ini? Apakah benar ini
dengan Tn. N. "
Pasien : "ya benar "
Karu : "perkenalkan pp1, pp2 dan ini PA1 tujuan kami disini untuk menjelaskan
sentralisasi obat yang berlaku dirumah sakit ini sekitar 5mnt apakah bapak bersedia ?
"
Pasien : "baik, saya bersedia"
Karu : "baik selanjutnya akan dijelaskan oleh pp2. "
Pp2 : "Baik bu, Sentralisasi obat (teknik pengelolaan obat penuh) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan
sepenuhnya kepada perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan
oleh perawat. Tujuannya untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program
therapy obat. Obat akan ditaruh di rak khusus obat yang berisikan nama bapak.
Apabila sudah saatnya waktu pemberian obat perawat akan mengambil obat di kotak
obat bapak. Apakah sudah jelas pak? Atau ada yang ingin di tanyakan?”
Pasien : "sudah jelas , tidak ada sus. "
Pp2 : "baik jika sudah jelas tidak ada yang ingin ditanyakan apakah bapak
bersedia dilakukan sentralisasi obat."
Pasien : "baik, saya bersedia sus."
Pp2 : "mohon untuk Tn. N menanda tangani form ini dan tolong dibaca
dengan baik terlebih dahulu pak."
Keluarga : "baik sus, saya sudah baca dan saya tangani sekarang sus."
Pp2 : "Saya akan membaca di form bapak, obat yang sudah diterima analgesic
500 mg 3x1, antibiotic 3x1, infus RL. Baik pak, mohon tanda tangan form serah
terima ini dan saya juga akan menanda tangani sebagai bukti bahwa saya sudah
mengelola obat bapak”
Keluarga. : "baik, sus sudah sus"
Karu : "baik pak, jika sudah tidak ada yang ingin ditanyakan. Saya dan rekan-
rekan saya permisi ya pak bu"
Keluarga : "baik, Terimaksih sus"
Perawat pun kembali ke nurse station, kemudian menepatkan obat Tn. N di lemari
obat dan mencatat di buku sentralisasi obat. Pukul 12.00 wita PA 1 membantu Tn. N
meminum obat oral.
PA 1 : “Selamat siang Tn. N, kedatangan saya kesini ingin membantu bapak untuk
minum obat dan memberi obat analgesic dan antibiotic yang bertujuan untuk
mengurangi rasa nyeri yang bapak rasakan. Apakah bapak bersedia?”
Px : “Siang sus, iya saya bersedia”
PA : “Baik saya akan mendokumentasikan obat bapak, saya sudah memberi 1
tablet analgesic dan antibiotic. Sisa semua obat tinggal 5 tablet ya pak”
Px : “Baik sus”
PA : “Baik sudah selesai ya, saya permisi dulu”
Kel px : “Baik terimakasih sus”
3. Discharge Planning
a) Alur:
Perencanaan pulang
Penyelesaian Lain-lain
administrasi
Program HE
1. Control dan obat
2. Nutrisi
3. Aktivitas dan
istirahat
4. Perawatan diri
Monitor
(sebagai program service safety)
Oleh keluarga dan petugas
b) Struktur Organisasi:
PP : Anna
PA : Santika
Pasien : Panji
Dokter : Mirah
Keluarga : Dewinta
c) Skenario
Pada Tanggal 20 Mei 2023 Seorang pasien Bernama Tn.N di Ruangan Ratna Post
Operasi dengan diagnosis Risiko Infeksi , hari ini akan dilakukan Discharge Planning.
Setelah 4 hari di rawat Tn.N diperbolehkan pulang oleh dokter karena kondisinya
sudah membaik. Maka dari itu Karu beserta Tim di ruangan Ratna akan melakukan
Discharge Planning.
(Dokter dan perawat melakukan visite keruangan pasien) Dokter: Selamat pagi bapak,
bagaimana keadaanya hari ini?
Pasien: Kadang-kadang tangan saya sedikit nyeri dok, namun kondisi saya sudah
sangat membaik dari sebelumnya.
Setelah itu dokter memeriksa keadaan umum pasien dan hasilnya sangat membaik.
Keluarga: Apakah suami saya sudah boleh pulang hari ini dok?
Dokter: Setelah saya memeriksa kondisi suami bapak tadi ternyata kondisinya
memang sudah sangat membaik maka dari itu hari ini bapak sudah
diperbolehkan pulang. Nanti akan saya resepkan obat penghilang
rasa nyeri untuk dibawa pulang.
Keluarga: Baik dok, setelah suami saya keluar dari RS apakah akan kontrol
lagi?
Dokter: Iya bu, tentu saja. Jadwal kontrol sudah saya siapkan, nanti perawat
yang akan menyerahkannya kepada ibu. Apakah ada yang ingin ibu tanyakan lagi.
Keluarga: Tidak dokter
Dokter: Baik, jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi saya permisi meninggalkan
ruangan ini ya bu
Karu: Selamat pagi semua pagi ini pasien atas nama Tn.N akan direncanakan
melakukan Discharge Planning karena kondisi pasien sudah membaik
dan memungkinkan untuk melakukan perawatan dirumah, Bagaimana
perisapan kepada pasien Tn.N?
PP: Untuk persiapan Discharge Planning pada Tn.N sudah siap, status pasien dan
format discharge planning sudah dipersiapkan. Untuk masalah pada
pasien saat ini adalah nyeri dan luka post operasi pada tangan kiri yang
dapat memungkinkan terjadinya infeksi maka dari itu perlu di
informasikan kepada pasien dan keluarga pasien mengenai tempat
control, cara perawatan luka, Teknik meredakan nyeri dan tanda-tanda
terjadi bahaya dan kegawatan pasien.
SITUATION
Background
Riwayat Keperawatan
Assesment
Rekomendation:
Tindakan yang sudah
Dilanjutkan
Stop
Modifikasi
Strategi Baru
Struktur Organisasi :
1. Kepala Ruangan : Gung nanda
2. PP 1 (pagi) : Yolanda
3. PA 1 (Pagi) : Anna
4. PP 2 (pagi) : Pradnya
5. PA 2 (pagi) : Diah Utami
6. PP 1 (siang) : Ayu Mirah
7. PP 2 (siang) : Santika
8. Pasien R. Anggrek 1&3 : Panji
9. Pasien R. Anggrek 2&4 : Ayu Dewinta
Pada siang hari di Ruangan Anggrek Rumah Sakit Umum Daerah Sehat, terlihat kepala
ruangan anggrek dan tim perawat PP 1 dan 2 yang mendapatkan tugas sift pagi bersiap – siap
untuk melakukan operan kepada perawat PP 1 dan 2 yang mendapatkan tugas sift siang.
Perawat PP 1 dan 2 pagi dan siang berjalan menuju nurse station untuk melakukan operan
Kepala Ruangan : “Baik karena sudah semua berkumpul, sebelum kita melakukan operan
ada baiknya kita berdoa terlebih dahulu. Berdoa menurut keyakinan dan
kepercayaan masing – masing, berdoa di mulai. Berdoa selesai”
Kelapa Ruangan : “Baik langsung saja kita mulai operan pada siang hari ini, yang pertama
kita mulai dari PP 1(pagi), silahkan”
PP 1 (pagi) : “Baik terimakasih bu, selamat siang ibu dan teman – teman semua
siang ini saya akan melakukan operan untuk PP 1sift siang.”
“Ruang anggrek 1 terdapat 1 bed pasien yang tersisi dari 3 bed pasien
yang tersedia. Bed 1 di isi oleh Tn. A masuk kemarin malam dirawat
oleh dr. S, dengan diagnose medis apendisitis. Pasien masih
mengeluhkan nyeri pada perut kanan bawah dengan skala nyeri 5. Pasien
sudah mendapatkan perawatan luka dan visite dokter sudah di
laksanakan pada
pukul 09.00 wita. Pasien dipasang infus NaCl 20 tpm, tekanan darah
pasien 120/80 mmHg, nadi 80x/mnt, RR 18 x/mnt, suhu 36’c. berikan
kolaborasi analgetic jika nyeri pasien semakin berat.”
PA 1 (Pagi) : “Ruang anggrek 2 Bed 1 diisi oleh Ny. U usia 30 th, Masuk tanggal 19
mei 2023. Dirawat oleh dr. C. pasien mengalami fraktur pada femur
dextra dan sudah silakukan operasi. Sudah dilakukan perawatan luka dan
pengantian balutan pada luka pagi hari tadi. Pasien mengatakakan masih
merasakan nyeri, hanya saja nyeri yang di rasakan sewaktu saat ia
bergerak dengan skala nyeri 2. Tekanan darah pasien 130/90 mmHg,
nadi 88 x/mnt, suhu 36,5’c, RR 20x/mnt. Pasien masih terpasang infus
NaCl
PP 2 (pagi) : “Baik bu, terimakasih. Selamat siang ibu dan teman – teman semua
siang ini saya akan melakukan operan untuk PP 2 siang.”
“Ruang anggrek 3 terdapat 1 bed pasien yang terisi dari total 3 bed yang
ada. Bed 2 diisi oleh Ny. O usia 19 th. Masuk tanggal 20 mei 2023.
Dirawat oleh dr. A. pasien mengalami fraktur pada patella sinistra dan
sudah silakukan operasi. Sudah dilakukan perawatan luka dan
pengantian balutan pada luka pagi hari tadi. Pasien masih mengeluhkan
nyeri pada lutut kiri dengan skala nyeri 4, pasien mengatakan rasanya
seperti di tusuk
– tusuk, pasien mengatakan nyeri yang di rasakan sewaktu – waktu saat
ia bergerak. Tekanan darah pasien 130/90 mmHg, nadi 88 x/mnt, suhu
36,5’c, RR 20x/mnt. Pasien masih terpasang infus NaCl 20 tpm.
Lanjutkan berikan kolaborasi analgetic jika nyeri pasien semakin berat.”
PP 2 (siang) : “Baik terimakasih sus, untuk hari ini apakah di Ruangan anggrek 3
akan di laksanakan visite dokter?”
PP 2 (pagi) : “Iya sus, hari ini di Ruangan anggrek 3 akan di lakukan visite dokter
bedah untuk pasien Ny. O dan Ny. U pada pukul 15.00 wita”
PP 2 (siang) : “Baik sus, terimakasih atas informasinya”
Di ruang anggrek 1
PP 1 (Pagi) : “Selamat siang bapak, perkenalkan saya perawat Kristina yang
bertugas pada pagi hingga pukul 14.00, dan ini adalah perawat Nadia
yang bertugas menggantikan saya dari pukul 14.00-20.00 pak.”
PA 1 (Pagi) : “Selamat siang bu, perkenalkan saya perawat Frisca yang bertugas
pada pagi hingga pukul 14.00, dan ini adalah perawat Nadia Yang
bertugas menggantikan saya dari pukul 14.00-20.00 bu.”
PP 1 (Siang) : “Selamat siang bu, perkenalkan saya perawat Nadia yang akan
bertugas menggantikan perawat Frisca ibu akan menjadi tanggung jawab
saya hingga pukul 20.00. boleh saya tau bagaimana keadaan ibu
sekarang?”
Pasien : “Siang sus, keadaan saya sudah lebih baik, tapi masih sedikit nyeri
sus.”
PP 1 (Siang) : “Baik ibu, nanti saya akan Kembali untuk memberikan obat ya bu, saya
tinggalkan dulu ya bu, selamat istirahat bu”
Di ruang anggrek 3
PP 2 (Pagi) : “Selamat siang bu, perkenalkan saya perawat Widia yang bertugas
pada pagi hingga pukul 14.00, dan ini adalah perawat Ayuni yang
bertugas menggantikan saya dari pukul 14.00-20.00 bu.”
PP 2 (Siang) : “Selamat siang bu, perkenalkan saya perawat Ayuni yang akan
bertugas menggantikan perawat Widia ibu akan menjadi tanggung jawab
saya hingga pukul 20.00. boleh saya tau bagaimana keadaan ibu
sekarang?”
Pasien : “Siang sus, lutut saya masih terasa nyeri sus.”
PP 2 (Siang) : “Baik ibu, nanti saya akan kembali untuk memberikan obat ya bu, saya
tinggalkan dulu ya bu, selamat istirahat bu”
Di ruang anggrek 4
PA 2 (Pagi) : “Selamat siang bu, perkenalkan saya perawat Manita yang bertugas
pada pagi hingga pukul 14.00, dan ini adalah perawat Ayuni yang
bertugas menggantikan saya dari pukul 14.00-20.00 bu.”
PP 2 (Siang) : “Selamat siang bu, perkenalkan saya perawat Ayuni yang akan
bertugas menggantikan perawat Manita bu akan menjadi tanggung
jawab saya hingga pukul 20.00. boleh saya tau bagaimana keadaan ibu
sekarang?”
Setelah selesai melakukan pengecekan dan observasi kepada pasien di ruangan masing – masing,
perawat di setiap PP kembali ke nurse station
Tahap Pra PP
1. Penetapan pasien
2. Persiapan Pasien
Informend Consent.
Hasil.
Pengkajian/validasi
data.
Tahap Pelaksana di
Nurse Station Apa diagnosa keperawatan ?
3. Penyajian Masalah Apa data yang mendukung ?
Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan ?
Apa hambatan yang ditemukan ?
Tahap Pelaksana di
4. Validasi Data di bed
Kamar Pasien
Pasien
PP, Konselor,
KARU
Pascaronde 6. Kesimpulan dan
5. Lanjutan-diskusi di
(nurse station) rekomendasi
Nurse Station
solusi masalah.
RONDE KEPERAWATAN
a. Topik : Ronde Keperawatan
b. Hari/tanggal : Senin, 15 Mei 2023
c. Waktu : 10.00 WITA
d. Tempat Ruang Bougenvile RSUD Tabanan
e. Metode : Diskusi
f. Instrument : Form persetujuan ronde keperawatan
g. Struktur Organisasi :
- Karu : Gung Nanda
- Dokter Bedah : Yolanda
- Perawat primer : Anna
- Perawat assosiet (PA 1) : Pradnya
- Perawat assosiet (PA 2) : Diah Utami
- Ahli gizi : Ayu Mirah
- Farmasi : Panji
- Pasien : Santika
- Orang tua pasien : Dewinta
Skenario :
Di Ruang Bougenvile RSUD Sanjiwani akan dilakukan ronde keperawatan yang
diberikan kepada Ny. Y berusia 19 tahun. Pasien dengan post operasi debridement, exfix ORIF
TBW pada lutut kiri, dengan diagnose keperawatan Nyeri akut
Pra Ronde
PP : “Selamat pagi bu.”
Karu : “Selamat pagi silahkan masuk, silahkan duduk, sebelumnya ada perlu apa ya?”
PP : “Terimakasih bu, sebelumnya saya dan perawat widia ingin berkonsultasi
permasalahan yang dialami pasien Ny. Y dan meminta saran ibu.”
Karu : “Iya silahkan, apakah ada masalah mengenai pasien tersebut ?”
PA : “Iya bu, pasien Ny. Y yang telah selesai melakukan operasi debridement, exfix
ORIF TBW pada lutut kiri saat ini mengeluh merasakan nyeri dibagian operasi.
Pasien tidak dapat tidur dengan nyaman karena nyeri yang dirasakan.
Rencananya kami akan melakukan ronde keperawatan.”
Karu : “Baik kalau begitu, sebelum kita akan melakukan ronde keperawatan
sebaiknya kita harus menentukan tim ronde terlebih dahulu. Sebelumnya
apakah kalian sudah menentukan tim siapa yang akan ikut serta dalam ronde
keperawatan ini ?”
PA : “Sudah bu, rencananya kami akan melakukan kolaborasi bersama dengan
dokter, perawat, karu, ahli gizi, dan farmasi.”
Karu : “Baik, jika begitu kita akan melakukan ronde keperawatan pada pasien Ny.
Y pukul 10.00 WITA”
PA : “Baik bu”
Karu : “Baik, mohon diingat sebelum kita melakukan ronde keperawatan kepada
pasien, jangan lupa untuk mempersiapkan inform consent, untuk meminta
persetujuan dari pasien atau keluarga pasien bahwa kita akan melakukan ronde
keperawatan.”
PA : “Baik bu, kami akan siapkan”
Karu : “Baik, selanjutnya segera kunjungi keluarga pasien untuk meminta
persetujuan”
PA & PP : “Baik bu, kami permisi”
Setelah melakukan diskusi dengan Karu dan masalah perijinan sudah selesai, kemudian
PP dan PA 1 & PA 2 diberi tugas untuk mengunjungi Ny. Y untuk melakukan informed consent
dan meminta persetujuan untuk dilakukan ronde keperawatan sekaligus melakukan pengkajian
jika pasien menyetujui tindakan.
PP : “Selamat pagi bu, saya perawat Ayuni, Kristina dan Widia,
sebelumnya bagaimana kondisi Ny. Y hari ini ?”
Ortu Pasien : “Selamat pagi sus, masih sama seperti kemarin sus, anak saya masih
merasakan nyeri.”
PA 1 : “Begini ya bu, untuk menindak lanjuti masalah penyakit yang masih dirasakan
oleh anak ibu maka kami berencana untuk mengadakan ronde keperawatan.”
Ortu Pasien : “Sebelumnya apa itu ronde keperawatan ya sus?”
PA 2 : “Baik bu, Ronde keperawatan adalah suatu pemecahan masalah keperawatan
yang belum terselesaikan yang nantinya permasalahan ini akan diberikan solusi
oleh perawat konsultan dan tim medis lainnya. Tujuannya untuk menyelesaikan
permasalahan yang masih dirasakan anak ibu saat ini. Untuk itu saya meminta
ijin kepada ibu untuk mengadakan ronde keperawatan nanti pada pukul 10.00
WITA. Sebelumnya apakah ibu sudah paham apa yang saya jelaskan?
Ortu Pasien : “Baik sus, saya sudah paham.”
PA 1 : “Baik bu, jika ibu sudah paham maka selanjutnya ibu saya minta untuk
menandatangi persetujuan untuk dilakukannya ronde keperawatan jika ibu
sudah setuju.”
Ortu Pasien : “Baik sus saya setuju asalkan hal tersebut bisa memberikan kesembuhan pada
anak saya.”
PP : “Ini formulirnya bu, tolong dibaca terlebih dahulu, jika setuju ibu boleh tanda
tangan disebelah sini.”
Ortu Pasien : “Baik sus, sudah.”
PA 1 dan PA 2 pun telah selesai melakukan pengkajian, lalu didapatkan hasil dimana
Ny. Y masih merasakan nyeri pada daerah post operasi, nyeri yang dirasakan pada lutut kiri
dengan skala 6 yang sebelumnya pasien hanya mengalami nyeri dengan skala 4. Sensasi
nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk, nyeri dirasakan sewaktu-waktu 17ontro bergerak. TD; 115/50
mmHg, Nadi 85x/menit, RR 16x/menit, dan Suhu 37°C. Pasien terpasang Nacl 0,9% 20tpm.
Setelah mendapatkan data yang dirasa cukup, kemudian PA 1 dan PA 2 melaporkan hasil
pengkajiannya kepada PP.
Di Nurse Station
PA 2 : “Selamat pagi bu, pengkajiannya sudah selesai kami lakukan, dan kami juga
telah memberikan formulir persetujuan kepada keluarga pasien selaku
penanggung jawab.”
PP : “Baik sus, lalu bagaimana hasil yang didapatkan ?”
PA 1 : “Ternyata permasalahan yang dirasakan olah pasien Ny. Y dimana pasien
merasakan nyeri pada luka post operasi debridement dengan skala nyeri 6,
pasien juga mengeluh tidurnya terganggu karena nyeri yang dirasakan, nutrisi
juga tidak terpenuhi karena pasien mengeluh tidak nafsu makan.”
PP : “Baiklah, untuk selanjutnya kita akan melakukan validasi data ke ruangan
pasien. Dan tolong siapkan semua tim ronde”
PA 1 & PA 2 : “Baik bu”
Ronde Keperawatan
Karu : “Selamat pagi, terima kasih atas kehadirannya dan hari ini kita akan
mengadakan ronde keperawatan. Saya akan memperkenalkan tim ronde, kali ini
tim ronde akan dilakukan oleh saya Melinda selaku karu, perawat ayuni,
perawat widia, perawat Kristina, dokter nadia, ahli gizi wita, dan farmasi dewi.
Baiklah, silahkan perawat Ayuni menjelaskan masalah pada Ny. Y
PP : “Baik, terima kasih. Selamat pagi semuanya. Pasien dalam ronde keperawatan
kita pada pagi hari ini yaitu pasien Ny. Y usia 19 tahun. Pasien dengan post
operasi debridemenr, exfix ORIF TBW pada lutut kiri. Saat ini pasien mengeluh
mengalami nyeri dengan skala 6 pada daerah post operasi lutut kiri, sensasi
nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk yang dirasakan ketika adanya
pergerakan. Pasien juga mengeluh bahwa istirahat tidur pasien terganggu karena
nyeri yang dirasakan sangat hebat. Nutrisi pasien juga tampak tidak terpenuhi
karena pasien mengeluh tidak nafsu makan.
Karu : “Sampai disini, apakaha ada yang ditambahkan lagi ?”
PA 2 : “Saya izin menambahkan sedikit bu, dari hasil pengkajian juga didapatkan
hasil pengukuran tanda-tanda vital pasien TD: 115/50 mmHg, Nadi 85x/menit,
RR 16x/menit, dan Suhu 37°C. Pasien terpasang Nacl 0,9% 20tpm.
Karu : “Kira-kira dari data yang disampaikan apakah masih ada yang ingin
ditambahkan?”
Semua Tim : “Tidak bu”
Karu : “Baiklah jika tidak ada yang ingin ditambahkan, kita langsung saja menuju
ruangan pasien untuk memvalidasi data.”
Tim ronde keperawatan bersama karu, perawat, dokter, ahli gizi, dan farmasi
melakukan validasi data.
Di Ruangan Pasien
Karu : “Selamat pagi dik, bagaimana keadaannya hari ini ?”
Pasien : “Selamat pagi sus, saya masih merasakan nyeri dibagian luka bekas operasi
saya pada lutut kiri.”
Dokter : “Boleh saya tahu dik, rasa nyeri yang dirasakan seperti apa ?”
Pasien : “Rasa nyeri yang saya rasakan sensasinya seperti tertusuk-tusuk, rasa nyeri
yang dirasakan sewaktu-waktu ketika digerakan.”
Dokter : “Baik dik, selanjutnya saja izin untuk melakukan pemeriksaan sebentar ya.
(dokter memeriksa pasien)
Karu : “Apakah ada keluhan lain lagi yang saat ini adik rasakan ?”
Pasien : “Saya tidak ada nafsu makan sus, dan tidur saya terganggu akibat nyeri yang
saya rasakan.”
Ahli Gizi : “Kalau boleh tau, apakah adik ada alergi makanan tertentu ?”
Pasien : “Tidak ada bu”
Ahli Gizi : “Baik dik”
Dokter : “Baik saya telah selesai melakukan pemeriksaan, bahwa memang didapatkan
hasil adik ini merasakan nyeri pada bagian luka operasi, kalau boleh saya tau
jika saya berikan skala nyeri dari 0-10, 0 itu sama sekali tidak merasakan nyeri
dan 10 nyeri yang dirasakan sangat berat. Kira-kira sekarang adik berada pada
nyeri skala berapa ?”
Pasien : “6 dok”
Dokter : “Sus, apakah obat pereda nyeri sudah sempat diberikan kepada pasien
?” PA 1 : “Untuk obat pereda nyeri sudah diberikan dok.”
Dokter : “Baik jika sudah, selanjutnya mungkin bisa untuk tetap diberikan, dan dibantu
dengan tekhnik relaksasi.”
PA 1 : “Baik dok.”
Dokter : “Untuk farmasi tolong dibantu untuk merekomendasikan obat lain agar nyeri
pasien dapat berkurang.”
Farmasi : “Baik dok.”
Karu : “Baik. Laporan kami terima ya dik. Nanti untuk informasi lebih lanjut akan
kami informasikan kembali. Apakah ada yang ingin ditanyakan dari ibu dan
adik?”
Ortu Pasien : “Tidak sus”
Karu : “Baik bu, dik, jika tidak ada yang ditanyakan lagi, kami permisi terlebih
dahulu, selamat pagi.”
Ortu Pasien : “Selamat pagi sus, terimakasih.”
Setelah melakukan Validasi data di ruangan pasien, Tim Ronde keperwatan akan
melanjutkan ke tahap diskusi, rekomendasi dan kesimpulan di nurse station.
Di Nurse Station
Karu : “Baik, selamat pagi semua. Tadi kita sudah sama-sama mengetahui keadaan
pasien tersebut, lalu untuk selanjutnya bagaimana baiknya? Ada yang punya
usul tambahan selain yang telah diungkapkan tadi? Kalau untuk memenuhi
status gizinya bagaimana dari nutrisionist ?”
Ahli Gizi : “Menurut saya untuk saat ini Ny.Y bisa diberikan makanan yang lebih
bernutrisi seperti asupa TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein), lalu diimbangi
dengan asupab buah-buahan dan sayuran. Mungkin nanti dari farmasist bisa
merekomendasikan vitamin untuk penambah nutrisi ?”
Farmasi : “Untuk penambah nutrisi, kami bisa rekomendasikan dengan Curvit CL, untuk
peningkatan nafsu makan dan nutrisi bagi pasien.”
Karu : “Baiklah, selanjutnya untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien bagaimana
?”
PA 2 : “Untuk nyeri pada pasien kami dari tim perawat sudah memberikan intervensi
berupa kolaborasi dalam pemberian analgetik, namun untuk saat ini memang
nyeri yang dirasakan klien belum reda.”
Karu : “Lalu, untuk rencana selanjutnya apa yang dapat diberikan untuk meredakan
nyeri ?”
PP : “Rencananya kami akan memberikan intervensi berupa tekhnik menejemen
nyeri relaksasi dengan mengatur pola nafas, dan menciptakan suasana yang
aman dan nyaman disekitar pasien.”
Dokter : “Baik benar begitu sus, karena tekhnik relaksasi juga dapat meredakan nyeri
yang dirasakan pasien, namun untuk pemberian analgetik dan cairan Nacl 0,9%
tetap harus terus dijalannkan ya sus. Untuk keadaan pasiennya tolong dilakukan
observasi agar kita mengetahaui sejauh mana keberhasilan intervensi yang kita
berikan”
Farmasi : “Saya setuju dengan dokter, analgetik dan asupan cairan Nacl harus terus
diberikan kepada pasien.”
Karu : “Baik, apa ada lagi yang harus ditambahkan?”
Semua Tim : “Tidak ada bu”
Karu : “Baiklah sesuai hasil ronde kita hari ini, saya bisa menyimpulkan bahwa yang
dapat diberikan kepada Ny. Y dalam pemenuhan nutrisi yakni pemberian TKTP
(Tinggi Kalori Tinggi Protein) dengan diimbangi sayuran dan buah-buahan, dan
Curvit CL untuk nutrisi. Untuk mengatasi nyeri dengan tetap memberikan
analgetik dan diimbangi dengan tekhnik manajemen nyeri relaksasi dengan
mengatur pola nafas, serta menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
disekitar pasien. Dan pasien tetap diberikan asupan cairan Nacl 0.9%. apakah
ada lagi yang ingin menambahkan kesimpulan?
Semua Tim : “Tidak bu”
Karu : “Baiklah kalau tidak ada yang ditambahkan lagi maka kita tutup saja ronde
keperawatan pada hari ini. Terima kasih atas perhatiannya. Saya tutup dengan
selamat pagi.”
Semua : “Selamat pagi bu.”
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, semua tim
ronde keperawatan kembali menjalankan tugasnya masing-masing.
Pasca Ronde
Setelah ronde keperawatan selesai selanjutnya melakukan diskusi
dan masukan dari tim dan menympulkan tindakan keperawatan pada
masalah prioritas yang telah ditetapkan.
Karu : “Setelah dilakukan ronde keperawatan, saya
persilahkan untuk perawat widia dan perawat Kristina
untuk menyampaikan hasilnya.”
PA 2 : “Dari hasil ronde keperawatan, dokter dan farmasi
menyarankan untuk tetap memberikan intervensi
kolaborasi dalam pemberian analgetik untuk meredakan
nyeri pasien, dan diimbangi dengan tekhnik manajemen
nyeri relaksasi dengan mengatur pola nafas dan
menciptakan lingkungan aman dan nyaman pada pasien,
serta memberikan cairan Nacl 0,9%. Dari usul konselor
ahli gizi juga menginginkan pasien untuk diberikan
asupan makanan TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein).
Dan konselor farmasi juga merekomendasikan pemberian
Curvit Cl untuk penambah nafsu makan.
Karu : “Baik, terimakasih perawat Kristina”
PA 1 : “Saya bu, setelah pelaksanaan ronde keperawatan berjalan
saya sudah sempat melakukan evaluasi kepada Ny. Y.
Setelah diberikan beberapa intervesi seperti yang sudah
kita sepakati, Ny. Y mengatakan nyeri pada lutut kiri
berkurang pada skala 5 dan nafsu makan juga sudah mulai
meningkat. Pada kualitas tidur pasien juga sudah mulai
normal dan baik.”
Karu : “Baik, terimakasih perawat Widia. Untuk
selanjutnya kita akan tetap memantau kondisi
pasien.”
PA 1 & PA 2 : “Baik bu.”
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa SWOT
Bobot X
No Analisa SWOT Bobot Rating
Rating
1 M1 ( MAN)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1 70 % Perawat menyatakan 0,2 3 0,6
bahwa struktur organisasi yang
ada sesuai dengan kemampuan
perawat
2 75% Perawat menyatakan 0,2 3 0,6
pembagiantugas sesuai dengan
struktur organisasi yang ada
3 80 % perawat menyatakan 0,2 4 0,8
kepala ruangan sudah optimal
dalam melaksanakan tugas-tugas
nya.
4 Jenis ketenagaan di ruangan : 0,2 3 0,6
S2 Kep = 2 Orang
S1 Kep Ners = 2 Orang
S1 Keperawatan = 4 Orang
D-III Keperawatan = 8 Orang
5 Semua staf nakes sudah 0,1 2 0,2
mengikuti pelatihan dasar
termasuk tenaga non nakes
6 Beban kerja perawat di 0,1 3 0,3
ruangan tidak terlalu tinggi.
TOTAL 1 18 3,1
WEAKNESS
1 Kurangnya keinginan nakes 0,3 3 0,9
melanjutkan pendidikan
formal.
2 Jumlah lulusan Ners hanya 2 0,4 4 1,2
orang (11,1%)
3 Masih terdaat beberapa perawat 0,3 3 0,9
judes saat memberikan
pelayanan
TOTAL 1 10 3,0
S–W=
3,3 – 3,0 = 0,3 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 75 % perawat mempunyai
kemauanuntuk melanjutkan
0,2 3 0,6
pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi
2 Rumah Sakit memberikan
kebijakan untuk memberi
0,2 3 0,6
beasiswa danpelatihan bagi
perawat ruangan.
3 Terjalin kerjasama yang baik
antara RS dengan institusi 0,1 3 0,3
pendidikan
4 Beberapa perawat sudah
mengikutipelatihan, seminar dan 0,2 2 0,4
workshop
5 Membuka kerjasama dengan
BPJS, pemerintah maupun pihak
swasta untuk menambah
0,3 3 0,9
penerimaan lain lain rumah sakit
yang nantinya akan membantu
layanan rumah sakit
TOTAL 1 14 2,8
TREATENED
1 Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,2 3 0,6
kesehatan.
2 Persaingan dengan
0,2 2 0,4
masuknya perawat asing.
3 Adanya pertanggung
0,2 2 0,4
jawaban legalitas bagi pasien.
4 Adanya standar kelengkapan
0,2 3 0,6
untuk memenuhi akreditasi RS
5 Akan adanya biaya yang
meningkatan seiring dengan
0,2 2 0,4
penambahan pegawai di tahun
yang akan datang.
TOTAL 1 12 2,4
O–T=
2,8 – 2,4 = 0,4 (EFAS)
2 M2 (Sarana dan Prasarana)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1 Mempunyai sarana dan
prasarana untuk pasien dan 0,2 4 0,8
tenaga kesehatan.
2 Mempunyai peralatan
oksigenasi dan semua perawat
0,2 3 0,6
ruangan mampu
menggunakannya
3 Terdapat administrasi
0,1 4 0,4
penunjang.
4 Tersedianya Nurse Station. 0,2 3 0,6
5 Memiliki kapasitas tempat tidur
0,1 2 0,2
sebanyak 30 buah
6 Fasilitas ruangan yang lengkap 0,2 3 0,6
TOTAL 1 19 3,2
WEAKNESS
1 Belum terpakainya sarana dan
0,3 3 0,9
prasarana secara optimal
2 Nurse Station belum
0,2 2 0,4
termanfaatkan secara optimal.
3 Kurangnya kamar mandi, ember
0,3 3 0,9
sampah untuk pasien
4 Beberapa alat tidak terawat
0,2 3 0,6
secara optimal
TOTAL 1 11 2,8
S-W =
3,2– 2,8 = 0,4 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Adanya kesempatan menambah
0,3 4 1,2
peralatan yang dibutuhkan
2 Adanya kesempatan menambah
Anggaran untuk pembelian alat 0,2 3 0,6
yang dibutuhkan
3 Adanya kesempatan untuk
penggantian alat-alat yang 0,2 4 0,8
tidaklayak pakai
4 Adanya kesempatan melaporkan
jika ada satu ruangan yang
0,3 3 0,9
kekurangan sarana dan
prasarana
TOTAL 1 14 3,5
THREATENED
1 Adanya tuntutan yang tinggi
dari masyarakat untuk lebih 0,5 3 1,5
melengkapi saranadan prasarana
2 Adanya kesenjangan antara 0,5 3 1,5
jumlah pasien dengan
peralatan yang diperlukan.
TOTAL 1 6 3,0
O-T =
3,5 – 3 ,0 = 0,5 (EFAS)
3 M3 (Method)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1 Sudah ada model asuhan
keperawatan yang digunakan 0,2 3 0,6
yaitu modifikasi TIM PRIMER
2 Job yang sesuai dengan lulusan
akademik yang berbeda 0,2 3 0,6
tingkatannya
3 Semua perawat yang
mengetahui kebutuhan
0,2 4 0,8
perawatan pasien secara
komperehensif.
4 Kemampuan perawat
dalam melaksanaan model yang 0,2 3 0,6
telah ada sangat baik
5 Memiliki standart asuhan
0,2 4 0,8
keperawatan
TOTAL 1 17 3,4
WEAKNESS
1 Model yang digunakan tidak
0,3 3 0,9
cukup efisien.
2 Kurangnyajumlah tenaga yang
membantu optimalisasi
0,4 2 0,8
penerapan model yang
digunakan
3 Model yang digunakan kurang 0,3 3 0,9
sesuaidengan visi dan misi
ruangan
TOTAL 1 8 2,6
S-W =
3,4– 2,6 = 0,8 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Kepercayaan dari pasien
0,3 4 1,2
dan masyarakat cukup baik
2 Adanya tim penilai sebagai
0,2 3 0,6
supervisor
3 Ada kebijakan pemerintah
0,2 4 0,8
tentang Profesionalisme
4 Adanya kerjasama dengan
0,3 2 0,6
institusi pendidikan
TOTAL 1 14 3,2
THRETENED
1 Persaingan dengan RS lain 0,6 3 1,8
2 Tuntuan masyarakat akan
0,4 2 0,8
pelayanan yangmaksimal
TOTAL 1 6 2,6
O-T =
3,2 – 2 ,6 = 0,6 (EFAS)
Ronde Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1 Ruangan mendukung adanya
0,4 4 1,6
kegiatan ronde keperawatan
2 Adanya kemauan perawat
0,3 2 0,6
untuk berubah
3 Adanya kasus yang memerlukan 0,3 3 0,9
perhatian khusus oleh perawat
ruangan dan kepala ruangan
misalnya emergency
TOTAL 1 9 3,1
WEAKNESS
1 Ronde keperawatan adalah
kegiatan yang belum dapat 0,3 2 0,6
dilaksanakan secara optimal
2 Belum dibentuk tim
dalam pelaksanaan rondedan 0,2 3 0,6
penyelesaian tugas
3 Jumlah perawat yang
tidak seimbang dengan jumlah 0,5 2 1
pasien
TOTAL 1 7 2,2
S-W =
3,1– 2,2 = 0,9 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Adanya mahasiswa yang
0,3 3 0,9
praktik manajemen keperawatan
2 Adanya kerjasama yang baik
0,3 2 0,6
dengan tim kesehatan yang lain
3 Adanya kesempatan dari
kepala ruang dan perawat
0,4 2 0,8
ruangan untuk mengadakan
ronde keperawatan
TOTAL 1 7 2,3
THEATENED
1 Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari pasien dan keluarga
pasien untuk mendapatkan 0,5 2 1
pelayanan yang lebih
professional
2 Adanya tuntutan dari karu agar 0,5 1 0,5
ronde dilakukan dengan lebih
optimal
TOTAL 1 3 1,5
O-T =
2,3 – 1 ,5 = 0,8 (EFAS)
Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1 Tersedianya sarana dan
prasarana (administrasi 0,3 2 0,6
penunjang)
2 Sudah ada system
0,2 3 0,6
pendokumentasian terintegrasi
3 Format pengkajian sudah ada
dan dapat memudahkan
0,3 3 0,9
perawat dalam pengkajian dan
pengisiannya
4 Adanya kesadaran perawat
tentang tanggung jawab dan 0,2 2 0,4
tanggungg gugat
TOTAL 1 10 2,5
WEAKNESS
1 Sistem pendokumentasian
sudah menggunakan
0,5 3 1,5
komuterisasi namun belum
optimal
2 Pendokumentasian masih
0,5 1 0,5
memakan waktu
TOTAL 1 4 2
S-W =
2,5– 2 = 0,5 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Adanya program pelatihan 0,6 3 1,8
tentang pendokumentasian
keperawatan
2 Peluang perawat untuk
meningkatkan Pendidikan 0,4 3 1,2
(Pengembangan SDM)
TOTAL 1 6 3
THREATENED
1 Adanya kesadaran
pasien dan keluarga akan
0,3 3 0,9
tanggung jawab dan tanggung
gugat
2 Akreditasi rumah sakit
0,7 2 1,4
tentang sistem dokumentasi
TOTAL 1 5 2,3
O-T =
3 – 2 ,3 = 0,7 (EFAS)
Sentralisasi Obat
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1 Semua perawat
mengemukakan jawaban
0,3 3 0,9
mengerti tentang sentralisasi
obat.
2 Pada pelaksanaan pemberian
obat sudah tercatat
dengan baik 0,2 2 0,4
pendokumentasiannya sudah
lengkap sesuai 6 benar.
3 Alur sentralisasi obat jelas 0,5 3 1,5
TOTAL 1 8 2,8
WEAKNESS
1 Pelaksanaan sentralisasi obat 0,5 3 1,5
belum optimal
2 Obat disimpan diruangan pasien
0,5 2 1
bukan diruangan khusus obat
TOTAL 1 5 2,5
S-W =
2,8– 2,5 = 0,3 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Kerjasama yang baik antara
0,5 3 1,5
perawat dan mahasiswa
2 Adanya mahasiswa yang
0,5 3 1,5
praktek manajemen keperawatan
TOTAL 1 6 3
THREATENED
1 Adanya tuntutan akan pelayanan
0,6 2 1,2
yang profesional
2 Kurangnya kepercayaan pasien
0,4 2 0,8
terhadap sentralisasi obat
TOTAL 1 4 2
O-T =
3 – 2 = 1 (EFAS)
Supervisi
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1 Kepala ruangan sudah
memonitor bawahan secara 0,3 3 0,9
langsung
2 Adanya kemauan perawat
untuk berubah menjadi lebih 0,4 2 0,8
baik.
3 Kepala ruangan mendukung 0,3 3 0,9
kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan
mutu pelayanan keperawatan
TOTAL 1 8 2,6
WEAKNESS
1 Belum ada uraian yang jelas
0,4 2 0,8
tentang supervisi.
2 Belum mempunyai format
yang baku dalam pelaksanaan 0,2 2 0,4
supervisi
3 Kurangnya program pelatihan
0,4 3 1,2
dan sosialisasi tentang supervisi.
TOTAL 1 7 2,4
S-W =
2,6– 2,4 = 0,2 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Adanya mahasiwa yang
praktek manajemen 0,3 3 0,9
keperawatan.
2 Adanya jadwal
supervise keperawatan oleh 0,3 4 1,2
pengawas perawat setiap bulan.
3 Terbuka kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan 0,4 2 0,8
atau magang.
TOTAL 1 11 2,9
THREATENED
1 Tuntutan pasien sebagai
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan 1 2 2
bermutu sesuai dengan
peningkatan biaya perawatan.
TOTAL 1 2 2
O-T =
2 , 9 – 2 = 0,9 (EFAS)
Timbang Terima
a. Faktor Internal (IFAS)
STRENGHT
1 Timbang terima
merupakan kegiatan rutin,
0,3 3 0,9
yaitu dilaksanakan setiap
pergantian shift
2 Diikuti oleh semua perawat
0,2 4 0,8
yang telah dan akan dinas
3 Ada buku khusus untuk
0,3 2 0,6
pelaporan timbang terima
4 Setelah dilaporkan,
laporan ditandatangani 0,2 3 0,6
oleh yang bersangkutan
TOTAL 1 12 2,9
WEAKNESS
1 Timbang terima tidak
0,6 3 1,8
selalu dihadiri kepala ruangan
2 Timbang terima tidak
selalu dilakukan secara langsung 0,4 2 0,8
kepasien
TOTAL 1 5 2,6
S-W =
2,9– 2,6 = 0,3 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Adanya mahasiswa yang
0,5 3 1,5
praktik profesi di ruangan
2 Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa dengan 0,5 3 1,5
perawat ruangan
TOTAL 1 6 3
THREATENED
1 Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
0,5 2 1
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2 Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang
tanggung jawab dan
0,5 3 1,5
tanggunggugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
TOTAL 1 5 2,5
O-T =
3 – 2 , 5 = 0,5 (EFAS)
Discharge Planning
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1 Adanya kemauan untuk
memberikan pendidikan
kesehatan (Discharge 0,4 3 1,2
Planning) kepada pasien dan
keluarga pasien.
2 Memberikan pendidikan
kesehatan kepada pasien dan
keluarga saat akan 0,3 2 0,6
dipindahkan ke ruang
perawatan.
3 Perawat menggunakan bahasa
Indonesia saat melakukan 0,3 3 0,9
Discharge Planning.
TOTAL 1 8 2,7
WEAKNESS
1 Pelaksanaan Discharge Planning 0,5 2 1
belum optimal.
2 Ada beberapa perawat yang
kurang memahami Discharge 0,5 2 1
Planing
TOTAL 1 4 2
S-W =
2,7 – 2 = 0,7 (IFAS)
b. Faktor Eksternal (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Adanya mahasiswa yang
0,4 3 1,2
melakukan praktik
2 Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa dengan 0,3 4 1,2
perawat klinik
3 Kemauan pasien/keluarga
0,3 3 0,9
terhadap anjuran perawat.
TOTAL 1 10 3,3
THREATENED
1 Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan 0,3 3 0,9
keperawatan yang profesional
2 Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya 0,4 2 0,8
kesehatan.
3 Persaingan antar ruang yang
0,3 3 0,9
semakin ketat.
TOTAL 1 8 2,6
O-T =
3,3 – 2 , 6 = 0,7 (EFAS)
4 M4 (Money)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1 Adanya dukungan dari 0,3 4 1,2
pemerintah merupakan hal baik
untuk rumah sakit karena dapat
melakukan pembangunan untuk
menunjang pelayanan yang ada
2 PEngelolaan uang yang baik 0,3 3 0,9
3 Adanya emasukan tambahan di
0,4 4 1,6
RS
TOTAL 1 11 3,7
WEAKNESS
1 Keterbatasan dalam biaya untuk
mengikuti seminar maupun 1 3 3
workshop (atraumatic care)
TOTAL 1 3 3
S-W =
3,7 – 3 = 0,7 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Mencari Kerjasama dengan
pihak ketiga sebagai upaya
peningkatkan pelayanan ruma
sakit, baik kerja sama yang
0,5 4 2
langsung berhubungan dengan
pelayanan utama maupun
layanan penunjang.
2 Kurangnya keterampilan
perawat dalam melakukan
0,5 3 1,5
Asuhan Keperawatan
(atraumatic care)
TOTAL 1 5 2,5
S-W =
3,2 – 2,5 = 0,7 (IFAS)
b. Eksternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1 Terbukanya kesempatan 0,3 3 0,9
mengikuti pendidikan lebih
lanjut (S1 Keperawatan Ners)
2 Adanya kesematan
mengembangkan fasilitas 0,5 3 1,5
pelayanan
3 Adanya peluang meningkatkan
0,2 4 0,8
kualitas pelayanan
TOTAL 1 10 3,2
THREATENED
1 Meningkatkan keinginan
masyarakat untuk pelayanan
0,5 3 1,5
yang cepat dan puas
B. Diagram Layang
PROGRESSIVE
O1,2 M5 AGGRESSIVE
1,1
1 SO
0,9 SV
0,8 DK RK
M4 DP
0,7 p
0,6 M3
TT M2
0,5
0,4 M1
0,3
0,2
-0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1
W -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 1,1 1,2 S
-0,2
-0,3
-0,4
-0,5
DEFENSIVE DIVERSIFICATION
T
C. Prioritas Masalah
SKOR ANALISIS
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen merupakan proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain.
Menurut Fitria & Husaini (2019) menyatakan bahwa manajemen berfungsi untuk melakukan
semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dalam batas- batas yang
telah ditentukan pada tingkat administrasi. Pelayanan Keperawatan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di rumah sakit. Rumah sakit memiliki kepentingan
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang optimal melalui tenaga keperawatan yang
bertanggung jawab dalam meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan keperawatan
yang diberikan selama 24 jam secara berkesinambungan di bawah tanggung jawab seorang
pemimpin keperawatan. Perawat sebagai salah satu dari ujung tombak rumah sakit,
memerlukan suatu sistem untuk melakukan tindakan keperawatan. Sistem yang terdiri dari
dari struktur, proses dan nilai-nilai profesional akan mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan yang dapat menopang pemberian asuhan keperawatan tersebut (Asriani
& Mattalatta, 2017).
Salah satu bentuk pelayanan keperawatan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan
adalah memberikan rasa tanggung jawab perawat yang lebih tinggi sehingga terjadi
peningkatan kinerja kerja dan kepuasan pasien. Pelayanan keperawatan ini akan lebih
memuaskan tentunya dengan penerapan model praktik keperawatan professional atau MPKP
karena kepuasan pasien ditentukan salah satunya dengan pelayanan keperawatan yang
optimal (Fisbach, dalam Nurhidayah, 2014).
MPKP dalam pengembangan dan implementasi secara klinis telah berkembang selama
beberapa tahun terakhir, baik secara nasional maupun secara internasional, terbukti memberi
dampak yang positif pada pemberian asuhan keperawatan dan peningkatan angka kepatuhan
perawat terhadap standar asuhan (Sitorus, 2017 dalam Amir, Chanafie & Hastono, 2020).
MPKP merupakan suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai professional yang
memungkinkan perawat profesional mengatur asuhan tersebut (Setiadi, 2016 dalam Amir,
Chanafie & Hastono, 2020).
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni :
standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi tersebut
berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas produksi/jasa
layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai sesuatu
pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan kesehatan/keperawatan
dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud (Nursalam, 2014)
B. Saran
Setiap rumah sakit hendaknya melakukan pengorganisasian dalam segala bidang termasuk
bidang keperawatan. MAKP ini sendiri merupakan cara yang tepat yang bisa dilakukan rumah
sakit untuk dilakukannya pengorganisasian didalam rumah sakit. Melalui MAKP ini sendiri dapat
mempermudah pengambilan keputusan yang harus dilakukan rumah sakit sebagai instansi
pelayanan Kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Rielo, N. (2018). Analisis Menurunnya Tenaga Diesel Generator Akibat Patahnya Baut
Cylinder Head Mengguakan Metode Fish Bone Di Mv Lieke. [Doctoral dissertation].
Semarang: Politeknik Ilmu Pelayaran.